Anda di halaman 1dari 175

Model Pembelajaran EXAMPLE NON EXAMPLE

EXAMPLE NON EXAMPLE

Pengertian
Model Pembelajaran Example Non Example atau juga biasa di sebut example and non-example
merupakan model pembelajaran yang menggunakan gambar sebagai media pembelajaran. Metode
Example non Example adalah metode yang menggunakan media gambar dalam penyampaian
materi pembelajaran yang bertujuan mendorong siswa untuk belajar berfikir kritis dengan jalan
memecahkan permasalahan-permasalahan yang terkandung dalam contoh-contoh gambar yang
disajikan.
Penggunaan media gambar ini disusun dan dirancang agar anak dapat menganalisis gambar tersebut
menjadi sebuah bentuk diskripsi singkat mengenai apa yang ada didalam gambar. Penggunaan
Model Pembelajaran Example Non Example ini lebih menekankan pada konteks analisis siswa.
Biasa yang lebih dominan digunakan di kelas tinggi, namun dapat juga digunakan di kelas rendah
dengan menenkankan aspek psikoligis dan tingkat perkembangan siswa kelas rendah seperti :

a. kemampuan berbahasa tulis dan lisan,


b. kemampuan analisis ringan, dan
c. kemampuan berinteraksi dengan siswa lainnya
Model Pembelajaran Example Non Example menggunakan gambar dapat melalui OHP, Proyektor,
ataupun yang paling sederhana adalah poster. Gambar yang kita gunakan haruslah jelas dan
kelihatan dari jarak jauh, sehingga anak yang berada di belakang dapat juga melihat dengan jelas.
B. Ciri-ciri
Metode Example non Example juga merupakan metode yang mengajarkan pada siswa untuk belajar
mengerti dan menganalisis sebuah konsep. Konsep pada umumnya dipelajari melalui dua cara.
Paling banyak konsep yang kita pelajari di luar sekolah melalui pengamatan dan juga dipelajari
melalui definisi konsep itu sendiri. Example and Nonexample adalah taktik yang dapat digunakan
untuk mengajarkan definisi konsep.
Strategi yang diterapkan dari metode ini bertujuan untuk mempersiapkan siswa secara cepat dengan
menggunakan 2 hal yang terdiri dari example dan non-example dari suatu definisi konsep yang ada,
dan meminta siswa untuk mengklasifikasikan keduanya sesuai dengan konsep yang ada.
– Example memberikan gambaran akan sesuatu yang menjadi contoh akan suatu materi yang
sedang dibahas, sedangkan

Metode Pembelajaran SMPIT DAARUL HIKMAH Page 1


– non-example memberikan gambaran akan sesuatu yang bukanlah contoh dari suatu materi yang
sedang dibahas.
Metode Example non Example penting dilakukan karena suatu definisi konsep adalah suatu konsep
yang diketahui secara primer hanya dari segi definisinya daripada dari sifat fisiknya. Dengan
memusatkan perhatian siswa terhadap example dan non-example diharapkan akan dapat mendorong
siswa untuk menuju pemahaman yang lebih dalam mengenai materi yang ada.
C Kelebihan dan Kekurangan.
Menurut Buehl (1996) keuntungan dari metode Example non Example antara lain:
1. Siswa berangkat dari satu definisi yang selanjutnya digunakan untuk memperluas pemahaman
konsepnya dengan lebih mendalam dan lebih komplek.
2. Siswa terlibat dalam satu proses discovery (penemuan), yang mendorong mereka untuk
membangun konsep secara progresif melalui pengalaman dari Example non Example
3. Siswa diberi sesuatu yang berlawanan untuk mengeksplorasi karakteristik dari suatu konsep
dengan mempertimbangkan bagian non example yang dimungkinkan masih terdapat beberapa
bagian yang merupakan suatu karakter dari konsep yang telah dipaparkan pada bagian example.
Kebaikan:
1. Siswa lebih kritis dalam menganalisa gambar.
2. Siswa mengetahui aplikasi dari materi berupa contoh gambar.
3. Siswa diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya.
Kekurangan:
1. Tidak semua materi dapat disajikan dalam bentuk gambar.
2. Memakan waktu yang lama.
Langkah-langkah :
Guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran
Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan melalui OHP
Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada siswa untuk
memperhatikan/menganalisa gambar
Melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari analisa gambar tersebut dicatat pada
kertas
Tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya
Mulai dari komentar/hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan yang ingin
dicapai
Kesimpulan

Metode Pembelajaran SMPIT DAARUL HIKMAH Page 2


MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE

MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE

Salah satu model yang saat ini populer dalam pembelajaran adalah Model Pembelajaran Picture and
Picture ini merupakan salah satu bentuk model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran
kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang mengutamakan adanya kelompok-kelompok.
Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan sistematis mengembangkan
interaksi yang saling asah, silih asih, dan silih asuh. Model pembelajaran Picture and Picture adalah
suatu metode belajar yang menggunakan gambar dan dipasangkan / diurutkan menjadi urutan logis.
Pembelajaran ini memiliki ciri Aktif, Inovatif, Kreatif, dan Menyenangkan. Model apapun yang
digunakan selalu menekankan aktifnya peserta didik dalam setiap proses pembelajaran. Inovatif
setiap pembelajaran harus memberikan sesuatu yang baru, berbeda dan selalu menarik minat peserta
didik. Dan Kreatif, setiap pembelajarnya harus menimbulkan minat kepada peserta didik untuk
menghasilkan sesuatu atau dapat menyelesaikan suatu masalah dengan menggunakan metoda,
teknik atau cara yang dikuasai oleh siswa itu sendiri yang diperoleh dari proses pembelajaran.
Model Pembelajaran ini mengandalkan gambar sebagai media dalam proses pembelajaran. Gambar-
gambar ini menjadi factor utama dalam proses pembelajaran. Sehingga sebelum proses
pembelajaran guru sudah menyiapkan gambar yang akan ditampilkan baik dalam bentuk kartu atau
dalam bentuk carta dalam ukuran besar. Atau jika di sekolah sudah menggunakan ICT dalam
menggunakan Power Point atau software yang lain.
Menurut Johnson & Johnson , prinsip dasar dalam model pembelajaran kooperatif picture and
picture adalah sebagai berikut:
1. Setiap anggota kelompok (siswa) bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dikerjakan dalam
kelompoknya.
2. Setiap anggota kelompok (siswa) harus mengetahui bahwa semua anggota kelompok mempunyai
tujuan yang sama.
3. Setiap anggota kelompok (siswa) harus membagi tugas dan tanggung jawab yang sama di antara
anggota kelompoknya.
4. Setiap anggota kelompok (siswa) akan dikenai evaluasi.
5. Setiap anggota kelompok (siswa) berbagi kepemimpinan dan membutuhkan keterampilan untuk
belajar bersama selama proses belajarnya.
6. Setiap anggota kelompok (siswa) akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual
materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.

Metode Pembelajaran SMPIT DAARUL HIKMAH Page 3


Sesuai dengan namanya, tipe ini menggunakan media gambar dalam proses pembelajaran yaitu
dengan cara memasang/mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis. Melalui cara
seperti ini diharapkan siswa mampu berpikir dengan logis sehingga pembelajaran menjadi
bermakna.
Langkah-langkah dalam Model Pembelajaran Picture and Picture adalah sebagai berikut:
1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
Di langkah ini guru diharapkan untuk menyampaikan apakah yang menjadi Kompetensi Dasar mata
pelajaran yang bersangkutan. Dengan demikian maka siswa dapat mengukur sampai sejauh mana
yang harus dikuasainya. Disamping itu guru juga harus menyampaikan indicator-indikator
ketercapaian KD, sehingga sampai dimana KKM yang telah ditetapkan dapat dicapai oleh peserta
didik.
2. Menyajikan materi sebagai pengantar.
Penyajian materi sebagai pengantar sesuatu yang sangat penting, dari sini guru memberikan
momentum permulaan pembelajaran. Kesuksesan dalam proses pembelajaran dapat dimulai dari
sini. Karena guru dapat memberikan motivasi yang menarik perhatian siswa yang selama ini belum
siap. Dengan motivasi dan teknik yang baik dalam pemberian materi akan menarik minat siswa
untuk belajar lebih jauh tentang materi yang dipelajari.
3. Guru menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambar kegiatan berkaitan dengan materi.
Dalam proses penyajian materi, guru mengajar siswa ikut terlibat aktif dalam proses pembelajaran
dengan mengamati setiap gambar yang ditunjukan oleh guru atau oleh temannya. Dengan Picture
atau gambar kita akan menghemat energy kita dan siswa akan lebih mudah memahami materi yang
diajarkan. Dalam perkembangakan selanjutnya sebagai guru dapat memodifikasikan gambar atau
mengganti gambar dengan video atau demontrasi yang kegiatan tertentu.
4. Guru menunjuk/memanggil siswa secara bergantian memasang/mengurutkan gambar-gambar
menjadi urutan yang logis.
Di langkah ini guru harus dapat melakukan inovasi, karena penunjukan secara langsung kadang
kurang efektif dan siswa merasa terhukum. Salah satu cara adalah dengan undian, sehingga siswa
merasa memang harus menjalankan tugas yang harus diberikan.
Gambar-gambar yang sudah ada diminta oleh siswa untuk diurutan, dibuat, atau dimodifikasi.
5. Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan gambar tersebut.
Setelah itu ajaklah siswa menemukan rumus, tinggi, jalan cerita, atau tuntutan KD dengan indicator
yang akan dicapai. Ajaklah sebanyak-banyaknya peran siswa dan teman yang lain untuk membantu
sehingga proses diskusi dalam PBM semakin menarik.

Metode Pembelajaran SMPIT DAARUL HIKMAH Page 4


6. Dari alasan/urutan gambar tersebut guru memulai menanamkan konsep/materi sesuai dengan
kompetensi yang ingin dicapai.
Dalam proses diskusi dan pembacaan gambar ini guru harus memberikan penekanan-penekanan
pada hal ini dicapai dengan meminta siswa lain untuk mengulangi, menuliskan atau bentuk lain
dengan tujuan siswa mengetahui bahwa hal tersebut penting dalam pencapaian KD dan indicator
yang telah ditetapkan. Pastikan bahwa siswa telah menguasai indicator yang telah ditetapkan.
7. Kesimpulan/rangkuman
Di akhir pembelajaran, guru bersama siswa mengambil kesimpulan sebagai penguatan materi
pelajaran
Kelebihan dan kekurangan model pembelajaran Picture and Picture:
Kelebihan:
1. Guru lebih mengetahui kemampuan masing-masing siswa.
2. Melatih berpikir logis dan sistematis.
3. Membantu siswa belajar berpikir berdasarkan sudut pandang suatu subjek bahasan dengan
memberikan kebebasan siswa dalam praktik berpikir,
4. Mengembangkan motivasi untuk belajar yang lebih baik.
5. Siswa dilibatkan daiam perencanaan dan pengelolaan kelas
Kekurangan:
1. Memakan banyak waktu
2. Banyak siswa yang pasif.
3. Guru khawatir bahwa akan terjadi kekacauan dikelas.
4. Banyak siswa tidak senang apabila disuruh bekerja sama dengan yang lain
5. Dibutuhkan dukungan fasilitas, alat dan biaya yang cukup memadai

KESIMPULAN
Model pembelajaran Picture and Picture adalah suatu metode belajar yang menggunakan gambar
dan dipasangkan / diurutkan menjadi urutan logis. Pembelajaran ini memiliki ciri Aktif, Inovatif,
Kreatif, dan Menyenangkan. Model Pembelajaran ini mengandalkan gambar sebagai media dalam
proses pembelajaran. Gambar-gambar ini menjadi factor utama dalam proses pembelajaran.
Menurut Johnson & Johnson , prinsip dasar dalam model pembelajaran kooperatif picture and
picture adalah sebagai berikut:
1. Setiap anggota kelompok (siswa) bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dikerjakan dalam
kelompoknya.

Metode Pembelajaran SMPIT DAARUL HIKMAH Page 5


2. Setiap anggota kelompok (siswa) harus mengetahui bahwa semua anggota kelompok mempunyai
tujuan yang sama.
3. Setiap anggota kelompok (siswa) harus membagi tugas dan tanggung jawab yang sama di antara
anggota kelompoknya.
4. Setiap anggota kelompok (siswa) akan dikenai evaluasi.
5. Setiap anggota kelompok (siswa) berbagi kepemimpinan dan membutuhkan keterampilan untuk
belajar bersama selama proses belajarnya.
6. Setiap anggota kelompok (siswa) akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual
materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif.
Langkah-langkah dalam Model Pembelajaran Picture and Picture adalah sebagai berikut:
1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
2. Menyajikan materi sebagai pengantar.
3. Guru menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambar kegiatan berkaitan dengan materi.
4. Guru menunjuk siswa secara bergantian untuk mengurutkan gambar-gambar secara logis
5. Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan gambar tersebut.
6. Dari alasan/urutan gambar tersebut guru memulai menanamkan konsep/materi sesuai dengan
kompetensi yang ingin dicapai.
7. Kesimpulan/rangkuman

Metode Pembelajaran SMPIT DAARUL HIKMAH Page 6


Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT)
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT, Pembelajaran kooperatif merupakan strategi
pembelajaran yang mengutamakan adanya kerjasama antar siswa dalam kelompok untuk mencapai
tujuan pembelajaran. Para siswa dibagi ke dalam kelompok-kelompok kecil dan diarahkan untuk
mempelajari materi pelajaran yang telah ditentukan. Tujuan dibentuknya kelompok kooperatif
adalah untuk memberikan kesempatan kepada siswa agar dapat terlibat secara aktif dalam proses
berpikir dan dalam kegiatan-kegiatan belajar. Dalam hal ini sebagian besar aktifitas pembelajaran
berpusat pada siswa, yakni mempelajari materi pelajaran serta berdiskusi untuk memecahkan
masalah

Pembelajaran kooperatif tipe NHT merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang
menekankan pada struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan
memiliki tujuan untuk meningkatkan penguasaan akademik. Tipe ini dikembangkan oleh Kagen
dalam Ibrahim (2000: 28) dengan melibatkan para siswa dalam menelaah bahan yang tercakup
dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut.
Ibrahim mengemukakan tiga tujuan yang hendak dicapai dalam pembelajaran kooperatif dengan
tipe NHT yaitu :

Hasil belajar akademik stuktural


Bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik.
2. Pengakuan adanya keragaman
Bertujuan agar siswa dapat menerima teman-temannya yang mempunyai berbagai latar belakang.
3. Pengembangan keterampilan social
Bertujuan untuk mengembangkan keterampilan sosial siswa.
Keterampilan yang dimaksud antara lain berbagi tugas, aktif bertanya, menghargai pendapat orang
lain, mau menjelaskan ide atau pendapat, bekerja dalam kelompok dan sebagainya.
Kelebihan dan kekurangan model pembelajaran Numbered Heads Together adalah sebagai berikut :
Kelebihan:
– Setiap siswa menjadi siap semua
– Dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh.
– Siswa yang pandai dapat mengajari siswa yang kurang pandai.
Kelemahan:
– Tidak terlalu cocok untuk jumlah siswa yang banyak karena membutuhkan waktu yang lama..
– Tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru

Metode Pembelajaran SMPIT DAARUL HIKMAH Page 7


Penerapan pembelajaran kooperatif tipe NHT merujuk pada konsep Kagen dalam Ibrahim (2000:
29), dengan tiga langkah yaitu :
a) Pembentukan kelompok;
b) Diskusi masalah;
c) Tukar jawaban antar kelompok
Langkah-langkah tersebut kemudian dikembangkan oleh Ibrahim (2000: 29) menjadi enam langkah
sebagai berikut :
Langkah 1. Persiapan
Dalam tahap ini guru mempersiapkan rancangan pelajaran dengan membuat Skenario Pembelajaran
(SP), Lembar Kerja Siswa (LKS) yang sesuai dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT.
Langkah 2. Pembentukan kelompok
Dalam pembentukan kelompok disesuaikan dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Guru
membagi para siswa menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 3-5 orang siswa. Guru
memberi nomor kepada setiap siswa dalam kelompok dan nama kelompok yang berbeda.
Kelompok yang dibentuk merupakan percampuran yang ditinjau dari latar belakang sosial, ras,
suku, jenis kelamin dan kemampuan belajar. Selain itu, dalam pembentukan kelompok digunakan
nilai tes awal (pre-test) sebagai dasar dalam menentukan masing-masing kelompok.
Langkah 3. Tiap kelompok harus memiliki buku paket atau buku panduan
Dalam pembentukan kelompok, tiap kelompok harus memiliki buku paket atau buku panduan agar
memudahkan siswa dalam menyelesaikan LKS atau masalah yang diberikan oleh guru.
Langkah 4. Diskusi masalah
Dalam kerja kelompok, guru membagikan LKS kepada setiap siswa sebagai bahan yang akan
dipelajari. Dalam kerja kelompok setiap siswa berpikir bersama untuk menggambarkan dan
meyakinkan bahwa tiap orang mengetahui jawaban dari pertanyaan yang telah ada dalam LKS atau
pertanyaan yang telah diberikan oleh guru. Pertanyaan dapat bervariasi, dari yang bersifat spesifik
sampai yang bersifat umum.
Langkah 5. Memanggil nomor anggota atau pemberian jawaban
Dalam tahap ini, guru menyebut satu nomor dan para siswa dari tiap kelompok dengan nomor yang
sama mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban kepada siswa di kelas.

Langkah 6. Memberi kesimpulan


Guru bersama siswa menyimpulkan jawaban akhir dari semua pertanyaan yang berhubungan
dengan materi yang disajikan.

Metode Pembelajaran SMPIT DAARUL HIKMAH Page 8


Ada beberapa manfaat pada model pembelajaran kooperatif tipe NHT terhadap siswa yang hasil
belajar rendah yang dikemukakan oleh Lundgren dalam Ibrahim (2000: 18), antara lain adalah :
Rasa harga diri menjadi lebih tinggi
1. Memperbaiki kehadiran
2. Penerimaan terhadap individu menjadi lebih besar
3. Perilaku mengganggu menjadi lebih kecil
4. Konflik antara pribadi berkurang
5. Pemahaman yang lebih mendalam
6. Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi
7. Hasil belajar lebih tinggi
KESIMPULAN
Model pembelajaran ini baik digunakan karena model ini mengajarkan kepada siswa untuk lebih
siap dalam menguasai materi serta belajar menerima keanekaragaman dengan kelompok lain, karna
dalam model ini siswa dituntut untuk berdiskusi untuk memecahkan suatu masalah.
Pada dasarnya tidak ada model pembelajaran yang cocok untuk setiap pokok bahasan, karena setia
model atau metode mengajar masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan oleh karenanya
guru dituntut untuk pandai memilih model pembelajaran yang sesuai.

Metode Pembelajaran SMPIT DAARUL HIKMAH Page 9


Metode Belajar Cooperative script
Skrip kooperatif adalah metode belajar dimana siswa bekerja berpasangan dan secara lisan
mengikhtisarkan bagian-bagian dari materi yang dipelajari.
Langkah-langkah:
Guru membagi siswa untuk berpasangan.
Guru membagikan wacana / materi tiap siswa untuk dibaca dan membuat ringkasan.
Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertama berperan sebagai pembicara dan siapa yang
berperan sebagai pendengar.
Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan memasukkan ide-ide pokok
dalam ringkasannya. Sementara pendengar menyimak / mengoreksi / menunjukkan ide-ide pokok
yang kurang lengkap dan membantu mengingat / menghapal ide-ide pokok dengan menghubungkan
materi sebelumnya atau dengan materi lainnya.
Bertukar peran, semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan sebaliknya, serta lakukan
seperti di atas.
Kesimpulan guru.
Kelebihan:
Melatih pendengaran, ketelitian / kecermatan.
Setiap siswa mendapat peran.
Melatih mengungkapkan kesalahan orang lain dengan lisan.
Kekurangan:
Hanya digunakan untuk mata pelajaran tertentu
Hanya dilakukan dua orang (tidak melibatkan seluruh kelas sehingga koreksi hanya sebatas pada
dua orang tersebut).

model pembelajaran Kepala bernomor struktur


Model pembelajaran Kepala bernomor struktur
Pengertian
Untuk mengembangkan potensi to live together salah satunya melalui model pembelajaran
kooperatif. Aktivitas pembelajaran kooperatif menekankan pada kesadaran siswa perlu belajar
untuk mengaplikasikan pengetahuan, konsep, keterampilan kepada siswa yang membutuhkan atau
anggota lain dalam kelompoknya, sehingga belajar kooperatif dapat saling menguntungkan antara
siswa yang berprestasi rendah dan siswa yang berprestasi tinggi.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Slavin (Ibrahim, 2000:16) tentang pengaruh pembelajaran
kooperatif terhadap hasil belajar pada semua tingkat kelas dan semua bidang studi menunjukkan

Metode Pembelajaran SMPIT DAARUL HIKMAH Page 10


bahwa kelas kooperatif menunjukkan hasil belajar akademik yang signifikan lebih tinggi
dibandingkan kelompok kontrol.
Salah satu model pembelajaran kooperatif yaitu tipe NHT (Numbered Heads Together). Model ini
dapat dijadikan alternatif variasi model pembelajaran sebelumnya. Dibentuk kelompok heterogen,
setiap kelompok beranggotakan 3-5 siswa, setiap anggota memiliki satu nomor, guru mengajukan
pertanyaan untuk didiskusikan bersama dalam kelompok. Guru menunjuk salah satu nomor untuk
mewakili kelompoknya. Menurut Muhammad Nur (2005) model pembelajaran kooperatif tipe NHT
pada dasarnya merupakan sebuah variasi diskusi kelompok dengan ciri khasnya adalah guru hanya
menunjuk seorang siswa yang mewakili kelompoknya tanpa memberitahu terlebih dahulu siapa
yang akan mewakili kelompoknya tersebut. Sehingga cara ini menjamin keterlibatan total semua
siswa. Cara ini upaya yang sangat baik untuk meningkatkan tanggung jawab individual dalam
dalam diskusi kelompok.

Number Head Together adalah suatu Model pembelajaran yang lebih mengedepankan kepada
aktivitas siswa dalam mencari, mengolah, dan melaporkan informasi dari berbagai sumber yang
akhirnya dipresentasikan di depan kelas (Rahayu, 2006). NHT pertama kali dikenalkan oleh
Spencer Kagan dkk (1993). Model NHT adalah bagian dari model pembelajaran kooperatif
struktural, yang menekankan pada struktur-struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi
pola interaksi siswa. Struktur Kagan menghendaki agar para siswa bekerja saling bergantung pada
kelompok-kelompok kecil secara kooperatif. Struktur tersebut dikembangkan sebagai bahan
alternatif dari sruktur kelas tradisional seperti mangacungkan tangan terlebih dahulu untuk
kemudian ditunjuk oleh guru untuk menjawab pertanyaan yang telah dilontarkan. Suasana seperti
ini menimbulkan kegaduhan dalam kelas, karena para siswa saling berebut dalam mendapatkan
kesempatan untuk menjawab pertanyaan peneliti (Tryana, 2008). Menurut Kagan (2007) model
pembelajaran NHT ini secara tidak langsung melatih siswa untuk saling berbagi informasi,
mendengarkan dengan cermat serta berbicara dengan penuh perhitungan, sehingga siswa lebih
produktif dalam pembelajaran.

2. Ciri-ciri Pembelajaran Kooperatif (Dalam model Pembelajaran Kepala bernomor struktur)


Sebagai seorang guru dalam memberikan pelajaran kepada siswa tentu ia akan memilih manakah
model pembelajaran yang tepat diberikan untuk materi pelajaran tertentu.
Ciri-ciri pembelajaran kepala bernomer struktur sebagai berikut:

Metode Pembelajaran SMPIT DAARUL HIKMAH Page 11


1) Penomoran
Penomoran adalah hal yang utama di dalam NHT, dalam tahap ini guru membagi siswa menjadi
beberapa kelompok atau tim yang beranggotakan tiga sampai lima orang dan memberi siswa nomor
sehingga setiap siswa dalam tim mempunyai nomor berbeda-beda, sesuai dengan jumlah siswa di
dalam kelompok.
2) Pengajuan Pertanyaan
Langkah berikutnya adalah pengajuan pertanyaan, guru mengajukan pertanyaan kepada siswa.
Pertanyaan yang diberikan dapat diambil dari materi pelajaran tertentu yang memang sedang di
pelajari, dalam membuat pertanyaan usahakan dapat bervariasi dari yang spesifik hingga bersifat
umum dan dengan tingkat kesulitan yang bervariasi pula.
3) Berpikir Bersama
Setelah mendapatkan pertanyaan-pertanyaan dari guru, siswa berpikir bersama untuk menemukan
jawaban dan menjelaskan jawaban kepada anggota dalam timnya sehingga semua anggota
mengetahui jawaban dari masing-masing pertanyaan.
4) Pemberian Jawaban
Langkah terakhir yaitu guru menyebut salah satu nomor dan setiap siswa dari tiap kelompok yang
bernomor sama mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban untuk seluruh kelas, kemudian guru
secara random memilih kelompok yang harus menjawab pertanyan tersebut, selanjutnya siswa yang
nomornya disebut guru dari kelompok tersebut mengangkat tangan dan berdiri untuk menjawab
pertanyaan. Kelompok lain yang bernomor sama menanggapi jawaban tersebut.
3. Langkah – langkah Kepala bernomor struktur
1. Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat nomor
2. Penugasan diberikan kepada setiap siswa berdasarkan nomorkan terhadap tugas yang berangkai
Misalnya : siswa nomor satu bertugas mencatat soal. Siswa nomor dua mengerjakan soal dan siswa
nomor tiga melaporkan hasil pekerjaan dan seterusnya
3. Jika perlu, guru bisa menyuruh kerja sama antar kelompok. Siswa disuruh keluar dari
kelompoknya dan bergabung bersama beberapa siswa bernomor sama dari kelompok lain. Dalam
kesempatan ini siswa dengan tugas yang sama bisa saling membantu atau mencocokkan hasil kerja
sama mereka
4. Laporkan hasil dan tanggapan dari kelompok yang lain
5. Kesimpulan
4. Kelebihan dan kelemahan model pembelajaran kepala bernomor struktur
5. Kelebihan dan kekurangan

Metode Pembelajaran SMPIT DAARUL HIKMAH Page 12


1) Kelebihan
a. Dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
b. Mampu memperdalam pamahaman siswa.
c. Melatih tanggung jawab siswa.
d. Menyenangkan siswa dalam belajar.
e. Mengembangkan rasa ingin tahu siswa.
f. Meningkatkan rasa percaya diri siwa.
g. Mengembangkan rasa saling memiliki dan kerjasama.
h. Setiap siswa termotivasi untuk menguasai materi.
i. Menghilangkan kesenjangan antara yang pintar dengan tidak pintar.
j. Tercipta suasana gembira dalam belajar. Dengan demikian meskipun saat pelajaran menempati
jam terakhir pun,siswa tetap antusias belajar.
2) Kelemahan
a. Ada siswa yang takut diintimidasi bila Memberi nilai jelek kepada anggotanya (bila
kenyataannya siswa lain kurang mampu menguasai materi)
b. Ada siswa yang mengambil jalan pintas dengan meminta tolong pada temannya untuk
mencarikan jawabnya.Solusinya mengurangi poin pada siswa yang membantu dan dibantu .
c. Apabila pada satu nomer kurang maximal mengerjakan tugasnya, tentu saja mempengaruhi
pekerjaan pemilik tugas lain pada nomer selanjutnya.

Metode Pembelajaran SMPIT DAARUL HIKMAH Page 13


Model Pembelajaran STUDENT TEAMS- ACHIEVEMENT DIVISIONS (STAD)
Model pembelajaran STAD termasuk model pembelajaran kooperatif. Semua model
pembelajaran kooperatif ditandai dengan adanya struktur tugas, struktur tujuan dan struktur
penghargaan. Dalam proses pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatifsiswa didorong
untuk bekerjasama pada suatu tugas bersama dan mereka harus mengkoordinasikan usahanya untuk
menyelesaikan tugas yang diberikan guru. Tujuan model pembelajaran kooperaif adalah prestasi
belajar akademik siswa meningkat dan siswa dapat menerima berbagai keragaman dari temannya,
serta pengembangan keterampilan sosial.

PENGERTIAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE STAD


1. Menurut wina (2008:242) menjelaskan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan model
pembelajaran menggunakan sistem pengelompokkan atau tim kecil,yaitu antara 4-5 orang yang
mempunyai latar belakang kemampuan akademik,jenis kelamin,ras atau suku yang berbeda
(heterogen)
2. Johnson (dalam Etin Solihatin,2005 :4 ) menyatakan bahwa :pembelajaran kooperatif adalah
pemanfaatan kelompok kecil dalam pembelajaran yang memungkinkan siswa bekerja sama.
3. Slavin ( dalam Wina,2008:242) mengemukakan dua alasan bahwa : pembelajaran kooperatif
merupakan bentuk pembelajaran yang dapat memperbaiki pembelajaran selama ini.
Pertama,beberapa penelitian membuktikan bahwa penggunaan pembelajaran kooperatif dapat
meningkatkan prestasi belajar siswa sekaligus dapat menngkatkan kemampuan hubungan
sosial,menumbuhkan sikap menerima kekurangan diri dan orang lain,serta dapat meningkatkan
harga diri.kedua,pembelajaran kooperatif dapat merealisasikan kebutuhan siswa dalam
belajar,berfikir,memecahkan masalah dan mengintegrasikan pengetahuan dengan keterampilan.

Prinsip Pembelajaran Kooperatif sebagai berikut.


Setiap anggota kelompok (siswa) bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dikerjakan
dalam kelompoknya.
Setiap anggota kelompok (siswa) harus mengetahui bahwa semua anggota kelompok mempunyai
tujuan yang sama.
Setiap anggota kelompok (siswa) harus membagi tugas dan tanggung jawab yang sama diantara
anggota kelompoknya.
Setiap anggota kelompok (siswa) akan dikenai evaluasi.
Setiap anggota kelompok (siswa) berbagi kepemimpinan dan membutuhkan keterampilan untuk
belajar bersama selama proses belajarnya.

Metode Pembelajaran SMPIT DAARUL HIKMAH Page 14


Setiap anggota kelompok (siswa) akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi
yang ditangani dalam kelompok kooperatif.

Metode Pembelajaran SMPIT DAARUL HIKMAH Page 15


Model Pembelajaran Jigsaw
Pengertian
Jigsaw adalah tipe pembelajaran kooperatif yang dikembangkan oleh Elliot Aronson’s. Model
pembelajaran ini didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab siswa terhadap
pembelajarannya sendiri dan juga pembelajaran orang lain. Siswa tidak hanya mempelajari materi
yang diberikan, tetapi mereka juga harus siap memberikan dan mengajarkan materi tersebut kepada
kelompoknya.Pada model pembelajaran jigsaw ini keaktifan siswa (student centered) sangan
dibutuhkan, dengan dibentuknya kelompok-kelompok kecil yang beranggotakan 3-5 orang yang
terdiri dari kelompok asal dan kelompok ahli.
Dalam Pembelajaran Kooperatif Model Jigsaw, siswa dibagi dalam beberapa kelompok belajar
yang heterogen yang beranggotakan 3-5 orang dengan menggunakan pola kelompok asal dan
kelompok ahli. Kelompok asal adalah kelompok awal siswa terdiri dari berapa anggota kelompok
ahli yang dibentuk dengan memperhatikan keragaman dan latar belakang. Guru harus trampil dan
mengetahui latar belakang siswa agar terciptanya suasana yang baik bagi setiap angota kelompok.
Sedangkan kelompok ahli, yaitu kelompok siswa yang terdiri dari anggota kelompok lain
(kelompok asal) yang ditugaskan untuk mendalami topik tertentu untuk kemudian dijelaskan
kepada anggota kelompok asal.
Para anggota dari kelompok asal yang berbeda, bertemu dengan topik yang sama dalam kelompok
ahli untuk berdiskusi dan membahas materi yang ditugaskan pada masing-masing anggota
kelompok serta membantu satu sama lain untuk mempelajari topik mereka tersebut. Disini, peran
guru adalah mefasilitasi dan memotivasi para anggota kelompok ahli agar mudah untuk memahami
materi yang diberikan. Setelah pembahasan selesai, para anggota kelompok kemudian kembali pada
kelompok asal dan mengajarkan pada teman sekelompoknya apa yang telah mereka dapatkan pada
saat pertemuan di kelompok ahli.Para kelompok ahli harus mampu untuk membagi pengetahuan
yang di dapatkan saat melakuakn diskusi di kelompok ahli, sehingga pengetahuan tersebut diterima
oleh setiap anggota pada kelompok asal. Kunci tipe Jigsaw ini adalah interdependence setiap siswa
terhadap anggota tim yang memberikan informasi yang diperlukan. Artinya para siswa harus
memiliki tanggunga jawab dan kerja sama yang positif dan saling ketergantungan untuk
mendapatkan informasi dan memecahkan masalah yang biberikan.
Langkah- Langkah dalam metode jigsaw
Sesuai dengan namanya, teknis penerapan tipe pembelajaran ini maju mundur seperti gergaji.
Menurut Arends (1997), langkah-langkah penerapan model pembelajaran Jigsaw, yaitu:
Awal kegiatan pembelajaran
a. Persiapan

Metode Pembelajaran SMPIT DAARUL HIKMAH Page 16


1. Melakukan Pembelajaran Pendahuluan
Guru dapat menjabarkan isi topik secara umum, memotivasi siswa dan menjelaskan tujuan
dipelajarinya topik tersebut.
2. Materi
Materi pembelajaran kooperatif model jigsaw dibagi menjadi beberapa bagian pembelajaran
tergantung pada banyak anggota dalam setiap kelompok serta banyaknya konsep materi
pembelajaran yang ingin dicapai dan yang akan dipelajari oleh siswa.
3. Membagi Siswa Ke Dalam Kelompok Asal Dan Ahli
Kelompok dalam pembelajarn kooperatif model jigsaw beranggotakan 3-5 orang yang heterogen
baik dari kemampuan akademis, jenis kelamin, maupun latar belakang sosialnya
4. Menentukan Skor Awal
Skor awal merupakan skor rata-rata siswa secara individu pada kuis sebelumnya atau nilai akhir
siswa secara individual pada semester sebelumnya.
Rencana Kegiatan
1. Setiap kelompok membaca dan mendiskusikan sub topik masing-masing dan menetapkan
anggota ahli yang akan bergabung dalam kelompok ahli.
2. Anggota ahli dari masing-masing kelompok berkumpul dan mengintegrasikan semua sub topik
yang telah dibagikan sesuai dengan banyaknya kelompok.
3. Siswa ahli kembali ke kelompok masing-masing untuk menjelaskan topik yang didiskusikannya.
4. Siswa mengerjakan tes individual atau kelompok yang mencakup semua topik.
5. Pemberian penghargaan kelompok berupa skor individu dan skor kelompok atau menghargai
prestasi kelompok.
Sistem Evaluasi
Dalam evaluasi ada tiga cara yang dapat dilakukan:
1. Mengerjakan kuis individual yang mencaukup semua topik.
2. Membuat laporan mandiri atau kelompok.
3. Presentasi
Materi Evaluasi
– Pengetahuan (materi ajar) yang difahami dan dikuasai oleh mahasiswa.
– Proses belajar yang dilakukan oleh mahasiswa.
Kelebihan
Bila dibandingkan dengan metode pembelajaran tradisional, model pembelajaran Jigsaw memiliki
beberapa kelebihan yaitu:

Metode Pembelajaran SMPIT DAARUL HIKMAH Page 17


1. Mempermudah pekerjaan guru dalam mengajar,karena sudah ada kelompok ahli yang bertugas
menjelaskan materi kepada rekan-rekannya
2. Pemerataan penguasaan materi dapat dicapai dalam waktu yang lebih singkat
3. Metode pembelajaran ini dapat melatih siswa untuk lebih aktif dalam berbicara dan berpendapat.
Kelemahan
Dalam penerapannya sering dijumpai beberapa permasalahan yaitu :
1. Siswa yang aktif akan lebih mendominasi diskusi, dan cenderung mengontrol jalannya diskusi.
Untuk mengantisipasi masalah ini guru harus benar-benar memperhatikan jalannya diskusi. Guru
harus menekankan agar para anggota kelompok menyimak terlebih dahulu penjelasan dari tenaga
ahli. Kemudian baru mengajukan pertanyaan apabila tidak mengerti.
2. Siswa yang memiliki kemampuan membaca dan berfpikir rendah akan mengalami kesulitan
untuk menjelaskan materi apabila ditunjuk sebagai tenaga ahli. Untuk mengantisipasi hal ini guru
harus memilih tenaga ahli secara tepat, kemudian memonitor kinerja mereka dalam menjelaskan
materi, agar materi dapat tersampaikan secara akurat.
3. Siswa yang cerdas cenderung merasa bosan.
Untuk mengantisipasi hal ini guru harus pandai menciptakan suasana kelas yang menggairahkan
agar siswa yang cerdas tertantang untuk mengikuti jalannya diskusi.
4. Siswa yang tidak terbiasa berkompetisi akan kesulitan untuk mengikuti proses pembelajaran.

Metode Pembelajaran SMPIT DAARUL HIKMAH Page 18


MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED
INTRODUCTION)
PROBLEM BASED INTRODUCTION (PBI)

MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH

Sejarah Metode Pembelajaran Berbasis Masalah


Pembelajaran Berbasis Masalah dirintis dalam ilmu kesehatan di McMaster University di Kanada
pada tahun 1960-an yang diresmikan pada tahun 1968. (Neufeld & Barrows, 1974), karena siswa
tidak mampu menerapkan sejumlah besar mereka pengetahuan ilmiah dasar untuk situasi klinis. Tak
lama kemudian, tiga sekolah medis lain – University of Limburg di Maastricht (Belanda),
University of Newcastle (Australia), dan University of New Mexico (Amerika) mengambil
McMaster model pembelajaran berbasis masalah. (diadopsi oleh lain program-program sekolah
kedokteran (Barrows, 1996) dan juga telah diadaptasi untuk instruksi sarjana (Boud dan Feletti,
1997; Duch et al, 2001. ; Amador et al, 2006))
Landasan Teoretik Model Pembelajaran Berbasis Masalah
Temuan-temuan dari psikologi kognitif menyediakan landasan teoretis untuk meningkatkan
pengajaran secara umum dan khsususnya problem based learning (PBL). Premis dasar dalam
psikologi kognitif adalah belajar merupakan proses konstruksi pengetahuan baru yang berdasarkan
pada pengetahuan terkini. Mengikuti Glaser (1991) secara umum diasumsikan bahwa belajar adalah
proses yang konstruktif dan bukan penerimaan. Proses-proses kognitif yang disebut metakognisi
mempengaruhi penggunaan pengetahuan, dan faktor-faktor sosial dan kontektual mempengaruhi
pembelajaran.
A. Pengertian Metode Pembelajaran Berbasis Masalah
Menurut Suherman (2003: 7)
Model pembelajaran dimaksudkan sebagai pola interaksi siswa dengan guru di dalam kelas yang
menyangkut strategi, pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran yang diterapkan dalam
pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di kelas.
Konsep yang dikemukakan Suherman menjelaskan bahwa model pembelajaran adalah suatu bentuk
bagaimana interaksi yang tercipta antara guru dan siswa berhubungan dengan strategi, pendekatan,
metode, dan teknik pembelajaran yang digunkan dalam proses pembelajaran.
Gijselaers ( 1996)
Pembelajaran berbasis masalah diturunkan dari teori bahwa belajar adalah proses dimana
pembelajar secara aktif mengkontruksi pengetahuan.

