Anda di halaman 1dari 6

BENDA HARAM YANG MENGANTARKU HINGGA KE DALAM JERUJI

Dosen Pengampu :
Said Akhmad Maulana, M.Pd.

Penulis
Nama : Catharina Safitri Pitaloka
NIM : 160141160
Kelas : PGSD IV/D

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


MUHAMMADIYAH BANGKA BELITUNG
TAHUN AJARAN 2018
Seperti yang kita ketahui bahwa narkoba adalah zat atau bahan yang berbahaya jika
disalahgunakan akan mengakibatkan kecanduan pada pemakainya dan pada akhirnya akan
membawa pada kematian pada pemakainya apabila kita mengkonsumsinya secara terus-
menerus. Latar belakang penggunaan narkoba saat ini sudah menjamur dikalangan kita
mulai dari pergaulan bebas atau menular dari seks bebas, serta masih banyak yang lain
yang melatar belakangi para penggunaannya.

Kegiatan wawancara mulai pada hari Rabu, 16 Mei 2018 dimulai dengan menunggu
narasumber yang menjadi target wawancara saya yaitu seorang laki-laki yang bernama
lengkap Mardiansyah dan biasa akrab dikenal dengan nama Dadang yang saat ini berusia
23 tahun. Dia pernah bersekolah di SD Negeri 09 Nelayan di Sungailiat. Ia hanya
bersekolah sampai SD dan tidak melanjutkan pendidikannya lagi. Dia berstatus belum
menikah. Dia adalah anak pertama dari empat bersaudara. Dia memiliki adik yang bernama
Muhammad Fariz yang belum sekolah, Septiadi yang masih duduk di bangku SMP, dan
Ranjani yang belum sekolah juga.

Mardiansyah lahir di Sungailiat, 28 Mei 1995 dan beralamat di Jalan Nelayan 01


Sungailiat. Ia lahir dari seorang ibu yang bernama Ratmi yang bekerja sebagai ibu rumah
tangga dan dari seorang ayah yang bekerja sebagai karyawan PNS di Dinas Perhubungan
Kota di salah satu kantor di daerah Sungailiat. Di dalam kesehariannya yang sering disapa
Dadang ini memiliki hobi dibidang otomotif. Dia pernah bekerja di bengkel motor. Ia
sangat mencintai dunia otomotif sehingga dirinya memiliki cita-cita sebagai salah satu
pembalap motor dan ingin menjadi orang sukses dalam bidang otomotif.

Kemudian ketika saya mengenai makanan yang ada di Lapas ini ia menjawab
bahwa makanan di Lapas ini sangat enak dan menunya berganti setiap hari sehingga para
narapidana tidak bosan dengan menu makanan yang diberikan. Akan tetapi, seenak apapun
makanan diluar rumah, ia tetap rindu dengan masakan buatan ibunya seperti lempah darat,
lempah kuning, dan sambal terasi. Akan tetapi karena menjalankan hukuman ini, dirinya
tidak bisa lagi menikmati makanan kesukaan yang dimasak oleh ibunya.

Setelah saya berbasa-basi mengenai identitas narasumber saya, saya akan


menceritakan terlebih dahulu mengenai prosedur awal mula kami bisa mewawancarai
narasumber tersebut. Ketika kami diberikan tugas mata kuliah Pendidikan Nilai Budi
Pekerti yang dimana saya dan teman-teman diperbolehkan mengambil sampel mantan
pengguna narkoba dan kami memilih untuk melakukan kegiatan wawancara di Lapas
Narkotika Kelas III di Selindung. Dimana kita mengetahui bahwa lembaga inin melayani
dan menangani para pecadu narkoba. Pada saat pertama kami mengunjungi Lapas
Narkotika dan bertanya mengenai prosedur yang ada, saya dan teman-teman pun
megajukan surat ke pihak program studi kampus dan saya beersamaan dengan delapan
orang teman saya agar dapat dibuatkan surat ke kantor wilayah. Kemudian setelah surat
kami disetujui, barulah kami dapat melaksanakan wawancara ini.

Narasumber saya yang biasa dipanggil Dadang ini ternyata telah menggunakan
narkoba ketika dirinya berusia 11 tahun. Alasan dirinya menggunakan narkoba ini awalnya
saling mengikuti teman untuk bersenang-senang kemudian setelah itu dirinya merasa
ketagihan dan dilakukan terus-menerus hingga akhirnya menjadi sebuah kebiasaan. Dirinya
juga merupakan bandar narkoba dimana bahan-bahan narkoba selalu ada ditangannya untuk
dijualbelikan kepada orang lain.

