Anda di halaman 1dari 12

Statistika Dalam Kajian Deskriptif, Inferensi dan Nonparametrik, Bab 17

SOAL JAWAB BAB-17


Statistika Dalam Kajian Deskriptif, Inferensi dan Nonparametrik
Oleh: Andi Supangat, Drs., Msi.

1. Berdasarkan hasil survey terhadap 5 orang karyawan terhadap latar belakang pendidikan (dengan jenjang
SD=1; SLTP=2; SLA=3; S-1=4; S-2=5 dan S-3 =6) dinyatakan sebagai variabel X, sedangkan kualitas
konduitenya Sangat baik=5; baik=4; cukup baik=3; jelek=2; sangat jelek=1 dinyatakan sebagai variabel Y,
diperoleh keterangan sebagai berikut:
TABEL XVII –1
X 1 4 3 5 2
Y 3 4 4 3 2

Dari data di atas, pasangan concordannya adalah sebagai berikut:


1 4 3
Untuk pasangan pertama , yang concordan adalah pasangan dan (nilai X = 4 dan X =3 lebih
3 4 4
besar dari anggka 1, nilai Y = 4 dan Y = 4 lebih besar dari angka 3), selanjutnya untuk pasangan kedua
4 3
pasangan concordan tidak ada, pasangan ke tiga , yang concordan tidak ada, pasangan ke empat
4 4
5 2 4 3 5
, yang concordan tidak ada dan pasangan ke lima , yang concordan adalah , dan , jadi
3 2 4 4 3
banyaknya: P = 5
1
Sedangkan pasangan disconcordan Untuk pasangan pertama , yang disconcordan tidak ada, untuk
3
4 5
pasangan kedua pasangan disconcordan , pasangan ke tiga disconcordan tidak ada, pasangan
4 3
5 2
ke empat , yang disconcordan tidak ada dan pasangan ke lima , yang disconcordan tidak ada, jadi
3 2
banyaknya Q = 1
P-Q 5 1 4
Dari kenyataan di atas, nilai Go     0,667
P  Q 5 1 6
Hubungan antara pendidikan (x) dengan konduite (y) seseorang dalam instansi tersebut cukup kuat

2. Misal datanya: 5, 2, 5, 4, 11, 20, 2, 5, 9, maka urutan datanya adalah: 2, 2, 4, 5, 5, 5, 9, 11, 20,
sehingga hasil ranking datanya sebagai berikut:
TABEL XVII -2
X 5 2 5 4 11 20 2 5 9
R 5 1.5 5 3 8 9 1.5 5 7

R: Ranking, untuk data ke dua dan ke tujuh karena datanya sama bernilai sama yaitu (2),
1 2
sebenarnya mempunyai ranking urutan data ke satu dan kedua, sehingga nilainya  1.5 dan
2
untuk data ke tiga dan ke delapan mempunyai urutan ranking data ke empat dan ke lima, sehingga
456
nilainya: 5
3
Statistika Dalam Kajian Deskriptif, Inferensi dan Nonparametrik, Bab 17

3. Seorang pakar manajemen mengungkapkan, bahwa ada hubungan yang sangat kuat
antara Displin Kerja dengan Prestasi kerja seseorang. Atas dasar anggapan tersebut,
selanjutnya dilakukan penelitian terhadap para karyawan di lingkungan kerjanya
dengan cara melakukan penelaahan terhadap 14 orang karyawan yang terpilih sebagai
sampel dalam penelitian tersebut. Sesuai hasil pelaporan yang disampaikan oleh bagian
personalia dan bagian produksi, selanjutnya data-data yang telah didapat dilakukan
pemeringkatan dari mulai sangat jelek sampai dengan sangat baik {nilai (1-10) kualitas sangat
Jelek, simbol kualitas (1): ; nilai (11-20) kualias jelek, simbol ditulis (2) ; nilai (21-30) kualitas
cukup, simbol ditulis (3); nilai (31-40) kualitas baik, simbol ditulis ditulis (4) dan nilai (41-50)
kualitas sangat baik, simbol ditulis (5)} . Data hasil penelitian seperti pada tabel berikut:

TABEL XVII -3
Penilaian Dalam Bidang
No. Responden
Displin Kerja (DK) Prestasi Kerja (PK)
1 5 4
2 4 2
3 4 2
4 3 3
5 5 3
6 4 5
7 4 5
8 2 4
9 2 4
10 3 4
11 4 3
12 5 3
13 3 3
14 3 3

Diminta : Seberapa besar sesunguhnya hubungan tingkat hubungan antara Disiplin Kerja
dan Prestasi kerja tersebut?
Jawab:
TABEL XVII - 4
Penilaian Dalam Bidang Ranking
No. Responden d d2
DK PK DK PK
1 5 4 13 10.5 2.5 6.25
2 4 2 9 1.5 7.5 56.25
3 4 2 9 1.5 7.5 56.25
4 3 3 4.5 5.5 -1 1
5 5 3 13 5.5 7.5 56.25
6 4 5 9 13.5 -4.5 20.25
7 4 5 9 13.5 -4.5 20.25
8 2 4 1.5 10.5 -9 81
9 2 4 1.5 10.5 -9 81
10 3 4 4.5 10.5 -6 36
11 4 3 9 5.5 3.5 12.25
12 5 3 13 5.5 7.5 56.25
Statistika Dalam Kajian Deskriptif, Inferensi dan Nonparametrik, Bab 17

13 3 3 4.5 5.5 -1 1
14 3 3 4.5 5.5 -1 1

Jumlah 485
2
6 di
r  1

n n2  1 
6 x 485
r  1  1  1,065  0,065

14 14 2  1 
Ternyata tingkat hubungannya sangat kecil
R = r2 , Besarnya tingkat hubungan disiplin kerja dan prestasi kerja hanya sebesar R =(-0,065) 2 = 0,04
% saja

4. Berdasarkan informasi dari Kepala biro kepegawaian suatu perusahaan “X”, menyatakan bahwa telah
terjadi penurunan efektifitas kerja pada masing-masing departemen (bagian) di lingkungan
perusahaannya. Selanjutnya untuk mengecek kebenaran informasi di atas, departemen LITBANG PT.
“X” mengadakan penelitian terhadap sejumlah karyawannya dengan cara melakukan pengukuran
tingkat efektifitas kerja mereka kemudian dibandingkan dengan tingkat efektifitas kerja standar
(diasumsikan 80%), dan diperoleh keterangan sebagai berikut:

TABEL XVII -5
No. Departemen Tkt. Efektifitas Hasil Tkt. Efektifitas
Observasi (%) Standar (%)
1 A 65 80
2 B 70 80
3 C 85 80
4 D 55 80
5 E 62 80
6 F 75 80
7 G 45 80
8 H 70 80
Diminta : Ujilah kebenaran informasi di atas dengan menggunakan tingkat kepercayaan 90% ?
Jawab:
Ho: Tingkat efektifitas kerja pada masing-masing departemen sesuai standar
Ha: Tingkat efektifitas kerja pada masing-masing departemen tidak sesuai standar
Daerah kritis dari tabel dengan tingkat kepercayaan 90%  (1 - ) = 90% atau  = 10% = 0.1 dan dk
= 8-1 = 7  2 (dk=7; =0.1)= 12.02
Statistika Dalam Kajian Deskriptif, Inferensi dan Nonparametrik, Bab 17

GAMBAR XVII -2
Statistik Uji :

 2
hit . 
O  e 
i i
2

ei

2 
 65  80 2   70  80 2   85  80 2   55  80 2   62  80 2   75  80 2   45  80 2   70  80 2
80 80 80 80 80 80 80 80
= 33,125
Dari hasil perhitungan di atas, ternyata 2 hitung> 2 tabel
Kesimpulan:
Karena 2 hitung> 2 tabel , maka berarti Ho ditolak atau dengan kata lain, bahwa tidak ada alasan untuk
menerima Ho, hal ini diartikan bahwa informasi dari Kepala biro Kepegawaian Perusahaan tersebut benar
adanya (Tingkat efektifitas kerja pada masing-masing departemen sudah tidak sesuai lagi dengan
efektifitas standar)

