Anda di halaman 1dari 18

PANDUAN

SECURITY

MANAJEMEN FASILITAS DAN KESELAMATAN


RUMAH SAKIT MULYA
TAHUN 2016
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Rumah sakit sebagai tempat umum terpapar oleh berbagai resiko keamanan. Baik terhadap
pasien, pengunjung, karyawan, ataupun terhadap properti rumah sakit, pasien, pengunjung dan
karyawan. Untuk itu RS MULYA [RSM] perlu membuat perencanaan di bidang pengaturan
keamanan untuk mengantisipasi berbagai hal yang tidak diinginkan.

1.2. TUJUAN
1.2.1. Tujuan Umum
Sebagai acuan dalam penyusunan kebijakan, prosedur dan segala proses di bidang
pengelolaan aspek keamanan di RSM.

1.2.2. Tujuan Khusus


1.2.2.1. Melindungi keselamatan dan keamanan pasien, karyawan, pengunjung.
(PFR.1.1)
1.2.2.2. Melindungi property rumah sakit dari pengrusakan, pencurian dan ancaman
lain
1.2.2.3. Jiwa dan benda milik karyawan, pengunjung dan tamu dari bahaya pencurian,
perampokan, kebakaran, bencana alam dan gangguan kemanan lainnya
1.2.2.4. Membantu kelancaran operasional
1.2.2.5. Melindungi property pasien , karyawan, pengunjung dari ancaman
pengrusakan, pencurian dan ancaman lain.
1.2.2.6. Menurunkan angka kriminalitas di RSM
1.2.2.7. Menjamin ketertiban di RSM
1.2.2.8. Membantu penyelenggaraan peraturan-peraturan RSM.

1.3. LANDASAN & REFERENSI


1. Undang-Undang No 44 / 2009 tentang Rumah Sakit
2. SE Dirjen Yanmed No.YH02.04.3.5.2504 Tentang Pedoman Hak & Kewajiban Pasien
1.4. KERANGKA KERJA (FRAMEWORK)

1.5. RUANG LINGKUP


1.5.1. Planning
Identifikasi resiko keamanan ( Security Risk Assessment )
Penyusunan pedoman keamanan rumah sakit
Penyusunan alur dan SOP terkait dengan bidang keamanan
Kerangka kerja pengelolaan keamanan di RSM
Upaya-upaya pencegahan / preventif di bidang keamanan sehubungan dengan resiko
yang ada
Upaya-upaya penanggulangan berbagai gangguan keamanan sesuai yang telah
diidentifikasi
Koordinasi dengan :
1. Kepolisian (Polsek Serpong)
2. Penduduk sekitar rumah sakit (melalui RT/RW/ Kelurahan)
3. Keperawatan, dalam hal melindungi keamanan pasien dan properti pasien maupun
properti RS
4. Unit-unit pelayanan dan penunjang medik
5. Unit Cleaning Service selaku pemegang kunci
6. Pihak pengelola parkir, selaku penanggung jawab area parkir
7. HRD sehubungan dengan peraturan perusahaan

1.5.2. Action
Penyelenggaraan sistem keamanan aktif dan pasif
Menjaga ketertiban dan menegakan peraturan perusahaan
Meningkatkan partisipasi seluruh karyawan RSM dalam penyelenggaraan kemanan di
RSM

1.5.3. Monitoring
Memonitor indikator keamanan sesuai pada bab 5.

1.5.4. Evaluation
Evaluasi terhadap indikato-indikator keamanan
1.5.5. Continuous Improvement
Melakukan perubahan kebijakan dan prosedur sehubungan dengan hasil evaluasi.
Perubahan ini bertujuan agar kejadian yang sama tidak terulang lagi, sehingga rumah
sakit ini dapat menjadi organisasi yang belajar dari pengalaman untuk senantiasa
menjadi lebih baik.
BAB 2
PENGORGANISASIAN

2.1. STRUKTUR ORGANISASI

Direktur RS

Kepala Bagian Umum

SDM
Bidang Pelayanan
Supervisor Bagian Umum Bidang Keperawatan
Bagian Umum
Bagian Marketing
Seluruh Karyawan
Kepala Unit Pelayanan Umum

