Anda di halaman 1dari 19

Teori Akuntansi Godfrey Bab 9 Revenue

Definisi Revenue
Pertama-tama kita ingin mengerti definisi revenue menurut Standar Internasional.
Revenue menurut IAS 18/AASB 118, paragraf 7 : aliran masuk kotor dari manfaat ekonomi
selama periode akuntansi (kas, piutang, aset lainnya) yang berasal dari kegiatan rutin suatu
entitas (dapat berupa penjualan barang, penjualan jasa, bunga, royalti dan dividen)yang
menyebabkan peningkatan ekuitas, selain dari penambahan kontribusi dari pemilik [IAS18.7]

Dalam Kerangka IASB, Revenue merupakan bagian dari Income. Tertulis dalam paragraf
70(a) dan 74 Kerangka IASB : Income adalah peningkatan manfaat ekonomi selama periode
akuntansi dalam bentuk aliran masuk atau peningkatan aset dan penurunan liabilities yang
berasal dari peningkatan ekuitas, selain daripeningkatan kontribusi dari pemilik.

Di Amerika Serikat, FASB mendefinisikan revenue : Revenue adalah aliran masuk atau
peningkatan asset suatu entitas atau penyelesaian liabilities (atau kombinasi keduanya)
selama periode akuntansi yang berasal dari proses penyerahan atau produksi barang,
memberikan jasa, dan kegiatan lainnya yang merupakan kegiatan utama badan usaha.

Definisi menurut IASB konsisten dengan definisi FASB terkait Revenue dan fokus dalam
arus masuk dan peningkatan asset terbentuk dari kegiatan utama operasi suatu entitas.

Karakteristik Revenue

a. Aliran masuk atau kenaikan aset (inflows or other enhancements of assets, the amount
of new assets received from customers, increasing in economic benefits, gross
increases in assets)
b. Kegiatan yang merepresentasikan operasi utama atau sentral yang terus-menerus (
activities that constitute the entity’s ongoing major or central operations, in the course
of the ordinary activities, producing goods, delivering goods, rendering services,
profit directed activities)
c. Pelunasan, penurunan, atau pengurangan kewajiban ( settlements of liabilities,
decreases in liabilities, gross decreased in liabilities)
d. Suatu entitas ( of an entity, of an enterprise)
e. Produk perusahaan ( goods and services, produst of enterprise )
f. Pertukaran produk ( exchange for the product)
g. Menyandang beberapa nama atau mengambil beberapa bentuk (sales, fees, intereset,
dividends, royalties and rents)
h. Mengakibatkan kenaikan entitas (result in increases in equity, change owner’s equity)

Bisa dikatakan karakterisitik pertama dan kedua merupakan karakteristik utama, yang
lainnya hanya pendukung dan memperjelas saja.

KENAIKAN ASET

Untuk dapat mengatakan bahwa pendapatan ada atau timbul harus terjadi transaksi atau
kejadian yang menaikkan aset atau menimbulkan aliran masuk aset. Tidak ada batasan kalau
aset harus berbentuk kas atau alat likuid yang lain. Menurut Paton dan Littleton (1970 hlm.
47) menyebut bahwa aset bertambah karena :
a. Transaksi pendanaan yang berasal dari kreditor da investor.
b. Laba yang berasal dari keg investasi m: penjualam=n aset tetap, surat berharga,
segmen bisnis, dan anak perusahaan.
c. Hadiah, donasi, atau temuan.
d. Revaluasi aset yang telah ada
e. Penyediaan dan atau penyerahan produk ( barang dan jasa)

Untuk masuk dalam pendapatan, aliran aset masuk adalah jumlah rupiah kotor / gross. APB
secara eksplisit menyebut hal tersebut ( gross increase in assets). IAI yang mengadopsi
definisi IASC juga menunjuk jumlah kotor dengan menyebut bahwa jumlah rupiah
pendapatan dapat berbentuk ; penjualan, imbalan jasa, bunga, deviden, royalties. Dan sewa (
sales, fees, interesets, devidents, royalties dan rents). Oleh karena itu e tdk masuk dalam
sumber penadapatan. FASB dan APB tidak memasukkan kegiatan b sebagai sumber
pendapatan karena merupakan jumlah netto dan bukan merupakan keg operasi sehingga
mereka memasukkan sebagai elemen uuntung (gains). Secara konseptual IAI tidak
membedakan antara pendapatan dan untung atas dasar jumlah kotor dan neto. Hanya e yang
masuk kategori pendapatan.