Pengalaman pahit dan buruk ini sangat dia sesalkan karena dirinya tidak bisa
membuat orang tua dan keluarganya bahagia, dan dia sudah merusak dirinya sendiri. Dia
juga tidak bisa melanjutkan unutk mengembangkan potensi atau kemampuan yang ada pada
dirinya. Dia juga pernah menjebak temannya sendiri dengan menggunakan sabu-sabu yang
mana saat ini temannya juga satu Lapas bersama dirinya. Jenis narkoba yang pernah
dikonsumsinya adalah sabu-sabu, ganja, dan inex dimana inex tersebut digunakan saat dia
untuk dugem atau pesta pora di tempat hiburan malam. Ketika saya bertanya mengenai
bagaimana proses untuk berhenti, dia hanya bisa berhenti ketika dirinya ditangani di Lapas
Narkotika..

Kemudian selang beberapa menit saya pun bagaimana bagaimana rasanya sakau
untuk pertama kalinya kemudian ia pun menjawab bahwa rasanya ketka sakau adalah
mengantuk, tidak mau beraktivitas, tidur yang lama (drop), dan sensitf seperti marah-
marah. Atau juga tergantung pribadi masing-masing yang mengunakan narkoba tersebut. Ia
menjelaskan bahwa ia sudah menggunakan narkoba selama sebelas tahun yaitu terhitung
dari tahun 2006-2016 dan saat ini ia menjalankan hukuman selama 4 tahun 3 bulan.
Keitika dirinya dihadapi oleh suatu permasalahan, ia lebih memilih untuk berjalan-
jalan, mencari tempat-tempat sepi seperti di pantai untuk menyegarkan pikirannya.
Hubungannya dengan orang-orang sekitarnya berjalan ketika dirinya menggunakan narkoba
adalah baik-baik saja dimana dirinya tidak pernah mengusik kehidupan orang lain begitu
juga sebaliknya,orang lain pun tak pernah mengusik kehidupan dirinya.

Setelah itu saya mencoba lagi untuk berbasa-basi pada narasumber. Dia mengatakan
bahwa di Lapas Narkotika ini tidak membuat dirinya bosan. Dirinya mengatakan bahwa di
dalam Lapas Narkotika ini terdapat banyak aktivitas-aktivitas seru seperti bersih-bersih
(seperti membuang sampah), olahraga, apel, bermain bola, bermain musik,solat dan
mengaji. Dadang juga menceritakan karena seringnya mengaji, sampai-sampai dia hataman
Qur-an sudah 4x. Dadang menceritakan hal tersebut kepada ibunya dan adiknya. Sunguh
senang hati ibunya ketika mendengarkan dan mengetahui hal tersebut. Selain itu banyak
kegiatan atau aktivitas lain yang dapat membuat para tahanan tidak bosan. Penanganan
narapidana di Lapas Narkotika ini adalah dibina menjadi lebih baik lagi.

Tak lupa saya juga menanyakan bagaimana reaksi ia ketika suatu saat ia tidak
diterima didalam kelompoknya karena tidak menggunakan narkoba lagi. Ia pun menjawab
bahwa dia tidak ada reaksi apapun. Hal ini dikarenakan bahwa orang lain sangat butuh
dengannya. Butuh dikarenakan bahwa Dadang selalu menyediakan bahan-bahan narkoba
untuk di konsumsi. Jika dia tidak diterima, orang-orang tidak bisa mendapatkan bahan-
bahan narkoba yang selalu disediakan olehnya. Juga, yang ia lakukan ketika ia ingat pada
kenikmatan narkoba ia menggunakan lagi barang haram tersebut. Ketika ditanya bagaimana
reaksi orang tuanya ketika dirinya ditangkap adalah sedih dan kecewa.

Selama dirinya berada di Lapas Narkotika, ternyata banyak orang-orang yang


memotivasinya. Orang-orang tersebut adalah orang tuanya sendiri, petugas dan pegawai
Lapas, dan teman-temannya yang sering menjenguknya. Ketika saya bertanya seberapa
sering orang tuanya datang untuk menemuinya, dia menjawab orang tuanya menjenguk
hanya 1 bulan sekali. Yang sering menemuinya adalah teman-temannya. Walaupun teman-
temannya sering menemuinya, ternyata teman-temannya selalu membawakan titipan dari
ibunya seperti masakan dan makanan lainnya.
Dadang sangat yakin bahwa dirinya bisa menjadi orang sukses walaupun dengan
latar belakang mantan pecandu narkoba. dirinya memiliki harapan yang sangat besar
dikemudian hari yaitu menjadi orang yang lebih baik, membahagiakan orang tua dan
keluarga. Setelah menyelesaikan hukuman dilapas narkotika ini ia ingin bekerja yang tidak
mengecewakan orang tuanya lagi, membahagiakan kedua orang tuanya.