Anggota Regu Security

2.2. URAIAN TUGAS


2.2.1. Supervisor
2.2.1.1. Tugas & Wewenang
1. Menyusun perencanaan di bidang keamanan rumah sakit
2. Melakukan pengorganisasian di bidang keamanan rumah sakit, termasuk
berkoordinasi dengan semua pihak terkait sehubungan dengan masalah
keamanan
3. Melakukan penggerakan terhadap segala aspek sistem keamanan
rumah sakit
4. Melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan sistem keamanan rumah
sakit
5. Melakukan evaluasi dan perbaikan berkesinambungan terhadap sistem
keamanan rumah sakit
2.2.1.2. Kualifikasi
Menguasai sistem keamanan rumah sakit

2.2.2. Kepala Unit Security


2.2.2.1. Tugas :
1. Membuat laporan mingguan untuk anggota regunya
2. Mengevaluasi dan menganalisa kinerja kerja danru dan anggota regunya
3. Mengatur semua kegiatan operasioanal security, sehingga tercapai
tujuan secara efektif dan efisien
4. Melaksana kerjasama yang baik dengan departemen – departemen
maupun instansi pemerintahan yang terkait
5. Mengumpulkan danru dan anggota regunya untuk melaksanakan apel
pagi setiap hari
6. Memonitor setiap ada pasien meninggal dengan bekerjasama dengan
pengurus kamar jenazah dibantu oleh anggota regu lainnya
7. Perlindungan terhadap manusia dan harta benda serta pencegahan
tindak kejahatan
8. Pemeliharaan tingkat kinerja yang professional dari anggotanya
9. Pemeliharaan pencatatan kinerja dan prosedur pengawasan
10. Pembuatan laporan yang lengkap, akurat dan tepat waktu bila terjadi
suatu insiden
11. Penyediaan fungsi–fungsi pendukung pelatihan dan administrasi
terbatas
12. Penyediaan saran–saran tekhnis, pengetahuan, kemampuan dan
keahlian kepada personil–personil di lokasi.
13. Memelihara hubungan dengan manajemen dan personil
14. Pelaksanaan tindakan–tindakan koretif dan prosedur–prosedur untuk
memperbaiki kekurangan–kekurangan dijajaran anggota security
15. Pelaksanaan tindakan–tindakan disipliner berkaitan dengan personil–
personil dilapangan dimana diperlukan
16. Berkoordinasi dengan kepolisian setempat
17. Tugas–tugas lain sesuai dengan instruksi manager operasi dan atau
managemen pelanggan, yang terkait maupun tidak dengan kegiatan–
kegiatan yang ditetapkan.
2.2.2.2. Wewenang :
1. Memberi masukan dan informasi kepada Internal Supervisor Supervisor
Bagian Umum tentang perencanaan suatu pekerjaan dan juga
perencanaan pengamanan secara berkala
2. Melakukan pembinaan terhadap bawahannya.
3. Memberikan usulan peringatan terhadap karyawan dibawahnya jika
melakukan suatu kesalahan
4. Memberikan instruksi langsung kepada danru dan anggota regunya
2.2.2.3. Kualifikasi :
1. Pendidikan formal : Minimal SLTA atau setara
2. Pengalaman kerja : 2 tahun di bidangnya
3. Persyaratan kepribadian :
 Sehat jasmani dan rohani
 Berwibawa, jujur, disiplin dan bertanggung jawab
 Memiliki jiwa kepemimpinan
 Bijaksana dan berwawasan luas

2.2.3. Komandan Regu Security


2.2.3.1. Tugas :
1. Mengatur dan mengkondisikan anggota regunya untuk bertugas di
masing – masing pos yang dijaganya
2. Mengumpulkan anggota regunya untuk melakasanakan apel pagi
3. Membuat laporan harian untuk dilaporkan ke supervisornya
4. Meroling / back up anggota yang sedang istirahat
5. Survey ke setiap tempat yang dijaga anggota regunya
6. Membantu pemulasaraan jenazah
7. Bertanggung jawab atas kekuatan security officer yang bertugas setiap
hari
8. Memantau, mencatat dan melaporkan kinerja setiap personil dalam
pelaksanaan tugasnya
9. Memantau, mencatat dan melaporkan kelengkapan penunjang tugas
( pakaian, pet, sangkur dll ) yang telah ditetapkan
10. Menindaklanjuti kebutuhan personil dilapangan (ATK, radio, HT, formulir
static site security officer report dll )
11. Mengatur dan mengarahkan kegiatan – kegiatan untuk seluruh anggota
12. Menindaklanjuti instruksi yang diberikan oleh atasan
13. Melaporkan seluruh kegiatan yang telah dilakukan
14. Berkoordinasi dengan kepolisian setempat
2.2.3.2. Wewenang :
1. Memberi masukan dan informasi kepada supervisor mengenai kedaan
situasi di lapangan
2. Memberikan peringatan atau teguran kepada anggota regunya jika
terjadi kesalahan atau pelanggaran yang merugikan kesatuannya.
2.2.3.3. Kualifikasi :
1. Pendidikan formal : Minimal SLTA atau setara
2. Pengalaman kerja : 2 tahun di bidangnya
3. Persyaratan kepribadian :
 Sehat jasmani dan rohani
 Berwibawa, jujur, disiplin dan bertanggung jawab
 Memiliki jiwa kepemimpinan
 Bijaksana dan berwawasan luas