OPERASI UTAMA BERLANJUT

Tidak semua kenaikan aset merupakan pendapatan. Kenaikan aset yg merupakan


pendapatan harus merupakan kegiatan utama yang terus berlanjut. Operasi utama dalam hal i
ni dikaitkan ddengan tujuan utama yaitu menghasilkan produk atau jasa untuk mendatangkan
laba dan bukan untuk membatasi jenis produk menjadi produk utama dan produk sampingan.
Produk yang dihasilkan secara tidak rutin atau insidental sering dianggap sebagai pos
pendapatan non operasi, penyajiannya dipisahkan dari pendapatannon operasi. Untuk
kegiatan manajerial mungkin itu sah-sah saja penggunaan istilah tersebut akan tetapi untuk
tujuan eksternal kedua kegiatan tersebut harus tetap dipandang sebagai kegiatan operasi
perusahaan. Contoh: perusahaan angkutan kereta api mengusahakan taman hiburan.
Pengoperasian taman hiburan tersebut boleh jaddi berkaitan erat dengan usaha transportasi
sehingga pendapatan dan biaya yang timbul dari taman hiburan tsb dapat dilakukan secara
gabungan dengan pendapatan dan biaya usaha transportasi ( keduanya sebagai kegiatan
operasi). Perilaku ini lebih tepat dibandingkan dengan pemisahan pendapatan dan biaya
taman hiburan sebagai non operasi.

PENURUNAN KEWAJIBAN

Pendapatan tidak hanya terjadi dari penurunan aset tapi juga dari penurunan kewajiban
atau pelunasan kewajiban. Terjadai karena entitas mengalami kenaikan aset dari penerimaan
DP dari pelanggan. Hal ini tidak termasuk pendapatan karena perusahaan belum melakukan
prestasi yang menimbulkan hak penuh atas aset yang diterima. Biasanya dianggap sebagai
unearned revenue ( pendapatan yg tak berhak atau deffered revenue/pendapatan tangguhan
yang statusnya adalah kewajiban sampai ada prestasi dari perusahaan berupa pengiriman
barang atau pelaksanaan jasa.

Pengiriman barang atau pelaksanaan jasa akan mengurangi kewajiban yang


menimbulkan pendapatan. kejadian pengiriman barang mengubah kewajiban menjadi
pendapatan. Jadi alih2 kenaikan aset, pendapatan dapat didefinisikan sebagai penurunan
kewajiban. Timbulnya pendapatan yang berasal dari turunnya kewajiban dipicu oleh
penyesuaian akhi tahun. Asas akrual juga menimbulkan kenaikan aset yang memenuhi
definisi sebagai pendapatan misalnya piutang pendapatan bunga, piutang deviden dan
semacamnya.

SUATU ENTITAS

Entitas atau perusahaan mengisyaratkan bahwa konsep kesatuan usaha dianut dalam
pendefisian. Pendapatan didefinisikan sebagai kenaikan aset bukan kenaikan ekuitas bersih
meskipun akhirnya kenaikan aset tersebut pada akhirnya akan berpengaruh terhadap
kenaikan ekuitas bersih. Aset dikuasai oleh perusahaan. Sementara hubungan perusahaan
dengan pemilik merupakan hubungan hutang-piutang. Pada saat aset naik sebagai
pendapatan, utang perusahaan kepada pemilik juga otomatis akan naik dengan jumlah yang
sama.

PRODUK PERUSAHAAN

Produk merupakan capaian dari tiap kegiatan produktif. Pendapatan terjadi selama
produk dibentuk bahkan selama proses produksi. Sementara FASB menyebut pendapatan
kenaikan aset harus berasal dari penyerahan barang atau pelaksanaan jasa. Jadi harus ada
aliran keluar dari barang dan atau jasa yang menandai atau memicu terjaddinya pendapatan.
tapi pendapat ini akan menghalangi pengakuan pendapatan sebelum barang diserahkan
misalnya : daalam metode prosentase penyelesaian ( percentage of completion method)
dalam perusahaan kontruksi. Bila pemahaman diatas digabung memang ada 2 aliran yang
berkaitan dengan pendapatan yaitu: aliran fisis daan moneter (Kam, 1990, Hlm. 237) Aliran
fisis berupa :

a. Kejadian memproduksi dan menjual produk (output)


b. Objek, yaitu produk fisis itu sendiri

Aliran moneter berupa:

a. Kejadian menaiknya nilai aset perusahaan karena produksi atau penjualan produk ke
konsumen.
b. Objek, yaitu jumlah rupiah / cost atau nilai aset atau produk yg dihasilkan atau dijual.

PERTUKARAN

Patten dan Littleton memasukkan pertukaran karena akhirnya pendapatan harus


dinyatakan dalan satuan moneter untuk dicatat dalam sistem pembukuan. Biasanya
pertukaran di Indonesia menggunakan mata uang fungsional yaitu rupiah.

BERBAGAI BENTUK NAMA

Untuk usaha dagang biasanya disebut penjualan. Untuk perusahaan jasa disebut:
pendapatan. biasanya pendapatan di perusahaan jasa akan diberi pewatas untuk menunjukkan
jenis jasa yg diberikan , misal: pendapatan sewa, pemndapatan jasa angkutan, pendapatan
bunga, dsb.
UNTUNG

Banyak argumen mengenai perlu tidaknya pendapatan dibeddakan dengan untung. FASB
membatasi pendapatan hanya untuk kenaikan aset yg berkaiytan dengan oerasi utama
perusahaan. IAI dan APB tidak membedakan untung dan pendapatan dan keduanya
digabung dalam konsep penghasilan/ income. Kata-kata kunci yang melekat pada
pengertian keuntungan :
a. Kenaikan ekuitas atau aset bersih
b. Transaksi periperal atau insidental
c. Selain yang berupa pendapatan atau investasi oleh pemilik.