5. Hasil survey terhadap 10 orang responden yang menyatakan kepuasan-nya terhadap pelayanan jasa yang
diberikan oleh seorang tukang parkir sebelum dan sesudah dilakukan DIKLAT kepadanya, diperoleh data
sebagai berikut:
TABEL XVII - 6
No. Pelayanan Pelayanan
Resp Sblm DIKLAT Ssdh DIKLAT
1 3 4
2 2 4
3 4 5
4 4 5
5 3 3
6 2 5
7 5 5
8 2 4
9 2 3
10 4 3
Tentukan : Apakah ada perbedaan positif perilaku pelayanan dari seorang tukang parkir dalam memberikan
pelayanan kepada para pelanggannya sebelum dan sesudah DIKLAT? (ujilah dengan taraf nyata 5%)
Jawab:
Statistika Dalam Kajian Deskriptif, Inferensi dan Nonparametrik, Bab 17

Ho : Kepuasan pelayanan sebelum diklat lebih tinggi atau sama dengan dibandingkan pelayanan sesudah
diklat
Ha : Kepuasan pelayanan sebelum diklat lebih rendah disbandingkan pelayanan sesudah diklat
Kriteria daerah kritis: dk= (n1 + n2 - 2) = (10 + 10 – 2) = 18  =0.05 →
t(0.05;18) = – 1.734

GAMBAR XVII -7

Statistik Uji :
 SR i
t  SR i : Rentang yang ditandai untuk data ke i
2
 SR i
Analisis data:
TABEL XVII - 7

No. Pelayanan Pelayanan d IdI Ri SRi SRi 2


Resp Sblm DIKLAT Ssdh DIKLAT
1 3 4 –1 1 3 –3 9
2 2 4 –2 2 6.5 –6.5 42.25
3 4 5 –1 1 3 -3 9
4 4 5 –1 1 3 -3 9
5 3 3 0 0 X X X
6 2 5 –3 3 8 –8 64
7 5 5 0 0 X X X
8 2 4 –2 2 6.5 –6.5 42.25
9 2 3 –1 1 3 –3 9
10 4 3 1 1 3 3 9
Jumlah –30 193.5

Karena thit < t tabel  ( –2.156 < –1.734 ) pada pengujian satu pihak (pihak kiri), maka hal ini dapat
diartikan bahwa nilai tersebut ada di daerah penolakan Ho.
Kesimpulan:
Tidak ada alasan untuk menerima Ho, atau dengan kata lain bahwa Kepuasan pelayanan bagi
para pelanggan parkir sebelum diadakan DIKLAT lebih rendah dibandingkan dengan pelayanan
yang diberikan oleh tukang parkir setelah diberikan DIKLAT.
Statistika Dalam Kajian Deskriptif, Inferensi dan Nonparametrik, Bab 17

6. Sejalan dengan adanya harapan untuk dapat meningkatkan kinerja para karyawan di lingkungan
Perusahaannya, pihak manajemen mencoba berusaha untuk membuat peraturan baru yang lebih mengikat
terhadap para karyawannya. Selang beberpa waktu kemudian, pihak manajemen berusaha untuk
mengetahui apakah ada peningkatan yang berarti dari kinerja para karyawannya setelah diberlakukan
peraturan tersebut?
Untuk itu selanjutnya pihak manajemen mencoba melakukan penelitian terhadap 16 orang karyawannya
yang diambil secara random dari berbagai divisi dengan cara mencatat kinerja mereka sebelum dan
sesudah diberlakukan peraturan kerja yang baru. Adapun data dimaksud sebagai berikut:
Keterangan: Pencatatan dilakukan berdasarkan penilaian kualitatif dengan kriteria:
1. Sangat Jelek, 2. Jelek, 3. Cukup, 4. Baik, 5. Sangat baik
TABEL XVII -8
Kinerja Karyawan
No. Responden Sebelum Dilaksanakan Sesudah Dilaksanakan
Peraturan Baru Peraturan baru
1 4 4
2 5 4
3 5 3
4 4 3
5 4 4
6 5 3
7 3 3
8 3 3
9 2 2
10 5 2
11 5 4
12 4 5
13 4 5
14 4 3
15 3 3
16 3 3