Metode Pembelajaran SMPIT DAARUL HIKMAH Page 19


Konsep ini menjelaskan bahwa belajar terjadi dari aksi siswa, dan pendidik hanya berperan dalam
memfasilitasi terjadinya aktivitas kontruksi pengetahuan oleh pembelajar. Pendidik harus
memusatkan perhatiannya untuk membantu siswa dalam mencapai keterampilan self directed
learning.
Tujuan Metode Pembelajaran Berbasis Masalah
Departemen Pendidikan Nasional (2003)
Pembelajaran berbasis masalah membuat siswa menjadi pembelajar yang mandiri, artinya ketika
siswa belajar, maka siswa dapat memilih strategi belajar yang sesuai, terampil menggunakan
strategi tersebut untuk belajar dan mampu mengontrol proses belajarnya, serta termotivasi untuk
menyelesaikan belajarnya itu.
Dari pengertian ini, dikatakan bahwa tujuan utama pembelajaran berbasis masalah adalah untuk
menggali daya kreativitas siswa dalam berpikir dan memotivasi siswa untuk terus belajar.
Muslimin Ibrahim (2000:7)
Pembelajaran berdasarkan masalah tidak dirancang untuk membantu guru memberikan informasi
sebanyak-banyaknya kepada siswa, akan tetapi pembelajaran berbasis masalah dikembangkan untuk
membantu siswa mengembangkan kemampuan berfikir, pemecahan masalah, dan ketrampilan
intelektual, belajar berbagai peran orang dewasa melalui pelibatan mereka dalam pengalaman nyata
atau simulasi dan menjadi pembelajar yang mandiri.
Dari pengertian ini kita dapat mngetahui bahwa pembelajaran berbasis masalah ini difokuskan
untuk perkembangan belajar siswa, bukan untuk membantu guru mengumpulkan informasi yang
nantinya akan diberikan kepada siswa saat proses pembelajaran.
Dari beberapa definisi di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa Pembelajaran berbasis masalah
(problem based learning) bertujuan untuk:
1. membantu siswa mengembangkan ketrampilan berfikir dan ketrampilan pemecahan masalah,
2. belajar peranan orang dewasa yang otentik,
3. menjadi siswa yang mandiri,
4. untuk bergerak pada level pemahaman yang lebih umum, membuat kemungkinan transfers
pengetahuan baru,
5. mengembangkan pemikiran kritis dan keterampilan kreatif
6. meningkatkan kemampuan memecahkan masalah
7. meningkatkan motivasi belajar siswa
8. membantu siswa belajar untuk mentransfer pengetahuan dengan situasi baru

Metode Pembelajaran SMPIT DAARUL HIKMAH Page 20


B. Prinsip-Prinsip Metode Pembelajaran Berbasis Masalah
Berdasar pada pandangan psikologi kognitif terdapat tiga prinsip pembelajaran yang berkaitan
dengan PBL
1. Belajar adalah proses konstruktif dan bukan penerimaan. Pembelajaran tradisional didominasi
oleh pandangan bahwa belajar adalah penuangan pengetahuan ke kepala pebelajar. Kepala pebelajar
dipandang sebagai kotak kosong yang siap diisi melalui repetisi dan penerimaan. Pengajaran lebih
diarahkan untuk penyimpanan informasi oleh pebelajar pada memorinya seperti menyimpan buku-
buku di perpustakaan. Pemanggilan kembali informasi bergantung pada kualitas nomer panggil(call
number) yang digunakan dalam mengklasifikasikan informasi. Namun, psikologi kognitif modern
menyatakan bahwa memori merupakan struktur asosiatif. Pengetahuan disusun dalam jaringan antar
konsep, mengacu pada jalinan semantik. Ketika belajar terjadi informasi baru digandengkan pada
jaringan informasi yang telah ada. Jalinan semantik tidak hanya menyangkut bagaimana
menyimpan informasi, tetapi juga bagaimana informasi itu diinterpretasikan dan dipanggil.
2. Knowing About Knowing (metakognisi) Mempengaruhi Pembelajaran.
Prinsip kedua yang sangat penting adalah belajar adalah proses cepat, bila pebelajar mengajukan
keterampilan-keterampilan self monitoring, secara umum mengacu pada metakognisi (Bruer, 1993
dalam Gijselaers, 1996). Metakognisi dipandang sebagai elemen esensial keterampilan belajar
seperti setting tujuan (what am I going to do), strategi seleksi (how am I doing it?), dan evaluasi
tujuan (did it work?). Keberhasilan pemecahan masalah tidak hanya bergantung pada pemilikan
pengetahuan konten (body of knowledge), tetapi juga penggunaan metode pemecahan masalah
untuk mencapai tujuan. Secara khusus keterampilan metokognitif meliputi kemampuan memonitor
prilaku belajar diri sendiri, yakni menyadari bagaimana suatu masalah dianalisis dan apakah hasil
pemecahan masalah masuk akal?
3. Faktor-faktor Kontekstual dan Sosial Mempengaruhi Pembelajaran. Prinsip ketiga ini adalah
tentang penggunaan pengetahuan. Mengarahkan pebelajar untuk memiliki pengetahuan dan untuk
mampu menerapkan proses pemecahan masalah merupakan tujuan yang sangat ambisius.
Pembelajaran biasanya dimulai dengan penyampaian pengetahuan oleh pembelajar kepada
pebelajar, kemudian disertai dengan pemberian tugas-tugas berupa masalah untuk meningkatkan
penggunaan pengetahuan. Namun studi-studi menunjukkan bahwa pebelajar mengalami kesulitan
serius dalam menggunakan pengetahuan ilmiah (Bruning et al, 1995). Studi juga menunjukkan
bahwa pendidikantradisional tidak memfasilitasi peningkatan peman masalah-maslah fisika
walaupun secara formal diajarkan teori fisika ( misalnya, Clement, 1990).

Metode Pembelajaran SMPIT DAARUL HIKMAH Page 21


Bridges (1992) dan Charlin (1998)
Dalam melaksanakan proses pembelajaran PBM ini, Bridges dan Charlin telah menggariskan
beberapa ciri-ciri utama seperti berikut.
1. Pembelajaran berpusat dengan masalah.
2. Masalah yang digunakan merupakan masalah dunia sebenarnya yang mungkin akan dihadapi
oleh siswa dalam kerja profesional mereka di masa depan.
3. Pengetahuan yang diharapkan dicapai oleh siswa saat proses pembelajaran disusun berdasarkan
masalah.
4. Para siswa bertanggung jawab terhadap proses pembelajaran mereka sendiri.
5. Siswa aktif dengan proses bersama.
6. Pengetahuan menyokong pengetahuan yang baru.
7. Pengetahuan diperoleh dalam konteks yang bermakna.
8. Siswa berpeluang untuk meningkatkan serta mengorganisasikan pengetahuan.
9. Kebanyakan pembelajaran dilaksanakan dalam kelompok kecil.
Kriteria Pemilihan Bahan Pembelajaran Berbasis Masalah
1. Bahan pelajaran harus mengandung isu-isu yang mengandung konflik yang bisa bersumber dari
berita,rekaman,video dan lain sebagainya.
2. Bahan yang dipilih adalah bahan yang bersifat familiar dengan siswa,sehingga setiap siswa dapat
mengikutinya dengan baik.
3. Bahan yang dipilih merupakan bahan yang berhubungan dengan kepentingan orang
banyak,sehingga terasa manfaatnya.
4. Bahan yang dipilih adalah bahan yang mendukung tujuan atau kompetensi yang harus dimiliki
oleh siswa sesuai dengan kurikulum yang berlaku.
5. Bahan yang dipilih sesuai dengan minat siswa sehingga setiap siswa merasa perlu untuk
mempelajarinya.

Langkah-langkah Pembelajaran Berbasis Masalah


Pannen (2001)
Langkah-langkah pemecahan masalah dalam pembelajaran PBL paling sedikit ada delapan tahapan,
yaitu:
1. mengidentifikasi masalah,
2. mengumpulkan data,
3. menganalisis data,
4. memecahkan masalah berdasarkan pada data yang ada dan analisisnya,

Metode Pembelajaran SMPIT DAARUL HIKMAH Page 22


5. memilih cara untuk memecahkan masalah,
6. merencanakan penerapan pemecahan masalah,
7. melakukan ujicoba terhadap rencana yang ditetapkan, dan
8. melakukan tindakan (action) untuk memecahkan masalah.

Arends (2004)
Ada 5 fase (tahap) yang perlu dilakukan untuk mengimplementasikan PBL.
Fase Aktivitas guru
Fase 1: Mengorientasikan mahasiswa pada masalah. Menjelaskan tujuan pembelajaran, logistik
yang diperlukan, memotivasi mahasiswa terlibat aktif pada aktivitas pemecahan masalah yang
dipilih
Fase 2: Mengorganisasi mahasiswa untuk belajar. Membantu mahasiswa membatasi dan
mengorganisasi tugas belajar yang berhubungan dengan masalah yang dihadapi
Fase 3: Membimbing penyelidikan individu maupun kelompok. Mendorong mahasiswa
mengumpulkan informasi yang sesuai, melaksanakan eksperimen, dan mencari untuk penjelasan
dan pemecahan
Fase 4: Mengembangkan dan menyajikan hasil karya. Membantu mahasiswa merencanakan dan
menyiapkan karya yang sesuai seperti laporan, video, dan model, dan membantu mereka untuk
berbagi tugas dengan temannya.
Fase 5: Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah. Membantu mahasiswa
melakukan refleksi terhadap penyelidikan dan proses-proses yang digunakan selama
berlangusungnya pemecahan masalah.

Berikut langkah-langkah PBM.


1. Guru memulai sesi awal PBM dengan presentasi permasalahan yang akan dihadapi oleh siswa.
2. Siswa terstimulus untuk berusaha menyelesaikan permasalahan di lapangan.
3. Siswa mengorganisasikan apa yang telah mereka pahami tentang permasalahan dan mencoba
mengidentifikasi hal-hal terkait.
4. Siswa berdiskusi dengan mengajukan pertanyaan tentang hal-hal yang tidak mereka pahami.
5. Guru mendampingi siswa untuk fokus terhadap pertanyaan yang dianggap penting.
6. Setelah periode self-study, sesi kedua dilakukan.
7. Pada awal sesi ini siswa diharapkan dapat membagi pengetahuan baru yang mereka peroleh.
8. Siswa menguji validitas dari pendekatan awal dan menyaringnya.
9. Siswa berlatih mentransfer pengetahuan dalam konteks nyata melalui pelaporan di kelas.

Metode Pembelajaran SMPIT DAARUL HIKMAH Page 23


Dalam penyelidikan suatu masalah, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut.
1. Membaca dan menganalisis skenario dan situasi masalah.
Periksa pemahaman Anda tentang skenario dengan mendiskusikan hal itu dalam kelompok Anda.
Sebuah upaya kelompok mungkin akan lebih efektif dalam menentukan apa faktor-faktor kunci
dalam situasi ini. Karena ini adalah situasi pemecahan masalah nyata, grup Anda akan harus secara
aktif mencari informasi yang diperlukan untuk memecahkan masalah.
2. Daftar hipotesis, ide, atau firasat
Tulis dalam daftar teori atau hipotesis tentang penyebab masalah atau ide-ide tentang bagaimana
untuk memecahkan masalah. Anda juga akan mendukung atau menolak ide-ide sebagai hasil
penyelidikan Anda. Daftar ide yang berbeda lain yang perlu ditangani.
3. Daftar apa yang dikenal.
Buat pos berjudul “Apa yang kita ketahui?” pada selembar kertas. Kemudian temukan informasi
yang terkandung dalam skenario.
4. Mengembangkan sebuah pernyataan masalah.
Suatu pernyataan masalah harus berasal dari analisis Anda apa yang Anda ketahui. Dalam satu atau
dua kalimat Anda harus dapat menjelaskan apa yang grup Anda sedang mencoba untuk
menyelesaikan, memproduksi, menanggapi, tes, atau mencari tahu. Pernyataan masalah mungkin
harus direvisi sebagai informasi baru ditemukan dan dibawa ke menanggung pada situasi.
5. Daftar apa yang dibutuhkan.
Siapkan daftar pertanyaan Anda pikir perlu dijawab untuk memecahkan masalah. Rekam mereka di
bawah daftar kedua berjudul: “Apa yang kita perlu tahu?” Beberapa jenis pertanyaan yang mungkin
sesuai. Beberapa orang mungkin alamat konsep atau prinsip-prinsip yang perlu dipelajari untuk
mengatasi situasi. Pertanyaan lain mungkin dalam bentuk permintaan untuk informasi lebih lanjut.
Pertanyaan-pertanyaan ini akan membimbing pencarian yang mungkin akan terjadi on-line, di
perpustakaan, atau dalam pencarian out-of-kelas yang lain.
6. Daftar tindakan yang mungkin.
Daftar rekomendasi, solusi, atau hipotesis di bawah judul: “Apa yang harus kita lakukan?”. Daftar
rencana Anda untuk penyelidikan. Rencana ini mungkin termasuk mempertanyakan ahli,
mendapatkan data online, atau mengunjungi perpustakaan.
7. Mengumpulkan dan Menganalisis informasi.
Bagilah tanggung jawab untuk mengumpulkan, mengorganisir, menganalisis, dan menafsirkan
informasi dari banyak sumber. Menganalisis informasi yang anda kumpulkan. Anda mungkin perlu
merevisi pernyataan masalah. Anda dapat mengidentifikasi laporan masalah yang lebih. Pada titik

Metode Pembelajaran SMPIT DAARUL HIKMAH Page 24


ini, grup Anda mungkin akan merumuskan dan menguji hipotesis untuk menjelaskan masalah.
Beberapa masalah mungkin tidak memerlukan hipotesis, bukan solusi yang dianjurkan atau
pendapat (berdasarkan data riset Anda) mungkin tepat.
8. Menyajikan temuan-temuannya.
Siapkan laporan di mana Anda membuat rekomendasi, prediksi, kesimpulan, atau solusi lainyang
tepat untuk masalah berdasarkan data Anda dan latar belakang. Bersiaplah untuk mendukung
rekomendasi Anda. Jika sesuai, pertimbangkan presentasi multimedia dengan menggunakan
gambar, grafik, atau suara.
Pelaksanaan Pembelajaran Bedasarkan Masalah
Pierce dan Jones (Ratnaningsih, 2003)
Mereka mengemukakan bahwa kejadian-kejadian yang harus muncul pada waktu pelaksanaan
pembelajaran berbasis masalah adalah sebagai berikut:
a. Keterlibatan (engagement) meliputi mempersiapkan siswa untuk berperan sebagai pemecah
masalah yang bisa bekerja sama dengan pihak lain, menghadapkan siswa pada situasi yang
mendorong untuk mampu menemukan masalah dan meneliti permasalahan sambil mengajukkan
dugaan dan rencana penyelesaian.
b. Inkuiri dan investigasi (inquiry dan investigation) yang mencakup kegiatan mengeksplorasi dan
mendistribuskan informasi.
c. Performansi (performnace) yaitu menyajikan temuan.
d. Tanya jawab (debriefing) yaitu menguji keakuratan dari solusi dan melakukan refleksi terhadap
proses pemecahan masalah.
A. Tugas Perencanaan.
Pembelajaran Bedasarkan Masalah memerlukan banyak perencanaan seperti halnya model-model
pembelajaran yang berpusat pada siswa lainnya.

1. Penetapan Tujuan.
Pertama mendiskripsikan bagaimana pembelajaran berdasarkan masalah direncanakan untuk
membantu tercapainya tujuan-tujuan tertentu misalnya ketrampilan menyelidiki, memahami peran
orang dewasa dn membantu siswa menjadi pebelajar yang mandiri Hendaknya difikirkan dahulu
dengan matang tujuan yang hendak dicapai sehingga dapat dikomunikasikan dengan jelas kepada
siswa

2. Merancang situasi masalah yang sesuai

Metode Pembelajaran SMPIT DAARUL HIKMAH Page 25


Dalam pembelajaran berdasarkan masalah guru memberikan kebebasan siswa untuk memilih
masalah yang akan diselidiki, karena cara ini meningkatkan motivasi siswa. Masalah sebaiknya
otentik ( berdasarkan pada pengalaman dunia nyata siswa ), mengandung teka-teki dan tidak
terdefinisikan secara ketat, memungkinkan kerjasama, bermakna bagi siswa dan konsisten dengan
tujuan kurikulum.

3. Organisasi sumber daya dan rencana logistik.


Dalam pembelajaran berdasarkan masalah guru mengorganisasikan sumber daya dan merencanakan
kebutuhan untuk penyelidikan siswa karena dalam model pembelajaran ini dimungkinkan siswa
bekerja dengan beragam material dan peralatan, pelaksanaan dapat dilakukan didalam maupun
diluar kelas.

B. Tugas interaktif
1. Orientasi siswa pada masalah.
Siswa perlu memahami bahwa pembelajaran berdasarkan masalah tidak untuk memperoleh
informasi baru dalam jumlah besar, tetapi pembelajaran ini adalah kegiatan penyelidikan terhadap
masalah-masalah yang penting dan untuk menjadi pelajar yang mandiri. Oleh karena itu cara yang
baik dalam menyajikan masalah adalah dengan menggunakan kejadian-kejadian yang
mencengangkan dan menimbulkan misteri sehingga merangsang untuk memecahkan masalah
tersebut.

2. Mengorganisasikan siswa untuk belajar.


Dalam pembelajaran berdasarkan masalah siswa memerlukan bantuan guru untuk merencanakan
penyelidikan dan tugas-tugas pelaporan. Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok belajar
kooperatif juga diperlukan pengembangan ketrampilan kerja sama di anatara siswa dan saling
membantu untuk menyelidiki masalah secara bersama.

3. Membantu penyelidikan mandiri dan kelompok.


a. guru membantu siswa dalam pengumpulan informasi dari berbagai sumber, siswa diberi
pertanyaan yang membuat siswa memimikirkan masalah dan jenis informasi yang dibutuhkan untuk
pemecahan masalah sehingga siswa diajarkan menjadi penyelidik yang aktif dan dapat
menggunakan metode yang sesuai untuk memecahkan masalah tersebut. Membantu penyelidikan
mandiri dan kelompok

Metode Pembelajaran SMPIT DAARUL HIKMAH Page 26


b. Guru mendorong pertukaran ide secara bebas dan penerimaan sepenuhnya ide-ide tersebut. Guru
mendorong siswa dalam pengumpulan informasi dari berbagai sumber, siswa diberi pertanyaan
yang membuat mereka memikirkan masalah dan jenis informasi yang dibutuhkan untuk pemecahan
masalah. Selama tahap penyelidikan guru memberi bantuan yang dibutuhkan tanpa mengganggu
siswa.
c. Puncak kegiatan pembelajaran berdasarkan masalah adalah penciptaan dan peragaan artifak
seperti laporan, poster, model-model fisik, videotape dsb. Tugas guru pada tiap akhir pembelajaran
berbasis masalah adalah membantu siswa menganalisis dan mengevaluasi proses berfikir mereka
sendiri, dan ketrampilan penyelidikan yang mereka gunakan.
4. Analisis dan evaluasi proses pemecahan masalah. Tugas guru pada tahap akhir pembelajaran
berdasarkan masalah adalah membantu siswa menganalisis dan mengevaluasi proses berpikir
mereka sendiri dan ketrampilan penyelidikan yang mereka gunakan.
C. Lingkungan Belajar dan Tugas-tugas Managemen
Guru perlu memberikan seperangkat aturan, sopan santun kepada siswa untuk mengendalikan
tingkah laku siswa ketika mereka melakukan penyelidikan sehingga terciptanya kenyamanan,
kemudahan siswa dalam melakukan aktivitasnya.
D. Asesmen dan evaluasi
Penilaian yang dilakukan guru tidak hanya terbatas dengan tes kertas dan pensil ( paper and paper
tes ) tetapi termasuk menemukan prosedur penilaian alternative yang dapat digunakan untuk
mengukur pekerjaan siswa. Penetapan kriteria penilaian tugas-tugas kinerja/ hasil karya harus
dilakukan pada awal-awal pembelajaran dan harus dapat dikerjakan oleh pebelajar (Fottrell, 1996).
Kriteria penilaian itu harus didiskusikan terlebih dahulu bersama pebelajar di kelas. Diskusi ini
meliputi berapa grade yang harus mereka capai dan siapa yang akan menilai mereka (pembelajar,
pebelajar, atau ahli luar).
Penilaian pada pembelajaran berbasis masalah berorientasi pada proses dengan tujuan untuk menilai
ketrampilan berkomunikasi, bekerjasama, penerimaan siswa terhadap tanggung jawab belajar,
kemampuan belajar bagaimanan belajar ( learning to learn ), penyelesaian dan penggunaan sumber
serta pengembangan ketrampilan memecahkan masalah. Dalam pembelajaran berbasis masalah
guru berperan dalam mengembangkan aspek kognitif dan metakognitif siswa, bukan sekedar
sumber pengetahuan dan penyebar informasi. Disamping itu siswa bukan sebagai pendengar yang
pasif tetapi berperan aktif sebagai problem.
Peran guru, siswa dan masalah dalam pembelajaran berbasis masalah dapat digambarkan sebagai
berikut:
Guru sebagai pelatih

Metode Pembelajaran SMPIT DAARUL HIKMAH Page 27


Siswa sebagai problem solver
Masalah sebagai awal tantangan dan motivasi
Asking about thinking ( bertanya tentang pemikiran)
memonitor pembelajaran
probbing ( menantang siswa untuk berfikir )
menjaga agar siswa terlibat
mengatur dinamika kelompok
menjaga berlangsungnya proses
peserta yang aktif
terlibat langsung dalam pembelajaran
membangun pembelajaran
menarik untuk dipecahkan
menyediakan kebutuhan yang ada hubungannya dengan pelajaran yang dipelajariØ
Muslimin Ibrahim menjelaskan bahwa dalam menerapkan model pembelajaran berbasis masalah
membutuhkan banyak latihan dan perlu membuat ke putusan-keputusan khusus pada fase-fase
perencanaan, interaksi dan setelah pembelajaran.
Arends (2004) menyatakan bahwa ada tiga hasil belajar (outcomes) yang diperoleh pebelajar yang
diajar dengan PBL yaitu:
1. Inkuiri dan ketrampilan melakukan pemecahan masalah.
Siswa yang melakukan inkuiri dalam pempelajaran akan menggunakan ketrampilan berpikir tingkat
tinggi (higher-order thinking skill) dimana mereka akan melakukan operasi mental seperti induksi,
deduksi, klasifikasi, dan reasoning.
2. Belajar model peraturan orang dewasa (adult role behaviors), dan
3. Ketrampilan belajar mandiri (skills for independent learning).
E. Kelebihan dan Kekurangan Metode Pembelajaran Berbasis Masalah dalam Pemanfaatannya
Kelebihan Pembelajaran Berbasis Masalah dalam pemanfaatannya adalah sebagai berikut.
1. Mengembangkan pemikiran kritis dan keterampilan kreatif
2. Meningkatkan kemampuan memecahkan masalah
3. Meningkatkan motivasi siswa dalam belajar
4. Membantu siswa belajar untuk mentransfer pengetahuan dengan situasi baru
5. Dapat mendorong siswa/mahasiswa mempunyai inisiatif untuk belajar secara mandiri
6. Mendorong kreativitas siswa dalam pengungkapan penyelidikan masalah yang telah ia lakukan
7. Dengan PBM akan terjadi pembelajaran bermakna.

Metode Pembelajaran SMPIT DAARUL HIKMAH Page 28


8. Dalam situasi PBM, siswa/mahasiswa mengintegrasikan pengetahuan dan ketrampilan secara
simultan dan mengaplikasikannya dalam konteks yang relevan.
9. PBM dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis, menumbuhkan inisiatif siswa/mahasiswa
dalam bekerja, motivasi internal untuk belajar, dan dapat mengembangkan hubungan interpersonal
dalam bekerja kelompok.
Kekurangan Pembelajaran Berbasis Masalah dalam pemanfaatannya adalah sebagai berikut.
1. Kurang terbiasanya peserta didik dan pengajar dengan metode ini. Peserta didik dan pengajar
masih terbawa kebiasaan metode konvensional, pemberian materi terjadi secara satu arah.
2. Kurangnya waktu pembelajaran. Proses PBM terkadang membutuhkan waktu yang lebih banyak.
Peserta didik terkadang memerlukan waktu untuk menghadapi persoalan yang diberikan.
Sementara, waktu pelaksanaan PBM harus disesuaikan dengan beban kurikulum.
3. Menurut Fincham et al. (1997), “PBL tidak menghadirkan kurikulum baru tetapi lebih pada
kurikulum yang sama melalui metode pengajaran yang berbeda,” (hal. 419).
4. Siswa tidak dapat benar-benar tahu apa yang mungkin penting bagi mereka untuk belajar,
terutama di daerah yang mereka tidak memiliki pengalaman sebelumnya.
5. Seorang guru mengadopsi pendekatan PBL mungkin tidak dapat untuk menutup sebagai bahan
sebanyak kursus kuliah berbasis konvensional. PBL bisa sangat menantang untuk melaksanakan,
karena membutuhkan banyak perencanaan dan kerja keras bagi guru. Ini bisa sulit pada awalnya
bagi guru untuk “melepaskan kontrol” dan menjadi fasilitator, mendorong siswa untuk mengajukan
pertanyaan yang tepat daripada menyerahkan mereka solusi

F. Kesimpulan
Pembelajaran Berbasis Masalah pertama kali dicetuskan pada akhir tahun 1960-an di sekolah
kedokteran di McMaster University di Kanada.
Pembelajaran Berbasis Masalah adalah suatu proses pembelajaran yang keterlibatan siswanya lebih
besar dalam pemecahan suatu masalah melalui tahap-tahap metode ilmiah sehingga siswa dapat
mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan masalah yang disajikan oleh pendidik dengan
berbekal pengetahuan yang dimiliki sebelumnya sehingga dari prior knowledge ini akan terbentuk
pengetahuan dan pengalaman baru.
Ciri-ciri Pembelajaran dengan model PBL dimulai oleh adanya masalah (dapat dimunculkan oleh
siswa atau guru), kemudian siswa memperdalam pengetahuannya tentang apa yang mereka telah
ketahui dan apa yang mereka perlu ketahui untuk memecahkan masalah tersebut. Siswa dapat
memilih masalah yang dianggap menarik untuk dipecahkan sehingga mereka terdorong berperan
aktif dalam belajar.

Metode Pembelajaran SMPIT DAARUL HIKMAH Page 29


Masalah yang dijadikan sebagai fokus pembelajaran dapat diselesaikan siswa melalui kerja
kelompok sehingga dapat memberi pengalaman-pengalaman belajar yang beragam pada siswa
seperti kerjasama dan interaksi dalam kelompok, disamping pengalaman belajar yang berhubungan
dengan pemecahan masalah seperti membuat hipotesis, merancang percobaan, melakukan
penyelidikan, mengumpulkan data, menginterpretasikan data, membuat kesimpulan,
mempresentasikan, berdiskusi, dan membuat laporan. Keadaan tersebut menunjukkan bahwa model
PBL dapat memberikan pengalaman yang kaya kepada siswa. Dengan kata lain, penggunaan PBL
dapat meningkatkan pemahaman siswa tentang apa yang mereka pelajari sehingga diharapkan
mereka dapat menerapkannya dalam kondisi nyata pada kehidupan sehari-hari.

Pembelajaran Berbasis Masalah bertujuan untuk memotivasi belajar siswa agar menjadi mandiri,
membantu siswa mengembangkan ketrampilan berfikir dan ketrampilan pemecahan masalah,
membuat kemungkinan transfers pengetahuan baru, belajar peranan orang dewasa yang otentik,
Prinsip-Prinsip Metode Pembelajaran Berbasis Masalah adalah proses konstruktif dan bukan
penerimaan, Knowing About Knowing (metakognisi) mempengaruhi pembelajaran, danFaktor-
faktor kontekstual dan sosial mempengaruhi pembelajaran.

Kriteria pemilihan bahan Pembelajaran Berbasis Masalah adalah :


1. Bahan pelajaran harus mengandung isu-isu yang mengandung konflik
2. Bahan yang dipilih adalah bahan yang bersifat familiar dengan siswa
3. Bahan yang dipilih merupakan bahan yang berhubungan dengan kepentingan orang banyak
4. Bahan yang dipilih adalah bahan yang mendukung tujuan atau kompetensi yang harus dimiliki
oleh siswa
5. Bahan yang dipilih sesuai dengan minat siswa
Langkah- langkah model Pembelajaran Berdasarkan Masalah, yaitu :
1. Orientasi siswa kepada masalah
2. Mengorganisasikan siswa untuk belajar
3. Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok
4. Mengembangkan dan menyajikan hasil karya
5. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah

Pelaksanaan Pembelajaran Bedasarkan Masalah adalah sebagai berikut.


A. Tugas Perencanaan.
1. Penetapan Tujuan.

Metode Pembelajaran SMPIT DAARUL HIKMAH Page 30


2. Merancang situasi masalah yang sesuai.
3. Organisasi sumber daya dan rencana logistik.
B. Tugas interaktif
1. Orientasi siswa pada masalah.
2. Mengorganisasikan siswa untuk belajar.
3. Membantu penyelidikan mandiri dan kelompok.
4. Analisis dan evaluasi proses pemecahan masalah.
C. Lingkungan Belajar dan Tugas-tugas Managemen.
D. Asesmen dan evaluasi
Arends (2004) menyatakan bahwa ada tiga hasil belajar (outcomes) yang diperoleh pebelajar yang
diajar dengan Pembelajaran Berbasis Masalah, yaitu:
1. Inkuiri dan ketrampilan melakukan pemecahan masalah.
2. Belajar model peraturan orang dewasa (adult role behaviors), dan
3. Ketrampilan belajar mandiri (skills for independent learning).

Kelebihan Pembelajaran Berbasis Masalah dalam pemanfaatannya adalah sebagai berikut.


1. Mengembangkan pemikiran kritis dan keterampilan kreatif dan mandiri
2. Meningkatkan motivasi dan kemampuan memecahkan masalah
3. Membantu siswa belajar untuk mentransfer pengetahuan dengan situasi baru
4. Dengan PBM akan terjadi pembelajaran bermakna.
5. Dalam situasi PBM, siswa/mahasiswa mengintegrasikan pengetahuan dan ketrampilan secara
simultan dan mengaplikasikannya dalam konteks yang relevan.
6. PBM dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis, menumbuhkan inisiatif siswa/mahasiswa
dalam bekerja, motivasi internal untuk belajar, dan dapat mengembangkan hubungan interpersonal
dalam bekerja kelompok.

Kekurangan Pembelajaran Berbasis Masalah dalam pemanfaatannya adalah sebagai berikut.


1. Kurang terbiasanya peserta didik dan pengajar dengan metode ini.
2. Kurangnya waktu pembelajaran.
3. Siswa tidak dapat benar-benar tahu apa yang mungkin penting bagi mereka untuk belajar.
4. Seorang guru sulit menjadi fasilitator yang baik.

Metode Pembelajaran SMPIT DAARUL HIKMAH Page 31


MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING
Pengertian
Mind mapping merupakan cara untuk menempatkan informasi ke dalam otak dan mengambilnya
kembali ke luar otak. Bentuk mind mapping seperti peta sebuah jalan di kota yang mempunyai
banyak cabang. Seperti halnya peta jalan kita bisa membuat pandangan secara menyeluruh tentang
pokok masalah dalam suatu area yang sangat luas. Dengan sebuah peta kita bisa merencanakan
sebuah rute yang tercepat dan tepat dan mengetahui kemana kita akan pergi dan dimana kita berada.
Mind mapping bisa disebut sebuah peta rute yang digunakan ingatan, membuat kita bisa menyusun
fakta dan fikiran sedemikian rupa sehingga cara kerja otak kita yang alami akan dilibatkan sejak
awal sehingga mengingat informasi akan lebih mudah dan bisa diandalkan daripada menggunakan
teknik mencatat biasa..
Mind mapping, disebut pemetaan pikiran atau peta pikiran, adalah salah satu cara mencatat materi
pelajaran yang memudahkan siswa belajar. Mind mapping bisa juga dikategorikan sebagai teknik
mencatat kreatif.
Dikategorikan ke dalam teknik kreatif karena pembuatan mind mapping ini membutuhkan
pemanfaatan imajinasi dari si pembuatnya. Siswa yang kreatif akan lebih mudah membuat mind
mapping ini. Begitu pula, dengan semakin seringnya siswa membuat mind mapping, dia akan
semakin kreatif.
Konsep Mind Mapping asal mulanya diperkenalkan oleh Tony Buzan tahun 1970-an. Teknik ini
dikenal juga dengan nama Radiant Thinking. Sebuah mind map memiliki sebuah ide atau kata
sentral, dan ada 5 sampai 10 ide lain yang keluar dari ide sentral tersebut. Mind Mapping sangat
efektif bila digunakan untuk memunculkan ide terpendam yang kita miliki dan membuat asosiasi di
antara ide tersebut. Mind Mapping juga berguna untuk mengorganisasikan informasi yang dimiliki.
Bentuk diagramnya yang seperti diagram pohon dan percabangannya memudahkan untuk
mereferensikan satu informasi kepada informasi yang lain.
Mind mapping merupakan tehnik penyusunan catatan demi membantu siswa menggunakan seluruh
potensi otak agar optimum. Caranya, menggabungkan kerja otak bagian kiri dan kanan. Dengan
metode mind mapping siswa dapat meningkatkan daya ingat hingga 78%.
Perbedaan Catatan Biasa dan Mind Maping
Catatan biasa :
a. Catatan Biasa
b. Hanya berupa tulisan-tulisan saja
c. Hanya dalam satu warna
d. Untuk mereview ulang diperlukan waktu yang lama

Metode Pembelajaran SMPIT DAARUL HIKMAH Page 32


e. Waktu yang diperlukan untuk belajar lebih lama
f. Statis
Mind mapping :
a. Peta pikiran
b. Berupa tulisan, simbol, dan gambar
c. Berwarna warni
d. Untuk mereview ulang diperlukan waktu yang pendek
e. Waktu yang diperlukan untuk belajar lebih cepat dan efektif
f. Membuat individu menjadi kreatif

Dari uraian tersebut, peta pikiran (mind mapping) adalah satu teknik mencatat yang
mengembangkan gaya belajar visual. Peta pikiran memadukan dan mengembangkan potensi kerja
otak yang terdapat di dalam diri seseorang. Dengan adanya keterlibatan kedua belahan otak maka
kan memudahkan seserorang untuk mengatur dan mengingat segala bentuk informasi, baik secara
tertulis maupun secara verbal. Adanya kombinasi warna, simbol, bentuk dan sebagainya
memudahkan otak dalam menyerap informasi yang diterima.Peta pikiran yang dibuat oleh siswa
dapat bervariasi setiap hari. Hal ini disebabkan karena berbedanya emosi dan perasaan yang
terdapat dalam diri siswa setiap harinya. Suasana menyenangkan yang diperoleh siswa ketika
berada di ruang kelas pada saat proses belajar akan mempengaruhi penciptaan peta pikiran. Tugas
guru dalam proses belajar adalah menciptakan suasana yang dapat mendukung kondisi belajar siswa
terutama dalam proses pembuatan mind mapping.(Sugiarto,Iwan. 2004. Mengoptimalkan Daya
Kerja Otak Dengan Berfikir.)

Cara membuat mind mapping, terlebih dahulu siapkan selembar kertas kosong yang diatur dalam
posisi landscape kemudian tempatan topik yang akan dibahas di tengah-tengah halaman kertas
dengan posisi horizontal. Usahakan menggunakan gambar, simbol atau kode pada mind mapping
yang dibuat. Dengan visualisasi kerja otak kiri yang bersifat rasional, numerik dan verbal bersinergi
dengan kerja otak kanan yang bersifat imajinatif, emosi, kreativitas dan seni. Dengan ensinergikan
potensi otak kiri dan kanan, siswa dapat dengan lebih mudah menangkap dan menguasai materi
pelajaran.

Selain itu, siswa dapat menggunakan kata-kata kunci sebagai asosiasi terhadap suatu ide pada setiap
cabang pemikiran berupa sebuah kata tunggal serta bukan kalimat. Setiap garis-garis cabang saling
berhubungan hingga ke pusat gambar dan diusahakan garis-garis yang dibentuk tidak lurus agar

Metode Pembelajaran SMPIT DAARUL HIKMAH Page 33


tidak membosankan. Garis-garis cabang sebaiknya dibuat semakin tipis begitu bergerak menjauh
dari gambar utama untuk menandakan hirarki atau tingkat kepentingan dari masing-masing garis.

Model pembelajaran Mind Mapping sangat baik digunakan untuk pengetahuan awal siswa atau
untuk menemukan alternatif jawaban. Dipergunakan dalam kerja kelompok secara berpasangan ( 2
orang ).

Langkah-langkah pembelajarannya :

1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.

2. Guru menyajikan materi sebagaimana biasa.

3. Untuk mengetahui daya serap siswa, bentuklah kelompok berpasangan dua orang.

4. Menugaskan salah satu siswa dari pasangan itu menceritakan materi yang baru diterima dari
guru dan pasangannya mendengar sambil membuat catatan-catatan kecil, kemudian berganti peran.
Begitu juga kelompok lainnya.

5. Menugaskan siswa secara bergiliran/diacak menyampaikan hasil wawancaranya dengan teman


pasangannya. Sampai sebagian siswa sudah menyampaikan hasil wawancaranya.

6. Guru mengulangi/menjelaskan kembali materi yang kiranya belum dipahami siswa.

7. Kesimpulan/penutup.

Prinsip Dasar Mind Mapping


Mind Mapping menggunakan teknik penyaluran gagasan dengan menggunakan kata kunci bebas,
simbol, gambar, dan menggambarkan secara kesatuan dengan menggunakan teknik pohon.

Kelebihan dan Kekurangan mind mapping


Beberapa manfaat memiliki mind maping antara lain :

a. Merencana

Metode Pembelajaran SMPIT DAARUL HIKMAH Page 34


b. Berkomunikasi

c. Menjadi Kreatif

d. Menghemat Waktu

e. Menyelesaikan Masalah

f. Memusatkan Perhatian

g. Menyusun dan Menjelaskan Fikiran-fikiran

h. Mengingat dengan lebih baik

i. Belajar Lebih Cepat dan Efisien

j. Melihat gambar keseluruhan

Ada beberapa kelebihan saat menggunakan teknik mind mapping ini, yaitu :

a. Cara ini cepat

b. Teknik dapat digunakan untuk mengorganisasikan ide-ide yang muncul dikepala anda

c. Proses mengganbar diagram bisa memunculkan ide-ide yang lain.

d. Diagram yang sudah terbentuk bisa menjadi panduan untuk menulis.

Kekurangan model pembelajaran mind mapping:

a. Hanya siswa yang aktif yang terlibat

b. Tidak sepenuhnya murid yang belajar

Metode Pembelajaran SMPIT DAARUL HIKMAH Page 35


c. Jumlah detail informasi tidak dapat dimasukkan

KESIMPULAN

Jadi model pembelajaran mind mapping adalah suatu model pembelajaran untuk menempatkan
informasi ke dalam otak dan mengambilnya kembali ke luar otak. Bentuk mind mapping seperti
peta sebuah jalan di kota yang mempunyai banyak cabang. Model pembelajaran Mind Mapping
sangat baik digunakan untuk pengetahuan awal siswa atau untuk menemukan alternatif jawaban.
Dipergunakan dalam kerja kelompok secara berpasangan ( 2 orang ).

Mind Mapping menggunakan teknik penyaluran gagasan dengan menggunakan kata kunci bebas,
simbol, gambar, dan menggambarkan secara kesatuan dengan menggunakan teknik pohon.

Mind mapping, disebut pemetaan pikiran atau peta pikiran, adalah salah satu cara mencatat materi
pelajaran yang memudahkan siswa belajar. Mind mapping bisa juga dikategorikan sebagai teknik
mencatat kreatif.

Dikategorikan ke dalam teknik kreatif karena pembuatan mind mapping ini membutuhkan
pemanfaatan imajinasi dari si pembuatnya. Siswa yang kreatif akan lebih mudah membuat mind
mapping ini. Begitu pula, dengan semakin seringnya siswa membuat mind mapping, dia akan
semakin kreatif.

Kelebihan :

a. Cara ini cepat

b. Teknik dapat digunakan untuk mengorganisasikan ide-ide yang muncul dikepala anda

c. Proses mengganbar diagram bisa memunculkan ide-ide yang lain.

d. Diagram yang sudah terbentuk bisa menjadi panduan untuk menulis.

Kekurangan :

Metode Pembelajaran SMPIT DAARUL HIKMAH Page 36


a. Hanya siswa yang aktif yang terlibat

b. Tidak sepenuhnya murid yang belajar

c. Jumlah detail informasi tidak dapat dimasukkan

\\

Metode Pembelajaran SMPIT DAARUL HIKMAH Page 37


METODE MAKE A MATCH
1. PENGERTIAN
Pembelajaran terpusat pada guru sampai saat ini masih menemukan beberapa kelemahan.
Kelemahan tersebut dapat dilihat pada saat berlangsungnya proses pembelajaran di kelas, interaksi
aktif antara siswa dengan guru atau siswa dengan siswa jarang terjadi. Siswa kurang terampil
menjawab pertanyaan atau bertanya tentang konsep yang diajarkan. Siswa kurang bisa bekerja
dalam kelompok diskusi dan pemecahan masalah yang diberikan. Mereka cenderung belajar
sendiri-sendiri. Pengetahuan yang didapat bukan dibangun sendiri secara bertahap oleh siswa atas
dasar pemahaman sendiri. Karena siswa jarang menemukan jawaban atas permasalahan atau konsep
yang dipelajari.

Ternyata suatu penelitian telah membuktikan setelah dilakukan evaluasi terhadap hasil belajar siwa
tenyata dengan pendekatan seperti itu hasil belajar siswa dirasa belum maksimal. Hal ini tampak
pada pencapaian nilai akhir siswa .