FASB merinci lebih lanjut transsaksi, kejadian atau keadaan yang menimbulkan untung
menjadi 4 sumber :SFAC No. 6 prg. 85)

1. Periperal dan insidental. m: penjualan investasi dalam surat2 berharga, penjualan aset
tetap, pelunasan utang obligasi sebelum jatuh tempo.
2. Transfer non timbal balik / nonreciprocal transfers dg pihak lain m: hadiah dan donasi
bagi organsassi non profit , penerimaan ganti rugi pemenangan tuntutan hukum.
3. Penahanan aset / holding assets,m : kenaikan harga sekuritas investasi, kenaikan nilai
tukar valas, kenaikan penahanan sediaan / holding gains
4. Faktor lingkungan :, m: ganti rugi asuransi musibah alam yang melebihi cost aset yg
rusak.

Atas dasar di atas Hendrikson dan Van Breda (199) LEBIH menyarankan untuk
mengabaikan perbedaan tersebut. Dan leih menganjurkan untuk memperlakukan berbagai
kenaikan aset sebagai pendapatan .

Tidak ada revenue yang diperoleh dari revaluasi


Sebagai contoh perusahaan Westfield Group mengumumkan keuntungan tahunan sebesar
USD 5.58 milyar, naik 30 % dari tahun lalu. Tetapi investor tidak mendapat deviden
sepeserpun. Hal ini disebabkan keuntungan sebesar USD 5.1 milyar merupakan revaluasi
asset sehingga tidak menambah apapun terhadap income. Kebanyakan perusahaan yang
bergerak di bidang properti juga melakukan revaluasi asset karena nilai asset yang terus
bertambah setiap tahunnya.
Pandangan perilaku dari Revenue
Paton dan Littleton menyatakan bahwa revenue adalah produk perusahaan. Revenue
dikatakan sebagai produk perusahaan karena revenue terbentuk bersamaan atau selama
kegiatan produktif tanpa harus menunggu kejadian atau saat penyerahan produk kepada
pelanggan. Paton dan Littleton juga memasukkan karakteristik pertukaran dalam
pendefinisian revenue. Hal ini dikarenakan revenue harus dinyatakan dalam satuan moneter
untuk dicatat dalam sistem pembukuan. Satuan moneter yang paling obyektif adalah kalau
jumlah nominal tersebut merupakan hasil dari transaksi atau pertukaran antar pihak yang
independen. revenue juga merupakan suatu konsep yang bersifat generik dan mencakupi
semua pos dengan berbagai bentuk dan nama apapun, sehingga antara perusahaan dagang
atau institusi keuangan bisa memiliki nama yang berbeda dalam pendefinisian revenue.

KONSEP PENDAPATAN (REVENUE)


Ada dua konsep yang sangat erat hubungannya dengan masalah proses pendapatan yaitu
konsep proses pembentukan pendapatan (Earning Process) dan proses realisasi pendapatan
(Realization Process).
1. Proses pembentukan pendapatan (Earnings Process)
Proses pembentukkan pendapatan adalah suatu konsep tentang terjadinya pendapatan.
Konsep ini berdasrkan pada asumsi bahwa semua kegiatan opoerasi yang diperlukan dalam
rangka mencapai hasil, yang meliputi semua tahap kegiatan produksi, pemasaran, maupun
pengumpulan piutang, memberikan kontribusi terhadap hasil akhir pendapatan berdasarkan
perbandingan biaya yang terjadi sebelum perusahaan tersebut melakukan kegiatan produksi.
2. Proses realisasi pendapatan (realization process)
Proses realisasi pendapatan adalah proses pendapatan yang terhimpun atau terbentuk sesudah
produk selesai dikerjakan dan terjual atas dkontrak penjualan. Jadi, pendapatan dimulai
dengan tahap terakhir kegiatan produksi, yaitu pada saat barang atau jasa dikirimkan atau
diserahkan kepada pelanggan. Jika, kontrak penjualan mendahului produksi barang atau jasa
maka pendapatan belum dapat dikatakan terjadi, karena belum terjadi proses penghimpunan
pendapatan.
PENGAKUAN REVENUE

Perspektif Historis
Di abad ke 19, Income (keuntungan) untuk bisnis ditentukan dengan dasar peningkatan bersih
nilai kekayaan. Kemudian pada perang dunia ke 1 digantikan oleh gagasan bahwa
keuntungan dan Income harus direalisasikan. Dan selanjutnya berkembang menjadi prinsip
pengakuan Revenue (prinsip Realisasi). Observasi umum di Inggris dan Australia sebelum
adopsi IASB Standard di tahun 2005.