Diminta: Ujilah kenyataan informasi di atas dengan menggunakan model Wilcoxon Signed Rank Test
dan taraf nyata 5%, apakah dengan adanya peraturan baru yang ditetapkan dapat memberikan
motivasi terhadap para karyawannya ?
Jawab:
Ho : Penerapan peraturan baru tidak dapat memberikan motivasi secara nyata terhadap para
keryawannya
Ha : Penerapan peraturan baru dapat memberikan motivasi secara nyata terhadap para
karyawannya
Kriteria daerah kritis: dk= (n1 + n2 – 2) = (16 + 16 – 2) = 30  =0.05 → t(0.05;18) = - 1,697
Statistika Dalam Kajian Deskriptif, Inferensi dan Nonparametrik, Bab 17

GAMBAR XVII -8

TABEL XVII - 9
Sebelum Sesudah Ri SRI
No Resp. d |d| SRI2
Peraturan Baru Peraturan Baru
1 4 4 0 0 x x x
2 5 4 1 1 3.5 3.5 12.25
3 5 3 2 2 7.5 7.5 56.25
4 4 3 1 1 3.5 3.5 12.25
5 4 4 0 0 x x x
6 5 3 2 2 7.5 7.5 56.25
7 3 3 0 0 x x x
8 3 3 0 0 x x x
9 2 2 0 0 x x x
10 5 2 3 3 9 9 81
11 5 4 1 1 3.5 3.5 12.25
12 4 5 –1 1 3.5 –3.5 12.25
13 4 5 –1 1 3.5 –3.5 12.25
14 4 3 1 1 3.5 3.5 12.25
15 3 3 0 0 x x x
16 3 3 0 0 x x x
Jumlah 31 267
Statistik Uji :

t
 SR i
 SR i : Rentang yang ditandai untuk data ke i
 SR i
2

31
t  1,897
267
Nilai t hitung 1,897, karena pengujian hipotesa yang digunakan merupakan pengujian satu pihak (pihak
kiri), maka nilai thitung yang digunakan adalah yang bertanda negatif (– 1,897 ). Nilai daerah kritis dari
tabel t student (– 1,697)
Kesimpulan:
Karena nilai t hitung < t tabel (-1,897 < -1,697), maka dapat diartikan hal tersebut tidak ada alasan untuk
menolak Ho atau dengan kata lain bahwa peraturan baru di lingkungan kerja tersebut tidak dapat
memberikan motivasi secara nyata terhadap para karyawannya.

7. Berdasarkan hasil pemantauan terhadap kinerja petugas lapangan yang dikaitkan dengan tingkat
kepuasan para pelangganya, diperoleh informasi sebagai berikut:
TABEL XVII - 15
Penilaian
No. Responden
Kinerja Kepuasan Pelanggan
1 4 3
2 4 3
3 3 4
4 3 5
5 3 4
Statistika Dalam Kajian Deskriptif, Inferensi dan Nonparametrik, Bab 17

6 4 4
7 5 4
8 4 3
9 4 3
10 4 2
11 5 4
12 5 5
13 2 4
14 2 3
15 3 3
Keterangan: Kalsifikasi Penilaian Kinerja dan Kepuasan Pelanggan
5 → Sangat baik (sangat Puas)
4 → Baik (Puas)
3 → Cukup baik (cukup puas)
2 → Tidak Baik (Tidak Puas)
1 → Sangat Tidak Baik (sangat Tidak Puas)
Diminta, ujilah kebenaran informasi di atas dengan menggunakan tingkat kepercayaan 95%,
apakah ada hubungan antara kinerja petugas lapangan dngan tingkat kepuasan yang dirasakan
oleh pelanngannya.
Jawab:
1. Ho. : Ada hubungan yang erat antara kinerja dengan kepuasan yang dirasakan
Ha. : Tidak ada hubungan antara kinerja dengan tingkat kepuasan yang dirasakan
Statistik Uji :
TABEL XVII - 16