Rendahnya pencapaian nilai akhir siswa ini, menjadi indikasi bahwa pembelajaran yang dilakukan
belum efektif. Nilai akhir dari evaluasi belajar belum mencakup penampilan dan partisipasi siswa
dalam pembelajaran, hingga sulit untuk mengukur keterampilan siswa .

Untuk memperbaiki hal tersebut perlu disusun suatu pendekatan dalam pembelajaran yang lebih
komprehensip dan dapat mengaitkan materi teori dengan kenyataan yang ada di lingkungan
sekitarnya .Atas dasar itulah mencoba dikembangkan pendekatan kooperatif dalam pembelajaran
dengan metode make a match.

Model pembelajaran kooperatif didasarkan atas falsafah homo homini socius, falsafah ini
menekankan bahwa manusia adalah mahluk sosial (Lie, 2003:27). Sedangkan menurut Ibrahim
(2000:2) model pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang membantu siswa
mempelajari isi akademik dan hubungan sosial. Ciri khusus pembelajaran kooperatif mencakup
lima unsur yang harus diterapkan, yang meliputi; saling ketergantungan positif, tanggung jawab
perseorangan, tatap muka, komunikasi antar anggota dan evaluasi proses kelompok (Lie, 2003:30)

Model pembelajaran kooperatif bukanlah hal yang sama sekali baru bagi guru. Model pembelajaran
kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang mengutamakan adanya kelompok-kelompok.
Setiap siswa yang ada dalam kelompok mempunyai tingkat kemampuan yang berbeda-beda (tinggi,

Metode Pembelajaran SMPIT DAARUL HIKMAH Page 38


sedang dan rendah) dan jika memungkinkan anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku yang
berbeda serta memperhatikan kesetaraan jender. Model pembelajaran kooperatif mengutamakan
kerja sama dalam menyelesaikan permasalahan untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan
dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.

Guna meningkatkan partisipasi dan keaktifan siswa dalam kelas, guru menerapkan metode
pembelajaran make a match. Metode make a match atau mencari pasangan merupakan salah satu
alternatif yang dapat diterapkan kepada siswa. Penerapan metode ini dimulai dari teknik yaitu siswa
disuruh mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban/soal sebelum batas waktunya, siswa yang
dapat mencocokkan kartunya diberi poin.

2. PRINSIP ATAU CIRI-CIRI


Teknik metode pembelajaran make a match atau mencari pasangan dikembangkan oleh Lorna
Curran (1994). Salah satu keunggulan tehnik ini adalah siswa mencari pasangan sambil belajar
mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan. Langkah-langkah penerapan
metode make a match sebagai berikut:
1. Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi
review, satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban.
2. Setiap siswa mendapatkan sebuah kartu yang bertuliskan soal/jawaban.
3. Tiap siswa memikirkan jawaban/soal dari kartu yang dipegang.
4. Setiap siswa mencari pasangan kartu yang cocok dengan kartunya. Misalnya: pemegang kartu
yang bertuliskan bela negara akan berpasangan dengan kartu yang bertuliskan soal “sikap dan
perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada negara dalam menjamin
kelangsungan hidup bangsa dan negara” .
5. Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin.
6. Jika siswa tidak dapat mencocokkan kartunya dengan kartu temannya (tidak dapat menemukan
kartu soal atau kartu jawaban) akan mendapatkan hukuman, yang telah disepakati bersama.
7. Setelah satu babak, kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari
sebelumnya, demikian seterusnya.
8. Siswa juga bisa bergabung dengan 2 atau 3 siswa lainnya yang memegang kartu yang cocok.
9. Guru bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan terhadap materi pelajaran.
Pada penerapan metode make a match, diperoleh beberapa temuan bahwa metode make a match
dapat memupuk kerja sama siswa dalam menjawab pertanyaan dengan mencocokkan kartu yang
yang ada di tangan mereka, proses pembelajaran lebih menarik dan nampak sebagian besar siswa

Metode Pembelajaran SMPIT DAARUL HIKMAH Page 39


lebih antusias mengikuti proses pembelajaran, dan keaktifan siswa tampak sekali pada saat siswa
mencari pasangan kartunya masing-masing. Hal ini merupakan suatu ciri dari pembelajaran
kooperatif seperti yang dikemukan oleh Lie (2002:30) bahwa, “Pembelajaran kooperatif ialah
pembelajaran yang menitikberatkan pada gotong royong dan kerja sama kelompok.”

3. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN


Pembelajaran kooperatif metode make a match memberikan manfaat bagi siswa, di antaranya
sebagai berikut:
1. Mampu menciptakan suasana belajar aktif dan menyenangkan
2. Materi pembelajaran yang disampaikan lebih menarik perhatian siswa
3. Mampu meningkatkan hasil belajar siswa mencapai taraf ketuntasan belajar secara klasikal
87,50% .
4. Suasana kegembiraan akan tumbuh dalam proses pembelajaran (Let them move)
5. Kerjasama antar sesama siswa terwujud dengan dinamis.
6. Munculnya dinamika gotong royong yang merata di seluruh siswa.

Tak ada gading yang tak retak , begitu pula pada metode ini. Di samping manfaat yang dirasakan
oleh siswa, pembelajaran kooperatif metode make a match berdasarkan temuan di lapangan
mempunyai sedikit kelemahan yaitu:
1. Diperlukan bimbingan dari guru untuk melakukan kegiatan
2. Waktu yang tersedia perlu dibatasi jangan sampai siswa terlalu banyak bermain-main dalam
proses pembelajaran.
3. Guru perlu persiapan bahan dan alat yang memadai.
4. Pada kelas yang gemuk (<30 siswa/kelas) jika kurang bijaksana maka yang muncul adalah
suasana seperti pasar dengan keramaian yang tidak terkendali. Tentu saja kondisi ini akan
mengganggu ketenangan belajar kelas di kiri kanannya. Apalagi jika gedung kelas tidak kedap
suara. Tetapi hal ini bisa diantisipasi dengan menyepakati beberapa komitmen ketertiban dengan
siswa sebelum ‘pertunjukan’ dimulai. Pada dasarnya menendalikan kelas itu tergantung bagaimana
kita memotivasinya pada langkah pembukaan.
4. KESIMPULAN
Berdasarkan pada kegiatan belajar mengajar penggunaan metode make a match, siswa nampak
lebih aktif mencari pasangan kartu antara jawaban dan soal. Dengan metode pencarian kartu
pasangan ini siswa dapat mengidentifikasi permasalahan yang terdapat di dalam kartu yang
ditemukannya dan menceritakannya dengan sederhana dan jelas secara bersama-sama.

Metode Pembelajaran SMPIT DAARUL HIKMAH Page 40


Pada penerapan metode make a match, diperoleh beberapa temuan bahwa metode make a match
dapat memupuk kerja sama siswa dalam menjawab pertanyaan dengan mencocokkan kartu yang
yang ada di tangan mereka, proses pembelajaran lebih menarik dan nampak sebagian besar siswa
lebih antusias mengikuti proses pembelajaran, dan keaktifan siswa tampak sekali pada saat siswa
mencari pasangan kartunya masing-masing.

Kegiatan yang dilakukan guru ini merupakan upaya guru untuk menarik perhatian sehingga pada
akhirnya dapat menciptakan keaktifan dan motivasi siswa dalam diskusi. Hal ini sejalan dengan
pendapat Hamalik (1994:116), “Motivasi yang kuat erat hubungannya dengan peningkatan
keaktifan siswa yang dapat dilakukan dengan strategi pembelajaran tertentu, dan motivasi belajar
dapat ditujukan ke arah kegiatan-kegiatan kreatif. Apabila motivasi yang dimiliki oleh siswa diberi
berbagai tantangan, akan tumbuh kegiatan kreatif.” Selanjutnya, penerapan metode make a match
dapat membangkitkan keingintahuan dan kerja sama di antara siswa serta mampu menciptakan
kondisi yang menyenangkan. Hal ini sesuai dengan tuntutan dalam kurikulum tingkat satuan
pendidikan (KTSP) bahwa pelaksanaan proses pembelajaran mengikuti standar kompetensi, yaitu:
berpusat pada siswa; mengembangkan keingintahunan dan imajinasi; memiliki semangat mandiri,
bekerja sama, dan kompetensi; menciptakan kondisi yang menyenangkan; mengembangkan
beragam kemampuan dan pengalaman belajar; karakteristik mata pelajaran.

Model Pembelajaran Tipe Think Pair Share (TPS)

Model Pembelajaran Tipe Think Pair Share (TPS)

Strategi think –pair share (TPS) atau berpikir berpasangan berbagai adalah merupakan jenis
pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa.

Pengertian
Strategi think pair share ini berkembang dari penelitian belajar kooperatif dan waktu tunggu.
Pertama kali dikembangkan oleh Frang Lyman dan Koleganya di universitas Maryland sesuai yang
dikutip Arends (1997),menyatakan bahwa think pair share merupakan suatu cara yang efektif untuk
membuat variasi suasana pola diskusi kelas. Dengan asumsi bahwa semua resitasi atau diskusi
membutuhkan pengaturan untuk mengendalikan kelas secara keseluruhan, dan prosedur yang
digunakan dalam think pair share dapat memberi siswa lebih banyak waktu berpikir, untuk

Metode Pembelajaran SMPIT DAARUL HIKMAH Page 41


merespon dan saling membantu. Guru memperkirakan hanya melengkapi penyajian singkat atau
siswa membaca tugas, atau situasi yang menjadi tanda tanya . Sekarang guru menginginkan siswa
mempertimbangkan lebih banyak apa yang telah dijelaskan dan dialami .Guru memilih
menggunakan think-pair-share untuk membandingkan tanya jawab kelompok keseluruhan.

Langkah-langkah
Langkah 1 : Berpikir ( thinking )

Guru mengajukan suatu pertanyaan atau masalah yang dikaitkan dengan pelajaran, dan meminta
siswa menggunakan waktu beberapa menit untuk berpikir sendiri jawaban atau masalah.

Langkah 2 : Berpasangan ( pairing )

Selanjutnya guru meminta siswa untuk berpasangan dan mendiskusikan apa yang telah mereka
peroleh. Interaksi selama waktu yang disediakan dapat menyatukan jawaban jika suatu pertanyaan
yang diajukan menyatukan gagasan apabila suatu masalah khusus yang diidentifikasi. Secara
normal guru memberi waktu tidak lebih dari 4 atau 5 menit untuk berpasangan.

Langkah 3 : Berbagi ( sharing )

Pada langkah akhir, guru meminta pasangan-pasangan untuk berbagi dengan keseluruhan kelas
yang telah mereka bicarakan. Hal ini efektif untuk berkeliling ruangan dari pasangan ke pasangan
dan melanjutkan sampai sekitar sebagian pasangan mendapat kesempatan untuk melaporkan.
Arends, (1997) disadur Tjokrodihardjo, (2003).

Model Pembelajaran Think Pair and Share menggunakan metode diskusi berpasangan yang
dilanjutkan dengan diskusi pleno. Dengan model pembelajaran ini siswa dilatih bagaimana
mengutarakan pendapat dan siswa juga belajar menghargai pendapat orang lain dengan tetap
mengacu pada materi/tujuan pembelajaran

Langkah-langkah model pembelajaran Think Pair and Share adalah sebagai berikut :

1. Guru menyampaikan inti materi dan kompetensi yang ingin dicapai.

Metode Pembelajaran SMPIT DAARUL HIKMAH Page 42


2. Siswa diminta untuk berfikir tentang materi/permasalahan yang disampaikan guru.

3. Siswa diminta berpasangan dengan teman sebelahnya (kelompok 2 orang) dan

mengutarakan hasil pemikiran masing-masing.

4. Guru memimpin pleno kecil diskusi, tiap kelompok mengemukakan hasil diskusinya.

5. Berawal dari kegiatan tersebut, Guru mengarahkan pembicaraan pada pokok permasalahan

dan menambah materi yang belum diungkapkan para siswa.

Kelebihan TPS (Think-Pair-Share)


1. Memberi siswa waktu lebih banyak untuk berfikir, menjawab, dan saling membantu satu sama
lain.

2. Meningkatkan partisipasi akan cocok untuk tugas sederhana.

3. Lebih banyak kesempatan untuk konstribusi masing-masing anggota kelompok.

4. Interaksi lebih mudah.

5. Lebih mudah dan cepat membentuk kelompoknya.

6. Seorang siswa juga dapat belajar dari siswa lain serta saling menyampaikan idenya untuk
didiskusikan sebelum disampaikan di depan kelas.

7. Dapat memperbaiki rasa percaya diri dan semua siswa diberi kesempatan untuk berpartisipasi
dalam kelas.

8. Siswa dapat mengembangkan keterampilan berfikir dan menjawab dalam komunikasi antara
satu dengan yang lain, serta bekerja saling membantu dalam kelompok kecil.

Metode Pembelajaran SMPIT DAARUL HIKMAH Page 43


9. Siswa secara langsung dapat memecahkan masalah, memahami suatu materi secara
berkelompok dan saling membantu antara satu dengan yang lainnya, membuat kesimpulan (diskusi)
serta mempresentasikan di depan kelas sebagai salah satu langkah evaluasi terhadap kegiatan
pembelajaran yang telah dilakukan.

10. Memungkinkan siswa untuk merumuskan dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan mengenai


materi yang diajarkan karena secara tidak langsung memperoleh contoh pertanyaan yang diajukan
oleh guru, serta memperoleh kesempatan untuk memikirkan materi yang diajarkan.

11. Siswa akan terlatih menerapkan konsep karena bertukar pendapat dan pemikiran dengan
temannya untuk mendapatkan kesepakatan dalam memecahkan masalah.

12. Siswa lebih aktif dalam pembelajaran karena menyelesaikan tugasnya dalam kelompok, dimana
tiap kelompok hanya terdiri dari 2 orang.

13. Siswa memperoleh kesempatan untuk mempersentasikan hasil diskusinya dengan seluruh siswa
sehingga ide yang ada menyebar.

14. Memungkinkan guru untuk lebih banyak memantau siswa dalam proses pembelajaran.

15. Meningkatkan pencurahan waktu pada tugas. Penggunaan metode pembelajaran TPS menuntut
siswa menggunakan waktunya untuk mengerjakan tugas-tugas atau permasalahan yang diberikan
oleh guru di awal pertemuan sehingga diharapkan siswa mampu memahami materi dengan baik
sebelum guru menyampaikannya pada pertemuan selanjutnya.

16. Memperbaiki kehadiran. Tugas yang diberikan oleh guru pada setiap pertemuan selain untuk
melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran juga dimaksudkan agar siswa dapat selalu
berusaha hadir pada setiap pertemuan. Sebab bagi siswa yang sekali tidak hadir maka siswa tersebut
tidak mengerjakan tugas dan hal ini akan mempengaruhi hasil belajar mereka.

17. Angka putus sekolah berkurang. Model pembelajaran TPS diharapkan dapat memotivasi siswa
dalam pembelajaran sehingga hasil belajar siswa dapat lebih baik daripada pembelajaran dengan
model konvensional.

Metode Pembelajaran SMPIT DAARUL HIKMAH Page 44


18. Sikap apatis berkurang. Sebelum pembelajaran dimulai, kencenderungan siswa merasa malas
karena proses belajar di kelas hanya mendengarkan apa yang disampaikan guru dan menjawab
semua yang ditanyakan oleh guru. Dengan melibatkan siswa secara aktif dalam proses belajar
mengajar, metode pembelajaran TPS akan lebih menarik dan tidak monoton dibandingkan metode
konvensional.

19. Penerimaan terhadap individu lebih besar. Dalam model pembelajaran konvensional, siswa
yang aktif di dalam kelas hanyalah siswa tertentu yang benar-benar rajin dan cepat dalam menerima
materi yang disampaikan oleh guru sedangkan siswa lain hanyalah “pendengar” materi yang
disampaikan oleh guru. Dengan pembelajaran TPS hal ini dapat diminimalisir sebab semua siswa
akan terlibat dengan permasalahan yang diberikan oleh guru.

20. Hasil belajar lebih mendalam. Parameter dalam PBM adalah hasil belajar yang diraih oleh
siswa. Dengan pembelajaran TPS perkembangan hasil belajar siswa dapat diidentifikasi secara
bertahap. Sehingga pada akhir pembelajaran hasil yang diperoleh siswa dapat lebih optimal.

21. Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi. Sistem kerjasama yang diterapkan dalam
model pembelajaran TPS menuntut siswa untuk dapat bekerja sama dalam tim, sehingga siswa
dituntut untuk dapat belajar berempati, menerima pendapat orang lain atau mengakui secara sportif
jika pendapatnya tidak diterima.

Kelemahan TPS (Think-Pair-Share)


1. Membutuhkan koordinasi secara bersamaan dari berbagai aktivitas.

2. Membutuhkan perhatian khusus dalam penggunaan ruangan kelas.

3. Peralihan dari seluruh kelas ke kelompok kecil dapat menyita waktu pengajaran yang
berharga. Untuk itu guru harus dapat membuat perencanaan yang seksama sehingga dapat
meminimalkan jumlah waktu yang terbuang.

4. Banyak kelompok yang melapor dan perlu dimonitor.

5. Lebih sedikit ide yang muncul.

Metode Pembelajaran SMPIT DAARUL HIKMAH Page 45


6. Jika ada perselisihan,tidak ada penengah.

7. Menggantungkan pada pasangan.

8. Jumlah siswa yang ganjil berdampak pada saat pembentukan kelompok, karena ada satu siswa
tidak mempunyai pasangan.

9. Ketidaksesuaian antara waktu yang direncanakan dengan pelaksanaannya.

10. Metode pembelajaran Think-Pair-Share belum banyak diterapkan di sekolah.

11. Sangat memerlukan kemampuan dan ketrampilan guru, waktu pembelajaran berlangsung guru
melakukan intervensi secara maksimal.

12. Menyusun bahan ajar setiap pertemuan dengan tingkat kesulitan yang sesuai dengan taraf
berfikir anak

13. Mengubah kebiasaan siswa belajar dari yang dengan cara mendengarkan ceramah diganti
dengan belajar berfikir memecahkan masalah secara kelompok, hal ini merupakan kesulitan sendiri
bagi siswa.

14. Sangat sulit diterapkan di sekolah yang rata-rata kemampuan siswanya rendah dan waktu yang
terbatas.

15. Jumlah kelompok yang terbentuk banyak.

16. Sejumlah siswa bingung, sebagian kehilangan rasa percaya diri, saling mengganggu antar siswa
karena siswa baru tahu metode TPS.

Metode Pembelajaran SMPIT DAARUL HIKMAH Page 46


MODEL PEMBELAJARAN DEBAT

Model pembelajaran DEBAT

A. PENGERTIAN DEBAT
Debat adalah kegiatan adu argumentasi antara dua pihak atau lebih, baik secara perorangan maupun
kelompok, dalam mendiskusikan dan memutuskan masalah dan perbedaan. Secara formal, debat
banyak dilakukan dalam institusi legislatif seperti parlemen, terutama di negara-negara yang
menggunakan sistem oposisi. Dalam hal ini, debat dilakukan menuruti aturan-aturan yang jelas dan
hasil dari debat dapat dihasilkan melalui voting atau keputusan juri.

Contoh lain debat yang diselenggarakan secara formal adalah debat antar kandidat legislatif dan
debat antar calon presiden/wakil presiden yang umum dilakukan menjelang pemilihan umum.
Debat kompetitif adalah debat dalam bentuk permainan yang biasa dilakukan di tingkat sekolah dan
universitas. Dalam hal ini, debat dilakukan sebagai pertandingan dengan aturan (“format”) yang
jelas dan ketat antara dua pihak yang masing-masing mendukung dan menentang sebuah
pernyataan. Debat disaksikan oleh satu atau beberapa orang juri yang ditunjuk untuk menentukan
pemenang dari sebuah debat. Pemenang dari debat kompetitif adalah tim yang berhasil
menunjukkan pengetahuan dan kemampuan debat yang lebih baik.
B. DEBAT KOMPETITIF DALAM PENDIDIKAN
Tidak seperti debat sebenarnya di parlemen, debat kompetitif tidak bertujuan untuk menghasilkan
keputusan namun lebih diarahkan untuk mengembangkan kemampuan-kemampuan tertentu di
kalangan pesertanya, seperti kemampuan untuk mengutarakan pendapat secara logis, jelas dan
terstruktur, mendengarkan pendapat yang berbeda, dan kemampuan berbahasa asing (bila debat
dilakukan dalam bahasa asing).
Namun demikian, beberapa format yang digunakan dalam debat kompetitif didasarkan atas debat
formal yang dilakukan di parlemen. Dari sinilah muncul istilah “debat parlementer” sebagai salah
satu gaya debat kompetitif yang populer. Ada berbagai format debat parlementer yang masing-
masing memiliki aturan dan organisasinya sendiri.
Kejuaraan debat kompetitif parlementer tingkat dunia yang paling diakui adalah World Universities
Debating Championship (WUDC) dengan gaya British Parliamentary di tingkat universitas dan
World Schools Debating Championship (WSDC) untuk tingkat sekolah menengah atas.
Kompetisi debat bertaraf internasional umumnya menggunakan bahasa Inggris sebagai pengantar.
Tidak ada bantuan penerjemah bagi peserta manapun. Namun demikian, beberapa kompetisi

Metode Pembelajaran SMPIT DAARUL HIKMAH Page 47


memberikan penghargaan khusus kepada tim yang berasal dari negara-negara yang hanya
menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa kedua (English as Second Language – ESL).
Negara-negara yang terkenal dengan tim debatnya antara lain Inggris, Australia, Irlandia, dan
Amerika Serikat. Di Asia, negara yang dianggap relatif kuat antara lain Filipina dan Singapura.
1. Debat kompetitif di Indonesia
Di Indonesia, debat kompetitif sudah mulai berkembang, walaupun masih didominasi oleh
kompetisi debat berbahasa Inggris. Kejuaraan debat parlementar pertama di tingkat universitas
adalah Java Overland Varsities English Debate (JOVED) yang diselenggarakan tahun 1997 di
Universitas Katolik Parahyangan, Bandung, dan diikuti oleh tim-tim dari berbagai wilayah di P.
Jawa. Kejuaraan debat se-Indonesia yang pertama adalah Indonesian Varsity English Debate
(IVED) 1998 di Universitas Indonesia. Hingga kini (2006), kedua kompetisi tersebut
diselenggarakan setiap tahun secara bergilir di universitas yang berbeda.
Sejak 2001, Indonesia telah mengirimkan delegasi ke WSDC. Delegasi tersebut dipilih setiap
tahunnya melalui Indonesian Schools Debating Championship (ISDC) yang diselenggarakan oleh
Departemen Pendidikan Nasional bekerjasama dengan Association for Critical Thinking (ACT).

2. Berbagai gaya debat parlementer


Dalam debat kompetitif, sebuah format mengatur hal-hal antara lain:
1. jumlah tim dalam satu debat
2. jumlah pembicara dalam satu tim
3. giliran berbicara
4. lama waktu yang disediakan untuk masing-masing pembicara
5. tatacara interupsi
6. mosi dan batasan-batasan pendefinisian mosi
7. tugas yang diharapkan dari masing-masing pembicara
8. hal-hal yang tidak boleh dilakukan oleh pembicara
9. jumlah juri dalam satu debat
10. kisaran penilaian
Selain itu, berbagai kompetisi juga memiliki aturan yang berbeda mengenai:
Penentuan topik debat (mosi) – apakah diberikan jauh hari sebelumnya atau hanya beberapa saat
sebelum debat dimulai (impromptu)
Lama waktu persiapan – untuk debat impromptu, waktu persiapan berkisar antara 15 menit
(WUDC) hingga 1 jam (WSDC)

Metode Pembelajaran SMPIT DAARUL HIKMAH Page 48


Perhitungan hasil pertandingan – beberapa debat hanya menggunakan victory point (VP) untuk
menentukan peringkat, namun ada juga yang menghitung selisih (margin) nilai yang diraih kedua
tim atau jumlah vote juri (mis. untuk panel beranggotakan 3 juri, sebuah tim bisa menang 3-0 atau
2-1)
Sistem kompetisi – sistem gugur biasanya hanya digunakan dalam babak elimiasi (perdelapan final,
perempat final, semifinal dan final); dalam babak penyisihan, sistem yang biasa digunakan adalah
power matching
Format debat parlementer sering menggunakan peristilahan yang biasa dipakai di debat parlemen
sebenarnya:

Topik debat disebut mosi (motion)


Tim Afirmatif (yang setuju terhadap mosi) sering disebut juga Pemerintah (Government), tim
Negatif (yang menentang mosi) disebut Oposisi (Opposition)
Pembicara pertama dipanggil sebagai Perdana Menteri (Prime Minister), dan sebagainya
Pemimpin/wasit debat (chairperson) dipanggil Speaker of The House
Penonton/juri dipanggil Members of the House (Sidang Dewan yang Terhormat)
Interupsi disebut Points of Information (POI)

a. Australian Parliamentary/Australasian Parliamentary (“Australs”)


Gaya debat ini digunakan di Australia, namun pengaruhnya menyebar hingga ke kompetisi-
kompetisi yang diselenggarakan di Asia, sehingga akhirnya disebut sebagai format Australasian
Parliamentary. Dalam format ini, dua tim beranggotakan masing-masing tiga orang berhadapan
dalam satu debat, satu tim mewakili Pemerintah (Government) dan satu tim mewakili Oposisi
(Opposition), dengan urutan sebagai berikut:
Pembicara pertama pihak Pemerintah – 7 menit
Pembicara pertama pihak Oposisi – 7 menit
Pembicara kedua pihak Pemerintah – 7 menit
Pembicara kedua pihak Oposisi – 7 menit
Pembicara ketiga pihak Pemerintah – 7 menit
Pembicara ketiga pihak Oposisi – 7 menit
Pidato penutup pihak Oposisi – 5 menit
Pidato penutup pihak Pemerintah – 5 menit

Metode Pembelajaran SMPIT DAARUL HIKMAH Page 49


Pidato penutup (Reply speech) menjadi ciri dari format ini. Pidato penutup dibawakan oleh
pembicara pertama atau kedua dari masing-masing tim (tidak boleh pembicara ketiga). Pidato
penutup dimulai oleh Oposisi terlebih dahulu, baru Pemerintah.
Mosi dalam format ini diberikan dalam bentuk pernyataan yang harus didukung oleh pihak
Pemerintah dan ditentang oleh Pihak Oposisi, contoh:
(This House believes that) Globalization marginalizes the poor.
(Sidang Dewan percaya bahwa) Globalisasi meminggirkan masyarakat miskin.
Mosi tersebut dapat didefinisikan oleh pihak Pemerintah dalam batasan-batasan tertentu dengan
tujuan untuk memperjelas debat yang akan dilakukan. Ada aturan-aturan yang cukup jelas dalam
hal apa yang boleh dilakukan sebagai bagian dari definisi dan apa yang tidak boleh dilakukan.

Tidak ada interupsi dalam format ini.


Juri (adjudicator) dalam format Australs terdiri atas satu orang atau satu panel berjumlah ganjil.
Dalam panel, setiap juri memberikan voting-nya tanpa melalui musyawarah. Dengan demikian,
keputusan panel dapat bersifat unanimous ataupun split decision.
Di Indonesia, format ini termasuk yang pertama kali dikenal sehingga cukup populer terutama di
kalangan universitas. Kompetisi debat di Indonesia yang menggunakan format ini adalah Java
Overland Varsities English Debate (JOVED) dan Indonesian Varsity English Debate (IVED).

b. Asian Parliamentary (“Asians”)


Format ini merupakan pengembangan dari format Australs dan digunakan dalam kejuaraan tingkat
Asia. Perbedaannya dengan format Australs adalah adanya interupsi (Points of Information) yang
boleh diajukan antara menit ke-1 dan ke-6 (hanya untuk pidato utama, tidak pada pidato penutup).
Format ini juga mirip dengan World Schools Style yang digunakan di WSDC.
Di Indonesia, format ini digunakan dalam ALSA English Competition (e-Comp) yang
diselenggarakan (hampir) setiap tahun oleh ALSA LC [[Universitas Indonesia].

c. British Parliamentary (“BP”)


Gaya debat parlementer ini banyak dipakai di Inggris namun juga populer di banyak negara, sebab
format inilah yang digunakan di kejuaraan dunia WUDC. Dalam format ini, empat tim
beranggotakan masing-masing dua orang bertarung dalam satu debat, dua tim mewakili Pemerintah
(Government) dan dua lainnya Oposisi (Opposition), dengan susunan sebagai berikut:
Opening Government: Opening Opposition:
Prime Minister Leader of the Opposition

Metode Pembelajaran SMPIT DAARUL HIKMAH Page 50


Deputy Prime Minister Deputy Leader of the Opposition
Closing Government: Closing Opposition
Member of the Government Member of the Opposition
Government Whip Opposition Whip

Urutan berbicara adalah sebagai berikut:


Prime Minister – 7 menit
Leader of the Opposition – 7 menit
Deputy Prome Minister – 7 menit
Deputy Leader of the Opposition – 7 menit
Member of the Government – 7 menit
Member of the Opposition – 7 menit
Government Whip – 7 menit
Opposition Whip – 7 menit

Setiap pembicara diberi waktu 7 menit untuk menyampaikan pidatonya. Di antara menit ke-1 dan
ke-6, pembicara dari pihak lawan dapat mengajukan interupsi (Points of Information). Bila
diterima, pembicara yang mengajukan permintaan interupsi tadi diberikan waktu maksimal 15 detik
untuk menyampaikan sebuah pertanyaan yang kemudian harus dijawab oleh pembicara tadi
sebelum melanjutkan pidatonya.
Juri dalam debat BP bisa satu orang atau satu panel berjumlah ganjil. Di akhir debat, juri
menentukan urutan kemenangan dari peringkat 1 sampai 4 untuk debat tersebut. Dalam panel,
keputusan sebisanya diambil berdasarkan mufakat. Bila mufakat tidak tercapai, Ketua Panel akan
membuat keputusan terakhir.
Di Indonesia, format ini digunakan dalam kompetisi Founder’s Trophy yang diselenggarakan oleh
Komunitas Debat Bahasa Inggris Universitas Indonesia setiap tahun.

d. Format World Schools


Format yang digunakan dalam turnamen World Schools Debating Championship (WSDC) dapat
dianggap sebagai kombinasi BP dan Australs. Setiap debat terdiri atas dua tim, Proposisi dan
Oposisi, beranggotakan masing-masing tiga orang. Urutan pidato adalah sebagai berikut:
Pembicara pertama Proposisi – 8 menit
Pembicara pertama Oposisi – 8 menit
Pembicara kedua Proposisi – 8 menit

Metode Pembelajaran SMPIT DAARUL HIKMAH Page 51


Pembicara kedua Oposisi – 8 menit
Pembicara ketiga Proposisi – 8 menit
Pembicara ketiga Oposisi – 8 menit
Pidato penutup Oposisi – 4 menit
Pidato penutup Proposisi – 4 menit

Pidato penutup (reply speech) dibawakan oleh pembicara pertama atau kedua masing-masing tim
(tidak boleh pembicara ketiga) dan didahului oleh pihak Oposisi dan ditutup oleh pihak Proposisi.
Aturan untuk interupsi (Points of Information – POI) mirip dengan format BP. POI hanya dapat
diberikan antara menit ke-1 dan ke-7 pidato utama dan tidak ada POI dalam pidato penutup.
Di Indonesia, format ini digunakan dalam kejuaraan Indonesian Schools Debating Championship
(ISDC). Beberapa SMU di Indonesia yang pernah mengadakan kompetisi debat juga menggunakan
format ini.

e. American Parliamentary
Debat parlementer di Amerika Serikat diikuti oleh dua tim untuk setiap debatnya dengan susunan
sebagai berikut:
Government
Prime Minister (PM)
Member of the Government (MG)
Opposition
Leader of the Opposition (LO)
Member of the Opposition (MO)

Debat parlementer diadakan oleh beberapa organisasi berbeda di Amerika Serikat di tingkat
pendidikan menengah dan tinggi. National Parliamentary Debate Association (NPDA), American
Parliamentary Debate Association (APDA), dan National Parliamentary Tournament of Excellence
(NPTE) menyelenggarakan debat parlementer tingkat universitas dengan susunan pidato sebagai
berikut:
Prime Minister – 7 menit
Leader of the Opposition – 8 menit
Member of the Government – 8 min
Member of the Opposition – 8 min
Leader of the Opposition Rebuttal – 4 min

Metode Pembelajaran SMPIT DAARUL HIKMAH Page 52


Prime Minister Rebuttal – 5 min

California High School Speech Association (CHSSA) dan National Parliamentary Debate League
(NPDL) menyelenggarakan debat parlementer tingkat sekolah menengah dengan susunan pidato
sebagai berikut:

Prime Minister – 7 menit


Leader of the Opposition – 7 menit
Member of the Government – 7 menit
Member of the Opposition – 7 menit
Leader of the Opposition Rebuttal – 5 menit
Prime Minister Rebuttal – 5 menit

Dalam semua format tersebut kecuali CHSSA, interupsi berupa pertanyaan dapat ditanyakan kepada
pembicara keempat pidato pertama, kecuali pada menit pertama dan terakhir pidato. Dalam format
CHSSA, keenam pidato semuanya dapat diinterupsi.
Di Indonesia, format debat ini belum populer dan belum ada kompetisi reguler yang
menggunakannya.

3. Debat kompetitif selain debat parlementer


Debat Proposal
Dalam gaya Debat Proposal (Policy Debate), dua tim menjadi penganjur dan penentang sebuah
rencana yang berhubungan dengan topik debat yang diberikan. Topik yang diberikan umumnya
mengenai perubahan kebijakan yang diinginkan dari pemerintah. Kedua tim biasanya memainkan
peran Afirmatif (mendukung proposal) dan Negatif (menentang proposal). Pada prakteknya,
kebanyakan acara debat tipe ini hanya memiliki satu topik yang sama yang berlaku selama setahun
penuh atau selama jangka waktu lainnya yang sudah ditetapkan.
Bila dibandingkan dengan debat parlementer, debat proposal lebih mengandalkan pada hasil riset
atas fakta-fakta pendukung (evidence). Debat ini juga memiliki persepsi yang lebih luas mengenai
argumen. Misalnya, sebuah proposal alternatif (counterplan) yang membuat proposal utama
menjadi tidak diperlukan dapat menjadi sebuah argumen dalam debat ini. Walaupun retorika juga
penting dan ikut memengaruhi nilai setiap pembicara, pemenang tiap babak umumnya didasari atas
siapa yang telah “memenangkan” argumen sesuai dengan fakta pendukung dan logika yang

Metode Pembelajaran SMPIT DAARUL HIKMAH Page 53


diberikan. Sebagai konsekuensinya, juri kadang-kadang membutuhkan waktu yang lama untuk
mengambil keputusan karena semua fakta pendukung harus diperiksa terlebih dahulu.
Di Amerika Serikat, Debat Proposal adalah tipe debat yang lebih populer dibandingkan debat
parlementer. Kegiatan ini juga telah dicoba dikembangkan di Eropa dan Jepang dan gaya debat ini
ikut memengaruhi bentuk-bentuk debat lain. Di AS, Debat Proposal tingkat SMU diselenggarakan
oleh NFL dan NCFL. Di tingkat universitas, debat ini diselenggarakan oleh National Debate
Tournament (NDT), Cross Examination Debate Association (CEDA), National Educational Debate
Association, dan Great Plains Forensic Conference.

Debat Proposal terdiri atas dua tim beranggotakan masing-masing dua orang dalam tiap debatnya.
Setiap pembicara membawakan dua pidato, satu pidato konstruktif (8 atau 9 menit) yang berisi
argumen-argumen baru dan satu pidato sanggahan (4, 5, atau 6 menit) yang tidak boleh berisi
argumen baru namun dapat berisi fakta pendukung baru untuk membantu sanggahan. Biasanya,
sehabis setiap pidato konstruktif, pihak lawan diberikan kesempatan untuk melakukan pemeriksaan
silang (cross-examination) atas pidato tersebut. Setiap isu yang tidak ditanggapi oleh pihak lawan
dianggap sudah diterima dalam debat. Dewan juri secara seksama mencatat semua pernyataan yang
dibuat dalam suatu babak (sering disebut flow).
Di Indonesia, format debat ini belum populer dan belum ada kompetisi reguler yang
menggunakannya.
Lincoln-Douglas Debate
Nama gaya debat ini diambil dari debat-debat terkenal yang pernah dilakukan di Senat Amerika
Serikat antara kedua kandidat Lincoln dan Douglas. Setiap debat gaya ini diikuti oleh dua pedebat
yang bertarung satu sama lain.
Argumen dalam debat ini terpusat pada filosofi dan nilai-nilai abstrak, sehingga sering disebut
sebagai debat nilai (value debate). Debat LD kurang menekankan pada fakta pendukung (evidence)
dan lebih mengutamakan logika dan penjelasan.
Di Indonesia, format debat ini belum populer dan belum ada kompetisi reguler yang
menggunakannya.

C. KEGIATAN LAIN YANG SERUPA


Model United Nations
Model United Nations adalah kegiatan yang banyak dilakukan di tingkat sekolah dan universitas di
dunia. Dalam kegiatan ini, peserta memainkan peran sebagai delegasi Perserikatan Bangsa-bangsa

Metode Pembelajaran SMPIT DAARUL HIKMAH Page 54


(PBB) yang mewakili negara tertentu (dalam kompetisi internasional, negara yang diwakili
umumnya bukan negara asal sebenarnya dari tim tersebut).
Di Indonesia, kegiatan ini relatif belum berkembang. Namun, Jakarta International School (JIS),
sebuah sekolah internasional di ibukota, memiliki kegiatan ekstrakurikuler ini.
Moot court
Kompetisi Moot court biasa dilakukan oleh mahasiswa hukum di tingkat universitas.

D. MODEL PEMBELAJARAB DEBATE


Debat adalah model pembalajaran dengan sisntaks: siswa menjadi 2 kelompok kemudian duduk
berhadapan, siswa membaca materi bahan ajar untuk dicermati oleh masing-masing kelompok,
sajian presentasi hasil bacaan oleh perwakilan salah satu kelompok kemudian ditanggapi oleh
kelompok lainnya begitu seterusnya secara bergantian, guru membimbing membuat kesimpulan dan
menambahkannya bila perlu.
E. MODEL PEMBELAJARAN DEBAT AKTIF
Membuat pembelajaran yang menarik dan sekaligus mengaktifkan siswa banyak sekali caranya.
Salah satu cara yang bisa digunakan adalah dengan model debat aktif.

Model debat aktif


Model pembelajaran debat aktif merupakan modifikasi dari model-model diskusi terbuka yang
terjadi di kalangan kampus. Bagaimana membawa suasana debat tersebut di pada jenjang
pendidikan yang lebih rendah. Dimana pelaku debat adalah siswa SD yang belum banyak
menguasai konsep atau argumentasi yang kuat untuk mempertahankan pendapatnya?
Model pembelajaran debat aktif tersebut dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
Buatlah sebuah pernyataan yang kontroversi terhadap materi yang telah kita berikan sebelumnya.
Misalnya “ayam sebenarnya juga termasuk binatang carnivora (pemakan daging)”.
Bentuk siswa dalam 2 kelompok besar di dalam kelas.
Satu kelompok adalah sebagai kelompok “PRO” atau pendukung pernyataan tersebut, sementara
satu kelompok yang lain adalah sebagai kelompok KONTRA atau kelompok yang menolak
pernyataan tersebut.
Silahkan tanyakan kepada kelompok PRO, mengapa mereka mendukung pernyataan tersebut.
Alasan-alasan apa yang menguatkan pernyataan tersebut?
Sementara untuk kelompok KONTRA harus mempertahankan pendapatnya tersebut juga disertai
dengan argumentasi-argumentasi yang masuk akal.
Atur lalu-lintas debat agar tidak terjadi “Debat kusir”.

Metode Pembelajaran SMPIT DAARUL HIKMAH Page 55


F. LANGKAH LANGKAH MODEL PEMBELAJARAN DEBAT
1. Guru membagi dua kelompok peserta debat yang satu pro dan yang lainnya kontra
2. Guru memberikan tugas untuk membaca materi yang akan didebatkan oleh kedua kelompok
diatas
3. Setelah selesai membaca materi guru mrnunjuk salah satu anggota kelompok pro untuk berbicara,
saat itu ditanggapi atau dibantah oleh kelompok kontra. Demikian seterusnya sampai sebagian besar
siswa bisa mengemukakan pendapatnya
4. Sementara siswa menympaikan gagasannya, guru menulis inti/ide-ide darisetiap pembicaraan
dipapan tulis. Sampai sejumlah ide yang diharapkan guru terpenuhi
5. Guru menambahkan konsep atau ide yang belum terungkap
6. Dari data-data yang ada di papan tersebut, guru mengajak siswa membuat kesimpulan atau
rangkuman yang mengacu pada topik yang ingin dicapai.
G. KELEBIHAN MODEL PEMBELAJARAN DEBAT
1. Memantapkan pemahaman konsep siswa terhadap materi pelajaran yang telah diberikan.
2. Melatih siswa untuk bersikap kritis terhadap semua teori yang telah diberikan.
3. Melatih siswa untuk berani mengemukakan pendapat.