Kriteria pengakuan Revenue


Operating cycle menurut AARF, ED 51 B

1. Merancang ide -> 2. Melakukan pembelian (Persediaan) ->3. Menerima pesanan sebelum
memulai produksi -> 4. Memulai produksi -> 5. Progresif selama produksi -> 6. Penyelesaian
produksi -> 7. Menerima pesanan sesudah menyelesaikan produksi -> 8. Penyerahan barang
ke konsumen -> 9. Menerima Kas
Revenue dapat diakui pada beberapa point dalam industri yang berbeda-beda, misalnya:

- Pada point 5 pada industri konstruksi untuk kontrak jangka panjang, selanjutnya akan
dijelaskan di PSAK 34 Kontrak Konstruksi
- Pada point 7 pada saat tanggung jawab pembeli untuk mengumpulkan barang
- Pada point 8 untuk beberapa kasus dengan kontrak FOB shipping point.
- Pada point 9 oleh praktek konsultan dan penjualan cicilan

Kriteria pengakuan berdasarkan keinginan antara revelance dan reliable informasi akuntansi
yaitu:

- Pengukuran nilai asset


Asset harus bisa direalisasi menjadi Penerimaan Kas atau Piutang atau asset likuid
lainnya. Kemudian penerimaan kas dari piutang juga harus dapat dicollect dari
pelanggan.
- Eksistensi transaksi
Transaksi penjualan harus menggunakan arm’s length transaction (harga yang wajar)
dengan pihak eksternal. Eksistensi dapat dilihat dari dokumen PO, DO dan Invoice.
- Penyelesaian substansial dari proses mendapatkan laba
Misalnya pada saat tanda tangan kontrak tidak menghasilkan revenue karena tidak ada
performance dari penjual pada titik itu. Revenue dapati diakui pada saat perusahaan
menyelesaikan suatu tindakan.

Penjualan Barang
Revenue dari penjualan barang harus diakui bila seluruh kondisi berikut dipenuhi:

a. perusahaan telah memindahkan risiko secara signifikan dan telah memindahkan


manfaat kepemilikan barang kepada pembeli;
b. perusahaan tidak lagi mengelola atau melakukan pengendalian efektif atas barang
yang dijual;
c. jumlah revenue tersebut dapat diukur dengan andal;
d. besar kemungkinan manfaat ekonomi yang dihubungkan dengan transaksi akan
mengalir kepada perusahaan tersebut; dan
e. biaya yang terjadi atau yang akan terjadi sehubungan dengan transaksi penjualan
dapat diukur dengan andal
Penentuan kapan suatu perusahaan telah memindahkan risiko signifikan dan manfaat
kepemilikan kepada pembeli memerlukan pengujian keadaan transaksi tersebut. Pada
umumnya, pemindahan risiko dan manfaat kepemilikan bersamaan waktunya dengan
pemindahan hak milik atau pemindahan penguasaan atas barang tersebut kepada pembeli.
Dalam hal lain, pemindahan risiko dan manfaat kepemilikan terjadi pada saat yang berbeda
dengan pemindahan hak milik atau pemindahan penguasaan atas barang tersebut.

Penjualan Jasa
Bila hasil suatu transaksi yang meliputi penjualan jasa dapat diestimasi dengan andal,
revenue sehubungan dengan transaksi tersebut harus diakui dengan acuan pada tingkat
penyelesaian dari transaksi pada tanggal neraca. Hasil suatu transaksi dapat diestimasi dengan
andal bila seluruh kondisi berikut ini dipenuhi:

a. jumlah revenue dapat diukur dengan andal;


b. besar kemungkinan manfaat ekonomi sehubungan dengan transaksi tersebut akan
diperoleh perusahaan;
c. tingkat penyelesaian dari suatu transaksi pada tanggal neraca dapat diukur dengan
andal; dan
d. biaya yang terjadi untuk transaksi tersebut dan biaya untuk menyelesaikan transaksi
tersebut dapat diukur dengan andal.

Pengakuan revenue dengan acuan pada tingkat penyelesaian dari suatu transaksi sering
disebut sebagai metode persentase penyelesaian. Menurut metode ini, revenue diakui dalam
periode akuntansi pada saat jasa diberikan. Pengakuan revenue atas dasar ini memberikan
informasi yang berguna mengenai tingkat kegiatan jasa dan kinerja suatu perusahaan dalam
suatu periode.

Bunga, Royalti dan Dividen


Revenue yang timbul dari penggunaan aktiva perusahaan oleh pihak-pihak lain yang
menghasilkan bunga, royalti dan dividen harus diakui atas dasar yang dijelaskan dalam
paragraf 30 bila:

a. besar kemungkinan manfaat ekonomi sehubungan dengan transaksi tersebut akan


diperoleh perusahaan; dan
b. jumlah revenue dapat diukur dengan andal.

Revenue harus diakui dengan dasar sebagai berikut:


a. bunga harus diakui atas dasar proporsi waktu yang memperhitungkan hasil efektif
aktiva tersebut;
b. royalti harus diakui atas dasar akrual sesuai dengan substansi perjanjian yang relevan;
dan
c. dalam metode biaya (cost method), dividen tunai harus diakui bila hak pemegang
saham untuk menerima pembayaran ditetapkan.