2.2.4. Anggota Regu


2.2.4.1. Tugas & wewenang :
1. Menjaga situasi keamanan disekitar pos yang dijaganya
2. Membantu operasional kegiatan di RS MULYA
3. Membantu transportasi pasien dari kendaraan ke UGD begitu juga
sebliknya.
2.2.4.2. Kualifikasi :
1. Pendidikan formal : Minimal SLTA atau setara
2. Pengalaman kerja : 2 tahun di bidangnya
3. Persyaratan kepribadian :
 Sehat jasmani dan rohani
 Berwibawa, jujur, disiplin dan bertanggung jawab
 Memiliki jiwa keberanian dilapangan
BAB 3
IDENTIFIKASI RESIKO

3.1. IDENTIFIKASI
Resiko keamanan di RSM dibagi menjadi :
3.1.1 Berdasarkan Jenis korban
3.1.1.1 Karyawan
Karyawan dapat menjadi korban keamanan langsung, ataupun aset milik karyawan
dapat menjadi korban dari suatu ancaman kemanan. Karyawan dapat menjadi
korban penganiayaan yang dilakukan pasien / pengunjung (misalkan petugas UGD
saat berhadapan dengan pasien mabuk, ataupun keluarga yang marah-marah.
Aset karyawan dapat juga menjadi korban pencurian dsb.
3.1.1.2 Pengunjung
Kejadian juga dapat menimpa pengunjung yang berada di sekitar area RSM,
mungkin ancaman itu dikarenakan pencurian baik di ruang rawat inap atau area
parkir area RSM.
3.1.1.3 Pasien
Kemanan terhadap pasien mungkin timbul dikarenakan adanya pencurian di
ranap, disebabkan tidak ada keluarga yang menunggu, ( misalkan pasien sedang
istirahat, pengunjung yang datang bukan dari keluarganya, padahal untuk melihat
kelengahan pasien yang sedang tidur)
3.1.1.4 Properti RSM
Properti RSM berupa equipment (medical dan non medical), maupun data, baik
elektronik maupun paper.
3.1.1.5 Properti Karyawan, Pasien dan Pengunjung
Yang termasuk adalah properti karyawan meliputi benda berharga (Laptop, tas,
dompet berisi identitas dan uang), kendaraan (mobil/motor). Walau telah dijelaskan
bahwa kehilangan merupakan tanggung jawab pribadi masing-masing, namun RS
MULYA tetap mengupayakan pengawasan terhadap properti karyawan, pasien
dan pengunjung.

3.1.2 Berdasarkan Lokasi


3.1.2.1 Unit – unit rawat inap (Meranti, Mahoni, Eboni, Cendana, ICU, PICU)
3.1.2.2 Unit Gawat Darurat (UGD)
3.1.2.3 Loker karyawan
3.1.2.4 Ruang tunggu (ICU, ruang tunggu, lobby, out patient, radiologi, lab)
3.1.2.5 Tempat parkir
3.1.2.6 Ruang-ruang kosong
3.1.2.7 Ruang-ruang sistem RSM (Panel, Janitor, Dumb Waiter, IT & Rg Server,
Office, Genset, Logistik Farmasi/Non farmasi, Unit Farmasi, Unit Laboratorium,
Gudang-gudang lain)
3.1.2.8 Unit Operating Theatre/ Kamar Operasi

