Narasi Profil Desa Pedekik
Narasi Profil Desa Pedekik
KECAMATAN BENGKALIS
KABUPATEN BENGKALIS - RIAU
1. KEADAAN DESA
A. Sejarah Singkat Desa Pedekik
Adapun nama ‘Pedekik’ berdasarkan penelitian yang pernah di lakukan Pemerintah Desa melalui
Lomba Karya Tulis Ilmiah tentang asal usul nama Pedekik, memiliki 2 versi. Versi pertama mengatakan
bahwa kata Pedekik bersumber dari ungkapan ‘Pendeke’ yang di ungkapkan masyarakat setempat pada
masa-masa setelah perintisan hutan wilayah itu menjadi sebuah lahan yang bisa dijadikan tempat
tinggal.
Sedangkan versi kedua menyimpulkan kata Pedekik berasal dari dua buah kata ‘Pada’ dan ‘Kik’.
Dimana kata-kata itu muncul karena sering terjadinya komunikasi antara masyarakat di bagian laut yang
ber etnis Melayu dengan masyarakat bagian darat yang mayoritas ber etnis Jawa pada awal-awal
terbentuknya sebuah perkampungan.
Orang darat (Jawa) apabila mau pergi ke kedai atau warung milik Cina Akik (suku asli) yang berada
di wilayah Pedekik bagian laut selalu di sapa oleh orang melayu dengan pertanyaan “Nak Kemane?”. Dan
mereka selalu menjawab “Pade Kik”, (maksudnya mau pergi ke kedai tuan Kik). Dari kata-kata “Pade Kik”
ini kemudian menjadi nama sebuah Kampung atau ‘Desa Pedekik’.
Selain dari keunikan nama Pedekik, Desa Pedekik memiliki historis yang berkaitan langsung
dengan sejarah Perjuangan Kemerdekaan Indonesia. Dimana wilayah Pedekik pernah menjadi salah satu
ajang pertempuran antara Tentara Republik Indonesia (TRI) melawan penjajah Belanda pada Agresi
Belanda II ( 1949) yang terkenal dengan istilah ‘Perang Sosoh’.
Perang Sosoh adalah perang berhadap-hadapan langsung dengan musuh. Dimana waktu itu
sebagian masyarakat Pedekik dan masyarakat dari Desa Bantan yang tergabung dalam ‘Laskar Sabilillah’
ikut membantu perjuangan Tentara Republik Indonesia (TRI) dibawah pimpinan Letnan II Subrantas
melawan Belanda. (Letnan II Subrantas kemudian pernah menjabat sebagai Gubernur Riau periode 1978
– 1980 dengan Pangkat terakhir Brigjen).
Pada pertempuran itu Laskar Sabilillah yang hanya bersenjatakan Parang dan Tombak berhadapan
langsung secara frontal (adu fisik) dengan Belanda yang bersejata modern. Sejarah mencatat pada
peristiwa Perang Sosoh ini, 8 orang dari Laskar Sabilillah gugur sebagai Pahlawan, sementara dari pihak
Belanda tewas sebanyak 3 orang.
Pada masa itu pula salah satu Mesjid di Desa pedekik dibakar tentara Belanda sebagai
pelampiasan kemarahan mereka. Mesjid ini kemudian di bangun kembali dan di beri nama ‘Mesjid
Sabilillah’ sampai sekarang.
Berdasarkan sejarah pertempuran itu pula, akhirnya Pemerintah mendirikan sebuah Monumen
Perjuangan di Desa Pedekik. Monumen Perjuangan berupa Tugu Pahlawan itu di bangun oleh ABRI
Masuk Desa (AMD) Manunggal ke – 27 pada bulan Januri - Februari 1988. Dan diresmikan langsung oleh
Plh. Gubernur Riau pada waktu itu Bapak Drs. Baharuddin Yusuf (1988).
Monumen Perjuangan baru diresmikan 1988 Monumen Perjuangan saat ini 2017
B. PEMERINTAHAN DESA
Desa Pedekik merupakan pemekaran dari Desa Kelapapati yang secara resmi berdiri pada awal
tahun 1980. Pada awal pembentukan desa ini bernama Desa Muda Pedekik dengan Kepala Desa
pertamanya adalah Bapak H. Maksum Ichsan.