H. KEKURANGAN MODEL PEMBELAJARAN DEBAT


1. Ketika menyampaikan pendapat saling berebut
2. Saling adu argument yang tak kunjung selesai bila guru tidak menengahi
3. Siswa yang pandai berargumen akan slalu aktif tapi yang kurang pandai berargumen hanya diam
dan pasif.

Clip_4
MODEL PEMBELAJARAN ARTIKULASI
MODEL PEMBELAJARAN ARTIKULASI

Ibarat pakaian yang penuh variasi lengkap dengan berbagai corak warna dan modelnya, semua itu
adalah dengan tujuan agar si pemakai merasa nyaman, aman, terlindung, juga agar merasa percaya
diri dan dihargai/dihormati orang lain. Orang lain yang memandang cara berpakaian pun akan
merasa senang, simpati, bahkan mungkin tertarik akan performa dan potongan/model pakaian
tersebut. Maka secara lugas dapat dikatakan bahwa tujuan daripada berpakaian sudah tercapai.

Metode Pembelajaran SMPIT DAARUL HIKMAH Page 56


Demikian juga dengan pembelajaran. Banyak ragam strategi pembelajaran, pendekatan, metode
pembelajaran dan juga model pembelajaran. Tujuan dilaksanakannya berbagai macam strategi
pembelajaran, metode pembelajaran dan model pembelajaran adalah agar guru/pendidik lebih
mudah, lebih efektif dan efisien dalam menerapkan suatu pembelajaran sehingga apa yang menjadi
tujuan pembelajaran akan mudah tercapai secara maksimal.
Bagi peserta didik akan menimbulkan perasaan senang, termotivasi, tertantang sehingga
pembelajaran pun menjadi lebih bermakna dan PAIKEM (Pembelajaran Aktif Inovatif Kreatif
Efektif dan Menyenangkan ). Tidak ada lagi pembelajaran yang monoton dan menjemukan.
Khusus model pembelajaran, ternyata jumlahnya cukup banyak. Hal ini karena selalu ada inovasi-
inovasi baru yang dilakukan oleh kalangan guru/pendidik, ahli pendidikan dan kaum cerdik
cendikiawan baik dari dalam negeri maupun dari luar negeri.
Efektif atau tidaknya suatu model pembelajaran diterapkan, tidak ditentukan oleh kecanggihan
suatu model pembelajaran saja, karena pada prinsipnya tidak ada satu model pembelajaran pun yang
terbaik. Model pembelajaran yang terbaik adalah model pembelajaran yang relevan dengan tujuan
yang hendak dicapai. Dari sekian model pembelajaran, berikut penulis sampaikan salah satu contoh
model pembelajaran yakni model pembelajaran Artikulasi.

1. Pengertian Model Pembelajaran Artikulasi

Model pembelajaran Artikulasi merupakan model yang prosesnya seperti pesan berantai, artinya
apa yang telah diberikan Guru, seorang siswa wajib meneruskan menjelaskannya pada siswa lain
(pasangan kelompoknya). Di sinilah keunikan model pembelajaran ini. Siswa dituntut untuk bisa
berperan sebagai ‘penerima pesan’ sekaligus berperan sebagai ‘penyampai pesan.’
Model pembelajaran artikulasi merupakan model pembelajaran yang menuntut siswa aktif dalam
pembelajaran dimana siswa dibentuk menjadi kelompok kecil yang masing-masing siswa dalam
kelompok tersebut mempunyai tugas mewawancarai teman kelompoknya tentang materi yang baru
dibahas. Konsep pemahaman sangat diperlukan dalam mode pembelajaran ini.
2. Langkah-langkah Model Pembelajaran Artikulasi
1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
2. Guru menyajikan materi sebagaimana biasa.
3. Untuk mengetahui daya serap siswa, bentuklah kelompok berpasangan dua orang.
4. Menugaskan salah satu siswa dari pasangan itu menceritakan materi yang baru diterima dari guru
dan pasangannya mendengar sambil membuat catatan-catatan kecil, kemudian berganti peran.
Begitu juga kelompok lainnya.

Metode Pembelajaran SMPIT DAARUL HIKMAH Page 57


5. Menugaskan siswa secara bergiliran/diacak menyampaikan hasil wawancaranya dengan teman
pasangannya sampai sebagian siswa sudah menyampaikan hasil wawancaranya.
6. Guru mengulangi/menjelaskan kembali materi yang sekiranya belum dipahami siswa.
7. Kesimpulan/penutup.
3. Kelemahan dan kelebihan Pembelajaran Artikulasi
Kelemahan dan kelebihan dari pembelajaran artikulasi ini antara lain:
A. Kelemahannya:
a. Untuk mata pelajaran tertentu
b. Waktu yang dibutuhkan banyak
c. Materi yang didapat sedikit
d. Banyak kelompok yang melapor dan perlu dimonitor
e. Lebih sedikit ide yang muncul
f. Jika ada perselisihan tidak ada penengah

B. Kelebihannya:
a. Semua siswa terlibat (mendapat peran)
b. Melatih kesiapan siswa
c. Melatih daya serap pemahaman dari orang lain
d. Cocok untuk tugas sederhana
e. Interaksi lebih mudah
f. Lebih mudah dan cepat membentuknya
g. Meningkatkan partisipasi anak

Metode Pembelajaran SMPIT DAARUL HIKMAH Page 58


Model Pembelajaran Role Playing

A. Metode Role Playing


adalah suatu cara penguasaan bahan-bahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan
penghayatan siswa. Pengembangan imajinasi dan penghayatan dilakukan siswa dengan
memerankannya sebagai tokoh hidup atau benda mati. Permainan ini pada umumnya dilakukan
lebih dari satu orang, hal itu bergantung kepada apa yang diperankan.
B. Tujuan pembelajaran Role Playing
Menurut Zuhaerini (1983: 56), model ini digunakan apabila pelajaran dimaksudkan untuk: (a)
menerangkan suatu peristiwa yang di dalamnya menyangkut orang banyak, dan berdasarkan
pertimbangan didaktik lebih baik didramatisasikan daripada diceritakan, karena akan lebih jelas dan
dapat dihayati oleh anak; (b) melatih anak-anak agar mereka mampu menyelesaikan masalah-
masalah sosial-psikologis; dan (c) melatih anak-anak agar mereka dapat bergaul dan memberi
kemungkinan bagi pemahaman terhadap orang lain beserta masalahnya.

C. langkah-langkah model pembelajaran role playing


Langkah-langkah model pembelajaran ini adalah: guru menyiapkan scenario pembelajaran,
menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari skenario tersebut, pembentukan kelompok siswa,
penyampaian kompetensi, menunjuk siswa untuk melakonkan skenario yang telah dipelajarinya,
kelompok siswa membahas peran yang dilakukan oleh pelakon, presentasi hasil kelompok,
bimbingan penyimpulan dan refleksi.

D. Pengertian dan ciri-ciri pembelajaran Role Playing

Bermain peran pada prinsipnya merupakan pembelajaran untuk ‘menghadirkan’ peran-peran yang
ada dalam dunia nyata ke dalam suatu ‘pertunjukan peran’ di dalam kelas/pertemuan, yang
kemudian dijadikan sebagai bahan refleksi agar peserta memberikan penilaian terhadap . Misalnya:
menilai keunggulan maupun kelemahan masing-masing peran tersebut, dan kemudian memberikan
saran/ alternatif pendapat bagi pengembangan peran-peran tersebut. Pembelajaran ini lebih
menekankan terhadap masalah yang diangkat dalam ‘pertunjukan’, dan bukan pada kemampuan
pemain dalam melakukan permainan peran
.
Role playing adalah sejenis permainan gerak yang didalamnya ada tujuan, aturan dan sekaligus
melibatkan unsur senang (Jill Hadfield, 1986). Dalam role playing murid dikondisikan pada situasi

Metode Pembelajaran SMPIT DAARUL HIKMAH Page 59


tertentu di luar kelas, meskipun saat itu pembelajaran terjadi di dalam kelas, dengan menggunakan
bahasa Inggris. Selain itu, role Playing sering kali dimaksudkan sebagai suatu bentuk aktivitas
dimana pembelajar membayangkan dirinya seolah-olah berada di luar kelas dan memainkan peran
orang lain (Basri Syamsu, 2000).

Dalam role playing murid diperlakukan sebagai subyek pembelajaran, secara aktif melakukan
praktik-praktik berbahasa (bertanya dan menjawab dalam bahasa Inggris) bersama teman-temannya
pada situasi tertentu. Belajar efektif dimulai dari lingkungan yang berpusat pada diri murid
(Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, 2002).
Lebih lanjut prinsip pembelajaran PKn standar kompetensi memahami kebebasan berorganisasi,
dan menghargai keputusan bersama, murid akan lebih berhasil jika mereka diberi kesempatan
memainkan peran dalam bermusyawarah, melakukan pemungutan suara terbanyak dan bersikap
mau menerima kekalahan sehingga dengan melakukan berbagai kegiatan tersebut dan secara aktif
berpartisipasi, mereka akan lebih mudah menguasai apa yang mereka pelajari (Boediono, 2001).
Jadi, dalam pembelajaran murid harus aktif, karena tanpa adanya aktivitas, maka proses
pembelajaran tidak mungkin terjadi
.
Sementara itu, sesuai dengan pengalaman penelitian sejenis yang telah dilakukan, manfaat yang
dapat diambil dari role playing adalah: Pertama, role playing dapat memberikan semacam hidden
practise, dimana murid tanpa sadar menggunakan ungkapan-ungkapan terhadap materi yang telah
dan sedang mereka pelajari. Kedua, role playing melibatkan jumlah murid yang cukup banyak,
cocok untuk kelas besar. Ketiga, role playing dapat memberikan kepada murid kesenangan karena
role playing pada dasarnya adalah permainan. Dengan bermain murid akan merasa senang karena
bermain adalah dunia siswa. Masuklah ke dunia siswa, sambil kita antarkan dunia kita (Bobby
DePorter, 2000: 12)
E. kelebihan dan kekurangan role playing

Kelebihan Metode Role Playing

Kelebihan metode Role Playing melibatkan seluruh siswa berpartisipasi, mempunyai kesempatan
untuk memajukan kemampuannya dalam bekerja sama. Siswa juga dapat belajar menggunakan
bahasa dengan baik dan benar. Selain itu, kelebihan metode ini adalah, sebagai berikut:

1) Siswa bebas mengambil keputusan dan berekspresi secara utuh.

Metode Pembelajaran SMPIT DAARUL HIKMAH Page 60


2) Permainan merupakan penemuan yang mudah dan dapat digunakan dalam situasi dan waktu
yang berbeda.
3) Guru dapat mengevaluasi pengalaman siswa melalui pengamatan pada waktu melakukan
permainan.
4) Dapat berkesan dengan kuat dan tahan lama dalam ingatan siswa. Disamping merupakan
pengaman yang menyenangkan yang saling untuk dilupakan
5) Sangat menarik bagi siswa, sehingga memungkinkan kelas menjadi dinamis dan penuh antusias
6) Membangkitkan gairah dan semangat optimisme dalam diri siswa serta menumbuhkan rasa
kebersamaan dan kesetiakawanan sosial yang tinggi
7) Dapat menghayati peristiwa yang berlangsung dengan mudah, dan dapat memetik butir-butir
hikmah yang terkandung di dalamnya dengan penghayatan siswa sendiri
8) Dimungkinkan dapat meningkatkan kemampuan profesional siswa, dan dapat menumbuhkan /
membuka kesempatan bagi lapangan kerja

Kelemahan Metode Role Playing

Hakekatnya sebuah ilmu yang tercipca oleh manusia tidak ada yang sempurna,semua ilmu ada
kelebihan dan kekurangan.Jika kita melihat metode Role Playing dalam dalam cakupan cara dalam
prooses mengajar dan belajar dalam lingkup pendidikan tentunya selain kelebihan terdapat
kelemahan.

Kelemahan metode role palying antara lain:

1. Metode bermain peranan memelrukan waktu yang relatif panjang/banyak


2. Memerlukan kreativitas dan daya kreasi yang tinggi dari pihak guru maupun murid. Dan ini tidak
semua guru memilikinya
3. Kebanyakan siswa yang ditunjuk sebagai pemeran merasa malu untuk memerlukan suatu adegan
tertentu
4. Apabila pelaksanaan sosiodrama dan bermain pemeran mengalami kegagalan, bukan saja dapat
memberi kesan kurang baik, tetapi sekaligus berarti tujuan pengajaran tidak tercapai
5. Tidak semua materi pelajaran dapat disajikan melalui metode ini

Metode Pembelajaran SMPIT DAARUL HIKMAH Page 61


MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION
Group Investigationn merupakan salah satu bentuk model pembelajaran kooperatif yang
menekankan pada partisipasi dan aktivitas siswa untuk mencari sendiri materi (informasi) pelajaran
yang akan dipelajari melalui bahan-bahan yang tersedia, misalnya dari buku pelajaran atau siswa
dapat mencari melalui internet. Siswa dilibatkan sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik
maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi. Tipe ini menuntut para siswa untuk
memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses
kelompok. Model Group Investigation dapat melatih siswa untuk menumbuhkan kemampuan
berfikir mandiri. Keterlibatan siswa secara aktif dapat terlihat mulai dari tahap pertama sampai
tahap akhir pembelajaran.

Dalam metode Group Investigation terdapat tiga konsep utama, yaitu: penelitian atau enquiri,
pengetahuan atauknowledge, dan dinamika kelompok atau the dynamic of the learning group, (Udin
S. Winaputra, 2001:75). Penelitian di sini adalah proses dinamika siswa memberikan respon
terhadap masalah dan memecahkan masalah tersebut. Pengetahuan adalah pengalaman belajar yang
diperoleh siswa baik secara langsung maupun tidak langsung. Sedangkan dinamika kelompok
menunjukkan suasana yang menggambarkan sekelompok saling berinteraksi yang melibatkan
berbagai ide dan pendapat serta saling bertukar pengalaman melaui proses saling beragumentasi.

Slavin (1995) dalam Siti Maesaroh (2005:28), mengemukakan hal penting untuk melakukan metode
Group Investigationadalah:

Membutuhkan Kemampuan Kelompok.


Di dalam mengerjakan setiap tugas, setiap anggota kelompok harus mendapat kesempatan
memberikan kontribusi. Dalam penyelidikan, siswa dapat mencari informasi dari berbagai informasi
dari dalam maupun di luar kelas.kemudian siswa mengumpulkan informasi yang diberikan dari
setiap anggota untuk mengerjakan lembar kerja.

Rencana Kooperatif.
Siswa bersama-sama menyelidiki masalah mereka, sumber mana yang mereka butuhkan, siapa yang
melakukan apa, dan bagaimana mereka akan mempresentasikan proyek mereka di dalam kelas.

Peran Guru.

Metode Pembelajaran SMPIT DAARUL HIKMAH Page 62


Guru menyediakan sumber dan fasilitator. Guru memutar diantara kelompok-kelompok
memperhatikan siswa mengatur pekerjaan dan membantu siswa mengatur pekerjaannya dan
membantu jika siswa menemukan kesulitan dalam interaksi kelompok.

Para guru yang menggunakan metode GI umumnya membagi kelas menjadi beberapa kelompok
yang beranggotakan 5 sampai 6 siswa dengan karakteristik yang heterogen, (Trianto, 2007:59).
Pembagian kelompok dapat juga didasarkan atas kesenangan berteman atau kesamaan minat
terhadap suatu topik tertentu. Selanjutnya siswa memilih topik untuk diselidiki, melakukan
penyelidikan yang mendalam atas topik yang telah dipilih, kemudian menyiapkan dan
mempresentasikan laporannya di depan kelas.

Langkah-Langkah dalam Menggunakan Model Group Investigation


Langkah-langkah penerapan metode Group Investigation, (Kiranawati (2007), dapat dikemukakan
sebagai berikut:

Seleksi topik
Para siswa memilih berbagai subtopik dalam suatu wilayah masalah umum yang biasanya
digambarkan lebih dulu oleh guru. Para siswa selanjutnya diorganisasikan menjadi kelompok-
kelompok yang berorientasi pada tugas (task oriented groups) yang beranggotakan 2 hingga 6
orang. Komposisi kelompok heterogen baik dalam jenis kelamin, etnik maupun kemampuan
akademik.

Merencanakan kerjasama
Para siswa bersama guru merencanakan berbagai prosedur belajar khusus, tugas dan tujuan umum
yang konsisten dengan berbagai topik dan subtopik yang telah dipilih dari langkah 1 diatas.

Implementasi
Para siswa melaksanakan rencana yang telah dirumuskan pada langkah b). pembelajaran harus
melibatkan berbagai aktivitas dan keterampilan dengan variasi yang luas dan mendorong para siswa
untuk menggunakan berbagai sumber baik yang terdapat di dalam maupun di luar sekolah. Guru
secara terus-menerus mengikuti kemajuan tiap kelompok dan memberikan bantuan jika diperlukan.

Analisis dan sintesis

Metode Pembelajaran SMPIT DAARUL HIKMAH Page 63


Para siswa menganalisis dan mensintesis berbagai informasi yang diperoleh pada langkah 3 dan
merencanakan agar dapat diringkaskan dalam suatu penyajian yang menarik di depan kelas.

Penyajian hasil akhir


Semua kelompok menyajikan suatu presentasi yang menarik dari berbagai topik yang telah
dipelajari agar semua siswa dalam kelas saling terlibat dan mencapai suatu perspektif yang luas
mengenai topik tersebut. Presentasi kelompok dikoordinir oleh guru.

Evaluasi
Guru beserta siswa melakukan evaluasi mengenai kontribusi tiap kelompok terhadap pekerjaan
kelas sebagai suatu keseluruhan. Evaluasi dapat mencakup tiap siswa secara individu atau
kelompok, atau keduanya.

Tahapan-tahapan Dalam Group Investigation


Enam Tahapan di dalam Pembelajaran Kooperatif dengan Metode Group Investigationdapat dilihat
pada table berikut, (Slavin, 1995) dalam Siti Maesaroh (2005:29-30):

Tahap I

Mengidentifikasi topik dan membagi siswa ke dalam kelompok.

Guru memberikan kesempatan bagi siswa untuk memberi kontribusi apa yang akan mereka selidiki.
Kelompok dibentuk berdasarkan heterogenitas.
Tahap II

Merencanakan tugas.

Kelompok akan membagi sub topik kepada seluruh anggota. Kemudian membuat perencanaan dari
masalah yang akan diteliti, bagaimana proses dan sumber apa yang akan dipakai.
Tahap III

Membuat penyelidikan.

Metode Pembelajaran SMPIT DAARUL HIKMAH Page 64


Siswa mengumpulkan, menganalisis dan mengevaluasi informasi, membuat kesimpulan dan
mengaplikasikan bagian mereka ke dalam pengetahuan baru dalam mencapai solusi masalah
kelompok.
Tahap IV

Mempersiapkan tugas akhir.

Setiap kelompok mempersiapkan tugas akhir yang akan dipresentasikan di depan kelas.
Tahap V

Mempresentasikan tugas akhir.

Siswa mempresentasikan hasil kerjanya. Kelompok lain tetap mengikuti.


Tahap VI

Soal ulangan mencakup seluruh topik yang telah diselidiki dan dipresentasikan.
Ciri-Ciri Model Group Investigation
Model pembelajaran Group Investigation merupakan model yang sulit diterapkan dalam
pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran ini mempunyai cirri-ciri, yakni sebagai berikut:

Pembelajaran kooperatif dengan metode Group Investigationberpusat pada siswa, guru hanya
bertindak sebagai fasilitator atau konsultan sehingga siswa berperan aktif dalam pembelajaran.
pembelajaran yang dilakukan membuat suasana saling bekerjasama dan berinteraksi antar siswa
dalam kelompok tanpa memandang latar belakang, setiap siswa dalam kelompok memadukan
berbagai ide dan pendapat, saling berdiskusi dan beragumentasi dalam memahami suatu pokok
bahasan serta memecahkan suatu permasalahan yang dihadapi kelompok.
pembelajaran kooperatif dengan metode Group Investigationsiswa dilatih untuk memiliki
kemampuan yang baik dalam berkomunikasi, semua kelompok menyajikan suatu presentasi yang
menarik dari berbagai topik yang telah dipelajari, semua siswa dalam kelas saling terlihat dan
mencapai suatu perspektif yang luas mengenai topik tersebut.
adanya motivasi yang mendorong siswa agar aktif dalam proses belajar mulai dari tahap pertama
sampai tahap akhir pembelajaran.
pembelajaran kooperatif dengan metode Group Investigationsuasana belajar terasa lebih efektif,
kerjasama kelompok dalam pembelajaran ini dapat membangkitkan semangat siswa untuk memiliki

Metode Pembelajaran SMPIT DAARUL HIKMAH Page 65


keberanian dalam mengemukakan pendapat dan berbagi informasi dengan teman lainnya dalam
membahas materi pembelajaran.
Kelebihan dan Kelemahan Model Group Investigation
Di dalam pemanfaatannya atau penggunaannya model pembelajaran group investigation juga
mempunyai kelemahan dan kelebihan, yakni sebagai berikut:

Kelebihan pembelajaran model group investigation:

Pembelajaran dengan kooperatif model Group Investigation memiliki dampak positif dalam
meningkatkan prestasi belajar siswa.
Penerapan metode pembelajaran kooperatif model Group Investigation mempunyai pengaruh
positif, yaitu dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.
Pembelajaran yang dilakukan membuat suasana saling bekerjasama dan berinteraksi antar siswa
dalam kelompok tanpa memandang latar belakang.
Model pembelajaran group investigation melatih siswa untuk memiliki kemampuan yang baik
dalam berkomunikasi dan mengemukakan pendapatnya.
Memotivasi dan mendorong siswa agar aktif dalam proses belajar mulai dari tahap pertama sampai
tahap akhir pembelajaran.
Kelemahan pembelajaran dengan model group investigation:

Model pembelajaran group investigation merupakan model pembelajaran yang kompleks dan sulit
untuk dilaksanakan dalam pembelajaran kooperatif. Kemudian pembelajaran dengan menggunakan
model pembelajaran group investigation juga membutuhkan waktu yang lama.

Metode Pembelajaran SMPIT DAARUL HIKMAH Page 66


Model Pembelajaran Bertukar Pasangan

1. Pengertian
Model pembelajaran Bertukar Pasangan termasuk pembelajaran dengan tingkat mobilitas cukup
tinggi, di mana siswa akan bertukar pasangan dengan pasangan lainnya dan nantinya harus kembali
ke pasangan semula/pertamanya.
Dan model pembelajaran bertukar pasangan ini merupakan salah satu pembelajaran kooperatif yaitu
pembelajaran yang dikembangkan dari teori kontruktivisme karena mengembangkan struktur
kognitif untuk membangun pengetahuan sendiri melalui berpikir rasional (Rustaman et al., 2003:
206).

Jadi ,model pembelajaran cooperative learning adalah salah satu model pembelajaran yang
menempatkan siswa sebagai subjek pembelajaran (student oriented). Dengan suasana kelas yang
demokratis, yang saling membelajarkan memberi kesempatan peluang lebih besar dalam
memberdayakan potensi siswa secara maksimal.dan menekankan pada sikap atau perilaku bersama
dalam bekerja atau membantu di antara sesama dalam struktur kerjasama yang teratur dalam
kelompok, yang terdiri dari dua orang atau lebih belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota
kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya,
setiap siswa anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling membantu untuk memahami
materi pelajaran., Belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman dalam kelompok belum
menguasai bahan pelajaran.
Model pembelajaran cooperative learning akan dapat memberikan nunasa baru di dalam
pelaksanaan pembelajaran oleh semua bidang studi atau mata pelajaran yang diampu guru. Karena
pembelajaran cooperative learning dan beberapa hasil penelitian baik pakar pendidikan dalam
maupun luar negeri telah memberikan dampak luas terhadap keberhasilan dalam proses
pembelajaran. Dampak tersebut tidak saja kepada guru akan tetapi juga pada siswa, dan interaksi
edukatif muncul dan terlihat peran dan fungsi dari guru maupun siswa.
Peran guru dalam pembelajaran cooperative learning sebagai fasilitator, moderator, organisator dan
mediator terlihat jelas. Kondisi ini peran dan fungsi siswa terlihat, keterlibatan semua siswa akan
dapat memberikan suasana aktif dan pembelajaran terkesan de-mokratis, dan masing-masing siswa
punya peran dan akan memberikan pengalaman belajarnya kepada siswa lain.

2. Ciri-ciri Pembelajaran Kooperatif (Dalam model Pembelajaran Bertukar Pasangan)

Metode Pembelajaran SMPIT DAARUL HIKMAH Page 67


Sebagai seorang guru dalam memberikan pelajaran kepada siswa tentu dia akan memilih manakah
model pembelajaran yang tepat diberikan untuk materi pelajaran tertentu. Dalam hal ini Muslim
Ibrahim (dalam Depdiknas, 2005 : 46) mengemukakan ciri-ciri pembelajaran kooperatif sebagai
berikut:
a. Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materi belajarnya.
b. Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah.
c. Bila mungkin anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, jenis kelamin yang berbeda.
d. Penghargaan lebih berorientasi pada individu.

3. Langkah-langkah pembelajarannya
1. Siswa dibentuk berkelompok secara berpasangan/2 orang (guru bisa menunjuk pasangannya atau
siswa memilih sendiri pasangannya).
2. Guru memberikan tugas dan siswa mengerjakan tugas dengan pasangannya.
3. Setelah selesai setiap pasangan bergabung dengan satu pasangan dari kempok yang lain.
4. Kedua pasangan tersebut bertukar pasangan, kemudian pasangan yang baru ini saling
menanyakan dan mencari kepastian jawaban mereka.
5. Temuan baru yang didapat dari pertukaran pasangan kemudian dibagikan kepada pasangan
semula.
6. Kesimpulan.
7. Penutup.

4. Keunggulan dan Kelemahannya


Keunggulan :
1. Setiap siswa termotivasi untuk menguasai materi.
2. Menghilangkan kesenjangan antara yang pintar dengan tidak pintar.
3. Mendorong siswa tampil prima karena membawa nama baik kelompok lamanya
4. Tercipta suasana gembira dalam belajar. Dengan demikian meskipun saat pelajaran menempati
jam terakhir pun,siswa tetap antusias belajar.

Kelemahan :
1. Ada siswa yang takut diintimidasi bila memberi nilai jelek kepada anggotanya (bila kenyataannya
siswa lain kurang kurang mampu menguasai materi)
Solusinya , lembar penilaian tidak diberi nama si penilai.

Metode Pembelajaran SMPIT DAARUL HIKMAH Page 68


2. Ada siswa yang mengambil jalan pintas ,dengan meminta tolong pada temannya untuk
mencarikan jawabnya.
Solusinya mengurangi poin pada siswa yang membantu dan dibantu.

5. Contoh model pembelajarannya


Pada Kompetensi Dasar (KD) Menaati Peraturan Perundang-undangan Nasional. misalnya siswa
dibagi menjadi beberapa kelompok masing masing mempunyai tugas berbeda. Misalnya
mempelajari sikap kritis terhadap peraturan perundangan yang tidak mengakomodasi aspirasi rakyat
, sikap patuh terhadap peraturan perundangan nasional.
Kemudian masing-masing anggota kelompok membentuk kelompok baru,sehingga kelompok baru
tersebut tersebut berisi siswa dari grup sikap kritis dan sikap patuh dan seterusnya.
Dalam kelompok baru tersebut setiap siswa menerangkan apa yang telah dipelajari.Ada penilaian
antar siswa dalam kelompok baru tersebut. Meliputi keaktivan, dalam diskusi serta kemampuan
menerangkan dan kemampuan menjawab pertanyaan.

KESIMPULAN
Dari uraian-uraian di atas dapat kita simpulkan bahwa :
Model pembelajaran Bertukar Pasangan termasuk pembelajaran dengan tingkat mobilitas cukup
tinggi, di mana siswa akan bertukar pasangan dengan pasangan lainnya dan nantinya harus kembali
ke pasangan semula/pertamanya.
Dan model pembelajaran bertukar pasangan ini merupakan salah satu pembelajaran kooperatif yaitu
pembelajaran yang dikembangkan dari teori kontruktivisme karena mengembangkan struktur
kognitif untuk membangun pengetahuan sendiri melalui berpikir rasional (Rustaman et al., 2003:
206).
Dan ciri-ciri Pembelajaran Kooperatif (Dalam model Pembelajaran Bertukar Pasangan) Muslim
Ibrahim (dalam Depdiknas, 2005 : 46) mengemukakan ciri-ciri pembelajaran kooperatif sebagai
berikut:
a. Siswa bekerja dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materi belajarnya.
b. Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah.
c. Bila mungkin anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku, jenis kelamin yang berbeda.
d. Penghargaan lebih berorientasi pada individu.

Langkah-langkah pembelajarannya :

Metode Pembelajaran SMPIT DAARUL HIKMAH Page 69


1. Siswa dibentuk berkelompok secara berpasangan/2 orang (guru bisa menunjuk pasangannya atau
siswa memilih sendiri pasangannya).
2. Guru memberikan tugas dan siswa mengerjakan tugas dengan pasangannya.
3. Setelah selesai setiap pasangan bergabung dengan satu pasangan dari kempok yang lain.
4. Kedua pasangan tersebut bertukar pasangan, kemudian pasangan yang baru ini saling
menanyakan dan mencari kepastian jawaban mereka.
5. Temuan baru yang didapat dari pertukaran pasangan kemudian dibagikan kepada pasangan
semula.
6. Kesimpulan.
7. Penutup.

Keunggulan :

1. Setiap siswa termotivasi untuk menguasai materi.


2. Menghilangkan kesenjangan antara yang pintar dengan tidak pintar.
3. Mendorong siswa tampil prima karena membawa nama baik kelompok lamanya
4. Tercipta suasana gembira dalam belajar. Dengan demikian meskipun saat pelajaran menempati
jam terakhir pun,siswa tetap antusias belajar.
Kelemahan :
1. Ada siswa yang takut diintimidasi bila memberi nilai jelek kepada anggotanya (bila kenyataannya
siswa lain kurang kurang mampu menguasai materi)
Solusinya , lembar penilaian tidak diberi nama si penilai.
2. Ada siswa yang mengambil jalan pintas ,dengan meminta tolong pada temannya untuk
mencarikan jawabnya.
Solusinya mengurangi poin pada siswa yang membantu dan dibantu.

Metode Pembelajaran SMPIT DAARUL HIKMAH Page 70


MODEL PEMBELAJARAN SNOWBALL THROWING

Pengertian model pembelajaran snowball throwing


Model Snowball Throwing merupakan salah satu model pembelajaran yang dikembangkan
berdasarkan pendekatan kontekstual (CTL). Snowball Throwing yang menurut asal katanya berarti
‘bola salju bergulir’ dapat diartikan sebagai model pembelajaran dengan menggunakan bola
pertanyaan dari kertas yang digulung bulat berbentuk bola kemudian dilemparkan secara bergiliran
di antara sesama anggota kelompok. Dilihat dari pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran
siswa Pkn, model Snowball Throwing ini memadukan pendekatan komunikatif, integratif, dan
keterampilan proses.

Kegiatan melempar bola pertanyan ini akan membuat kelompok menjadi dinamis, karena kegiatan
siswa tidak hanya berpikir, menulis, bartanya, atau berbicara. Akan tetapi mereka juga melakukan
aktivitas fisik yaitu menggulung kertas dan melemparkannya pada siswa lain. Dengan demikian,
tiap anggota kelompok akan mempersiapkan diri karena pada gilirannya mereka harus menjawab
pertanyaan dari temannya yang terdapat dalam bola kertas.
Dalam metode (Snowball Throwing), guru berusaha memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengembangkan keterampilan menyimpulkan isi berita atau informasi yang mereka peroleh dalam
konteks nyata dan situasi yang kompleks. Guru juga memberikan pengalaman kepada siswa melalui
pembelajaran terpadu dengan menggunakan proses yang saling berkaitan dalam situasi dan konteks
komunikasi alamiah baik sosial, sains, hitungan dan lingkungan pergaulan.
Dibentuk kelompok yang diwakili ketua kelompok untuk mendapat tugas dari guru kemudian
masing-masing siswa membuat pertanyaan yang dibentuk seperti bola (kertas pertanyaan) lalu
dilempar ke siswa lain yang masing-masing siswa menjawab pertanyaan dari bola yang diperoleh.

Langkah-langkah:
1. Guru menyampaikan materi yang akan disajikan.
2. Guru membentuk kelompok-kelompok dan memanggil masing-masing ketua kelompok untuk
memberikan penjelasan tentang materi.
3. Masing-masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing-masing, kemudian
menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya.
4. Kemudian masing-masing siswa diberikan satu lembar kerja untuk menuliskan pertanyaan apa
saja yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua kelompok.

Metode Pembelajaran SMPIT DAARUL HIKMAH Page 71


5. Kemudian kertas tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu siswa ke siswa yang lain
selama kurang lebih 5 menit.
6. Setelah siswa mendapat satu bola / satu pertanyaan diberikan kesempatan kepada siswa untuk
menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas berbentuk bola tersebut secara bergantian.
7. Guru memberikan kesimpulan.
8. Evaluasi.
9. Penutup.

Kesimpulan:
Penggunaan pendekatan pembelajaran snowball throwing dalam meningkatkan keaktifan belajar
siswa ini dirasakan cukup efektif karena mampu menumbuh kembangkan potensi intelektual, sosial,
dan emosional yang ada dalam diri siswa. Di sini siswa akan terlatih untuk mengemukakan gagasan
dan perasaan secara cerdas dan kreatif, serta mampu menemukan dan menggunakan kemampuan
analitis dan imajinatif yang ada dalam dirinya untuk menghadapi berbagai persoalan yang muncul
dalam kehidupan sehari-hari.
Di dalam model pembelajaran snowball throwing ini kurang tepat digunakan untuk mata pelajaran
atau bidang study ilmu pengetahhuan social. Karena ilmu pengetahuan social adalah ilmu yang
cakupan materi pembelajarannya sangat luas, membutuhkan pengembangan yang mendalam karena
materinya selalu berkembang. Sedangkan di sini pembelajaran hanya berkutat pada pengetahuan
siswa saja. Jadi, yang lebih tepat menggunakan model pembelajaran snowball throwing ini adalah
jenis-jenis mata pelajaran ilmu pengetahuan alam atau eksak yang cenderung menggunakan rumus
yang relatif tetap. Guru akan lebih mudah mengarahkan jalannya pembelajaran di kelas.

Kelebihan:
1. Melatih kesiapan siswa.
2. Saling memberikan pengetahuan.
Kekurangan:
1. Penngetahuan tidak luas hanya berkutat pada pengetahuan sekitar siswa.
2. Tidak efektif.

Metode Pembelajaran SMPIT DAARUL HIKMAH Page 72


Pengertian Model Pembelajaran Student Facilitator and Explaining

Model Pembelajaran Student Facilitator and Explaining merupakan model pembelajaran dimana
siswa/peserta didik belajar mempresentasikan ide/pendapat pada rekan peserta didik lainnya. Model
pembelajaran ini efektif untuk melatih siswa berbicara untuk menyampaikan ide/gagasan atau
pendapatnya sendiri.
Model pembelajaran ini akan relevan apabila siswa secara aktif ikut serta dalam merancang materi
pembelajaran yang akan dipresentasikan. Untuk itu pembelajaran pada apresiasi drama akan lebih
sesuai dikarenakan siswa secara aktif ikut serta baik itu dalam kegiatan apresiasi maupun bisa
berupa ekspresi sastra sebagai pelakunya.

Langkah-langkah pembelajarannya :
1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai/KD.
2. Guru mendemonstrasikan/menyajikan garis-garis besar materi pembelajaran.
3. Memberikan kesempatan siswa untuk menjelaskan kepada siswa lainnya, misalnya melalui
bagan/peta konsep. Hal ini bisa dilakukan secara bergiliran
4. Guru menyimpulkan ide/pendapat dari siswa.
5. Guru menerangkan semua materi yang disajikan saat itu.
6. Penutup
Kelebihan Model Pembelajaran Student Facilitator and Explaining
siswa diajak untuk dapat menerangkan kepada siswa lain, dapat mengeluarkan ide-ide yang ada
dipikirannya sehingga lebih dapat memahami materi tersebut.

Kekurangan Model Pembelajaran Student Facilitator and Explaining:


1. Adanya pendapat yang sama sehingga hanya sebagian saja yang tampil.
2. Banyak siswa yang kurang aktif
Kesimpulan
Dalam Model pembelajaran ini akan dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkap apabila siswa
secara aktif ikut serta dalam merancang materi pembelajaran yang akan dipresentasikan maka siswa
akan lebih bisa mengerti dan mampu memahaminya untuk mengungkapkan ide, selain itu juga
dapat mengajak peserta didik mandiri dalam mengembangkan potensi mengungkapkan gagasan
berpendapat.

Metode Pembelajaran SMPIT DAARUL HIKMAH Page 73


MODEL PEMBELAJARAN COURSE REVIEW HORAY

Pengertian
Model pembelajaran Course Review Horay merupakan model pembelajaran yang dapat
menciptakan suasana kelas menjadi meriah dan menyenangkan karena setiap siswa yang dapat
menjawab benar maka siswa tersebut diwajibkan berteriak’hore!’ atau yel-yel lainnya yang disukai.

Jadi, model pembelajaran course review horay ini merupakan suatu model pembelajaran yang dapat
digunakan guru agar dapat tercipta suasana pembelajaran di dalam kelas yang lebih menyenangkan.
Sehingga para siswa merasa lebih tertarik. Karena dalam model pembelajaran course review horay
ini, apabila siswa dapat menjawab pertanyaan secara benar maka siswa tersebut diwajibkan
meneriakan kata “hore” ataupun yel-yel yang disukai dan telah disepakati oleh kelompok maupun
individu siswa itu sendiri.
Model pembelajaran course review horay juga merupakan suatu metode pembelajaran dengan
pengujian pemahaman siswa menggunakan soal dimana jawaban soal dituliskan pada kartu atau
kotak yang telah dilengkapi nomor dan untuk siswa atau kelompok yang mendapatkan jawaban atau
tanda dari jawaban yang benar terlebih dahulu harus langsung berteriak “horay” atau menyanyikan
yel-yel kelompoknya.

Jadi, dalam pelaksanaan model pembelajaran course review horay ini pengujian pemahaman siswa
dengan menggunakan kotak yang berisi nomor untuk menuliskan jawabannya. Dan siswa yang
lebih dulu mendapatkan tanda atau jawaban yang benar harus langsung segera menyoraki kata-kata
“horay” atau menyoraki yel-yelnya.

Agar pemahaman konsep materi yang akan dibahas dapat dikaji secara terarah maka seiring dengan
perkembangan dunia pendidikan pembelajaran Corse Review Horay menjadi salah satu alternative
sebagai pembelajaran yang mengarah pada pemahaman konsep. Pembelajaran Course Review
Horay, merupakan salah satu pembelajaran kooperatif yaitu kegiatan belajar mengajar dengan cara
pengelompokkan siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil.

Pembelajaran Course Review Horay yang dilaksanakan merupakan suatu pembelajaran dalam
rangka pengujian terhadap pemahaman konsep siswa menggunakan kotak yang diisi dengan soal
dan diberi nomor untuk menuliskan jawabannya. Siswa yang paling terdahulu mendapatkan tanda
benar langsung berteriak horay atau yel-yel lainnya. Melalui Pembelajaran Course Review Horay

Metode Pembelajaran SMPIT DAARUL HIKMAH Page 74


diharapkan dapat melatih siswa dalam menyelesaikan masalah dengan pembentukkan kelompok
kecil.

Langkah-Langkah Model Pembelajaran Course Review Horay

1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.

2. Guru menyajikan atau mendemonstrasikan materi sesuai topik dengan tanya jawab

3. Guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok.

4. Untuk menguji pemahaman siswa disuruh membuat kartu atau kotak sesuai dengan kebutuhan
dan diisi dengan nomor yang ditentukan guru.

5. Guru membaca soal secara acak dan siswa menuliskan jawabannya didalam kartu atau kotak
yang nomornya disebutkan guru.

6. Setelah pembacaan soal dan jawaban siswa telah ditulis didalam kartu atau kotak, guru dan siswa
mendiskusikan soal yang telah diberikan tadi.