Pendefinisan area beresiko


Area beresiko merupakan salah satu dasar perhitungan kebutuhan sistem keamanan. Untuk
itu pendefinisian area beresiko adalah sebagai berikut :
Suatu area (lantai atau unit) yang memiliki resiko keamanan dengan keberadaaan pasien,
aset SBIH dengan nilai aset diatas 100 juta rupiah per unit, atau data penting perusahaan
atau suatu area lantai atau unit yang mana tidak dapat dilakukan pembatasan terhadap
hilir mudiknya orang, baik karyawan ataupun pengunjung
3.1.3 Berdasarkan Jenis risiko keamanan
3.1.3.1 Pencurian
Resiko yang paling besar yang terjadi di rumah sakit adalah masalah tindak
pencurian, sistem keamanan yang masih belum terpenuhi menjadi kendala dalam
monitoring pengawasan dilapangan, minimnya SDM security mengakibatkan
kontrolling dilapangan sangat terbatas. Area yang menjadi sasaran pencurian
seperti : ruang rawat inap, area parkir Basement 1 dan 2.
3.1.3.2 Perusakan
Fasilitas yang tampak diarea luar merupakan resiko perusakan yang bisa terjadi
kapan saja, seperti kendaraan dan fasilitas umum lainnya, kejadian perusakan pun
bisa terjadi di dalam gedung seperti fasilitas umum yang tidak bisa dijaga
keindahannya. Dalam hal ini security pun harus selalu memonitor area–area yang
kemungkinan terjadi perusakan.
3.1.3.3 Pelecehan
Kemanan pasien, pengunjung dan staff yang berada di SBIH merupakan tanggung
jawab security yang bertugas, pelecehan merupakan resiko keamanan angka kecil
yang terjadi di RSM, akan tetapi antisipasi untuk menghindari hal tersebut sangat
diperlukan.
3.1.3.4 Kontak fisik / kekerasan
Keamanan staff dan pengunjung harus selalu diutamakan, terutama staff yang
bekerja dalam keadaan mendapat complain harus selalu diawasi, hal yang tidak
terduga bisa saja terjadi, seperti keluarga pasien marah – marah yang pada
ujungnya menimbulkan kontak fisik.
3.1.3.5 Penganiayaan terhadap pasien
Rumah sakit bertanggung jawab melindungi pasien terhadap penganiayaan fisik
dari pengunjung, pasien lain atau staff. Tanggung jawab ini terutama atas bayi,
anak-anak, lansia, dan individu lainyang tidak dapat mempertahankan dirinya
sendiri. Rumah sakit berupaya untuk mencegah penganiyaan melalui proses-
proses seperti menyelidiki orang tanpa identitas dilingkungan rumah sakit,
memonitor area yang sepi atau terpencil, dan segera bertindak jika ada seseorang
yang diduga berada dalam bahaya atau dianiaya.
Proses pertama yang harus dilakukan security adalah memonitor area-area yang
bisa menimbulkan bahaya dan memonitor pengunjung yang masuk ke area RSM
dengan memperhatikan idenitas diri (name tag), setiap pengunjung yang
memasuki area rumah sakit wajib memakai identitas diri, terkecuali keluarga dan
atau pasien.
Memonitor area tidak terjangkau dengan menggunakan CCTV, seperti area-area
parkir dan area luar lobby.
3.1.3.6 Perlindungan terhadap barang-barang pasien dan keluarga
Rumah sakit memberitahu pasien dan keluarganya mengenai tanggung jawab
rumah sakit atas barang-barang milik pasien. Jika rumah sakit bertanggung jawab
atas seluruh barang yang dibawa oleh pasien ke rumah sakit, ada proses untuk
melaporkan barang milik, serta memastikan barang yang dilaporkan tersebut tidak
hilang atau dicuri. Proses ini mempertimbangkan pasien dalam keadaan gawat
darurat, pasien one day surgery, pasien rawat inap, dan pasien yang tidak dapat
mengamankan barang-barangnya sendiri, serta mereka yang tidak dapat
mengambil keputusan atas barang-barangnya sendiri.
Rumah sakit menyediakan tempat untuk menyimpan barang-barang milik pasien
dan keluarganya yang tersedia diruangan rawat inap dan ICU dalam bentuk loker
dan safety box
Untuk mengurangi angka pencurian di ruangan setiap pasien yang mau masuk
keruangan selalu diberitahu di bagian pendaftaran rawat inap untuk menyimpan
barang di locker yang sudah tersedia, untuk di ICU penyimpanan barang untuk
pasien dan penunggu pasien sudah tersedia di ruang tunggu perawatan ICU.

