15
Sekarang transplantasi organ suatu ilmu klinik patogen eksogen. Aloantigen atau antigen "bukan diri
yang telah berdiri, yang memberikan terapi efektif sendfui", juga dipertimbangkan oleh sistem kekebalan
bagi penyakit stadium akhir dari beberapa organ besar. sebagai eksogen bahkan jika ia tidak patogen. Sistem
Dengan pengenalan imunosupresi baru siklosporin, kekebalan yang sehat tanpa imunosupresi akan cepat
ada kebangkitan kembali minat dalam transplantasi mengenal dan "menolak" jaringan yang mengandung
jantung, jantung-paru, hati dan pancreas serta pe- aloantigen.
ningkatan minat dalam transplantasi ginjal. Bab ini Penolakan organ yang ditransplantasi tergantung
membicarakan imunobiologi transplantasi, donor mul- atas pengenalan limfosit hospes bahwa organ yang di-
tiorgan, pengawetan organ serta keadaan teknik saat transplantasi asing atau "bukan diri sendiri". Kemam-
ini bagi transplantasi masing-masing organ besar. puan limfosit hoqpes membuat perbedaan ini tergan-
Uraian singkat transplantasi sel-sel pulau dan usus tung atas adanya protein permukaan sel yang tegas
halus serta autotransplantasi jaringan juga dicakup. pada sel donor yang dinamai ontigen histokompatibi-
lita* Anligen ini jelas dari antigen diferensiasi yang di-
bicarakan kemudian (mis. T4, T8), bahwa antigen
diferensiasi identik dari individu yang satu dengan
IMUNOBIOLOGI TRANSPLANTASI ORGAN yang lain. "Perbedaan" antigen histokompatibilitas
adalah sifat herediter yang <iitentukan oleh area kromo-
Transplan yang berhasil akan menghilangkan ge-
som spesfik yang dinamai kompleks histokompatibili-
jala dan banyak komplikasi kegagalan organ stadium
tas major (MHC). Pada manusia MHC ditandai lokus
akhir, memperbaiki kesempatan kelangsungan hidup HLA antigen limfosit manusia. Inkus HLA di kromo-
jangka lama masing-masing pasien serta dalam banyak
som 6 manusia. Pada mencit, area kromosom yang ana-
kasus, biaya-manfaat bagi masyarakat. Sayangnya
1og dinamai H*2 dan pada kromosom 17.
dalam beberapa pasien, respon kekebalan tak reversibel
Kompleks HLA mengandung gen yang menyandi
dapat menghalangi dan menyebabkan penolakan 'a1-
perkembangan dua jenis umum antigen permukaan sel
logaft'. Karena penolakan ('rejection') merupakan pe-
yang dinamai antigen Kelas I dan Kelas II. Antigen
perangan pada tingkat sel, maka kemampuan merawat
kelas I dan II berbeda fungsi, struktur dan distribusi.
pasien transplan yang berhasil memerlukan pemaham-
Umumnya antigen kelas I bertindak sebagai "sasaran"
an imunobiologi transplantasi. Bagian ini membicara-
berbeda untuk respon kekebalan, sedangkan antigen
kan peranan antigen permukaan sel, se1 imunokompe-
kelas II memainkan peranan penting dalam pemulaian
ten dan antibodi dalam patogenesis penolakan serta
respon kekebalan. Antigen Kelas I mengandung gliko
membahas strategi untuk transplantasi jaringan alo-
protein berberat molekul (BM.) 44.000 dan subunit
genik yang berhasil.
BM 12.000 yang dinamai beta-2-mikroglobulin.
Antigen Kelas II dibuat glikoprotein BM. 34.000 yang
Antigen Permukaan Sel
dinamai rantai alfa dan glikoprotein BM. 28.000 yang
Kemunculan sindroma defisiensi imun akuisita dinamai rantai beta, tetapi tanpa beta-2-mikroglobu-
(AIDS) sebagai masalah penyakit terpisah yang fatal lin (Gambar 1). Antigen Kelas I ditemukan pada per-
telah menerangkan derajat kita tergantung atas sistem mukaan sel dari semua sel berinti; Antigen Kelas II
kekebalan yang berfungsi untuk perlindungan terhadap mempunyai distribusi yang jauh lebih terbatas dan
2"8'2
TRANSPLANTASI 283
Sel Berdiferensiasi yang Berpartisipasi dahm Penolakan B langsung. Ia dinamai "bantuan sanak". Dalam kasus
Jaringan Asing. lain, se1 T
memberikan bantuan dengan mensekresi
mediator yang dapat larut, yang dinamai limfokin. Ia
Proses penolakan meminta beberapa mekanisme keke-
dinamai "bantuan tergantung faktor',. peranan yang
balan saling berhubungan. Respon penolakan diperan-
dimainkan subkelompok sel T pembantu dalam peno-
tarai melalui kerja limfosit, makrofag, molekul antibodi
lakan 'allograft' jelas melibatkan kerjasama dengan
dan mediator yang dapat larut.
sel B dalam produksi antibodi terhadap aloantigen
asing. Istilah "penginduksi,' menunjukkan peranan
LIMFOSIT T
bahwa subkelompok sel T ini berperanan dalam pe-
Kepentingan sentral limfosit T (berasal dari thy- ngenalan antigen dan penguatan berikutnya bagi respon
mus) dalam proses penolakan "allograft" dikonfirmasi kekebalan spesifik. Masalah ini diuraikan lebih terinci
dari observasi berulang bahwa hewan yang kehabisan dalam bagian berikut. Sel T pembantu/penginduksi
sel T (tetapi tidak jenis se1 lain) tak mampu menolak dapat dikenal dengan menggunakan antibodi mono_
transplan. Kebanyakan terapi antipenolakan saat ini klonal, yang mengenal antigen spesifik untuk subke-
dirancang untuk menghilangkan sel T sementara waktu lompok ini. Nama umum bagi antigen spesifik ini pada
atau pada hakekatnya untuk mengubah fungsinya. manusia adalah T4.
Sel T merupakan limfosit yang berasal dari sel
induk hepatopoietik, yang lebih berdiferensiasi di da-
lam thymus. Proses diferensiasi melibatkan akumulasi SEL T SUPRESOR/SITOTOKSIK
sel tak matang dalam cortex thymi, dengan migrasi
berikutnya ke medula dan dilepaskan ke dalam darah Subkelompok sel T utama lain mencakup sel yang
tepi sebagai sel T matang. Sifat sangat penting yang mempunyai aktivitas supresor atau sitotoksik. Saat ini
didapat sel T selama diferensiasi thymus adalah kebu- sel dengan satu fungsi atau lainnya dianggap dalam
tuhan agar mereka mengenal antigen asing hanya dalam subkelompok yang sama. Sel T',supresor" berfungsi
gabungan dengan jenis spesifik protein autologi, yaitu meregulasi respon kekebalan. Ia bisa (sebagai contoh)
antigen Kelas II atau dalam sejumlah kasus Kelas I. membatasi jumlah bantuan sel T yang tersedia untuk
"Corecognition" antigen asing ini dan protein autolog berpartisipasi dalam interaksi sel T pembantu_sel B
sering dinamakan sebagai pengenalan antigen dengan yang disebutkan sebelumnya, yang akan efektif ,,me_
"pembatasan histokompatibilitas". Limfosit T dapal matikan" respon antibodi tertentu. Mekanisme tim-
dibedakan dari limfosit B oleh tak adanya imunoglo- bulnya supresi sulit dipahami, tetapi biasanya rne_
bulin dalam membrana permukaan sel T. Sel T juga iibatkan produksi molekul supresor yang dapat larut.
mengandung antigen tegas tertentu. Satu antigen sel T yang menghantarkan isyarat ,,mematikan',. Sel T su_
yang sangat penting dinamai T3. Karena ia muncul presor dikenali dengan antigen diferensiasi yang di-
pada semua sel T tanpa memandang fungsi khususnya, namai T8. Subkelompok sel T ini telah menarik minat
ia dinamai antigen "pan T ce11". Antigen lain (T 11) ahli biologi transplan, karena tampaknya logis bahwa
juga suatu antigen "pan T cell", tetapi penanda antigen penerimaan jangka lama ,allograft, akan melibatkan
ini juga menentukan bentuk sel T tak matang. penetapan subkelompok supresor yang diprogram
Subtipe sel T matang dikhususkan muncul dari untuk menekan respon hospes terhadap antigen asing
thymus. Subkelompok sel T dikhususkan ini dapat spesifik. Fenomena demikian kenyataannya telah
dibagi dalam dua kategori besar. didokumentasi dalam beberapa pasien transplan ma-
nusia.
Kemampuan sel T membunuh sel lain atas kontak
SEL T PEMBANTU/PENGINDUKSI
sel-sel langsung dinamai sel T sitotoksik dan sel-sel
Kecenderungan limfosit yang bersirkulasi dalam ini juga mempunyai antigen diferensiasi Tg. Tampak_
darah tepi pada waktu tertentu adalah'Sel T dan sebagi- nya mungkin bahwa jenis sel ini berpartisipasi dalam
an sel T yang muncul termasuk subf<elompok "pem- penolakan jaringan alogenik. Subkelompok sel T4
bantu" atau "penginduksi". Nama "pembantu" me- pembantu mengenal antigen asing selama dengan sel
nunjukkan peranan yang dimainkan sel ini dalam mem- yang menampilkan antigen dan kemudian mensekresi-
bantu sel B untuk mendiferensiasi ke dalam sel plasma kan mediator yang dapat larut, interleukin_2 , yang
dengan produksi antibodi spesifik berikutnya. Sel T menyebabkan ekspansi klonal garis sel Tg sitotoksin.
mempunyai banyak fungsi penting lainnya juga. Res- Bukti bahwa sel ini memainkan peranan penting dalam
pon sel B terhadap kebanyakan antigen protein sama proses penolakan datang dari observasi bahwa sel yang
sekali tergantung atas bantuan sel T. Bantuan sel T mempunyai antigen T8 dapat mudah 'eluted' dari
dalam sejumlah kasus memerlukan kontak sel T-sel transplan yang ditolak.
TRANSPLANTASI 285
:
TABEL 2. Analisis Sitometi Aliran* Populasi mudian akan dimakan oleh makrofag hospes. Makrofag
Sel dalam Darah Tepi hospes akan mengolah dan menampilkan antigen asing
dalam cara yang biasa dan memberikan kostimulator
Persen dalam Darah Tepi
Uraian Penandaf (Individu Normal) "yang berasal dari hospes" (Gambar 3). Ada bukti
bahwa mekanisme induksi yang pertama lebih penting
I
T1 Pan sel T 80 dari yang kedua. Jika ini dikoreksi, maka pembuangan
T3 Sel matarg 70 sel penumpang donor dari organ yang ditransplantasi
T4 Pembantu/penginduksi 46
sebelum transplantasi akan mempunyai efek meng-
Rasio normal 1,9
T8 Supresor/sitotoksik 24 untungkan atas kejadian imunologi berikutnya.
B1 Sel B mdtang' 10 Tanpa memandang apakah sel dendritik donor
atau makrofag hospes menampilkan pesan "dua isya-
*Sitometri aliran menunjukkan teknik automatis yang digu-
rat", tampak jelas bahwa penerima informasi ini sub
nakan untuk mengnalisis populasi sel. Dalam penerapan yang
diuraikan di sini, se1 limfoid darah tepi digabung dengan ber-
kelompok pembantu dari sel T (Th). Setelah pengenal-
bagai antibodi monoklonal tikus dan kemudian diwarnai an antigen, sel T pembantu menghasilkan banyak
dengan antibodi anti-tjkus kambing yang difluoresensi. Teknik limfokin, interleukin-2 (lihat Gambar 2). lL-2
ini dinamai selagai imunofluoresensi tak langsung atau teknik menyebabkan ekspansi klonal yang cepat bagi sel T
"roti berlapis" ('sandwich'). Analisis sitometri aliran digunakan lain, terutama subkelompok TS sitotoksik. Seperti
untuk menghitung jumlah atau pesentase sel berfluoresensi
yang tampil untuk tiap antibodi monoklonal spesifili.
dijelaskan sebelumnya, walaupun ia antigen donor
Kelas II pada sel penumpang yang memulai imunitas
tUraian penanda di sini menunjukkan sekelompok antibo-
di yang diuraikan Schlossman dkk. dan disediakan oleh imu- antidonor, 'clone' sitotoksik yang diekspansikan
nologi Coutler. Antibodi serupa lairmya dengan penanda ber- (subkelompok Tcy) terutama difokuskan pada antigen
beda di pasarkan oleh Ortho Company dan Becton Dickerson Kelas I asing, yang didistribusi luas melalui transplan
Company. yang salah. Semua sel yang mengandung sasaran anti-
genik Kelas I mungkin korbannya. Sejumlah proponi
sel subkelompok Th kemudian menjadi sel "ingatan"
dengan kemampuan berespon cepat atas pemaparan
sumber kostimulator yang siap (Gambar 2). Dalam ulang ke antigen. Subkelompok supresor dari sel T
yang kedua, lintasan sel endotel atau perenkima do- juga memasuki proses ini. Sel demikian diaktivasi oleh
nor (yang tak dapat memberikan kostimulator karena pemaparan antigen, diekspansikan secara 'clonal' dan
mereka bukan sel limfoid) paling kurang akan menye- melalui produksi mediator yang dapat larut, bekerja
bar aloantigen ke dalam sirkulasi penerima, yang ke- untuk mengatur irama respon penolakan.
\r\'*.7
hasilkaninterleukin-2 yang diperlukan untuk menggerakkan TH
ekspansi klonal sel T itotoksik (Tcy). Subkelompok sel T \,.-tl.\
piembantu juga berinteraksi dmgan sel B untuk menyebabkan
produksi aloantibodi yang diarahkan pafu transplan Subpopu-
lasi sel T pembantu iuga mungkin rnmiadi sel "ingatan" dmgan
-\ - T.uo Mereg
Aktivitas r
kemampuan cepat berespon terhadap tantangan antigen lagi.
T sttpresor iuga diaktivasi oleh pemaparan tntigen dan sel ini \
dianggap meregulasi oktivitas sel T pembanfit, sehingga me- Aloantibodi W
ngendalikan waktu respon.kekebalan. Mensendapkan "\r,_r-a
*-_
Keriasama
Sel Tg-B
TRANSPLANTASI 287
b
/.lL-1 rnakrofag hospes mmgolah anfigen yang
dapat larut yang disebarkan dai trans'
Antigen (As)
Donor
ooooo oo ui' plant. Kemudian antigen ditampilkan ke
populasi sel T pembantu bersama dmgan
penentu Kelas II autolog serta IL-l yang
berasal dari makrofag. Ini presentasi anti'
gen dengan "petnbatasan histokotnpatibi'
Tg Hospes Mempunyai Reseptor untuk litas", yaitu T pembantu harus mempu'
Ag dan Penentu Kelas ll Autolog nyai reseptor untuk antisen dan iuga re'
septor untuk penentu Kelas II autolog
bagi teri adinya pengenalan antigen.
Penolakan ('Rejection) Di
samping pembunuhan diperantarai Tcy spesi
lik dan pembunuhan diperantarai makrofag tak spesi-
MEKANISME SEL YANG BERTANGGI.JNG JAWAB fik, beberapa mekanisme lain penting selan-ra proses
BAGI PENOLAKAN perusakan 'allograft'. Pertama banyak sel NK (pem-
bunuh alamiah) dengan aktivitas sitotoksik terhadap
Kebanyakan informasi tersedia tentang mekanisme
sel donor sering terdeteksi selama fase dini proses
efektor yang bertanggung jawab bagi penolakan 'allo-
penolakan. Kemudian penimbunan antibodi antidonor
graft' diperoleh dengan menggunakan pendekatan
dalam organ yang ditransplantasi memudahkan pem-
"senjata asap";jika jenis sel khusus tampil dalam al-
bunuhan spesifik sel alogenik dengan sel T tak terikat.
lograft' yang ditolak, maka kesalahannya diterima.
Proses ini yang dinamai "antibody-dependent cell
Dengan menggunakan konsep ini dan terutama dengan
mediated cytotoxicity' (ADCC) dapat dideteksi selama
mengidentifikasi subkelompok sel T dengan antibodi
perjalanan proses penolakan. Akhirnya penimbunan
imunofluoresen, maka gambaran penolakan muncul
antibodi antidonor dalam organ transplantasi disertai
yang melibatkan banyak mekanisme kekebalan spe-
dengan fiksasi komplemen, kematian sel dan peng-
sifik dan nonspesifik. Sebagian besar sel yang mengin-
rekrutan sel radang. Hasil akhirnya suatu 'graft'yang
vasi jaringan 'allograft' adalah sel T. Kebanyakan sel
T yang tatnpil mempunyai penanda T8, yang me- sel endotel vaskularnya rusak dan membengkak serta
nunjukkan bahwa mereka termasuk subkelompok yang interstisiumnya diinvasi oleh segerombolan sel
supresor/sitotoksik. Sutrkelompok pembantuipengin- hospes. Gambaran histologi khas penolakan akut
duksi T4 biasanya terdiri dari persentase kecil sel peng diperlihatkan dalam Gambar 4. Tanda dan gejala yang
infiltrasi yang merupakan makrofag yang meningkat timbul sebagai hasil proses penolakan tergantung atas
dengan berlalunya waktu. Berbeda dari sel T sitotoksik,
mekanisme kekebalan terjadinya penolakan, intensi-
tas proses ini dan jenis organ yang sedang ditransplan-
yang menyerang sel sangat spesifik, makrofag tak
tasi.
pernah menampilkan spesifisitas antigen dan malahan
merekrut untuk bertindak secara nonspesifik, mungkin
PENOLAKAN HIPERAKUT
sebagai hasil kejadian spesifik antigen sebelumnya.
Tetapi besar kemampuan makrofag untuk membunuh Penolakan hiperakut suatu bentuk penolakan yang
sel alogenik dan mungkin berhubungan dengan pele- timbul dramatis dalam transplantasi ginjal, tetapi jarang
pasan zat antara oksigen reaktif dan makrofag. Biasa' (ika ada) dalam kasus transplantasi jantung atau hati,
nya sel T terlihat berhubungan erat dengan pembuluh Dalam jenis penolakan ini, antibodi 'antigraft' yang
darah dan makrofag tersering dekat dengan sel paren- telah ada dalam serum penerima mengen'al antigen
kima, biasanya sel B terdiri dari 10 sampai 15 persen 'graft' asing segera setelah darah memperfusi ginjal
sel penginfiltrasi dan menggoda untuk membayang- yang baru diimplantasi. Antibodi demikian bisa tampil
kan bahwa sel ini menghasilkan antibodi antidonor sebagai hasil (1) pemaparan ke antigen HLA asing
di tempatnya. Biasanya granulosit terdiri dari hanya dalam transfusi darah sebelumnya, (2) pemaparan ke
persentase kecil (2 persen) sel yang menginfiltrasi antigen HLA ayah dari fetus selama kehamilan, (3)
'allograft'. transplan ginjal sebelumnya atau (4) pemaparan ke
BUKU AJAR BEDAH BAGIAN 1
antigen bakteri atau virus yang bereaksi silang. Bila agak tetap. Mulai klinik penolakan ini cukup bervariasi
antibodi mengenal antigen asing, maka komplemen dan tergantung atas derajat perbedaan antigen antara
difiksasi dan perusakan 'graft' segera dimulai. Pada donor dan penerima serta juga jenis dan dosis obat
tingkat klinik, rangkaian - kejadian - menurun segera imunosupresif yang digunakan.
timbul dan menjadi jelas dalam kamar operasi atau
kamar pemulihan. Produksi urina menjadi berdarah Tanda dan gejala klinik yang berhubungan dengan
dan kemudian berhenti sama sekali. Sering pasien de- proses ini terdokumentasi baik dengan transplantasi
mam dan hipertensi serta tampak cukup sakit. Jenis ginjal. Setelah masa 7 sampai 10 hari awal ketenangan
penolakan diperantarai antibodi yang cepat ini biasa- penolakan, maka pasien menjadi letargi dan demam.
nya tak reversibel dan sering memerlukan pembuang- Respon demam mungkin hasil pelepasan interleukin I
an transplan segera. hospes (dulu dinamai pirogen endogen) oleh makrofag
atau sel alogenik rusak yang melepaskan isinya (pi-
PENOLAKAN DIPERCEPAT rogen) dalam sirkulasi hospes. Karena endotel vaskular
donor menjadi edematosa, maka ginjal menjadi relatif
Penoiakan dipercepat merupakan varian penolakan iskemik, pasien menjadi hipertensi dan fungsi ginjal
hiperakut. ia timbul bila penerima telah dipaparkan se- memburuk. Biasanya'allograft' membengkak. Walau-
belumnya ke antigen asing donor, tetapi kadar anti pun tak ada hubungan saraf yang utuh ke penerima,
bodi serum terhadap antigen ini rendah atau tak ada. namun organ meradang membesar akan menekan per-
Dalam keadaan ini, cocok silang donor-penerima akan itoneum parietalis dan sering pasien mengalami nyeri
negatif. 'Graft' baru bekerja sebagai 'boster' serta res-
pada tempat operasi. Jika pembengkakan menonjol,
pon anamnestik cepat dan lebih intensif dimulai segera maka transplan bisa menyumbat sebagian venailiaca,
dibandingkan penolakan akut klasik. Pasien bisa men- yang menimbulkan idema labia atau scrotum serta
jadi demam dengan penurunan cepat fungsi ginjal edenia tungkai ipsilateral. Berbeda dari penolakan hi-
dalam hari kedua sampai keenam pascatransplantasi. perakut yang tak dapat diobati, tinggi persentase
Kadang-kadang proses ini membalik, tetapi sulit di-
episode penolakan akuta (85 sampai 95 persen) yang
kendalikan dengan terapi antipenolakan.
reversibel. Biasanya dosis tinggi steroid oral atau in-
travena diberikan. Kadang-kadang diberikan globulin
PENOLAKAN AKUTA
antitimosit bila penolakan gagal berespon terhadap
Penolakan akuta suatu proses yang terutama di- terapi 'pulse' steroid. Antibodi monoklonal belakangan
perantarai oleh sel ketimbang antibodi. Berbeda dari ini yang secara spesifik diarahkan pada subkelompok
penolakan hiperakut, yang sangat jarang timbul, pe- limfosit T3 dan T12 telah digunakan secara klinik
nolakan akut merupakan gambaran transplantasi yang untuk membalikkan penolakan ini.