Hasil efektif suatu aktiva merupakan tingkat yang diperlukan untuk mendiskontokan aliran
penerimaan kas dimasa depan yang diharapkan selama hidup aktiva tersebut untuk
menyamakan jumlah tercatat semula dari aktiva tersebut. Pendapatan bunga mencakup
jumlah amortisasi setiap diskon, premium atau perbedaan lain antara jumlah tercatat semula
dari suatu instrumen hutang dan jumlahnya pada saat jatuh tempo. Royalti diakru sesuai
dengan syarat perjanjian yang relevan kecuali, dengan memperhatikan hakikat perjanjian,
adalah lebih sesuai untuk mengakui pendapatan atas suatu dasar yang sistematik dan rasional
lain. Jika dividen pada sekuritas ekuitas diumumkan dari penghasilan neto sebelum
pembelian, dividen tersebut dikurangi dari harga beli sekuritas tersebut. Jika sulit untuk
membuat alokasi seperti itu kecuali atas dasar arbriter, dividen diakui sebagai pendapatan
kecuali bila dividen itu dengan jelas merupakan suatu perolehan kembali dari sebagian harga
beli sekuritas ekuitas tersebut.

Sales point yang sangat sesuai untuk mengukur dan mencatat revenue jika ketiga kriteria ini
dipenuhi. Sales point pada saat penyerahan barang atau penjualan jasa atau ketika hak
berpindah ke konsumen.

Pengecualian untuk dasar penjualan


Terdapat tiga pengecualian untuk prinsip pengakuan penjualan yaitu:

 revenue diakui pada saat produksi misalnya: Kontrak Konstruksi (PSAK 34)
 revenue diakui pada saat akhir proses produksi. Produksi menjadi saat yang penting
dan penjualan terjamin
 revenue diakui pada saat penerimaan kas setelah penjualan terjadi. Penjualan dengan
metode installment dan metode pemulihan biaya

Tantangan bagi pembuat standar


Pembuat standar seperti IASB dan FASB mempunyai pandangan bahwa transaksi revenue
tidak disediakan oleh literatur pentuntun sekarang ini. Mereka mengidentifikasi inkonsistensi
dalam penuntun dan perbedaan dalam praktek yang sudah diobservasi. Transaksi menjadi
lebih kompleks membutuhkan tinjauan dari penuntun sekarang ini. Sehingga IASB dan
FASB mengambil tindakan yang menargetkan untuk penyediaan satu set prinsip secara
menyeluruh untuk pengakuan dan pengukuran revenue. Pembuat standar membuat aturan
mengenai pengukuran fair value seperti dalam IAS 39/AASB 139 mengenai Instrumen
Keuangan.

Mengenai presentasi Laporan Keuangan Board mengambil kesimpulan sementara sebagai


berikut:

- Termasuk semuanya, laporan keuangan single.


- Realisasi bukan dasar untuk dimasukkannya item.
- Pengungkapan terpisah dari kinerja dan remeasurement.

Isu bagi auditor


Revenue overstated kemungkinan akan didorong oleh upaya manajer untuk mengelabui
pengguna laporan keuangan. Ini mungkin terjadi saat kompensasi manajer didasarkan pada
bonus terkait dengan revenue yang ditargetkan. Manajer dengan sejarah mencapai perkiraan
keuntungan agresif atau tidak realistis mungkin melakukan earnings management. Dewan
Pengawas Perusahaan Publik Akuntansi atau PCAOB (di USA) telah mendokumentasikan
kegagalan oleh auditor untuk mendeteksi revenue misreported.

Auditor perlu sensitif terhadap risiko sekitarnya, klien yang kemungkinan akan dievaluasi
pada pertumbuhan revenue dan harus mengumpulkan bukti langsung untuk mendukung
pendapat mereka bahwa revenue tidak salah saji. Beberapa salah saji pendapatan dapat
dikaitkan dengan over-optimisme, untuk estimasi contoh sedikit pun dari kemajuan kontrak
konstruksi.

Namun, salah saji pendapatan lain adalah karena penipuan (misalnya prematur pengiriman
barang kepada pembeli tanpa perintah perusahaan, atau backdating penjualan yang dibuat di
bagian awal periode akuntansi baru)
PENGUKURAN PENDAPATAN

Pengukuran Revenue
Menurut kerangka konseptual, paragraf 83, terdapat dua kriteria untuk pengakuan revenue:

a. Kemungkinan manfaat ekonomi dimasa yang akan datang berkaitan adanya aliran
masuk dan keluar badan usaha
b. Mempunyai biaya atau nilai yang dapat diukur dengan andal

Pengakuan adalah pencatatan jumlah rupiah secara resmi ke dalam sistem akuntansi sehingga
jumlah tersebut terefleksi dalam statement keuangan.Secara konseptual pendapatan hanya
dapat diakui kalau memenuhi kualitas keterukuran (measurability) dan keterandalan
(reliability).
Ikatan Akuntan Indonesia (2002:23) memberikan ketentuan mengenai pengukuran
pendapatan yang dinyatakan dalam Standar Akuntansi Keuangan yang isinya sebagai berikut:
“Pendapatan harus diukur dengan nilai wajar imbalan yang dapat diterima, jumlah
pendapatan yang imbul dari suatu transaksi biasanya ditentukan oleh persetujuan antra
perusahaan pembeli atau pemakai perusahaan tersebut. Jumlah tersebut, dapat diukur denga
nilai wajar imbalan yang diterima atau yang dapat diterima perusahaan dikurangi jumlah
diskon dagang dan rabat volume yang diperbolehkan perusahaan”.

