Anda di halaman 1dari 3

ِ‫ات َو ُم ِميْتُ ْاْل َ ْحيَا ِء َو ُمدَبِ ِر أ َ ْم ِر ْاْل ِخ َرة‬

ِ ‫صيْ ًًل سُبْحنَ ُم ْحي ِ ْاْل َ ْم َو‬ ِ َ‫) هللا ُ أَ ْكبَ ُر َكبِيْراً َوال ْ َح ْمد ُ ِهلل َكثِيْ ًرا َوسُبْحنَ هللاِ ب ُ ْك َرةً َوأ‬٩×( ‫بر‬ ْ ‫هللا ُ أَ ْك‬
,‫ْلخ َرةِ َواْْل ُ ْولى‬
ِ ْ‫ب ا‬ِ ‫َاظ ِر اْْل َ ْعلى َر‬ِ ‫ات َوأَ ْحيَا ِذي الْ َمن‬ َ ‫ض َح َك َوأَبْ َكى َوأَ َم‬
ْ َ‫ضى َوأَ ْغنَى َوأَقْنَى َوأ‬ َ ‫َو ْاْل ْولى َح َك َم َوأَ ْم‬
َ ‫ الل ٰ ُه َّم‬,‫س ْول ُ َك‬
‫ص ِل َعلَى‬ َ ‫لِل ِ ْال َح ْمد الل ٰ ُه َّم ِإنَّا نَ ْش َهد ُ أَنَّ َك ََل ش َِر ْي َك لَ َك َو ََل ِندَّلَ َك َو ََل ِمثْ َل لَ َك َونَ ْش َهد ُ أَ َّن َس ِي َدنَا ُم َح َّمدًا‬
ُ ‫ع ْبد َُك َو َر‬ ٰ ِ ‫هللا ُ أَ ْك َب ْر َو‬
.ُ ‫ أَ َّما َب ْعد‬,‫ص ْح ِب ِه أَ ْج َم ِع ْينَ َك َما أَ َع َّزهُ ْم ِب ِه َو َك َّر َم َو َسلَّ َم تَ ْس ِل ْي ًما َك ِث ْي ًرا‬
َ ‫َس ِي ِدنَا ُم َح َّمدٍ َو َعلَى آ ِل ِه َو‬
‫ قَدْ أَفْلَ َح َم ْن تَزَ ك ى َوذَ َك َر ا ْس َم‬. ‫الصيَام‬ َّ ‫فيَا ِعبَادَ هللاِ ِإتَّقُوا هللاَ ِإ َّن يَ ْو َمكُ ْم هذَا يَ ْو ٌم َع ِظيْ ٌم َو ِعيْد ٌ َك ِريْ ٌم أجل لَكُ ْم فِيْ ِه‬
ِ ‫الط َعا ُم َو َح َّر َم لَكُ ْم فِيْ ِه‬
‫صلى‬ َ َ‫َر ِب ِه ف‬
Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar Walillahi al-Hamdu
Jama’ah Shalat Ied yang dimuliakan Allah..
Alhamdulillah hari ini kita merayakan kemenangan, kemenangan ruhaniyyah kita dalam mengendalikan/mengelola
panca indra, dan nafsu syahwat kita agar tunduk kepada keinginan Allah SWT.
Atas panggilan keimanan kita kepadaNya, kita melaksanakan puasa satu bulan penuh dengan keikhlasan dan
kesungguhan, dalam satu bulan lamanya tsb kita dibina melalui training Shaum Ramadhan yang sedikit banyaknya
menyimpan pelajaran bagi kita yang mau meningkatkan nilai puasa yang janji Allah akan membentuk manusia
yang muttaqin, yang hal tersebut tidaklah mungkin akan dapat diraih jika hanya menahan lapar dan dahaga saja.