'-"
:
l*[ *\u *
Gambar 4. Penolakan
akut 'allograft' sinial. A,
Perubahan vaskular da-
lam pmolakan akut. Ada
vaskulitis nekrotikans
yang tampil dengan ne-
krosis iTbrinoid (Panah)
dan infiltrasi neutrofilik
dinding pembuluh dnrah
@ a E 330 X). B, Pe-
nolakan sel akut dengan
infiltrat sel mononuklear
yang hebat dalam inter'
stisium dengan edema
dan pemecahan tubulus
aktif (H & E, 208X).
TRANSPLANTASI 289
Kejadian klinik yang berhubungan dengan peno- Strategi untuk Tranrylantasi Jaringan Alogenik yang
lakan organ lain sangat kurangjelas dibandingkan yang Berhasil
terlihat bila ginjal ditransplantasi. Penolakan akuta
setelah transpJantasi jantung (sebagai contoh) bisa HINDARI PENOLAKAN HIPERAKUT
dimanifestasikan secara klinik hanya dengan penurunan
Menentukan bahwa calon penerima tidak mem-
curah jantung dan tekanan darah. Karena penemuan
punyai antibodi 'antigraft' yang bersirkulasi sangat
ini timbul lanjut dalam proses ini, maka diagnosis penting, terutama dalam bidang transplantasi ginjal.
penolakan 'allograft' jantung tergantung atas biopsi
Karena transplan organ padat umumnya menunjukkan
endomyocardium rutin ketimbang tanda klinik atau
antigen golongan oarah maupun antigen histokompa-
tes laboratorium. Diagnosis dan penatalaksanaan pe- tibilitas, maka antibodi demikian dapat dalam bentuk
nolakan dibicarakan lebih terinci dalam bagian tentang antibodi yang timbul secara alamiah terhadap antigen
masing-masing organ. golongan darah (isoantibodi) atau antibodi yang di-
arahkan pada penentu HLA permukaan sel (antibodi
PENOLAKAN MENAHUN limfositotoksik). Jadi dua tes yang jelas dilakukan se-
Penolakan menahun suatu bentuk indolen peno- belum transplantasi. Pertama pencocokan silang ABO
iakan dengan sedikit tanda klinik. Dalam kasus trans- dilakukan, sehingga donor dan penerima cocok bagi
plantasi ginjal, sindroma ini ditandai oieh retensi ga. antigen golongan eritrosit. Patokan transfusi darah
ram, penambahan berat badan, proteinuria progresif yang sama berlaku bagi donor organ; golongan darah
serta peningkatan bertahap dan tak dapat ditawar dicocokkan jika mungkin, tetapi donor golongar "O'
dalam kreatinin serum. Mekanisme kekebalan yang suatu "donor universal" dan penerima golongan AB
bertanggung jawab untuk proses ini belum dipahami suatu "penerima universal". Bila ada kecocokan ABO,
benar, tetapi jelas melibatkan mekanisme humoral maka dilakukan "pencocokan siiang limfositotoksik"
dan selular. Secara histologi, penolakan menahun di untuk mentes adanya antibodi 'antigrafl dalam serum
tandai terutama oleh penutupan pembuluh darah dan penerima. Seperti dikatakan sebelumnya, hal ini jauh
atrofi tubular (Gambar 5). Penelitian imunofluoresen lebih penting bagi transplantasi ginjal daripada untuk
memperlihatkan adanya imunoglobulin, komponen transplantasi hati atau jantung.
komplemen dan fibrinogen di keseluruhan 'graft'. Pencocokan silang limfositotoksik sesederhana
Penolakan menahun bisa timbul sedini 7 sampai 10 pencocokan siiang ABO. Serum penerima diinkubasi
hari setelah transplantasi, tetapi biasanya tidak ter- dengan limfosit donor disertai adanya komplemen
lihat sampai setelah bulan pertama pascabedah. Ber" kelinci selama 4 jam. Pembunuhanlebih dari20 persen
beda dari penolakan akuta, penolakan menahun be- limfosit donor selama inkubasi merupakan bukti bahwa
respon buruk terhadap terapi dengan steroid. ada antibodi 'antigraft'. Analisis lebih canggih kadang-
kadang dilakukan bila sel B dan T darah tepi telah di- agak kurang memberi harapan jika donor dan penerima
pisahkan sebelum tes pencocokan silang. Walaupun semiidentik HLA ( sama satu kromosom 6) dan bahkan
masalah ini agak kontroversial, nilnun antibodi yang kurang memberi harapan jika donor dan penerima
diarahkan pada sel B, tetapi tidak sel T, umumnya tidak identik HLA (tidak sama kromosom 6 mana
tidak menyebabkan penolakan hiperakut dan sering pun).
dilakukan transplantasi jika penerima hanya mempu- Penurunan antigen HLA mengikuti hukum geneti-
nyai antibodi anti*el B terhadap donor. Tak ada tem- ka Mendel yang jelas. Keadaan halotipe anggota keluar-
pat melakukan transplantasi jika antibodi terhadap se1 ga mudah ditentukan dengan menggunakan teknik
T donor terdeteksi. Kadar antibodi turun naik dan con- serologi, ternpat berbagai alel lokus A, B, C dan D di-
toh serum lama dari penerima sering ditemukan me- tentukan. Biasanya hanya alel HLA-A dan HLA-B
ngandung antibodi antidonor, sedangkan bahan contoh ditentukan golongannya. Alel HLA kodominan. Alel
paling belakang diambil tidak mengandungnya. Dalam pada kromosom ayah dan ibu diekspresikan. Biasanya
keadaan ini, biasanya tidak dilakukan transplantasi ka- empat alel HLA, yaitu dua HLA-A dan dua HLA-B,
rena ketakutan bahwa ada antibodi dalam kadar ren- telah dikenal pada seorang individu. Identitas empat
dah, tetapi karena sejumlah alasan tak dapat dideteksi, produk alel pada donor dan empat produk dalam
dan bahwa akan timbul penolakan dipercepat aniunnes- penerima akan menunjukkan identitas HLA. Dua alel
tik atau hiperakut. identik dengan individu semiidentik HLA dan tak ada
alel golongan akan diharapkan sama dalam kasus HLA
nonidentik. Transplantasi orangtua-anak selalu cocok
satu halotipe. Kemungkinan saudara kandung akan
MEMINIMUMKAN PERBEDAAN ANTIGEN identik HLA 25 persen. HLA semiidentik 50 persen
Organ yang ditransplantasi antara kembar identik dan HLA tidak identik 25 persen.
tak pernah mengalami penolakan. Sebaliknya suatu
organ yang ditransplantasi antara individu yang sama
sekali tak berhubungan biasanya mengalami penolakan BIAKAN LMFOSIT CAMPURAN
parah, dan obat imunosupresif kuat diperlukan untuk
Biakan limfosit campuran (MlC='mixed lym-
menghilangkan proses ini. Usaha untuk mencocokkan
phocyte culture') suatu analisis yang digunakan untuk
antigen donor dan penerima sebanyak mungkin tam-
mendapatkan informasi tentang perbedaan antigen
paknya akan logis untuk meminimumkan intensitas
pada lokus HLA*D. Analisis ini mempunyai keuntung-
proses penolakan. Prinsip umum ini jelas benar dalam
kasus transplantasi ginjal dan transplantasi sumsum
an observasi bahwa limfosit yang dibiak bersama ln
'uitro anlara donor dan penerima akan berproliferasi
tulang berhubungan keluarga serta agak kurang jelas
cepat jika satu populasi sel menunjukkan produk lokus
dalam kasus transplantasi ginjal kadaver serta bisa tidak
benar pada semua kasus transplantasi hati dan jantung.
HLA-D yang berbeda dari produk lokus HLA-D yang
dinyatakan dalam populasi sel lain. Kecepatan proli-
ferasi diukur dan diambil sebagai indeks kasar per-
bedaan HLA-D. Kami sangat tertarik dalam respon
PENENTUAN GOLONGAN HLA DALAM TRANS_ limfosit penerima terhadap antigen limfosit doflor.
PLANTASI GINJAL BERHUBTINGAN KELUARGA Biasanya sel donor tidak-aktifkan dengan radiasi atau
Manusia mempunyai dua ginjal, tetapi salah satu mitomisin-C, sehingga hanya kecepatan proliferasi
mampu menyokong hidup perseorangan. Karena alasan sel penerima akan diukur. Persentase sangat tinggi (98
ini mungkin individu sehat mendonorkan satu ginjal persen) pasangan donor-penerima identik HLA mem-
ke keluarganya. Transplantasi demikian dinamai trans- perlihatkan reaktivitas rendah dalam MLC, sedangkan
plantasi ginjal berhubungan keluarga. Jenis transplan- hanya 20 persen pasangan semiidentik I{LA memper-
tasi ginjal lainnya yang dinamai transplantasi ginjal lihatkan reaktivitas rendah dalam MLC..Dalam memilih
kadaver, berarti bahwa organ donor telah disingkirkan donor semiidentik HLA, donor potensial yang selnya
dari individu tak berhubungan yang telah mengalami merangsang paling sedikit proliferasi dalam MIC yang
"kematian otak". Ada banyak keuntungan donor suka- lebih disukai. Karena ia suatu analisis invitro fungsio-
rela berhubungan keluarga, yang mencakup fakta nal. MLC telah dinamai "transplantasi dalam tabung
bahwa donor bisa dipraseleksi atas dasar kemiripan reaksi". Satu kerugian MLC bahwa inkubasi in vitro
antigen yang erat. dengan penerima. Tanpa kembar memerlukan 5 sampai 6 hari. Sehingga IvILC tidak
identik, hasil terbaik diperoleh jika donor dan peneri- dapat digunakan dalam pemilihan donor kadaver, ka-
ma identik HLA, yang menunjukkan bahwa mereka rena organ ini bisa terawetkan secara terandalkan ha-
menurunkan kromosom-keenarn orangtua yang sama, nya selama I sampai 2 hari.
TRANSPLANTASI 291
san 0,5 persen, gambaran bahkan lebih rendah dari na ia mengandung ratusan spesifisitas anti-sel T, tidak
untuk pasien yang diterapi secara konvensional dengan semuanya dapat dihambat oleh respon kekebaian hos-
paduan prednison-azatioprin. Efek samping lain seperti pes.
anli-Tl2 monoklonal, keduanya antigen "pan" sel T. mekanisme tambahan mencegah sel normal yang dipin-
Di masa yang akan datang, antibodi monoklonal bagi dahkan untuk bereaksi terhadap antigen yang terlibat.
subkglompok antigen seperti T4, T8 dan IL-2 pasti Tetapi dalam sejumlah kasus yang telah diuraikan de-
akan dikembangkan. Efek samping seperti trombosito- ngan baik, pemindahan sel 'syngeneic' normal tidak
penia, belum terlihat dengan menggunakan preparat menghilangkan toleransi neonatal, yang menggambar-
ini. Walaupun ada daya tarik melekat yang berhubung- kan bahwa fenomena ini bisa hasil mekanisme lain
an dengan penggunaan antibodi monoklonal mencit juga.
untuk terapi penolakan, namun gambaran pembatas
bahwa penerima akan mengenal antibodi mencit se- TOLERANSI YANG DIINDUKSI OLEH PRAPEM.
bagai asing dan bisa cepat membuat antibodi terhadap BERIAN ANTIGEN
tempat yang menggabungkan antibodi monoklonal Respon kekebalan optimum terhadap antigen ter-
yang disuntikkan. Antibodi. anti "idiotipik" ini akan gantung atas sejumlah faktor, yang mencakup dosis
menghalangi penggunaan lebih lanjut antibodi mono- antigen yang digunakan, berat molekul, kelarutan dan
klonal. Mungkin fenomena demikian tidak akan sifat fisik lain antigen yang dipertanyakan serta jalur
membatasi kemanjuran preparat kuda lebih kasar kare- dan waktu senyawa diberikan. Respon optimum akan
294 BUKU AJAR BEDAH BAGIAN 1
tergantung atas latar belakang genetika dan kemampu- KelasI dan Kelas II efektif dalam inodel tertentu.
an hewan yang disuntik serta dalam kasus respon ter- Antibodi nonsitotoksik juga sering efektif dalam
hadap 'allograft', jenis sawar histokompatibilitas yang menyebabkan penguatan, zuatu observasi menarik
harus diatasi. Jika keadaan imunisasi tidak optimum, bagi klinikus karena dengan jenis antibodi ini, bahaya
maka bisa timbul respon kekebalan lemah atau subop- menyebabkan penolakan hiperakuta akan dikurangi.
timum dan dalam sejumlah kasus timbul toleransi Sayangnya, fragmen antibodi nonsitotoksik (fragmen
spesifik abadi. Banyak model percobaan telah diguna- Fab-Z), yang mempunyai spesifisitas terhadap antigen,
kan untuk meneliti keadaan tempat timbulnya toleran- tetapi tidak memfiksasi komplemen, tidak efektif
si diinduksi antigen terhadap 'allograft'. menghasilkan penguatan.
Biasanya antigen yang digunakan merupakan darah
lengkap produk darah atau sel limfoid lebih dimurni-
kan dari thymus, kelenjar limfe atau limpa. Cara pem- TOLERANSI YANG DIINDUKSI OLEH PEMBEN.
berian antigen intravena jelas lebih tolerogenik daripa TUKAN ANTIBODI ANTI_IDIOTIPIK
da jalur lain dan dalam kasus hewan dewasa, berman Antigen yang diberikan membentuk produksi
faat jika penerima diimunosupresi sebagian dalam se antibodi anti-antigen. Tempat pengikatan spesifik an-
jumlah cara. Antigen yang dapal larut biasanya lebih tigen pada molekul antibodi dinamai idiotipe. Idiotipe
tolerogenik daripada antigen terikat sel. Tergantung juga ditemukan pada permukaan sel dari sel limfoid
atas sistem yang diteliti, antigen Kelas I dan Kelas II tertentu, terutama sel T. Karena idiotipe sangat spe-
mampu menginduksi toleransi. Kombinasi strain yang sifik untuk antigen asing, maka dalam sejumlahca:iaia
dites sangat penting. Sering protokol tolerogenik dalam "asing" dengan sendirinya dan hospes mengembang-
satu kombinasi strain sama sekali tak efektif dalam kan antibodi "anti-idiotipik". Antibodi anti-idotipik
kombinasi lain. Observasi ini berhubungan dengan demikian berfungsi membatasi respon kekebalan ter-
pengenalan belakangan ini bahwa respon kekebalan hadap antigen, karena ia menghambat reseptor untuk
terhadap antigen MHC dikendalikan oleh gen respon antigen pada sel atau molekul antibodi. Satu yang se-
kekebalan spesifik herediter. Dalam menginterpretasi- cara teoritis mungkin membatasi respon kekebalan
kan percobaan rodensia , maka penting mencatat bah- terhadap'allograft' dengan merangsang pembentukan
wa induksi toleransi sangat mudah dalam tikus, tetapi anti-bodi antiidiotipik. Ia telah dicapai dalam model
tidak perlu mudah dalam spesies lain, yang mencakup 'allograft' jantung tikus, tetapi belum diketahui
manusia. Risiko khusus protokol praterapi antigen apakah teknik demikian dapat digunakan pada manu-
bahwa penerima menjadi disensitisasi ketimbang to- sia.
leransi terhadap antigen yang diberikan. Jika ia tim-
bul dalam lingkungan manusia, maka penolakan hi-
perakuta mungkin timbul. Umumnya tikus tidak me- TOLERANSI DIPERANTARAI SEL SI.JPRESOR.
ngembangkan penolakan hiperakuta, karena perbedaan Lingkungan .sebelumnya apa pun tempat toleransi
besar dalam mekanisme untuk fiksasi komplemen. timbul, bisa diperantarai oleh subpopulasi sel yang
mampu menekan respon kekebalan. Contoh terbanyak
diteliti meliputi sel T supresor, yang melepaskan me-
TOLERANSI YANG DIINDUKSI OLEH PEMBERIAN diator yang dapat larut yang dinamai faktor supresor.
ANTIBODI ANTIDONOR Faktor ini bekerja untuk membatasi partisipasi sel
Pemberian pasif antibodi antidonor pada waktu T pembantu dalam membentuk respon kekebalan.
transplantasi bisa menyebabkan toleransi terhadap Yang menarik, faktor supresor sering memperlihatkan
antigen yang terlibat. Fenomena ini yang dikenal pembatasan histokompatibilitas, sehingga faktor su-
sebagai penguatan imunologi, mula-mula dianggap presor yang dijelaskan dalam satu hewan tidak akan di-
hasil "penutupan" atau penyelimutan antigen yang perlukan untuk efektif sewaktu dipindahkan ke hewan
terlibat oleh antibodi, sehingga pengenalan kekebalan lain. Walaupun ada banyak contoh penekanan non-
terhambat. Bobot bukti saat ini menggambarkan bahwa spesifik, namun kasus penekanan yang diteliti paling
kemampuan memberikan antibodi untuk meningkat- menyeluruh yang melibatkan transplantasi organ
kan opsonizasi sel reaktif antigen yang sangat pen- menggambarkan populasi supresor yang merupakan
ting. Dalam model terakhir ini, antibodi penguat atau spesifik antigen. Sebagai contoh, penerima transplanta-
kompleks antigen antibodi terikat ke reseptor sel T si ginjal behubungan keluarga yang abadi, telah ditemu-
hospes serta pembentukan kompleks sel T reaktif kan mempunyai sel T supresor dalam darahnya yang
antigen cepat dihilangkan (diopsonisasi) oleh sistem mampu menekan respon kekebalan in vitro terhadap
retikuloendotel hospes. Antibodi terhadap antigen sel donor, tetapi tidak sel yang berhubungan keluarga.
TRANSPLANTASI 295
USAHA MENGINDUKSI TOLERANSI DALAM fusi darah prabedah. Hipotesis demikian memerlukan
PASIEN TRANSPLANTASI agar supresor yang dibentuk relatif tak spesifik karena
Berdasarkan atas penelitian percobaan yang telah tak mungkin bahwa darah donor dan organ donor dari
individu berbeda akan sama banyak antigennya. Jenis
diuraikan sebelumnya, sejumlah pembaharuan telah
persiapan lebih spesifik dapat digunakan dalam trans-
ditambahkan belakangan ini ke strategi imunosu-
presi lebih tradisional. Telah dilakukan usaha untuk plantasi ginjal berhubungan keluarga. Transfusi spesi-
menghabiskan secara aktif organ donor dari "sel pe-
fik donor rnelibatkan pemberian prabedah 200 ml
darah yang didapat dari donor prospektifsetiap 2 ming-
numpang" sebelum transplantasi dengan harapan
gu pada tiga keseinpatan sebelum transplantasi. Jika
menurunkan imunogenisitas organ ini. Donor kadaver
telah dipraterapi dengan dosis tinggi obat sitotoksik tidak timbul sensitisasi, maka kemudian dilakukan
transplantasi. Hasilnya dengan protokol demikian sa-
sebelum pengeluaran organ dengan harapan bahwa
ngat berhasil, walaupun mekanismenya belum sepe-
dosis tinggi ini akan menyebabkan lisis sel penumpang
nuhnya dipahami. Penggunaan transfusi spesifik donor
makrofag atau limfoid. Dalam organ yang ditransplan-
dibicarakan lebih lengkap dalam bagian transplantasi
tasi. Ujicoba ini telah menemukan keberhasilan terba-
ginjal.
tas. Sensitisasi mungkin telah timbul dengan mekanis-
me pengganti, yang dengan jalan ini endotel donor me-
Ahli beilah transplantasi saat ini terutama tergan-
tung atas obat imunosupresi nonspesifik untuk men-
nyebarkan antigen saja dan kemudian antigen ini di-
cegah atau menghilangkan penolakan. Jelas arah bagi
olah oleh makrofag hospes.
masa yang akan datang untuk menginduksi toleransi
Dalam ujicoba lain, penerima telah diberikan anti
gen HLA yang dapat dilarutkan atau 'buffy coat' atau menghalangi secara selektif suatu respon kekeba-
lan dengan menggunakan antigen dimurnikan, antibodi
mengekstraksi sel donor sebelum transplantasi, tetapi
monoklonal atau sel imunokompeten yang diarahkan
tak terlihat efek bermanfaat yang jelas. Penguatan de-
ke reseptor sasaran spesifik.
ngan pemberian antibodi antidonor juga telah diusaha-
kan. Antibodi antidonor utuh tidak diberikan untuk
ketakutan membangkitkan penolakan hiperakuta. Na-
mun antibodi antidonor mula-mula diterapi dengan pa- CARA MEMPEROLEH DAN PENGAWETAN MULTI
pain, suatu enzim yang mencegah reseptur antibodi un-
ORGAN
tuk komplemen (reseptor Fc). Terapi ini menghasilkan
fragmen Fab, yang mempunyai tempat pengikatan spe- Kebetulan organ donor berhubungan langsung
sifik untuk antigen donor, tetapi tidak
memfiksasi dengan keberhasilan tindakan transplantasi. Dengar.r
komplemen. Dengan menggunakan strategi ini, maka perbaikan pasien dan kelangsungan hidup 'grafti
tidak akan terjadi penolakan hiperakuta. Sayangnya organ, pembatasan usia dan indikasi lain cenderung
fragmen Fab dikenal relatif tak efektif dalam mengha- dibebaskan. Riwayat transplantasi ginjal memberi
silkan peningkatan percobaan. IJjicoba klinik dengan contoh kecenderungan ini. Berbeda dengan penuntun
fragmen Fab juga tak memuaskan. awal yang ketat, transplantasi ginjal sekarang dilaku-
kan pada bayi, pada orang dewasa sampai usia 60
atau 65 tahun, pada pasien diabetes melitus dan dalam
TRAN SFUSI DARAH PRATRANSPLANTASI pasien dengan penyakit menahun lain, yang sebelum-
nya akan menghalanginya menerima transplan. Keter-
Transfusi darah pratransplantasi telah diperlihat-
sediaan organ kadaver belum menahan kecepatan pe-
kan oleh banyak kelompok memperbaiki hasil. Anti-
ningkatan kebutuhan. Sebagai hasilnya, daftar pasien
gen diberikan dalam bentuk leukosit dan trombosit
yang menunggu transplantasi ginjal kontinu meman-
alogenik dari donor darah. Hipotesis menarik untuk
jang walaupun ada fakta peningkatan jumlah transplan-
menjelaskan observasi ini bahwa setelah terpapar ke
tasi yang dilakukan tiap tahun. Dalam tahun 1984,
antigen demikian, maka subkelompok sel T pembantu
Dewan Amerika untuk Transplantasi mempublikasikan
dan supresor diaktivasi, tetapi kinetik aktivasi berbeda,
perkiraan jumlah pasien yang menunggu transplantasi
sehingga sel T pembantu aktif dini, yang dikuti oleh
dan kebutuhan bagi transplantasi organ utama (Tabel
aktivasi sel T supresor yang mulainya lebih lambat.
