Draf Pedoman Security
Draf Pedoman Security
SECURITY
1.2. TUJUAN
1.2.1. Tujuan Umum
Sebagai acuan dalam penyusunan kebijakan, prosedur dan segala proses di bidang
pengelolaan aspek keamanan di RSM.
1.5.2. Action
Penyelenggaraan sistem keamanan aktif dan pasif
Menjaga ketertiban dan menegakan peraturan perusahaan
Meningkatkan partisipasi seluruh karyawan RSM dalam penyelenggaraan kemanan di
RSM
1.5.3. Monitoring
Memonitor indikator keamanan sesuai pada bab 5.
1.5.4. Evaluation
Evaluasi terhadap indikato-indikator keamanan
1.5.5. Continuous Improvement
Melakukan perubahan kebijakan dan prosedur sehubungan dengan hasil evaluasi.
Perubahan ini bertujuan agar kejadian yang sama tidak terulang lagi, sehingga rumah
sakit ini dapat menjadi organisasi yang belajar dari pengalaman untuk senantiasa
menjadi lebih baik.
BAB 2
PENGORGANISASIAN
Direktur RS
SDM
Bidang Pelayanan
Supervisor Bagian Umum Bidang Keperawatan
Bagian Umum
Bagian Marketing
Seluruh Karyawan
Kepala Unit Pelayanan Umum
3.1. IDENTIFIKASI
Resiko keamanan di RSM dibagi menjadi :
3.1.1 Berdasarkan Jenis korban
3.1.1.1 Karyawan
Karyawan dapat menjadi korban keamanan langsung, ataupun aset milik karyawan
dapat menjadi korban dari suatu ancaman kemanan. Karyawan dapat menjadi
korban penganiayaan yang dilakukan pasien / pengunjung (misalkan petugas UGD
saat berhadapan dengan pasien mabuk, ataupun keluarga yang marah-marah.
Aset karyawan dapat juga menjadi korban pencurian dsb.
3.1.1.2 Pengunjung
Kejadian juga dapat menimpa pengunjung yang berada di sekitar area RSM,
mungkin ancaman itu dikarenakan pencurian baik di ruang rawat inap atau area
parkir area RSM.
3.1.1.3 Pasien
Kemanan terhadap pasien mungkin timbul dikarenakan adanya pencurian di
ranap, disebabkan tidak ada keluarga yang menunggu, ( misalkan pasien sedang
istirahat, pengunjung yang datang bukan dari keluarganya, padahal untuk melihat
kelengahan pasien yang sedang tidur)
3.1.1.4 Properti RSM
Properti RSM berupa equipment (medical dan non medical), maupun data, baik
elektronik maupun paper.
3.1.1.5 Properti Karyawan, Pasien dan Pengunjung
Yang termasuk adalah properti karyawan meliputi benda berharga (Laptop, tas,
dompet berisi identitas dan uang), kendaraan (mobil/motor). Walau telah dijelaskan
bahwa kehilangan merupakan tanggung jawab pribadi masing-masing, namun RS
MULYA tetap mengupayakan pengawasan terhadap properti karyawan, pasien
dan pengunjung.
3.1.3.7 Perlindungan terhadap anak-anak, penderita cacat, lansia dan individu lain yang
beresiko
Rumah sakit mengidentifikasi kelompok pasien yang berisiko dan menetapkan
proses melindungi hak-hak mereka. Kelompok pasien yang berisiko dan apa
tanggung jawab rumah sakit atas mereka diatur dalam peraturan perundangan.
Staf mengetahui tanggung jawab mereka dalam proses ini. Yang termasuk
kelompok pasien berisiko minimal meliputi anak-anak, penderita cacat fisik dan
mental, lansia, pasien koma atau tidak sadar. Perlindungan yang diberikan meliputi
perlindungan dari serangan fisik sampai pada area keselamatan seperti
perlindungan dari perawatan yang tidak layak, penundaan pemberian pelayanan
maupun bantuan saat terjadi kebakaran.
3.1.3.8 Seluruh pasien , keluarga, pengunjung lainnya ( lansia, anak-anak, penderita
cacat fisik ) mempunyai perlindungan yang sangat khusus, utamakan keselamatan
pengunjung dari situasi bahaya seperti gempa dan huru hara lainnya.
Area beresiko dapat dibatasi / dilokalisir dengan menggunakan peralatan keamanan sebagaimana
dibahas di BAB 4.