3.1.3.7 Perlindungan terhadap anak-anak, penderita cacat, lansia dan individu lain yang
beresiko
Rumah sakit mengidentifikasi kelompok pasien yang berisiko dan menetapkan
proses melindungi hak-hak mereka. Kelompok pasien yang berisiko dan apa
tanggung jawab rumah sakit atas mereka diatur dalam peraturan perundangan.
Staf mengetahui tanggung jawab mereka dalam proses ini. Yang termasuk
kelompok pasien berisiko minimal meliputi anak-anak, penderita cacat fisik dan
mental, lansia, pasien koma atau tidak sadar. Perlindungan yang diberikan meliputi
perlindungan dari serangan fisik sampai pada area keselamatan seperti
perlindungan dari perawatan yang tidak layak, penundaan pemberian pelayanan
maupun bantuan saat terjadi kebakaran.
3.1.3.8 Seluruh pasien , keluarga, pengunjung lainnya ( lansia, anak-anak, penderita
cacat fisik ) mempunyai perlindungan yang sangat khusus, utamakan keselamatan
pengunjung dari situasi bahaya seperti gempa dan huru hara lainnya.

3.1.4 Berdasarkan jenis pengunjung dan penghuni


3.1.4.1 Karyawan
Identifikasi untuk karyawan yaitu dengan memakai tanda pengenal (name tag) dan
seragam sesuai dengan peraturan yang berlaku di RSM.
3.1.4.2 Pengunjung
Pengunjung dibagi dibagi dua yaitu :
 Keluarga pasien
Setiap kegiatan jam kunjung keluarga memperoleh kartu kunjung yang
diberikan oleh security dengan cara menukarkan identitas diri untuk
ditukarkan dengan kartu pengunjung tersebut dibatasi maksimal 3 orang.
Untuk penunggu pasien juga akan mendapatkan kartu tunggu pasien yang
berlaku untuk 1 orang dan boleh bergantian dengan menukarkan identitas diri
dan mengisi formulir dari keperawatan.
 Vendor atau kontraktor
Vendor atau kontraktor yang berkunjung ke bagian farmasi, logistik umum dan
maintenance harus memakai tanda pengenal visitor, dengan menyimpan kartu
identitas diri di security basement 1 dan mengisi buku tamu.
3.1.4.3 Pemantauan terhadap medical representatif dan pengunjung luar
Memelihara kondisi yang aman selain program identifikasi penghuni dan
pengunjung dengan memakai kartu pengunjung dan penunggu serta kartu visitor,
kita memiliki pemantauan yang sifatnya langsung dan menggunakan pemantauan
CCTV

Area beresiko dapat dibatasi / dilokalisir dengan menggunakan peralatan keamanan sebagaimana
dibahas di BAB 4.
Berikut adalah matrik resiko keamanan dan lokasi :
Data Lain
Property RSM

Petugas RSM
Data / Rekam Medik
Property pasien / staff /Pengunjung

Pasien

Pengunjung
Lokasi Security Method

Lantai 5
Ruang – ruang management Manual Lock - - - - - - -
Auditorium & ruang tambahan Manual Lock - - - - - - -
Rehabilitasi Medik Manual Lock - - - - - - -
Ruang IT & Server Electronis - - - - - - -
key+Manual Lock
Lantai 4
Topas Security Guard + - + - + - -
Maternity CCTV + Central Lock + - + - - + +
NICU / Perina Manual Lock + - + -
Nursery Fingerprint access + - + -
Manual Lock + - + -

Lantai 3 - - - - - - -
Intensive Unit Security Guard (2) - - - - - - -
Procedurre coridor Fingerprint access - - - - - - -
OT CCTV - - - - - - -
HD Fingerprint access - - - - - - -
Manual Lock - - - - - - -
Lantai 2
OPD Security Guard - - - - - - -
Rekam Medik CCTV & cenrtal Lock - - - - - - -
Laboratorium PA & Mikrobiologi Manual Lock - - - - - - -

Lantai Dasar
UGD Security Guard - - - - - - -
Farmasi Security Guard - - - - - - -
Laboratorium CCTV - - - - - - -
Diagnostic Imaging Manual Lock - - - - - - -
Cardiac Neuoro Centre Security Guard - - - - - - -
Billing & Admission

Lantai Basement 1
Ruang-ruang management & Security Guard - - - - - - -
Diklat CCTV - - - - - - -
Charity Ward Manual lock - - - - - - -
Cafetaria Parking Attendant - - - - - - -
Parkir Manual Lock - - - - - - -
Gizi
BAB 4
UPAYA PENANGGULANGAN RESIKO KEAMANAN