Sambil menikmati makanan yang saya bawakan ia menceritakan kronologi


penangkapan. Pertama ia ditelfon oleh temannya. Temannya bertanya bahwa apakah dia
menyediakan narkoba, kemudian Dadang menjawa bahwa bahwa narkoba tersebut ada, dan
mau butuh berapa. Kemudian setelah itu, Dadang pun mengantar barang atau narkoba
tersebut ke daerah Sri Bulan. Dan ketika dirinya sampai ke tempat tujuan, ternyata ada
anggota BNN dan Restik ( Reserse Narkotika) dan dirinya pun ditangkap dan ditangani di
Lapas Narkotika Kelas III, Selindung.

Pengalaman ini adalah pengalaman yang begitu berharga bagi narasumber saya,
Dadang terlihat sangat menyesali keadaan yang ia alami saat ini, dirinya berharap tidak
akan pernah lagi mencoba dan merasakan gelapnya kehidupan ini dan terjerumusnya ia ke
dalam lembah hitam. Di dalam Lapas Narkotika ini Dadang merasakan keadaan yang
sangat baik karena di dalam Lapas ini ia benar-benar dibina menjadi orang yang lebih baik
lagi dan juga bisa mengembangkan potensi yang dimiliki, karena di sini banyak sekali hal-
hal yang membangun kreatifitas dan hal positif, dimana banyak kegiatan seperti olahraga,
pembelajaran agama, perpustakaan, band dan lain sebagainnya.

Setelah terjerumusnya ke dalam narkoba ini ia lebih mendekatkan diri pada Tuhan
dan keluargannya dan dirinya mengetahui siapa saja orang yang peduli ketika ia merasakan
keterpurukan ini. Hal yang didapatkan dari Lapas ini adalah banyak hal yang membuat
dirinya lebih tenang, lebih baik, lebih nyaman dan lebih tentram.

Setelah mengakhiri wawancara, tak lupa saya mengucapkan terimakasih kepada


narasumber saya, harapan saya untuk Dadang semoga dikemudian hari Dadang tidak akan
pernah mengulangi kesalahnnya lagi dan menjadi orang yang lebih baik lagi dan menjadi
orang yang bermanfaat bagi banyak orang. Saya mendapatkan banyak pengalaman dari
wawancara ini. Sedih, bahagia dan kesal semua diceritakan olehnya. Semoga Allah SWT
melindungi dirinya da membalas kebaikan beliau.
Assalamu’alaikum Wr. Wb

Izinkan saya untuk memperkenalkan diri. Nama saya Catharina Safitri Pitaloka.
Saya lahir di Sungailiat, 22 April 1998. Ibu saya bernama Emni Hanafi dan ayah saya
bernama Bachtiar. Ayah saya adalah seorang pensiunan Polri, sedangkan ibu saya seorang
buruh harian. Ibu saya lahir di Jebus, 05 Juli 1969 dan ayah saya lahir di Sungailiat, 07
Agustus 1959. Saat ini ibu saya berusia 49 tahun dan ayah saya berusia 59 tahun. Saya
beralamat di Jalan Singkep, Nomor 57, Desa Air Ruay, Kecamatan Pemali, Sungailiat.

Saya merupakan anak kedua dari 4 bersaudara. Saya memiliki kakak perempuan
yang bernama Cyndi Noviana yang mana saat ini sudah menikah, beliau bekerja sebagai
karyawan honorer di Kementrian Kehutanan dan saat ini tinggal di Pangkalpinang karena
menikah dengan kakak ipar saya yang bekerja sebagai anggota Brimob di Tanjung Gunung.
Saya mempunyai 2 adik perempuan yang bernama Shintauli Angeline Christina yang saat
ini masih duduk di bangku kelas 2 SMP, dan Beltha Italiani yang saat ini akan memasuki
bangku SMP.

Saat ini saya sedang berkuliah di kampus STKIP Muhammadiyah Bangka Belitung
yang beralamat di Jln K.H. Ahmad Dahlan KM 4 RT.03 No.51 Kelurahan mangkol,
Kecamatan Pangkalan Baru, Bangka tengah dan pada saat ini duduk di semester 4 (empat).

Anda mungkin juga menyukai