Cash Flow Diagram
Cash Flow Diagram
Pengertian
Cashflow diagram adalah diagram-diagram yang menggambarkan aliran keluar masuknya uang
(dalam diagram tersebut digunakan notasi).
Fungsi cashflow
Untuk menvisualisasikan tentang aliran uang yang terjadi pada berbagai waktu.
Setiap kegiatan maupun aktivitas yang dilakukan manusia dewasa ini akan selalu
mengakibatkan timbulnya sejumlah biaya untuk penyelenggaraan kegiataan tersebut, baik secara
langsung maupun tidak langsung. Biaya langsung berasal dari kebutuhan pembayaran-
pembayaran atas material, peralatan dan fasilitas lainnya serta upah yang dibayarkan pada
petugas yang melaksanakannya. Biaya tidak langsung yaitu pengeluaran-pengeluaran lainnya di
luar komponen di atas atau kerugian serta dampak negatif yang mungkin diterima akibat adanya
kegiatan/ aktivitas dimaksud. Akibat dari suatu kegiatan akan diperoleh suatu manfaat, mungkin
dalam bentuk produk benda, jasa, ataupun kemudahan. Manfaat produk yang dihasilkan jika
dijual akan menghasilkan sejumlah uang penjualan, jika disewakan akan menghasilkan sejumlah
uang sewaan dan jika dimanfaatkan sendiri akan menghasilkan sejumlah penghematan
biaya atau tenaga yang pada akhirnya dapat dihitung dalam satuan uang. Dengan demikian suatu
kegiatan selalu akan memunculkan sejumlah uang masuk dan uang keluar.
Data tentang uang masuk dan uang keluar dari suatu kegiatan hanya merupakan suatu
catatan pembukaan, baik pada buku harian, buku besar, maupun laporan pemasukan dan
pengeluaran. Selanjutnya jika data tentang uang masuk dan uang keluar tersebut dihitung untuk
setiap periode waktu tertentu disebut dengan cash flow (aliran uang). Periode waktu cashflow
ditetapkan dalam berbagai satuan interval waktu tergantung pada tingkat agregasi data yang
dibutuhkan. Jika yang dimaksud hanya uang keluar (pembiayaan) disebut cash-out (cost) dan
sebaliknya jika yang dimaksud hanya uang masuk (penerimaan) disebut cash-in.
Pembicaraan tentang cashflow menjadi sangat penting saat kita melakukan analisis
evaluasi terhadap suatu rencana investasi. Dimana suatu rencana investasi akan menyangkut
pengeluaran dana yang cukup besar, baik untuk investasi itu sendiri maupun penyediaan akan
biaya operasional dan perawatannya saat invesatasi itu dioperasikan/ dimanfaatkan, disamping
akan memberikan/menghasilkan sejumlah manfaat investasi. Oleh karena itu, pertimbanagn
melalui analisis komprehensif dan seksama perlu dilakukan sebelum suatu investasi diwujudkan.
Penerimaan dari suatu investasi berasal dari pendapatan atas pelayanan fasilitas atau penjualan
produk yang dihasilkan dan manfaat terukur lainnyaselama umur pengguna, ditambah dengan
nilai jual investasi saat umurnya habis. Semua penerimaan/ pendapatan itu disebut dengan
Benefit. Sementara itu, pembiayaan berasal dari biaya awal fasilitas (investasi) yang kemudian
diikuti biaya-biaya lainnya selama pelayanan/ pengoperasiaan fasilitas. Dalam kondisi tertentu
biaya-biaya pelayanan tersebut terdiri dari biaya operasi fasilitas (operation cost), biaya
perawatan (maintenance cost) dan biaya perbaikan (rehabilitation/ overhaul cost).
Karena biaya maupun pendapatan terjadi pada intensitas waktu yang tidak tetap selama
umur peralatan, maka untuk penyederhanaan perhitungan didekati dengan satuan interval
tertentu. Komulatif transaksi yang terjadi dalam periode interval tersebut umumnya dicatatkan
pada akhir periode interval, kecuali untuk investasi dicatatkan pada awal periode (tahun ke nol).