3).
Jika suau transplantasi organ dilakukan setelah trans
fusi, maka subkelompok T supresor dominan, penolak-
Ketersediaan Donor
an akan tertekan.
Apakah ini mekanisme tepat, kebanyakan pusat Potensi jumlah donor kadaver dalam Amerika
transplantasi memerlukan agar penerima transplantasi Serikat diperkirakan sekitar 20.000 per tahun. Saat ini
kadaver di "persiapkan" dengan tiga sampai lima trans hanya sekitar 4000 donol kadaver yang digunakan,
296 BUKU AJAR BEDAH BAGIAN 1
TABEL 3. KeadaanTransplantasi Organdalam Tahun 1984* an Amerika Serikat dan berinteraksi dengan agen dalam
negata lain. Organisasi ini memberikan sistem komuni.
Dilakukan Daftar Tunggu kasi telepon 24 jam, mendaftar pasien yang menunggu
Sumsum tulang 865 Tidak tersedia
transplantasi kadaver, penentuan golongan histokom-
Cornea 23.500 3.s00 patibilitas, tim pengadaan dan pengawetan organ,
Jantung 400 100 program pendidikan dan data pengawasan. Dalam
lantunglpalrr L7 50 tahun 1984, pemerintah federal menetapkan Satuan
Ginjal 6.730 11.000 Tugas untuk Transplantasi Organ yang diharapkan
Hati 308 300
Pancreas 8',l 50
membuat rekomendasi bagi jalinan nasional lebih res-
ffi| yang mencakup daftar. nasional pasien yang
*Perkiraan inj diberikan oleh Dewan Transplantasi Ameri- menunggu transplantasi organ.
ka. Kebutuhan sebenamya lebih besar daripada "daftar tung-
gu". Misalnya kebutuhan bagi transplantasi ginj al diperkirakal
20.000 per tahun dan untuk transplantasi jantung 16.000 per Kematian Otak
tahun. Di Amerika Serikat, konsep "kematian otak,,
sekarang umumnya diterima. Sebelumnya seorang in-
dividu dinyatakan meninggal bila dokter menilai bahwa
walaupun ada besar kebutuhan bagi lebih banyak or- jantungnya telah berhenti. Sekarang seorang dapat se-
gan. Batas usia bagi donor jantung 35 tahun, pemba- cara resmi dinyatakan meninggal jika dokter menilai
tasan yang lebih membatasi ketersediaan organ ini. bahwa fungsi otaknya telah rusak demikian parah dan
I*mbaga Battelle telah memperkirakan bahwa potensi tak reversibel, sehingga kehidupan tak dapat diper-
bagi donor jantung 16.000 per tahun dan jumlah total tahankan tanpa bantuan artifisial. Pasien demikian
penerima yang mungkin ada 14.111. Organ donor selalu memerlukan sokongan dengan respirator. Organ
hati, paru, jantung-paru dan jantung harus berukuran dapat dikeluarkan sebelum aktivitas jantung berhenti,
tepat untuk masing-masing penerima. Sebagai hasilnya sehingga menghindari cedera akibat anoksia dan iske-
sangat sulit menemukan donor yang cocok obat ini mia.
untuk anak. Saat ini 30 negara bagian telah mempunyai undang
Kompleks alasan kenapa hanya sebagian kecil undang kematian otak. Undang-undang ini menyatakan
donor kadaver potensial sebenarnya digunakan. Ke- bahwa deklarasi "mati otak" oleh seorang dokter
banyakan sebab yang dapat dikoreksi adalah kegagalan merupakan kematian legal. Kebanyakan penuntun yang
dokter dan perawat untuk mengenal donor yang tepat telah dibentuk untuk mengkonfirmasi adanya "mati
dan meneliti tentang donor bersama anggota keluarga. otak" didasarkan atas kriteria Harvard yang dipublikasi
Belakangan ini negara bagian New York, Oregon dan dalam tahun 1968. Banyak rumah sakit sekarang telah
Michigan mensahkan undang-undang "permintaan wa- menentukan kriterianya sendiri bagi "mati otak" dan
jib". Undang-undang ini memerlukan agar rumah mengorganisasi komisi untuk mengevaluasi masing-
sakit menetapkan ke keluarga bila jelas bahwa keluar- masing donor organ potensial. Untuk menghindari
ga hampir meninggal. Kenyataannya keluarga yang ke-
pertentangan minat yang mungkin timbul, maka dok-
hilangan sering mendapat banyak penghiburan dari ter pribadi pasien dan anggota tim transplantasi tidak
pengetahuan bahwa orang lain mungkin mendapat dicakup sebagai anggota komisi ini. Dengan pengalam-
rnanfaat dari apa yang bagi orang lain merupakan ke- an, kebanyakan lembaga telah membuat kriteria "ma-
hilangan anggota keluarga yang tragis. ti otak" kurang kaku. Misalnya interval yang diperlu-
kan antara isoelektroensefalogram telah dihilangkan
Agen yang Mengadakan Organ dan Membagi Organ atau dikurangi dari .24 sampai 12 jam. Kriteria yang
Transplantasi pada hakekatnya suatu usaha kerja saat ini digunakan di Universitas Michigan telah digam-
sama antara donor dan penerima, antara rumah sakit barkan dalam Tabel 4. Sebagian besar donor organ
donor dan rumah sakit penerima serta antara beberapa kadaver telah meninggal karena trauma kapitis, penya-
dokter yang penting terlibat dalam pengadaan dan kit cerebrovaskular, tumor otak atau iskemi otak
transplantasi suatu organ. Dalam tahun awal transplan- sekunder terhadap kejadian seperti henti jantung dan
tasi ginjal, dikenal bahwa organisasi regional diperlukan kelebihan dosis obat.
untuk mengkoordinasi usaha ini. Sekarang ada 100
agen pengadaan organ berhubungan dengan rumah Kriteria untuk Donor Organ
sakit dan 51 yang bebas di Amerika Serikat. Agen ini Kriteria spesifik organ dan umum untuk donor
kenrudian bekerja sama satu sama lain, sehingga mem- didaftar dalam Tabel 5 dan 6. Karena donor organ
berikan jalinan tak resmi yang menjangkau keseluruh- potensial hampir meninggal dan sering telah mende-
TRANSPLANTASI 297
TABEL 4. Penuntun bagi Penetapan Kematian Otak di TABEL 5. Kriterin Umum untuk Donor Organ
Pusat Kedokteran Universitas Michigan*
Usia dan ukuran yang tepat
Pemeriksaan Klinik Kematian otak
1. Tak adanya fungsi otak. Tak berespon terhadap rangsangan Sistem kardiovaskular cukup stabil
luar. Tak ada respon deserebrasi atau dekortikasi. Tak ada sepsis sistemik
2. Tak ada fungri batang otak. Refleks berikut tak ada: Tak ada kontaminasi abdomen untuk transplantasi ginjal, hati
a. Refleks cahaya pupil atau pancreas
b. Refleks cornea Tak ada keganasan, kecuali kanker otak primer atau kanker
c. Refleks okulosefalik kulit
tl. Refleks okulovestibularis Tak ada hipertensi melahun
e. Refleks pernapasan, yaitu apne lepas dari respirator, tak Tak atla antigenemia hepatitis
ada refleks pernapasan bila Pco2 60 torr atau lebih. Tak ada diabetes melitus*
rita kelainan seperti infiltrat paru dan bakteriuria, TABEL 6. Kiteria Donor Kadaver Spesifik
maka ada kecenderungan menghalangi pasien yang tak untuk Masing-masing Organ .
ja1. Sejumlah kelompok juga memberikan steroid ke transplantasi menggunakan larutan yang tinggi konsen-
donor sebagai tambahan bagi pengawetan organ. trasi kalium dan rendah natrium serta besar konsentrasi
Dibuat anamnesis sebanyak mungkin dari anggota solut yang relatif tak permeabel seperti glukosa, fosfat
keluarga, terutama yang tentang penyakit kronik se- sitrat dan maniteral. Larutan yang terluas digunakan di-
perti hipertensi, diabetes melitus, penyakit jantung, kembangkan oleh Collins, Sacks dan Ross. Organ yang
hati atau ginjal menahun, kanker serta penyalah-guna- disiram kemudian dicelupkan dalam larutan elektrolit
an senyawa. Rutin dibuat biakan darah, urina dan dingin, yang ditempatkan dalam wadah atau kantong
trachea. Pemeriksaan darah biasanya mencakup hema- plastik steril dan disimpan pada sekitar 4oC, biasanya
tokrit, hitung leukosit, elektrolit, glukosa, pemeriksaan dengan men5elilingi wadah dengan es.
fungsi hati dan ginjal, pemeriksaan antibodi dan anti- Penyimpanan dingin merupakan bentuk pengawetan
gen hepatitis. Titer antibodi CMV dan lebih belakang- lebih murah dan tersederharn. Ia satu-satunya metode
an ini, pemeriksaan antibohi HTLV-ilI, terutama yang saat ini tersedia untuk penyimpanan jantung, hati
pada pasien berisiko untuk penyakit defisiensi imun dan pancreas. Batas aman bagi lama pengawetan yang
akuisita. Demam, leukositosis, biakan positif untuk menggunakan penyimpanan dingin 4 jam untuk jan-
pipa endotrakea atau kateter urina serta kelainan tung, 6 jam untuk pancreas, 8 jam untuk hati dan sam-
ringan pada foto thorax bukan dengan sendirinya kon- pai 30 jam untuk ginjal.
traindikasi pendonoran.
PERFUSI PUTSATIF HIPOTERMIK
Pengawetan Organ
Teknik perfusi pulsatif hipotermik dikembangkan
Banyak morbiditas dan mortalitas yang menyer- untuk memperlama lama pengawetan yang aman di
tai transplantasi dapat dihubungkan langsung dengan luar yang dapat dicapai dengan hipotermia sederhana.
pengawetan organ yang kurang optimum. Fungsi Teknik ini memerlukan mesin pengawetan organ dan
organ transplan yang memuaskan dalam masa pasca- kombinasi hipotermi pada 6 sampai lOoC dengan per-
bedah dini menghindari banyak masalah nantinya. fusi jenis pompa penggulung kontinu atau pulsatil dan
Pengawetan organ yang baik dimulai dengan penatalak- perfusat dioksigenasi khusus. Perfusi pulsatif pada te-
sanaan prabedah dan intraoperatif yang tepat bagi kanan relatif rendah 40 sampai 60 ton sistolik dan 2O
donor kadaver. Hipotensi dan anoksia harus dihindari, sampai 40 torr diastolik dianggap membuka mikrosir-
organ dan jaringan harus ditangani dengan lembut kulasi dan memberikan substra'r ke sel parenkima.
serta lama iskemia hangat selama pengeluaran organ Biasanya digunakan larutan kaya protein seperti plasma
dari donor harus dijaga minimum. Penting teknik dikriopresipitasi, fraksi protein plasma, plasma diolah
pengawetan di luar tubuh yang cermat. Lama waktu sel silika atau larutan manitol dengan komposisi elek-
pengl-rangatan kembali selama revaskularisasi organ ha- trolit serupa dengan cairan ekstrasel. Belzer dari Uni
rus juga dijaga minimum. Biasanya ginjal akan mento- versitas Wisconsin, seorang pelopor dalam perkembang-
leransi 30 menit iskemia hangat dengan baik. Akan an perfusi pulsatil, belakangan ini telah mendapatkan
ada peningkatan insidens gagal ginjal akuta pasca- hasil memuaskan dengan perfusat baru yang mengan-
bedah dengan 30 sampai 60 menit iskemia hangat. dung adenosin dan glukonat.
Setelah 2 jam iskemia hangat, kebanyakan ginjal tak
Saat ini perfusi pulsatil hanya digunakan untuk pe-
dapat hidup. Lama iskemia hangat yang akan ditoleran-
ngawetan ginjal kadaver. Transplantasi ginjal yang ber-
si jantung, hati dan pancreas lebih singkat bermakna.
hasil dengan perfusi segera telah dilaporkan dengan
waktu pengawetan sampai 72 1am. Ada sejumlah bukti
PENYMPANAN DINGIN bahwa teknik ini lebih disukai daripada hipotermia se-
Hipotermia pada 2 sampai 4oC merupakan cara pa- derhana, jika telah ada kerusakan pada ginjal dalam do-
ling elektif yang tersedia untuk mengawetkan organ. nor atau jika waktu pengawetan lebih dari 24 sampai
Dengan rnemperlambat kecepatan reaksi kimia dan me- 30 jam diantisipasi. Tekanan perfusi tinggi dan aliran
nurunkan penggunaan tenaga, maka efek merusak hi- perfusat yang rendah melalui 'graft' menggambarkan
poksia dan iskemia diminimumkan. Organ dapat di cedera pada ginjal dan memungkinkan pembuangan
dinginkan di tempatnya dalam donor dengan cepat ginjal selektif. Tetapi perfusi pulsatif mahal dan mem-
memperfusi organ melalui kanula aorta yang telah di- punyai risiko lebih besar bagi kontaminasi mikroba,
pasang sebelumnya dengan larutan elektrolit dingin te- embolisasi dan kerusakan endotel daripada hipoter-
pat setelah rnengklem aorta di bawah diaphragma. Se- mia sederhana. Belakangan ini ada banyak penelitian
hingga iskernia normotermi dijaga minimum. Kemudian tentang potensi perfusi pulsatif untuk meningkatkan
olgan yang diekstirpasi disiram bebas dari darah dengan waktu pengawetan yang aman untuk organ donor jan-
lllutan pengawet 2 sampai 4oC. Kebanyakan kelompok tung, fati, pancreas dan jantung-paru.
TRANSPLANTASI
Operasi Donor Multioryan jantung dari iskemia hangat apa pun merupakan priori
tas utama,. karena jelas organ ini harus segera berfungsi
Semakin banyak keluarga diizinkan mendonor lebih
baik dalam penerima. Urutan bedah yang lazim meng-
dari satu organ dari keluarga yang meninggal. Kedua
isolasi struktur besar ke jantung yang pertama, kemu-
cornea, kedua ginjal; jantung dan hati atau pancreas da-
dian hati atau pancreas dan akhirnya ginjal. kemudian
pat digunakan dari donor tunggal. Axis coeliaca dan
dipasang kanula ke dalam aorta distal dan vena cava
vena porta digunakan untuk rekonstruksi penyediaan
serta arteria mesenterica superior ditutup. Aorta dan
darah ke pancreas atau menggunakan transplant hati.
vena cava diklem setinggi diaphragma. Kemudian organ
Karena alasan ini, tak layak secata anatomi mengguna'
intra abdomen ccpat didinginkan dengan perfusi di
kan pancreas dan hati dari donor yang sama.
ternpat larutan elektrolit 4o C. Kemudian jantung sege-
Pengeluaran organ untuk transplantasi dilakukan
ra dikeluarkan. Ginjal dikeluarkan secara keseluruhan
seperti untuk operasi besar apapun. Tindakan dilaku-
bersama aorta dan vena cava yang melekat. Hati atau
kan dalam kamar operasi dengan bantuan ahli aneste-
pancreas kemudian dikeluarkan bersama sepotong
siologi. Seperti dengan tindakan utama apapun, trans-
aorta yang melekat pada axis coeliaca. Jika donor men-
fusi darah dan tindakan penyokong lain mungkin diper-
jadi tak stabil pada saat mana pun selama pengotongan
lukan. Jika keadaan kardiovaskular donor stabil, maka
tindakan bedah dilakukan dalarn bentuk cermat tidak intraabdomen, maka tindakan ini dapat dihentikan,
terburu-buru. organ intraabdomen didinginkan di tempatnya dan jan-
Dibuat insisi garis tengah yang membelah sternum tung segera dikeluarkan. Tindakan tambahan menca-
yang panjang, yang terbentang dari incisura jugularis kup pengeluaran limpa dan nodi lympatici mesenterici
sterni sampai pubis (Gambar 7). Kemudian pernbuluh untuk tes histokompatilibilitas.
Sebagian vena dan arteria iliaca dikeluarkan dan di-
darah dan struktur vital lain dari tiap organ besar di-
potong bebas dari jaringan sekitarnya. Cara tepat tiap gunakan sebagai perluasan vaskular untuk rekonstruk-
organ dimobilisasi atau dikeluarkan bervariasi sesuai si penyediaan darah ke'graft' dalam penerima bila di-
perlukan. Uraian operasi donor dicakup dalam bagian
kesukaan tim bedah dan keadaan donor. Perlindungan
tentang masing-masing organ. Operasi diakhiri dengan
penutupan 1uka. Sering beberapa tim bedah, satu dari
tiap pusat medis yang berencana menggunakan organ
donor, berpartisipasi dalam operasi. Untuk mengurangi
waktu pengawetan dingin,lnaka biasanya tim ini meng-
gunakan transpor udara jika rumah sakit penerima jauh
dari rumah sakit donor.
TRANSPLANTASI GINJAL
'identik
pertama dilakukan di rumah sakit yang sama
ginjal kadaver, ada perbaikan 5 sampai 15 persen dalam
oleh Murray dalam tahun 1954. Pengalaman dini ini
hasil jangka lama, terbaik bila transplantasi cocok baik
dengan'isograft' ginj al bermanfaat d alam mengembang_ dibandilgkan dengan transplan tak cocok. Kontinu di_
kan dan membentuk teknik bedah standar. Didorong
perdebatkan atas manfaat ',pencocokan', bila diguna-
oleh keberhasilannya dengan'isograft', dilakukan usaha
kan donor kadaver atau tak berhubungan keluarga.
tarnbahan untuk transplantasi 'allograft' yang menggu-
Dengan mencapai tahun 1970-an, transplantasi gin_
nakan bentuk imunosupresi relatif kasar. Dalam tahun
jal. donor keluarga yang hidup menemui keberhasian
1959, radiasi tubuh total berhasil digunakan Hambur-
yang besar. Sekitar 75 persen penerima ginjal
ger di Paris dan Murray di Boston dengan transplantasi donor ke_
luarga yang hidup bebas dialisis I tahun setelah trans-
kembar tak identik. Radiasi tubuh total disertai dengan
plantasi. Kelangsungan hidup 'graft,kadaver satu tahun
t ingginya morbiditas dan mortalitas. Dalam awal tahun
selama masa ini sekitar 50 persen. Mortalitas pasien
1960-an, percobaan yang menggunakan antimetabolit 15
sampai 25 persen pada I tahun setelah transplantasi
6-merkaptopurin sebagai suatu imunosupresi menye-
ginjal kadaver, dan 5 sampai l0 persen setelah trans-
babkan perbaikan besar dalam keberhasilan ,ailograft'
plantasi ginjal berhubungan keluarga.
klinik. Kemudian penggun aan azatiopin, suatu analog
6-merkaptopurin dan steroid menghasilkan kombinasi
TRANSFUSI DARAH
efektif yang dapat digunakan secara klinik. Episode pe_
nolakan akuta berhasil dihilangkan dengan tambahan Bab menarik dalam sejarah transplantasi ginjal ada_
steroid dosis tinggi. Azatioprin dan steroid menjadi alir- lah perubahan dalam kebijaksanaan tentang p"rrggu.ru-
an utama terapi imunosupresif pemeliharaan untuk 20 an transfusi darah dalam penerima transplarryang ter_
tahun yang akan datang. jadi selama akhir tahun 197}-an. Selamalahun itu, ob_
serryasi membingungkan atas kelangsungan hidup ,graft,
darah mungkin mempunyai kelangsungan hidup lebih TABEL 7. Penyakit yang Bisa Timbul pada 'Allo:gyslst*
dari 90 persen pada akhir 1 tahun. Titer antibodi spesi
fik donor yang bermakna berkembang pada sekitar 30 Glomerulonefritis membrano pro liferatif
Nefropati IgA
persen kemungkinan penerima potensial; pencocokan
Glomerulosklerosis fokal
silang transplair menjadi positif dan transplantasi yang Nefritis lupus
menggunakan donor khusus ini dikontraindikasikan. Penyakit antimembrana basalis glomerulus
Sensitisasi dapat dikurangkan ke 10 persen, jika DST Glomerulosklerosis diabetika (sindroma Kimmelsliei-Wilson)
Oksalosis
diberikan sementara penerim a dipertahanka n pada aza-
Sistinosis
tioprin dosis rendah. Nefropati obstruktif
l.rlengganggu. Namun sikiosporin merupakan imunosu- ptesi dan pembedahan, kekurangan donor dan kepuas-
presi terefektif yang tersedia. Analog senyawa induk ini an dengan dialisis merupakan sejumlah alasan yang ab-
yang mempunyai efek samping lebih sedikit, sedang di- sah kepada pasien ESRD tidak mencari transplantasi
selidiki belakangan ini. ginjal. Di bawah peraturan federal ESRD, komisi mul-
tidisiplin harus diorganisasi pada tiap pusat transplan-
tasi atau dialisis untuk menentukan perjalanan terapi
Penerima Transplantasi terbaik bagi tiap pasien ESRD.
yang hidup diselidiki. Tes histokompatibilitas dan go- sis. Kebanyakan pasien hanya memerlukan pemben-
longan darah ABO atas pasien dan anggota keluarga tukan jalan vaskular untuk dialisis sebelum transplan-
yang ingin dipertimbangkan bagi pendonoran dilaku- tasi.
kan. Jika donor berhubungan keluarga yang hidup bu-
kan suatu pilihan, maka pasien ditempatkan pada daf- Pemilihan Donor Berhubungan Keluarga
tar tunggu bagi transplan ginjal kadaver.
Sekitar 70 persen transplantasi ginjal yang dilakukan
belakangan ini menggunakan ginjal donor kadaver.