Puasa yang berfungsi menahan hawa nafsu, yang mana hawa nafsu kita lebih cenderung me ngarahkan kita kepada
tindakan negatif, maka dengan puasa sesungguhnya kita dapat mengendalikannya ke arah yang positif, Allah SWT
berjanji bagi mereka yang dapat mengendalikan hawa nafsunya maka Allah akan memberikan Surga sebagai
balasannya.
‫ي الْ َمأ ْ َوى‬
َ ‫) فَإ ِ َّن الْ َجنَّةَ ِه‬٤٠( ‫س عَ ِن الْ َه َوى‬ َ ‫َوأ َ َّما َم ْن خ‬
َ ْ‫َاف َمقَا َم َر ِب ِه َونَ َهى النَّف‬
Artinya : Barang siapa yang takut kepada maqom Robbnya dan dapat mengendalikan hawa nafsunya, maka
sesungguhnya surgalah tempatnya (QS An Naazi’at : 40)
Puasa merupakan anugrah Allah untuk manusia (mukminin), agar manusia dapat menjadikannya sebagai cara yang
sangat efektif dalam menumbuhkembangkan kesadaran pengendalian diri dalam diri manusia. Nafsu sejatinya
memang harus tetap dapat terkontrol agar manusia dapat menuju tatanan yang yang baik dan menguntungkan.
Namun manusia secara naluriayah dan lahiriyah sangat lah lemah dalam mengontrol nafsunya.
Telah terbukti dalam sejarah, ketika syahwat manusia mendominasi dari akal fikirannya, banyaklah manusia yang
terjerem-bab dalam kesesatan dan menghantarkannya ke level kehancuran sehingga adanya manusia yang lupa
akan jati dirinya bahwa dia sebagai manusia. Ada yang perilakunya seperti binatang bahkan ada juga yang
mengaku dirinya sebagai tuhan.
Puasa yang disyari’atkan dalam Islam bukanlah bertujuan mematikan nafsu syahwat secara total, tapi justru untuk
mengontrol agar nafsu ini tetap dalam posisi netral/moderat, agar dia tetap sebagai manusia yang normal yang
mempunyai hasrat, keinginan, emosi dan semangat hidup menuju kebahagiaan hidup duniawi dan ukhrawi.
Nafsu menurut Imam Al Ghozali bertumpu kepada dua muara yaitu Bathn (perut) dan Farj (kemaluan). Maka
kebejatan moral, kerusakan yang terjadi diberbagai penjuru dunia ini tidak lepas dari akibat kedua nafsu yang tidak
terkendalikan. Kerusakan yang terjadi di muka bumi ini adalah ulah tangan manusia yang bersumber dari kedua
nafsunya manusia sebagaimana firman Allah SWT :
‫ع ِملُ ْوا لَ َعلَّ ُه ْم َي ْر ِج ُع ْو َن‬
َ ‫ض الَّ ِذى‬ ِ َّ‫ت أَيْ ِد الن‬
َ ْ‫اس لِيُ ِذيْقَ ُه ْم َبع‬ َ َ‫سادُ فِى الْ َب ِر َوالْ َبح ِْر ِب َما ك‬
ْ ‫س َب‬ َ َ‫ظَ َه َر الْف‬
Artinya : Telah nampak kerusakan di daratan dan di lautan adalah akibat ulah tangan manusia, agar (Allah)
merasakan kepada mereka dari sebagian apa yang mereka telah kerjakan agar mereka kembali (kepada kebenara n).
(QS Ar Rum : 41)
Terjadinya tanah longsor akibat pembabatan hutan yang menjadi-jadi, banjir dimana-mana akibat pembangunan
gedung yang tidak memperhatikan rembesan air yang layak dan akibat ketidaksadaran manusia membuang sampah
di saluran-saluran air, lautan tercemar akibat limbah- limbah pabrik yang dibuang sembarangan sehingga
berdampak kematian kepada hewan laut bahkan manusia. Inilah buah keserakahan manusia yang hanya
memikirkan dirinya dan keuntungan bisnisnya tidak memikirkan ekosistem dan kesela matan yang lainnya. Ini
bersumber dari nafsu perut.