PENGUNGKAPAN PENDAPATAN

Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 23 mengenai pengungkapan


pendapatan, perusahaan harus mengungkapkan sebagai berikut:
1. Kebijakan akuntansi yang dianut untuk pengakuan pendapatan termasuk metode yang
dianut untuk menentkan tingkat penyelesaian transaksi penjualan jasa.
2. Jumlah setiap kategori signifikan dari pendapatan diakui selama periode tersebut
termasuk pendapatan dari:
a. Penjualan barang.
b. Penjualan jasa.
c. Bunga.
d. Dividen, dan
e. Royalty.

Kriteria Pengakuan Pendapatan


Pengakuan pendapatan yang diajukan oleh Financial Accounting Standard Board (FASB)
ada dua kriteria yaitu sebagai berikut:
1. Pendapatan baru diakui jika jumlah pendapatan terealisasi atau cukup pasti akan segera
terealisasi.
2. Pendapatan baru dapat diakui jika pendapatan tersebut sudah terbentuk atau terhimpun.

Metode Pencatatan Pendapatan


Metode dalam pencatatan pendapatan terdiri dari dua metode, yaitu sebagai berikut: metode
berbasis kas (cash basis method) dan metode aberbasis akrual (accrual basis method).
1. Metode cash basis
Suatu system dimana pendapatan belum diakui sebelum pendapatan tersebut belum
diterima. Metode ini banyak digunakan pada perusahaan kecil dan orang-orang yang
menjual jasa, pada umumnya adalah orang-orang yang memiliki keahlian tertentu.
2. Metode accrual basis
Metode pencatatan pendapatan, dimana pendapatan itu dicatat pada saat sudah terjadi hak
tanpa memperhatikan pendapatan tersebut diterima. Keuntungan metode ini adalah karena
metode ini sangat teliti dalam pengukuran keuntungan (dalam laporan laba rugi) dan
neraca selisih.

Metode pengakuan pendapatan untuk penjualan jasa


Ada empat metode pengakuan pendapatan untuk perusahaan yang kegiatannya sebagian besar
dalam penjualan jasa dibandingkan produksi yaitu sebagai berikut:
1. Metode kinerja khusus
Metode ini digunakan untuk penapatan jasa yang dihasilkan dengan melakukan aksi tunggal.
Sebagai contoh: seorang dokter gigi menghasilkan pendapatan atas penyelesaian penambalan
gigi.
2. Metode Kinerja Profesional
Metode ini digunakan untuk mengakui pendapatan jasa yang dihasilkan oleh lebih dari satu
aksi tunggal dan hanya ketika jasa melebihi satu periiode akuntansi.
3. Metode Kinerja Selesai
Metode ini digunakan untuk mengakui pendapatan jasa yang dihasilkan dengan melakukan
serangkaian tindakan dimana yang terakhir sangat penting dalam hubungannya dengan total
transaksi jasa dimana pendapatan jasa dianggap telah dihasilkan hanya setelah tindakan
terakhir terjadi. Metode ini serupa dengan metode kontrak selesai, yang digunakan untuk
kontrak jangka panjang.
4. Metode Penagihan
Metode ini digunakan untuk pendapatamn jasa ketika ketdakpastian penagihan sangat tinggi
atau estimasi beban yang terkait dengan pendapatan tidak dapat dipercaya sehingga
persyaratan reliabilitas tidak dipenuhi. Pendapatan diakui hanya ketika kas diperoleh. Metode
ini serupa dengan metode pemulihan biya yang digunakan untuk penjualan produk.

PENILAIAN PENDAPATAN
Standar Akuntansi memberikan pedoman dasar penilaian yang dapat digunakan untuk
menentukan berapa rupiah yan diperhitungkan dan dicatat pertama kali dalam suatu transaksi
atau berapa jumlah rupiah yang harus diletakkan pada suatu akun dalam laporan keuangan.
Ada empat dasar dalam penilaian pendapatan antara lain sebagai berikut:
1. Biaya Historis (historical cost) : Aktiva dicatat sebesar pengeluaran kas (atau setara kas)
yang dibayar ssebesar nilai wajar dari imbalan yang diberikan untuk memperoleh aktiva
tersebut pada saat perolehan.
2. Biaya Kini (current cost): aktiva dinilai dalam wujud kas (atau setara kas) yang seharusnya
dibayar bila aktiva yang sama atau setara yang diperoleh sekarang.
3. Nilai realisasi atau penyelesaian (realization/settlement value) : Aktiva dinyatakan dalam
jumlah kas (atau setara kas) yang sama atau setara aktiva yang sekarang dengan menjual
aktiva dalam pelepasan normal (orderly disposal).
4. Nilai sekarang (present value) : Aktiva dinyatakan sebesar kas masuk bersih dimasa depan
yang didiskontokan ke nilai sekarang dari pos yang diharapkan dapat memberikan hasil
dalam pelaksanaan usaha normal.
REALISASI PENDAPATAN
Pendapatan baru dapat dikatakan terjadi atau terbentuk pada saat terjadi kesepakatan atau
kontrak dengan pihak independen (pembeli) untuk membayar produk baik produk telah
selesai dan diserahkan atau maupun belum dibuat sama sekali. Pendapatan terbentuk pada
saat produk selesai dikerjakan dan terjual langsung atau pada saat terjual atas dasar kontrak
penjualan. Penerapan realisasi memastikan bahwa kinerja entitas yang dilaporkan
sebagaimana dibuktikan pada laporan laba rugi mencerminkan sebenarnya dari pendapatan
yang diterima selama periode akuntansi.