7. Bagi yang benar,siswa memberi tanda check list ( √ ) dan langsung berteriak horay atau
menyanyikan yel-yelnya.

8. Nilai siswa dihitung dari jawaban yang benar dan yang banyak berteriak horay .

9. Guru memberikan rewardv pada yang memperoleh nilai tinggi atau yang banyak memperoleh
horay.

10. Penutup

C. Kelebihan Model Pembelajaran Corse Review Horay

a. Pembelajarannya menarik dan mendorong siswa untuk dapat terjun kedalamnya.

Metode Pembelajaran SMPIT DAARUL HIKMAH Page 75


b. Pembelajarannya tidak monoton karena diselingi sedikit hiburan sehingga suasana tidak
menegangkan.
c. Siswa lebih semangat belajar karena suasana pembelajaran berlangsung menyenangkan
d. Melatih kerjasama

D. Kelemahan Model Pembelajaran Course Review Horay

a. Siswa aktif dan pasif nilainya disamakan


b. Adanya peluang untuk curang

Metode Pembelajaran SMPIT DAARUL HIKMAH Page 76


Model Pembelajaran Talking Stick

Sejarah Talking Stick


Talking Stick (tongkat berbicara) adalah metode yang pada mulanya digunakan oleh penduduk asli
Amerika untuk mengajak semua orang berbicara atau menyampaikan pendapat dalam suatu forum
(pertemuan antarsuku), sebagaimana dikemukakan Carol Locust berikut ini :The talking stick has
been used for centuries by many Indian tribes as a means of just and impartial hearing. The talking
stick was commonly used in council circles to decide who had the right to speak. When matters of
great concern would come before the council, the leading elder would hold the talking stick, and
begin the discussion. When he would finish what he had to say, he would hold out the talking stick,
and whoever would speak after him would take it. In this manner, the stick would be passed from
one individual to another until all who wanted to speak had done so. The stick was then passed back
to the elder for safe keeping.
Artinya:

Tongkat berbicara telah digunakan selama berabad-abad oleh suku–suku Indian sebagai alat
menyimak secara adil dan tidak memihak. Tongkat berbicara sering digunakan kalangan dewan
untuk memutuskan siapa yang mempunyai hak berbicara. Pada saat pimpinan rapat mulai
berdiskusi dan membahas masalah, ia harus memegang tongkat berbicara. Tongkat akan pindah ke
orang lain apabila ia ingin berbicara atau menanggapinya. Dengan cara ini tongkat berbicara akan
berpindah dari satu orang ke orang lain jika orang tersebut ingin mengemukakan pendapatnya.
Apabila semua mendapatkan giliran berbicara, tongkat itu lalu dikembalikan lagi ke ketua/pimpinan
rapat.
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa talking stick dipakai sebagai tanda seseorang
mempunyai hak suara (berbicara) yang diberikan secara bergiliran/bergantian.

B. Talking Stick Sebagai Model Pembelajaran

Talking stick termasuk salah satu model pembelajaran kooperatif. Model pembelajaran ini
dilakukan dengan bantuan tongkat, siapa yang memegang tongkat wajib menjawab pertanyaan dari
guru setelah siswa mempelajari materi pokoknya. Pembelajaran Talking Stick sangat cocok
diterapkan bagi siswa SD, SMP, dan SMA/SMK. Selain untuk melatih berbicara, pembelajaran ini
akan menciptakan suasana yang menyenangkan dan membuat siswa aktif. Langkah-langkah
penerapannya dapat dilakukan sebagai berikut.

Metode Pembelajaran SMPIT DAARUL HIKMAH Page 77


1. Guru membentuk kelompok yang terdiri atas 5 orang.
2. Guru menyiapkan sebuah tongkat yang panjangnya 20 cm.
3. Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari, kemudian memberikan kesempatan para
kelompok untuk membaca dan mempelajari materi pelajaran.
4. Siswa berdiskusi membahas masalah yang terdapat di dalam wacana.
5. Setelah kelompok selesai membaca materi pelajaran dan mempelajari isinya, guru
mempersilahkan anggota kelompok untuk menutup isi bacaan.
6. Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada salah satu anggota kelompok, setelah itu guru
memberi pertanyaan dan anggota kelompok yang memegang tongkat tersebut harus menjawabnya,
demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa mendapat bagian untuk menjawab setiap
pertanyaan dari guru.
7. Siswa lain boleh membantu menjawab pertanyaan jika anggota kelompoknya tidak bisa
menjawab pertanyaan.
8. Guru memberikan kesimpulan.
9. Guru melakukan evaluasi/penilaian, baik secara kelompok maupun individu.
10. Guru menutup pembelajaran.

C. Kelebihan dan Kekurangan

Kelebihan:
1. Menguji kesiapan siswa.
2. Melatih membaca dan memahami dengan cepat.
3. Agar lebih giat belajar (belajar dahulu).

Kekurangan:
Membuat siswa gelisah, gundah gulana dan lain2 (becanda).

D. Kesimpulan

1. talking stick dipakai sebagai tanda seseorang mempunyai hak suara (berbicara) yang diberikan
secara bergiliran/bergantian.
2. Model pembelajaran ini membuat anak didik ceria, senang, dan melatih mental anak didik untuk
siap pada kondisi dan siatuasi apapun

Metode Pembelajaran SMPIT DAARUL HIKMAH Page 78


METODE DEMONSTRASI DAN EKSPERIMEN

Yang di maksud dengan Metode Demonstrasi dan Eksperimen ialah suatu upaya atau praktek
dengan menggunaka peragaan yang di tujukan pada siswa yang tujuannya ialah agar supaya semua
sisiwa lebih mudah dalam memahami dan mempraktekan dari apa yang telah di perokehnya dan
dapat mengatasi sutu permasalah apabila terdapat perbedaan .
Metode Demonstrasi

1. Pengertian Metode Demonstrasi

Yang di maksud dengan Metode Demonstrasi ialah metode mengajar dengan menggunakan
peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan bagaimana berjalannya
suatu proses pembentukan tertentu pada siswa.

Untuk memperjelas pengertian tersebut dalam prakteknya dapat di lakukan oleh guru atau anak
didik itu sendiri. Metode Demonstran cukup baik apabila di gunakan dalam penyampaian bahan
pelajaran fiqih, misalnya bagaiamana cara berwudu, shalat, memandikan orang mati, tawaf pada
waktu haji,dan yang lainnya.

2. prinsip-prinsip metode demonstrasi sebagai berikut:

a. Menciptakan suasana/hubungan baik dengan siswa sehingga ada keinginan dan kemauan dari
siswa untuk menyaksikan apa yang didemonstrasikan;
b. Mengusahakan agar demonstrasi itu dapat jelas bagi siswa yang sebelumnya tidak memahami,
mengingat siswa belum tentu dapat memahami apa yang dimaksud dalam demonstrasi karena
keterbatasan daya ingat;
c. Memikirkan dengan cermat sebelum mendemonstrasikan suatu pokok bahasan/topik tertentu
tentang adanya kesulitan yang akan ditemui siswa sambil memikirkan dan mencari cara untuk
mengatasinya.
Aspek penting dalam metode demonstrasi:
a. Demonstrasi akan menjadi metode yang tidak wajar bila alat yang digunakan untuk
mendemonstrasikan tidak dapat diamati dengan seksama oleh siswa;
b. Demonstrasi menjadi kurang efektif bila tidak diikuti oleh aktivitas di mana siswa sendiri dapat
ikut memperhatikan dan menjadikan aktivitas mereka sebagai pengalaman yang berharga;

Metode Pembelajaran SMPIT DAARUL HIKMAH Page 79


c. Tidak semua hal yang didemonstrasikan di dalam kelas, misal alat terlalu besar;
d. Hendaknya dilakukan dalam hal-hal yang bersifat praktis;
e. Sebagai pendahuluan, berilah pengertian dan landasan teori dari apa yang akan didemonstrasikan;
f. Persiapan dan perencanaan yang matang
g. Metode belajar sebagai tindakan dan langkah konkrit tidak dapatlepas dari filosofi yang
mendasarinya. Dasar filosofi ini bersifat lebih abstrak yang melihat totalitas manusia sebagai
pelaksana pendidikan baiksebagai pendidik maupun peserta didik. Sebagai pendidik, manusia
mempunyai tanggung jawab untuk mentransfer dan mengembangkan ilmu pengetahuan, sikap, nilai
serta keterampilan pada peserta didik. Sebagai peserta didik, manusia dilihat sebagai makhluk
Tuhan yang mempunyai potensi untuk dikembangkan sumber dayanya, baik aspek penalarannya,
aspek sikap hatinya maupun aspek keterampilan perilakunya. Sebagai khalifah/wakil Allah di muka
bumi, manusia harus mencerminkan sifat-sifat Ilahiyah dalam kehidupan dunia di muka bumi ini.
Untuk dapat memerankannya manusia harus mengembangkan
potensinya baik dari segi intelektualnya, moralnya maupun profesionalnya.
Pengembangan ini tidak lain melalui proses pendidikan

3. Adapun aspek yang penting dalam menggunakan Metode Demonstrasi adalah:

a. Demonstrasi akan menjadi metode yang tidak wajar apabila alat yang di Demonstrasikan tidak
bisa di amati dengan seksama oleh siswa. Misalnya alatnya terlalu kecil atau penjelasannya tidak
jelas.
b. Demonstrasi menjadi kurang efektif bila tidak di ikuti oleh aktivitas di mana siswa sendiri dapat
ikut memperhatikan dan menjadi aktivitas mereka sebagai pengalaman yang berharga.
c. Tidak semua hal dapat di Demonstrasikan di kelas karna sebab alat-alat yang terlalu besar atau
yang berada di tempat lain yang tempatnya jauh dari kelas.
d. Hendaknya dilakukan dalam hal-hal yang bersifat praktis
e. Sebagai pendahuluan, berilah pengertian dan landasan teori dari apa yang akan di
Demonstrasikan.

Dan adapun sebaiknya dalam Mendemonstrasikan pelajaran tersebut guru harus terlebih dulu
Mendemonstrasikan dengan sebaik-baiknya, baru di ikuti oleh murid-muridnya yang sesuai dengan
petunjuk.

Metode Pembelajaran SMPIT DAARUL HIKMAH Page 80


4. Adapun dalam metode demonstran ini memiliki kelebihan dan ada juga kekurangannya
sebagaimana yang akan di paparkan di bawah ini.

Kelebihan metode demonstran adalah:

• Perhatian anak didik dapat di pusatkan, dan titik berat yang di anggap penting oleh guru dapat di
amati
• Perhatian anak didik akan lebih terpusat pada apa yang di Demonstrasikan, jadi proses anak didik
akan lebih terarah dan akan mengurangi perhatian anak didik kepada masalah lain
• Dapat merangsang siswa untuk lebih aktif dalam mengikuti proses belajar
• Dapat menambah pengalaman anak didik
• Bisa membantu siswa ingat lebih lama tentang materi yang di sampaikan
• Dapat mengurangi kesalah pahaman karna pengajaran lebih jelas dan kongkrit
• Dapat menjawab semua masalah yang timbul di dalam pikiran setiap siswa karna ikut serta
berperan secara langsung.

Setelah melihat beberapa keuntungan dari metode demonstransi tersebut, maka dalam bidang setudi
agama, banyak hal-hal yang dapat di demonstrasikan terutama dalam bidang ibadat, seperti
pelaksanaan shalat, zakat dan yang lainnya.
Apabila teori menjalankan ibadah yang betul dan baik telah di miliki oleh anak didik, maka guru
harus mencoba mendemonstrasikan di depan para murit. Dan apabila anak didik sedang
mendemonstrasikan ibadah, guru harus mengamati langkah dari langkah dari setiap gera-gerik
murid tersebut,
sehingga apabila ada kesalahan atau kekurangannya guru berkewajiban memperbaikinya. Tindakan
mengamati segi-segi yang kurang baik lalu memperbaikinya akan memberikan kesan yang dalam
pada diri anak didik, karna guru telah memberi pengalaman kepada anak didik baik bagi anak didik
yang menjalankan Demonstrasi ataupun bagi yang menyaksikannya.

Dari segi kelemahan atau metode demonstran adalah:

• Memerlukan waktu yang cukup banyak


• Apabila terjadi kekurangan media, metode demonstrasi menjadi kurang efesien
• Memerlukan biaya yang cukup mahal, terutama untuk membeli bahan-bahannya
• Memerlukan tenaga yang tidak sedikit

Metode Pembelajaran SMPIT DAARUL HIKMAH Page 81


• Apabila siswa tidak aktif maka metode demonstran menjadi tidak efektif.

5. Adapun langkah-langkah dalam penerapan metode demonstrasi adalah:

a. Perencanaan
Dalam perencanaan hal-hal yang dilakukan ialah ;
a. Merumuskan tujuan yang baik dari sudut kecakapan atau kegiatan yang di harapkan dapat
tercapai setelah metode demontrasi berakhir
b. Menetapkan garis-garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan di laksanakan
c. Memperhitungkan waktu yang di butuhkan
d. Selama demonstrasi berlangsung guru haru intropeksi diri apakah:
• Keterangan-keterangan dapat di dengar dengan jelas oleh siswa
• Apakah semua media yang di gunaka telah di tempatkan pada posisi yang baik, hingga semua
siswa dapat melihat semuanya dengan jelas
• Siswa di sarankan membuat catatan yang dianggap perlu
e. Menetapkan rencana penilaian terhadap kemampuan anak didik

b. Pelaksanaannya:
Hal-hal yang mesti di lakukan adalah:
1. Memeriksa hal-hal tersebut di atas untuk kesekian kalinya
2. Melakukan demonstrasi dengan menarik perhatian siswa
3. Mengingat pokok-pokok materi yang akan di demonstrasikan agar mencapai sasaran
4. Memperhatikan kedaan siswa, apakah semuanya mengikuti demonstrasi dengan baik
5. Memberikan kesempatan pada siswa untuk aktif
6. Menghindari ketegangan

6. Evaluasi:

Dalam kegiatan evaluasi ini dapat berupa pemberian tugas, seperti membuat laporan,menjawab
pertanyaan, mengadakan latihan lebih lanjut, baik di sekolah ataupun di rumah.

7. Hal-hal yang perlu di perhatikan dalam penggunaan metode demonstrasi tersebut adalah:
• Rumuskan secara spesific yang dapat di capai oleh siswa.

Metode Pembelajaran SMPIT DAARUL HIKMAH Page 82


• Susun langkah-langkah yag akan dilakukan dengan demontrasi secara teratur sesuai dengan
skenario yang telah di rencanakan.
• Menyipkan peralatan yang di butuhkan sebelum demonstrasi dimulai.
• Usahakan dalam melakukan demonstrasi tersebut sesuai dengan kenyataan sebenarnya.

B. Metode Eksperimen

a. Pengertian Metode Eksperimen

Metode Eksperimen adalah Metode atau cara di mana guru dan murit bersama-sama mengerjakan
sesuatu latihan atau percobaan untuk mengetahui pengaruh atau akibat dari sesuatu aksi.
Sedangkan menurut Ramayulis, dalam bukunya “Metodologi pendidikan agama Islam”
mendefinisikan bahwa Metode Eksperimen ialah suatu metode mengajar yang di lakukan murid
untuk melakuka percobaan-percobaan pada mata pelajaran tertentu.
Sedangkan menurut Zakiyah Daradjat tidak memberikan pengertian jelas, ia hanya mengatakan
bahwa Metode Eksperimen adalah metode percobaan yang biasanya di lakuka dalam mata pelajaran
tertentu.
Sedangkan menurut Departeman Agama memberi definisi bahwa Metode Eksperimen adalah
peraktek pengajaran yan melibatkan anak didik pada pekerjaan akademis, latihan dan pemecahan
masalah atau topik seperti: shalat, puasa, haji, pembangunan masarakat dan lain-lainnya.

b. Metode Eksperimen dalam pendidikan Agama Islam

Hal yang menarik tentang metode ini dalam pendidikan agama Islam ialah bahwa metode ini ada
kolerasinya dengan pendidikan agama Islam terutama bidang studi fiqih.
Kongkritnya adalah Ketika ingin membuktikan apakah segenangan air termasuk air suci atau air
najis atau air yang suci tidak mensucikan, maka hal ini harus di buktikan secara langsung dan di
adakan penelitian secara ilmiah, maka metode Eksperiman dapat membuktikannya dengan tepat.

c. Target metode Eksperimen

Adapun target Metode Eksperimen adalah


1) Murit dapat membuktikan kebenaran riil dari teori-teori hukum yang berlaku
2) Diharapkan dengan metode ini murit dapat kepuasan dari hasil belajarnya

Metode Pembelajaran SMPIT DAARUL HIKMAH Page 83


d. Langkah-langkah metode eksperimen
• Menerangkan Metode Eksperimen
• Membicarakan terlebih dahulu permasalahan yang seknifikasi untuk di angkat
• Sebelum guru menetapkan alat yang di perlukan langkah-langkah apa saja yang harus di variebel-
variebel apa yang harus di kontrol
• Setelah eksperimen di lakukan guru harus mengumpulkan laporan, memproses kegiatan, dan
mengadakan tes untuk menguji pemahaman murit

e. Kelebihan dan kekurangan Metode Eksperimen ialah:


1) Kelebihannya

• Menambah keaktifan untuk berbuat dan memecahkan sendiri sebuah permasalahan


• Dapat melaksanakan metode ilmiah dengan baik

2) Segi kekurangannya

• Tidak semua mata pelajaran dapat menggunakan metode ini


• Murid yang kurang mempunyai daya intelektual yang kuat kurang baik hasilnya.

Sebaiknya Metode Eksperimen ini di terapkan bagi pelajaran-pelajaran yang belum di ajarka atau di
terangkan oleh metode lain sehingga Metode Eksperimen ini terasa benar fungsinya bagi siswa.

Hal-hal yang Perlu di perhatikan dalam melakukan Metode Eksperimen adalah sebagai berikut;
1. Persiapkan terlebih dahulu bahan-bahan yang di butuhkan
2. Usahakan siswa terlibat langsung sewaktu mengadakan eksperimen
3. Sebelum di laksanakan eksperimen siswa terlebih dahulu di berikan penjelasan dan petunjuk-
petunjuk seperlunya

1. Lakukan pengelompokan atau masing-masing individu melakukan percobaan yang telah di


rencanakan bila hasilnya belum memuaskan dapat di ulangi lagi untuk membuktikn kebenaranya
2. Setiap kelompok atau individu dapat melaporkan hasil percobaanya secara tertulis.

C. Metode Demonstrasi dan Eksperimen

Metode Pembelajaran SMPIT DAARUL HIKMAH Page 84


Metode Demonstrasi Dan Eksperimen ini cocok digunakan apabila:
1. Untuk memberikan latihan keterampilan tertetu pada siswa.
2. Untuk memudahkan penjelasan yang di berikan agar siswa langsung mengetahui dan dapat
terampil dan melakukannya.
3. Untuk membantu siswa dalam memahami sesuatu proses secara cermat dan teliti.

Keuggulan Metode Demonstrasi dan Eksperiaen ini adalah:

a. Perhatian siswa akan dapat terpusat sepenuhnya pada anak yang di Demonstrasikan atau di
Eksperienkan
b. Memberikan pengalaman praktis yang dapat membentuk ingatan yang kuat dan keterampilan
dalam berbuat
c. Hal-hal yang menjadi teka-teki siswa dapat terjawab melalui eksperimen
d. Menghindarkan kesalahan siswa dalam mengambil kesimpulan karena mereka mengamati secara
langsung jalannya proses demonstrasi yang di adakan atau eksperimen.

Kelemahan Metode Demonstrasi dan Eksperimen adalah:


1. Persiapa dan pelaksanaannya memakan waktu lama
2. Metode ini tidak efektif apabila tidak di tunjang dengan peralatan yang lengkap sesuai dengan
kebutuhan
3. Sukar di laksanakan bila siswa belum matang kemampuan untuk melaksanakannya

Saranya Untuk Metode Demonstrasi dan Eksperimen


1. Lakukan Metode Demonstrasi dan Eksperimen dalam hal-hal yang bersifat praktis dan urgent
dalam masarakat
2. Arahkan pendemonstrasian dan eksperimen agar murid-murid mendapatkan pengertian yang
jelas, pembentukan sikap serta kecakapan praktis
3. Usahakan agar semua anak dapat mengikuti demonstrasi dan eksperimen
4. Berilah pengertian sejelas-jelasmya landasan teori dari apa yang hendak di demonstrasikan
maupun di eksperimenkan

Kesimpulan

Metode Pembelajaran SMPIT DAARUL HIKMAH Page 85


Metode demonstrasi adalah salah satu metode mengajar dengan menggunakan peragaan untuk
memperjelas suatu pengertian atau untuk memperlihatkan bagaimana melakukan sesuatu dengan
jalan mendemonstrasikan terlebih dulu kepada siswa
Metode ini dapat menghilangkan varbalisme sehingga siswa akan semakin memahami materi
pelajaran. Akan tetapi ada beberapa hal yang perlu di perhatikan agar metode ini dapat berjalan
dengan efektif dan efesien.

Metode Eksperimen adalah suatu metode di mana murid melakukan pekerjaan akademis dalam
mata pelajaran tertentu dengan menyaksikan peragaan-peragaan tersebut.
Namun yang perlu di perhatikan oleh guru tentang Metode Demonstrasi dan Eksperimen ialah
karna kedua metode ini memiliki kekurangan dan kelebihan.

Metode Pembelajaran SMPIT DAARUL HIKMAH Page 86


Model pembelajaran Explicit instruction

Pengertian
Pembelajaran langsung khusus dirancang untuk mengembangkan belajar siswa tentang pengetahuan
prosedural dan pengetahuan deklaratif yang dapat diajarkan dengan pola selangkah demi selangkah.

Model Direct Intruction merupakan suatu pendekatan mengajar yang dapat membantu siswa dalam
mempelajari keterampilan dasar dan memperoleh informasi yang dapat diajarkan selangkah demi
selangkah. Pendekatan mengajar ini sering disebut Model Pengajaran Langsung (Kardi dan
Nur,2000a :2). Arends (2001:264) juga mengatakan hal yang sama yaitu :”A teaching model that is
aimed at helping student learn basic skills and knowledge that can be taught in a step-by-step
fashion. For our purposes here, the model is labeled the direct instruction model”. Apabila guru
menggunakan model pengajaran langsung ini, guru mempunyai tanggung jawab untuk
mengudentifikasi tujuan pembelajaran dan tanggung jawab yang besar terhadap penstrukturan
isi/materi atau keterampilan, menjelaskan kepada siswa, pemodelan/mendemonstrasikan yang
dikombinasikan dengan latihan, memberikan kesempatan pada siswa untuk berlatih menerapkan
konsep atau keterampilan yang telah dipelajari serta memberikan umpan balik.

Model pengajaran langsung ini dirancang khusus untuk menunjang proses belajar siswa yang
berkaitan dengan pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang terstruktur dengan baik,
yang dapat diajarkan dengan pola kegiatan yang bertahap, selangkah demi selangkah. Hal yang
sama dikemukakan oleh Arends (1997:66) bahwa: “The direct instruction model was specifically
designed to promote student learning of procedural knowledge and declarative knowledge that is
well structured and can be taught in a step-by-step fashion.”

Lebih lanjut Arends (2001:265) menyatakan bahwa: ”Direct instruction is a teacher-centered model
that has five steps:establishing set, explanation and/or demonstration, guided practice, feedback,
and extended practiceA direct instruction lesson requires careful orchestration by the teacher and a
learning environment that businesslike and task-oriented.” Hal yang sama dikemukakan oleh Kardi
dan Nur (2000a : 27), bahwa suatu pelajaran dengan model pengajaran langsung berjalan melalui
lima fase: (1) penjelasan tentang tujuan dan mempersiapkan siswa, (2) pemahaman/presentasi
materi ajar yang akan diajarkan atau demonstrasi tentang keterampilan tertentu, (3) memberikan
latihan terbimbing, (4) mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik, (5) memberikan
latiham mandiri.

Metode Pembelajaran SMPIT DAARUL HIKMAH Page 87


B. Prinsip

Pembelajaran ini cocok untuk menyampaikan materi yang sifatnya algoritma-prosedural, langkah
demi langkah bertahap.
Pembelajaran langsung khusus dirancang untuk mengembangkan belajar siswa tentang pengetahuan
prosedural dan pengetahuan deklaratif yang dapat diajarkan dengan pola selangkah demi selangkah.
Langkah-langkah:
1.Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa.
2. Mendemonstrasikan pengetahuan dan ketrampilan.
3. Membimbing pelatihan.
4. Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik.
5. Memberikan kesempatan untuk latihan lanjutan
Sintaknya adalah:
1. sajian informasi kompetensi,
2. mendemontrasikan pengetahuan dan ketrampilan procedural,
3. membimbing pelatihan-penerapan,
4. mengecek pemahaman dan balikan,
5. penyimpulan dan evaluasi,
6. refleksi.
C. Kesimpulan
Model pembelajaran explicit instruction merupakan model pembelajaran secara langsung agar
sisiwa dapat memahami serta benar-benar mengetahui pengetahuan secara menyeluruh dan aktiv
dalam suatu pembelajaran. Jadi model pembelajaran ini sangat cocok diterapakan dikelas dalam
materi tertentu yang bersifat dalil pengetahuan agar proses berpikir siswa dapat mempunyai
keterampilan procedural.

D. Kelebihan dan Kekurangan


Kelebihan:
1. Siswa benar-benar dapat menguasai pengetahuannya.
2. Semua siswa aktif / terlibat dalam pembelajaran.
Kekurangan:
1. Memerlukan waktu lama sehingga siswa yang tampil tidak begitu lama.
2. Untuk mata pelajaran tertentu.

Metode Pembelajaran SMPIT DAARUL HIKMAH Page 88


MODEL PEMBELAJARAN CIRC
(Cooperative, Integrated, Reading, and Composition)

A. Pengertian Model Pembelajaran CIRC


Terjemahan bebas dari CIRC adalah komposisi terpadu membaca dan menulis secara koperatif –
kelompok.
Model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition-CIRC (Kooperatif Terpadu
Membaca dan Menulis) merupakan model pembelajaran khusus Mata pelajaran Bahasa Indonesia
dalam rangka membaca dan menemukan ide pokok, pokok pikiran atau,tema sebuah
wacana/kliping.

Model pembelajaran Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) ini dapat
dikategorikan pembelajaran terpadu.
Menurut Fogarty (1991), berdasarkan sifat keterpaduannya, pembelajaran terpadu dapat
dikelompokkan menjadi:
1) model dalam satu disiplin ilmu yang meliputi model connected (keterhubungan) dan model
nested (terangkai);
2) model antar bidang studi yang meliputi model sequenced (urutan), model shared (perpaduan),
model webbed (jaring laba-laba), model theaded (bergalur) dan model integreted (terpadu);
3) model dalam lintas siswa.

Dalam pembelajaran CIRC atau pembelajaran terpadu setiap siswa bertanggung jawab terhadap
tugas kelompok. Setiap anggota kelompok saling mengeluarkan ide-ide untuk memahami suatu
konsep dan menyelesaikan tugas (task), sehingga terbentuk pemahaman yang dan pengalaman
belajar yang lama. Model pembelajaran ini terus mengalami perkembangan mulai dari tingkat
Sekolah Dasar (SD) hingga sekolah menengah. Proses pembelajaran ini mendidik siswa berinteraksi
sosial dengan lingkungan.

Prinsip belajar terpadu ini sejalan dengan empat pilar pendidikan yang digariskan UNESCO dalam
kegiatan pembelajaran. Empat pilar itu adalah ”belajar untuk mengetahui (learning to know), belajar
untuk berbuat (learning to do), belajar untuk menjadi diri sendiri (learning to be), dan belajar hidup
dalam kebersamaan (Learning to live together), (Depdiknas, 2002).

B. Langkah – Langkah Pembelajaran CIRC

Metode Pembelajaran SMPIT DAARUL HIKMAH Page 89


Langkah-langkah pembelajarannya sebagai berikut :
1. Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang siswa secara heterogen.
2. Guru memberikan wacana/kliping sesuai dengan topik pembelajaran.
3. Siswa bekerja sama saling membacakan dan menemukan ide pokok dan memberi tanggapan
terhadap wacana/kliping dan ditulis pada lembar kertas.
4. Mempresentasikan/membacakan hasil kelompok.
5. Guru dan siswa membuat kesimpulan bersama.
6. Penutup.
Dari setiap fase tersebut di atas dapat kita perhatikan dengan jelas sebagai berikut:
a. Fase Pertama, Pengenalan konsep. Fase ini guru mulai mengenalkan tentang suatu konsep atau
istilah baru yang mengacu pada hasil penemuan selama eksplorasi. Pengenalan bisa didapat dari
keterangan guru, buku paket, atau media lainnya.
b. Fase Kedua, Eksplorasi dan aplikasi. Fase ini memberikan peluang pada siswa untuk
mengungkap pengetahuan awalnya, mengembangkan pengetahuan baru, dan menjelaskan fenomena
yang mereka alami dengan bimbingan guru minimal. Hal ini menyebabkan terjadinya konflik
kognitif pada diri mereka dan berusaha melakukan pengujian dan berdiskusi untuk menjelaskan
hasil observasinya. Pada dasarnya, tujuan fase ini untuk membangkitkan minat, rasa ingin tahu serta
menerapkan konsepsi awal siswa terhadap kegiatan pembelajaran dengan memulai dari hal yang
kongkrit. Selama proses ini siswa belajar melalui tindakan-tindakan mereka sendiri dan reaksi-
reaksi dalam situasi baru yang masih berhubungan, juga terbukti menjadi sangat efektif untuk
menggiring siswa merancang eksperimen, demonstrasi untuk diujikannya.
c. Fase Ketiga, Publikasi. Pada fase ini Siswa mampu mengkomunikasikan hasil temuan-temuan,
membuktikan, memperagakan tentang materi yang dibahas. Penemuan itu dapat bersifat sebagai
sesuatu yang baru atau sekedar membuktikan hasil pengamatannya.. Siswa dapat memberikan
pembuktian terkaan gagasan-gagasan barunya untuk diketahui oleh teman-teman sekelasnya. Siswa
siap menerima kritikan, saran atau sebaliknya saling memperkuat argumen.

C. Kelebihan Model Pembelajaran CIRC


Kelebihan dari model pembelajaran terpadu atau (CIRC) antara lain:
1) Pengalaman dan kegiatan belajar anak didik akan selalu relevan dengan tingkat perkembangan
anak;
2) kegiatan yang dipilih sesuai dengan dan bertolak dari minat siswa dan kebutuhan anak;
3) seluruh kegiatan belajar lebih bermakna bagi anak didik sehingga hasil belajar anak didik akan
dapat bertahan lebih lama;

Metode Pembelajaran SMPIT DAARUL HIKMAH Page 90


4) pembelajaran terpadu dapat menumbuh-kembangkan keterampilan berpikir anak;
5) pembelajaran terpadu menyajikan kegiatan yang bersifat pragmatis (bermanfaat) sesuai dengan
permasalahan yang sering ditemuai dalam lingkungan anak;
6) pembelajaran terpadu dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa kearah belajar yang dinamis,
optimal dan tepat guna;
7) menumbuhkembangkan interaksi sosial anak seperti kerjasama, toleransi, komunikasi dan respek
terhadap gagasan orang lain;
8) membangkitkan motivasi belajar, memperluas wawasan dan aspirasi guru dalam mengajar
(Saifulloh, 2003).

D. Kekurangan Model Pembelajaran CIRC


Kerurangan dari model pembelajaran CIRC tersebut antara lain:
Dalam model pembelajaran ini hanya dapat dipakai untuk mata pelajaran yang menggunakan
bahasa, sehingga model ini tidak dapat dipakai untuk mata pelajaran seperti: matematika dan mata
pelajaran lain yang menggunakan prinsip menghitung.

E. Kesimpulan
Model pembelajaran ini sangat bagus dipakai karena dengan menggunakan model ini siswa dapat
memahami secara langsung peristiwa yang terjadi di dalam kehidupan dengan materi yang
dijelaskan.

Metode Pembelajaran SMPIT DAARUL HIKMAH Page 91


MODEL PEMBELAJARAN INSIDE – OUTSIDE – CIRCLE (LINGKARAN BESAR –
LINGKARAN KECIL)

Teknik mengajar lingkaran besar dan lingkaran kecil (inside – outside – circle) dikembangkan oleh
Spencer Kagan untuk memberikan kesempatan pada siswa agar saling berbagi informasi pada saat
yang bersamaan.
Bahan pelajaran yang paling cocok digunakan dengan teknik ini adalah bahan yang membutuhkan
pertukaran pikiran dan informasi antar siswa. Salah satu keunggulan teknik ini adalah adanya
struktur yang jelas yang memungkinkan siswa untuk berbagi dengan pasangan yang berbeda dengan
singkat danteratur. Selain itu siswa bekerja dengan sesama siswa dalam suasana gotong royong dan
mempunyai banyak kesempatan untuk mengolah informasi dan meningkatkan keterampilan
berkomunikasi.

Langkah-langkah :
1. Separuh kelas (atau seperempat jika jumlah siswa terlalu banyak) berdiri membentuk lingkaran
kecil dan menghadap ke luar.
2. Separuh kelas lainnya membentuk lingkaran diluar lingkaran pertama menghadap ke dalam.
3. Dua siswa yang berpasangan dari lingkaran kecil
danhttp://www.scribd.com/doc/50827028/73/INSIDE-OUTSIDE-CIRCLE-LINGKARAN-KECIL-
LINGKARAN-BESAR besar berbagi informasi. Pertukaran informasi bisa dilakukan oleh semua
pasangan dalam waktu yang bersamaan.
4. Kemudian siswa yang di lingkaran kecil diam di tempat, sementara siswa yang di lingkaran besar
bergeser, satu atau dua langkah searah jarum jam.
5. Sekarang giliran siswa berada di lingkaran besar yang membagi informasi demikian seterusnya.

Siswa saling membagi informasi pada saat yang bersamaan dengan pasangan yang berbeda dengan
singkat dan teratur.

Kelebihan :
Mendapatkan informasi yang berbeda pada saat yang bersamaan.
Kekurangan :
Membutuhkan ruang kelas yang besar.Ø
Terlalu lama sehingga tidak konsentrasi dan disalahgunakan untuk bergurau, juga rumit untuk
dilakukan.Ø

Metode Pembelajaran SMPIT DAARUL HIKMAH Page 92


Materi yang cocok dengan model pembelajaran.
1. IPA kelas 5 Bab V
Penyesuaian Makhluk Hidup
a. Penyesuaian diri pada hewan
1. Penyesuaian diri untuk memperoleh makanan.
2. Penyesuaian diri untuk melindungi diri dari musuhnya.
b. Penyesuaian diri pada tumbuhan
1. Penyesuaian diri tumbuhan dengan lingkungan tertentu.
2. Penyesuaian diri untuk melindungi diri dari musuhnya.

Alasan :
Pada pembelajaran dengan menggunakan model outside – inside – circle (lingkaran besar –
lingkaran kecil) ini. Terlebih dahulu guru menyampaikan informasi dengan menjelaskan isi materi
(penyesuaian makhluk hidup). Menurut saya materi penyesuaian makhluk hidup sangat cocok untuk
model outside – inside – circle (lingkaran besar – lingkaran kecil). Karena materi ini sering ditemui
anak dalam kehidupan sehari-hari, melalui penjelasan dari guru tentang penyesuaian makhluk hidup
maka anak memadukan apa yang dilihatnya dalam kehidupan sehari-hari dengan informasi yang
disampaikan oleh guru, sehingga pada saat anak membentuk lingkaran besar dan lingkaran kecil
yang selanjutnya anak akan menyampaikan informasi, anak mudah mengingat informasi yang akan
dia sampaikan kepada teman pasangannya, materi ini juga memiliki cakupan isi/materi yang cukup
banyak sehingga memudahkan guru untuk membagi materi sesuai dengan siswa yang membentuk
lingkaran, karna masing masing-masing anak membawa informasi yang berbeda untuk teman
pasangannya.

2. IPA Kelas 5 Bab XIV


Sumber Daya Alam
a. Sumber Daya Alam di Lingkungan Sekitar
1. Sumber daya alam yang dapat diperbaharui
2. Sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui
b. Penggunaan Sumber Daya Alam
1. Mineral
2. Kegiatan manusia yang mengubah permukaan bumi

Metode Pembelajaran SMPIT DAARUL HIKMAH Page 93


Alasan :
Pada pembelajaran menggunakan model outside – inside – circle (lingkaran besar – lingkaran
kecil). saya materi ini cocok untuk model inside (outside – circle) (lingkaran besar – lingkaran
kecil) karena materinya dapat dikembangkan oleh anak berdasarkan pengetahuan dan pengalaman
mereka. Misalnya : materi tentang kegiatan manusia yang mengubah permukaan bumi, jika guru
menggunakan soal pertanyaan dalam pertukaran pikiran dan informasi untuk setiap anak, maka
mempermudah pekerjaan guru dalam membuat pertanyaan, pertanyaan yang sama dapat diberikan
kepada beberapa anak, karena kemungkinan jawaban yang akan mereka dapat dari teman
pasangannya berbeda. Dengan model pembelajaran outside – inside – circle materi akan mudah
dipahami oleh anak karena materi ini dapat disampaikan dengan singkat dan eratur, misalnya
berkaitan dengan sumber daya alam yang dapat diperbaharui, dan tidak dapat diperbaharui,
sehingga dengan model pembelajaran outside – inside – circle ini cakupan materi yang cukup luas
dapat dipahami dan dikembangkan oleh anak.

3. Pendidikan kewarganegaraan kls XI Semester II


Pentingnya nilai dalam kehidupan
Pentingnya nilai dalam kehidupan bangsaØ
Pancasila sebagai sumber nilaiØ
a. Pancasila sebagai sumber nilai hokum
b. Pancasila sebagai sumber nilai etik
Menurut saya materi ini cocok dan bias digunakan dalam model pembelajaran IOC dikarnakan
materi yang disampaikan tidak terlalu sulit dan melatih tingkat pemikiran siswa karna yang dibahas
dalam materi ini menyangkut kehidupan sehari-hari dan bangsa.

Contoh RPP model pembelajaran ini :

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ( RPP )


Model pembelajaran IOC

Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan


Kelas / semester : XI / (dua)
Hari / tanggal :
Alokasi Waktu : 2 JP x 40 menit

Metode Pembelajaran SMPIT DAARUL HIKMAH Page 94


St standar Kompetisi :
Menganalisis pentingnya nilai dalam kehidupan

K kompetisi Dasar :
Mendiskripsikan pentingnya nilai dalam kehidupan bangsa
Mendeskripsiskan pancasila sebagai sumber nilai
Mendeskripsikan nilai pancasila sebagai sumber norma hokum
Mendeskripsikan nilai pancasila sebagai sumber norma etik

A. Indikator :
Menjelaskan pentingnya nilai pancasila dalam kehidupan

B. Tujuan pembelajaran :
1. memahami pentingnya nilai dalam kehidupan
2. Mengetahui pentingnya nilai pancasila sebagai norma hukum
3. Mengetahui pentingnya pancasila sebagai sumber nilai etik

C. Materi pembelajaran :
• LKS Pendidikan kewarganegaran untu SMA kelas XI semeeter II
Nilai sosial adalah nilai yang dianut oleh suatu masyarakat, mengenai apa yang dianggap baik dan
apa yang dianggap buruk oleh masyarakat. Sebagai contoh, orang menanggap menolong memiliki
nilai baik, sedangkan mencuri bernilai buruk. Woods mendefinisikan nilai sosial sebagai petunjuk
umum yang telah berlangsung lama, yang mengarahkan tingkah laku dan kepuasan dalam
kehidupan sehari-hari.
pancasila sebagai dasar negara dan ideologi nasional membawa
konsekuensi logis bahwa nilai-nilai pancasila dijadikan landasan pokok, landasan
fundamental bagi penyelenggaraan negara Indonesia.
Nilai-nilai pancasila selanjutnya dijabarkan dalam berbagai peraturan
perundangam yang ada. Perundang-undangan, ketetapan, keputusan, kebijaksanaan
pemerintah, program-program pembangunan, dan peraturan-peraturan lain pada
hakikatnya merupakan nilai instrumental sebagai penjabaran dari nilai-nilai
dasar pancasila.
Upaya lain dalam mewujudkan pancasila sebagai sumber nilai adalah dengan
menjadikan nilai dasar Pancasila sebagai sumber pembentukan norma etik (norma

Metode Pembelajaran SMPIT DAARUL HIKMAH Page 95


moral) dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Nilai-nilai
pancasila adalah nilai moral
D. Metode Pembelajaran
1. Kerja kelompok
2. Presentasi
3. Diskusi
4. Tanya jawab
E. Langkah-langkah Pembelajaran :
1. Pendahuluan
1) Salam, sapa dan berdo’a bersama
2) Apersepsi tentang materi
3) Membagi kelompok yng anggotanya 4 orang secara heterogen berdasarkan tingkat kemampuan
membaca.
2. Kegiatan Inti
1) Menjelaskan pembagian tugas kelompok
2) Guru memberikan wacana / kliping sesuai topic pembelajaran
3) Siswa bekerjasama saling membacakan dan menemukan ide pokok dan memberi tanggapan
terhadap wacana / kliping dan ditulis pada lembar kerja.
4) Mempresentasikan / membaca hasil kelompok.
3. Kegiatan akhir
1) Guru menyimpulkan materi bersama murid
2) Penutup

F. Sumber bahan :
– Buku paket buku paket pendidikan kewarganegaraan kelas XI semester II
– LKS Pendidikan kewarganegaran untu SMA kelas XI semeeter II
– Kliping tentang pentingnya nilai dalm kehidupan berbangsa dan bernegara

G. Penilaian
– Test perbuatan dalam kegiatan
– Tes lisan

Metode Pembelajaran SMPIT DAARUL HIKMAH Page 96


MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING (TEBAK KATA)

A. Pengertian
Metode ini berguna untuk kelas yang aktif dalam kelas. Pengertian aktif terdapat 2 (dua) macam,
yaitu:
1. aktif dalam arti selalu atau suka berbicara meski tidak dalam pembelajaran,
2. aktif dalam arti siswa mau dan mampu berfikir dan bertanya jika menemukan kesulitan.

