Anda di halaman 1dari 2

Studi Kasus 3

Nama Inisial : TA

TA merupakan anak pertama dari 2 bersaudara. Pada saat TA kelas 5 SD, orangtuanya bercerai. Bapak
kandung kembali ke kampung halamannya di Kupang, sementara TA tinggal bersama ibunya di
Bandung. TA sagat terpukul dengan perceraian kedua orangtuanya. Sejak perceraian kedua orangtua,
ibu TA seringkali mengarahkan TA namun dengan nada keras dan terkadang kasar. Waktu berlalu,
akhirya TA lulus kelas SD. TA kemudian disekolahkan di sebuah kota di wilayah perbatasan antara Jawa
Tengah dan Jawa Barat. TA disekolahkan di sebuah sekolah yang memiliki asrama. Dalam hati TA, dia
tidak mau bersekolah di lokasi yang sangat berjauhan dengan ibunya. TA merasa dibuang. Ibu TA jarang
berkunjung ke sekolah dimana TA mengenyam pendidikan. Seringkali TA mencoba untuk kabur dari
sekolah asramanya. Beberapa lama kemudian, TA berhasil kabur dan dengan uang seadanya TA kembali
ke rumah ibunya di Bandung. Namun, harapan TA bertemu dengan ibu dan merasakan kehangatan satu-
satunya orangtua yang paling mudah dia temui, TA malah dimarahi dan disuruh kembali ke sekolahnya.
Karena tidak tahan dimarahi ibu dan TA akan segera dikirim kembali ke sekolahnya, TA memutuskan
untuk kabur dari rumah pada waktu dini hari melalui jendela warung di bagian depan rumahnya.

TA mengunjungi beberapa teman lamanya, TA selalu berpindah tempat antara satu teman ke temanya
yang lain. Suatu hari TA bertemu dengan seorang lelaki sebut saja Jontor yang usianya telah dewasa.
Jontor mulai memacari TA. Jontor seringkali mengajak TA untuk tinggal di kosan si Jontor. Hinga pada
akhirnya TA mengikuti keinginann Jontor ke kosannya. Suatu malam, TA dicekoki minuman beralkohol
dan beberapa jenis drugs, yang membuat TA tidak sadarkan diri. Keesokan harinya, TA terbangun
dengan kondisi tidak berbusana dan si Jontor pun mengakui bahwa Jontor telah melakukan suatu hal
yang paling TA takutkan. Hal tersebut jontor lakukan berulang kali.

Suatu hari, sebuah kabar sampai ke telinga TA bahwa Ibu TA mencarinya. Hal ini juga yang membuat TA
untuk memutuskan untuk kembali ke rumah. TA akhirnya kembali ke rumah dan disekolahkan di lokasi
yang cukup berdekatan dengan rumah. 5 bulan kemudian, ketika di sekolah, TA merasa ada yang aneh
dalam dirinya. TA sudah tidak menstruasi dan merasa ada gerakan diperutnya. TA bingung, TA hamil. TA
tidak berani kembali ke rumah dengan kondisi seperti itu. Akhirnya TA memutuskan untuk kembali
tinggal bersama si Jontor di kosan. Namun si Jontor sempat menghilang. TA memutuskan untuk kembali
ke rumah dan memberanikan diri menceritakan tiap detail kejadian dan apa yang TA alami saat ini.
Ibunya sangat kecewa dengan kondisi TA. TA sempat meminta kepad ibunya untuk dikawinkan dengan si
Jontor, namun Ibu melarang TA untuk menikah denganya. Beberapa hari berlalu akhirnya ibu TA
memutuskan untuk menerima kondisi TA saat ini namun TA harus tinggal di rumah lain. TA akhirnya
ngekost. Jarak antara kosan dengan rumah ibu kira-kira sejauh 25 kilometer. TA tetap bersekolah meski
dengan kondisi hamil. Namun TA tidak melanjutkan sekolah setelah teman sekelasnya mulai mencurigai
bentuk tubuh TA. akhirnya TA memutuskan untuk tidak melanjutkan sekolah sementara ini. Waktu
berlalu, TA pun melahirkan seorang anak perempuan. TA merasa harus membiayai hidup dan bayinya.
Berdasarkan kabar dari sang teman, TA menerima sebuah pekerjaan di sebuah pub dengan gaji besar.
Sementara TA bekerja, bayi diasuh oleh temannya.

TA bekerja di salah satu pub/karaoke terbesar dikota bandung. TA bercerita, sejak saat itulah dia
mengenal dunia malam. TA harus menerima gadun (tamu) untuk dieksploitasi sexual. Selama bekerja di

1
Studi Kasus 3

pub tersebut, TA diwajibkan untuk menjajakan 2 jenis narkoba (inex dan sabu-sabu). Pengalaman TA di
tempat kerjanya, seringkali TA dibooking oleh aparat, pegawai negeri, masyarakat biasa atau sipil,
tenaga profesi dan turis asing dari berbagai negara (Jerman, Hongkong, Pakistan, Belanda, Korea, China,
Australia, Singapura).

Rata-rata TA mendapat bayaran (gaji) /2 minggu sebesar 3.500.000. dari situlah TA mengetahui dunia
malam dan narkoba.

Waktu berlalu, TA sudah sangat jauh terjebak dalam dunia eksploitasi seksual dan trafiking dan sulit
untuk keluar karena keterlibatan mafia mencengkramnya sangat kuat. Situasi lesbian semakain
mencengkarm TA dan menghadapi kesulitan untuk tidak terjebak. Sementara itu, TA juga terjebak
ketergantungan narkoba. TA dieksploitasi sebagai pengguna dan pengedar narkoba.

Situasi hidup yang dialami TA, telah membuat kondisi tubuh TA semakin menurun. Degan kondisi tubuh
yang tidak baik, pub dimana TA bekerja memutus hubungan kerja dengannya. Dengan uang seadanya,
TA memberanikan diri untuk melakukan pemeriksaan di rumah sakit. Berdasarkan hasil diagnosa, TA
dinyatakan Lupus.

Pertanyaan:

1. Bagaimana mekanisme perlindungan anak yang diperlukan dalam merespon kasus seperti yang
terdapat dalam kasus di atas? Jelaskan dengan alasan.
2. Apa yang seharusnya dilakukan bagi orangtua anak agar anak tidak terjebak dalam situasi
eksploitasi dan trafiking? Jelaskan dengan alasan.
3. Sebutkan beberapa situasi isu yang dihadapi oleh anak tersebut?
4. Dampak negatif apa saja yang telah terjadi pada TA? Jelaskan dengan alasan.
5. Apakah korban memerlukan konseling, bagaimana proses konseling yang harus dilakukan? Jelaskan
6. Sebutkan proses rehabilitasi yang harus didapatkan oleh korban?
7. Layanan apa saja yang harusnya didapatkan oleh TA untuk mencapai pemulihan yang maksimum?
8. Uraikan tentang korelasi upaya pencegahan dan penanganan yang seharusnya dilakukan? Jelaskan
dengan alasan.
9. Berdasarkan kasus di atas, apa saja yang bisa dilakukan oleh masyarakat (berdasarkan potensi yang
tersedia) untuk mencegah dan menangani TA?
10. Berdasarkan kasus di atas, apa saja yang harus dilakukan oleh Negara untuk upaya pencegahan dan
upaya penaganan bagi TA dan bagi para predator? Jelaskan dengan alasan.
11. Kembangkan analisis anda diluar nomor 1- 10 sesuai kesepakatan kelompok.

Anda mungkin juga menyukai