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN 34

KONTRAK KONSTRUKSI

Kontrak konstruksi adalah suatu suatu kontrak yang dinegosiasikan secara khusus untuk
konstruksi suatu aset atau suatu kombinasi aset yang berhubungan erat satu sama lain atau
saling tergantung dalam hal rancangan, teknologi, dan fungsi atau tujuan pokok penggunaan.

Kontrak konstruksi dirumuskan dalam berbagai cara, yang dalam pernyataan ini,
diklasifikasikan sebagai kontrak tetap dan kontrak biaya-plus.

Pendapatan Kontrak

Pendapatan kontrak terdiri dari:

a. Jumlah pendapatan yang disetujui dalam kontrak; dan


b. penyimpangan dalam pekerjaan kontrak, klaim, dan pembayaran insentif :
i. Sepanjang hal ini memungkinkan untuk menghasilkan pendapatan; dan
ii. Dapat diukur secara andal.

Pendapatan kontrak diukur pada nilai wajar dari imbalan yang diterima atau akan diterima.
Pengukuran pendapatan kontrak dipengaruhi oleh ketidakpastian yang bergantung pada hasil
peristiwa di masa depan.

Jumlah pendapatan kontrak dapat meningkat atau menurun dari satu periode ke periode
berikutnya.

Contohnya :

a. Kontraktor dan pelanggan mungkin menyetujui penyimpangan atau klaim yang


meningkatkan atau menurunkan pendapatan kontrak pada periode setelah periode
yang disetujui pada awal kontrak
b. Jumlah pendapatan yang disetujui dalam kontrak harga tetap dapat meningkat karena
ketentuan-ketentuan kenaikan biaya
c. Jumlah pendapatan kontrak dapat menurun karena denda yang timbul akibat
keterlambatan kontraktor dalam penyelesaian kontrak tersebut
d. Jika dalam kontrak harga tetap terdapat harga tetap per unit output, pendapat kontrak
meningkat jika jumlah unit meningkat.

Penyimpangan kontrak

Penyimpangan adalah suatu instruksi yang diberikan pelanggan mengenai perubahan dalam
lingkup pekerjaan yang akan dilaksanakan berdasarkan kontrak

Penyimpangan dimasukan ke dalam pendapatan kontrak jika :

a. kemungkinan besar pelanggan akan menyetujui peyimpangan dan jumlah pendapatan


yang timbul dari penyimpangan tersebut ; dan
b. jumlah pendapatan dapat diukur secara andal.

Klaim

Klaim adalah jumlah yang ditagihkan kontraktor kepada pelanggan atau pihak lain sebagai
penggantian untuk biaya-biaya yang tidak termasuk dalam kontrak.

Pengukuran jumlah pendapatan yang timbul dari klaim mempunyai tingkat ketidakpastian
yang tinggi dan sering kali bergantung pada hasil negosiasi.

Klaim hanya dimasukan dalam kontrak jika:

a. kemungkinan besar pelanggan akan menyetujui penyimpangan atau jumlah


pendapatan yang timbul dari penyimpangan tersebut’dan
b. jumlah pendapatan dapa diukur secara andal

Pembayaran insentif

Pembayaran insentif adalah jumlah tambahan yang dibayarkan kepada kontraktor apabila
standar pelaksanaan yang telah ditentukan telah terpenuhi atau terlampaui.

Pembayaran insentif dimasukan dalam pendapatan kontrak jika:

a. kontrak tersebut telah cukup pelaksanaannya sehingga kemungkinan besar akan


memenuhi atau melampui standar pelaksanaan ; dan
b. jumlah pembayaran insentif tersebut dapat diukur secara andal.

Biaya Kontrak

Biaya kontrak terdiri dari :

a. biaya yang berhubungan langsung dengan kontrak tertentu ;


b. biaya yang dapat diatribusikan pada aktivitas kontrak secara umum dan dapat
dialokasikan pada kontrak tersebut ; dan
c. biaya lain yang secara spesifik dapat ditagihkan ke pelanggan sesuai isi kontrak.