4.1. Petugas
4.1.1. Jumlah
Jumlah tenaga yang dibutuhkan di setiap unit pelayanan disesuaikan dengan tingkat
hunian, jumlah pengunjung, tingkat resiko keamanan yang ada
4.1.2. Kualifikasi
Pelatihan BHD dan pelatihan penanggulangan kebakaran
4.2. Perlengkapan Monitoring Keamanan
4.2.1. CCTV (Closed Circuit TV)
Merupakan metoda surveillans yang dilakukan disetiap area beresiko yang tidak terawasi
penuh oleh petugas security.
4.2.2. Metal detector
Alat Chek body ini sangat membantu sistem keamanan ketika pengunjung memasuki
area RSM, terutama dilakukan di pintu masuk sebelum area parkir Basement, antisipasi
ini bertujuan untuk mengurangi resiko ancaman bom.
4.2.3. Miror
Alat ini sebenarnya sangat minim dalam pemeriksaannya, akan tetapi sangat membantu
untuk pemeriksaan tambahan di semua kendaraan yang masuk area RSM.
4.2.4. Buku tamu
Buku ini diisikan oleh petugas security di masing-masing pintu masuk dengan
mencatatkan data orang yang masuk disertai kartu pengunjung yang ditukarkan dengan
KTP pengunjung.
4.2.5. Amano
Sistem kontroling yang dilakukan security diseluruh lantai, dengan menggunakan watch
man clock (Amano), yang hasil laporannya akan dilaporkan ke GA.
4.2.6. Safety Deposit Box
Di beberapa lokasi penyimpanan data penting akan disediakan safety deposit box,
termasuk untuk kepentingan penyimpanan barang berharga pasien, di kelas president
suite disediakan pula safety deposit box.
4.2.7. Sistem Kunci Pintu
Beberapa pintu dikunci dengan konci elektronik maupun manual. Kunci elektronik
dipergunakan di unit perawatan intensif dan jalur masuk petugas kamar bedah.
4.2.8. Uniform & ID card
4.2.9. Lemari, meja terkunci

4.3. Penanggulangan Resiko Keamanan Kendaraan Bermotor


4.3.1. Pemeriksaan karcis parkir
4.3.2. Pemeriksaan STNK
Untuk kendaraan roda dua wajib dilakukan pemeriksaan STNK. Dilakukan oleh petugas
yang berdinas di area parkir motor terhadap semua staff dan pengunjung.
4.3.3. Patroli & Pencatatan
Patroli ini dimaksudkan untuk mengecek barang – barang yang menempel dikendaraan
seperti jaket, helm dll.
4.4. Kebijakan Dan Prosedur
Berbagai issue keamanan dapat di-manage dengan berbagai kebijakan yang diberlakukan,
antara lain pembatasan waktu berkunjung, pembatasan jumlah pengunjung, kartu pengunjung,
kebijakan penggunaan seragam dan ID Card terhadap seluruh staf, pemberian pengumuman
dan penjelasan kepada setiap pasien dan pengunjung agar mengawasi barang-barang berharga
miliknya sendiri.

4.5. Prosedur Penanganan Kejadian Ancaman Keamanan


Jika terjadi suatu pelanggaran keamanan ataupun ancaman pelanggaran keamanan, maka akan
diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku, pertama dengan membuat berita acara kejadian
di TKP, dengan mengumpulkan berbagai macam bukti setelah kejadian, penelusuran lebih lanjut
bisa dengan meminta bantuan dari pihak kepolisian setempat
BAB 5
UPAYA PENANGGULANGAN RESIKO KEAMANAN

5.1. Petugas
5.1.1. Jumlah
Jumlah tenaga yang dibutuhkan di setiap unit pelayanan disesuaikan dengan tingkat
hunian, jumlah pengunjung, tingkat resiko keamanan yang ada
5.1.2.Kualifikasi
Pelatihan BHD dan pelatihan penanggulangan kebakaran
5.2. Perlengkapan Monitoring Keamanan
5.2.1. CCTV (Closed Circuit TV)
Merupakan metoda surveillans yang dilakukan disetiap area beresiko yang tidak terawasi
penuh oleh petugas security
5.2.2. Metal detector
Alat Chek body ini sangat membantu sistem keamanan ketika pengunjung memasuki
area SBIH, terutama dilakukan di pintu masuk sebelum area parkir Basement, antisipasi
ini bertujuan untuk mengurangi resiko ancaman bom
5.2.3. Miror
Alat ini sebenarnya sangat minim dalam pemeriksaannya, akan tetapi sangat membantu
untuk pemeriksaan tambahan di semua kendaraan yang masuk area SBIH
5.2.4. Buku Tamu
Buku ini diisikan oleh petugas security di masing-masing pintu masuk dengan
mencatatkan data orang yang masuk disertai kartu pengunjung yang ditukarkan dengan
KTP pengunjung
5.2.5. Amano
Sistem kontroling yang dilakukan security diseluruh lantai, dengan menggunakan watch
man clock (Amano), yang hasil laporannya akan dilaporkan ke GA
5.2.6. Safety Deposit Box
Di beberapa lokasi penyimpanan data penting akan disediakan safety deposit box,
termasuk untuk kepentingan penyimpanan barang berharga pasien, di kelas president
suite disediakan pula safety deposit box.
5.2.7. Sistem Kunci Pintu
Beberapa pintu dikunci dengan konci elektronik maupun manual. Kunci elektronik
dipergunakan di unit perawatan intensif dan jalur masuk petugas kamar bedah.
5.2.8. Uniform & ID card
5.2.9. Lemari, meja terkunci.