Saat ini Desa Pedekik di pimpin oleh Kepala Desa definitif Drs. Jansuar Hamzah yang terpilih
dengan suara terbanyak pada Pilkades 11 Juli 2017 yang lalu.
Dari awal pembentukan desa hingga saat ini Kepala Desa Pedekik telah mengalami beberapa kali
pergantian jabatan yang digambarkan dengan tabel berikut :
Secara administrasi Desa Pedekik terbagi kepada 4 Dusun, 8 RW dan 16 RT. Dimana setiap Dusun
terdiri dari 2 RW ( Rukun warga ) dan setiap RW membawahi 2 RT ( Rukun Tentangga). Adapun 4 wilayah
Dusun tersebut adalah :
VISI
“Terbangunnya Tata kelola Pemerintahan Desa yang baik dan bersih guna terwujudnya kehidupan
masyarakat desa yang adil, makmur dan sejahtera serta berbudaya dan berakhlaq mulia”
MISI
1. Meningkatkan tata pemerintahan yang demokratis, trasparan, akuntabel, efisien dan efektif.
2. Meningkatkan perekonomian pedesaan yang memiliki daya saing berbasis pada BUMDes
danTeknologi, baik pertanian, perikanan, perkebunan dan home industry.
3. Meningkatkan sumber daya manusia yang sehat (kesehatan), cerdas (Pendidikan), agamis
(Keagamaan), dan bermoral (Budaya).
4. Meningkatkan pembangunan ifrastruktur pedesaan yang terarah dan berkualitas.
5. Meningkatkan Peran kelembagaan dan Masyarakat Desa dalam mendorong pembangunan Desa
6. Meningkatkan system keamanan lingkungan masyarakat desa
Desa Pedekik secara umum terdiri dari dataran yang berada pada ketinggian sekitar 3,5 meter dari
permukaan laut (Mdpl). Keadaan tekstur tanahnya sebagian merupakan lempungan berwarna abu-abu
dan sebagian lagi wilayah gambut berwarna coklat.
Adapun luas desa Pedekik lebih kurang 2050 Hektar yang mayoritasnya merupakan wilayah
perkebunan dengan jenis tanaman karet dan sawit. Selebihnya adalah wilayah pemukiman dengan luas
sekitar 241,5 Hektar. Sementara wilayah Dusun terluas berada di Dusun III dan IV.
Secara geografis desa Pedekik terletak pada kordinat 102,118761 Bujur Timur dan 1,516449
Lintang Utara yang wilayah admisitratifnya berbatasan dengan :
Jarak Desa Pedekik ke Ibukota Kecamatan lebih kurang 10 Km yang bisa ditempuh dalam waktu 15
menit menggunakan kendaraan bermotor. Sedangkan jarak menuju ke Ibukota Kabupaten lebih kurang
5 Km dengan waktu tempuh rata-rata sekitar 7 menit. Sehingga keberadaan desa Pedekik ini masih
terbilang berada di pinggiran Kota Kabupaten.
Dari sisi demografis Desa Pedekik memiliki penduduk dengan jumlah 2556 jiwa yang terdiri dari
1316 orang laki-laki dan 1240 orang perempuan yang tergabung dalam 695 Kepala Keluarga (KK).
Kepadatan penduduk saat ini tercatat 124 jiwa per Km2 dengan persentase perkembangan penduduk
dari tahun lalu sebesar 1,39%.
Untuk penyebaran penduduk terbanyak berada di Dusun II Pedekik Tengah. Sebaran penduduk
per wilayah dusun bisa dilihat pada tabel dibawah :
No Wilayah Jumlah
1 Dusun I Pedekik Laut 624 jiwa
2 Dusun II Pedekik Tengah 803 jiwa
3 Dusun III Pedekik Darat 564 jiwa
4 Dusun IV Kelapasari 565 jiwa
E. SOSIAL BUDAYA
Masyarakat pedekik mayoritas beretnis Jawa. Dan urutan kedua terbanyak di tempati etnis
Melayu. Namun begitu ada juga etnis atau suku lainnya yang tinggal di Desa ini walaupun tidak banyak.
