Dosen Pengampu :
Said Akhmad Maulana, M.Pd.
Penulis
Nama : Catharina Safitri Pitaloka
NIM : 160141160
Kelas : PGSD IV/D
Kegiatan wawancara mulai pada hari Rabu, 16 Mei 2018 dimulai dengan menunggu
narasumber yang menjadi target wawancara saya yaitu seorang laki-laki yang bernama
lengkap Mardiansyah dan biasa akrab dikenal dengan nama Dadang yang saat ini berusia
23 tahun. Dia pernah bersekolah di SD Negeri 09 Nelayan di Sungailiat. Ia hanya
bersekolah sampai SD dan tidak melanjutkan pendidikannya lagi. Dia berstatus belum
menikah. Dia adalah anak pertama dari empat bersaudara. Dia memiliki adik yang bernama
Muhammad Fariz yang belum sekolah, Septiadi yang masih duduk di bangku SMP, dan
Ranjani yang belum sekolah juga.
Kemudian ketika saya mengenai makanan yang ada di Lapas ini ia menjawab
bahwa makanan di Lapas ini sangat enak dan menunya berganti setiap hari sehingga para
narapidana tidak bosan dengan menu makanan yang diberikan. Akan tetapi, seenak apapun
makanan diluar rumah, ia tetap rindu dengan masakan buatan ibunya seperti lempah darat,
lempah kuning, dan sambal terasi. Akan tetapi karena menjalankan hukuman ini, dirinya
tidak bisa lagi menikmati makanan kesukaan yang dimasak oleh ibunya.
Narasumber saya yang biasa dipanggil Dadang ini ternyata telah menggunakan
narkoba ketika dirinya berusia 11 tahun. Alasan dirinya menggunakan narkoba ini awalnya
saling mengikuti teman untuk bersenang-senang kemudian setelah itu dirinya merasa
ketagihan dan dilakukan terus-menerus hingga akhirnya menjadi sebuah kebiasaan. Dirinya
juga merupakan bandar narkoba dimana bahan-bahan narkoba selalu ada ditangannya untuk
dijualbelikan kepada orang lain.
Pengalaman pahit dan buruk ini sangat dia sesalkan karena dirinya tidak bisa
membuat orang tua dan keluarganya bahagia, dan dia sudah merusak dirinya sendiri. Dia
juga tidak bisa melanjutkan unutk mengembangkan potensi atau kemampuan yang ada pada
dirinya. Dia juga pernah menjebak temannya sendiri dengan menggunakan sabu-sabu yang
mana saat ini temannya juga satu Lapas bersama dirinya. Jenis narkoba yang pernah
dikonsumsinya adalah sabu-sabu, ganja, dan inex dimana inex tersebut digunakan saat dia
untuk dugem atau pesta pora di tempat hiburan malam. Ketika saya bertanya mengenai
bagaimana proses untuk berhenti, dia hanya bisa berhenti ketika dirinya ditangani di Lapas
Narkotika..
Kemudian selang beberapa menit saya pun bagaimana bagaimana rasanya sakau
untuk pertama kalinya kemudian ia pun menjawab bahwa rasanya ketka sakau adalah
mengantuk, tidak mau beraktivitas, tidur yang lama (drop), dan sensitf seperti marah-
marah. Atau juga tergantung pribadi masing-masing yang mengunakan narkoba tersebut. Ia
menjelaskan bahwa ia sudah menggunakan narkoba selama sebelas tahun yaitu terhitung
dari tahun 2006-2016 dan saat ini ia menjalankan hukuman selama 4 tahun 3 bulan.
Keitika dirinya dihadapi oleh suatu permasalahan, ia lebih memilih untuk berjalan-
jalan, mencari tempat-tempat sepi seperti di pantai untuk menyegarkan pikirannya.
Hubungannya dengan orang-orang sekitarnya berjalan ketika dirinya menggunakan narkoba
adalah baik-baik saja dimana dirinya tidak pernah mengusik kehidupan orang lain begitu
juga sebaliknya,orang lain pun tak pernah mengusik kehidupan dirinya.
