Anda di halaman 1dari 7

Angka Kematian

1. ANGKA KEMATIAN BAYI PER 1000 KELAHIRAN HIDUP

Pada Profil Kesehatan tahun 1999 sampai dengan tahun 2005, Neonatal Mortality Rate
(NMR) atau kematian bayi umur 0-28 hari digunakan sebagai indikator angka kematian.
Sejak tahun 2006 hingga saat ini, indikator yang digunakan adalah Angka Kematian Bayi
(AKB) atau Infant Mortality Rate (IMR) yaitu jumlah kematian bayi umur kurang dari 1
(satu) tahun dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun).

Kematian bayi di Kota Gorontalo tahun 2009 antara lain disebabkan oleh asfiksia (37,9 %),
BBLR (13,8 %), diare (13,8 %), dan pneumonia (6,9 %). Penyebab lainnya adalah infeksi
bakteri, infeksi virus dan masalah laktasi sebanyak 27,6%.

Angka Kematian Bayi di Kota Gorontalo pada tahun 2010 sebesar 6,9 % per 1.000 kelahiran
hidup atau sebanyak 30 bayi meninggal dari 4372 kelahiran hidup. pada tahun 2009 sebesar
6,9 per 1.000 kelahiran hidup atau sebanyak 29 bayi meninggal dari 4.183 kelahiran hidup
(lihat tabel 6 pada lampiran), turun 0,7 point dari AKB tahun 2008 sebesar 7,6 per 1.000
kelahiran hidup. Adanya peningkatan kualitas pelayanan khususnya pelayanan kesehatan ibu
dan anak merupakan salah satu hal yang mempengaruhi penurunan angka kematian bayi
disamping adanya perbaikan sistem pencatatan dan pelaporan.

2. ANGKA KEMATIAN BALITA PER 1000 KELAHIRAN HIDUP

Berbeda dengan jumlah kematian bayi, jumlah kematian balita (umur 1 sampai dengan
kurang dari 5 tahun) di Kota Gorontalo tahun 2009 menurun dibanding tahun 2008. Jumlah
kematian balita di Kota Gorontalo turun dari 12 anak pada tahun 2008 menjadi 9 anak pada
tahun 2009.

Penyebab kematian balita di Kota Gorontalo tahun 2009 adalah diare sebesar 50 % serta
infeksi bakteri, kecelakaan dan kebakaran masing-masing sebesar 16,7 %

Dengan demikian angka kematian balita juga menurun dari 3,1 per 1.000 kelahiran hidup
tahun 2008 menjadi 2,2 per 1.000 kelahiran hidup tahun 2009 atau terdapat 9 anak yang
meninggal dari 4.183 kelahiran hidup.

3. ANGKA KEMATIAN IBU

Jumlah kematian ibu (ibu hamil, ibu bersalin dan ibu nifas) di Kota Gorontalo pada tahun
2010 menagalami peningkatan dari 5 orang pada tahun 2009 menjadi 8 orang pada tahun
2010 dari 4.372 kelahiran hidup. tahun 2009 mengalami peningkatan dari 3 orang pada tahun
2008 menjadi 5 orang dari 4.183 kelahiran hidup.

Penyebab kematian ibu di Kota Gorontalo tahun 2009 adalah hemorargia post partum (HPP)
1 orang, eklampsi 1 orang, infeksi post partum 1 orang serta lain-lain 2 orang (KP dan DCC).

Angka kematian ibu mengalami peningkatan 52,0 % dari 78,6 per 100.000 kelahiran hidup
pada tahun 2008 menjadi 119,5 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2009
4. ANGKA KEMATIAN KASAR

Jumlah seluruh kematian kasar di Kota Gorontalo tahun 2009 sebanyak 605 jiwa. Penyebab
kematian terbanyak didominasi oleh penyakit degeneratif terutama stroke, hipertensi,
diabetes melitus dan penyakit jantung. Kelompok umur dengan jumlah kematian terbanyak
adalah kelompok umur 45-74 tahun. Penyebab kematian terbanyak di Kota Gorontalo tahun
2009.

5. ANGKA KECELAKAAN LALU LINTAS PER 100.000 PENDUDUK

Selama tahun 2009 di Kota Gorontalo telah terjadi 200 kejadian kecelakaan lalu lintas dengan
jumlah korban 246 jiwa yang terdiri dari 5,3 % meninggal, 16,3 % mengalami luka berat
dan78,4 % luka ringan. Grafik 6 menunjukkan persentase korban yang meninggal akibat
kecelakaan lalu lintas selama tahun 2009.

Dengan jumlah kejadian tersebut, maka angka kecelakaan lalu lintas di Kota Gorontalo pada
tahun 2009 adalah sebesar 140,9 per 100.000 penduduk.