Dalam buku Cooperative Learning PAIKEM oleh Agus Suprijono menjelaskan pembelajaran aktif
yaitu; Pembelajaran adalah proses belajar dengan menempatkan peserta didik sebagai center stage
performance, dengan proses pembelajaran yang menarik sehingga siswa dapat merespon
pemelajaran dengan suasana yang menyenangkan. Sedangkan aktif adalah siswa atau peserta didik
mampu dan dapat bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan.
Maka dari itu, berlangsungnya proses pembelajaran tidak terlepas dengan lingkungan sekitar atau
tidak terbatas pada empat dinding kelas. Melainkan pembelajaran dapat terlaksana dengan
pendekatan lingkungan menghapus kejenuhan dan menciptakan peserta didik yang cinta terhadap
lingkungan sekitar. Sedikit contoh metode Pembelajaran Aktif yaitu dengan Metode Tebak kata.
Model pembelajaran tebak kata adalah model pembelajaran yang menggunakan media kartu teka-
teki yang berpasangan dengan kartu jawaban teka-teki. Permainan tebak kata dilaksanakan dengan
cara siswa menjodohkan kartu soal teka-teki dengan kartu jawaban yang tepat. Melalui permainan
tebak kata, selain anak menjadi tertarik untuk belajar juga memudahkan dalam menanamkan konsep
pelajaran IPS dalam ingatan siswa. Jadi, guru mengajak siswa untuk bermain tebak kata dengan
menggunakan media kartu dari kertas karton dalam mata pelajaran IPS.

Dalam menerapkan metode permainan ada beberapa hal yang harus disiapkan adalah sebagai
berikut :
1. siapkan materi yang akan di sampaikan.
2. siapkan bahan ajar yang di butuhkan.
3. siapkan kata kunci yang akan di pertanyakan.
Media: :
Buat kartu ukuran 10X10 cm dan isilah ciri-ciri atau kata-kata lainnya yang mengarah pada jawaban
(istilah) pada kartu yang ingin ditebak. Buat kartu ukuran 5X2 cm untuk menulis kata-kata atau
istilah yang mau ditebak (kartu ini nanti dilipat dan ditempel pada dahi ataudiselipkan di telinga.

Metode Pembelajaran SMPIT DAARUL HIKMAH Page 97


Langkah-langkah :
1. Guru menjelaskan kompetensi yang ingin dicapai atau materi ± 45 menit.
2. Guru menyuruh siswa berdiri berpasangan di depan kelas
3. Seorang siswa diberi kartu yang berukuran 10×10 cm yang nanti dibacakan pada pasangannya.
Seorang siswa yang lainnya diberi kartu yang berukuran 5×2 cm yang isinya tidak boleh dibaca
(dilipat) kemudian ditempelkan di dahi atau diselipkan ditelinga.
4. Sementara siswa membawa kartu 10×10 cm membacakan kata-kata yang tertulis didalamnya
sementara pasangannya menebak apa yang dimaksud dalam kartu 10×10 cm. jawaban tepat bila
sesuai dengan isi kartu yang ditempelkan di dahi atau telinga.
5. Apabila jawabannya tepat (sesuai yang tertulis di kartu) maka pasangan itu boleh duduk. Bila
belum tepat pada waktu yang telah ditetapkan boleh mengarahkan dengan kata-kata lain asal jangan
langsung memberi jawabannya.
6. Dan seterusnya

CONTOH KARTU:
BERDASARKAN SIKAP YANG DITUNJUKKAN.
• tidak memandang perbedaan sebagai usaha mencari alternatif
• yang dicari adalah kambing hitam bukan peraturannya yang mungkin salah.

TIPE BUDAYA POLITIK APAKAH AKU…?

JAWABAN:

TIPE BUDAYA POLITIK MILITAN

B. Prinsip atau Ciri-Ciri


• Pembelajaran berlangsung menyenangkan
• Siswa diarahkan untuk aktif
• Menggunakan media kartu
C. Kelebihan dan Kekurangan dalam Pemanfaatannya
• Kelebihannya :
a. anak akan mempunyai kekayaan bahasa.
b. Sangat menarik sehingga setiap siswa ingin mencobanya.
c. Siswa menjadi tertarik untuk belajar

Metode Pembelajaran SMPIT DAARUL HIKMAH Page 98


d. memudahkan dalam menanamkan konsep pelajaran dalam ingatan siswa.
• Kekurangannya :
a. memerlukan waktu yang lama sehingga materi sulit tersampaikan.
b. Bila siswa tidak menjawab dengan benar maka tidak semua siswa dapat maju karena waktu
terbatas.
D. Kesimpulan
Jadi, mopdel pembelajaran Tebak Kata merupakan salah satu model pembelajaran Cooperative
Lerning, dengan proses pembelajaran yang menarik agar siswa menjadi berminat atau tertarik untuk
belajar, mempermudah dalam menanamkan konsep-konsep dalam ingatan siswa. Selain itu siswa
juga diarahkan untuk aktif, yaitu siswa atau peserta didik mampu dan dapat bertanya,
mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan.

Metode Pembelajaran SMPIT DAARUL HIKMAH Page 99


MODEL PEMBELAJARAN WORD SQUARE

Pengertian
Model pembelajaran Word Square merupakan pengembangan dari metode ceramah yang diperkaya.
Hal ini dapat diidentifikasi melalui pengelompokkan metode ceramah yang diperkaya yang
berorientasi kepada keaktifan siswa dalam pembelajaran sebagaimana disebutkan oleh Mujiman
(2007)

Model Pembelajaran Word Square merupakan model pembelajaran yang memadukan kemampuan
menjawab pertanyaan dengan kejelian dalam mencocokan jawaban pada kotak-kotak jawaban.
Mirip seperti mengisi Teka-Teki Silang tetapi bedanya jawabannya sudah ada namun disamarkan
dengan menambahkan kotak tambahan dengan sembarang huruf/angka penyamar atau pengecoh.
Model pembelajaran ini sesuai untuk semua mata pelajaran.Tinggal bagaimana Guru dapat
memprogram sejumlah pertanyaan terpilih yang dapat merangsang siswa untuk berpikir efektif.
Tujuan huruf/angka pengecoh bukan untuk mempersulit siswa namun untuk melatih sikap teliti dan
kritis.

Word Square merupakan salah satu dari sekian banyak metode pembelajaran yang dapat
dipergunakan guru dalam mencapai tujuan pembelajaran. Metode ini merupakan kegiatan belajar
mengajar dengan cara guru membagikan lembar kegiatan atau lembar kerja sebagai alat untuk
mengukur tingkat pemahaman siswa terhadap materi pelajaran yang telah diajarkan.

Instrument utama metode ini adalah lembar kegiatan atau kerja berupa pertanyaan atau kalimat
yang perlu dicari jawabannya pada susunan huruf acak pada kolom yang telah disediakan.

Langkah-Langkah Model Pembelajaran Word Square


Langkah-langkah Model Pembelajaran Word Square adalah sebagai berikut :

1. Guru menyampaikan materi sesuai kompetensi yang ingin dicapai.

2. Guru membagikan lembaran kegiatan sesuai contoh.

3. Siswa menjawab soal kemudian mengarsir huruf dalam kotak sesuai jawaban secara vertikal,
horizontal maupun diagonal.

Metode Pembelajaran SMPIT DAARUL HIKMAH Page 100


4. Berikan poin setiap jawaban dalam kotak.

CONTOH JAWABAN (Untuk Mapel PKn)

S Y E N I E K K K
A G U A N D M E N
N B A R T I R T D
G A N R N R S U S
U D G T U T G R Z
I O O L S A I U I
N R P A I P A N F
I A S O L I O A U
S R I N H B C N U
CONTOH SOALNYA :

1. Asas dalam menentukan kewarganegaraan seseorang berdasarkan tempat orang tersebut


dilahirkan disebut asas…

2. Negara Indonesia memakai asas kewarganegaraan berdasarkan keturunan yang disebut asas
ius…

3. Seseorang yang mempunyai dua kewarganegaraan dari dua Negara yang berbeda disebut…

4. Hak dimiliki seseorang untuk memilih kewarganegaraannya disebut hak…

5. Penentuan kewarganegaraan seseorang berdasarkan kelahiran dan…

Kekurangan dan Kelebihan Model Pmebelajaran Word Square


Beberapa kelebihan dari model pembelajaran Word Square yaitu:

1. Kegiatan tersebut mendorong pemahaman siswa terhadap materi pelajaran.

2. Melatih untuk berdisiplin.

Metode Pembelajaran SMPIT DAARUL HIKMAH Page 101


3. Dapat melatih sikap teliti dan kritis.

4. Merangsang siswa untuk berpikir efektif.

Model pembelajaran ini mampu sebagai pendorong dan penguat siswa terhadap materi yang
disampaikan. Melatih ketelitian dan ketepatan dalam menjawab dan mencari jawaban dalam lembar
kerja. Dan tentu saja yang ditekankan disini adalah dalam berpikir efektif, jawaban mana yang
paling tepat.

Sedangkan beberapa kekurangan dari model pembelajaran word square yaitu:

1. Mematikan kreatifitas siswa.

2. Siswa tinggal menerima bahan mentah.

3. Siswa tidak dapat mengembangkan materi yang ada dengan kemampuan atau potensi yang
dimilikinya.

Dalam model pembelajaran ini siswa tidak dapat mengembangkan kreativitas masing-masing, dan
lebih banyak berpusat pada guru. Karena siswa hanya menerima apa yang disampaikan oleh guru,
dan jawaban dari lembar kerja pun tidak bersifat analisis, sehingga siswa tidak dapat menggali lebih
dalam materi yang ada dengan model pembelajaran word square ini.

Dari penjelasan tentang model pembelajaran word square maka dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran word square adalah suatu pengembangan dari metode ceramah namun untuk
mengetahui pemahaman siswa tentang materi yang telah disampaikan maka diberikan lembar kerja
yang didalamnya berisi soal dan jawaban yang terdapat dalam kotak kata. Membutuhkan suatu
kejelian dan ketelitian dalam mencari pilihan jawaban yang ada dengan tepat. Namun sebagaimanan
model pembelajaran yang lainnya, model pembelajaran word square mempunyai kekurangan dan
kelebihan. Kekurangan dari model pembelajaran ini yaitu siswa hanya menerima bahan mentah dari
guru dan tidak dapat mengembangkan kreativitasnya, karena siswa hanya dituntut untuk mencari
jawaban bukan untuk mengembangkan pikiran siswa masing-masing. Sedangkan kelebihannya

Metode Pembelajaran SMPIT DAARUL HIKMAH Page 102


yaitu meningkatkan ketelitian, kritis dan berfikir efektif siswa. Karena siswa dituntut untuk mencari
jawaban yang paling tepat dan harus jeli dalam mencari jawaban yangada dalam lembar kerja.

Metode Pembelajaran SMPIT DAARUL HIKMAH Page 103


Model pembelajaran Scramble

Model Pembelajaran Scramble tampak seperti Model Pembelajaran Word Square, bedanya jawaban
soal tidak dituliskan di dalam kotak-kotak jawaban, tetapi sudah dituliskan namun dengan susunan
yang acak, nah siswa nanti bertugas mengkoreksi ( membolak-balik huruf ) jawaban tersebut
sehingga menjadi jawaban yang tepat/ benar.
Model pembelajaran scramble tampak seperti model pembelajaran word square, bedanya jawaban
soal tidak dituliskan di dalam kotak-kotak jawaban, tetapi sudah dituliskan, namun dengan susunan
yang acak, jadi siswa bertugas mengoreksi (membolak-balik huruf) jawaban tersebut sehingga
menjadi jawaban yang tepat / benar.

Kelebihan Model pembelajaran Scramble :


1. Memudahkan mencari jawaban
2. Mendorong siswa untuk belajar mengerjakan soal tersebut
3. Semua siswa terlibat
4. Kegiatan tersw dapat mendorong pemahaman siswa terhadap materi pelajaran
5. Melatih untuk disiplin

Kekurangan model pembelajaran scramble


1. Siswa kurang berfikir kritis
2. Bisa saja mencontek jawaban teman lainnya
3. Mematikan kreatifitas siswa
4. Siswa tinggal menerima bahan mentah

Langkah-langkah Model pembelajaran scramble :


1. Guru menyajikan materi sesuai topic, misalnya guru menyajikan materi pelajaran tentang “Tata
Surya”
2. Setelah selesai menjelaskan tentang Tata Surya, guru membagikan lembar kerja dengan jawaban
yang diacak susunannya.
3. Media yang digunakan dalam model pembelajaran scramble :
4. Buat pertanyaan yang sesuai dengan TPK
5. Buat jawaban yang diacak hurufnya

Media :

Metode Pembelajaran SMPIT DAARUL HIKMAH Page 104


Buatlah pertanyaan yang sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai
Buat jawaban yang diacak hurufnya
Langkah-langkah pembelajarannya sebagai berikut :
Guru menyajikan materi sesuai kompetensi yang ingin dicapai.
Membagikan lembar kerja sesuai contoh.
Susunlah huruf-huruf pada kolom B sehingga merupakan kata kunci (jawaban) dari pertanyaan pada
kolom A!

Kolom A

1. Sebelum mengenal uang orang melakukan pertukaran dengan cara …


2. … digunakan sebagai alat pembayaran yang sah
3. Uang … saat ini banyak dipalsukan
4. Nilai bahan pembuatan uang disebut nilai …
5. Kemampuan uang untuk ditukar dengan sejumlah barang atau jasa disebut nilai …
6. Nilai perbandingan uang dalam negeri dengan mata uang asing disebut …
7. Nilai yang tertulis pada uang disebut nilai …
8. dorongan seseorang menyimpan uang untuk keperluan jual beli disebut …
9. perintah tertulis dari seseorang yang mempunyai rekening di bank untuk membayar sejumlah
uang disebut …

Kolom B

1. TARREB ……………………………. ( Contoh : jawaban yang benar……BARTER )


2. GANU …………………………………
3. TRASEK ………………………………
4. KISTRINI ………………………………
5. LIRI ………………………………………
6. SRUK …………………………………
7. MINALON ………………………….
8. SAKSITRAN …………………………
9. KEC ……………………………………

Metode Pembelajaran SMPIT DAARUL HIKMAH Page 105


MODEL PEMBELAJARAN
TAKE AND GIVE

Pengertian Model Pembelajaran Take and Give


Model Pembelajaran menerima dan memberi (Take and Give) merupakan model pembelajaran yang
memiliki sintaks, menuntut siswa mampu memahami materi pelajaran yang diberikan guru dan
teman sebayanya (siswa lain).

Kelebihan :

Siswa akan lebih cepat memahami penguasaan materi dan informasi karena mendapatkan informasi
dari guru dan siswa yang lain.
Dapat menghemat waktu dalam pemahaman dan penguasaan siswa akan informasi.
Kelemahan:

Bila informasi yang disampaikan siswa kurang tepat (salah) maka informasi yang diterima siswa
lain pun akan kurang tepat.
Media Model Pembelajaran Take and Give
a) Siapkan Kartu dengan ukuran 10 x 15 cm untuk sejumlah siswa.

b) Setiap kartu berisi nama siswa, bahan belajar (sub materi) dan nama yang diberi informasi,
kompetensi dan sajian materi.

Contoh Kartu :
NAMA SISWA :

SUB MATERI :

NAMA YANG DIBERI :

3. dst.

Langkah-langkah Umum
Guru menyiapkan kelas sebagaimana mestinya.
Guru menjelaskan materi sesuai kompetensi yang sudah direncanakan selama 45 menit.

Metode Pembelajaran SMPIT DAARUL HIKMAH Page 106


Untuk memantapkan penguasaan siswa akan materi yang sudah dijelaskan, setiap siswa diberikan
satu kartu untuk dipelajari (dihapal) selama 5 menit.
Kemudian guru meminta semua siswa berdiri dan mencari teman pasangan untuk saling
menginformasikan materi yang telah diterimanya. Tiap siswa harus mencatat nama teman
pasangannya pada kartu yang sudah diberikan.
Demikian seterusnya sampai semua siswa dapat saling memberi dan menerima materi masing-
masing (take and give).
Guru mengevaluasi keberhasilan model pembelajaran take and give dengan memberikan siswa
pertanyaan yang tidak sesuai dengan kartunya (kartu orang lain).
Guru dan siswa membuat kesimpulan bersama mengenai materi pelajaran.
Guru menutup pelajaran.
Materi Pembelajaran IPA yang Sesuai untuk Model Pembelajaran Take and Give
Materi Pelajaran IPA kelas 5
Bab I Alat Pernafasan
Sub Materi : Alat pernafasan pada manusia

Bab II Pencernaan Makanan Pada Manusia


Sub Materi : Alat pencernaan pada manusia

Bab V Penyesuaian Diri Makhluk Hidup terhadap Lingkungannya.


Sub Materi : Cara hewan menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

Materi Pelajaran IPA kelas 6


Bab 1 Ciri Khusus Makhluk Hidup
Sub Materi : ciri khusus hewan terhadap lingkungannya.

Bab 4 Keseimbangan Ekosistem


Sub Materi : kegiatan manusia yang dapat mempengaruhi keseimbangan ekosistem.

Bab 11 Energi dalam kehidupan Sehari-hari


Sub Materi : guna energi listrik dalam rumah tangga

Alasan Pemilihan Materi yang Sesuai

Metode Pembelajaran SMPIT DAARUL HIKMAH Page 107


Pemilihan materi yang sesuai untuk model pembelajaran take and give adalah materi yang
mengandung informasi yang singkat, jelas dan padat. Hal ini dikarenakan model pembelajaran ini
lebih menekankan pada unsur ingatan dengan materi yang ringan dan mudah serta membutuhkan
pemahaman yang cepat. Pembelajaran model ini pun tidak memerlukan pemahaman materi dengan
teknik pelajaran praktek maupun diskusi.

Metode Pembelajaran SMPIT DAARUL HIKMAH Page 108


Model Pembelajaran Consept Sentence

Metodologi mengajar adalah ilmu yang mempelajari cara-cara untuk melakukan aktivitas yang
tersistem dari sebuah lingkungan yang terdiri dari pendidik dan peserta didik untuk saling
berinteraksi dalam melakukan suatu kegiatan sehingga proses belajar berjalan dengan baik dalam
arti tujuan pengajaran tercapai.

Agar tujuan pengajaran tercapai sesuai dengan yang telah dirumuskan oleh pendidik, maka perlu
mengetahui, mempelajari beberapa metode mengajar, serta dipraktekkan pada saat mengajar.
Pengertian
Consepct sentence merupakan salah satu teknik dari cooperative Learning,dimana siswa belajar
dengan kelompoknya untuk membuat beberapa kalimat sesuai dengan kata kunci yang telah
diberikan oleh guru kepada siswa.Pembentukan kelompok didasarkan pada kartu kata yang dimiliki
oleh setiap siswa.Setiap siswa membentuk satu kalimat yang telah dipelajari
sebelumnya.Consecptsentence ini dibuat seperti games sehingga siswa bersemangat untuk
memenangkan games ini.Setiap kelompok akan membahas pola kalimat yang telah diberikan oleh
guru ,setelah diberikan batas waktu tertentu ,maka setiap kelompok harus mengirim wakil dari
masing-masing kelompok sebanyak dua orang kedepan .Wakil dari kelompok diharuskan membuat
beberapa dari kata kunci yang ada berdasarkan kata kunci yang telah diberikan
Proses kelompok terjadi ketika anggota kelompok mendiskusikan seberapa baik mereka mencapai
tujuan dan memelihara kerjasama yang efektif. Para siswa perlu mengetahui tingkat-tingkat
keberhasilan pencapaian tujuan dan efektivitas kerjasama yang telah dilakukan.
Untuk memperoleh informasi itu, para siswa perlu mengadakan perbaikan-perbaikan secara
sistematis tentang bagaimana mereka telah bekerja sama sebagai satu tim, dalam hal :

• Seberapa baik tingkat pencapaian tujuan kelompok


• Bagaimana mereka saling membantu satu sama lain
• Bagaimana mereka bersikap dan bertingkah laku positif untuk memungkinkan setiap individu dan
kelompok secara keseluruhan menjadi berhasil, dan
• Apa yang mereka butuhkan untik melakukan tugas-tugas yang akan datang supaya lebih berhasil.

Ciri-ciri
Siswa dibentuk kelompok heterogen dan membuat kalimat dengan minimal 4 kata kunci sesuai
materi yang disajikan.

Metode Pembelajaran SMPIT DAARUL HIKMAH Page 109


Langkah-langkah:
1. Guru menyampaikan tujuan.
2. Guru menyajikan materi secukupnya.
3. Guru membentuk kelompok yang anggotanya kurang lebih 4 orang secara heterogen.
4. Menyajikan beberapa kata kunci sesuai materi/ topik yang disajikan.
5. Tiap kelompok disuruh membuat beberapa kalimat dengan menggunakan minimal 4 kata kunci
setiap kalimat.
6. Hasil diskusi kelompok didiskusikan lagi secara pleno yang dipandu guru.
7. Kesimpulan.
Kelebihan:
1. Lebih memahami kata kunci dari materi pokok pelajaran.
2. Siswa yang lebih pandai mengajari siswa yang kurang pandai.
Kekurangan:
1. Hanya untuk mata pelajaran tertentu.
2. Untuk yang pasif mengambil jawaban dari temannya.

Metode Pembelajaran SMPIT DAARUL HIKMAH Page 110


Model Pembelajaran Complete Sentence
1. Pengertian
Model pembelajaran complete sentence adalah model pembelajaran mudah dan sederhana di mana
siswa belajar melengkapi paragraf yang belum sempurna dengan menggunakan kunci jawaban yang
tersedia.

Langkah-langkah pembelajarannya sebagai berikut :


1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.
2. Guru Menyampaikan materi secukupnya atau siswa disuruh membacakan buku atau modul
dengan waktu secukupnya.
3. Guru membentuk kelompok 2 atau 3 orang secara heterogen.
4. Guru membagikan lembar kerja berupa paragraf yang kalimatnya belum lengkap.
5. Siswa berdiskusi untuk melengkapi kalimat dengan kunci jawaban yang tersedia.
6. Siswa berdiskusi secara berkelompok.
7. Setelah jawaban didiskusikan, jawaban yang salah diperbaiki. Tiap peserta membaca sampai
mengerti atau hafal.
8. Kesimpulan.A

2. Prinsip/ ciri-ciri Complete sentence


a. Soal yang disampaikan berupa kalimat yang belum lengkap, sehingga makna/ arti kalimat
tersebut belum dapat dimengerti
b. Kalimat yang banyak dan saling berkaitan dalam sebuah paragrap, dan belum sempurna serta
belum dimengerti maknanya
c. Kalimat dapat dilengkapi dengan pilihan kata yang disediakan
d. Harus diisi dengan kata-kata tertentu, misal istilah keilmuan/ kata asing.
e. Jawaban dari kalimat yang belum lengkap itu sudah disediakan

3. Kelebihan/kekurangan model pembelajaran complete sentence


a. Kelebihan
1. Mudah dibuat guru, hanya dengan menghilangan satu kata dalam kalimat
2. Siswa tidak perlu menjelaskan jawabannya, hanya perlu memadukan rumpang/tidak jawabannya.
3. Siswa diajarkan untuk mengerti dan hafal mengenai materi

b. Kekurangan

Metode Pembelajaran SMPIT DAARUL HIKMAH Page 111


1. Guru kurang kreatif dan inovasi dalam membuat soal
2. Siswa kurang terpacu mencari jawaban karena hanya cukup menebak kata, karena biasanya
hanya kata hubung.
3. Kurang cocok untuk dipergunakan dalam setiap bidang studi.

4. Kesimpulan
Model pembelajaran complete sentence adalah model pembelajaran yang sederhana di mana siswa
belajar melengkapi paragraf yang belum sempurna dengan menggunakan kunci jawaban yang
tersedia. Model pembelajaran ini sebenarna mempermudah guru namun terkadang gurunya kurang
inovatif dan kreatif dalam membuat soalnya. Dan siswanya kurang terpacu untuk mencari
jawabannya karena hanya tinggal menebak kaata-kata yang rumpang yang jawabannya telah
disediakan.

Metode Pembelajaran SMPIT DAARUL HIKMAH Page 112


PEMBELAJARAN TIME TOKEN
MODEL PEMBELAJARAN TIME TOKEN

Model pembelajaran Time Token Arends merupakan salah satu contoh kecil dari penerapan
pembelajaran yang demokratis di sekolah. Proses pembelajaran yang demokratis adalah proses
belajar yang menempatkan siswa sebagai subyek. Mereka harus mengalami sebuah perubahan ke
arah yang lebih positif. Dari yang tidak bisa menjadi bisa, dari tidak paham menjadi paham, dan
dari tidak tahu menjadi tahu. Di sepanjang proses belajar itu, aktivitas siswa menjadi titik perhatian
utama. Dengan kata lain mereka selalu dilibatkan secara aktif. Guru dapat berperan untuk mengajak
siswa mencari solusi bersama terhadap permasalahan yang ditemui.
Model ini digunakan (Arends, 1998) untuk melatih dan mengembangkan ketrampilan sosial agar
siswa tidak mendominasi pembicaraan atau diam sama sekali. Guru memberi sejumlah kupon
berbicara dengan waktu ± 30 detik per kupon pada tiap siswa. Sebelum berbicara, siswa
menyerahkan kupon terlebih dahulu pada guru. Setiap tampil berbicara satu kupon. Siswa dapat
tampil lagi setelah bergiliran dengan siswa lainnya. Siswa yang telah habis kuponnya tak boleh
bicara lagi. Siswa yang masih memegang kupon harus bicara sampai semua kuponnya habis.

B. LANGKAH MODEL PEMBELAJARAN TIME TOKEN ARENDS


Adapun langkah-langkah dari model pembelajaran Time Token Arends ini adalah sebagai berikut :
1. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran/ KD.
2. Guru mengkondisikan kelas untuk melaksanakan diskusi klasikal.
3. Guru memberi tugas pada siswa.
4. Guru memberi sejumlah kupon berbicara dengan waktu ± 30 detik per kupon pada tiap siswa.
5. Guru meminta siswa menyerahkan kupon terlebih dahulu sebelum berbicara atau memberi
komentar. Setiap tampil berbicara satu kupon. Siswa dapat tampil lagi setelah bergiliran dengan
siswa lainnya. Siswa yang telah habis kuponnya tak boleh bicara lagi. Siswa yang masih memegang
kupon harus bicara sampai semua kuponnya habis. Demikian seterusnya hingga semua anak
berbicara.
6. Guru memberi sejumlah nilai sesuai waktu yang digunakan tiap siswa
(Pada RPP ini, tiap siswa maju ke depan untuk membacakan puisi secara bergiliran dan siswa yang
lain mengomentari puisi yang dibaca siswa dengan menggunakan kupon berbicara)

C. KELEBIHAN DAN KEKURANGAN MODEL PEMBELAJARAN TIME TOKEN ARENDS


Kelebihan Model Time Token Arends

Metode Pembelajaran SMPIT DAARUL HIKMAH Page 113


– Mendorong siswa untuk meningkatkan inisiatif dan partisipasinya.
– Siswa tidak mendominasi pembicaraan atau diam sama sekali
– Siswa menjadi aktif dalam kegiatan pembelajaran
– Meningkatkan kemampuan siswa dalam berkomunikasi (aspek berbicara)
– Melatih siswa untuk mengungkapkan pendapatnya.
– Menumbuhkan kebiasaan pada siswa untuk saling mendengarkan, berbagi, memberikan masukan
dan keterbukaan terhadap kritik
– Mengajarkan siswa untuk menghargai pendapat orang lain.
– Guru dapat berperan untuk mengajak siswa mencari solusi bersama terhadap permasalahan yang
ditemui.
– Tidak memerlukan banyak media pembelajaran.
Kekurangan Model Time Token Arends
– Hanya dapat digunakan untuk mata pelajaran tertentu saja.
– Tidak bisa digunakan pada kelas yang jumlah siswanya banyak.
– Memerlukan banyak waktu untuk persiapan dan dalam proses pembelajaran, karena semua siswa
harus berbicara satu persatu sesuai jumlah kupon yang dimilikinya.
– Siswa yang aktif tidak bisa mendominasi dalam kegiatan pembelajaran

Model Pembelajaran Time Token sangat tepat untuk pembelajaran struktur yang dapat digunakan
untuk mengajarkan keterampilan sosial, untuk menghindari siswa mendominasi pembicaraan atau
siswa diam sama sekali.
Model pembelajaran time token adalah model pembelajaran yang digunakan dengan tujuan agar
siswa aktif berbicara. Dalam pembelajaran diskusi, time token digunakan agar siswa aktif bertanya
dalam berdiskusi. Dengan membatasi waktu berbicara misalnya 30 detik, diharapkan siswa secara
adil mendapatkan kesempatan untuk berbicara.

D. Langkah-Langkah Model Pembelajaran Time Token


Langkah-langkah pembelajarannya sebagai berikut :
1. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran/KD.
2. Guru mengkondisikan kelas untuk melaksanakan diskusi (cooperative learning / CL).
3. Tiap siswa diberi sejumlah kupon berbicara dengan waktu ± 30 detik per kupon. Tiap siswa
diberi sejumlah nilai sesuai waktu yang digunakan.
4. Bila telah selesai bicara kupon yang dipegang siswa diserahkan. Setiap tampil berbicara satu
kupon. Siswa dapat tampil lagi setelah bergiliran dengan siswa lainnya.

Metode Pembelajaran SMPIT DAARUL HIKMAH Page 114


5. Siswa yang telah habis kuponnya tak boleh bicara lagi. Siswa yang masih memegang kupon
harus bicara sampai semua kuponnya habis.
6. Demikian seterusnya.

Metode Pembelajaran SMPIT DAARUL HIKMAH Page 115


MODEL PEMBELAJARAN ROUND CLUB ATAU KELILING KELOMPOK

Model Pembelajaran Round Club Atau Keliling Kelompok adalah kegiatan pembelajaran dengan
cara berkelompok untuk bekerjasama saling membantu mengkontruksi konsep. Menyelesaikan
persoalan atau inkuiri. Menurut teori dan pengalaman agar kelompok kohesif (kompak-partisipatif),
tiap anggota kelompok terdiri dari 4-5 orang, siswa heterogen (kemampuan gender, karakter) ada
control dan fasilitasi, serta meminta tanggung jawab hasil kelompok berupa laporan atau presentasi.

Model pembelajaran ini dimaksudkan agar masing-masing anggota kelompok mendapat serta
pemikiran anggota lain.

v Kelebihan Round Club Atau Keliling Kelompok

1) Adanya tanggung jawab setiap kelompok

2) Adanya pemberian sumbnagan ide pada kelompoknya

3) Lebih dari sekedar belajar kelompok

4) Bisa saling mendengarkan dan mengutarakan pendapat, pandangan serta hasil pemikiran

5) Hasil pemikiran beberapa kepala lebih kaya dari pada satu kepala

6) Dapat membina dan memperkaya emosional

v Kekurangan Round Club Atau Keliling Kelompok

1) Banyak waktu yang terbuang dalam pembelajaran keliling kelompok

2) Suasana kelas menjadi rebut

3) Tidak dapat diterapkan pada mata pelajaran yang memerlukan pengayaan

v Langkah-langkah pembelajaran

Metode Pembelajaran SMPIT DAARUL HIKMAH Page 116


1) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompotensi dasar

2) Guru membagi siswa menjadi kelompok

3) Guru memberikan tugas atau lembar kerja

4) Salah satu siswa dalam masing-masing kelompok menilai dengan memberikan pandangan dan
pemikiran mengenai tugas yang sedang mereka kerjakan

5) Siswa berikutnya juga ikut memberikan kontribusinya

6) Demikian seterusnya giliran bicara bisa dilaksanakan arah perputaran jarum jamk atau dari
kiri ke kanan

v unsur-unsur yang perlu diperhatikan

1) Setiap kelompok mendapat kesempatan untuk memberikan kontribusi mereka

2) Ketika suatu kelompok mempresentasikan hasil dari deskripsinya, maka kelompok lain lebih
bertanya dari hasil deskripsi materinya

3) Setelah selesai dari kelompok yang satu maka yang lainnya atau kelompok selanjutnya yang
mempresentasikan dan yang alinnya bisa mengajukan pandangan dan pemikiran anggota lainnya

4) Kegiatan tersebut terus-menerus sampai kelompok yang terakhir yang silaksanakan arah
perputaran jarum jam

Metode Pembelajaran SMPIT DAARUL HIKMAH Page 117


PAIR CECKS SPENCER KAGEN 1993

A. Pengertian
Pair check (pasangan mengecek) adalah model pembelajaran berkelompok atau berpasangan yang
dipopulerkan oleh Spencer Kagen tahun 1993. Model ini menerapkan pembelajaran berkelompok
yang menuntut kemandirian dan kemampuan siswa dalam menyelesaikan persoalan yang diberikan.
Banyak kelebihan maupun kelemahan.
Satu lagi Model Pembelajaran siswa berpasangan, yaitu Pair Check. Model pembelajaran ini juga
untuk melatih rasa sosial siswa, kerja sama dan kemampuan memberi penilaian.
B. prinsip model pembelajaran Pair Cheks
prinsipnya adalah sebagai berikut :
1. Siswa berkelompok berpasangan sebangku,
2. salah seorang menyajikan persoalan dan temannya mengerjakan,
3. pengecekan kebenaran jawaban,
4. bertukar peran
4. penyimpulan,
5. evaluasi
6. refleksi.

Berikut ini langkah dari model pair check


1. Guru menjelaskan konsep
2. Siswa dibagi beberapa tim. Setiap tim terdiri dari 4 orang. Dalam satu ti ada 2 pasangan. Setiap
pasangan dalam satu tim ada yang menjadi pelatih dan ada yang patner.
3. Guru membagikan soal kepada si patner
4. Patner menjawab soal , dan si pelatih bertugas mengecek jawabannya. Setiap soal yang benar
pelatih memberi kupon.
5. Bertukar peran. Si pelatih menjadi patner dan si patner menjadi pelatih
6. Guru membagikan soal kepada si patner
7. Patner menjawab soal , dan si pelatih bertugas mengecek jawabannya. Setiap soal yang benar
pelatih memberi kupon.
8. Setiap pasangan kembali ke tim awal dan mencocokkan jawaban satu sama lain.
9. Guru membimbing dan memberikan arahan atas jawaaban dari berbagai soal dan tim mengecek
jawabannya.
10. Tim yang paling banyak mendapat kupon diberi hadiah

Metode Pembelajaran SMPIT DAARUL HIKMAH Page 118


C. Langkah-langkah Pembelajarannya, sebagai berikut :
1). Bekerja Berpasangan
Guru membentuk tim berpasangan berjumlah 2 (dua) siswa. Setiap pasangan mengerjakan soal
yang pas sebab semua itu akan membantu melatih siswa dalam menilai.
2). Pelatih Mengecek
Apabila patner benar pelatih memberi kupon.
3). Bertukar Peran
Seluruh patner bertukar peran dan mengulangi langkah 1 – 3.
4). Pasangan Mengecek
Seluruh pasangan tim kembali bersama dan membandingkan jawaban.
5). Penegasan Guru
Guru mengarahkan jawaban /ide sesuai konsep.
Demikianlah, mudah-mudahan postingan ini dapat menambah khasanah pembelajaran kita sehingga
pembelajaran yang dirancang Bapak/Ibu Guru dapat lebih bervariatif, lebih bermakna, menantang
sekaligus menyenangkan.

D. Kelebihan dan Kekurangan


Kelebihannya
1. Dipandu belajar melalui bantuan rekan
2. Menciptakan saling kerjasama di antara siswa
3. Increases comprehension of concepts and/or processesMeningkatkan pemahaman konsep dan /
atau proses
4. menmemenimelatih berkomunikasi
Kekurangannya
1. memerlukan banyak waktu
2. memerlukan pemahaman yang tinggi terhadap konsep untuk menjadi pelatih.

Metode Pembelajaran SMPIT DAARUL HIKMAH Page 119


Model Pembelajaran Tari Bambu

Model Pembelajaran Tari Bambu mempunyai tujuan agar siswa saling berbagi informasi pada saat
yang bersamaan dengan pasangan yang berbeda dalam waktu singkat secara teratur, strategi ini
cocok untuk materi yang membutuhkan pertukaran pengalaman pikiran dan informasi antar
siswa.Meskipun namanya Tari Bambu tetapi tidak menggunakan bambu. Siswa yang berjajarlah
yang diibaratkan sebagai bambu.

Langkah-Langkah pembelajarannya sebagai berikut :

Separuh kelas atau seperempat jika jumlah siswa terlalu banyak berdiri berjajar . Jika ada cukup
ruang mereka bisa berjajar di depan kelas. Kemungkinan lain adalah siswa berjajar di sela-sela
deretan bangku. Cara yang kedua ini akan memudahkan pembentukan kelompok karena diperlukan
waktu relatif singkat.
Separuh kelas lainnya berjajar dan menghadap jajaran yang pertama
Dua siswa yang berpasangan dari kedua jajaran berbagi sinformasi.
Kemudian satu atau dua siswa yang berdiri di ujung salah satu jajaran pindah ke ujung lainnya di
jajarannya. Jajaran ini kemudian bergeser. Dengan cara ini masing-masing siswa mendapat
pasangan yang baru untuk berbagi. Pergeseran bisa dilakukan terus sesuai dengan kebutuhan..

Metode Pembelajaran SMPIT DAARUL HIKMAH Page 120


PEMBELAJARAN OTENTIK (OUTENTIC LEARNING)
1. Pengertian
Menurut definisi, “belajar otentik” berarti pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata
dan proyek-proyek dan yang memungkinkan siswa untuk mengeksplorasi dan membahas masalah-
masalah ini dengan cara yang relevan untuk mereka.

Pendekatan ini sangat berbeda dari kelas tradisional “kuliah”, di mana profesor memberikan fakta-
fakta mahasiswa dan konten lain yang siswa kemudian harus menghafalkan dan ulangi pada tes.
misalnya, siswa tidak hanya harus terhubung sejarah pasca-Perang Sipil untuk peristiwa terkini dan
kehidupan mereka sendiri, mereka juga harus membantu mengajar kelas dan didorong untuk
memberikan pandangan mereka sendiri pada peristiwa sejarah. Akibatnya, mereka menjadi
sejarawan.

Otentik belajar juga merupakan pendekatan untuk pembelajaran yang kokoh didasarkan pada
penelitian tentang belajar dan kognisi. Satu secara luas teori belajar diadakan, konstruktivisme,
mendalilkan bahwa siswa belajar terbaik dengan terlibat dalam tugas-tugas belajar otentik, dengan
mengajukan pertanyaan, dan dengan menggambar pada pengalaman masa lalu. Singkatnya, untuk
belajar terjadi bagi siswa, itu harus dilakukan dengan cara dan di tempat yang relevan dengan
“nyata” kehidupan mereka, baik di dalam maupun di luar kelas.