Kemudian yang kedua nafsu farj (seksual), yang diawali dari pandangan antara dua jenis manusia yang berbeda,
pemandangan-pemandangan yang meng-ganggu nafsu, dimulai dari mode- mode pakaian yang menampakan aurat
yang tidak sedikit akan membangkitkan syahwat farj ini, sehingga terjadi pergaulan bebas,bahkan terjadinya
tindakan aborsi, pembunuhan akibat adanya perselingkuhan dan persaingan cinta, ini didasari dari nafsu farj.
Maka satu bulan penuh kita dididik untuk dapat mengendalikan kedua nafsu ini, yang halal saja diharamkan kita
melakukannya di siang hari bulan Ramadhan terlebih yang diharamkan. Jika kita amalkan ajaran Ramadhan ini
dalam kehidupan sehari-hari, kita dalami yang dijanjikan Allah, akan kita dapatkan insya Allah.
Allahu Akbar … Allahu Akbar … Allahu Akbar … Walillaahilhamdu
Jamaah Shalat Ied yang dimuliakan Allah ..
“Taqwa” terambil dari akar kata yang bermakna menghindar, menjauhi atau menjaga diri, maka kalima t perintah
“ittaqillah” berarti hindarilah murka dan siksa Allah atau jagalah dirimu dari azab dan murka Allah.
Sebagaimana kita ketahui siksa Allah ada dua macam :
Siksaan di dunia akibat pelanggaran terhadap hukum- hukum Allah seperti makan berlebihan dapat menimbulkan
penyakit, tidak mengendalikan diri dapat menjerumuskan kepada bencana, merusak alam akan menjadi musibah,
dan lain sebagainya .
Siksa di akhirat akibat pelanggaran hukum-hukum syariat seperti tidak shalat, tidak puasa, mencuri, korupsi,
melanggar hak-hak manusia dan lain sebagainya yang dapat mengakibatkan siksa neraka.
Syekh Muhammad Abduh mengatakan bahwa menghindari siksa Allah atau hukuman-hukumannya diperoleh
dengan menghindari diri dari segala yang dilarangnya serta mengikuti apa yang diperintahkan-Nya. Hal ini
terwujud dengan rasa takut kepada Allah yang berawal takut dari siksa-Nya, lebih utamanya yaitu dengan tidak
akan melakukan kemaksiatan apapun, karena dengan itulah kita dapat meningkatkan kualitas ketakwaan kita dan
dan terhindar dari nafsu angkara murka yang merugikan.
Dengan demikian orang yang bertaqwa berarti orang yang merasakan kehadiran Allah setiap saat. Hal ter sebut bisa
diperoleh melalui banyak cara antara lain melalui shoum (puasa), karena shoum menyadarkan kita terhadap
pengawasan Allah.
Allahu Akbar… Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah …
Pengawasan Allah yang dikenal dalam istilah agama kita disebut “Muroqobatullah”, pengawasan Allah jelas
berbeda dengan pengawasan manusia, karena pengawasan manusia sedemikian terbatas karena memang ia
makhluk yang mempunyai keterbatasan, berbeda dengan Allah yang sedemikian melekat dan mengetahui sekecil
apapun, telah banyak ayat-ayat yang menyatakan hal tersebut.