900
800
700
600
500
400 Laki-laki
300 Perempuan
200
100
Walaupun penduduknya banyak orang Jawa akan tetapi dalam kehidupan sehari-hari, secara
umum masyarakat Pedekik justeru lebih kental dengan adat dan budaya Melayu. Baik itu dalam
berkomunikasi, pergaulan sehari-hari, adat istiadat perkawinan, kenduri dan lain-lain.
Hal ini mungkin disebabkan karena Pulau Bengkalis dahulu merupakan wilayah Kerajaan Melayu
Siak. Disamping itu yang terlebih dahulu menempati Pulau Bengkalis umumnya dan sebagian wilayah
desa Pedekik khususnya adalah suku Melayu. Namun demikian adat istiadat dan budaya Jawa tetap
masih kelihatan dalam berbagai hal khususnya di wilayah Dusun II, III dan IV yang warganya mayoritas
etnis Jawa.
Ada satu budaya unik masyarakat Desa Pedekik yang cukup terkenal di pulau Bengkalis yaitu
budaya “Bara’an” ketika datang Hari Raya Idul Fitri. Dimana setiap warga secara bergiliran mendatangi
setiap rumah penduduk untuk bersilaturrahmi dan bermaaf-maafan tanpa terkecuali.
Setiap rumah yang mendapat giliran akan menyediakan makanan khas Lebaran yaitu ketupat
disertai dengan berbagai macam lauk pauk dan berbagai jenis minuman. Karena banyaknya rumah yang
dikunjungi, acara ini berlangsung minimal lima hari berturut-turut.
Sementara dari sisi social keagamaan Desa Pedekik sangat kental dengan nuansa agama islam.
Karena dari 2556 jumlah penduduknya, 2385 jiwa beragama islam dan beberapa persen sisanya
beragama Kong Hu Chu.
F. PETA PEDEKIK
Potensi Sumber Daya Manusia di Desa Pedekik bisa dilihat pada tabel – tabel dibawah ini :
Perempuan
No Kriteria Laki-Laki (orang)
(orang)
1 Penduduk usia 18 - 56 tahun 732 684
2 Penduduk usia 18 - 56 tahun yang bekerja 567 547
Penduduk usia 18 - 56 tahun yang belum atau
3 119 93
tidak bekerja
4 Penduduk usia 0 - 6 tahun 177 165
5 Penduduk masih sekolah 7 - 18 tahun 246 243
6 Penduduk usia 56 tahun ke atas 138 146
7 Angkatan kerja 814 772
B. POTENSI PERKEBUNAN
Desa Pedekik memiliki potensi utama dalam sektor perkebunan karena dari 2050 Ha luas desa,
sekitar 1557,5 Ha wilayahnya merupakan area perkebunan sawit dan karet. Selain itu sebagian besar
warganya juga banyak yang bekerja sebagai petani karet, baik yang dilakukan sebagai pekerjaan
sampingan maupun dijadikan sebagai pekerjaan utama. Sementara untuk perkebunan sawit
pengelolaan nya diserahkan kepada Koperasi.
Potensi ini diperkuat dengan jumlah pemilik lahan perkebunan yang mencapai lebih dari 200
Kepala Keluarga dari 695 KK yang ada. Dan hasil dari perkebunan karet ini juga merupakan produk
utama sector pertanian di Pedekik.
Namun sebagian besar kebun karet yang ada merupakan jenis karet alami yang sudah berumur
belasan tahun bahkan puluhan tahun dan dikerjakan dengan cara konvensional sehingga nilai
produktifitasnya sudah berkurang.
Untuk itu perlu diadakan peremajaan tanaman karet kembali dan system pengerjaan yang lebih
maju baik dari sisi bibitnya, teknik penanaman, pemeliharaan dan manajemen pemasaran hasil produksi
karet tersebut.
C. POTENSI EKONOMI
Dari aspek ekonomi Desa Pedekik saat ini memiliki Bumdes yang salah satu unit usahanya adalah
simpan pinjam untuk membantu permodalan bagi masyarakat yang memiliki usaha. Omset Usaha
Ekonomi Desa Simpan Pinjam (UED SP) tersebut hingga sekarang sudah mencapai 3 milyar lebih dengan
bunga lebih rendah dari lembaga perbankan.
Kegiatan UMKM di Pedekik masih terbilang minim. Hanya ada beberapa Kelompok Usaha
Bersama yang memproduksi tahu skala kecil dan makanan ringan kerupuk pedas. Mungkin karena di
wilayah Pedekik khususnya dan Pulau Bengkalis pada umumnya sulit mencari bahan baku dalam jumlah
banyak.