Pembelajaran otentik (authentic learning) adalah sebuah pendekatan pembelajaran yang


memungkinkan siswa menggali, mendiskusikan, dan membangun secara bermakna konsep-konsep
dan hubungan-hubungan, yang melibatkan masalah nyata dan proyek yang relevan dengan siswa
(Donovan, Bransford & Pallegrino, 1999). Istilah ‘otentik’ berarti asli, sejati, dan nyata (Webster’s
Revised Unabridged Dictionary, 1998). Pembelajaran ini dapat digunakan untuk siswa pada semua
tingkatan kelas, maupun siswa dengan berbagai macam tingkat kemampuan.

belajar otentik merupakan pendekatan pedagogis yang memungkinkan siswa untuk mengeksplorasi,
berdiskusi, dan penuh arti membentuk konsep dan hubungan dalam konteks yang melibatkan dunia
nyata masalah dan proyek-proyek yang relevan dengan peserta didik (Donovan, Bransford, &
Pellegrino, 1999). Istilah yang otentik didefinisikan sebagai asli, benar, dan nyata (Webster’s Revisi
lengkap Dictionary , 1998). Kamus, 1998Jika belajar adalah otentik, maka siswa harus terlibat
dalam masalah belajar asli yang mendorong kesempatan bagi mereka untuk membuat koneksi
langsung antara material baru yang sedang dipelajari dan pengetahuan mereka sebelumnya. Jenis

Metode Pembelajaran SMPIT DAARUL HIKMAH Page 121


pengalaman akan meningkatkan motivasi siswa. Bahkan, sebuah “tidak adanya keterlibatan yang
berarti keturunan rendah di sekolah dan menghambat [belajar] transfer” (Newmann, Secada, &
Wehlage, 1995). Siswa harus mampu menyadari bahwa prestasi mereka peregangan luar dinding
kelas. Mereka membawa ke pengalaman kelas, pengetahuan, keyakinan, dan keingintahuan dan
belajar otentik menyediakan sarana untuk menjembatani elemen-elemen dengan kelas belajar.
Siswa tidak lagi hanya mempelajari fakta-fakta hafalan dalam situasi abstrak atau buatan, tetapi
mereka pengalaman dan informasi digunakan dalam cara-cara yang didasarkan pada realitas.
Kekuatan sebenarnya dari pembelajaran otentik adalah kemampuan untuk secara aktif melibatkan
siswa dan menyentuh motivasi intrinsik mereka (Mehlinger, 1995).

instruksi Otentik akan mengambil bentuk yang jauh berbeda daripada metode tradisional
pengajaran. Literatur menunjukkan bahwa pembelajaran otentik memiliki beberapa karakteristik
kunci.
• Belajar adalah berpusat pada tugas-tugas otentik yang menarik bagi peserta didik.
• Siswa terlibat dalam eksplorasi dan penyelidikan.
• Belajar, paling sering, adalah interdisipliner.
• Belajar sangat erat hubungannya dengan dunia di luar dinding kelas.
• Siswa menjadi terlibat dalam tugas-tugas kompleks dan-order kemampuan berpikir lebih tinggi,
seperti menganalisis, sintesis, merancang, memanipulasi dan mengevaluasi informasi.
• Siswa menghasilkan produk yang bisa dibagi dengan pemirsa di luar kelas.
• Belajar adalah siswa didorong dengan guru, orang tua, dan para ahli di luar semua membantu /
pembinaan dalam proses pembelajaran.
• Pembelajar menggunakan perancah teknik.
• Siswa memiliki peluang untuk wacana sosial.
(Donovan et al;., 1999 Newman & Associates, 1996; Newmann et al;., 1995 Nolan & Francis,
1992).

2. Prinsip Pembelajaran Otentik


pengalaman belajar otentik menganut prinsip yaitu:
• Ruang kelas ber-berpusat. Pada berpusat-kelas pelajar, fakultas memperhatikan apa yang siswa
membawa mereka ke dalam kelas, masing-masing pengetahuan, keterampilan, sikap, dan
keyakinan. Siswa didorong untuk mengajukan pertanyaan, terlibat dalam wacana sosial, dan
menemukan jawaban mereka sendiri Dalam pengaturan ini, peran profesor bergerak lebih dari
seorang “konstruktor-co” pengetahuan dari pemberi konten.. Marc Richards pernyataan bahwa

Metode Pembelajaran SMPIT DAARUL HIKMAH Page 122


“Pada akhirnya, kita semua akan sejarawan profesional, pelajar, dan guru bersama-sama”
menggambarkan bagaimana ia struktur kelas untuk menjadi pembelajar berpusat. Juni Dodd juga
menegaskan bahwa peserta didik dia mengambil tengah panggung di kedua membangun dan
program pengajaran dan mereka sendiri “mini” kursus.
• Mahasiswa adalah pembelajar aktif. Sama seperti peran perubahan profesor, peran mahasiswa
harus berubah sehingga mereka melakukan lebih dari pasif duduk dan mendengarkan ceramah
profesor mereka. Mereka harus menjadi peserta aktif dalam proses pembelajaran, dengan menulis,
membahas, menganalisis dan mengevaluasi informasi. Singkatnya, siswa harus mengambil
tanggung jawab lebih untuk pembelajaran mereka sendiri, dan menunjukkan kepada profesor
mereka dengan cara lain dari pada ujian. mahasiswa Marc Geisler, misalnya, menunjukkan
pemahaman mereka tentang Shakespeare dengan melakukan interpretasi kelompok mereka sendiri
dan kinerja Pekerjaan Bard’s. Tag Stan juga berpendapat bahwa “siswa harus ditantang untuk
membuat seni, untuk membuat, untuk melakukan, dan untuk berpartisipasi dalam humaniora
melalui karya mereka sendiri, bukan hanya dengan mempelajari apa yang orang lain lakukan.”
• Ini menggunakan tugas yang otentik. Ini mungkin tampak jelas, tetapi pengalaman belajar otentik
harus menggabungkan tugas-tugas otentik. Ini adalah tugas, yang, sebisa mungkin, memiliki “dunia
nyata” yang berkualitas untuk mereka dan siswa menemukan orang yang relevan dengan kehidupan
mereka. siswa Juni Dodd mengambil peran instruktur dalam Pengantar ke kelas Pendidikan Jarak
Jauh, bergiliran isi kursus mengajar satu sama online lainnya, dan membuat program mereka sendiri
secara online berdasarkan proses desain instruksional. Profesor Dodd bekerja dengan masing-
masing siswa untuk menyesuaikan proyek ini berdasarkan kerja masa lalu mereka dan pengalaman
pendidikan serta potensi untuk pengiriman aktual instruksi dalam kehidupan profesional mereka.

3. Ciri Pembelajaran Otentik


Pembelajaran otentik sangat berbeda dengan metode-metode pembelajaran yang tradisional. Ciri-
ciri pembelajaran otentik:
• Belajar berpusat pada tugas-tugas otentik yang menggugah rasa ingin tahu siswa. Tugas otentik
berupa pemecahan masalah nyata yang relevan dengan kehidupan siswa;
• Siswa terlibat dalam kegiatan menggali dan menyelidiki;
• Belajar bersifat interdisipliner;
• Belajar terkait erat dengan dunia di luar dinding ruang kelas;
• Siswa mengerjakan tugas rumit yang melibatkan kecakapan berpikir tingkat tinggi, seperti
menganalisis, mensintesis, merancang, mengolah dan mengevaluasi informasi;
• Siswa menghasilkan produk yang dapat dibagikan kepada audiens di luar kelas;

Metode Pembelajaran SMPIT DAARUL HIKMAH Page 123


• Belajar bersifat aktif dan digerakkan oleh siswa sendiri, sedangkan guru, orangtua, dan
narasumber bersifat membantu atau mengarahkan;
• Guru menerapkan pemberian topangan (scaffolding), yaitu memberikan bantuan seperlunya saja
dan membiarkan siswa bekerja secara bebas manakala mereka sanggup melakukannya sendiri;
• Siswa berkesempatan untuk terlibat dalam wacana dalam masyarakat;
• Siswa bekerja dengan banyak sumber;
• Siswa seringkali bekerja bersama dan mempunyai kesempatan luas untuk berdiskusi dalam rangka
memecahkan masalah.

4. Kesimpulan
belajar otentik merupakan pendekatan pedagogis yang memungkinkan siswa untuk mengeksplorasi,
berdiskusi, dan penuh arti membentuk konsep dan hubungan dalam konteks yang melibatkan dunia
nyata masalah dan proyek-proyek yang relevan dengan peserta didik. Istilah yang otentik
didefinisikan sebagai asli, benar, dan nyata (Webster’s Revisi lengkap Dictionary , 1998). Jika
belajar adalah otentik, maka siswa harus terlibat dalam masalah belajar asli yang mendorong
kesempatan bagi mereka untuk membuat koneksi langsung antara material baru yang sedang
dipelajari dan pengetahuan mereka sebelumnya. Jenis pengalaman akan meningkatkan motivasi
siswa. Bahkan, sebuah “tidak adanya keterlibatan yang berarti keturunan rendah di sekolah dan
menghambat [belajar] transfer” (Newmann, Secada, & Wehlage, 1995). Siswa harus mampu
menyadari bahwa prestasi mereka peregangan luar dinding kelas. Mereka membawa ke pengalaman
kelas, pengetahuan, keyakinan, dan keingintahuan dan belajar otentik menyediakan sarana untuk
menjembatani elemen-elemen dengan kelas belajar. Siswa tidak lagi hanya mempelajari fakta-fakta
hafalan dalam situasi abstrak atau buatan, tetapi mereka pengalaman dan informasi digunakan
dalam cara-cara yang didasarkan pada realitas. Kekuatan sebenarnya dari pembelajaran otentik
adalah kemampuan untuk secara aktif melibatkan siswa dan menyentuh motivasi intrinsik mereka
(Mehlinger, 1995).
instruksi Otentik akan mengambil bentuk yang jauh berbeda daripada metode tradisional
pengajaran.

5. Kelebihan dan Kekurangan


a. Kelebihan
– Siswa tidak merasa jenuh terhadap pembelajaran karena pembelaaran dapat terjadi dimana saja.
– Siswa mempunyai keterampilan yang lebih dalam menganalisis wacana social

Metode Pembelajaran SMPIT DAARUL HIKMAH Page 124


– Siswa mempunyai pengalaman belajar yang mumpuni dalam berinteraksi dengan lingkungan
sekitarnya
– Pembelajaran berpusat pada siswa, sehingga memungkinkan siswa memahami materi secara utuh

b. Kekurangan
– Pembelajaran Otentik cenderung hanya dapat dilakukan pada siswa yang memiliki taraf
intelegensi diatas rata-rata sehingga pembelajaran berjalan secara aktif
– Tidak semua materi pelajaran dapat menggunakan pembelajaran otentik, karena materi yang
sesuai dengan pembelajaran otentik bersifat studi social
– Memerlukan waktu, biaya, dan tenaga ektra dari siswa untuk melaksanakannya.

Metode Pembelajaran SMPIT DAARUL HIKMAH Page 125


Model Pembelajaran Numbered Head Together (NHT)

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT


Pembelajaran kooperatif merupakan strategi pembelajaran yang mengutamakan adanya kerjasama
antar siswa dalam kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran. Para siswa dibagi ke dalam
kelompok-kelompok kecil dan diarahkan untuk mempelajari materi pelajaran yang telah ditentukan.
Tujuan dibentuknya kelompok kooperatif adalah untuk memberikan kesempatan kepada siswa agar
dapat terlibat secara aktif dalam proses berpikir dan dalam kegiatan-kegiatan belajar. Dalam hal ini
sebagian besar aktifitas pembelajaran berpusat pada siswa, yakni mempelajari materi pelajaran serta
berdiskusi untuk memecahkan masalah.

Pembelajaran kooperatif tipe NHT merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang
menekankan pada struktur khusus yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi siswa dan
memiliki tujuan untuk meningkatkan penguasaan akademik. Tipe ini dikembangkan oleh Kagen
dalam Ibrahim (2000: 28) dengan melibatkan para siswa dalam menelaah bahan yang tercakup
dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut.
Ibrahim mengemukakan tiga tujuan yang hendak dicapai dalam pembelajaran kooperatif dengan
tipe NHT yaitu :

1. Hasil belajar akademik stuktural


Bertujuan untuk meningkatkan kinerja siswa dalam tugas-tugas akademik.
2. Pengakuan adanya keragaman
Bertujuan agar siswa dapat menerima teman-temannya yang mempunyai berbagai latar belakang.
3. Pengembangan keterampilan social
Bertujuan untuk mengembangkan keterampilan sosial siswa.
Keterampilan yang dimaksud antara lain berbagi tugas, aktif bertanya, menghargai pendapat orang
lain, mau menjelaskan ide atau pendapat, bekerja dalam kelompok dan sebagainya.Penerapan
pembelajaran kooperatif tipe NHT merujuk pada konsep Kagen dalam Ibrahim (2000: 29), dengan
tiga langkah yaitu :
a) Pembentukan kelompok;
b) Diskusi masalah;
c) Tukar jawaban antar kelompok
Langkah-langkah tersebut kemudian dikembangkan oleh Ibrahim (2000: 29) menjadi enam langkah
sebagai berikut :

Metode Pembelajaran SMPIT DAARUL HIKMAH Page 126


Langkah 1. Persiapan
Dalam tahap ini guru mempersiapkan rancangan pelajaran dengan membuat Skenario Pembelajaran
(SP), Lembar Kerja Siswa (LKS) yang sesuai dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT.
Langkah 2. Pembentukan kelompok
Dalam pembentukan kelompok disesuaikan dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Guru
membagi para siswa menjadi beberapa kelompok yang beranggotakan 3-5 orang siswa. Guru
memberi nomor kepada setiap siswa dalam kelompok dan nama kelompok yang berbeda.
Kelompok yang dibentuk merupakan percampuran yang ditinjau dari latar belakang sosial, ras,
suku, jenis kelamin dan kemampuan belajar. Selain itu, dalam pembentukan kelompok digunakan
nilai tes awal (pre-test) sebagai dasar dalam menentukan masing-masing kelompok.
Langkah 3. Tiap kelompok harus memiliki buku paket atau buku panduan
Dalam pembentukan kelompok, tiap kelompok harus memiliki buku paket atau buku panduan agar
memudahkan siswa dalam menyelesaikan LKS atau masalah yang diberikan oleh guru.
Langkah 4. Diskusi masalah
Dalam kerja kelompok, guru membagikan LKS kepada setiap siswa sebagai bahan yang akan
dipelajari. Dalam kerja kelompok setiap siswa berpikir bersama untuk menggambarkan dan
meyakinkan bahwa tiap orang mengetahui jawaban dari pertanyaan yang telah ada dalam LKS atau
pertanyaan yang telah diberikan oleh guru. Pertanyaan dapat bervariasi, dari yang bersifat spesifik
sampai yang bersifat umum.
Langkah 5. Memanggil nomor anggota atau pemberian jawaban
Dalam tahap ini, guru menyebut satu nomor dan para siswa dari tiap kelompok dengan nomor yang
sama mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban kepada siswa di kelas.
Langkah 6. Memberi kesimpulan
Guru bersama siswa menyimpulkan jawaban akhir dari semua pertanyaan yang berhubungan
dengan materi yang disajikan.
Ada beberapa manfaat pada model pembelajaran kooperatif tipe NHT terhadap siswa yang hasil
belajar rendah yang dikemukakan oleh Lundgren dalam Ibrahim (2000: 18), antara lain adalah :
Rasa harga diri menjadi lebih tinggi
1. Memperbaiki kehadiran
2. Penerimaan terhadap individu menjadi lebih besar
3. Perilaku mengganggu menjadi lebih kecil
4. Konflik antara pribadi berkurang
5. Pemahaman yang lebih mendalam
6. Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi

Metode Pembelajaran SMPIT DAARUL HIKMAH Page 127


7. Hasil belajar lebih tinggi

Kelebihan dan kekurangan model pembelajaran Numbered Heads Together adalah sebagai berikut :

Kelebihan:
– Setiap siswa menjadi siap semua
– Dapat melakukan diskusi dengan sungguh-sungguh.
– Siswa yang pandai dapat mengajari siswa yang kurang pandai.
Kelemahan:
– Tidak terlalu cocok untuk jumlah siswa yang banyak karena membutuhkan waktu yang lama..
– Tidak semua anggota kelompok dipanggil oleh guru

KESIMPULAN
Model pembelajaran ini baik digunakan karena model ini mengajarkan kepada siswa untuk lebih
siap dalam menguasai materi serta belajar menerima keanekaragaman dengan kelompok lain, karna
dalam model ini siswa dituntut untuk berdiskusi untuk memecahkan suatu masalah.
Pada dasarnya tidak ada model pembelajaran yang cocok untuk setiap pokok bahasan, karena setia
model atau metode mengajar masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan oleh karenanya
guru dituntut untuk pandai memilih model pembelajaran yang sesuai.

Metode Pembelajaran SMPIT DAARUL HIKMAH Page 128


Model Pembelajaran Inquiry

Pembelajaran berdasarkan inquiry merupakan seni penciptaan situasi-situasi sedemikian rupa


sehingga siswa mengambil peran sebagai ilmuwan. Dalam situasi-situasi ini siswa berinisiatif
untuk mengamati dan menanyakan gejala alam, mengajukan penjelasan-penjelasan tentang apa
yang mereka lihat, merancang dan melakukan pengujian untuk menunjang atau menentang teori-
teori mereka, menganalisis data, menarik kesimpulan dari data eksperimen, merancang dan
membangun model, atau setiap kontribusi dari kegiatan tersebut di atas.

Sund, seperti yang dikutip oleh Suryosubroto dalam Trianto (2009) menyatakan bahwa, Inquiry
merupakan perluasan proses discovery, yang digunakan lebih mendalam, inkuiry yang dalam
bahasa InggrisInquiry berarti pertanyaan, atau pemeriksaan, penyelidikan. Inkuiri sebagai suatu
proses umum yang dilakukan manusia untuk mencari atau memahami informasi.

Gulo, (2005) menyatakan bahwa, strategi inkuiri berarti suatu rangkaian kegiatan belajar yang
melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara
sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan
penuh percaya diri.

Sasaran utama kegiatan pembelajaran inkuiri adalah :

1. Keterlibatan siswa secara maksimal dalam proses kegiatan belajar

2. Keterarahan kegiatan secara maksimal dalam proses kegiatan belajar

3. Mengembangkan sikap percaya pada diri siswa tentang apa yang ditemukan dalam proses
inkuiri.

Kondisi Umum yang merupakan syarat timbulnya kegiatan inkuiri bagi siswa adalah :

1. Aspek sosial di kelas dan suasana terbuka yang mengundang siswa berdiskusi.

2. Inkuiri berfokus pada hipotesis

Metode Pembelajaran SMPIT DAARUL HIKMAH Page 129


3. Penggunaan fakta sebagai evidensi (informasi, fakta )

Untuk menciptakan kondisi seperti itu, peranan guru adalah sebagai berikut:

1. Motivator, memberi rangsangan agar siswa aktif dan bergairah berfikir.

2. Fasilitator, menunjukkan jalan keluar jika siswa mengalami kesulitan

3. Penanya , menyadarkan siswa dari kekeliruan yang mereka buat

4. Administrator, bertanggungjawab terhadap seluruh kegiatan kelas

5. Pengarah, memimpin kegiatan siswa untuk mencapai tujuan yang diharapkan

6. Manajer, mengelola sumber belajar, waktu, dan organisasi kelas

7. Rewarder, memberikan penghargaan pada prestasi yang dicapai siswa.

Pembelajaran inkuiri dirancang untuk mengajak siswa secara langsung ke dalam proses ilmiah
kedalam waktu yang relative singkat, Hasil penelitian Schlenker dalam joice dan weil (1992)
menunjukkan bahwa latihan inkuiri dapat meningkatkan pemahaman sains, produktif dalam berfikir
kreatif dan siswa menjadi trampil dalam memperoleh dan menganalisis informasi.

Konsep Dasar Strategi Pembelajaran Inquiry

Strategi pembelajaran inquiry adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada
proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban yang sudah
pasti dari suatu masalah yang dipertanyakan (Sanjaya, 2009). Proses berpikir itu sendiri biasanya
dilakukan melalui tanya jawab antara guru dan siswa.

Menurut Sanjaya (2009) bahwa strategi pembelajaran inquiry, memiliki beberapa ciri utama, yaitu:

Strategi Inquiry menekankan pada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan,
artinya strategi inquiry menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Dalam proses pembelajaran

Metode Pembelajaran SMPIT DAARUL HIKMAH Page 130


siswa tidak hanya berperan sebagai penerima pelajaran melalui penjelasan guru secara verbal, akan
tetapi mereka berperan untuk menemukan sendiri inti dari materi pelajaran itu sendiri.
Seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri
yang sifatnya sudah pasti dari sesuatu yang sudah dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat
menumbuhkan sifat percaya diri. Dalam strategi pembelajaran inquiry, guru bukan sebagai sumber
belajar tetapi sebagai fasilitator dan motivator belajar siswa.
Tujuan dari penggunaan strategi pembelajaran inquiry adalah mengembangkan kemampuan
berpikir secara sistematis, logis dan kritis.
Strategi Pembelajaran Inkuri efektif apabila :

1. Guru mengharapkan siswa dapat menemukan sendiri jawaban dari suatu permasalahan yang
ingin dipecahkan.

2. Jika bahan pelajaran yang akan diajarkan tidak berbentuk fakta atau konsep yang sudah
jadi,akan tetapi sebuah kesimpulan yang perlu pembuktian.

3. Jika proses pembelajaran berangkat dari ingin tahu siswa terhadap sesuatu.

4. Jika akan mengajar pada sekelompok siswa yang rata-rata memiliki kemamuan dan
kemampuan berpikir.

5. Jika siswa yang belajar tak terlalu banyak sehingga bisa dikendalikan oleh guru.

6. Jika guru memiliki waktu yang cukup untuk menggunakan pendekatan yang berpusat pada
siswa.

Prinsip–prinsip Penggunaan Inquiri

Ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam penggunaan inquiri menurut Sanjaya (2009).

1. Berorientasi pada pengembangan intelektual

Tujuan utama dari strategi inquiri adalah pengembangan kemampuan berfikir. Dengan demikian ,
strategi pembelajaran ini selain berorientasi pada hasil belajar juga berorientasi pada proses belajar.

Metode Pembelajaran SMPIT DAARUL HIKMAH Page 131


Karena itu, kriteria keberhasilan dari proses pembelajaran dengan menggunkan strategi inquiri
bukan ditentukan sejauh mana siswa dapat menguasai materi pelajaran, akan tetapi sejauh mana
siswa beraktivitas mencari dan menemukan.

2. Prinsip Interaksi

Proses pembelajaran pada dasarnya adalah proses interaksi, baik interaksi antara siswa maupun
interaksi siswa dengan guru bahkan antara siswa dengan lingkungan. Pembelajaran sebagai proses
interaksi berarti menempatkan guru bukan sebagai sumber belajar, tetapi sebagai pengatur
lingkungan atau pengatur interaksi itu sendiri.

3. Prinsip Bertanya

Peran guru yang harus dilakukan dalam menggunkaan model inquiri adalah guru sebagai penanya.
Sebab kemampuan siswa untuk menjawab setiap pertanyaan pada dasarnya sudah merupakan
sebagian dari proses berfikir.

4. Prinsip Belajar untuk Berfikir

Belajar bukan hanya mengingat sejumlah fakta, akan tetapi belajar adalah proses berfikir (learning
how to think) yakni proses mengembangkan potensi seluruh otak, baik otak kiri maupun otak
kanan. Pembelajaran berfikir adalah pemanfaatan dan penggunaan otak secara maksimal.

5. Prinsip Keterbukaan

Pembelajaran yang bermakna adalah pembelajaran yang menyediakan berbagai kemungkinan


sebagai hipotesis yang harus dibuktikan kebenarannya. Tugas guru adalah menyediakan ruang
untuk memberikan kesempatan kepada siswa mengembangkan hipotesis dan secara terbuka
membuktikan kebenaran hipotesis yang diajukan.

Pelaksanaan Pembelajaran Inkuiri

Gulo (2005) menyatakan bahwa, inkuiri tidak hanya mengembangkan kemampuan intelektual tetapi
seluruh potensi yang ada, termasuk pengembangan emosional dan keterampilan.

Metode Pembelajaran SMPIT DAARUL HIKMAH Page 132


Secara umum proses pembelajaran SPI dapat mengikuti langkah-langkah sebagai berikut :

1. Orientasi

Pada tahap ini guru melakukan langkah untuk membina suasana atau iklim pembelajaran yang
kondusif. Hal yang dilakukan dalam tahap orientasi ini adalah:

a. Menjelaskan topik, tujuan, dan hasil belajar yang diharapkan dapat dicapai oleh siswa

b. Menjelaskan pokok-pokok kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa untuk mencapai tujuan.
Pada tahap ini dijelaskan langkah-langkah inkuiri serta tujuan setiap langkah, mulai dari langkah
merumuskan merumuskan masalah sampai dengan merumuskan kesimpulan

c. Menjelaskan pentingnya topik dan kegiatan belajar. Hal ini dilakukan dalam rangka
memberikan motivasi belajar siswa.

2. Merumuskan masalah

Merumuskan masalah merupakan langkah membawa siswa pada suatu persoalan yang mengandung
teka-teki. Persoalan yang disajikan adalah persoalan yang menantang siswa untuk memecahkan
teka-teki itu. Teka-teki dalam rumusan masalah tentu ada jawabannya, dan siswa didorong untuk
mencari jawaban yang tepat. Proses mencari jawaban itulah yang sangat penting dalam
pembelajaran inkuiri, oleh karena itu melalui proses tersebut siswa akan memperoleh pengalaman
yang sangat berharga sebagai upaya mengembangkan mental melalui proses berpikir.

3. Merumuskan hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara dari suatu permasalahan yang dikaji. Sebagai jawaban
sementara, hipotesis perlu diuji kebenarannya. Salah satu cara yang dapat dilakukan guru untuk
mengembangkan kemampuan menebak (berhipotesis) pada setiap anak adalah dengan mengajukan
berbagai pertanyaan yang dapat mendorong siswa untuk dapat merumuskan jawaban sementara atau
dapat merumuskan berbagai perkiraan kemungkinan jawaban dari suatu permasalahan yang dikaji.

Metode Pembelajaran SMPIT DAARUL HIKMAH Page 133


4. Mengumpulkan data

Mengumpulkan data adalah aktifitas menjaring informasi yang dibutuhkan untuk menguji hipotesis
yang diajukan. Dalam pembelajaran inkuiri, mengumpulkan data merupakan proses mental yang
sangat penting dalam pengembangan intelektual. Proses pemgumpulan data bukan hanya
memerlukan motivasi yang kuat dalam belajar, akan tetapi juga membutuhkan ketekunan dan
kemampuan menggunakan potensi berpikirnya.

5. Menguji hipotesis

Menguji hipotesis adalah menentukan jawaban yang dianggap diterima sesuai dengan data atau
informasi yang diperoleh berdasarkan pengumpulan data. Menguji hipotesis juga berarti
mengembangkan kemampuan berpikir rasional. Artinya, kebenaran jawaban yang diberikan bukan
hanya berdasarkan argumentasi, akan tetapi harus didukung oleh data yang ditemukan dan dapat
dipertanggungjawabkan.

6. Merumuskan kesimpulan

Merumuskan kesimpulan adalah proses mendeskripsikan temuan yang diperoleh berdasarkan hasil
pengujian hipotesis. Untuk mencapai kesimpulan yang akurat sebaiknya guru mampu menunjukkan
pada siswa data mana yang relevan.

Langkah – langkah menerapkan model pembelajaran inquiry didalam kelas :

1. Membentuk kelompok-kelompok inkuiri. Masing-masing kelompok dibentuk berdasarkan


rentang intelektal dan keterampilan-keterampilan social

2. Memperkenalkan topik-topik inkuiri kepada semua kelompok. Tiap kelompok diharapkan


memahami dan berminat mempelajarinya.

3. Membentuk posisi tentang kebijakan yang bertalian dengan topik, yakni pernyataan apa yang
harus dikerjakan. Mungkin terdapat satu atau lebih solusi yang diusulkan terhadap masalah pokok.

4. Merumuskan semua istilah yang terkandung di dalam proposisi kebijakan.

Metode Pembelajaran SMPIT DAARUL HIKMAH Page 134


5. Menyelidiki validitas logis dan konsisten internal pada proposisi dan unsur-unsur
penunjangnya.

6. Mengumpulkan evidensi (bukti) untuk menunjang unsur-unsur proposes

7. Menganalisis solusi solusi yang diusulkan dan mencari posisi kelompok

8. Menilai proses kelompok.

Kemudian pendekatan inkuiri terbagi menjadi tiga jenis berdasarkan besarnya intervensi guru
terhadap siswa atau besarnya bimbingan yang diberikan oleh guru kepada siswanya.

Ketiga jenis pendekatan inkuiri tersebut adalah:

1. Inkuiri Terbimbing (guided inquiry approach)

Pendekatan inkuiri terbimbing yaitu pendekatan inkuiri dimana guru membimbing siswa melakukan
kegiatan dengan memberi pertanyaan awal dan mengarahkan pada suatu diskusi. Guru mempunyai
peran aktif dalam menentukan permasalahan dan tahap-tahap pemecahannya. Pendekatan inkuiri
terbimbing ini digunakan bagi siswa yang kurang berpengalaman belajar dengan pendekatan
inkuiri. Dengan pendekatan ini siswa belajar lebih beorientasi pada bimbingan dan petunjuk dari
guru hingga siswa dapat memahami konsep-konsep pelajaran. Pada pendekatan ini siswa akan
dihadapkan pada tugas-tugas yang relevan untuk diselesaikan baik melalui diskusi kelompok
maupun secara individual agar mampu menyelesaikan masalah dan menarik suatu kesimpulan
secara mandiri.

Pada dasarnya siswa selama proses belajar berlangsung akan memperoleh pedoman sesuai dengan
yang diperlukan. Pada tahap awal, guru banyak memberikan bimbingan, kemudian pada tahap-
tahap berikutnya, bimbingan tersebut dikurangi, sehingga siswa mampu melakukan proses inkuiri
secara mandiri. Bimbingan yang diberikan dapat berupa pertanyaan-pertanyaan dan diskusi multi
arah yang dapat menggiring siswa agar dapat memahami konsep pelajaran matematika. Di samping
itu, bimbingan dapat pula diberikan melalui lembar kerja siswa yang terstruktur. Selama

Metode Pembelajaran SMPIT DAARUL HIKMAH Page 135


berlangsungnya proses belajar guru harus memantau kelompok diskusi siswa, sehingga guru dapat
mengetahui dan memberikan petunjuk-petunjuk dan scafoldingyang diperlukan oleh siswa.

2. Inkuiri Bebas (free inquiry approach).

Pada umumnya pendekatan ini digunakan bagi siswa yang telah berpengalaman belajar dengan
pendekatan inkuiri. Karena dalam pendekatan inkuiri bebas ini menempatkan siswa seolah-olah
bekerja seperti seorang ilmuwan. Siswa diberi kebebasan menentukan permasalahan untuk
diselidiki, menemukan dan menyelesaikan masalah secara mandiri, merancang prosedur atau
langkah-langkah yang diperlukan.

Selama proses ini, bimbingan dari guru sangat sedikit diberikan atau bahkan tidak diberikan sama
sekali. Salah satu keuntungan belajar dengan metode ini adalah adanya kemungkinan siswa dalam
memecahkan masalah open ended dan mempunyai alternatif pemecahan masalah lebih dari satu
cara, karena tergantung bagaimana cara mereka mengkonstruksi jawabannya sendiri. Selain itu, ada
kemungkinan siswa menemukan cara dan solusi yang baru atau belum pernah ditemukan oleh orang
lain dari masalah yang diselidiki.

Sedangkan belajar dengan metode ini mempunyai beberapa kelemahan, antara lain:

a. Waktu yang diperlukan untuk menemukan sesuatu relatif lama sehingga melebihi waktu yang
sudah ditetapkan dalam kurikulum,

b. Karena diberi kebebasan untuk menentukan sendiri permasalahan yang diselidiki, ada
kemungkinan topik yang diplih oleh siswa di luar konteks yang ada dalam kurikulum,

c. Ada kemungkinan setiap kelompok atau individual mempunyai topik berbeda, sehingga guru
akan membutuhkan waktu yang lama untuk memeriksa hasil yang diperoleh siswa,

d. Karena topik yang diselidiki antara kelompok atau individual berbeda, ada kemungkinan
kelompok atau individual lainnya kurang memahami topik yang diselidiki oleh kelompok atau
individual tertentu, sehingga diskusi tidak berjalan sebagaimana yang diharapkan.

3. Inkuiri Bebas yang Dimodifikasikan (modified free inquiry approach)

Metode Pembelajaran SMPIT DAARUL HIKMAH Page 136


Pendekatan ini merupakan kolaborasi atau modifikasi dari dua pendekatan inkuiri sebelumnya,
yaitu: pendekatan inkuiri terbimbing dan pendekatan inkuiri bebas. Meskipun begitu permasalahan
yang akan dijadikan topik untuk diselidiki tetap diberikan atau mempedomani acuan kurikulum
yang telah ada. Artinya, dalam pendekatan ini siswa tidak dapat memilih atau menentukan masalah
untuk diselidiki secara sendiri, namun siswa yang belajar dengan pendekatan ini menerima masalah
dari gurunya untuk dipecahkan dan tetap memperoleh bimbingan. Namun bimbingan yang
diberikan lebih sedikit dari Inkuiri terbimbing dan tidak terstruktur.

Dalam pendekatan inkuiri jenis ini guru membatasi memberi bimbingan, agar siswa berupaya
terlebih dahulu secara mandiri, dengan harapan agar siswa dapat menemukan sendiri
penyelesaiannya. Namun, apabila ada siswa yang tidak dapat menyelesaikan permasalahannya,
maka bimbingan dapat diberikan secara tidak langsung dengan memberikan contoh-contoh yang
relevan dengan permasalahan yang dihadapi, atau melalui diskusi dengan siswa dalam kelompok
lain.

Keunggulan dan Kelemahan SPI

1. Keunggulan :

a. SPI merupakan strategi pembelajaran yang menekankan kepada pengembangan aspek kognitif
kognitif,afektif dan psikomotor secara seimbang,sehingga pembelajaran melalui strategi ini
dianggap lebih bermakna.

b. SPI dapat memberikan ruang kepada siswa untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka.

c. SPI merupakan strategi yang dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi modern yang
menganggap belajar adalah proses perubahan.

d. SPI dapat melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan diatas rata-rata.Artinya siswa
yang memiliki kemampuan belajar bagus tidak akan terhambat oleh siswa yang lemah dalam
belajar.

2. Kelemahan

Metode Pembelajaran SMPIT DAARUL HIKMAH Page 137


a. SPI digunakan sebagai strategi pembelajaran,maka akan sulit mengontrol kegiatan dan
keberhasilan siswa

b. Strategi ini sulit dalam merencanakan pembelajaran oleh karena terbentur dalam kebiasaan
siswa dalam belajar

c. Kadang kadang dalam implementasimnya,memerlukan waktu yang panjang sehingga sering


guru sulit menyesuaikannya dengan waktu yang telah ditentukan.

d. Selama ketentuan keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa menguasai materi
pelajaran,maka SPI akan sulit diimplementasikan oleh setiap guru.

Pembelajaran dengan Metode Inkuiri Suchman

Berdasarkan uraian pembelajaran inkuiri umum, kita dapat melihat bahwa waktu dan sumber yang
tersedia merupakan permasalahan dalam pembelajaran. Menanggapi permasalahan ini, Richard
Suchman mengembangkan suatu pembelajaran inkuiri yang telah dimodifikasi. Hasil penelitian
yang telah dilakukan oleh Suchman tentang model inkuiri ini menunjukkan bahwa keterampilan
inkuiri siswa meningkat dan motivasi belajarnya juga meningkat.

Dahlan dalam Trianto (2009) menyatakan bahwa, Suchman berkeyakinan bahwa siswa akan
menyadari tentang proses penyelidikannya dan mereka dapat diajarkan tentang prosedur ilmiah
secara langsung. Selajutnya, Suchman berpendapat tentang pentingnya membawa siswa pada sikap
bahwa semua pengetahuan bersifat tentative. Joyce dalam Trianto (2009) menyatakan, bahwa teori
Suchman dapat dijabarkan sebagai berikut :

1. Mengajak siswa membayangkan seakan-akan dalam kondisi yang sebenarnya

2. Mengidentifikasi komponen-komponen yang berada di sekeliling kondisi tersebut.

3. Merumuskan permasalahan dan membuat hipotesis pada kondisi tersebut.

Metode Pembelajaran SMPIT DAARUL HIKMAH Page 138


4. Memperoleh data dari kondisi tersebut dengan membuat pertanyaan dan jawabannya “ya’ atau
“tidak”.

5. Membuat kesimpulan dari data-data yang diperolehnya.

Pembelajaran inkuiri dengan metode Suchman menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan


pada siswa sebagai alternative untuk prosedur pengumpulan data.

Inkuiri Suchman seperti yang dikutip oleh Kardi dalam Trianto(2009) mempunyai kelebihan, yaitu :

1. Penelitian dapat diselesaikan dalam waktu satu periode pertemuan. Waktu yang singkat ini
memungkinkan siswa dapat mengalami siklus inkuiri dengan cepat, dan pelatihan mereka akan
terampil melakukan inkuiri.

2. Lebih efektif dalam semua bidang di dalam kurikulum.

Perbedaan utama antar inkuiri Suchman dengan Inkuiri umum terletak pada proses pengumpulan
data.

Suchman mengembangkan suatu motode penemuan baru yang menuntun siswa mengumpulkan data
melalui bertanya, maka dari itu model pembelajaran inkuiri menurut Schuman harus
memperhatikan :

1. Struktur Sosial Pembelajaran. Suasana kelas yang nyaman merupakan hal yang penting dalam
pembelajaran inkuiri Suchman karena pertanyaan-pertanyaan harus berasal dari siswa agar proses
pembelajaran dapat berjalan dengan baik. Kerja sama guru dengan siswa, siswa dengan siswa
diperlukan juga adanya dorongan secara aktif dari guru dan teman. Dua atau lebih siswa yang
bekerja sama dalam berfikir dan bertanya, akan lebih baik hasilnya jika dibanding bila siswa
bekerja sendiri.

2. Peran Guru. Pembelajaran inkuiri Suchman, peran guru memonitor pertanyaan siswa untuk
mencegah agar proses inkuiri, tidak sama dengan permainan tebakan. Hal ini memerlukan dua
aturan penting, yaitu : Pertanyaan harus dapat dijawab “ya” atau “tidak” dan harus diucapkan
dengan suatu cara siswa dapat menjawab pertanyaan tersebut dengan melakukan pengamatan;

Metode Pembelajaran SMPIT DAARUL HIKMAH Page 139


Pertanyaan harus disusun sedemikian rupa sehingga tidak mengakibatkan guru memberikan
jawaban pertanyaan tersebut, tetapi mengarahkan siswa untuk menemukan jawabannya sendiri.

3. Sintaks Pembelajaran Inkuiri. Dalam upaya menanamkan konsep , misalnya konsep IPA
Biologi pokok bahasan saling ketergantungan pada siswa, tidak cukup hanya sekedar ceramah.
Pembelajaran akan lebih bermakna jika siswa diberi kesempatan untuk tahu dan terlibat secara aktif
dalam menemukan konsep-konsep dari fakta-fakta yang dilihat dari lingkungan dengan bimbingan
guru.

Pada penelitian ini tahapan pembelajaran yang digunakan mengadaptasi dari tahapan pembelajaran
inkuiri yang dikemukakan oleh Eggen & Kauchak dalam Trianto (2009). Adapun tahapan
pembelajaran inkuiri sebagai berikut:

Tahap Pembejaran Inkuiri

Fase Perilaku Guru


1. Menyajikan pertanyaan atau masalah Guru membimbing siswa mengidentifikasi masalah
dan masalah dituliskan di papan. Guru membagi siswa dalam kelompok.
2. Membuat hipotesis Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk curah pendapat
dalam membentuk hipotesis. Guru membimbing siswa dalam menentukan hipotesis yang relevan
dengan permasalahan dan memproiritaskan hipotesis mana yang menjadi prioritas penyelidikan.
3. Merancang percobaan Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk menentukan
langkah-langkah yang sesuai dengan hipotesis yang akan dilakukan . Guru membimbing siswa
mengurutkan langkah-langkah percobaan
4. Melakukan percobaan untuk memperoleh informasi Guru membimbing siswa mendapatkan
informasi melalui percobaan
5. Megumpulkan dan menganilisis data Guru memberi kesempatan kepada setiap kelompok
untuk menyampaikan hasil pengolahan data yang terkumpul.
6. Membuat kesimpulan Guru membimbing siswa dalam membuat kesimpulan.
Kesimpulan

Gulo dalam Trianto (2009) menyatakan bahwa, strategi inkuiri berarti suatu rangkaian kegiatan
belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki

Metode Pembelajaran SMPIT DAARUL HIKMAH Page 140


secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya
dengan penuh percaya diri.