PERSIAPAN UNTUK TRANSPLANTASI
Transplan ginjal lainnya dari donor berhubungan ke-
Kebanyakan pasien memerlukan jalan ke aliran da- luarga yang hidup. Donor berhubungan keluarga yang
rah bagi hemodialisis menahun dalam persiapan untuk hidup mempunyai beberapa keuntungan: (1) masa
transplantasi. Fistula arteriovenosa radiocephalica atau tunggu yang lama dihilangkan; (2) fungsi suboptimum
pipa vaskular protesa antara arteri dan vena digunakan setelah transplantasi karena nekrosis tubulus akuta ja-
untuk membentuk jalan beraliran tinggi bagi hemodiaii- rang dialami, sedangkan dialisis sementara diperlukan
sis. Cara dialisis lain, (dialisis peritoneum ambulans sampai pada 50 persen transplantasi kadaver; dan (3)
kontinu (CAPD) memerlukan penempatan kateter dia- yang terpenting, ada keuntungan kelangsungan hidup
lisis peritoneoum "permanen" untuk beberapa pertu- pasien yang pasti bila menggunakan ginjal donor ber-
karan dialisat harian. hubungan keluarga. Operasi donor dibawa angka mor-
Kadang-kadang operasi lain diperlukan untuk mem- talitas 0,1 persen atau kurang. Setelah masa adaptasi
persiapkan pasien untuk transplantasi. Tujuannya me- yang singkat dan hipertrofi, maka ginjal tunggal mem-
ngoreksi keadaan apa pun yang mungkin membahaya- berikan 75 sampai 80 persen dari fungsi ginjal yang ada
kan penerima setelah ia ditempatkan pada imunosupre- sebelum donor. Umur panjang donor tidak menurun
si. Nefrektomi penerima transplan bilateral dilakukan bermakna dibandingkan populasi normal. Beberapa ahli
jika ginjal mengandung infeksi atau merupakan penye- meragukan ketepatan donor sukarelawan, karena hasil
bab hipertensi yang sulit diatasi. Sejumlah ginjal poli- dengan transplantasi kadaver telah membaik. Tes psi
kistik yang menyebabkan gejaia infeksi berulang, rup- kologi telah mendokumentasi perbaikan dalam harga
tura kista atau perdarahan atau cukup besar untuk diri donor. Namun donor prospektif harus disuluh de-
mengganggu tempat transplan juga dibuang sebelum ngan tepat dan disadarkan akan risiko yang terlibat.
transplantasi. Ginjal asli bermanfaat bagi pasien ESRD Kehilangan waktu dari kerja karena 5 sampai 7 hari pe-
karena perarlannya dalam produksi eritropoietin, me- rumah-sakitan dan 4 sampai 6 minggu konvalesensi ha-
tabolisme vitamin D dan dalam sejumlah kasus, kese- rus dibicarakan. Motivasi donor untuk mendonor harus
imbangan cairan melalui produksi urina kontinu. Se- tegas dan bebas paksaan keluarga atau sumber lain.
hingga mereka tidak boleh dibuang secara rutin.
Koreksi obstruksi sistem colligens urina atau pem- TES KECOCOKAN
bentukan reservoar urina yang memuaskan dengan pe-
Tahap pertama dalam evaluasi adalah tes untuk ke-
nguatan vesica urinaria atau gelung ileum mungkin di-
cocokan golongan darah ABO, yang melakukan penco-
perlukan. Kadang-kadang splenektomi dibenarkan un-
cokan silang transplan antara donor dan penerima, ser-
tuk pansitopenia karena hipersplenisme, karena hitung
ta tes hitokompatibilitas HLA dan DR. Seperti dibica-
leukosit yang rendah atau hitung trombosit yang ren-
rakan sebeiumnya, kecocokan ABO harus ada dan pen-
dah bisa membatasi dosis azatioprin atau ALG yang
cocokan silang harus negatif. Donor biasanya tidak da-
dapat diberikan. Splenektomi sebagai suatu tambahan
pat diterima jika tak ada kecocokan dalam haplotipe
bagi imunosupresi tidak lagi diindikasikan. Paratiroi- HLA. Dengan satu kecocokan haplotipe, maka sering
dektomi subtotal untuk hiperparatiroidisme sekunder
dilakukan biakan limfosit campuran untuk menentu-
simtomatik bisa dinasehatkan sebelum transplantasi, kan donor terbaik jika tersedia lebih dari satu atau un-
terutama jika pasien hiperkalsemia atau telah menderi
tuk menentukan apakah diindikasikan transfusi darah
ta komplikasi bermakna hiperparatiroidisme. Jika calon
prabedah atau modifikasi lain dalam program imuno-
transplantasi ginjal menderita perikarditis uremik dan
supresif. Jenis penyakit ginjal dalam pasien ESRD ha-
efusi perikardium yang tak berespon .terhadap dialisis
rus juga dipertimbangkan. Penyakit ginjal farnilial ter-
yang giat, mungkin diperlukan perikardektomi. Pembe-
tentu harus disingkirkan, seperti sindroma Alport atau
dahan tukak pada pasien dengan riwayat penyakit tu-
penyakit ginjal polikistik yang bisa juga diturunkan
kak telah dianjurkan untuk mencegah komplikasi ber- oleh donor prospektif. Fungsi ginjal donor harus nor-
hubungan dalam masa'peritransplantasi. Tetapi penggu-
mal seperti dinilai dengan bersihan kreatinin. Adanya
naan antagonis reseptor H2 histamin yang tepat telah
proteinuria bermakna atau hematuria mikroskopik pa-
menggantikan penggunaan pembedahan tukak profilak-
da urinalisis menghalangi donor dan membenarkan pe-
TRANSPLANTASI 303
Teknik Bedah
Nefrektomi donor merupakan operasi besar. Ginjal Nefrektomi donor bilateral dilakukan pada kadaver
bisa didekati transperitoneal atau retroperitoneal me- mati otak yang jantungnya berdenyut dalam operasi
lalui insisi 'flank' Pendekatan terakhir lebih disukai terencana rutin yang cermat. Prinsip yang diuraikan da-
oleh kebanyakan pusat medis (Gambar 8). Iga bisa di- lam bagian tentang pengawetan multiorgan juga berla-
reseksi untuk mempercepat pengupasan. Dengan ma' ku bila hanya ginjal yang dikeluarkan. Walaupun ginjal
nipulasi ginjal minimum, didapat panjang arteri dan bisa dikeluarkan tersendid, namun teknik yang lebih
vena yang adekuat. Ureter ditranseksi pada pinggir pel- disukai mengeluarkan secara keseluruhan kedua ginjal
vis. Jaringan periureter diawetkan untuk memastikan bersarna dengan .segmen sorta dan vena'cava untuk
bahwa penyediaan darah ke ureter diawetkan. Bila gin- menghindari cedera pada pembuluh darah renalis
jal telah dimobilisasi sepenuhnya, maka pasien dihepa- (Gambar 9). Pembuluh darah besar dan ginjal diberi
rinisasi sementara, pembuluh darah dipotong dan gin- rangka, kecuaii untuk lemak perihilum dan jaringan
jal segera dikeluarkan untuk meminimumkan waktu periureter, yang dibiarkan tak terganggu untuk melin-
iskemia hangat. Kecepatan metabolik ginjal cepat ber- dungi penyediaan darah ke sistem pengumpul. Kemu-
kurang dengan siraman perfusat dingin dan kemudian dian donor diheparinisasi. Aorta dan vena cava dikiem
304 BUKU AJAR BEDAH BAGIAN I
Lig. hepatoduodenale
Gambar 9. Pengehtaran keseluruhan ginial kadaver untuk transplantasi. A, Aorta distal d,an verw cava infeir dipotong ilan d Hem
setelah ginial dan ureter dimobilisasi. B, Aorta proksimal diklem di atas atau di bawah aksis coeliaca, yang tergantung atas kede-
katan dengan arterit renalis. C, Kerrudian ginial didinginkan in sifi dengan memperlusi lnrutan elekftotit dingin (meblui kanula
daom oorta distal. Kemudian ginial dikeluarkan keseluruhannya. D, Kedua giniat dapat diperfusi dengan mudah pada mesin pmga-
wet organ, rnelalui kanula tunggal.
di atas pembuluh darah renalis jika.hanya ginjal yang OPERASI TRANSPLAN GINJAL
didonor dan ginjal disiram dengan larutan elektrolit di-
Dengan perumah-sakitan penerima, anamnesis dan
ngin melalui kateter yang ditempatkan dalam sorta dis-
pemeriksaan fisik diulangi untuk menentukan bahwa
tal Aorta dan vena cava dipotong serta ginjal di tak ada kontraindikasi transplantasi yang timbul bela-
tenggelamkan dalam larutan. Ginjal disiram cairan
kangan ini. Komplikasi sementara yang lazim meliputi
pengawet melalui aorta. Banyak ahli bedah tidak
rinitis virus, peritonitis bakterialis yang menyertai kate-
menggunakan perfusi di tempatnya dan hanya cepat ter dialisis peritoneum dan sepsis menyertai protesa
luterlgeluarkan masing-masing ginjal atau secara keselu- 'angioaccess.' Dialisis parabedah diindikasikan jika ada
ruhan bersama aorta dan vena cava. Kelenjar limfe dan hipervolemia atau hiperkalemia. Pada sejumlah pusat
limpa juga dikeluarkan untuk memberikan sel bagi pe- medis, kateter vena sentral rutin ditempatkan sebelum
nentuan golongan jaringan. Abdomen ditutup dalam operasi untuk memantau penggantian cairan. Beberapa
cara rutin. Dengan peningkatan frekuensi, nefrektomi penelitian telah mendokumentasi bahwa insidens gagal
donor kadaver merupakan bagian operasi donor multi ginjal akuta pascabedah dapat sangat berkurang dengan
organ seperti telah diuraikan sebeiumnya. optimisasi keadaan volume tepat sebelum transplantasi.
TRANSPLANTASI 305
Transplan ginjal ditanam retroperitoneai dalam larutan kristaloid seperti dekstrosa 5 persen dalam
pelvis melalui insisi 'curvilinear abdomen bawah 'saline' kekuatan setengah, digunakan untuk meng-
(Gambar 10). Posisi heterotopik digunakan, karena gantikan pengeluaran urina, dengan penggantian tam-
kemudahan mencapai pembuluh darah iliaca dan bahan seperti diperlukan untuk mempertahankan te-
karena ureter yang perlu dipersingkat selama operasi kanan vena sentral. Kateter urethra diirigasi setiap 30
donor, kemudian dapat mudah mencapai vesica sampai 60 menit untuk membuang bekuan darah apa
urinaria. Ujung vena renalis dianastomosiskan ke sisi pun yang bisa telah terbentuk dalam vesica urinaria
vena iliaca externa penerima dan arteria renalis di- dan yang dapat menyebabkan obstruksi kateter. Ka-
anastomosiskan ujung-ke-ujung ke arteria iliaca in- lium serum harus sering dimantau, karena sering hi-
terna atau ujung-ke-sisi pada arteria iliaca externa perkalemia akibat pemberian pelemas otot dan pro-
atau arteria iliaca communis (lihat Gambar 10). duk darah intraoperasi. Kebanyakan ahli bedah trans-
Pembentukan kembali kontinuitas vaskular biasanya plantasi memberikan antibiotika profilaksis, terutama
memerlukan 30 sampai 45 menit. Waktu anastomosis dengan transplan kadaver. Sering ditemui oliguria,
lebih lama meningkatkan insidens nekrosis tubulus diuresis beilebihan, hipertensi dan hiperglikemia serta
akuta pascabedah. Kemudian ureter diimplantasi harus diterapi dengan tePat.
kembali ke kubah anterior vesica urinaria atau diben-
tuk ureteroneo-sistostomi interna (Leadbetter-Po' Diagnosis dan Terapi Penolakan 'Allograft' Ginjal
litano) ke dinding posterior vesica urinaria dekat Akuta
trigonum. Dalam tindakan mana pun, saluran sub-
mukosa yang pendek dibentuk untuk mengurangi Penurunan mendadak fungsi ginjal biasanya me-
refluks ureter. nunjukkan mulainya penolakan 'allograft' ginjal
akuta. Peningkatan keatinin serum 0,3 mg per 100
Perawatan Pascabedah m1 atau lebih dalam masa 24 jam dianggap bukti
penolakan, kecuali jelas sejumlah sebab lain bagi pe-
Dalam masa pascabedah segera, perhatian diarah-
ningkatan kreatinin. Gejala dan tanda kiinik yang
kan lagi pada optimisasi keadaan volume. Umumnya
cocok seperti demam, malaise, hipertensi, edema
tungkai ipsilateral atau nyeri abdomen pada tempat
transplantasi, membantu mengkonfirmasi diagnosis.
Sering oliguria progresif terlihat selama penolakan
akuta. Sejumlah kejadian klinik yang meniru peno-
lakan harus disingkirkan sebelum atau bersamaan
dengan pemulaian terapi antipenolakan. Ia mencakup
nekrosis tubulus akuta, trombosis vaskular, penolakan
hiperakuta, obstruksi ureter, iimfokel peritransplan
dan toksisitas siklosporin, Skan radionuklida koloid
teknesium sulfur, ultrasonogram, biopsi ginjal perku-
tis dan kadang-kadang arteriogram renalis digunakan
untuk menjelaskan diagnosis. Peningkatan kreatinin
serum juga timbul dengan nefrotoksisitas siklospo-
rin. Diagnosis ini sulit dibuktikan dan sering merupa-
kan diagnosis penyingkiran. Biopsi transplan ginjal
perkutis sering bermanfaat membedakan penolakan
akuta dari nefrotoksisitas siklosporin. Nefrotoksi-
sitas siklosporin tidak disertai dengan keluhan siste-
tY 1
kan globulin antitimosit atau antibodi monoklonal coran pembuluh limfe dari ginjal 'allograft'. Limfokel
anti-T3 sebagai "protokol penyelamatan,'. Sekitar dapat besar dan menyumbat ureter, yang menyebab-
95 persen episode penolakan akuta dapat dipulih- kan hidronefrosis, oliguria dan edema tungkai ipsila-
kan. teral. Kebanyakan kumpulan cairan limfe secara ber-
tahap hilang tanpa intervensi bedah. Bila diperlukan
operasi, maka lebih dipilih tindakan untuk mendrainase
Komplikasi cairan limfe ke dalam cavitas peritonealis melalui
lJendela" peritoneum yang dibentuk dengan pembe-
IMI.JNO SUPRESI dahan.
Pasien transplan ginjal merupakan spektrum kom_
plikasi pascabedah yang sama seperti pasien lain yang URINOMA
menjalani operasi besar, tetapi juga berisiko untuk Urinoma suatu kumpulan urina ekstravasasi peri_
komplikasi yang berhubungan dengan imunosupresi transplan yang telah bocor dari ureteroneosistostomi
kronika. Masalah teknik seperti stenosisarteri atau ure_ atau suatu area infark parenkima ginjal atau sistem pe-
ter, kebocoran ureter dan perdarahan pascabedah, ngumpul calyces. Bila urinoma ditemukan, maka sum-
kadang-kadang terlihat. Komplikasi terlazim yang di ber kebocoran urina harus dicari dengan cepat, se-
temukan setelah transplantasi adalah infeksi. Dalam hingga ia dapat diperbaiki dan didrain. Sering diguna-
masa pascabedah dini, bisa ditemukan infeksi tractus kan pipa nefrostomi eksterna dalam keadaan ini untuk
urinarius, infeksi jalur intravena yang dibiarkan ter_ mengalihkan aliran urina, sementara timbul penyem-
pasang, infeksi luka, pneumonia atau abses peritrans- buhan.
plan profunda. Anastomosis arteri jarang terinfeksi.
Bila ia timbul, terbentuk pseudoaneurisma dan trans_ KOMPLIKASI YANG BER.I{UBUNGAN DENGAN
plan harus dikeluarkan segera, sehingga tidak timbul
PEMBERIAN STEROID
eksanguinasi fatal dari garis jahitan.
Dalam perjalanan pascabedah lanjut, pasien yang Sejumlah komplikasi berhubungan langsung
diimunosupresi menahun merupakan sasaran infeksi dengan pemberian steroid menahun. Daftar panjang
virus, bakteri dan jamur sistemik. Virus terlazim di- komplikasi steroid mencakup penampilan cushingoid,
temui adalah cytomegalovirus (CMV), virusherpes alopesia, ponok bufalo, hipertensi obesitas sentripetal,
yang ditularkan melalui ginjal ditransplantasi atau di_ striae, pankreatitis, penyakit ulkus dan osteomalasia.
reaktivasi dalam hospes. Infeksi. ini khas timbul 5 Insidens dan keparahan komplikasi ini dapat dikurangi
sampai 6 minggu setelah transplantasi dan ditandai dramatis dengan pengurangan dosis steroid. Jika dosis
oleh mulainya demam, malaise dan leukopenia. Kepa_ dapat dikurangi ke l0 mg prednison per hari, maka ke_
rahan penyakit sangat bervariasi, tetapi bisa timbul banyakan komplikasi ini tidak akan timbul atau mi-
fatalitas, terutama pada pasien tanpa antibodi yang nimum.
telah ada sebelumnya dalam kadar yang dapat didetek_
si terhadap CMV sebelum transplantasi. Infeksi Candi NEOPLASMA
da sistemik dan esofagitis Cundido bisa timbul. yang Ada peningkatan kecil tetapi tetap dalam insidens
menarik, infeksi Candidn dan cytomegalovirus sering neoplasma pada pasien dengan imunosupresi jangka
timbul serentak. Juga terlihat infeksi herpes simplex lama, apakah ia prednison dan azatioprin atau pred-
sistemik dan viral zoster. Pneumonia taklazkn seperti nison dan siklosporin. Kebanyakan neoplasma yang
pneumonia jamur dan pneumonia pn eumocystis carinii ditemukan berasal dari limforetikular. pasien yang
kadang-kadang terlihat dalam populasi transplan. Di- menerima siklosporin bisa menderita kelainan limfo_
agnosis pneumonia P. carinii biasanya dibuat secara proliferatif sel B yang aneh, yang mula-mula tampak
empiris atau dengan biopsi paru terbuka, karena or_ limfoma, tetapi yang hilang dengan penghentian peng_
ganisme ini tak dapat dibiak dari sputum. Terapi mula- obatan.
mula dengan trimetoprim-sulfametoksazol (Bactrim)
intravena, tetapi kemudian digunakan pentamidin jika Hasil
pasien tak berespon.
Keberhasilan
transplantasi ginjal khas dinyatakan
__
dalam bentuk persentase transplan yang berfungsi
LIMFOKEL
dan presentase pasien yang bertahan hidup pada 1 dan
Limfokel suatu kumpulan cairan limfe peritrans_ 5 tahun setelah transplantasi. Banyak peneiitian telah
plan yang akibat transeksi bedah pembuluh limfe yang dilakukan untuk mengidentifikasi sejumlah faktor
berjalan sepanjang pembuluh darah iliaca atau kebo yang mengkorelasikan dengan keberhasilan atau ke_
TRANSPLANTASI 307
ga1alan (tabel 8). Telah ditentukan subkelompok tak ada mortalitas pasien dan angka fungsi 'graft' I
pasien yang sangat buruk dengan paduan prednisonaza- tahun 93 persen. Perespon rendah biasanya ditrans-
tioprin konvensional. Pasien ini dinamai "perespon plantasi dengan imunozupresi konvensional. Sekarang
tinggi" karena has;.l in vitro menut4ukkan tingginya res- ada sejumlah kontroversi tentang penggunaan siklos
pon limfosit terhadap sel alogenik dan perangsang tak porin dalam transplantasi ginjal berhubungan keluarga,
spesifik. Banyak korelasi positif terhadap sel allogenik karena tampak bahwa hasil memuaskan dapat diper-
dan perangsang tak spesifik. Banyak korelasi positif oleh dengan obat ini tanpa transfusi spesifik donor.
dan negatif yang diuraikan dengan imunosupresi Donor nonidektik HLA jarang digunakan karena ke-
konvensional hilang sewaktu digunakan siklosporin. banyakan data menggambarkan bahwa biaya transplan
Dengan siklosporin, maka transfusi darah prabedah dan ini tidak lebih baik daripada yang dari donor kadaver.
pencocokan antigen bisa tidak memberikan manfaat
tambahan. Risiko kegagalan dengan pasien "perespon TRANSPLANTASI GINJAL KADAVER
tinggi" juga dramatis direndahkan dengan paduan si- Imunosupresi siklosporin-prednison digunakan
klosporin-prednison.
dengan transplantasi kadaver. Tiga uji coba acak dan
tiga ujicoba besar bersamaan telah membandingkan
TRANSPLANTASI GINJAL BERHUBT.]NGAN KE. siklospirin belakangan ini dengan azatioprin-prednison
LUARGA konvensional. Kelangsungan hidup pasien 1 tahun ber-
kisar dari 88 sampai 97 persen dengan kelompok
Transplantasi ginjal berhubungan keluarga meng- siklosporin, yang serupa dengan kelangsungan hidup
hasilkan kelangsungan hidup pasien dan fungsi 'graft' kelompok azatioprin. Tetapi empat dari enam uji-
terbaik. Kha.s kelangsungan hidup pasien 1 tahun de- coba memperlihatkan perbaikan bermakna dalam ke-
ngan transplantasi identik HLA 98 persen, sedangkan langsungan hidup 'graft' I tahun dengan siklosporin
fungsi 'graft' I tahun lebih dari 90 persen. Hasil ini de- (72 sampai 83 persen) dibandingkan dengan azalio-
mikian baik dan demikian mantap, sehingga kebanya- prin(52 sampai 76 persen).
kan ahli bedah transplantasi menggunakan imonusupre'
si konvensional dalam kategori ini, yang mencadangkan HASTLJANGKA LAMA
siklosporin untuk transplan donor kadaver dan semi-
Siklosporin telah digunakan secara klinik hanya
identik HLA yang lebih sulit. Transplantasi semiidentik
untuk beberapa tahun. Data yang dipublikasikan ten-
HLA dibagi ke dalam kelompok dengan reaktivitas
tang fungsi jangka lama mencerminkan penggunaan
"tinggi" dan "rendah" dalam MLC. Perespon tinggi
imunosupresi konvensional dengan prednison dan
sering diterapi dengan transfusi prabedah. Dalam lapor-
szatioprin. Kelangsungan hidup'graft' sebenarnya
an belakangan ini yang menggambarkan 131 pasien
dalam seri besar transplan ginjal yang dikumpulkan
yang menggunakan transfusi spesifik donor prabedah,
Terasaki di Universitas Kalifomia di Los Angeles di-
gambarkan dalam Gambar 11. Kebanyakan pasien ini
*Dengan diperkenalkannya perbaikan imunosupresi' teruta- Gambar 11. Angka kelangsungan hidttp sebenamya dai trans-
ma obat siklosporin, maka faktor ini mungkin tidak lagi pen- plan ginial pertatna.Tlansplan dilakukan antara tahun 1969
ting. Hasil dini dengan siklosporin menunjukkan bahwa keba- dan 1979. Tak ada kegagalan disingkirkan atas dasar kesalnhan
nyakan penerima ginjal baik tanpa memandang apakah ada teknik. (Dai Terasaki, P.L., dkk.: Cell. Immunol., 62:277,
faiitol ini. 1e81.)