No. Kinerja Kepuasan Rkin Rkep R2kin R2kep

1 4 3 11.25 5.4 126.56 29.16


2 4 3 11.25 5.4 126.56 29.16
3 3 4 4.5 10.5 20.25 110.25
4 3 5 4.5 14.5 20.25 210.25
5 3 4 4.5 10.5 20.25 110.25
6 4 4 11.25 10.5 126.56 110.25
7 5 4 13 10.5 169.00 110.25
8 4 3 11.25 5.4 126.56 29.16
9 4 3 11.25 5.4 126.56 29.16
10 4 2 11.25 1 126.56 1.00
11 5 4 13 10.5 169.00 110.25
12 5 5 13 14.5 169.00 210.25
13 2 4 1.5 10.5 2.25 110.25
14 2 3 1.5 5.4 2.25 29.16
15 3 3 4.5 5.4 20.25 29.16
Jumlah 127.5 125.4 1,351.88 1,257.96

Karena jumlah data ≤ 30, maka perhitungan nmenggunakan model t, sebagai berikut:
Statistika Dalam Kajian Deskriptif, Inferensi dan Nonparametrik, Bab 17

 N  1
 RX  nX  
t  2 
n XnY
N(N - 1)

RX
2 2
 RY  X Y
n n (N  1)2
4 N - 1

 30  1 
(127.5)  (15) 
t  2   2,74
(15)(15) (15)(15)(30  1)
 1351,88  1257,96 
30(30  1) 4(30  1)

Dari Hasil perhitungan di atas, maka nilai Kritis dan nilai hasil hitungnya :

Menetapkan nilai kritis:



Dengan menggunakan taraf nyata 0,05 (pengujian dilakukan 2 (dua) pihak → 2 (berarti taraf nyatanya
0,025).
Derajat Kebebasan → dk= n1+n2 – 2 → (dk = 15+15 – 2 =28), maka t(28;0,025) = ± 2,048

GAMBAR XVII -12

Nilai thit = - 2,74 dan Nilai ttabel = ± 2,048


Kesimpulan: Karena thitung = - 2,74 Nilai ttabel = ± 2,048 (ambil posisi t tabel yang sebelah kiri/negative,
maka dapat diartikan thitung > t tabel), “Tidak ada alasan untuk menerima Ho, atau dengan kata lain bahwa
Tidak ada hubungan yang nyata antara kinerja petugas dilapangan dengan tingkat kepuasan para
pelanggannya”.

8. Sejalan dengan adanya kecenderungan terjadinya demotivasi kerja di lingkungan perusahaan yang
dipimpinnya, direktur perusahaan tersebut meminta kepada bagian kepala bagian kepegawaian untuk
meneliti apa yang menyebabkan terjadinya demotivasi tersebut. Sesuai perintah atasan selanjutnya
Kepala bagian Kepegawaian melakukan penelitian dengan asumsi bahwa terjadinya demotivasi akibat dari
sistem penggajian yang selama ini diberlakukan kepada para karyawannya. Hasil dari penyebaran angket
yang disebarkan 4 divisi masing-masing diambil sampel 26 orang tiap Divisi, dengan menggunakan pola
pertanyaan berperingkat yang tertutup, hasilnya seperti berikut:

TABEL XVII - 21
Statistika Dalam Kajian Deskriptif, Inferensi dan Nonparametrik, Bab 17

Frekuensi Hasil Jawaban Pertanyaan Dari Divisi


Sistem Penggajian
Pemasaran Produksi Persediaan Pengadaan
Sangat Baik 4 2 8 1
Baik 4 6 5 3
Cukup Baik 6 4 4 7
Kurang Baik 8 6 7 9
Sangat Kurang baik 4 8 2 6
Jumlah 26 26 26 26
Pertanyaannya: Ujilah dengan menggunakan tingkat kepercayaan 95%, apakah informasi mengenai
terjadinya demotivasi para karyawannya akibat dari system penggajian yang diberikan ?
Jawab:
Ho : Sistem penggajian yang diterapkan pada para karyawannya bukan merupakan faktor utama
terjadinya Demotivasi
Ha : Sistem penggajian yang diterapkan pada para karyawannya merupakan faktor utama terjadinya
Demotivasi
Dengan menggunakan tingkat Kepercayaan 95% (α = 5%), dengan k = 4 (divisi yang jadi objek
penelitian), maka dk = 4 – 1 = 3
Dari Tabel Chi-Square diperoleh  2  0,05;3   7,81