Berikut adalah matrik resiko keamanan dan lokasi :
Data Lain
Property RSM
Petugas RSM
Data / Rekam Medik
Property pasien / staff /Pengunjung
Pasien
Pengunjung
Lokasi Security Method
Lantai 5
Ruang – ruang management Manual Lock - - - - - - -
Auditorium & ruang tambahan Manual Lock - - - - - - -
Rehabilitasi Medik Manual Lock - - - - - - -
Ruang IT & Server Electronis - - - - - - -
key+Manual Lock
Lantai 4
Topas Security Guard + - + - + - -
Maternity CCTV + Central Lock + - + - - + +
NICU / Perina Manual Lock + - + -
Nursery Fingerprint access + - + -
Manual Lock + - + -
Lantai 3 - - - - - - -
Intensive Unit Security Guard (2) - - - - - - -
Procedurre coridor Fingerprint access - - - - - - -
OT CCTV - - - - - - -
HD Fingerprint access - - - - - - -
Manual Lock - - - - - - -
Lantai 2
OPD Security Guard - - - - - - -
Rekam Medik CCTV & cenrtal Lock - - - - - - -
Laboratorium PA & Mikrobiologi Manual Lock - - - - - - -
Lantai Dasar
UGD Security Guard - - - - - - -
Farmasi Security Guard - - - - - - -
Laboratorium CCTV - - - - - - -
Diagnostic Imaging Manual Lock - - - - - - -
Cardiac Neuoro Centre Security Guard - - - - - - -
Billing & Admission
Lantai Basement 1
Ruang-ruang management & Security Guard - - - - - - -
Diklat CCTV - - - - - - -
Charity Ward Manual lock - - - - - - -
Cafetaria Parking Attendant - - - - - - -
Parkir Manual Lock - - - - - - -
Gizi
BAB 4
UPAYA PENANGGULANGAN RESIKO KEAMANAN
4.1. Petugas
4.1.1. Jumlah
Jumlah tenaga yang dibutuhkan di setiap unit pelayanan disesuaikan dengan tingkat
hunian, jumlah pengunjung, tingkat resiko keamanan yang ada
4.1.2. Kualifikasi
Pelatihan BHD dan pelatihan penanggulangan kebakaran
4.2. Perlengkapan Monitoring Keamanan
4.2.1. CCTV (Closed Circuit TV)
Merupakan metoda surveillans yang dilakukan disetiap area beresiko yang tidak terawasi
penuh oleh petugas security.
4.2.2. Metal detector
Alat Chek body ini sangat membantu sistem keamanan ketika pengunjung memasuki
area RSM, terutama dilakukan di pintu masuk sebelum area parkir Basement, antisipasi
ini bertujuan untuk mengurangi resiko ancaman bom.
4.2.3. Miror
Alat ini sebenarnya sangat minim dalam pemeriksaannya, akan tetapi sangat membantu
untuk pemeriksaan tambahan di semua kendaraan yang masuk area RSM.
4.2.4. Buku tamu
Buku ini diisikan oleh petugas security di masing-masing pintu masuk dengan
mencatatkan data orang yang masuk disertai kartu pengunjung yang ditukarkan dengan
KTP pengunjung.
4.2.5. Amano
Sistem kontroling yang dilakukan security diseluruh lantai, dengan menggunakan watch
man clock (Amano), yang hasil laporannya akan dilaporkan ke GA.
4.2.6. Safety Deposit Box
Di beberapa lokasi penyimpanan data penting akan disediakan safety deposit box,
termasuk untuk kepentingan penyimpanan barang berharga pasien, di kelas president
suite disediakan pula safety deposit box.
4.2.7. Sistem Kunci Pintu
Beberapa pintu dikunci dengan konci elektronik maupun manual. Kunci elektronik
dipergunakan di unit perawatan intensif dan jalur masuk petugas kamar bedah.