5.3. Penanggulangan Resiko Keamanan Kendaraan Bermotor


5.3.1. Pemeriksaan karcis parkir
5.3.2. Pemeriksaan STNK
Untuk kendaraan roda dua wajib dilakukan pemeriksaan STNK. Dilakukan oleh petugas
yang berdinas di area parkir motor terhadap semua staff dan pengunjung.
5.3.3. Patroli & Pencatatan
Patroli ini dimaksudkan untuk mengecek barang – barang yang menempel dikendaraan
seperti jaket, helm dll.
5.4. Kebijakan Dan Prosedur
Berbagai issue keamanan dapat di-manage dengan berbagai kebijakan yang diberlakukan,
antara lain pembatasan waktu berkunjung, pembatasan jumlah pengunjung, kartu pengunjung,
kebijakan penggunaan seragam dan ID Card terhadap seluruh staf, pemberian pengumuman
dan penjelasan kepada setiap pasien dan pengunjung agar mengawasi barang-barang berharga
miliknya sendiri.

5.5. Prosedur Penanganan Kejadian Ancaman Keamanan


Jika terjadi suatu pelanggaran keamanan ataupun ancaman pelanggaran keamanan, maka
akan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku, pertama dengan membuat berita acara
kejadian di TKP, dengan mengumpulkan berbagai macam bukti setelah kejadian, penelusuran
lebih lanjut bisa dengan meminta bantuan dari pihak kepolisian setempat.
BAB 6
MONITORING EVALUASI STAFF DEVELOPMENT

6.1. MONITORING
Memonitor sistem keamanan RSM dilakukan oleh manajemen dengan mengawasi berbagai
indikator sesuai kerangka keamanan yang ada di RSM.

Input : Proses : Output :


Man Patroli Angka kecurian pada staff
Method Pemeriksaan tas karyawan Angka kecurian pada tamu
Material Inisiatif Petugas Angka gangguan keamanan
pada aset RSM

Ada 3 komponen yang dimonitor yakni input, proses dan output.

Indikator untuk input :


1. Man
Angka kecukupan petugas keamanan RSM
Jumlah petugas keamanan
Jumlah area beresiko-area beresiko yang tidak memiliki sistem keamanan lain.

Target angka adalah : diatas 100%


2. Method
Jumlah revisi SOP dengan menggunakan RCA (Root Cause Analisis)
Minimal terdapat dua revisi SOP dengan menggunakan RCA
3. Material
Jumlah kamera CCTV
Kualitas kamera dan CCTV system

Indikator untuk proses :


1. Patroli
Frekuensi patroli yang diamati pada satu periode waktu tertentu pada petugas – petugas
yang memang berdasarkan uraian tugasnya harus melakukan ronde / patroli keliling.

Judul Angka Ketaatan Petugas Dalam Melakukan Kontrol Area


Dimensi Mutu Keamanan
Tujuan Tergambarnya tingkat keamanan di Santosa Bandung International
Hospital
Definisi Operasional Ketaatan petugas dalam melakukan kontrol area adalah kegiatan
kontrol area yang dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku
( setiap 2 jam )
Frekuensi 1 bulan sekali
Pengumpulan Data
Periode Analisa 3 bulan sekali
Numerator Jumlah kegiatan kontrol area dikurangi jumlah kegiatan kontrol area
yang tidak tepat waktu
Denominator Jumlah kegiatan kontrol area setiap bulannya
Sumber Data Catatan Departemen Umum (GA)
Standar ≥ 80 %
Penanggung jawab Manajer Departemen Umum (GA)
Pengumpul Data
2. Pemeriksaan tas karyawan
Prosentase jumlah tas karyawan yang diperiksa. Pengawasan dilakukan secara random oleh
manager / asisten manager GA, berupa surveillance 1 – 2 menit, beberapa kali tiap
bulannnya pada jam pulang karyawan baik pagi maupu siang / sore. Saat aktivitas sedang
tinggi.