Setelah itu saya mencoba lagi untuk berbasa-basi pada narasumber. Dia mengatakan
bahwa di Lapas Narkotika ini tidak membuat dirinya bosan. Dirinya mengatakan bahwa di
dalam Lapas Narkotika ini terdapat banyak aktivitas-aktivitas seru seperti bersih-bersih
(seperti membuang sampah), olahraga, apel, bermain bola, bermain musik,solat dan
mengaji. Dadang juga menceritakan karena seringnya mengaji, sampai-sampai dia hataman
Qur-an sudah 4x. Dadang menceritakan hal tersebut kepada ibunya dan adiknya. Sunguh
senang hati ibunya ketika mendengarkan dan mengetahui hal tersebut. Selain itu banyak
kegiatan atau aktivitas lain yang dapat membuat para tahanan tidak bosan. Penanganan
narapidana di Lapas Narkotika ini adalah dibina menjadi lebih baik lagi.
Tak lupa saya juga menanyakan bagaimana reaksi ia ketika suatu saat ia tidak
diterima didalam kelompoknya karena tidak menggunakan narkoba lagi. Ia pun menjawab
bahwa dia tidak ada reaksi apapun. Hal ini dikarenakan bahwa orang lain sangat butuh
dengannya. Butuh dikarenakan bahwa Dadang selalu menyediakan bahan-bahan narkoba
untuk di konsumsi. Jika dia tidak diterima, orang-orang tidak bisa mendapatkan bahan-
bahan narkoba yang selalu disediakan olehnya. Juga, yang ia lakukan ketika ia ingat pada
kenikmatan narkoba ia menggunakan lagi barang haram tersebut. Ketika ditanya bagaimana
reaksi orang tuanya ketika dirinya ditangkap adalah sedih dan kecewa.
Pengalaman ini adalah pengalaman yang begitu berharga bagi narasumber saya,
Dadang terlihat sangat menyesali keadaan yang ia alami saat ini, dirinya berharap tidak
akan pernah lagi mencoba dan merasakan gelapnya kehidupan ini dan terjerumusnya ia ke
dalam lembah hitam. Di dalam Lapas Narkotika ini Dadang merasakan keadaan yang
sangat baik karena di dalam Lapas ini ia benar-benar dibina menjadi orang yang lebih baik
lagi dan juga bisa mengembangkan potensi yang dimiliki, karena di sini banyak sekali hal-
hal yang membangun kreatifitas dan hal positif, dimana banyak kegiatan seperti olahraga,
pembelajaran agama, perpustakaan, band dan lain sebagainnya.
Setelah terjerumusnya ke dalam narkoba ini ia lebih mendekatkan diri pada Tuhan
dan keluargannya dan dirinya mengetahui siapa saja orang yang peduli ketika ia merasakan
keterpurukan ini. Hal yang didapatkan dari Lapas ini adalah banyak hal yang membuat
dirinya lebih tenang, lebih baik, lebih nyaman dan lebih tentram.
Izinkan saya untuk memperkenalkan diri. Nama saya Catharina Safitri Pitaloka.
Saya lahir di Sungailiat, 22 April 1998. Ibu saya bernama Emni Hanafi dan ayah saya
bernama Bachtiar. Ayah saya adalah seorang pensiunan Polri, sedangkan ibu saya seorang
buruh harian. Ibu saya lahir di Jebus, 05 Juli 1969 dan ayah saya lahir di Sungailiat, 07
Agustus 1959. Saat ini ibu saya berusia 49 tahun dan ayah saya berusia 59 tahun. Saya
beralamat di Jalan Singkep, Nomor 57, Desa Air Ruay, Kecamatan Pemali, Sungailiat.
Saya merupakan anak kedua dari 4 bersaudara. Saya memiliki kakak perempuan
yang bernama Cyndi Noviana yang mana saat ini sudah menikah, beliau bekerja sebagai
karyawan honorer di Kementrian Kehutanan dan saat ini tinggal di Pangkalpinang karena
menikah dengan kakak ipar saya yang bekerja sebagai anggota Brimob di Tanjung Gunung.
Saya mempunyai 2 adik perempuan yang bernama Shintauli Angeline Christina yang saat
ini masih duduk di bangku kelas 2 SMP, dan Beltha Italiani yang saat ini akan memasuki
bangku SMP.
Saat ini saya sedang berkuliah di kampus STKIP Muhammadiyah Bangka Belitung
yang beralamat di Jln K.H. Ahmad Dahlan KM 4 RT.03 No.51 Kelurahan mangkol,
Kecamatan Pangkalan Baru, Bangka tengah dan pada saat ini duduk di semester 4 (empat).