308 BUKU AJAR BEDAH BAGIAN 1
diterapi dengan protokol azatioprin-prednison kon- hidup berbulan-bulan tanpa imunosupresi apa pun.
vensional. Karena pemberian transfusi darah prabedah, Anjing dengan transplantasi hati juga telah bertahan
siklospirin dan antibodi monoklonal telah sangat hidup selama berbulan-bulan setelah penghentian
memperbaiki hasil 1 tahun, maka ada alasan baik untuk imunosupresi. Tetapi dua usaha pada transplantasi
percaya bahwa hasil jangka lama juga akan sangat manusia tanpa imunosupresi menghasilkan penolakan
memperbaiki penggunaan zat imunosupresif lebih segera 'graft'. Penolakan hiperakut belum terlihat
modern ini. dalam transplan hati manusia, bahkan sewaktu adanya
antibodi hangat T antidonor telah diperlihatkan dalam
pencocokan silang donor-penerima.'Allograft' hati
TRANSPLANTASI HATI
tampaknya juga resisten terhadap ketak-cocokan isoan-
Iatar Belakang Sejarah dan Percobaan tibodi darah AB. Sampai fenomena ini dipahami lebih
Dalam tahun 1956, Cannon l,os Angeles me- baik dan sampai lebih banyak didapat pengalaman
laporkan transplan hati ortotopik percobaan pertama. klinik, kebanyakan ahli bedah transplantasi memerlu-
Ujicoba klinik awal dilakukan dalam tahun 1963 dan kan atau lebih sukapencocokkan silang donor penerima
1964 di Denver oleh Starzl, di Boston oleh Moore di negatif dan kecocokan ABO serta semua kelompok
Paris oleh Demirleau. Keberhasilan klinik seperti menggunakan protokol imunosupresi yang kuat. Apa-
demikian dengan perpanjangan kelangsungan hidup kah hasil akan berkorelasi dengan hisiokompatibilitas
tidak dicapai sampai 23 Juli 1967, sewaktu Starzl HLA atau DR juga tetap akan ditentukan.
menimplantasi hati ke anak perempuan berusia 18 bu-
PERFUSI DENGAN DARAH PORTA
lan dengan karsinoma hepatoselular. Bayi ini hidup se-
lama l3 bulan sebelum meninggal karena kanker metas- Untuk fungsi normal, hati memerlukan perfusi
tatik. Keberhasilan rutin menunggu pengenalan imuno- dengan darah porta. Observasi percobaan telah meng-
supresi baru, siklosporin A; Calne dari Cambridge Ing- konfirmasi bahwa bila hati normal atau hati trans-
gris melaporkan ujicoba klinik pertama yang mengeva- plantasi dipisahkan dari darah porta, maka hati akan
luasi obat ini dalam tahun 1978 d,an 1979. atrofi dan akan te{adi insufisiensi hati. Banyak infor-
Beberapa keadaan khas transplantasi hati bertang- masi ini dikumpulkan sedikit demi sedikit dari peneliti-
gung jawab bagi kelambatan dalam operasi ini menjadi an yang berhubungan dengan pengembangan pintas
tindakan terapi praktis. Banyak penelitian percobaan portosistemik untuk terapi pasien hipertensi porta dan
dan banyak pelajaran dari ujicoba klinik telah terkum- perdarahan varises. Starzl percaya bahwa faktor hepa-
pul sebelum didapat ambang terapi. totrofik penting adalah tingginya konsentrasi insulin
dan glukagon terdapat daiam darah porta yang didrai_
KERUMITAN OPERASI nase dari pancreas. Kebutuhan untuk perfusi dengan
darah porta membatasi pemilihan tempat untuk imp_
Masalah pertama tentang besar tindakan ini saja.
Diperlukan tiga operasi besar: hepatoktomi donor, he- lantasi 'graft' hati dan merupakan alasan utama kenapa
patektomi penerima dan implantasi 'allograft' hati. lebih disukai posisi ortotopik.
Kombinasi 1ama, kerumitan dan kebutuhan teknik bagi
tindakan ini menampilkan lompatan jumlah dalam be- Keadaan Penyerta
sar intervensi bedah dibandingkan dengan kebanyakan Kebanyakan pasien yang calon transplantasi hati
tindakan bedah lain. Usaha mengurangi kerumitan ope- menderita stadium lanjut insufisiensi hati dengan pe-
rasi, seperti menempatkan 'graft' dalam posisi heteroto- nyerta koagulopati dan hipertensi porta. penatalaksana_
pik, sehingga menghindari hepatektomi penerima, telah an keadaan ini, terutama intraoperatif, perlu dipelajari,
menemukan keberhasilan hanya pada sedikit pasien. terutama melalui coba-coba sebelum transplantasi hati
Banyak 'graft' diancam oleh usaha menyederhanakan dapat berhasil secara rutin. Hipertensi porta dan cacat
anastomosis saluran empedu dengan membentuk koagulasi merupakan alasan utama bahwa perdarahan
kolesistojejunostomi atau kolesistoduodenostomi lebih kontinu kadang-kadang memerlukan penggantian seba-
menyenangkan ketimbang koledokokoledokostomi nyak 200 unit darah selama operasi penerima. peng-
atau koledokojenunostomi yang lebih banyak diminta. gunaan bebas dari trombosit, piasma, kriopresipitat
faktor VIII dan protamin ,selama operasi mutlak untuk
pengendalian koagulasi yang parah ketimbang mengo-
PERSYARATAN IMI.JNOLOGI
reksinya setelah ia timbul. Cacat koagulasi, terutama
Persyaratan imunologi untuk transplantasi hati selama fase anhepatik dan pascareimplantasi dini
juga berbeda dari organ lain. pada babi, sering penolak_ belum
dipahami sepenuhnya dan penampilan aktivitas seperti
an sangat ringan dan babi penerima telah bertahan heparin telah teramati.
TRANSPLANTASI 309
selama fase anhepatik, sewaktu vena cava dan vena TABEL 9. Kiteria lJmum untuk Transplantasi Hati*
porta diklem silang, ada keterbatasan aliran balik darah
Absolut
dari badan bawah ke jantung. Hipertensi porta diper- l. Penyakit hati menahun tak reversibel tanpa pengganti tera-
kuat dalam interval ini. Anak mentoleransi gangguan pi medik atau bedah efektif selain dari transplantasi. Pe-
aliran ini cukup baik, tetapi ketak-stabilan kardiovas- nyakit hati progresif ke titik gangguan bermakna dengan
kualitas hidup pasien atau kemampuan bekerja'
kular dan kerusakan ginjal bisa terjadi pada dewasa.
2. Pemahaman menyeluruh oleh pasien dan keluarga tentang
Belakangan ini sistem pintas venovena untuk memin- besar operasi dan gejala sisanya yang mencakup pengawasan
tasi darah sementara waktu dari sistem porta dan seumur hidup
sistem vena sistemik infradiaphragma ke vena axillaris 3. Motivasi kuat untuk menjalani tindakan
telah dikembangkan . Ia mengurangi pendarahan, men- 4. Harapan layak agar kualitas hidup akan membaik.
stabilisasi tekanan darah dan curah jantung serta me-
5. Risiko layak untuk operasi dan toleransi terapi imunosu-
presif.
ngurangi cedera ginjal dan kebutuhan untuk hemodiali 6. Stabilitas sosial yang cukup untuk memberi jaminanbatwa
sis pascabedah. Shaw dan rekannya dari Universitas pasien akan bekerja sama dengan program imunosupresif
Pittsburgh melaporkan bahwa dalam 36 persen yang dan pengawasan.
menggunakan pintas, jumlah rcta-rata transfusi yang
diperlukan 18,9 unit dan tak ada pasien yang memerlu- Relatif
Usia 50 tahun atau lebih muda'
kan hemodialisis selama minggu pertama pascabedah.
Sistem pintas ini tidak memerlukan heparinisasi siste- x,Kriteria ini mewakili konsensus komisi dokter Michigan
mik dan perkembangan ini tak diragukan akan me- State Medical Society dan para pakar transplantasi.
ngurangi morbiditas dan mortalitas yang menyertai
transplantasi hati.
suprahepatik, hati mungkin tak benar-benar cocok *Kebanyakan penyakit hati stadium akhir dapat diterapi
pada kuadran kanan atas, pembuluh darah penerima dengan transplairtasi hati. Kontraindikasi mencakup trombosis
dan donor mungkin kusut atau sulit didekatkan dan vena pofl a, antigenemia hepatitis, alkoholisme, penyalahguna-
bisa sangat sulit menutup abdomen, terutama jika usus an senyawa dan kanker hati primer atau metastatik, mungkin
juga menjadi edematosa selama tindakan ini. terkecuali k arsinoma hepatoseluiar fibrolamelar.
310 BUKU AJAR BEDAH BAGIAN 1
kambuh cukup cepat pada kebanyakan pasien, sehing- TABEL 12. Indikator Prognostik Sirosis dan
ga antusias untuk transplantasi dalam kelompok in_ Hepatitis Kronika*
dividu ini mereda. Seperti dinyatakan oleh hasil dengan
sekelompok kecil pasien, karsinoma hepatoselular fi Ikterus yang meningkat mantap-meningkat 2 mg setiap 6
'bulan
brolamelar mungkin suatu kekecualian. Kanker ini Adanya asites-40 persen kelangsungan hidup 2 tahun
mempunyai prognosis lebih baik daripada jenis tumor Asites refrakter-kelangsungan hidup rata-rata 6 bulan
hati primer lainnya dan mungkin lebih sedikit kekam- Ensefalopati tanpa pencetus-kelangsungan hidup rata-rata 6
buhan setelah transplantasi hati dibandingkan jenis bulan
Peningkatan waktu protrombin walaupun ada vitamin K_ke_
histologi kanker hati lainnya. Kesalahan metabolisme
langsungan iridup rata-rata 6 bulan
herediter yang telah dilakukan transplantasi hati di Peritonitis atau septikemia spontan-kelangsungan hidup rata_
daftarkan dalam Tabel I 1. Dalam sejumlah penyakit rata 6 bulan
ini, seperti defisiensi alfa*l-anti-tripsin, hasil trans- Perdarahan varises berulang-kelangsungan hidup rata_rata
6
plantasi hati sangat baik. Dengan yang lain, seperti bulan
sindroma histiosit biru laut, akan diperlukan lebih *Penuntun ini dimodifikasi dari yang ditampilkan oleh
banyak pengalaman untuk menentukan apakah dapat Sheriock pada Konferensi Konsensus NIH 19g3 bagi Transplan-
diperoleh kesembuhan atau paliasi. paling kurang dua tasi Hati.
pasien hemofilia A telah menerima transplantasi hati
karena mereka telah menderita sirosis pascahepatitis.
Pada kedua kasus, hemofilia pada hakekatnya sembuh
karena hati terbukti merupakan sumber utama faktor dipertimbangkan transplantasi hati. Riwayat alamiah
VIII. Transplantasi hati tidak hanya terapi, tetapi dapat penyakit spesifik pasien harus dikenal untukmembuat
dianggap sebagai model percobaan klinik yang akan penilaian ini. Calon harus dalam keadaan fisiologi rela-
memberikan informasi bermakna tentang kesalahan tif baik. Sherlock, ahli gastroenterologi Inggris terke-
metabolisme herediter dan penyakit lain. nal, menekankan pada Konferensi Konsensus NIH
Pada umumnya semua pasien penyakit hati stadi- tentang Transplantasi hati dalam tahun l9g3 bahwa
um akhir tak reversibel yang memenuhi kriteria umum prognosisnya buruk untuk kebanyakan pasien sirosis
merupakan calon potensial untuk transplan hati. Ke- atau hepatitis konika bila mereka mengalami kompli-
kecualian utama pasien karsinoma hepatoselular dan kasi serius penyakit hati (Tabel l2). Bila salah satu
penyalahguna senyawa aktif. komplikasi ini ada, maka pasien harus dievaluasi dan
Penyakit hati serius sering progresif sangat lambat segera ditransplantasi atau paling kurang diikuti tiap
dalam banyak pasien. Pasien lain bisa pergi dari keada- bulan untuk mengamati tanda progresivitas. Di samping
an relatif sejahtera dan aktivitas normal ke keadaan itu, diketahui bahwa pasien yang begitu sakit sehingga
praterminal dalam beberapa hari, terutama jika timbul memerlukan perawatan dalam unit perawatan intensif
infeksi serius atau perdarahan gastrointestinalis. Karena tidak berjalan hampir sebaik yang telah dirumah-sakit_
sifat tak dapat diramalkan ini, maka sangat sulit me- kan dari rumah atau yang dirumah-sakitkan dalam
nentukan apakah pasien telah mencapai siadium harus lingkungan rumah sakit umum segera sebelum trans-
plantasi.
tra serta vena hepatica yang timbul dari lobus cauda- Urutan perasat untuk mengeluarkan hati ini memo-
tus, yang berdrainase langsung ke dalam vena cava' tong ductus choledochus dekat pancreas, memulai
Penyediaan arteria ke ductus choleduchus distal dari prapendinginan hati melalui kateter vena splenica,
cabang kecil arteria gastroduodenalis, cabang arteria memotongr arteria dan vena mesenterica superior,
hepatica communis. Arteria gastroduodenalis harus mengklem' silang aorta tepat di bawah diapluagma,
diawetkan, jika ductus choledochus distal digunakan mendinginkan hati dan ginjal dengan menginfus larutan
untuk pembentukan kembali kontinuitas saluran em- elektrolit dingin melalui kateter aorta distal, mengek-
pedu. sisi axis coeliaca dengan 'button' aorta dan memotong
Anatomi arletia hepatica standar ada hanya dalam vena cava suprahepatik di atas diaphragma sepanjang
sekitar 55 persen pasien. Penggantian total atau sebagi' manset diaphragma. Hati dan vena cava bebas dari per-
an arteria hepatica dextra ke arteria mesenterica su- lengkangan posteriornya dari atas ke bawah dan akhir-
perior (18 persen) dan arteria hepatica sinistra ke nya vena cava infrahepatik dipotong untuk membe-
arteria gastrica sinistra (25 persen) merupakan variasi baskan hati (Gambar 12).
Kemudian hati disiram dengan larutan pengawet
lazim. Penting kesadaran akan variasi ini bagi adaptasi
seperti larutan EuroCollin dan kemudian dicelupkan
rekonstruksi arteri yang tepat. Variasi dalam anatomi
dalam larutan elektrolit seimbang 4"C. Dengan hipo-
vena pofia jauh kurang lazim. Variasi dalam anatomi
termia sederhana, hati dapat diawetkan secara aman
ductus cysticus yang mengubah tindakan bedah seperti
untuk maksimum 8 jam.
pemasangan ductus distal bagi ductus choledochus,
kadang-kadang ditemukan.
Persarafan ke hati mengikuti arteria hepatica' Per' HEPATEKTOMI PENERIMA DAN IMPLANTASI
darahan parasimpatis melalui nervus dan persarafan HATI
simpatis melalui plexus coeliaca. Akibat denervasi
Operasi penerima biasanya dimulai secepat abdo-
lenglap hati belum diketahui, dengan kemungkinan
men donor dieksplorasi dan diidentifikasi'graft' cocok.
kekecualian bahwa pengosongan kandung empedu ter'
ganggu oleh pemotongan nervus vagus' Ia bisa mem-
Tumpang tindih operasi donor dan penerima mengu-
predisposisi ke perkembangan kolelitiasis dan banyak
rangi trauma iskemik pada hati. Dua operasi dikoor-
uttti UtOult membuang kandung empedu donor selama dinasi melalui telepon. Kateter arteria pulmonalis
Swan-Ganz (suatu kateter vena sentral) dan suatu ja-
operasi transplantasi.
lur arteri dipasang untuk memantau hemodinamik
kardiovaskular. Beberapa jalur intravena berlumen
HEPATEKTOMI DONOR lebih besar diperlukan untuk pemberian darah dan
Biasanya operasi donor merupakan bagian tindak- cairan. Panel koagulasi dibuat setiap 30 sampai 60
an donor multiorgan seperti diuraikan sebelumnya. menit untuk menuntun penggantian produk koagulasi.
Dibuat insisi vertikal garis tengah yang panjang, yang Semua darah dan cairan diprahangatkan untuk mem-
mencakup sternotomi garis tengah dari incisura jugu- bantu mempertahankan suhu tubuh. Sejumlah tim
laris sterni ke pubis (lihat Gambar 7). Perasat awal menggunakan sistem pompa khusus untuk infus darah
utama dalam hepatektomi donor mula-mula pemo- yang cepat bila diperlukan. Tromboelastograf, suatu
tongan perlekatan ligamentum dan kemudian mengi- mesin yang cepat memberikan perkiraan kualitatif
solasi kompleks axis coeliaca-arteria hepatica serta cacat pembekuan darah yang didasarkan atas bentuk
aorta berdekatan, vena porta, ductus choledochus bekuan darah, digunakan oleh sejumlah tim untuk
serta vena cava di atas dan di bawah hati. Untuk meng- membantu dalam mengganti faktor koagulasi. Tim
isolasi arteria hepatica dan coeliaca , maka anestesiologi khusus dan sangat terampil penting un-
arteria splenica, gastrica dextra dan gastroduodenalis tuk hasil yang sukses.
dipotong. Sering kanula ditempatkan dalam vena Vena axillaris dextra atau sinistra dan sambungan
splenica yang dipotong sebagai jalan untuk prapendi- saphenofemoralis pertama diisolasi untuk penempat-
nginan hati dengan larutan Ringer laktat dingin se- an nantinya kateter pintas veno-venosa. Darah di'
belum memutuskan penyediaan darah ke hati. Vesica kembalikan ke jantung melalui vena porta dan vena
biliaris dilepaskan dan diirigasi bebas dari empedu. femoralis serta vena cava distal dengan pompa vortex
Hal ini mencegah autodigesti selama pengawetan. Ba' khusus melalui vena subclavia dan axillaris' Pintas
nyak ahli bedah membuang vesica biliaris. Ductus venovenosa tidak diperlukan pada pasien transplan
choledochus dipotong selama perjalanan pengupasan anak. Hati dipaparkan melalui insisi transversa subcos-
trias. ta bilateral yang luas dengan perluasan garis tengah
Sementara ginjal diisolasi untuk nefrektomi donor, vertikal ke processus xiphoideus. Tepi luka superior
kanula dipasang dalam aorta distal dan vena cava'' dan sangkar iga dielevasi dengan retraktor kuat difik'
312 BUKU AJAR BEDAH BAGIAN 1
sasi ke meja operasi. Perlekatan ligamentosa hati di_ tepat dan jenis anastomosis yang dilakukan bervariasi
potong serta arteria hepatica, vena porta, ductus cho- sesuai kesukaan bedah dan anatorni yang ditemukan.
ledochus dan vena cava inferior di atas dan di bawah Selama tindakan ini, bermanfaat terus menyiram hati
hati yang diisolasi dan dilingkari dengan pita. dengan larutan elektrolit dingin melalui kanula yang
Struktur vital ini tidak dipotong sampai hati donor telah ditempatkan sebelumnya dalam vena splenica
benar-benar tiba dalam kamar operasi. Kemudian donor. Ia mendinginkan hati, membuang emboli udara
saluran empedu di potong dan bagian sistemik sistem potensial dan yang terpenting, menyiram kalium dan
pintas veno-venosa diaktivasi setelah menempatkan produk metabolik lain yang membahayakan, yang ter-
kateter dalam sambungan saphenofemoralis dan vena kumpul dalam hati selama masa pengawetan. Sejumlah
axillaris. Vena porta dipotong dan kanula ditempatkan ahli bedah menggunakan siraman hangat akhir. Henti
dalam ujung vena porta untuk dekompresi sistem jantung bisa timbul segera setelah hati direvaskularisasi
vena porta ke dalam pintas venovenosa. Vena cava jika siraman tidak menyeluruh.
dipotong di atas vena renalis dan arteria hepatica yang
tepat dipotong distal terhadap arteria gastroduodenalis. Tahap akhir dalam tindakan ini membentuk
kem-
Kemudian hati dieksisi dari atas ke bawah. Hepatek_ bali kontinuitas saluran empedu. Sekarang kebanyak-
tomi penerima sering merupakan bagian operasi paling an ahli bedah menggunakan koledokokol-edokostomi
sulit. Adanya hipertensi porta meningkatkan perdarah- ujung-ke-ujung dan memasang pipa_T
ke dalam bagi_
an. Hati yang sakit bisa membesar dan melekat ke an penerima ductus choledochus untuk ,STENT,
struktur berdekatan. Perlekatan dari operasi sebelum_ anastomosis. Bila ductus choledochus mengecil
atau
nya bisa merumitkan pengupasan. sakit, seperti sering terjadi pada anak dengin atresia
Hati donor diimplantasi kembali dengan mereanas- saluran empedu, maka dikonstruksi koledokojejunos_
tomosiskan vena cava di atas hati, vena porta, arteria tomi 'Roux-en-Y,. Kemudian banyak waktu yang di-
hepatica atau coeliaca donor ke arteria hepatica pe- gunakan dalam mendapatkan hemostasis. Drain ditem-
nerima yang tepat dan akhirnya vena cava infrahepatik patkan sekitar hati dan luka ditutup. Operasi penerima
(Gambar 13). Pada anak, axis coeliaca donor kadang- biasanya memerlukan sekitar 12 jam, ietapi iisa
ber-
kadang dianastomosiskan ke sisi aorta. Rangkaian yang variasi dari 6 sampai l8 jam atau lebih.