Single Payment
Single payment disebut sebagai cash flow tunggal dimana sejumlah uang saat ini sebesar
“P” (present) dipinjamkan kepada seseorang dengan suku bunga sebesar “i” (interest) pada suatu
periode “n” , maka jumlah yang harus dibayar sesuai dengan nilai uang pada periode n sebesar
“F” (future). Nilai “F” akan ekivalensi dengan “P” saat ini pada suku bunga “i”. Dengan rumus:
Jika dibalik, misalnya F diketahui dan P yang dicari maka hubungan persamaannya menjadi:
Contoh soal:
Diketahui:
F=30.000.000
N=4 tahun
Faktor pengali sebesar=0.5718 , sehingga uang yang harus disetor mahasiswa tersebut sebesar:
P = F(P/F,i,n)
P = 30.000.000 (0.5718)
P = Rp17.154.000
Metode annual cash flow diaplikasikan untuk suatu pembayaran yang sama besarnya tiap
periode untuk jangka waktu yang lama, seperti mencicil rumah, mobil dan lainnya. Grafik
annual cash flow digambarkan dalam bentuk grafik di bawah ini:
a. Hubungan Annual dengan Future
Dengan menguraikan bentuk annual menjadi bentuk tunggal (single) dan selanjutnya
masing-masingnya itu diasumsikan sebagai suatu yang terpisah dan dijumlahkan dengan
menggunakan persamaan sebelumnya. Maka akan diperoleh rumus:
Jika sejumlah uang present didistribusikan secara merata setiap periode akan diperoleh besaran
ekuivalen sebesar A, yaitu:
a. Cash flow arithmatic gradient, yaitu jika peningkatannya dalam jumlah uang yang sama
setiap periode (peningkatan linear). Simbol yang biasa digunakan adalah “G”
b. Cash flow geometric gradient, yaitu jika peningkatan arus uangnya proposional dengan
jumlah uang periode sebelumnya, dimana hasil peningkatannya tidak dalam jumlah yang sama,
tetapi semakin lama semakin besar dan merupakan fungsi pertumbuhan. Simbol yang biasa
digunakan “g”
sumber: http://www.steverrobbins.com/articles/profit-and-cash-flow-explained.htm
Pengertian
Proses meningkatnya tingkat harga umum dalam suatu perekonomian yang berlangsung
secara terus menerus dan saling mempengaruhi dari waktu ke waktu (jangka panjang). Proses
menurunnya nilai mata uang secara terus menerus.
D1
D
S
E1
P1
E
D1
S
D
0
Q Q1 Q
Keterangan :
Kenaikan permintaan mengakibatkan kurva DD bergeser D1D1
Titik keseimbangan pada E menjadi E1
Harga naik dari OP menjadi OP1 dan
Permintaan/penawaran naik OQ menjadi OQ1
S1
D
S
E1
P1
E
P
S1
S
D
0 Q1 Q Q
Keterangan :
Kenaikan biaya produksi mengakibatkan kurva SS bergeser S1S1
Titik keseimbangan pada E menjadi E1
Harga naik dari OP menjadi OP1 dan
Permintaan/penawaran turun dr OQ menjadi OQ1
Jenis Inflasi (Berdasar asa timbulnya)
1. Domestic Inflation :
Inflasi yang berasal dari dalam negeri akibat dari terjadinya defisit anggaran belanja yang
dibiayai dengan mencetak uang baru dan gagalnya pasar yang berakibat bahan makan mahal.
2. Imported Inflation :
Berasal dari luar negeri akaibat adanya perdagangan antar negara, dimana negara lain
mengalami inflasi.
Teori Inflasi
1. Teori kuantitas :
Inflasi terjadi jika kenaikan harga secara umum hanya berkaitan dengan beberapa barang
tertentu secara terus menerus
2. Teori Keynes :
Kenaikan harga terjadi secara keseluruhan
3. Teori Strukturalis :
Serangan inflasi yang hebat dan setiap harga terus berubah naik sehingga orang tidak dapat
menahan uang lebih lama karena nilai uang terus merosot
Dampak inflasi
1. Meningkatkan kesenjangan
2. Ketidakpastian ekonomi
3. Meningkatkan kegiatan spekulatif
4. Menurunkan daya beli masyarakat
Pn
I x100
Po
Keterangan :
n : Tahun berjalan
o : Tahun dasar
Pn : Harga barang sekarang
Po : Harga barang pada tahun dasar
IHt IHt 1
I x100
IHt 1
Keterangan :
I : Laju Inflasi
IHt : IH pada periode t
IHt-1 : IH pada periode t-1
ANUITAS (ANNUITY)
Anuitas adalah suatu rangkaian pembayaran dengan jumlah yang sama besar pada setiap
interval pembayaran. Besar kecilnya jumlah pembayaran pada setiap interval tergantung pada
jumlah pinjaman, jangka waktu, dan tingkat bunga.
Anuitas Biasa
Anuitas biasa adalah sebuah anuitas yang mempunyai interval yang sama antara waktu
pembayaran dengan waktu dibungamajemukkan. Berdasarkan tanggal pembayarannya, anuitas
biasa dapat dibagi 3 bagian, yaitu:
1. Ordinary annuity
2. Annuity due
3. Deferred annuity.
Ordinary annuity
Ordinary annuity adalah sebuah anuitas yang diperhitungkan pada setiap akhir interval
seperti akhir bulan, akhir kuartal, akhir setiap 6 bulan, maupun pada setiap akhir tahun.
An = R 1 (1 i) R = An
n
i
{1 (1 i ) n }
i
{(1 i) n 1} i
Sn = R R = Sn
i {(1 i ) 1}
n
Di mana:
An = Present value
R = Annuity
Sn = Future value
i = Tingkat bunga/interval
n = Jumlah interval pembayaran
a. Present Value
Present value adalah nilai sekarang dari sebuah anuitas dan identik dengan nilai awal dari
penanaman modal.
Contoh soal:
Sebuah perusahaan mencicil pinjaman sebesar Rp 50.000,- pada setiap akhir bulan selama 6
bulan dengan suku bunga diperhitungkan sebesar 18% per tahun. Berapakah besarnya present
value?