4.2.8. Uniform & ID card
4.2.9. Lemari, meja terkunci
5.1. Petugas
5.1.1. Jumlah
Jumlah tenaga yang dibutuhkan di setiap unit pelayanan disesuaikan dengan tingkat
hunian, jumlah pengunjung, tingkat resiko keamanan yang ada
5.1.2.Kualifikasi
Pelatihan BHD dan pelatihan penanggulangan kebakaran
5.2. Perlengkapan Monitoring Keamanan
5.2.1. CCTV (Closed Circuit TV)
Merupakan metoda surveillans yang dilakukan disetiap area beresiko yang tidak terawasi
penuh oleh petugas security
5.2.2. Metal detector
Alat Chek body ini sangat membantu sistem keamanan ketika pengunjung memasuki
area SBIH, terutama dilakukan di pintu masuk sebelum area parkir Basement, antisipasi
ini bertujuan untuk mengurangi resiko ancaman bom
5.2.3. Miror
Alat ini sebenarnya sangat minim dalam pemeriksaannya, akan tetapi sangat membantu
untuk pemeriksaan tambahan di semua kendaraan yang masuk area SBIH
5.2.4. Buku Tamu
Buku ini diisikan oleh petugas security di masing-masing pintu masuk dengan
mencatatkan data orang yang masuk disertai kartu pengunjung yang ditukarkan dengan
KTP pengunjung
5.2.5. Amano
Sistem kontroling yang dilakukan security diseluruh lantai, dengan menggunakan watch
man clock (Amano), yang hasil laporannya akan dilaporkan ke GA
5.2.6. Safety Deposit Box
Di beberapa lokasi penyimpanan data penting akan disediakan safety deposit box,
termasuk untuk kepentingan penyimpanan barang berharga pasien, di kelas president
suite disediakan pula safety deposit box.
5.2.7. Sistem Kunci Pintu
Beberapa pintu dikunci dengan konci elektronik maupun manual. Kunci elektronik
dipergunakan di unit perawatan intensif dan jalur masuk petugas kamar bedah.
5.2.8. Uniform & ID card
5.2.9. Lemari, meja terkunci.
6.1. MONITORING
Memonitor sistem keamanan RSM dilakukan oleh manajemen dengan mengawasi berbagai
indikator sesuai kerangka keamanan yang ada di RSM.
3. Inisiatif Petugas
Dibebaskannya pengunjung untuk menjenguk diluar jam kunjung, diawasi oleh perawat
ruangan masing–masing, dengan pelaporan kepada manager / asisten manager GA, dan
rekap setiap bulannya. Jumlah kasus pembebasan pengunjung diluar jam kunjung
diharapkan tidak melebihi 10% dari jumlah pasien rawat inap setiap bulannya. Misalkan
jumlah pasien rawat inap per bulan 900 pasien, maka jumlah pembebasan berkunjung
diharapkan tidak melebihi 90 kasus dari seluruh unit rawat inap per bulannya.
Indikator untuk output :
1. Angka kecurian pada staff
Jumlah insiden absolut diharpakan tidak ada ( nol )
2. Angka kecurian pada tamu
Jumlah insiden absolut diharapkan tidak ada ( nol )
3. Angka gangguan keamanan pada aset RSM
Jumlah insiden absolut diharapkan tidak ada ( nol )
6.2. EVALUASI
Hasil Data Monitoring
Sembilan indikator diatas merupakan parameter yang dimonitor dan dilaporkan oleh manager /
asisten manager GA terhadap performa security di RSM. Berdasarkan hasil monitoring tersebut,
dibuat suatu laporan bulanan security yang terdiri atas angka dari kesembilan parameter tersebut
diatas, ditampilkan dalam suatu bentuk grafik kurva.
Laporan tersebut dianalisis oleh senior manager general affairs, dan trend yang negatif dilakukan
intervensi bekerja sama dengan jajaran direksi lainnya.
Insiden/Kejadian
Setiap insiden, dicatat oleh SQICO (Safety Quality & Infection Control Officer), kemudian
dilakukan analisa insiden. Untuk kejadian atau insiden keselamatan baik pasien, pengunjung
maupun staf, akan dilakukan grading oleh tim K3RS atau KPPI-Pasien safety. Bila grading biru
atau hijau, maka analisa dilakukan oleh Manager GA dengan cara investigasi sederhana.
Hasil analisa tersebut berbuah pada kesimpulan / rekomendasi.
Analisa Prospektif
Apabila RSM memiliki suatu program baru atau rencana perubahan alur proses, maka dapat
dilakukan analisa prospektif untuk alur proses yang akan dibuat / diterapkan. Analisa prospektif
dapat dilakukan dengan metode Failure Mode & Effect Analysis (FMEA)dengan salah satu risk
point yang diikut sertakan adalah di bidang keamanan.
Data hasil monitoring yang telah dianalisis dilaporkan kepada manager GA setiap bulannya,
untuk ditindak lanjuti.