Anda di halaman 1dari 3

Penyimpangan Aqidah & Sosial oleh Mahasiswa di Lingkungan Rumah, Kos dan Kampus

A. Penyimpangan Aqidah

Salah satu tetangga penulis, di kampung Olo, Kecamatan Nanggalo, Padang, terdapat seorang
pria berumur 30an tahun keatas dengan inisial “F”. Ia pergi menuntut ilmu hitam namun menjadi
salah kaprah dan fanatik agama yang berlebihan. Bukan hanya itu, bahkan ia juga kehilangan sedikit
kewarasan dan hilang akal serta pemikiran yang jernih karna ilmu hitam yang ia tuntu tersebut.
Hingga sekarang ia sering tertawa sendiri dan mengerjakan hal-hal kecil yang diluar kewarasan
lainnya.

Selain itu, dilingkungan rumah penulis juga terdapat penyimpangan aqidah lainnya. Suatu
rumah besar, hidup si “A” bersama suaminya, adik-adiknya, nenek dan orang tuanya. Suatu hari bibi
dari “A” yang merupakan seorang janda datang bersama anaknya dan menetap di sana beberapa
bulan. Suatu ketika anak tunggal bibi tersebut jatuh sakit, sulit sembuh dan memutuskan untuk pergi
berobat ke dukun. Sang dukun mengatakan bahwa anak bibi tersebut sakit karena diguna-guna oleh
suami dari si “A” tanpa ada bukti yang konkrit. Sang bibi pun secara frontal mengusir suami si “A”
dari rumah tersebut, hingga si “A”, adik-adiknya, serta orang tuanya pindah ke Tunggul
Hitam. Namun pernyataan dari dukun tersebut merupakan fitnah dan beberapa orang
menyakini bahwa hal tersebut juga menjadi modus sang bibi untuk mengambil alih semua
harta dari nenek si “A”.

B. Penyimpangan Sosial oleh Mahasiswa

Di lingkungan rumah penulis di Kec. Nanggalo banyak terdapat kos-kos untuk


mahasiswa maupun mahasiswi. Salah kasus penyimpangan sosial terjadi pada rumah seorang
pasutri dengan anak 2 yang tinggal dekat kos mahasiswa pada tahun 2013 lalu. Pasutri
dengan suami yang bekerja sebagai penjual sate keliling dan istri yang membuka kedai di
depan rumah. Kedai tersebut banyak di kunjungi oleh mahasiswa-mahasiswa sekitar untuk
sekedar belanja maupun duduk-duduk. Suatu hari, sang suami yang biasanya pulang kerja
sekitar jam 2-3 malam pada malam itu balik ke rumah cepat, sekitar jam 10 an. Ia terkejut
mendapati istri yang sedang berzina dengan mahasiswa yang tinggal di kos sekitar rumahnya.
Ia langsung membawa masalah ini ke jalur hukum. Beberapa hari kemudian, suami tersebut
memulangkan istrinya dan kini ia tinggal bersama anak-anak nya yang masih SD.
Kejadian lainnya yang terjadi di sekitar rumah penulis yaitu adanya mahasiswa
alumni yang menjadi pengedar narkoba. Alumni teknik elektro ITP yang berinisial “R”
tersebut tinggal di kos sekitar, setelah lulus ia masuk ke komunitas vespa dan belum bekerja.
Setelah masuk dengan komunitas tersebut terlihat perubahan-perubahan fisik yang menurun
pada tubuh “R”. Ia dikabarkan menggunakan obat-obatan terlarang lebih tepatnya ganja. Ia
pun dilaporkan oleh masyarakat sekitar. Polisi pun melakukan pengintaian dan
membekuknya di pasar pagi depan RS Ibnu Sina dengan barang bukti ganja yang akan ia
edarkan. Ia pun masih di tahan hingga sekarang.

Kasus pergaulan bebas lainnya yaitu, seorang mahasiswi STKIP jurusan Biologi
angkatan 2007 yang tinggal tidak jauh dari rumah penulis. Mahasiswi berinisial “R”
berpacaran dengan seorang laki-laki yang bukan mahasiswa. Karena meraka berpacaran
terlalu jauh dan tidak bisa menahan godaan setan, “R” pun hamil di masa perkuliahannya
memasuki semester 3-4. Pihak keluarga meminta pertanggung jawaban pacarnya dan mereka
dinikahkan. Namun ketika ia melahirkan, meraka bercerai tanpa alasan yang jelas. Ketika
anak “R” berumur 3,5 tahun, “R” menikah lagi dengan seorang laki-laki yang mau
menerimanya. Sampai sekarang mereka dan anaknya “R” masih tinggal bersama di rumah
orang tuanya tersebut.

Dilingkungan kampus penulis, tepatnya fakultas bahasa dan seni UNP jurusan
sendratarsik terjadi pergaulan bebas antar mahasiswa yang tidak diinginkan. Mahasiswi
sendratarsik angkatan 2013 dengan inisial “V” berpacaran dengan mahasiswa fakultas lain
dengan inisial “R” namun tidak direstui oleh orang tua V, dikarenakan adanya dugaan bahwa
R pernah memberikan semacam guna-guna kepada V. Namun karena hasutan setan dan rasa
sayang yang sesat menjerumuskan mereka berdua kepada perzinahan yang membuat “V”
hamil di luar nikah. Singkat cerita, “R” tersebut keburu putus dengan “V” dan “V”
berpacaran lagi dengan seorang Alumni Teknik Pertambangan dalam masa hamil mudanya,
ia diketahui berzina lagi dengan pacar barunya. Pacar barunya pun mengetahui kehamilan V
dan merasa itu adalah perbuatannya walaaupun ia tidak tahu bahwa V mengandung anak R,
ia pun menikah dengan V dan V melahirkan anak laki-laki. Anak tersebut tinggal bersama
suaminya yang bekerja di pertambangan dan V masih melanjutkan kuliahnya.

Fenomena pergaulan bebas sangat banyak terjadi pada lingkungan mahasiswa baik di
kos maupun kampus. Di lingkungan kampus misalnya terdapat mahasiswa-mahasiwi yang
berduaan pegang-pegangan tanpa rasa malu di depan umum, bahkan beberapa ada yang
terciduk pada malam hari di tempat-tempat sepi di sekitar kampus yang hendak melakukan
perzinahan. Hal ini tentunya sangat memalukan bagi orang tua maupun mahasiswa tersebut
apalagi jika terjadi hal yang tidak dinginkan.

Oleh karna itu sebagai mahasiswa haruslah membentengi diri dengan iman dan islam
yang kuat agar terhindar dari hal-hal tersebut. Hal ini tentunya juga menjadi pantauan dan
harus menjadi perhatian soal pergaulan dan aqidah mahasiswa oleh orang tua mereka.
Semoga dengan adanya fakta dan dampak-dampak diatas dapat menjadi momok yang
menakutkan yang membuat mahasiswa-mahasiswi menjaga diri dari godaan-godaan setan
dalam hal aqidah maupun sosial pergaulan agar tidak terulang hal-hal yang tidak dinginkan
seperti diatas.

Anda mungkin juga menyukai