TRANSPLANTASI 313
Metilprednison, 50 mg intravena setiap 6 jam, di gu. Komplikasi lain yang khas bagi pasien transplan
mulai prabedah atau segera setelah operasi. Dosis di- hati adalah kebocoran atau stenosis anastomosis
turunkan pelan-pelan selama minggu pertama sampai saluran empedu, trombosis arteria hepatica, vena porta
20 atau 30 mg per hari. Prednison oral dimulai bila atau vena cava, abses sekunder terhadap hematoma
dimulai lagi pemberian makan. Dosis disesuaikan se- intraabdomen dan gagal ginjal. Gagal ginjal dapat
banding dengan berat untuk pasien anak. akibat hipotensi intraoperatif, sepsis atau trauma pada
ginjal sementara vena cava diklem atau sebagai kom-
PENOLAKAN plikasi terapi siklosporin. Penggunaan sistem pintas
Penolakan akuta sulit didiagnosis dalam penerima venovenosa telah mengurangi kebutuhan untuk hemo-
transplan hati. Penurunan fungsi hati bisa karena pe- dialisis pascabedah dini.
nolakan, trauma pengawetan pada hati, trombosis
vaskular, obstruksi saluran empedu, kolangitis Hasil
asendens, abses atau nekrosis hati atau sepsis perihe- Ada beberapa variabel yang dikenal mempengaruhi
patik. Perincian perjalanan klinik pasien penting dalam keberhasilan transplantasi hati. Anak cenderung lebih
membuat diagnosis banding. Penolakan sering dimani- baik daripada orang dewasa. Pasien yang keadaan fisio-
festasikan oleh peningkatan dalam bilirubin serum logi umumnya stabil lebih baik daripada pasien dalam
dan enzim hati serta penurunan dalam drainase pipa- koma hepatikum dan memerlukan sokongan dalam
T. Sifat empedu bisa berubah dan menjadi berwarna unit perawatan intensif. Hasilnya bisa juga bervariasi
lebih jernih. Skan nuklir hepatik, kolangiogram sesuai penyakit penerima yang primer. Misalnya hasil
T, arteriogram, tomografi dikomputerisasi dan biopsi pada pasien sirosis alkoholik. Tingginya angka kekam-
hati perkutis digunakan untuk mengkonfirmasi diagno- buhan karsinoma hepatoselular telah menyebabkan
sis. Gambaran histologi penolakan akuta terdiri dari pasien penyakit ini sangat buruk.
infiltrasi limfosit dalam trias hepatica dan sekeliling Pada stadium relatif dini ini dalam evolusi trans-
vena centralis dengan perusakan endotel vena dan plantasi hati, kebanyakan kelompok cenderung mela-
saluran empedu. Bisa ada kolestasis dan nekrosis he- porkan pengalamannya keseluruhan sebagai kohort
patosit. tunggal. Pasien dengan penyakit primer berbeda dan
Penolakan biasanya diterapi dengan tiga atau em- berbagai risiko operasi dikelompokkan bersama.
pat pulsa intravena besar 10 sampai 30 mg metilpred- Ia cenderung mengacaukan interpretasi hasil yang di-
nisolon per kg, yang diberikan tiap hari atau setiap laporkan dan menyulitkan penempatan hasil satu
selang sehari. Penolakan yang tak berespon terhadap kelompok dalam perbandingan dengan hasil kelompok
pulsa steroid kadang-kadang diterapi dengan rangkaian lain. Keadaan ini analog dengan hari awal perkembang-
globulin antitimosit. Retransplantasi segera layak an bedah pintas portosistemik, yang selama ini lapor-
untuk penolakan tak reversibel dan sebab lain kehi- an cenderung mengelompokkan pasien bersama dengan
langan hati. Dalam tahun 1984, 25 persen dari sekitar derajat pemulihan hati bervariasi dan etiologi berbeda
150 transplan hati yang dilakukan di Universitas Pitts- untuk hipertensi portanya.
burg merupakan transplan kedua. Variabel terpenting yang mempengaruhi hasil
transplantasi hati adalah pengenalan siklosporin. Se-
Komplikasi belum memperkenalkan imunosupresi ini, kelompok
Seperti dengan pasien transplan lain, komplikasi dengan pengalaman terbesar di dunia melaporkan
terlazimnya infeksi bakteri; jamur dan virus dari se- angka kelangsungan hidup satu tahun 25 sampai 50
mua jenis. Sepsis intrahepatik atau perihepatik adalah persen. Di samping itu hanya belakangan ini dinilai
masalah khusus dalam pasien transplan hati. Hal ini bahwa pasien akan baik setelah transplantasi hati kedua
dapat akibat kebocoran atau stenosis anastomosis 'atau kadang-kadang ketiga, sehingga memperbaiki
saluran empedu, kolangitis asendens atau nekrosis kelangsungan hidup pasien keseluruhan. Dengan peng-
jaringan hati. Trauma pengawetan, komplikasi vaskular gunaan siklosporin, tiga kelompok berpengalaman,
dan penolakan dapat menyebabkan iskemia atau ne- Starzl di Universitas Pittsburgh, Calne di Universitas
krosis parenkima hati. Jaringan terancam ini suatu Cambridge dan Pichlrnayr dari Hanover, Jerman
lokus ideal untuk perkembangan abses hati. Drainasie Barat, telah melaporkan kelangsungan hidup I tahun
bedah atau perkutis mungkin diperlukan. Ikterus ko- yang sebenarnya sekitar 70 sampai 80 persen. Hasil
lestatik dengan bilirubin serum sampai 35-40 mg per kelompok lain dengan lebih sedikit pengalaman belum
100 ml. bisa timbul sekunder terhadap trauma iskemik sama berhasilnya, tetapi sering pasien yang diterapi
selama pengawetan. Jika tidak terlalu parah, maka ke- dengan paduan steroid azatioprin yang lama dicakup
adaan kolestatik ini sembuh dalam I sampai 4 ming- dalam laporan ini. Tak ada keraguan bahwa transplan-
TRANSPLANTASI 3ls
tasi hati suatu usaha yang sangat berguna bagi banyak Sutherland di Universitas Minnesota. Semakin besar
pasien dengan penyakit hati stadium akhir' Kesem- kumpulan bukti percobaan yang menggambarkan bah-
patan untuk perbaikan meliputi penyederhanaan dan wa dengan pemeliharaan normoglikemia yang cermat,
standarisasi operasi, kejelasan indikasi dan kontra- komplikasi diabetes akan dicegah atau ditunda mulai-
indikasi yang tepat untuk operasi, retransplantasi cepat
nya. Sayangnya bahkan dengan program medis yang
paling cermat atau terapi pompa insulin, pola nor-
bila diperlukan dan perbaikan dalam kemampuan kita
untuk mendiagnosis maupun mengobati penolakan' moglikemia yang layak tak dapat dipertahankan dalam
banyak pasien. Transplantasi pancreas mempunyai
potensi cara paling sensitif dan efektif mempeftahan-
kan normoglikemia. Di samping itu, glukagon dan
TRANSP LANTASI PANCREAS
hormon lain bisa diberikan, yang akan menstabilisasi
kadar gula darah dan mencegah timbulnya komplikasi.
Dasar Sejarah dan Percobaan
Penerima
Dalam tahun 1966 di Universitas Minnesota, Lil-
Transplantasi pancreas diindikasikan untuk pasien
lihei melakukan transplan pancreas manusia pertama'
diabetes melitus tipe l, yang sebelumnya dikenal se'
Tindakan ini terdiri dari 'graft' segmental atau cauda
bagai diabetes yang mulainya juvenilis. Terapi insulin
pancreatis dengan ligasi ductus pancreaticus' Arteria
eksogen mencegah ketoasidosis diabetika dan memper-
iun utnu splenica dari 'graft' pancreas dianastomosis-
'kan panjang hidup pasien ini. Tetapi dengan berlalunya
ke pembuluh iliaca. Pasien tak tergantung insulin
hanya selama 6 hari dan 'graft' dikeluarkan pada 6 waktu, kebanyakan pasien menderita komplikasi kare-
na diabetes dan masa hidupnya diperpendek. Penyakit
minggu. Usaha peloporan ini memulai zaman peneliti
an klinik bagi transplantasi pancreas' ini mengenai individu kurus muda disertai perkem-
bangan komplikasi parah, seperti retinopati, neuropati,
Ujicoba klinik transplantasi keseluruhan pancreas
perifer, sindroma Kimmelstiel-Wilson pada ginjal dan
dengan suatu segmen duodenum segera mengikuti'
gastroenteropati.
Usaha ini menemukan sedikit keberhasilan' Terda-
Pasien diabetes tipe 1 tergantung insulin karena
pat angka kebocoran cukup tinggi dari berbagai jenis
perusakan pulau Langerhans penghasil insulin dalam
anastomosis ductus pancreaticus atau duodenum'
pancreas. Teori belakangan ini menggambarkan bahwa
Teknik drainase duktus ke dalam ureter (Gliedman),
perusake-n pulau merupakan akibat deraan virus atau
jejunum (Toledo-Pereyra) dan ekstremitas jejunum
lingkungan lain yang menunggangi atas latar belakang
retroperitoneum (Dickerman dan Turcotte) serta
genetika yang rentan. Sekitar 10.000 individu di Ame-
drainase bebas cavitas pefitonealis (Sutherland, Goetz
rika Serikat menderita diabetes tergantung insulin
dan Najarian) diselidiki dalam hewan' Tak ada teknik
tiap tahun. Dalam laporan l974nya, Komisi Nasional
ini yang jelas lebih unggul sewaktu diterapkan ke-
untuk Diabetes memperkirakan bahwa tiap tahun di
manusia dalam awal tahun 1970.
Amerika Serikat 300.000 orang meninggal karena
Dalam tahun 1978, Dubernard mengenalkan tek-
komplikasi uaik rlar dari semua bentuk diabetes'
nik lebih aman bagi tansplantasi pancreas segmental
Diperkirakan biaya total penyakit ini dalam tahun
dengan penutupan ductus pancreaticus dengan suntik-
1979 sekitar delapan milyar dolar.
an intraduktus polimer sintetik. Metode ini menghin-
Tak ada konsensus atau keseragaman praktek ten-
dari masalah pemberian drainase sekresi exocrina
tang indikasi tepat transplantasi pancreas. Kriteria
panffeas. Keru'gian tindakan ini bahwa obstruksi
umum seperti didaftar dalam bagian sebelumnya
ductus pancreaticus menginduksi fibrosis kelenjar'
biasanya mencakup batas usia 50 tahun. Semua kelom-
yang kemudian mengancam sekresi insulin' Belakangan
pok membatasi transplantasi pada diabetes juvenilis
ini 1au kemunculan lagi minat dalam transplantasi
keseluruhan pancreas bersama dengan segmen pendek
tipe I. Tetapi transplan pancreas telah dilakukan
itau 'button' periampulla duodenum' serentak dengan transplan ginjal, berturutan setelah
duodenum
transplan ginjal atau pada pasien diabetes yang mem-
Duodenum dianastomosiskan ke usus halus atau ke
punyai fungsi ginjal yang baik dan tidak memerlukan
vesica urinaria.
Transplantasi pancreas masih sedang dikembang- transplan ginjal. Tindakan ini terlazim digunakan sete-
lah mulainya satu atau lebih komplikasi diabetes, tetapi
kan. Indikasi tempat, teknik bedah terbaik dan paduan
imunosupresif yang lebih disukai belum diketahui banyak transplan telah dilakukan pada pasien yang
menginginkannya sebelum mulainya komplikasi. Pen-
dan bervbriasi dari satu kelompok ke yang lain' Seperti
tahun 1984, lebih dari 350 transplan pancreas tercatat cocokan silang transplan positif suatu kontraindikasi
transplantasi. Tak cukup pengalaman untuk menentu-
dalam kantor pendaftaran pancreas yang dicatat
316 BUKU AJARBEDAH BAGIAN 1
kan apakah pencocokan histokompatibilitas DR dalam fossa iliaca atau dalam abdomen. Biasanya arte-
atau HLA yang baik, memperbaiki hasil. Pengalaman ria dan vena splenica donor dianasromosis ke pembu-
pada Universitas Minnesota telah memperlihatkan luh darah iliaca penerima (Gambar l4). Teknik ini
bahwa 'graft' berhubungan keluarga mempunyai digunakan dengan 'graft' donor sukarelawan dan kada-
kelangsungan hidup sebenarnya yang lebih baik pada ver. Duktus dalam segmen yang ditransplantasi bisa
I tahun dibandingkan'grafl kadaver. diligasi, dioklusi dengan polimer seperti neopren atau
didrain ke dalam vesica urinaria atau usus.
Donor
Kebanyakan kelompok hanya menggunakan donor
kadaver sebagai sumber 'allograft' pancreas. Kriteria
'GRAF' PANKREATIKODUODENALIS
umum dan kriteria spesifik untuk donor pancreas
telah didaftarkan sebelumnya (lihat Tabel 5 dan 6). Keseluruhan pancreas dan sebagian duodenum di-
Banyak donor kadaver hiperglikemia karena pemberian keluarkan dari donor. Operasi donor serupa dengan
steroid dan dekstrosa serta pengeluaran katekolamin pankreatikoduodenektomi standar, tetapi dengan pe-
endogen. Hiperglikemia sendiri bukan kontraindikasi ngupasan pembuluh darah besar yang lebih luas. Kese-
donor pancreas. Hiperamilasemia ringan juga bukan luruhan vena porta sampai bifurcationya dan jalan
kontraindikasi, tetapi harus dievaluasi dalam hubungan coeliaca bersama dengan arteria gastroduodenalis, he-
dengan gambaran keseluruhan. Biasanya pancreas dike- patica dan splenica utuh, diawetkan bersama 'graft'.
luarkan sebagai bagian operasi donor multiorgan. Ductus choledochus serta arteria dan vena mesenterica
Pilihan dibuat antara menggunakan hati atau pancreas. superior dipotong dan diligasi. Segmen pendek duo-
Kedua 'graft' didasarkan atas penyediaan vaskular denum atau 'button' duodenum sekitar ampulla Vater
yang sama, yaitu vena porta atau splenica serta axis diawetkan. Axis coeliaca dan vena porta dianastomosis
coeliaca. Kebanyakan ahli bedah transplan tidak ingin ke pembuluh darah iliaca. Sejumlah kelompok juga
berisiko bagi hati atau pancreas atau memperpanjang menganastomosis arteria mesenterica superior. Segmen
waktu iskemia dengan berusaha mengeluarkan kedua duodenum atau'button' periampullaris dianastomosis
organ dari donor yang sama. Donor hidup berhubung- langsung ke sisi gelung usus halus. ekstremitas'Roux-
an keluarga digunakan di Universitas Minnesota. en-Y' usus halus atau ke vesica urinarius (Gambar
Corpus dan cauda pancreatis dikeluarkan, yang mening- l5,lihat Gambar l4).
galkan limpa dan jaringan pancreas yang cukup untuk Sollinger dan Belzer di Universitas Wisconsin telah
menghindari diabetes pada donor. Karenabesarnya ope- mempelopori penggunaan vesica urinaria sebagai jalan
rasi, kemungkinan morbiditas dan kemungkinan tim- untuk sekresi eksokrinr. Vesica urinaria mudah diletak-
bulnya diabetes pada kehidupan nantinya, maka ke- kan untuk anastomosis ini dan biasanya steril. Meng-
banyakan kelompok transplan menolak menggunakan herankan kehilangan protein dan elektrolit dalam sek-
donor sukarelawan. resi pancreas tidak tampak merugikan penerima dan
Pancreas diawetkan oleh hipotermia sederhana. urina tidak mengaktivasi enzim pancreas. Sejumlah ke_
Setelah pengeluaran dari donor, pancreas disiram de- lompok transplan melakukan tindakan ini intra abdo-
ngan perfusat dingin khuzus. Biasanya larutan jenis men, sedangkan lainnya lebih suka melakukan tindakan
EuroCollins atau larutan plasma disaring gel silika yang ini dan menempatkan 'graft' secara keseluruhan retro_
digunakan. Waktu penyimpanan yang amhn maksimum peritoneal.
6 jam. Perfusi pulsasi hipotermi telah diselidiki dalam Limpa telah ditransplantasi sebagai bagian 'graft,
hewan dan telah memperluas pengawetan 'graft' gabungan dengan keseluruhan pancreas dan sebagian
pancreas anjing sarnpai 24 jam. Pengawetan pancreas duodenum dalam beberapa pasien (lihat Gambar l4).
yang buruk salah satu faktor yang bisa menyebabkan Trombosis vaskular yang dini salah satu komplikasi
trombosis vaskular yang dini pada 'grafl. terlazim transplantasi pancreas. Inklusi limpa dengan
'graft' dianggap memberikan fistula arteriovenosa
fisiologi yang mungkin mengurangi insidens trombosis
vaskular. Di samping itu ada sejumlah bukti untuk
Teknik Bedah. menggambarkan bahwa keuntungan imunologi mung-
kin diberikan. Tetapi sejumlah pasien menderita pe-
nyakit 'graft versus host' bila limpa dicakup, yang
GRAFT SEGMENTAL memerlukan pembuangan limpa. Di samping itu tak
Corpus dan cauda pancreatis sampai kiri vena por- ada bukti jelas bahwa trombosis vaskular telah ber-
ta dieksisi dari donor. 'Graft'segmental ditempatkan kurang dibandingkan dengan teknik lain.
Gambar 14. Cangkdcan TRANSPLANTASI 317
pankreatikoduodenalis de-
ngan catwkokan pancreas
segmental dan limpa.
Gambar at as. K es eluruhan E ntero-enterostomi
pancreas dan limpa telah
ditransplantasi ke fossa ilia-
ca. Vena porta diarustomo- Garis 'Staple'
sis ke samping vena iliaca
dan axis coeliaca diarusto- Ekstremitas
aferen Limpa donor
mosis ke ujung arteria ilia-
gelu ng
ca intertw yang dipotong. defu ngsiona I isasi
'Button' periampulla duo-
denum diimplantasi ke da-
lam samping gelung' Roux - "Button "
en-Y' modifikasi pada jeiu- duodenum
A. dan v. splenica
num. Pemasangan garis donor sekeii
'staple' distal terhddap en- ductus
pancreaticus Keseluruhan
teroenterostomi mencegah pancreas
isi usus apa pun kehtar
d ari arw s to mosis du odenal- V. mesenterica
jejunal dan efektif mengu- nferior
i
Perawatan Pascabedah
Diagnosis penolakan ditegakkan bila ada pening-
katan menetap dalam glukosa darah dan/atau hiper-
IMUNOSUPRESI DAN PENOLAKAN
amilasemia. Sayangnya kelainan laboratorium ini me-
Pada kebanyakan pusat transplan pancreas, pro- rupakan tanda penolakan agak lambat. Pcnelitian per-
gram imunosupresi yang sama digunakan untuk trans- cobaan telah memperlihatkan bahwa proses penolakan
plan pancreas seperti untuk transplantasi ginjal. Peng- telah lanjut dengan nekrosis jaringan acinus dan pulau
gunaan siklosporin telah memperbaiki hasil. Penolakan pada waktu timbul hiperglikemia. Penanda penolakan
tampak lebih sulit dicegah atau dikendalikan pada pasi- lainnya seperti penurunan insulin serum dan rasio
en transplan pancreas dibandingkan pasien jenis trans- peptida C glukosa urina 24 jarn, bermanfaat untuk
plan organ lain. Banyak kelompok sekarang meng- mengkonfirmasi adanya penolakan, tetapi terlalu me-
gunakan terapi tripel, yaitu siklosporin, steroid dan nyusahkan atau terlalu memakan waktu untuk digu-
azatioprin. Biasanya Azatioprin dosis rendah, yaitu nakan secara klinik. Terapi penolakan transplan pan-
sekitar 1,5 mg./kg digunakan untuk menambah obat creas serupa dengan yang digunakan untuk transplan
lain. Hasil dini dengan terapi obat triple dalam trans- ginjal dan terutama terdiri dari steroid dosis tinggi dan/
plantasi pancreas dan jantung memberi harapan. atau penggunaan globulin antilimfosit. Bila ginjal dan
318 BUKU AJAR BEDAH BAGIAN 1
pancreas ditransplantasi bersamaan, maka penolakan an 'graft'. Infeksi bakteri dan jamur masalah lazim,
ginjal biasanya jelas sebelum timbul perubahan dalam karena pasien ini menderita diabetes dan diirpunosupre-
glukos atau amilase darah. Dalam arti ini, ginjal dapat si. Beberapa kelompok rutin memberikan ketokona-
digunakan sebagai indikator lebih sensitif untuk me- zo1 secara profilaksis untuk mencegah Candida dan
mulai terapi antipenolakan. infeksi jamur lain.
Hasil
Vesica urinarius
Sejarah
Ganrbar 15.'Allograft' pankreatikoduodenalis yang meng- Dalam tahun 1973, telah dilaporkan perbaikan dia-
tukan vesica urinarius. Opaasi bisa dilakukan retroperitoneum betes diinduksi secara kimia pada tikus dengan trans-
atau intratbdomen. Uiung vena porta dianastomosb ke cisi
plantasi pulau pancreas terisolasi ke cavitas retroperi-
vena iliaca extena. Ujung axis coeliaca diarwstornosis ke uiung
arterit iliaca interna yang dipotong. 'Button' periampulla duo- tonealis. Sejak laporan awal yang merangsang ini,
denunr telah diimplantasi ke kubah vesica urinaius. beberapa peneliti telah mencapai transplan pulau yang
TRANSPLANTASI 319
kamar operasi donor dan penerima, sehingga jantung Pada transplan jantung-paru, penting membuang
donor bisa diimplantasi ke dalam penerima secepat janfung dan paru tanpa cedera pada nervus Vagus,
mungkin. Pada waktu yang tepat dibuat insisi sterno- phrenicus atau laryngeus recurrens dan secara cermat
tomi median, dimulai pintas kardiopulmoner dan jan- meligasi arteria bronchialis. Setelah perikardiektomi
tung yang sakit dieksisi pada sambugan atrioventri- anterior lengkap dilakukan, maka pasien ditempatkan
kular, yang meninggalkan banyak manset dari atrium pada pintas kardiopulmoner. Jantung penerima dike-
kanan dan kiri, aorta ascendens dan tiuncus pulmo- luarkan, yang meninggalkan manset posterior atrium
nis. kanan di tempatnya untuk reimplantasi. Kemudian
Kemudian jantung donor dijahit ke lapangan pe- paru kiri dieksisi dan bronchus kiri di'staple' prok-
nerima (Gambar 16). Atrium donor dan penerima di- simal sebelum ia dipotong untuk meminimumkan risi-
anastomosis dengan jahitan kontinu serta kemudian ko kontaminasi lapangan bedah. Kemudian paru kanan
afteria. pulmonalis ddn aorta ascendens dijahit. Selama dikeluarkan yang diikuti oleh sisa arteria pulmonalis.
waktu ini, hipotermia jantung donor dipertahankan Segmen kecil dibiarkan di tempatnya dalam regio liga-
dengan memberikan 500 ml larutan kardioplegi lain- mentum ductus untuk mengawetkan fungsi nervus
nya, irigasi eksterna kontinu dengan larutan fisiologi laryngeus recurrens. Akhirnya trachea dipotong tepat
dingin serta irigasi bagian dalam jantung melalui kanula di atas bifurcationya dan sisa bronchus pincipalis
atrium kiri. Yang terakhir bertindak juga sebagai cara dikeluarkan. !
membuang udara dari kamar jantung donor. Implantasi organ donor dimulai dengan anastomo-
Setelah melengkapi jalan jahitan aorta, klem sis trachea (Gambar 17). Trachea dijahit dengan jahit-
aorta dilepaskan, yang memungkinkan jantung donor an kontinu polipropilen 3-0, yang disesuaikan untuk
diperfusi dengan darah penerima. Pada saat inijantung ketak-cocokan ukuran pada bagian membranosa
didefibrilasi jika diperlukan serta dibiarkan berdenyut trachea. Anastomosis atrium dilakukan, yang diikuti
dan memulihkan dari masa anoksianya sementara anas- oleh anastomosis aorta, dengan jahitan kontinu poll-
tomosis arteria pulmonalis diselesaikan. propilen 3-0. Setelah pelepasan klem silang aorta,
AORTA
ARTERIA
PULMONALIS VENA
PU LMONALIS
ATRIUM
DEXTRUM ATRIUM DEXTRUM
ATRIUM SINISTRUM
ATRIUM
SINITRUM \li,i.ttt
AORTA
ARTERIA
PULMONALIS
,), /) .ll-,ilvrue
\{ PULMONALTS
/// ( \*l
i{\
o
:-t/
,orrrr" oo*o*tt \
VENA CAVA )
IN FERIOR
Gambar 16. Tiansplantasi ianung ke peneima. Atrium dextrum dan sinistrum lantung donor diarwstomasis ke atrium penerima
dengan iahitan kontinu. Kemudian arteria pulmonalis don aorta diiahit. Akhirnya pintas kardiopulmoner dihentikan.