Jumlah karyawan yang diperiksa tasnya


Jumlah karyawan yang pulang melewati security membawa tas
Target kepatuhan pemeriksaan tas karyawan adalah 90%

3. Inisiatif Petugas
Dibebaskannya pengunjung untuk menjenguk diluar jam kunjung, diawasi oleh perawat
ruangan masing–masing, dengan pelaporan kepada manager / asisten manager GA, dan
rekap setiap bulannya. Jumlah kasus pembebasan pengunjung diluar jam kunjung
diharapkan tidak melebihi 10% dari jumlah pasien rawat inap setiap bulannya. Misalkan
jumlah pasien rawat inap per bulan 900 pasien, maka jumlah pembebasan berkunjung
diharapkan tidak melebihi 90 kasus dari seluruh unit rawat inap per bulannya.
Indikator untuk output :
1. Angka kecurian pada staff
Jumlah insiden absolut diharpakan tidak ada ( nol )
2. Angka kecurian pada tamu
Jumlah insiden absolut diharapkan tidak ada ( nol )
3. Angka gangguan keamanan pada aset RSM
Jumlah insiden absolut diharapkan tidak ada ( nol )

6.2. EVALUASI
Hasil Data Monitoring
Sembilan indikator diatas merupakan parameter yang dimonitor dan dilaporkan oleh manager /
asisten manager GA terhadap performa security di RSM. Berdasarkan hasil monitoring tersebut,
dibuat suatu laporan bulanan security yang terdiri atas angka dari kesembilan parameter tersebut
diatas, ditampilkan dalam suatu bentuk grafik kurva.
Laporan tersebut dianalisis oleh senior manager general affairs, dan trend yang negatif dilakukan
intervensi bekerja sama dengan jajaran direksi lainnya.

Hasil process monitoring


Selain melakukan analisa data indikator yang diukur, analisa juga dilakukan terhadap data
subyektif hasil pengawasan (Observasi) pelaksanaan SOP di lapangan. Adapun proses-proses
yang esensial untuk dilakukan pengawasan di lapangan oleh Manager GA:
1. Ketanggapan petugas security untuk membantu pelayanan pasien
2. Kelengkapan pemakaian identitas karyawan

Insiden/Kejadian
Setiap insiden, dicatat oleh SQICO (Safety Quality & Infection Control Officer), kemudian
dilakukan analisa insiden. Untuk kejadian atau insiden keselamatan baik pasien, pengunjung
maupun staf, akan dilakukan grading oleh tim K3RS atau KPPI-Pasien safety. Bila grading biru
atau hijau, maka analisa dilakukan oleh Manager GA dengan cara investigasi sederhana.
Hasil analisa tersebut berbuah pada kesimpulan / rekomendasi.

Analisa Prospektif
Apabila RSM memiliki suatu program baru atau rencana perubahan alur proses, maka dapat
dilakukan analisa prospektif untuk alur proses yang akan dibuat / diterapkan. Analisa prospektif
dapat dilakukan dengan metode Failure Mode & Effect Analysis (FMEA)dengan salah satu risk
point yang diikut sertakan adalah di bidang keamanan.
Data hasil monitoring yang telah dianalisis dilaporkan kepada manager GA setiap bulannya,
untuk ditindak lanjuti.

6.3. STAFF DEVELOPMENT


Pelatihan yang dilakukan di RSM dibagi menjadi 2 kelompok yaitu sebagai berikut :
1. Internal
 Pelatihan terhadap sistem keamanan CCTV yang dilakukan oleh unit maintenance,
dengan melakukan pengoprasian program keamanan terhadap CCTV, password yang
dipilih harus diketahui pula oleh anggota security di lapangan.
 Pelatihan Bantuan Hidup Dasar (BHD) diselenggarakan oleh Diklat RSM terhadap
seluruh petugas security, dan dilakukan penyegaran sedikitnya setahun sekali.
 Orientasi umum karyawan (modified untuk outsourcing)
2. Eksternal
Pendidikan yang langsung di lapangan dilakukan oleh security , dengan berbagai
pengawasan terhadap monitor CCTV, selain itu pula cara pengoprasian pun harus bisa
dilaksanakan dengan baik. Secara kontinyu pelatihan ini terus dilakukan, supaya kegiatan
dilapangan pun semakin lancar.

Anda mungkin juga menyukai