Terdapat lebih banyak variasi pada rangkaian asam amino pada interaksi v-j
daripada pada rangkaian nukleotida. Sebagian besar keragaman tambahan diperoleh
melalui variasi pada tempat rekombinasi yang tepat selama peristiwa gabungan v-j.
Keragaman interaksi v-j dihasilkan melalui variasi pada posisi yang tepat pada reaksi
gabungan. Meskipun banyak keragaman antibodi dihasilkan melalui gabungan yang
besar segmen-segmen gen dari v, d, dan j dan penggunaan posisi pengganti
rekombinasi selama reaksi gabungan. Perubahan dihasilkan dari penggantian satu
pasangan nukleotida. Penggantian tersebut diwakili 1-2% pasangan nukleotida pada
segmen-segmen gen yang mengkode berbagai bagian dari antibodi. Penggantian
pasangan nukleotida ini terjadi melalui beberapa mekanisme mutasi somatik yang
membatasi rangkaian DNA yang mengkode berbagai bagian dari rantai antibodi.
Karena perubahan tersebut terjadi pada frekuensi yang tinggi, proses itu disebut
sebagai hipermutasi somatik.
Sejumlah besar keanekaragaman dapat dihasilkan dari gabungan segmen gen
antibodi. Adanya fusi segmen gen antibodi mempengaruhi keragaman antibodi.
Keragaman antibodi dihasilkan dalam dua cara tambahan: (1) mutasi somatik dan (2)
variabilitas dalam situs di mana terjadi peristiwa penggabungan vj, vd, dan dj.
Clonal selection
Awal mula proses sintesis antibodi spesifik terhadap antigen pada organisme
masih belum diketahui, baik oleh teori seleksi klonal. Semua antibodi yang dihasilkan
oleh limfosit b tunggal memiliki kekhususan mengikat antigen yang sama. Tapi sel
yang berbeda dalam populasi limfosit b akan mengalami penyusunan ulang genom
yang berbeda yang menyebabkan adanya produksi antibodi dengan kekhususan yang
berbeda. Populasi limfosit b pada manusia atau tikus akan memproduksi berbagai
antibodi yang sangat besar. Teori seleksi klonal menyatakan bahwa pengikatan antigen
asing tertentu pada antibodi pada permukaan limfosit b merangsang sel membelah,
menghasilkan sejumlah limfosit b tertentu yang mengikat antigen asing.
Allelic exclusion
Setiap limfosit b hanya menghasilkan satu jenis antibodi. Hal tersebut
disebabkan karena sel mamalia adalah diploid yang membawa dua set informasi
genetik coding untuk masing-masing rantai antibodi. Tapi, hanya satu yang produktif
dalam penataan ulang genom rantai ringan dan yang satunya produktif dalm penataan
ulang genom rantai berat terjadi pada setiap limfosit b dan fenomena ini disebut
pengecualian. Belum diketahui dengan pasti adanya pengecualian alel ini, harus ada
beberapa jenis mekanisme umpan balik bahwa proses rekombinasi terlibat dalam
penyusunan ulang gen antibodi, terjadi penataan ulang produktif dan sel telah memulai
sintesis antibodi fungsional. Namun masih perlu dikaji lebih lanjut bagaimana
mekanisme pengecualian alel.
Gen mhc mengkodekan tiga kelas protein yang berbeda yang terlibat dalam
respon imun. Gen kelas i mengkodekan antigen transplantasi, antigen ini berperan
penting dalam pencegahan dan kerusakan sel yang membawa antigen asing oleh
limfosit t sitotoksik. Sebuah sel t reseptor tunggal berperan mengenali kedua antigen
asing dan mhc kelas i selama respon imun sel t sitotoksik. Gen mhc kelas ii mengkode
polipeptida yang berasal permukaan sel limfosit b dan makrofag. Protein mhc kelas ii
menyediakan tipe khusus dari limfosit t yang disebut sel t helper (sel t penolong)
dengan kemampuannya dalam pengenalan dirinya sendiri dan juga memfasilitasi
komunikasi antara sel-sel yang berbeda jenis dan berperan dalam respon imun. Gen
mhc kelas iii mengkode protein komplemen yang berinteraksi dengan kompleks
antibody-antigen dan menginduksi lisis pada sel. Antigen mhc kelas i dan ii tertancap
di dalam membran sel dan mempunyai struktur yang sangat mirip dengan struktur
reseptor sel t. Keanekaragaman antigen mhc lebih kecil daripada reseptor sel t.
Keanekaragaman yang ada pada antigen mhc dipengaruhi adanya sifat polimorfik pada
gen mhc.