TRANSPLANTASI 323
Anastomosis trachea
Lig. vena cava superior
N. phrenicus
)- \\ W
Gambar 17. Trawphntasi jontung-paru. Talwn yang dipalukan untuk reimplantasi iantung dan paru ada.lah adalah reanastomosis
trachea, kemudian atium dextrum jantung donor ke atrium dextrum penerima dan akhirnya mengabung kembali aorta ascendera
donor dan peneriru. Kemudian pintas kardiopulmoner dihentikan
jantung dan paru diresusitasi seperti untuk transplan- menahan garam dan air serta normalnya memerlukan
tasi jantung diisolasi. Ventilasi dimulai dan bila jantung dosis besar diuretik seperti furosemid hidroklo-
telah diresusitasi penuh, pintas dihentikan. rotiazid.
Satu masalah unik pasien transplan jantung-
paru adalah perkembangan "respon reimplantasi"
Perawatan Pascabedah yang ditandai oleh edema paru interstisial dengan di-
Pascabedah, pasien dimantau hemodinamiknya sertai kongesti paru dan penurunan komplians paru.
dan disokong dalam cara serupa seperti pasien mana- Biasanya ia timbul dalam 48 jam pascabedah dan
pun yang telah menjalani operasi jantung terbuka. Ia berlangsung selama 1 sampai 3 minggu. Sebabnya
sangat tergantung atas tambahan katekolamin selama mungkin (l) terputusnya sistem pembuluh limfe paru,
3 atau 4 hari dan infus dopamin atau isoproterenol (2) trauma bedah pada paru donor, (3) perubahan
dimulai sebelum pintas dihentikan. Isoproterenol dalam tekanan onkotik paru dan (4) denervasi. Fungsi
sangat bermanfaat dalam menyokong frekuensi paru optimum selama waktu ini dicapai dengan terapi
jantung, yang cenderung lambat karena denervasi. Ciuretik yang giat dan pembatasan cairan serta kadang-
Antibiotika dihentikan setelah 2 hari. Karena bahaya kadang sokongan ventilasi yang lama. Penampilan
infeksi paru, maka pasien disapih dari ventilator dan radiologi respon reimplantasi serupa dengan yang ter-
diekstubasi secepat mungkin. Jalur pemantauan dan lihat pada penolakan atau infeksi; sehingga harus hati-
pipa dada segera dilepaskan. Program fisioterapi di- hati untuk menyingkirkan adanya keadaan ini. Masalah
mulai pada hari pertama pascabedah dengan penekan- besar kedua penurunan pertukaran gas paru karena
an besar ditempatkan pada kebersihan paru. Hipertensi respon reimplantasi yang diuraikan sebelumnya dan
mengkomplikasi pemberian siklosporin dan steroid. penolakan. Setelah ekstubasi, pasien ini memerlukan
Pasien ini biasanya memerlukan obat antihipertensi oksigen tambahan serta pemantauan cermat dan sering
seperti prazosin, hidralazin dan kapJopril. Ia cenderung atas gas darah arteri.
324 BUKU AJAR BEDAH BAGIAN 1
Selama minggu pertama, kadar palung siklosporin pasien mentoleransi pemberian makan per oral pada
serum harian harus diperiksa. Elektrolit, kreatinin waktu itu dimulai pemberian per oral 5 mg. per kg
serum, tes fungsi hati dan hitung darah lengkap dibuat sefap l2 jam. Kadar palung serum ditentukan tiap hari
tiap hari. Pasien ini, walaupun mempunyai jantung dan jumlah siklosporin disesuaikan untuk memperta-
berfungsi normal, selalu menderita kele- hankan kadar 200 sampai 400 mg per 100 ml. Selama
mahan menahun sistem otot-rangka. Sering diperlukan reperfusi jantung donor dalam kamar operasi, pasien
program rehabilitasi gizi dan fisik yang meluas selama menerima I g metilprednisolon intravena. prednison
beberapa bulan. Pasien bisa dipulangkan setelah bebera- diberikan dalam dosis 50 mg. setiap l2 jam selama tiga
pa biopsi endocardium negatif. dosis dan kemudian per oral b.i.d. Dosis prednison ce-
pat diturunkan bertahap dalam 2 minggu berikutnya
sampai kadar pemeliharaan l0 sampai 20 mg per hari
Imunozupresi
dicapai. Globulin antitimosit tidak lagi digunakan seba_
gai bagian program terapi awal, tetapi dicadangkan
PR"EDNISON DAN MATIOPRIN
untuk menghilangkan episode penolakan akut.
Paduan imunosupresif mula-mula ditemukan efek-
tifdalam hewan dan kemudian dalam manusia yang
terdiri dari dosis pembebanan azatioprin dan metil PROTOKOL I.JNTT.'K TRANSPLANTASI KARDIO-
prednisolon yang diikuti dosis pemeliharaan prednison. PULMONER
dan azatioperin. Dosis diregulasi atas dasar hitung teu-
kosit, yang bisa jelas tertekan oleh azatioprin. Glo- Protokol imunosupresif umumnya digunakan
bulin antitimosit (ATC) ditambahkan ke paduan ini transplantasi kardiopulmoner berbeda bermakna dari
mengikuti pembuktian kemanjurannya dalam tahun yang digunakan untuk transplantasi jantung terisolasi,
karena ketakutan bahwa dosis tinggi dini steroid mung-
1973. Penolakan pada pasien yang diterapi dengan obat
ini dapat dideteksi dalam stadium dini dengan pengu- kin menghambat penyembuhan trachea. Siklosporin
rangan voltase gelombang R atas elektrokardiogram oral, 18 mg. per kg. diberikan secepat donor ditemu-
berturutan. Walaupun penatalaksanaan pasien ini se- kan cocok. Pascabedah 3 sampai 18 mg. per kg. per
ring dikomplikasi oleh infeksi parah karena depresi hari siklosporin diberikan dalam dosis terbagi dengan
sistem kekebalan dan oleh episode penolakan yang sonde nasogaster atau per oral serta disesuaikan menu-
memerlukan rangkaian steroid dan ATG, umumnya rut kadar darah. Metilprednisolon, 500 mg diberikan
*"hasilnya
baik dalam tangan berpengalaman dan metode. intravena untuk tiga dosis, tetapi tanpa steroid lebih
ini kontinu dalam sejumlah pusat medis. lanjut diberikan selama 2 minggu. Jamiesijn dan-re-
kannya juga menggunakan globulin antitrombosit
kelinci 2,5 mg. per kg. intramuskular pada hari operasi
dan selama 2 hari setelah itu atau sampai sel T yang
SIKLOSPORIN
bersirkulasi turun di bawah 5 persen. lmunosupresi
Metabolit jamur siklosporin A pertama dipakai tambahan dicapai selama 2 minggu pertama dengan
bagi tranplantasi jantung dalam tahun 1980. Dengan azatioprin oral. Ia diberikan segera pascabedah dan di-
zat ini, ada penurunan dramatis dalam infeksi letal dan pertahankan pada 1,5 mg. per kg. Setelah 14 hari,
episode penolakan dalam masa pascabedah dini. Walau- azatioprin oral dihentikan dan prednison oral dosis
pun mungkin angka kelangsungan hidup jangka lama rendah, 0,2 sampai 0,3 mg. per kg. dalam dosis dibagi,
akan tidak berbeda besar dengan siklosporin A diban. dimulai. Terapi pemeliharaan jangka panjang setelah
dingkan imunozupresi konvensional, kebanyakan ahli 2 minggu dengan siklosporin dan prednison.
percaya bahwa morbiditas pasien dan lama tinggal di Sayangnya dengan imunosupresi siklosporin, tak
rumah sakit berkurang dramatis. ada tes diagnostik noninvasif untuk penolakan ditemu-
Protokol yang kami gunakan berasal dari yang di- kan dapat diandalkan, sehingga diperlukan biopsi
gunakan di Stanford dan pengalaman kami sendiri endocardium rutin. Bioptom yang dirancang pada
dengan penerima ginjal. Dua belas jam prabedah pasien Stanford oleh Caves di masukkan ke dalam vena jugula-
diberikan dosis pembebanan oral l7 mg. per kg siklos- ris interna dengan teknik perkutis dan dibimbing di
porin. Ia diikuti oleh 2 mg. per kg tambahan yang di bawah kontrol fluoroskopi ke septum interventri-
berikan intravena 1 jam prabedah untuk memastikan culare kanan, tempat didapat beberapa contoh jaring-
bahwa jantung yang baru dicangkokan terpapar ke imu- an 3mm untuk pemeriksaan mikroskopik. Tindakan
nosupresi maksimum sewaktu pertama berkontak de- ini dilakukan tiap minggu selama 3 bulan pertama dan
ngan penerima. Siklosporin A pascabedah diberikan da- kemudian kurang sering sewaktu episode penolakan
Iam dosis 2 mg. per kg. setiap 12 jam intravena sampai telah terkontrol.
TRANSPLANTASI 325
PENOLAKAN 60
(Persen
Sebenarnya) ao
20
Garnbar 18. Insidens episode penolakan
0
setelah transplantasi iantung. (Dari Ia-
mieson, S.llt., dkk.: Heart Trawplant., t
3:225, 1984.)
ANGK,A
DILINEARISASI
(Penolakan
per 100
pasien-hari)
ot23a56 3456
BULAN PASCABEDAH TAHUN PASCAREDAH
326 BUKU AJAR BEDAH BAGIAN 1
or23a56
BULAN PASCABEDAH
80 /'
PERSEN o
,/'
Gambar 20. Angka kelangungan hi-
KELANGSUNGAN 60 dup saru tuhun transplan iantung di
HIDUP Stanfod. Peningkatan mantap dalam
angka kelangsungan hidup I tahun
telah dicapai dengan angka kelang-
sungan hidup sebenamya saat ini 80
pusen. (Dari lamieson, 5.14., dkk.:
Hwrt TYarcplant., 3 :2 25, I 984. )
1968 70 1a
'2
TAHUN
mengembaiikan ke pekeqaan, kerja di rumah, atair se- puluh persen pasien hidup dan baik I tahun setelah
kolah (Tabel 14). Tingginya angka rehabilitasi ini operasi. Dua pasien yang bertahan hidup terlama hidup
tidak diragukan sebagian tarena penelitihan penerima 24 dan 26 brlan pascabedah. Walaupun jumlah pasien
transplan yang cermat. Biasanya pasien membawa ke- yang menjalani transplantasi jantung-paru tidak besar,
hidupan relatif normal, sementara diperlukan kepatuh- namun operasi menahan harapan besar bagi pasien itu
an pada pengawasan pascabedah yang giat. dengan penyakit kardiopulmoner stadium akhir, yang
Sampai hari ini sekitar 38 persen pasien telah men- tak dapat diterapi dengan metode konvensional atau
jalani transplantasi jantung-paru kombinasi. Tujuh transplantasi j antung terisolasi.
Kesimpulan
TABEL 14. Rehabilitaci Setelah Tlansplantai Jantung:
yang Bertahan Hidtp SoU Tahun (N = 106)* Dalam 15 tahun yang lalu, transplantasi jantung
. telah cepat progresif dari tindakan percobaan ke cara
Jumlah Persen terapi yang dapat diterima bagi pasien dengan penyakit
jantung terminal. Tak diragukan bahkan akan dibuat
Keadaan fungsional Asosiasi
Jantung New York
kemajuan lebih besar dengan perkembangan obat
Kelas I 103 97
imunosoupresi yang lebih baru, perbaikan dalam
Kelas II ) logistik mengambil donor dan penerima bersama-sama
Kelas III 1 serta perkembangan teknik untuk menyimpan jantung
Kelas IV 0 donor untuk masa waktu yang lama.
Biasanya besar. Di Stanford, tempat pengalaman
Rehabilitasi
Ya 87 82
lama dan volume yang tinggi akan memungkinkan
Tidak L9 kemanjuran maksimum, lama tinggal di rumah sakit
rata-rata yang terakhir dilaporkan 45 hari pada biaya
Aktivitas kerja rata-rata $57.000 dalam biaya rumah sakit. Biaya
Dikerjakan purna waktu 45
kunjungan rawat jalan yang sedang berjalan, perumah
Dikerjakan penggal waktu L4
Kerja di rumah 8
sakitan untuk pengawasan dan obat menambah
Pelajar 10 $10.000 sampai $20.000 setahun untuk ini. Dina
77 '13 untuk biaya yang. besar ini bervariasi. Jelas untuk
transplantasi jantung yang luas digunakan, sumber dana
Dipensiunkan oleh Ketakmampuan yang dapat diandalkan perlu dicari. Ketimbang biaya
Medik terpilih 19 absolut, lebih banyak pertimbangan harus diberikan
10
pada rasio biaya-manfaat, karena banyak pasien ini
*Dari Pennock, J.I., dkk.: J. Thorac. Cardiovasc. Surg., kembali bekerja, membayar pajak dan menjadi anggota
83;168, 1982. penyokong masyarakat.
328 BUKU AJAR BEDAH BAGIAN 1
Anastomosis bronchialis biasanya diperkuat kembali ningkatkan prospeK untuk keberhasilan klinik jangka
dengan'graft' pedikel omentum. lama dengan tindakan ini. Sayangnya bahkan dengan
pengembangan teknik pangawetan lebih efektif; pem-
Petawatan Pascabedah bentukan parut paru donor yang adekuat akan meru-
pakan faktor pembatas utama dalam transplantasi paru
Penatalaksanaan penerima pascabedah dengan
klinik.
transplan paru terisolasi sangat serupa dengan yang di-
gunakan untuk pasien yang menjalani transplantasi
jantung paru kombinasi. Landasan irrunosupresi ada-
lah siklosporin. Terapi pemeliharaan prednison dihi- TRANSPLANTASI USUS HALUS
langkan untuk 2 minggu pertama setelah operasi karpna
Transplantasi usus halus mempunyai potensi me-
risiko gangguan penyembuhan anastomosis trachea.
Setelah dua minggu, terapi prednison dimulai. Ke- rehabilitasi kelumpuhan usus. Jumlah pasien yang
membutuhkan penggantian usus halus belum diketahui.
mudian pasien dipertahankan terapi siklosporin dan
rendah. Komplikasi potensial yang khas Tetapi ada jumlah pasien cukup besar dengan sindroma
steroid dosis
usus pendek untuk menyokong industri hiperalimen-
transplantasi jaringan paru apakah unilateral atau kom-
tasi rumah serta banyak pasien meninggal karena gizi
binasi dengan 'graft'jantung, adalah fenomena yang di
yang buruk atau komplikasi lain. Populasi dewasa
kenal sebagai "respon reimplantasi". Ha1 ini telah di-
bicarakan dalam bagian transplantasi jantung-paru. pasien berasal dari orang yang menderita embolus atau
Penolakan'allograft' paru bisa memanifestasi trombosis vaskular mesenterica, Cedera iatrogenik,
sendiri secara klinik dengan sesak napas dan/atau batuk trauma, volvulus, obstruksi usus stangulasi, keterli-
nonproduktif. Secara radiografi ada kekeruhan paru batan mesenterica dengan tumor yang dapat direseksi
yang ditransplantasi dan secara fisiologi ada bukti ke- dan reseksi lebih dari 75 persen usus halus karena alas-
lainan ventilasi/perfusi. Infeksi yang menunggangi an apa pun, seperti obstruksi usus berulang. Masalah
bisa mengkomplikasi episode penolakan. Diagnosis usus pendek pada anak terutama akibat enterokolitis
tepat yang dini penting untuk terapi penolakan yang nelrotikans, volvulus, trauma serta komplikasi mal-
tepat. Biopsi jarum transthorax bermanfaat dalam me- rotasi dan intususepsi.
negakkan diagnosis. Episode penolakan telah diterapi
dengan rangkaian 3 hari terapi "pulsa" dengan metil- Dasar Sejarah dan Percobaan
prednisolon dan rangkaian 10 sampai 14ha.'i globulin Lillehei dan lainnya di Universitas Minnesota me-
antitimosit. laporkan model anjing pertama yang berhasil bagi
transplantasi usus halus dalam tahun 1959. Sokongan
Hasil besar penelitian percobaan dini telah memperlihatkan
Keberhasilan transplantasi paru secara klinik telah kelayakan teknik tindakan ini serta fungsi gizi adekuat
ketinggalan di belakang yang dicapai dengan transplan 'autograft' setelah pemotongan total pembuluh darah,
organ lain. Sejak transplan paru manusia pertama oleh pembuluh limfe dan saraf. Tanpa imunosupresi, hewan
Hardy dalam tahun 1963, hanya 37 usaha tambahan dengan'allograft' bertahap hidup selama 7 sampai 14
telah dicatat dalam tahun yang menjelang. Sampai hari. Kematian jelas akibat apa yang sekarang dikenal
belakangan ini,, hasil jangka panjang mengecewakan. sebagai penyakit'graft-versus-host' (GVHD). Bila
Yang bertahan hidup terlama hanya hidup 10 bulan imunosupresi dengan azatioprin dan prednison ditam-
setelah operasi. Belakanganini Cooper di Universitas bahkan, maka kelangsungan hidup sampai 38 hari
Toronto berhasil ditransplantasi paru kanan .dalam telah dicatat. Paling penting pembuktian bahwa hewan
pria berusia 58 tahun dengan fibrosis paru terminal' diimunosupresi mengembangkan gambaran penolakan
Pasien hidup dan baik l8 bulan setelah operasi dan klasik ketimbang GVHD. Radiasi 'allograft' sebelum
bekerja purnawaktu dengan gejala minimum. Cooper transplantasi (150 rad) juga telah mencegah timbulnya
juga berhasil mentransplantasi paru kini dalam wanita GVHD pada anjing. Lebih belakangan ini tampak
berusia 35 tahun dengan fibrosi paru. Ia hidup dan bahwa imunosupresi siklosporin bahkan lebih efektif
baik 6 bulan setelah operasi. Kedua pasien mengalami dalam mencegah GVHD. GVHD telah dicegah oleh
beberapa episode penolakan, yang berhasil dtterapi. siklosporin dalam tikus dan anjing serta ujicoba pen-
Dengan hasil Cooper yang mendorong, minat dahuluan dalam babi menunjukkan hasil serupa. De-
dalam transplantasi paru terisolasi telah dikobarkan ngan penggunaan siklosporin, anjing dan babi telah
lagi. Perkembangan siklosporin sebagai agen imuno- bertahan hidup dengan 'allograft' ,usus halus total
supresif efektif menawarkan harapan bahwa penolakan selama lebih daii 550 hari. Kelangsungan hidup hewan
'allograft' dapat dikendalikan dalam manusia dan me- ini tanpa tanda penolakan atau GVIID, tetapi dengan
330 BUKU AJAR BEDAH BAGIAN 1
fungsi 'graft' bervariasi. Yang bertahan hidup jangka teks Sanskrita dari India yang telah ditulis lebih dari
lama paling berhasil telah menerima siklosporin dengan 2000 tahun yang lalu. Teks ini menggambarkan sangat
jalur intravena atau intraperitoneum. Kedua cara pem- terinci 'graft' pedikel untuk rekonstruksi hidung,
berian mencegah masalah absorpsi siklosporin yang telinga dan bibir. Teknik 'graft' pedikel tubular ber-
bervariasi melalui usus halus yang ditransplantasikan. tahap ini diuraikan oleh Tagliacozzidalamtahun 15g7.
Dalam zaman modern, autograft, berbagai jaringan dan
Teknik Bedah orsan telah menjadi teknik penting dalam disiplin
Teknik terbaik untuk transplantasi usus halus be- bedah.
1um ditentukan. Trombosis vaskular lazim terjadi dan Istilah "autotransplantasi,'dan,,autografting,,
telah muncul sampai dalam 60 persen hewan dalam menggambarkan pemindahan zuatu organ, jaringan
sejumlah seri percobaan. Kebanyakan percobaan klinik atau sel dari satu area tubuh ke posisi ektopik lain.
telah berakhir dalam trombosis dini 'graft'karena alas- 'Graft' bebas seperti 'split-thickness skin grafi, secara
an yang tidak jelas. Bila keseluruhan usus halus ditrans- tak langsung berarti bahwa jaringan dipindahkan tanpa
plantasi, biasanya arteria dan vena mesenterica superior usaha mengawetkan atau mereanastomosis penyediaan
dianastomosiskan ke aorta dan vena cava. Drainase vaskular 'graft'. Bila 'graft, pedikel digunakan. penye_
vena melalui sistem vena splanchnica bisa mempunyai diaan darah dipertahankan melalui basis pedikel sampai
spjumlah keuntungan fisiologi, tetapi secara teknik 'graft' (direvaskularisasi melalui pertumbuhan ke dalam
lebih sulit mengisolasi atau mengidenlifikasi cabang bagi kapiler dan pembuluh darah kecil dalam lokasi
terbuka yang cocok dari vena porta pada pasien yang barunya (Gambar 22). Dengan perkembangan teknik
telah kehilangan kebanyakan usus halusnya. Juga mikrovaskular, sekarang mungkin memindahkan kese.
mungkin mentransplantasikan segmen usus halus lebih luruhan organ atau 'graft'gabunganyangbesar ke tem-
kecil dan colon dextra pada manusia. pat jauh pada badan dengan menganastomosiskan ar_
teri dan vena utama tanpa tergantung atas pedikel
Hasil
Deterling pertama melakukan dua transplantasi
usus halus manusia dalam tahun 1964 di Rumah Sakit
'Boston Floating'. Keduanya diimplantasikan pada
anak; satu pasien meninggal setelah 12 jam dan yang
kedua dalam beberapa minggu. Dalam lima dari tujuh
kasus yang dilaporkan dari transplantasi usus halus,
baik 'g1aft' atau pasien telah hilang dalam masa pasca-
bedah dini. Dalam pasien keenam, transplan bertahan
hidup untuk masa lebih lama dan potongan histologi
memperlihatkan bahwa ia telah mengalami penolakan
akuta. Fortner melaporkan kasus ketujuh dalam tahun
1972. Usus berfungsi selama 2bulan, tetapi pasien me-
ninggal pada hari 176 pascabedah karena sepsis.