Biaya-biaya yang berhubungan langsung dengan kontrak termasuk.

a. Biaya pekerja lapangan, termasuk penyelia.


b. Biaya bahan yang digunakan dalam konstruksi.
c. Penyusutan sarana dan peralatan yang digunakan dalam kontrak.
d. Biaya pemindahan sarana, peralatan,dan bahan-bahan dari dan ke lokasi pelaksanaan
kontrak.
e. Biaya penyewaan sarana dan peralatan.
f. Biaya rancangan dan bantuan teknis yang secara langsung berhubungan dengan
kontrak.
g. Estimasi biaya pembetulan dan jaminan pekerjaan, termasuk yang mungkin timbul
selama masa jaminan, dan
h. Klaim dari pihak ketiga

Pengakuan Pendapatan dan Biaya Kontrak

Jika hasil kontrak konstruksi dapat diestimasi secara andal, maka pendapatan kontrak dan
biaya kontrak yang berhubungan dengan kontrak konstruksi diakui masing-masing sebagai
pendapatan dan beban dengan memperhatikan tahap penyelesaian aktivitas kontrak pada
tanggal akhir periode pelaporan. (par 22).

Jika kemungkinan besar terjadi bahwa total biaya kontrak akan melebihi total pendapatan
kontrak, maka taksiran rugi segera diakui sebagai beban. (par 36)

Hasil kontrak konstruksi dapat diestimasi secara andal jika semua kondisi berikut ini
dapat terpenuhi :

 Kontrak harga tetap


a. Total pendapatan kontrak dapat diukur secara andal
b. Kemungkinan besar manfaat ekonomik yang berhubungan dengan kontrak
tersebut akan mengalir ke entitas
c. Baik biaya kontrak untuk menyelesaikan kontrak maupun tahap penyelesaian
kontrak pada akhir periode pelaporan dapat diukur secara andal
d. Biaya kontrak yang dapat diatribusi pada kontrak dapat diidentifikasi dengan
jelas dan diukur secara andal sehingga biaya kontrak aktual dapat
dibandingkan dengan estimasi sebelumnya.

 Kontrak biaya-plus
a. Kemungkinan besar manfaat ekonomik yang berhubungan dengan kontrak
tersebut akan mengalir ke entitas ; dan
b. Biaya kontrak yang dapat diatribusi pada kontrak tersebut, apakah dapat
ditagihatau tidak ke pelanggan, dapat diidentifikasi dengan jelas dan diukur
secara andal.
Metode presentasi penyelesaian

o Yaitu memperhatikan tahap penyelesaian suatu kontrak.


o Pendapatan kontrak dihubungkan dengan biaya kontrak yang terjadi dalam
mencapai tahap penyelesaian tersebut, sehingga pendapatan, beban dan laba
yang dilaporkan dapat diatribusikan menurut penyelesaian pekerjaan secara
proporsional.
o Pendapatan kontrak diakui sebagai pendapatan dalam laba rugi pada periode
akuntansi pekerjaan dilakukan.
o Biaya kontrak biasanya diakui sebagai beban dalam laba rugi pada periode
akuntansi pekerjaan yang berhubungan.

Biaya kontrak yang berhubungan dengan aktivitas masa depan diakui sebagai aset jika
kemungkinan besar biaya tersebut akan dipulihkan.

Jika hasil kontrak konstruksi tidak dapat diestimasi secara andal maka;

a. Pendapatan diakui hanya sebesar biaya yang telah terjadi sepanjang biaya tersebut
diperkirakan dapat dipulihkan ; dan
b. Biaya kontrak diakui sebagai beban pada periode terjadinya.
Taksiran rugi pada kontrak konstruksi segera diakui sebagai beban sesuai paragraf 36.

Jika ketidakpastian yang menghalangi hasil kontrak dapat diestimasi secara andal tidak ada
lagi, maka pendapatan dan beban yang berhubungan dengan kontrak konstruksi tersebut diakui sesuai
paragraf 22

DAFTAR PUSTAKA
Harahap, Sofyan Syafri, (2001), Teori Akuntansi, Peneribit Raja Grafindo Persada. Jakarta
Ikatan Akuntan Indonesia, (2002), Standar Akuntansi Keuangan, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
C. Rollin Niswonger, Carl S. Warren dan Philip E. Fess, (1992), Prinsip-prinsip Akuntansi
(terjemahan), Alih Bahasa : Alfonsus Sirait, Jilid I, Edisi 16, Penerbit Erlangga, Jakarta, Hal.
56-57.
Suwardjono, (1989), Teori Akuntansi, Penerbit BPFE Yogyakarta. Yogyakarta.
Tuanakotta, Theodorus M., (2000), Teori Akuntansi, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia, Jakarta.
Rustam. Pendapatan Menurut Standar Akuntansi Keuangan No. 23. USU Digital Library. 2002.
http://library.usu.ac.id/download/fe/akuntansi-rustam2.pdf
Afanami. Teori Pendapatan. 2009. http://www.scribd.com/doc/22904944/Teori-Pendapatan. Acess
: 24 juni 2010

Anda mungkin juga menyukai