6. UMUR HARAPAN HIDUP

Peningkatan umur harapan hidup secara tidak langsung dapat memberikan gambaran adanya
peningkatan kualitas hidup dan derajat kesehatan masyarakat. Angka kematian bayi (AKB)
sangat peka terhadap perubahan derajat kesehatan dan kesejahteraan masyarakat, sehingga
perbaikan derajat kesehatan tercermin pada penurunan AKB dan kenaikan umur harapan
hidup pada waktu lahir. Umur harapan hidup waktu lahir penduduk Kota Gorontalo selama
lima tahun terakhir mengalami peningkatan. (Lihat Grafik)

SUMBER : DINAS KESEHATAN KOTA GORONTALO


Dilihat sarana dan prasarana kesehatan, di Provinsi Gorontalo terdapat 8 Rumah Sakit yang
terdiri dari 6 rumah sakit pemerintah, 1 Rumah sakit swasta, dan 1 rumah sakit Abri. Sarana
dan prasarana di tingkat kecamatan diwakili dengan dengan keberadaan Pusat Kesehatan
Masyarakat (Puskesmas). Pada tahun 2005 tercatat terdapat 52 Puskesmas yang dibantu
dengan 225 puskesmas pembantu (Pustu), dan 55 puskesmas keliling.

Angka kematian bayi sejak tahun 2002 hingga tahun 2006


Target Indonesia
No Indikator Kerja Pencapaian Tahun
Sehat 2010
2002 2003 2004 2005 2006
MORTALITAS/ANGKA KEMATIAN
1. Angka Kematian 40/1.000
Bayi 23.50 23.50 21.1 21.1 18.7
Kelahiran Hidup
2. Angka Kematian 150/100.000
Ibu Melahirkan 326 307 218 307 225
Kelahiran Hidup

Pemprov. Gorontalo, Profil Kinerja Pembangunan Gorontalo. 2002-2006, 2006,, h. 15

Dari tabel diatas, nampak bahwa angka kematian bayi 40/1000 kelahiran dan angka kematian
ibu melahirkan mengalami penurunan. Tahun 2002 ke tahun 2003, angka kematian bayi tidak
mengalami penurunan dari 40/1000 tetap pada angka 23,50 bayi sementara angka kematian
ibu melahirkan menurun 150/1000 kelahiran, dari 326 menjadi 307. Dari tahun 2003 ke tahun
2004 keduanya mengalami penurunan. Angka kematian bayi 40/1000 kelahiran 23,50
menjadi 21,1x sedangkan angka kematian ibu 150/1000 dari 307 menjadi 218. Sedangkan
dari tahun 2004 ke tahun 2005 hanya angka kematian ibu yang mengalami peningkatan,
yakni dari 218 menjadi 3007. Sedangkan dari tahun 2005 ke tahun 2006 keduanya mengalami
angka penurunan. Angka kematian bayi menjadi 18,7 dari 40/1000 kelahiran. Sedangkan ibu
menjadi 225 dari angka 307 dari 150/1000 kelahiran.

Angka Harapan Hidup sejak tahun 2002 hingga tahun 2006


Target
No Indikator Kerja Indonesia Pencapaian Tahun
Sehat 2010
2002 2003 2004 2005 2006
3. Angka Harapan Hidup 67,9 63 64.2 64.5 65.4 65

Pemprov. Gorontalo, Profil Kinerja Pembangunan Gorontalo. 2002-2006, 2006,, h. 15

Angka kematian ibu maternal sejak tahun 2002 hingga tahun 2006
Target
No Indikator Kerja Indonesia Pencapaian Tahun
Sehat 2010
2002 2003 2004 2005 2006
MORTALITAS/ANGKA KEMATIAN
2. Angka Kematian Ibu 150/100.000
326 307 218 307 225
Melahirkan
Kelahiran
Hidup

Pemprov. Gorontalo, Profil Kinerja Pembangunan Gorontalo. 2002-2006, 2006,, h. 15

Angka Gizi dan Pangan sejak tahun 2002 hingga tahun 2006
Target Indonesia
No Indikator Kerja Pencapaian Tahun
Sehat 2010
2002 2003 2004 2005 2006
STATUS GIZI
Presentase Balita
1 15 % 17.1 21.01 91 8.1 7.9
dengan Gizi Buruk
Presentase Tempat-
2 80 % 75.4 75.8 76 78 90
tempat umum Sehat

Pemprov. Gorontalo, Profil Kinerja Pembangunan Gorontalo. 2002-2006, 2006, h. 15

Jumlah Rumah Sakit, Kapasitas Tempat Tidur dan Jenis Rumah Sakit.
RS Umum RS Khusus RS Swasta RS Abri Jumlah
No Kabupaten/Kota Tempat Tempat Tempat Tempat RS Tempat
RS RS RS RS
Tidur Tidur Tidur Tidur Tidur
I. Kabupaten:

1. Gorontalo 1 80 0 00 0 0 0 1 80

2. Boalemo 1 34 0 00 0 0 0 1 34

3. Pohuwato 1 20 0 00 0 0 0 1 20

4. Bone Bolango 1 28 1 32 0 0 0 0 2 60

II. Kotamadya:

5. Gorontalo 1 200 0 01 80 1 20 3 300


Jumlah (2005) 5 362 1 32 1 8 494
2004 5 494 1 50 9 644

2003 4 400 1 50 8 450

2002 2 263 1 48 4 336

Sumber: BPS Provinsi Gorontalo, Buku Saku: Gorontalo dalam Angka, 2006, h. 119-120
Jumlah Puskesmas, Puskesmas Pembantu, Puskesmas Keliling Darat, Puskesmas Keliling
Laut
Puskesmas
Puskesmas Puskesmas
No Kabupaten/Kota Puskesmas Keliling
Pembantu Keliling Laut
Darat
I. Kabupaten:

1. Gorontalo 21 99 21 0

2. Boalemo 8 25 6 1

3. Pohuwato 9 29 9 1

4. Bone Bolango 8 39 7 0

II. Kotamadya:

5. Gorontalo 6 33 10 0
Jumlah 52 225 53 2
2004 51 214 38 2

2003 40 214 36 1

2002 40 211 31 2

Sumber: BPS Provinsi Gorontalo, Buku Saku: Gorontalo dalam Angka, 2006, h. 121

Dokter Ahli, Dokter Ahli, Dokter Umum, Dokter Gigi, Apoteker, Sarjana kesehatan
Dokter Dokter Dokter Sarjana
No Kabupaten/Kota Apoteker
Ahli Umum Gigi Kesehatan
I. Kabupaten:

1. Gorontalo 7 33 5 3 16

2. Boalemo 1 15 2 2 13

3. Pohuwato 0 11 2 3 13

4. Bone Bolango 1 23 4 3 14

II. Kotamadya:

5. Gorontalo 14 59 6 8 29
Jumlah 23 141 19 19 85
2004 22 126 17 17 72

Sumber: BPS Provinsi Gorontalo, Buku Saku: Gorontalo dalam Angka, 2006, h. 122
Akses masyarakat di sektor kesehatan
Unsur kesehatan biasanya dimulai sejak manusia dilahirkan. Oleh karenanya, indikator
pertama mengenai kesehatan adalah presentase balita yang proses pertama kelahirannya
ditolong oleh tenaga medis.

Berdasarkan hasil susenas 2004 di Provinsi Gorontalo, ada sebesar 45,13 persen balita yang
proses kelahirannya ditangani oleh tenaga medis (dokter, bidan dan tenaga medis lain).
Penanganan kelahiran oleh tenaga dukun justru terbanyak yaitu sekitar 52,12 persen sisanya
ditolong famili/keluarga/lainnya.

Pada sisi Air Susu Ibu (ASI), berdasarkan hasil Susenas 2004, dari 95.398 anak berumur
kurang dari 5 tahun diantaranya ada sebanyak 5,82 persen yang tidak pernah diberi ASI. Bila
dilihat per Kabupaten/Kota, persentase balita yang tidak disusui tertinggi berada di
Kabupaten Gorontalo yaitu 6,09 %, diikuti Kota Gorontalo 5,92 % dan Kabupaten Boalemo
5,27 %. Pada umumnya balita diberi ASI hingga usia 2 tahun (<24 bulan) dan ada juga yang
kurang dari 1 tahun (6-11 bulan). Persentase balita dengan lamanya disusui kurang dari usia 2
tahun sekitar 71,17 %. Kota Gorontalo mempunyai persentase tertinggi untuk balita yang
diberi ASI 6-11 bulan yakni 74,13 % dan Terendah Kab Boalemo 66,25 %.

Perilaku Hidup Masyarakat


Target
No Indikator Kerja Indonesia Pencapaian Tahun
Sehat 2010
1 Persentase Rumah
Tangga Berperilaku
65 % 53.64 53.75 53.91 54.02 60
Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS)
2 Persentase Posyandu
40 % 11.85 12.13 12.59 14.63 20
Purnama Mandiri
3 Persentase Keluarga yang
memiliki Akses Air 80 % 39.84 39.95 40.1 75.85 85
Bersih

Pemprov. Gorontalo, Profil Kinerja Pembangunan Gorontalo. 2002-2006, 2006,

Menyangkut perilaku hidup masyarakat dari aspek akses masyarakat terhadap air bersih dan
MCK (sanitasi) di Provinsi Gorontalo, baru persentase keluarga yang memiliki akses air
bersih yang mencapai target Indonesia Sehat 2010. target yang dicapai dicapai masyarakat di
Provinsi Gorontalo sudah melampaui target Indonesia Sehat 2010 sebesar 80 %, adapun
penduduk pg sudah melampaui target, yakni 85%. Sedangkan untuk Persentase Rumah
Tangga Berperilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang dicapai baru 60 % dari target
Indonesia Sehat 2010 sebesar 65%. Dan persentase Posyandu Purnama mandiri baru 20%
dari target Indonesia Sehat 2010 sebesar 40%.

 768 reads
 Send to friend

Subscribe feed

Anda mungkin juga menyukai