Dengan penggunaan siklosporin ada peningkatan ke-
berhasilan dalam transplantasi usus halus percobaan
dan ia bisa menyebabkan usaha klinik tambahan
dalam waktu akan datang tak lama lagi.
untuk penyediaan darah sementara (Gambar 23). TABEL 15. fenis 'Graft'Kulit yang Lazim Digurukan
Jenis 'graft' ini kadang-kadang dinamai sebagai 'graft'
pedikel bebas atau flap atau autotransplan bila kese- 'Split-thickness free graft'
'Full-thickness free graft'
luruhan organ dipindahkan ke suatu lokasi ektopik. 'Graft' pedikel dengan keseluruhan tebal kulit
Oksigen dan zat gizi penting dapat diberikan ke sel 'Graft' bebas keseluruhan tebal kulit dengan anastomosis vas-
yang tersebar atau 'graft' tipis melalui serum atau cair- kular
an interstisial dari jaringan sekeliling sampai dapat Pedikel miokutis dan'graft' bebas
timbul pertumbuhan kapiler ke dalam. Pertumbuhan 'Hair transplant punch graft'
Sel epllermis yang dibiak
kapiler ke dalam timbul secepat 4 atau 5 hari dalam
'Composite graft'kulit dan tulang rawan
'split-thickness graft'. 'Thick graft' atau 'graft' kese- 'Allograft' dan'xenograft' kadaver
luruhan organ memerlukan reanastomosis penyediaan
darah vena dan arterinya. Sejumlah 'autograft' hanya
beitindak sebagai kerangka untuk pertumbuhan sel dermatom modern, tebal dan dimensi'graft' dapat di-
ke dalam dari jaringan sekitar, sehingga tidak memer- kontrol lebih tepat. Indikasi utama penggunaan berba-
lukan pengawetan penyediaan zaI guinya. Banyak gai jenis 'graft' kulit untuk menutup cacat kulit, me-
'graft' tulang tidak benar-benar hidup, tetapi hanya rekonstruksi bagian badan seperti hidung atau bibir
memberikan kisi yang secara lambat diresorpsi atau dan melapis kembali rongga seperti mulut dan vagina
tempat sel hidup bermigrasi. Juga interposisi 'graft' (Tabel 15).
saraf bertindak sebagai jalur untuk regenerasi Waller
bagi axon. lPengawetan penyarafan[graft' suatu masalah 'SPLIT_ THICKNESS GRAFT'
yang hanya sebagian teratasi. Pemindahan bebas otot
'Split-thickness graft' biasanya bervariasi tebalnya
sering tidak memberikan hasil fungsional yang baik,
dari 12/1000 sampai l8/1000 dari satu inci. Jika rete
karena kurangnya persarafan dan reinervasi ekstremi-
peg dermis atau epitel alat tambahan kulit masih ada,
tas atau reimplantasi jari bisa memerlukan beberapa
maka kulit tempat donor akan direepitelisasi.'Split-
bulan. Dalam bagian berikutnya ini, kami akan mendaf-
thickness graft' memerlukan tempat 'graft' yang
tarkan jenis 'autograft' yang lebih penting dan mem-
relatif bersih divaskularisasi baik, karena kelangsungan
bicarakan yanglaztrn digunakan dalam praktek bedah.
hidupnya tergantung atas pertukaran serum dan cairan
interstisial selama 4 atau 5 hari pertama dan cepatnya
'Graft'Kulit pertumbuhan kapiler ke dalam pada waktu itu. Semua
'Graft' kulit bentuk autograf' terluas dan tertua luka terbuka dikontaminasi bakteri, tetapi 'split-
digunakan. Dalam tahun 1804, Baronio memperlihat- thickness skin 'graft'biasanya akan bertahan hidupjika
kan bahwa mungkin mentransplan kulit dari satu ada kurang dari 105 organisme per gramjaringan dalam
tempat ke lainnya dalam domba. 'Split-thickness skin lapangan 'grafl'!
graft' mula-mula didapat dengan menggunakan pisau
tipis panjang seperti pisau Goulian. Saat ini kebanyak- 'GRAFT'PEDIKEL
an 'graft' didapat dengan dermatom yang dikendali
Panjang 'graft'pedikel dibatasi oleh lebar basisnya.
kan motor yang menggunakan pisau bervibrasi. Dengan
Penuntun biasa bahwa pedikel atau flap tidak boleh
lebih dari dua kali lebih panjang daripada lebar basis-
nya, tetapi banyak kekecualian bagi hukum ini,'Graft,
ini tergantung atas kapiler dan pembuluh darah kecil
dalam dermis dan jaringan subkutis untuk penyediaan
darahnya. Perkembangan'graft' miokutis memung-
kinkan panjang pedikel ini atau flap ini jauh lebih
panjang. Flap ini dirancang, sehingga penyediaan darah
didasarkan atas pembuluh darah regional yang besar,
seperti arteria thoracoacromialis untuk flap pectoralis
major (Gambar 24). Otot makan dengan pembuluh
darah lebih besar ini dan viabilitas kulit dipertaliankan
melalui pembuluh darah pemberi makan lebih kecil
Gambar 23. 'Graft' tensor fasciae latae. Ia tlap miokutis. Ar.
teri dan vena besar diawetkan. Arteri dan vena besar dapat di. di seluruh panjang otot. Flap miokutisr dapat juga di-
reanastomosis dengan menggunakan teknik beilah mikro. gunakan pada daerah yang jauh lebih dikontaminasi,
Pada hakekatnya 'graft' dapat dipindahkan ke bagian tubuh mungkin karena penyediaan darahnya jauh lebih ba-
mona wn. nyak daripada flap pedikel.
-
332 BUKU AJAR BEDAH BAGIAN 1
Pulau kulit
Beberapa
perlekatan
dipotong
'GRAFTING'YANG LUAS masa beberapa hari atau minggu (Gambar 25). Area
kulit yang diekspansikan bisa digunakan sebagai flap
Pasien luka bakar yang luas mungkin memerlukan
atau sebagai sumber 'split-thickness graft,.
sampai 90 persen badannya ditutupi lagi dengan'graft'
kulit. Teknik khusus telah dikembangkan untuk me- ,PUNCH
menuhi. kebutuhan ini.'Split-thickness autograft' GRAFT'
bisa diperluas menjadi jala yang akan menutupi area Transplan rambut sekarang rutin dilakukan. Biasa-
lebih luas. Sel epidermis akan\bermigrasi untuk menu- nya digunakan teknik 'punch'. Silinder kecil atau
tup area telanjang berdiameter 2 sampai 3 9m. Bela- 'punch' kulit mengandung rambut dieksisi dan dipin-
kangan ini sel epidermis telah tumbuh dalam biakan dahkan ke kulit kepala.
jaringan. Jumlahnya sangat meningkat sementara
dalam biakan dan kemudian digunakan untuk me- 'Autograft' Vaskular
nutupi area permukaan terpapar yang jauh lebih besar. 'Graft' vaskular telah digunakan sejak awal tahun
Pasien luka bakar juga sebagian ]terimunosupresi ber- 1900-an mengikuti karya percobaan Carrel dalam ta-
dasarkan deraan fisiologi yang besar yang telah terjadi. hun 1905. 'Graft' mendapat gizinya dengan absorpsi
Karena alasan ini, layak menggunakan 'allograft' ka- langsung dari lumen vaskular atau melalui pembuluh
daver'manusia atau bahkan'xenograft' babi untuk se- darah kecil yang berhubungan dengan lumen'graft'.
mentara menutupi luka. Yang mencengangkan, banyak 'Graft' vena termasuk 'autograft' yang terlazim di-
'graft' ini tidak segera ditolak dan malahan bertahan gunakan. Vena saphena magna dan parva serta kadang-
hidup berminggu-minggu. kadang vena jugularis interna atau vena lengan bawah
Kulit bisa diperluas dengan penggunaan protesa lerlazim digunakan. Vena ini umumnya mer4punyai
subkutis yang secara lambat dikembangka1 untuk kekuatan yang cukup untuk menahan tekanan arteti,
TRANSPLANTASI 333
'Autograft'vena
Penggantian arteria sef mental-stenosis arteria renalis
Pintas pembuluh darah yang tersumbat-pintas arteria coro-
naria
Angioplasti 'patch' pembuluh darah yang stenosis
Pintas vaskular-pintas mesocava, pintas'angioaccess'
Penempatan kembali vena besat dan katup vena-tekon-
struksi vena feinoralis untuk insufisiensi vena kronika
Autograft' arteri
Penggantian arteria segmental-stenosis arteria renalis,
pintas arteria coronaria
Penyebaran sel endotel'graft' protesa
A
\t
I
I
Ulna diPasang 'Pin'
\
Arteria radialis dengan 'graft' vena
Gambar 26. Reimplantasi tangan. Frakturd distabilisasi dmgan lempengan logam. Arteria ulnais dan radialis serta veru besar telah
disusun kembali dengan interposisi 'gruft' vena. 'Graft' saraf interposisi telah digunakan iuga. Tendo iuga akan diperbaiki.
teknik ini. Fragmen kecil atau irisan parathyroidea seperti pembuluh darah femoralis di lipat paha. Tehnik
ditempatkan dalam kantoog otot. Fragmen ini berta- ini telah diusahakan pada pasien yang'memerlukan
han hidup-dengan absorpsi zat gui sampai penyediaan pembuangan kebanyakan pancreasnya untuk penyakit
darah terbentuk kembali. Mereka berespon terhadap jinak seperti pankreatitis kronika. Teknik ini telah
rangsangan yang biasa dan bisa tumbuh dengan hiper- menemukan keberhasilan terbatas karena masaiah
trofi atau hiperplasia jika diperlukan. Bila dicurigai drainase sekresi exocrina dan fakta bahwa fungsi pulau
bahwa tetap ada ketak-cukupan jaringan parathyroidea sering telah diancam akibat penyakit pancreas yang
setelah tiroidektomi, maka fragmen kecil dapat dita' mendasari.
namkan ke dalam musculus sternocleidomastoideus.
Kadang-kadang fi'agmen diimplantasi ke dalam lengan TRANSPLAN ENDOKRIN LAIN
bawah, sewaktu kebanyakan jaringan parathyroidea Usaha percobaan mentransplantasi pada hakekat-
telah dikeluarkan untuk terapi hiperparatiroidisme nya setiap organ endokrin lain telah dilaporkan. Frag-
sekunder parah atau hiperplasia parathyroidea generali- men atau irisan thyroidea, hypophysis, ovariurn dan
sata. Jaringan parathyroidea dapatjuga diawetkan secara testis telah berhasil ditransplantasi pada manusia.
krio dan diimplantasi ke dalam otot lengan bawah di ke-
Woodruff telah merekomendasikan agar irisan orvalium
mudian hari jika diperlukan. ditransplantasi ke dalam musculus rectus pada waktu
ooforektomi. Tetapi penggantian hormon sintetik
SEL SEL PULATJ merupakan terapi terpilih pada kebanyakan kasus.
Kadang-kadang perlu mengeluarkan semua atau ke-
banyakan pancreas untuk penyakit jinak. Keadaan ter- 'Autograft' Gastrointestinalis
lazim timbulnya hal ini pada terapi bedah pankreatitis Ada sedikit indikasi untuk penggunaan 'autograflt'
kronika. Sel pulau dari jaringan yang direseksi telah gastrointestinaiis. Mesenterium usua biasanya cukulr
diisolasi dalam bentuk identik dengan yang digunakan panjang, sehingga pedikel vaskular dapat dipertahan-
untuk 'autograft' sel pu1au. Kemudian sel disuntikan kan dan segmen usus hanya ditransposisi ke lokasi irang
ke dalam sistem porta atau lima. Sayangnya sel-sel ini diinginkan 'Autograft' bebas telah digunakan untuk
berfungsi efektif har'ya selama beberapa bulan. penggantian hypopharynx dan esophagus pars cervicalis.
Biasanya. segmen jejunum dieksisi dengan pcngawetan
penyediaan darah vena dan arteri utarnanya. Kontinui-
PANCREAS tas vaskular dibentuk kembali dengan menggunakan
Juga telah diusahakan membuat autotransplantasi teknik bedah mikro dengan menganastornosis arteri
cauda atau segmen pancreas ke lokasi heterotopik, ke cabang arteria carotis dan venajugularis.
336 BUKU AJAR BEDAH BAGIAN 1
'Graft'Sumsum Tulang Morris,^P. J.: Tissue Transplantation. New york, Churchill Livingstone,
1982.
'Allograft' dan 'autograft' sumsum tulang sedang Volwre riagku ini nqinikNkm bidang umm trarcplutNl Bab lihrcw
digunakan dengan peningkatan frekuensi. Indikasi mingkckankemjwn dalm tiap kategri orgn.
biasanya terapi berbagai leukemia, limfoma dan anemia Paul, W. E.: Fundamental Immunology. New york, Raven press, 19g4.
Willim Paul seormg ahli imnologi ymg dihogai secara btqreional Ia
aplastik. Masalah khusus 'allograft' sumsum tulang telah rcngumpulkan bohrem tapadu dM smtat tqinci Tremikbu mtakhb
adalah timbulnya penyakit'graft-versus-host'. Peno- dalam irundogi. Topik ini dipilih khwre dn selalu ditulb ahli dalam
bidangnya
lakan atau penyakit 'graft-versus-host' tidak timbul
Simmons, R. L.. Finch, M. E., Ascher, N. L., and Najarian, J. S. (Eds.):
dengan 'autograft' atau 'graft' sumsum tulang antara Manual of Vascular Access, Organ Donation and Tiansplanfation. New
kembar identik. York, Springer-Verlag, 1984.
Atlu ki rcngandung bmyak gambar cakapt yang jelu mnpalihatkn
Biasanya sumsum tulang didapat dengan meng- teknik bedah yang diguakan dalam trareplant8i iluhiorgm. Teks paytta
aspirasi ruang sumsum sternum, crista iliaca atau iga. relengkapi gambar. Pengarang dui Univqsitu Minnsota, swtu lffibaga
dengm riwayat pertahuwn dan kcbqhuilan dtlm trareplantuL
Pasien leukemia atau keganasan lain kemudian diterapi
dengan radiasi dosis tinggi atau kemoterapi intensif. Tilnel, N. L., and Lazars. J. i,f. (Eds.): Surgical Care of the patient with
Hematopoiesis dipulihkan dengan menyuntikan sum- Renal Failure. Philadelphia, W. B. Saunders Companv, 19g2.
Teks ini rcnberiku laar belakang lengkap tentmg prcien gagol ginjat. Efek
sum tulang yang disimpan dan di 'cryopreserve'. rultisbtem gagat ginlat akuta dm kronika ditekmkm- pembitunn te*ant
Tindakan ini bermanfaat dalam terapi limfoma Burkitt dialisb dan trareplantui diseimbugkan dan rcnpolmk
dan non-Hodgkin serta telah digunakan dalam perco-
Toledo-Pereyra, L. H. (Ed,): Basic Concepts in Organ procurement, per-
baan pada berbagai kanker padat, seperti melanoma fusion and Preservation for Transplantation. New york, Academic
dan kanker ovarium. Sumsum tulang dapat diubah, Press, Inc.. 1982.
sementara dikeluarkan dari tubuh dengan terapi radiasi Editorvolw ini telah rcngumpulkan teks mnrekan yMt santat rcnnik
Teks iti rcncalup
bab tentang pakembangm sejuah dalm pentaweru
atau populasi sel terpilih dapat dideteksi dari sumsum orgm, kritaia diagrcsti* du stat6 legal kcmatian otal<, donor ginjal du
tulang dengan penggunaan antibodi monoklonal. pembahuan pengawtan organ spuifik. Bosam dengan koreep duar
dalam ilmu pengawtan rga4 buku ini bahubwgan dengm reelah
sosioekono mi t areplantu L
Bedah'Bench'
Bedah'bench' suatu bentuk autotransplantasi. Immunoblology
Organ dikeluarkan dari tubuh dan dilindungi oleh hipo- Kahan, B. D.: Individualization of cyclosporine therapy using pharmacoki_
neticand pharmacodynamic parameters. Transplaniation] 4O,q5l, lSg5.
termia sederhana. Kemudian dilakukan perbaikan atau ,_
Krensky, A^.-M.,__and Clayberger, C.: Diagnostic ind rherapeutic implica_
reseksi sebagian serta organ ini direimplantasi ke dalam tions of T cell surface antigens. Transplantation, j9:339, 19g5.
Steinmiller, D.: Which T cells mediate allograft rcjection? iransplantation,
tubuh. Teknik ini terlazkn digunakan dengan ginjal 40:229. 1985.
untuk tindakan demikian seperti heminefrektomi,
reseksi aneurisma arteria renalis distal atau perbaikan MuWorgan Donadon
cedera traumatik. Bart, K. J., Macon E. J., Whirtier, F. C., Baldwin, R. J., and Blount, J.
H.: Cadaver kidneys for transplantation. A paradox of shortage in the
face of plenty. Transplantation, 3 I :379, 19gi.
Beecher, H. K. (Chairman, Ad Hoc Committee of the Harvard Medical
School to Examine the Definition of Brain Death): Special communi_
cation. A definition of irreversible coma. J.A.M.A., 2'05:337 196g.
KEPUSTAKAAN TERPILIH ,
Starzl, T. E., Hakala, T. R., Shaw, B. W., Jr., Hardesry, R. L., Roscnthal,
T. J., Griffirh, B. p., Iwatsuki, S., and Bahnson, H. T.: A flexible
prccedure for multiple cadaveric organ procurement. Surg. Gynecol.
Kepustakaan B erket erangan Obstet., 158:223, 1984.
Calne, R. Y.: Liver Transplantation. New york, Grune & Stratton, Inc.,
1983.
Otgan Prcseiladon
Bu*u ini suatu bahuu ttpadu trareplantrci jtacobam dan klinik Uraim Belzer, F. O., and Southard, J. H.: The future of kidney preservation
pera||atm pra- dan pucabedah, teknik operui, dhgnuis perclakm, hb- Transplantation, J0:16i, 1980.
tologi penolakm serta huil kelompokCanbridge dbakap. Toledo-Pereyra, L. H.: Organ preservation. J. Surg Res.,30:165, 1981
Coopcr. E. L.: General Immunology. Elmsford, N.y., pergamon press, Renal Transplantadon
I
q82.
Dupont, E., Wybran, J., and Toussaint, C.: Glucocorticoids. steroids
Bu*u teks ini lebih mum dan kurug toirci dibandingkan Fudwntal Im- and
organ transplantation. Transplantation, jZ:331, 19g4.
mtology. Bu-ku iai ditulis jelw dan kepwan membacanya.
Salvatierra, O., Vincenti, F., Amerd, W. J. C., Garavoy, M. R., potter,
Kahan. B, D.: Cyclosporine Biological Activity and Clinrcal Applications. D., and Feduska, N. J.: The role of blood tranifusions in ,.nui
Ncw York, Grune & Stratton, Inc., 1984. transplantation. Urol. Clin. North Am., 10:243,19g3.
Bahreu lengkap rckonisrc kerja, sifat irurcsupruif dan farmkokitetik Terasaki, P., Toyotome, A., Mickey, M. R., Cicciarelli, J., Iwaki, y.,
sikluporin dicakup. Bagiu ttakhir buku ini wingka*an ujicoba Hinilc Cecka, M., and Tiwari, J.: Patient, gra,t and functional survival rates:
dengu si*losporin dalam trarcplantui ginjal, jantug, paru, hat\ pmcreu An overview. 1n Terasaki, P. (Ed.) Clinical Kidney Transplants. Los
d m smw tulang. Ada pembicuun lure toksbitrc siHuporin. .Angeles, UCLA Tissue Typing Laboratory, 19g5.
Morris,. P. J.. (EdJ: Kidney Transplantation: principles and practice. 2nd
ed. Lontlon. Grunc & Stratton, Lld., 1994. IJver
Dr. Mmis telah rcnempatkan bersama teks infumatif mutakhit yang ren- Pichlmayr, R., Brolsch, C., Wonigeit, K., Neuhaus, p., Siegismund, S.,
calup seruo segi trmplmtui ginjal. ltuuluh praktb tlm teoritis dialwt- Schmidt, F. W., and Burdelski, M.: Experiences with liver transplan_
kan baik oleh penulis ahli terpilih. tation in Hannover. Hepdology, 4(Suppl.):565, 19g4.
TRANSPLANTAS] 337
Shaw, B. W., Jr., Gordon, R. D.,Iwatsuki, S', and Starzl, T E': Hepatic Heart, Heart-Lung
retransplantation. Trans. Proc.' 7:264, 1985 Copeland, J. G., Griepp, R. B., Bieber, C. P., et al.: Successful retrans-
-Starzl, T. d., Iwatsuki,
- -ttiut"tu"t, S., Van Thiel, D. H , Gartner' J' C-, Zitelli' B J ' plantation of the human heart. J. Thorac. Cardiovasc. Surg.,73:242,
J. J., Schadel, R. R., Shary, B W', Jr', Hakala' T R ' 1971.
Rosenthai, J. T., and Porter, K. A.: Evolution of liver transplantation' Jamieson, S. W., Oyer, P., Baldwin, J., et al.: Heart transplantation for
HepatulogY. 2:614. 1982. end-stage ischemic heart disease: The Stanford experience. Heart Trans-
Willi;;;, R.,talne, R. Y., Roles, K., and Polson, R J: Current results plant.,3:224,1984.
with ortilotopic liver grafting in Cambridge/King's College Hospital Jamieson, S., Reitz, B., Aye, P., et al.: Combined,heart-lung transplanta-
series. Br. Med. J., 290:49,1985 tion. Lancet, 1: I I 30, 1983.
Pancteas
Lung
Corry, R. J., Naghiem, D. D., Schulak, J. A', Beutel, W' D', and Gonwa'
t. ,4., St.gi-""t treatment of diaLretic nephropathy with sirnultaneous Veith, F., Karnholz, S., Mollenkopf, F., and Montefusco, C.: Lung trans-
pancreatic iuodenal and renal transplantation Surg' Gynecol Obstet'' plantation in 1983. Transplantation, 35:271, 1983.
162:547,1986.
Scnaif, O. W. 1nA.;' Progress Symposium Transplantation of pancreatic
iilet cells. World J. Surg., 8:1, 1984. SmaII Bowel
Sutherland, D. E. R., Goetz, F. C., and Najarian' J S: C)ne hundred
pancreas transPlants at a single institution' Ann Surg , 200:474' .7984 Kirkman, R. L.: Small bowel transplantation. Transplantation,3T:429,.7984.