Diketahui : R = Rp. 50.000,-, i= 18%/12 = 0,015, n=6
Rumus : An = R
Catatan: nilai discount factor dari anuitas di atas dapat dilihat pada Lampiran 3 pada n=6 dan
i=1,5%.
b. Anuitas dari present value
Anuitas dari sebuah present value sama dengan jumlah angsuran pada setiap interval.
Jumlah angsuran pada setiap interval dari sejumlah pinjaman tergantung pada besar kecilnya
tingkat bunga dan jangka waktu yang digunakan.
c. Jumlah penerimaan (Future amount)
Jumlah penerimaan dari serangkaian pembayaran diperhitungkan bunga secara bunga
majemuk (compound interest) dari sejumlah uang yang dicicil. Jumlah pembayaran pada interval
pertama, diperhitungkan bunga pada akhir interval kedua, sehingga jumlah penerimaan pada
akhir interval kedua adalah sebesar 2 kali setoran ditambah dengan bunga pada setoran pertama.
d. Tingkat Bunga
{1 (1 i) n } An
Bila present value diketahui:
i R
{(1 i ) n 1}
Sn(ad) = R (1 i )
i
atau
{(1 i ) 1}
n 1
Sn(ad) = R 1
i
Atau
{(1 i ) ( n 1) 1}
Sn(Ad) = R R
i
Contoh :
Seorang pimpinan perusahaan telah melakukan penyetoran pinjaman secara cicilan pada bank
sebesar Rp 500.000,- pada setiap awal bulan. Tingkat bunga pinjaman diperhitungkan sebesar
18% per tahun. Berapa bulan harus diadakan penyetoran untuk menutupi pinjaman sebesar Rp
10.000.000,-?
Diketahui: R = 500.000,- i= 18%/12 = 1,5% An = 10.000.000,-
Ditanya: n = ?
Jawab: {1 (1 i) ( n1) }
An(ad ) R R
i
{1 (1 i ) n } t
An(da) R (1 i )
i
{(1 i ) n 1
Sn(da) R
i
Anuitas kompleks adalah sebuah rentetan pembayaran dari suatu pinjaman dengan jumlah
yang sama pada setiap interval. Berbeda dengan anuitas biasa, pada anuitas kompleks interval
pembayaran dan interval bunga majemuk mempunyai interval yang berbeda. Apabila interval
pembayaran dilakukan pada setiap bulan, mungkin dibungamajemukkan pada setiap kuartal atau
sebaliknya apabila interval pembayaran dilakukan pada setiap kuartal, perhitungan bunga
majemuk dilakukan pada setiap bulan.
Jika dilihat dari tanggal pembayaran, anuitas kompleks dibagi 3:
1. Complex ordinary annuity
2. Complex due annuity
3. Complex deferred annuity.
Contoh soal :
Seorang petani merencanakan meminjam uang ke bank untuk perluasan usaha sektor perikanan.
Berdasarkan pada perkiraan dan perhitungan benefit, ia mampu mengembalikan pinjaman
sebesar Rp 76.015 pada setiap akhir kuartal selama 2 tahun dengan tingkat bunga pinjaman
sebesar 18% per tahun dan dimajemukkan pada setiap bulan. Berapa besar jumlah kredit yang
bisa ia pinjam?
Diketahui: R=Rp 76.015 n = 2x4 = 8 (per kuartal)
c = 12/4 = 3 nc = 3x8 = 24 i = 18%/12 = 1,5%
Ditanya: Anc(Oa) = ?
Jawab : {1 (1 i ) nc } i
Anc(oa ) R
{(1 i ) 1}
c
i
{1 (1 0,015) 24} 0,015
Anc(oa ) 76.015
{(1 0,015) 1}
3
0,015
Anc(oa ) 76.015(20,03040533)(0,32838278)
Anc(oa ) Rp .500.000
b. Jumlah Penerimaan
Rumus:
(1 i) nc 1 i
Snc(oa) R
{(1 i) 1
c
i
Untuk mengubah nilai Anc dan Snc dalam complex ordinary annuity digunakan rumus berikut:
{(1 i ) n 1}
Sn R
r
{1 (1 r ) }
n
An R
Keterangan : r
r = tingkat bunga pada setiap pembayaran dalam simple ordinary annuity
i = tingkat bunga dalam complex ordinary annuity
{1 (1 i ) n } i
Anc(ad ) R (1 i ) c
(1 i ) 1
c
i
{(1 r ) n 1} i
Snc(ad ) R (1 i ) c
(1 i ) 1
c
i
Untuk menghitung tingkat bunga, jangka waktu, dan anuitas sama dengan cara menghitung pada
complex ordinary annuity.
i {(1 i ) c 1
R Anc(da ) nc (1 i )
ct
{1 (1 i ) i
0,06 {(1 0,06) 2 1}
R 800.000 10 (1 0,06)
2.2
{1 (1 0,06 ) 0 ,06
R 800.000(0,13586795)( 2,06)(1,262477)
R Rp .282.682,