GAMBAR XVII -14

Hasil perhitungan dengan statistik uji, langkahnya sebagai berikut:


Gabungkan data masing-masing divisi (kemudian lakukan ranking data):
TABEL XVII - 22
Frekuensi Hasil Jawaban Pertanyaan Dari Divisi
Sistem Penggajian
Pemasaran Produksi Persediaan Pengadaan
Sangat Baik 4 2 8 1
Baik 4 6 5 3
Cukup Baik 6 4 4 7
Kurang Baik 8 6 7 9
Sangat Kurang baik 4 8 2 6
Jumlah 26 26 26 26

Hasil Penggabungan dan Ranking, seperti pada tabel berikut:


TABEL XVII - 23
No. Frekuensi Ranking No. Frekuensi Ranking
1 4 7 11 8 18
2 4 7 12 5 10
Statistika Dalam Kajian Deskriptif, Inferensi dan Nonparametrik, Bab 17

3 6 12,5 13 4 7
4 8 18 14 7 15,5
5 4 7 15 2 2,5
6 2 2,5 16 1 1
7 6 12,5 17 3 4
8 4 7 18 7 15,5
9 6 12,5 19 9 20
10 8 18 20 6 12,5
Setelah diurutkan tabel di atas menjadi:
TABEL XVII - 24
No. Urut Frekuensi Ranking No. Frekuensi Ranking
Urut
1 1 1 11 6 12,5
2 2 2,5 12 6 12,5
3 2 2,5 13 6 12,5
4 3 4 14 6 12,5
5 4 7 15 7 15,5
6 4 7 16 7 15,5
7 4 7 17 8 18
8 4 7 18 8 18
9 4 7 19 8 18
10 5 10 20 9 20

Keterangan:
Untuk mendapatkan nilai ranking, urutkan terlebih dahulu data dari yang terkecil sampai terbesar.
Contoh:
TABEL XVII - 25
No. Frekuensi Ranking Cara Memperoleh Nilai
Urut rangking
1 1 1 Data ke 1, nilainya = 1
2 2 2,5 Data ke dua
3 2 2,5 Data ketiga

23
Nilai rangking pada data kedua dan ketiga adalah  2,5 dan seterusnya.
2
Setelah mendapatkan nilai ranking, langkah berikutnya adalah menjumlahkan hasil ranking
berdasarkan kelompok DIVISI, seperti berikut:
TABEL XVII - 26

HASIL RANKING BERDASARKAN KELOMPOK DIVISI


Frekuensi Hasil Jawaban Pertanyaan Dari Divisi
Sistem Penggajian
Pemasaran Produksi Persediaan Pengadaan
Sangat Baik 7 2,5 18 1
Baik 7 12,5 10 4
Cukup Baik 12,5 7 7 15,5
Kurang Baik 18 12,5 15,5 20
Sangat Kurang baik 7 18 2,5 12,5
Jumlah 51,5 52,5 53 53
Formulasi (Statistik Uji) dari Kruskall Wallis:
Statistika Dalam Kajian Deskriptif, Inferensi dan Nonparametrik, Bab 17

2
12 K
1  nj 
T  R j   N  1 
N  N  1 j 1 n j  2 
K K
N  nj R j   R X ij ; J  1, 2, 3, ........K
j 1 j1

12   51,5  2  52,5 2  53  2  53  2 
T       110,265
15 15  1  5 5 5 5 

Nilai Kritis χ  0,05;3   7,81 sedangkan nilai hasil perhitungan T  110,265


Artinya:  Hitung  Tabel
Kesimpulan: Tidak ada alasan untuk menerima Ho atau dengan kata lain, bahwa terjadinya penurunan motivasi
(demotivasi) adalah akibat dari sistem Penggajian karyawannya di perusahaan tersebut yang kurang baik (perlu
ada perbaikan)

Anda mungkin juga menyukai