Maka dalam ibadah shoum kita sangat terasa pengawasan tersebut, bayangkan ketika kita berwudhu disiang bulan
puasa, ketika kita berkumur bukankah ada peluang emas kita untuk berbuat curang seperi meneguk air misalnya,
sekedar membasahi tenggorokan kita yang kering, tapi mengapa peluang itu tidak kita manfaatkan dengan baik,
padahal seorang pun tak ada yang tahu. Di sanalah kita sadar adanya pengawasan Allah yang sedemikian melekat
karena Allah memang dekat dengan kita, bahkan lebih dekat dengan urat nadi kita sebagaimana firman-Nya :
‫ب ِإلَيْ ِه ِم ْن َحبْ ِل الْ َو ِريْ ِد‬
ُ ‫س ِب ِه نَفْ سُهُ َونَ ْح ُن أَقْ َر‬
ُ ‫سانَ َونَعْلَ ُم َما ت ُ َو سْ ِو‬
َ ْ‫َولَقَدْ َخلَقْنَا ا ْ ِإلن‬
Artinya : Dan telah kami ciptakan manusia dan kami mengetahui apa-apa yang dibisikan oleh hatinya dan kami
lebih dekat dari urat nadinya (QS Qaf : 16)
Maka pendidikan puasa ini amat sangat berharga bagi kehidupan kita yang melatih kita agar dapat mengendalikan
nafsu syaithoniyyah yang menjerumuskan kepada siksa Allah, karena perbuatan kita Allah akan perlihatkan kepada
kita walau di dunia kita lakukan di dalam kamar tertutup dalam kegelapan tanpa lentera sekali pun.
Kaum muslimin dan mukminin yng berbahagia
Bulan puasa yang mulia itu kini telah meninggalkan kita. Namun hal yang perlu dicatat dan diperhatikan adalah
bagaimana pengaruh puasa itu pada diri kita terhadap sebelas bulan berikutya. Tanda indikator puasa kita mabrur
adalah bertambahnya kualitas taqwa kita, yang berarti bertambahnya kemampuan kita untuk melaksanakan
perintah-perntah Allah dan menjauhi laranganNya, bertambahnya kemampuan kita menjaga diri dari segala yang
membawa kerusakan dan bencana, bertambahnya kemampuan kita untuk menjaga masyarakat dan bangsa ini dari
kerusakan dan bencana yang menyebabkan mereka menderita lahir batin, dunia akhirat.
Mudah- mudahan dengan selesainya pelaksanaan ibadah siyam iitu, hilang hapuslah dosa2 dan kesalahan kita,
tersingkirlah sifat tamak dan sifat2 buruk kita lainnya, serta jauhlah kita dari rayuan syaithoniyyah, kemungkaran,
kemaksiatan, dan kekejian lainnya, sehingga tumbuhlah kelembutan hati dan kejernihan pikir menuju ridlo Allah
swt.
sekarang kita telah memasuki hari 'idul fitri hari yang penuh kebahagiaan untuk kita semua , umat Isla m yang telah
memenuhi ibadah siyam pada buan ramadlan, namun suasana hari idul fitri yang penuh kebahagiaan itu jgn
samapai memperdaya kita untuk mengikuti keinginan2 nafsu kita dengan berlomba membeli dan memakai pakaian
ataupun barang lainnya yang indah, yang kesemuanya itu seringkali diluar kemampuan kita

ِ ْ‫ليس العيد لمن لبس الجديد انما العيد لمن طاعاته تزيد َو َع ِن الْ َمع‬
‫اصي بَ ِعيْد‬
"bukanlah hari raya itu untuk orang yang memakai pakaian/barang yg baru, tetapi hari raya itu adalah untuk orang
yang ketaatannya kepada Allah dan rasulnya bertambah dan semakin jauh dari kemaksiatan"
Sebagai akhir dari khutbah ini, marlah kita bersama memohon kepada Allah semoga seluruh amal ibadah kita,
puasa kita, shalat kita i'tikaf kita dan amalah lainnya dibulan Ramadlan dan bulan2 sebelumnya diterma disisi
Allah wt. dan semoga dosa2 kita baik disengaja ataupun tidak diampuniNya, dan semoga Allah juga
menganugrahkan kita umur yang barokah sehingga kita dapat dipertemukan lagi dengan Ramadhan tahun-tahun
yang akan datang. Serta semoga kita bersama-sama masyarakat, bangsa dan negara diberikan aman dan sentousa
dengan mendapat ridla dan rahmat Allah. Aamin 3x ya Rabb 'alalamin. Allahu akbar3x wa lillahilhamd

Anda mungkin juga menyukai