Selain itu juga karena factor pemasaran di daerah Bengkalis yang minim konsumen. Sementara
jika mau dibawa keluar daerah membutuhkan biaya transfortasi dan distribusi yang lumayan tinggi.
Ditambah lagi tingginya biaya produksi jika membuka usaha di wilayah Pulau Bengkalis dibandingkan
dengan di luar pulau. Baik dalam bidang pertanian, usaha kecil, peternakan dan lain-lain.
D. POTENSI PENDIDIKAN
Dalam hal bidang pendidikan masyarakat Desa Pedekik bisa dibilang sudah cukup bagus tingkat
pendidikannya. Karena hampir tidak ada anak yang putus sekolah atau tidak sekolah sama sekali. Hal ini
terbukti dengan banyaknya jumlah penduduk yang mampu menamatkan pendidikannya hingga tingkat
SLTA bahkan perguruan tinggi.
Hal ini ditunjang dengan keberadaan Lembaga pendidikan yang ada di Desa Pedekik sendiri
maupun Lembaga pendidikan diluar Pedekik yang jaraknya tidak terlalu jauh. Dimana saat ini di Desa
Pedekik terdapat 2 buah SD Negeri, 1 MTs swasta, 1 Raudlatul Athfal atau TK, 3 buah Taman Pendidikan
Al qur’an setingkat RA dan 3 buah Madrasah Diniyah setingkat Ibtidaiyah serta 1 buah PAUD.
Sementara Lembaga Pendidikan tingkat SLTA dan Perguruan Tinggi berada di luar Desa Pedekik
yang jarak tempuhnya bisa dicapai dalam waktu maksimal 20 menit menggunakan kendaraan.
Selain daripada Kelembagaan Desa seperti Karang Taruna, PKK, LPMD dan lembaga desa lainnya,
di Pedekik juga banyak terdapat Lembaga kemasyarakatan dan perkumpulan atau organisasi sebagai
wadah kegiatan masyarakat. Untuk lebih jelasnya lihat tabel dibawah ini :
Pembangunan di Desa Pedekik terasa lebih berkembang sejak beberapa tahun terakhir ini. Hal ini
sangat di dukung oleh APBDes Pedekik yang naik seiring bertambahnya dana ADD yang dialokasikan
Pemerintah Daerah dan Dana Desa dari Pemerintah Pusat.
Untuk tahun 2017 APB Desa Pedekik mencapai angka 2,87 Milyar yang dialokasikan kepada
beberapa bidang pembangunan. 30 % dari dana tersebut di gunakan untuk operasional Pemerintahan
Desa dan peningkatan kualitas dan kapasitas perangkat dan aparatur desa. Sementara 70%
dimanfaatkan untuk pembangunan infrastruktur desa, penguatan kelembagaan desa, peningkatan
sarana dan prasarana, pemberdayaan dan pembinaan masyarakat desa.
Pemerintahan Desa Pedekik sudah terbilang cukup terorganisir dibidang administrasi dan
manajemen. Hal ini ditunjang dengan fasilitas sarana dan prasarana yang ada dari hasil pembangunan
selama beberapa tahun terakhir.
Dari sisi sarana fisik yang ada Pemerintahan Desa Pedekik saat ini memiliki sebuah Gedung kantor
yang cukup terawat, Aula Gedung Pertemuan berlantai 2, Kantor Sekretariat BPD, Tower dan jaringan
internet, Pos penjagaan Linmas dan lain-lain.
Untuk menunjang dalam menjalankan roda pemerintahan, Desa Pedekik juga sudah memiliki
website resmi desa www.pedekik.desa.id sejak tahun 2013. Bahkan bisa dikatakan desa pertama di
Kabupaten Bengkalis yang memiliki website desa. Hal ini sebagai sarana informasi public dan interaksi
antara pemerintah desa dengan masyarakat. Juga untuk mendukung transparansi dan akuntabilitas
penggunaan anggaran dana desa.
Untuk mengetahui lebih jelas mengenai pembangunan dan pengelolaan dana desa bisa dilihat
pada gambar baliho transparansi public berikut :
4. GALERY KEGIATAN