Sasaran utama kegiatan pembelajaran inkuiri adalah keterlibatan siswa secara maksimal dalam
proses kegiatan belajar, keterarahan kegiatan secara maksimal dalam proses kegiatan belajar ,
mengembangkan sikap percaya pada diri siswa tentang apa yang ditemukan dalam proses inkuiri.
Namun dalam penerapannya, pembelajaran inkuiri ini memiliki kelemahan seperti adanya kesulitan
dalam mengontrol siswa, ketidaksesuaian kebiasaan siswa dalam belajar, kadang memerlukan
waktu yang panjang dalam pengimplementasiannya, dan sulitnya dalam implementasi yang
dilakukan oleh guru bila keberhasilan belajar bergantung pada siswa.

Langkah-langkah pembelajaran inkuiri adalah sebagai berikut orientasi, merumuskan masalah,


merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, menguji hipotesis, merumuskan kesimpulan.

Metode Pembelajaran SMPIT DAARUL HIKMAH Page 141


Metode Pembelajaran Struktural Analitik Sintetik (SAS)

Metode ini diprogramkan pemerintah RI mulai tahun 1974. Regu yang dipimpin oleh Dr. A.S.
Broto pada waktu itu telah menghasilkan Metode SAS. Menurut A.S. Broto khususnya disediakan
untuk belajar membaca dan menulis permulaan di kelas permulaan SD. Lebih luas lagi Metode SAS
dapat dipergunakan dalam berbagai bidang pengajaran. Dalam proses operasionalnya metode SAS
mempunyai langkah-langkah berlandaskan operasional dengan urutan : Struktural menampilkan
keseluruhan; Analitik melakukan proses penguraian; Sintetik melakukan penggabungan kembali
kepada bentuk Struktural semula. Landasan linguistiknya bahwa itu ucapan bukan tulisan, unsur
bahasa dalam metode ini ialah kalimat; bahwa bahasa Indonesia mempunyai struktur tersendiri.
Landasan pedagogiknya; (1) mengembangkan potensi dan pengalaman anak, (2) membimbing anak
menemukan jawab suatu masalah. Landasan psikologisnya : bahwa pengamatan pertama bersifat
global (totalitas) dan bahwa anak usia sekolah memiliki sifat melit (ingin tahu).

Prosedur penggunaan Metode SAS

1. Mula membaca permulaan dijadikan dua bagian


Bagian pertama Membaca permulaan tanpa buku
Bagian pertama Membaca permulaan buku
2. Merekam bahasa anak melalui pertanyaan-pertanyaan dari pengajar sebagai kontak permulaan.
3. Menampilkan gambar sambil bercerita. Setiap kali gambar diperlihatkan, muncullah kalimat
anak-anak yang sesuai dengan gambar.
4. Membaca kalimat secara structural
5. Membaca permulaan dengan buku
6. Membaca lanjutan
7. Membaca dalam hati

Segi baiknya
a. Metode ini dapat sebagai landasan berpikir analisis.
b. Dengan langkah-langkah yang diatur sedemikian rupa membuat anak mudah mengikuti prosedur
dan akan dapat cepat membaca pada kesempatan berikutnya
c. Berdasarkan landasan linguistik metode ini akan menolong anak. menguasai bacaan dengan
lancar.

Metode Pembelajaran SMPIT DAARUL HIKMAH Page 142


Segi lemahnya
1) Metode SAS mempunyai kesan bahwa pengajar harus kreatif dan terampil serta sabar
Tuntutan semacam ini dipandang sangat sukar untuk kondisi pengajar saat ini.
2) Banyak sarana yang harus dipersiapkan untuk pelaksanaan metode ini untuk sekolah sekolah
tertentu dirasa sukar.
3) Metode SAS hanya untuk konsumen pembelajar di perkotaan dan tidak di pedesaan
4) Oleh karena agak sukar menganjarkan para pengajar metode SAS maka di sana-sini Metode ini
tidak dilaksanakan.
Teknik pelaksanaan Metode SAS ialah keterampian memilih kata kartu kata dan kartu kalimat.
Sementara anak-anak mencari huruf, suku kata, kata., pengajar dengan sebagian anak yang lain.
Menempel-empelkan kata kata yang tersusun menjadi kalimat yang berarti. Begitu seterusnya
sehingga semua anak mendapat giliran untuk menyusun kalimat, membacanya dan yang paling
mengutpnya sebagai ketreampilan menulis. Media lain selain papan tulis, papan panel, papn tali,
OHP (Over Head Projector) dapat juga digunakan.
Metode Struktural Analitik Sintetik
Menurut Supriyadi (1996) pengertian metode SAS adalah suatu pendekatan cerita yang disertai
dengan gambar, yang didalamnya terkandung unsur struktur analitik sintetik. Metode SAS menurut
Djauzak (1996) adalah suatu metode pembelajaran menulis permulaan yang didasarkan atas
pendekatan cerita yakni cara memulai mengajar menulis dengan menampilkan cerita yang diambil
dari dialog siswa dan guru atau siswa dengan siswa.
Teknik pelaksanaan pembelajaran metode SAS yakni keterampilan menulis huruf, kartu suku kata,
kartu kata dan kartu kalimat. Proses operasional metode SAS mempunyai langkah-angkah dengan
urutan sebagai berikut :

(1) Struktur yaitu menampilkan keseluruhan,

(2) Analitik yaitu melakukan proses penguraian,

(3) Sintetik yaitu melakukan penggabungan pada struktur semula. Demikian langkah-langkah yang
dapat dilakukan dalam pembelajaran menulis permulaan dengan metode SAS, sehingga hasil belajar
itu benar-benar menghasilkan Struktur Analitik Statis. (Subana : 176).

Kegiatan pembelajaran menulis permulaan dengan metode Struktural

Metode Pembelajaran SMPIT DAARUL HIKMAH Page 143


Analitik Sintetik (SAS) dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1. Guru bercerita atau berdialog dengan siswa.


2. Memperlihatkan gambar yang berhubungan dengan isi cerita.
3. Menulis beberapa kalimat sebagai kesimpulan dari isi cerita.
4. Menulis satu kalimat yang diambil dari isi cerita.
5. Menulis kata-kata sebagai uraian dari kalimat.
6. Menulis suku-suku kata sebagai uraian dari kata-kata.
7. Menuliskan huruf –huruf sebagai uraian dari suku-suku kata.
8. Mensintesiskan huruf-huruf menjadi suku-suku kata.
9. Menyatukan kata-kata menjadi kalimat.

Agar siswa memiliki kemampuan menulis, maka setiap langkah tersebut


dilakukan oleh siswa dengan cara menyalin tulisan yang ditulis guru dalam setiap
langkah pembelajaran.
Demikian langkah-langkah yang dilakukan dalam menulis permulaan
dengan metode SAS sehingga hasil belajar ini benar-benar menghasilkan struktur
analitik sintetik.
Bagaimana menunjukkan bahwa untuk menentukan jenis tulisan yang
harus diajarkan pada saat siswa belajar menulis permulaan bukan pekerjaan yang
sederhana. Guru harus dapat menentukan jenis tulisan yang akan diajarkan.
Menurut Hagin (Lovitt, 1989 : 227), ada lima alasan perlunya diajar
menulis huruf cetak lebih dulu pada awal belajar menulis :
1. Huruf cetak lebih mudah dipelajari karena bentuknya sederhana.
2. Buku-buku menggunakan huruf cetak sehingga anak-anak tidak perlu
mengakomodasikan dua bentuk tulisan.
3. Tulisan dengan huruf cetak lebih mudah dibaca daripada tulisan dengan huruf
sambung.
4. Kata-kata yang ditulis dengan huruf cetak lebih mudah dieja karena huruf-huruf
tersebut berdiri sendiri-sendiri.
Dengan memperhatikan berbagai alasan tersebut di atas maka alangkah
baiknya pada awal belajar menulis ini siswa diajar menulis dengan menggunakan
huruf cetak lebih dulu

Metode Pembelajaran SMPIT DAARUL HIKMAH Page 144


1. Pengertian Warga Negara
Warga Negara diartikan dengan orang-orang sebagai bagian darisuatu penduduk yang menjadi
unsur negara.
AS. Hikam mendefinisikan bahwa warga negara merupakan terjemahan dari citizen adalah anggota
dari sebuah komunitas yang membentuk negara itu sendiri.

Sementara itu, status warga negara Indonesia telah dibicarakan dalam UU RI Pasal 4 no.12 tahun
2006, yang menjadi warga negara Indonesia adalah:
1. Setiap orang yang berdasarkan peraturan perundang-undangan dan/atau bersdasarkan perjanjian
pemerintah Republik Indonesia dengan negara lain sebelum UU ini berlaku sudah menjadi warga
negara Indonesia.
2. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah dan ibu warga negara indonesia.
3. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ayah warga negara Indonesia dan ibu
warga negara asing.
4. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari ayah seorang warga negara asing dan ibu warga
negara Indonesia.
5. Anak yang lahir dari perkawinan yang sah dari seorang ibu warga negara Indonesia, tetapi
ayahnya tidak mempunyai kewarganegaraan atau hukum negara asal ayahnya tidak memberikan
kewarganegaraan kepada anak tsb.
6. Anak yang lahir dalam tenggang waktu 300 hari setelah ayangya meninggal dunia dari
perkawinan yang sah dan ayahnya warga negara Indonesia.
7. Anak yang lahir diluar perkawinan yang sah dari seorang ibu warga negara Indonesia.
8. Anak yang lahir diluar perkawinan yang sah dari seorang ibu warga negara asing yang di akui
oleh seorang ayah warga negara Indonesia sebagai anaknya dan pengakuan itu dilakukan sebelum
anak tsb berusia 18 tahun atau belum kawin.
9. Anak yang lahir di wilayah republik Indonesia yang pada waktu lahir tidak jelas
kewarganegaraan ayah ibunya.
10. Anak yang baru lahir ditemukan di wilayah Indonesia selam ayah dan ibunya tidak di ketahui.
11. Anak yang di wilayah Indonesia apabila ayah dan ibunya tidak memiliki kewarganegaraan atau
tidak di ketahui keberadaanya.
12. Anak yang dilahirkan diluar wilayah Indonesia dari seorang ayah da ibu warga negara Indonesia
yang karena ketentuan dari negara tempat anak tsb dilahirkan memberikan kewarganegaraan kepada
anak yang bersangkutan.

Metode Pembelajaran SMPIT DAARUL HIKMAH Page 145


13. Anak dari seorang ayah atau ibu yang telah di kabulkan permohonan kewarganegaraannya,
kemudian ayah atau ibunya meninggal dunia sebelum mengucapkan sumpah atau janji setia.
2.Asas Kewarganegaraan
Pada umumnya, asas dalam menentukan kewarganegaraan dibedakan antara asas ius sanguinis dan
asas ius soli.
a. Ius soli
Asas ius soli adalah asas yang menentukan kewarganegaraan seseorang menurut daerah atau negara
tempat dimana ia dilahirkan.
Contoh : Seseorang yang dilahirkan di negara A, maka ia akan menjadi warga negara A, walaupun
orangtuanya warga negara B. Asas ini di anut oleh negara Inggris, Mesir Amerika Serikat dan lain-
lain.
b. Ius sanguinis
Asas ius sanguinis adalah asas yang menentukan kewarganegaraan seseorang menurut pertalian
darah atau keturunan dari orang tsb.
Contoh : Seseorang yang dilahirkan di negara A, tetapi orangtuanya warga negara B, maka orang
tsb tetap menjadi warga negara B.(asas ini dianut leh RRC)

3.Pengertian Pewarganegaraan (Naturalisasi)


Pewarganegaraan atau naturalusasi adalah pemerolehan kewarganegaraan bagi negara asing setelah
memenuhi syarat sebagaimana ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan. Didalam UU RI
No.12 tahun 2006, permohonan pewarganegaraan dapat diajukan oleh pemohon jika memenuhi
persyaratan sebagai berikut :
1. Telah berusia 18 tahun atau sudah kawin.
2. Pada waktu mengajukan permohonan sudah bertampat tinggal di wilayah negara Indonesia paling
singkat 5 tahun berturut-turut atau paling singkat 10 tahun tidak berturut-turut.
3. Sehat jasmani dan rohani.
4. Dapat berbahasa Indonesia serta mengakui dasar negara Pancasila dan UUD negara Republik
Indonesia tahun 1945.
5. Tidak pernah dijatuhi pidana karena melakukan tindak pidana yang diancam dengan pidana 1
tahun atau lebih.
6. Jika dengan memperoleh kewarganegaraan Republik Indonesia, tidak menjadii
berkewarganegaraan ganda.
7. Mempunyai pekerjaan dan/atau berpenghasilan tetap.
8. Membayar uang pewarganegaraan ke kas negara.

Metode Pembelajaran SMPIT DAARUL HIKMAH Page 146


Didalam natuarlisasi istimewa dapat diberikan bagi mereka (warga asing) yang telah berjasa kepada
negara RI. kemudian mereka mengucapkan sumpah atau janji setia (tidak perlu memenuhi syarat
sebagai mana dalam naturalisasi biasa). Cara ini diberikan oleh presiden dengan persetujuan DPR
RI.

4.Problematika status kewarganegaraan


Apatride merupakan istilah untuk orang-orang yang tidak mempunyai status kewarganegaraan.
Sedangkan Bipatride merupakan istilah yang digunaklan untuk orang-orang yang mempunyai status
kewarganegaraan rangkap atau dengan istilah lain dikenal dengan dwikewarganegaraan. Sementara
yang dimaksud dengan multipatride adalah istilah yang digunakan untuk menyebutkan status
kewrganegaraan seseorang yang memiliki 2 atau lebih status kewarganegaraan.

Kondisi seseorang dengan status dwikewarganegaraan, sering terjadi pada penduduk yang tinggal di
daerah perbatasan diantara 2 negara.
Dalam menentukan status kewarganegaraan, pemerintah lazim menggunakan stelsel aktif dan
stelsel pasif.

Berkaitan dengan kedua stelsel tersebut, sesorang warga negara dalam suatu warga negara pada
dasarnya mempunyai hak opsi dan hak repudiasi.
1. Hak opsi, adalah hak untuk memilih sesuatu kewarganegaraan (dalam stelsel aktif)
2. Hak repudiasi, adalah hak untuk menolak sesuatu kewarganegaraan (dalam stelsel pasif)
3. Cara Mendapatkan dan Kehilangan Kewarganegaraan Indonesia
Pada umumnya ada 2 kelompok warga negara dalam suatu negara, yakni warga negara yang
memperoleh status kewrganegaranya melalui stelsel pasif dikenal juga warga negara by opertion of
law dan warga negara yang memperoleh status kewarganegaraannya melali stelsel aktif atau dikenal
dengan by registration.

1. Seseorang warga negara juga bisa kehingan kewarganegaran Indonesia. UU RI No.12 tahun 2006
pasal 23, menyatakan bahwa seseorang bisa kehiolngan kewarganegaraan indonesia apabila
memenuhi hal-hal berikut :
2. Memperoleh kewarganegaran lain atas kemauannya sendiri.
3. Tidak menolak atau tidak melepas kewarganegaran lain, sedangkan orang yang bersangkutan
mendapat kesempatan untuk itu.

Metode Pembelajaran SMPIT DAARUL HIKMAH Page 147


4. Dinyatakan hilang kewarganegaraanya oleh Presiden atas permohonannya sendiri, yang
bersangkutan sudah berusia 18 tahun atau sudah kawin, bertempat tinggal diluar negeri, dan dengan
dinyatakan hilang kewarganegaraan RI tidak menjadi tanpa kewarganegaraanya.
5. Bertempat tinggal diluar wilayah negara Indonesia selama 5 tahun terus menerus bukan dalam
rangka dinas negara, tanpa alasan yang sah dan dengan sengaja tidak menyatakan keinginannya
untuk tetap menjadi warga negara Indonesia sebelum jangka waktu 5 tahun itu berakhir, dan setiap
5 tahun berikutnya yang bersangkutan tidak mengajukan pernyataan ingin tetap menjadi warga
negara Indonesia kepada perwakilan Republik Indonesia di wilayah kerjanya meliputi tempat tingal
yang bersangkutan padahal perwakilan Republik Indonesia tersebut telah memberitahukan kepada
yang bersangkutan, sepajang yang tidak menjadi tanpa kewarganegaraan.
Seseorang yang kehilangan kewarganegaraan Indonesia dapat memperoleh kembali
kewrganegaraannya apabila memenuhi syarat-syarat seperti yang tertera dalam pasal 31 dan 32. UU
RI No.3 tahun 1976 tentang perubahan pasal 18 UU No. 62 tahun 1958 yaitu :
1. Seseorang yang kehilangan kewarganegaraan karena 5 tahun berturut-turut tinggal diluar negeri
tanpa keterangan, dapat memperoleh kewarganegaraan RI kembali jika ia bertempat tinggal di
Indonesia berdasarkan kartu ijin masuk dan menyatakan ingin kembali menjadi warga negara
Indonesia
2. Seseorang yang kehilangan kewarganegaraan Rikarna sebab lain, dapat memperoleh kembali
kewarganegaraan RI jika ia mlaporkan diri dan menyatakan keterangan untuk kembali ke
kewarganegaaan RI kepada perwakilan RI dinegara tempat tinggalnya dalam jangka waktu 1 tahun
terhitung sejak tanggal diundangkannya UU No.3 tahun 1976 pada 5 April 1976.
5.Kedudukan Warga Negara di Indonesia
Dalam sistem kewarganegaraan di Indonesia, Kedudukan warga negara pada dasarnya adalah
sebagai pilar terwujudnya Negara. Sebagai sebuah negara yang berdaulat dan merdeka Indonesia
mempunyai kedudukan yang sama dengan negara lain di dunia, pada dasarnya kedudukan warga
negara bagi negara Indonesia diwujudkan dalam berbagai peraturan perundang-undangan tentang
kewarganegaraan, yaitu :

1. UUD 1945
Dalam konteks UUD 1945, Kedudukan warga negara dan penduduk diatur dalam pasal 26 yaitu :
1. Yang menjadi warga negara ialah orang-orang warga Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain
yang disahkan dengan UU sebagai warga negara.
2. Penduduk ialah warga negara Indonesia dan orang asing yang tinggal di Indonesai.
3. Hal-hal mengenai warga negara penduduk di atur dengan UU.

Metode Pembelajaran SMPIT DAARUL HIKMAH Page 148


2. UU No. 3 tahun 1946
Undang-undang No.3 ialah tentang warga negara dan penduduk negara adalah peraturan derivasi
dibawah dibawah UU 1945 yang digunakan untuk menegakan kedudukan Negara RI dengan warga
negaranya dan kedudukan penduduk negara RI.

3. UU No. 62 tahun 1958


UU No.62 tahun 1958 merupakan penyempurnaan dari UU tentang kewarga negaraan yang
terdahulu. UU No. 62 tahun 1958 tenang kewarganegaraan RI merupakan produk hukum derivasi
dari pasal 5 dan 144 UUD RI 1950 yang sampai saat ini masih berlaku dan tetap digunakan sebagai
sumber hakum yang mengatur masalah kewarganegaraan di Indonesai setelah kurang lebih 48 tahun
berlaku, dan saat ini dinilai sudah tidak sesuai lagi. Pernasalahan kewarganegaraan yang semakin
kompleks ternyata tidak mampu ditampung oleh undang-undang ini.

4. UU No.12 tahun 2006


RUU Kewarganegaraan yang baru ini memuat beberapa subtansi dasar yang lebih revolusioner dan
aspiratif, seperti :
1. Siapa yang mnjadi warga negara Indonesia
2. Syarat dan tata cara memperoleh kewarganegaraan Republik Indonesia
3. Kehilangan kewarganegaraan Republik Indonesia
4. Syarat dan tata cara memperoleh kembali kewarganegaraan Republik Indonesia
5. Ketentuan pidana
6.Persamaan Kedudukan Warga Negara Indonesia
Warga negara adalah sama kedudukannya, hak dan kewajibannya. Setiap individu mendapat
perlakuan yang sama dari negara. Ketentuan ini secara tegas termuat dalam konstitusi tertinggi kita,
yaitu UUD 1945 Bab X sampai Bab XIV pasal 27 sampai pasal 34. berikut ini dijelaskan secara
lebih rinci terntang persamaan kedudukan warga negara, dalam berbagai bidang kehidupan.

1. Persamaan kedudukan dalam hukum dan pemerintah


Pasal 27 ayat (1) menyatakan bahwa “segala warga negara bersamaan kedudukannya didalam
hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada
kecualinya.” Pasal ini juga memperlihatkan kepada kita adanya kepedulian adanya hak asasi
dalambidang hukum dan politik.

2. Persamaan atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan (ekonomi)

Metode Pembelajaran SMPIT DAARUL HIKMAH Page 149


Pasal 27 ayat (2) menyatakan bahwa “tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.” Pasal ini memencarkan persamaan akan keadilan
sosial dan kerakyatan. Ini berarti hak asasi ekonomi warga negara dijamin dan diatur
pelaksanaanya.

3. Persamaan dalam hal kemerdekaan berserikat dan berkumpul (politik)


Pasal 28 E ayat (3) menetapkan warga negara dan setiap orang untuk berserikat, berkumpul, dan
mengeluarkan pendapat. Pasal ini mencerminkan bahwa negara Indonesia bersifat demokratis dan
memberi kebebasan yang bertanggung jawab bagi setiap warga negaranya untuk melaksanakan hak
dan kewajibannya dalam bidang politik.

4. Persamaan dalam HAM


Dalam Bab X A tentang hak asai manusia dijelaskan secara tertulis bahwa negara memberikan dan
mengakui persamaan setiap warga negara dalam menjalankan HAM. Mekanisme pelaksanaan
HAM secara jelas ditetapkan melalui pasal 28 A sampai dengan pasal 28 J.

5. Persamaan dalam agama


Pasal 29 ayat (2) UUD 1945 menyatakan bahwa “negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap
penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan
kepercayaannya itu.” Berdasar pasal ini tersurat jelas bahwa begara menjamin persamaan setiap
penduduk untuk memeluk agama sesuai dengan keinginannya. Agama dan kepercayaan terhadap
Tuhan YME dijalankan tanpa ada paksaan dari pihak manapun.

6. Persamaan dalam upaya pembelaan negara


Pasal 27 ayat (3) UUD 1945 menyatakan bahwa “setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta
dalam upaya pembelaan negara.” Lebih lanjut, pasal 30 UUD 1945 memuat ketentuan pertahanan
dan keamanan negara. Kedua pasal tersebut secara jelas dapat kita ketahui bahwa negara
memberikan kesempatan yang sama kepada setiap warga negara yang ingin membela Indonesia.

7. Pesamaan dalam bidang pendidikan dan kebudayaan


Pasal 31 dan 32 UUD 1945 menyatakan bahwa setiap warga negara mempunyai hak dan kedudukan
yang sama dalam masalah pendidikan dan kebudayaan. Kedua pasal ini menunjukan bahwa begitu
konsen dan peduli terhadap pendidikan dan kebudayaan warga negara Indonesia. Setiap warga
negara mendapat porsi yang sama dalam kedua masalah ini.

Metode Pembelajaran SMPIT DAARUL HIKMAH Page 150


8. Persamaan dalam perekonomian dan kesejahteraan sosial
Persamaan kedudukan warga negara dalam perekonomian dan kesejahteraan diatur dalam Bab XIV
pasal 33 dan 34. pasal 33 mengatur masalah perekonomian nasional yang diselenggarakan berdasar
atas asas kekeluargaan dengan prinsip demokrasi ekonomi untuk kemakmuran rakyat secara
keseluruhan. Selanjutnya pasal 34 memuat ketentuan tentang kesejahteraan sosial dan jaminan
sosial diman fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara (pasal 1) dan negara
bertanggung jawab atas penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum
yang layak (pasal 3).

7Menghargai Persamaan Kedudukan Warga Negara di Indonesia


Dalam NKRI, semua warga negar mempunyai kedudukan yang sama dalam bidang ekonomi,
politik, hukum, sosial, budaya, agama dan pertahanan keamanan.

Berikut ini dijelaskan lebih lanjut wujud persamaan kedudukan warga negara di indonesia dalam
berbagai bidang kehidupan.
1. Bidang ekonomi
Setiap individu memiliki kesamaan untuk melakukan usaha ekonomi seperti berdagang, bertani,
berkebun, menjual jasa, dsb. Untuk memenuhi dan meningkatkan taraf hidupnya.
2. Bidang budaya
Setiap warga negara mempunyai kesamaan hak dalam mengembangkan seni, misalnya berkreasi
dalam seni tari, seni lukisseni musik seni pahat seni bangunan dsb.
3. Bidang politik
Setiap orang memiliki hak politik yang sama, yakni individu berhak memilih, menjadi anggota
salah satu partai, atau mendirikan partai politik.
4. Bidang hukum setiap warga negara memiliki kedudukan yang sama, yakni berhak untuk
mengadakan pembelaan, penuntutan, berperkara di depan pengadilan, dsb.
5. Bidang agama setiap warga negara di berikan kedudukan yang sama dalam memeluk agama,
menjalankan ibadah dan ritual keagamaannya, berpindah agama ataupun belajar tentang agama
tanpa adanya paksaan dari pihak manapun.
Sebagai warga negara yang baik serta guna terwujudnya persamaan harkat dan martabat warga
negara sebagai manusia, secara bersama-sama kita wajib saling menghargai , menghormati prinsip
persamaan kedudukan sesama warga negara.

Metode Pembelajaran SMPIT DAARUL HIKMAH Page 151


MODEL PEMBELAJARAN TERPADU

Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang menggambarkan prosedur sistematik dalam
mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar.
A. Pengertian pembelajaran terpadu
Menurut guru besar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Sebelas Maret
(UNS) Solo Prof. Dr. Sri Anitah Wiryawan, M.Pd. (Pikiran Rakyat, 11 April 2003) kurikulum
terpadu adalah suatu pendekatan untuk mengorganisasikan kurikulum dengan cara menghapus garis
batas mata pelajaran yang terpisah-pisah, sedangkan pembelajaran terpadu merupakan
metode pengorganisasian pembelajaran yang menggunakan beberapabidang mata pelajaran yang
sesuai.
Istilah kurikulum terpadu dengan pembelajaran terpadu dalam penggunaannya dapat saling
dipertukarkan. Pembelajaran terpadu merupakan suatu aplikasi salah satu startegi pembelajaran
berdasarkan pendekatan kurikulum terpadu yang bertujuan untuk menciptakan atau membuat proses
pembelajaran secara relevan dan bermakna bagi anak (Atkinson, 1989:9dalam Ahmad). Selanjutnya
dijelaskan bahwa dalam pembelajaran terpadu didasarkan pada pendekatan inquiry, yaitu
melibatkan siswa mulai dari merencanakan, mengeksplorasi, dan brain storming dari siswa. Dengan
pendekatan terpadu siswa didorong untuk berani bekerja secara kelompok dan belajar dari hasil
pengalamannya sendiri.

Collins dan Dixon (1991:6 dalam Ahmad) menyatakan tentang pembelajaran terpadu sebagai
berikut :
integrated learning occurs when an authentic event or exploration of a topic in the driving force in
the curriculum.
Selanjutnya dijelaskan bahwa dalam pelaksanaannya anak dapat diajak berpartisipasi aktif dalam
mengeksplorasi topik atau kejadian, siswa belajar proses dan isi (materi) lebih dari satu
bidang studi pada waktu yang sama.
Pembelajaran terpadu sangat memperhatikan kebutuhan anak sesuai dengan perkembangannya yang
holistik dengan melibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran baik fisik maupun
emosionalnya. Untuk itu aktivitas yang diberikan meliputi aktif mencari, menggali, dan menemukan
konsep serta prinsip keilmuan yang holistik, bermakna, dan otentik sehingga siswa dapat
menerapkan perolehan belajar untuk memecahkan masalah-masalah yang nyata di dalam kehidupan
sehari-hari. Pembelajaran terpadu juga menekankan integrasi berbagai aktivitas untuk

Metode Pembelajaran SMPIT DAARUL HIKMAH Page 152


mengeksplorasi objek, topik, atau tema yang merupakan kejadian-kejadian, fakta, dan peristiwa
yang otentik.
Pelaksanaan pembelajaran terpadu pada dasarnya agar kurikulum itu bermakna bagi anak. Hal ini
dimaksudkan agar bahan ajar tidak digunakan secara terpisah-pisah, tetapi merupakan suatu
kesatuan bahan yang utuh dan cara belajar yang sesuai dengan kebutuhan perkembangan siswa.
Jadi yang dimaksud dengan pembelajaran terpadu adalah suatu pendekatan dalam pembelajaran
yang secara sengaja mengaitkan beberapa aspek baik dalam intramata pelajaran maupun antarmata
pelajaran.
Prabowo (2000:3) mengatakan bahwa pembelajaran terpadu sebagai suatu proses mempunyai
beberapa ciri yaitu :
1. berpusat pada siswa (student centered)
2. proses pembelajaran mengutamakan pemberian pengalaman langsung
3. pemisahan antar bidang studi tidak terlihat jelas.

Jadi, sesuai dengan pengertian-pengertian di atas, bahwa dengan adanya pemaduan itu siswa akan
memperoleh pengetahuan dan keterampilan secara utuh sehingga pembelajaran menjadi bermakna
bagi siswa. Bermakna disini memberikan arti bahwa pada pembelajaran terpadu siswa akan dapat
memahami konsep-konsep yang mereka pelajari melalui pengalaman langsung dan nyata yang
menghubungkan antarkonsep dalam intramata pelajaran maupun antarmata pelajaran. Pembelajaran
terpadu tampak lebih menekankan keterlibatan siswa dalam belajar, sehingga siswa terlibat aktif
dalam proses pembelajaran untuk pembuatan keputusan. Setiap siswa memerlukan bekal
pengetahuan dan kecakapan agar dapat hidup di masyarakat dan bakal ini diharapkan diperoleh
melalui pengalaman belajar di sekolah. Oleh karena itu pengalaman belajar di sekolah sedapat
mungkin memberikan bekal siswa dalam mencapai kecakapan untuk berkarya. Kecakapan ini
disebut kecakapan hidup yang cakupannya lebih luas dibanding hanya sekedar keterampilan.
B. Karakteristik Pembelajaran Terpadu
Sebagai suatu proses, pembelajaran terpadu memiliki karakteristik sebagai berikut :
1. Pembalajaran terpusat pada anak
Pembalajaran terpadu dikatakan sebagai pembelajaran yang berpusat pada anak, karena pada
dasarnya pembelajaran terpadu merupakan suatu sistem pembelajaran yang memberikan
keleluasaan pada siswa, baik secara individu maupun secara kelompok. Siswa dapat aktif mencari,
menggali, dan manemukan konsep serta prinsip-prinsip dari suatu pengetahuan yang harus
dikuasainya sesuai dengan perkembangannya.
2. Menekankan pembentukan pemahaman dan kebermaknaan

Metode Pembelajaran SMPIT DAARUL HIKMAH Page 153


Pembelajaran terpadu mengkaji suatu fenomena dari berbagai macam aspek yang membentuk
semacam jalinan antarskemata yang dimiliki oleh siswa, sehingga akan berdampak pada
kebermaknaan dari materi yang dipelajari siswa. Hasil yang nyata didapat dari segala konsep yang
diperoleh dan keterkaitannya dengan konsep-konsep lain yang dipelajari dan mengakibatkan
kegiatan belajar menjadi lebih bermakna.hal ini diharapkan dapat berakibat pada kemampuan siswa
untuk dapat menerapakan perolahan belajaranya pada pemecahan masalah-masalah yang nyata
dalam kehidupannya.
3. Belajar melalui proses pengalaman langsung
Pada pembelajaran terpadu diprogramkan untuk melibatkan siswa secara langsung pada konsep dan
prisip yang dipelajari dan memungkinkan siswa belajar dengan melakukan kegiatan secara
langsung. Sehingga siswa akan memahami hasil belajarnya secara langsung dan kemudian siswa
akan memahami hasil belajarnya sesuai dengan fakta dan peristiwa yang mereka alami, bukan
sekedar informasi dari gurunya. Guru lebih banyak bertindak sebagai fasilitator yang membimbing
kearah tujuan yang ingin dicapai. Sedangkan siswa sebagai aktor pencari fakta dan informasi untuk
mengembangkan pengetahuannya.
4. Lebih memperhatikan proses daripada hasil semata
Pada pembelajaran terpadu dikembangkan pendekatan discovery inquiry (penemuan terbimbing)
yang melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran yaitu mulai dari perencanaan,
pelaksanaan sampai proses evaluasi. Pembelajaran terpadu dilaksanakan dengan melihat keinginan,
minat, dan kemampua siswa sehingga memungkinkan siswa termotivasi untuk belajar terus-
menerus.
5. Sarat dengan muatan keterkaitan
Pembelajaran terpadu memusatkan perhatian pada pengamatan dan pengkajian suatu gejala atau
peristiwa dari beberapa mata pelajaran sekaligus, tidak dari sudut pandang yang terkotak-kotak.
Sehingga memungkinkan siswa untuk memahami suatu fenomena pembelajaran dari segala sisi,
yang pada gilirannya nanti akan membuat siswa lebih arif dan bijak dalam menyikapi atau
menghadapi kejadian yang ada.

C. Tujuan Pembelajaran Terpadu


Pembalajaran terpadu dikembangkan selain untuk mencapai tujuan pembalajaran yang telah
ditetapkan, diharapkan siswa juga dapat :
1. Meningkatkan pemahaman konsep yang dipelajarinya secara lebih bermakna,
2. Mengembangkan keterampilan menemukan, mengolah, dan memanfaatkan informasi,

Metode Pembelajaran SMPIT DAARUL HIKMAH Page 154


3. Menumbuhkembangkan sikap positif, kebiasaan baik, dan nilai-nilai luhur yang diperlukan dalam
kehidupan,
4. Menumbuhkembangkan keterampilan sosial seperti kerja sama, toleransi, komunikasi, serta
menghargai pendapat orang lain,
5. Meningkatkan minat dalam belajar,
6. Memilih kegiatan yang sesuai dengan minat dan kebutuhannya.

D. Kemanfaatan Pembalajaran Terpadu


Ada beberapa manfaat dalam menggunakan pembelajara terpadu, yaitu :
1. Memungkinkan anak mengekplorasi dan mengekpresikan pengetahuan dan keterampilannya
melalui berbagai kegiatan.
2. Meningkatkan pemahaman anak secara komprehensif.
3. Meningkatkan kecakapan berpikir anak
4. Banyak topik yang tertuang di setiap mata pelajaran mempunyai keterkaiatan konsep dengan
yang dipelajari siswa.
5. Pada pembelajaran terpadu memungkinkan siswa memanfaatkan keterampilannya yang
dikembangkan dari mempelajari keterkaitan antarmata pelajaran.
6. Pembelajaran terpadu melatih siswa untuk semakin banyak membuat hubungan inter dan
antarmata pelajaran, sehingga siswa mampu memproses informasi dengan cara yang sesuai daya
pikirnya dan memungkinkan berkembangnya jaringan konsep-konsep.
7. Pembalajaran terpadu membantu siswa dapat memecahkan masalah dan berpikir kritis untuk
dapat dikembangkan melalui keterampilan dalam situasi nyata.
8. Daya ingat (retensi) terhadap materi yang dipelajari siswa dapat ditingkatkan dengan jalan
memberikan topik-topik dalam berbagai ragam situasi dan berbagai ragam kondisi.
9. Dalam pembelajaran terpadu transfer pembelajaran dapat mudah terjadi bila situasi pembelajaran
dekat dengan situasi kehidupan nyata.
10. Meningkatkan interaksi sosial anak.
11. Meningkatkan profesionalisme guru.

E. Model-model pembelajaran terpadu

1. Pembelajaran Terpadu Tipe Terhubung (Connected)

Metode Pembelajaran SMPIT DAARUL HIKMAH Page 155


Connected Model adalah model pengembangan kurikulum yang menggabungkan secara jelas satu
topik dengan topik berikutnya, satu konsep dengan konsep lainnya, satu kemampuan dengan
kemampuan lainnya, kegiatan satu hari dengan hari lainnya, dalam satu mata pelajaran.
Contoh pengajaran menggunakan pembelajaran terpadu tipe terhubung (connected) :
Guru menghubungkan/menggabungkan konsep matematika tentang uang dengan konsep jual beli,
untung rugi, simpan pinjam, dan bunga.
a. Kelebihan
1. Guru akan dapat melihat gambaran yang menyeluruh dan kemampuan/indikator yang
digabungkan;
2. kegiatan anak lebih terarah untuk mencapai kemampuan yang tertera pada indikator;
3. siswa memperoleh gambaran secara menyeluruh tentang suatu konsep sehingga transfer
pengetahuan akan sangat mudah karena konsep-konsep pokok dikembangkan terus-menerus;
4. siswa dapat memperoleh gambaran yang lebih jelas dan luas dari konsep yang dijelaskan dan
juga siswa diberi kesempatan untuk melakukan pedalaman, tinjauan, memperbaiki dan
mengasimilasi gagasan secara bertahap.

b. Kekurangan
1. model ini belum memberikan gambaran yang menyeluruh karena belum menggabungkan bidang-
bidang pengembangan/mata pelajaran yang lain;
2. model ini kurang mendorong guru bekerja sama karena relatif mudah dilaksanakan secara
mandiri;
3. bagi guru bidang studi mungkin kurang terdorong untuk menghubungkan konsep yang terkait
karena sukarnya mengatur waktu untuk merundingkannya atau karena terfokus pada keterkaitan
konsep, maka pembelajaran secara global jadi terabaikan.

2. Pembelajaran Terpadu Model Jaring Laba-Laba (Webbed)


Tahapan atau Langkah untuk membuat rancangan pembelajaran terpadu dengan model jaring laba-
laba di TK, yaitu:
1. mempelajari kompetensi dasar, hasil belajar dan indikator setiapbidang pengembangan untuk
masing-masing kelompok usia;
2. mengidentifikasi tema dan subtema dan memetakannya dalam jaring tema;
3. mengidentifikasi indikator pada setiap kompetensi bidang pengembangan melalui tema dan
subtema;

Metode Pembelajaran SMPIT DAARUL HIKMAH Page 156


4. menentukan kegiatan pada setiap bidang pengembangan dengan mengacu pada indikator yang
akan dicapai dan subtema yang dipilih;
5. menyusun Rencana Kegiatan Mingguan;
6. menyusun Rencana Kegiatan Harian.
Contoh dari penggunaan pembelajaran terpadu model jaring laba-laba (webbed) ini adalah : siswa
dan guru menentukan tema misalnya air, maka guru-guru mata pelajaran dapat mengajarkan tema
air itu ke dalam sub-sub tema misalnya siklus air, kincir air, air waduk, air sungai, bisnis air dari
PDAM yang tergabung dalam mata pelajaran matematika, IPS, IPA, dan Bahasa.
a. Kelebihan
1. Siswa adalah diperolehnya pandangan hubungan yang utuh tentang kegiatan dari ilmu-ilmu yang
berbeda;
2. faktor motivasi berkembang karena adanya pemilihan tema yang didasarkan pada minat siswa;
3. siswa dapat dengan mudah melihat bagaimana kegiatan yang berbeda dan ide yang berbeda dapat
saling berhubungan.

b. Kekurangan
1. kecenderungan untuk mengambil tema sangat dangkal sehingga kurang bermanfaat bagi siswa;
2. seringkali guru terfokus pada kegiatan sehingga materi atau konsep menjadi terabaikan;
3. memerlukan keseimbangan antara kegiatan dan pengembangan materi pelajaran.

3. Pembelajaran Terpadu Model Integrated (Terpadu)


Integrated Model adalah model pengembangan kurikulum yang menggunakan pendekatan lintas
bidang ilmu utama dengan mencari keterampilan, konsep dan sikap yang tumpangtindih. Dalam
konteks pembelajaran TK, Integrated Model adalah model pengembangan kurikulum yang
menggunakan pendekatan lintas bidang pengembangan. Model ini berusaha memberikan gambaran
yang utuh pada anak tentang tujuan melakukan kegiatan-kegiatan yang terdapat dalam bidang-
bidang pengembangan.
Contoh penerapan pembelajaran terpadu tipe keterpaduan adalah : Pada awalnya guru menyeleksi
konsep-konsep keterampilan dan nilai sikap yang diajarkan dalam satu semester dari beberapa mata
pelajaran misalnya: matematika, IPS, IPA dan Bahasa. Selanjutnya dipilih beberapa konsep,
keterampilan dan nilai sikap yang memiliki keterhubungan yang erat dan tumpang tindih di antara
beberapa mata pelajaran.
a. Kelebihan

Metode Pembelajaran SMPIT DAARUL HIKMAH Page 157


1. Guru akan dapat melihat gambaran yang menyeluruh dari kemampuan yang dikembangkan dari
berbagai bidang studi/mata pelajaran;
2. memberikan kegiatan yang lebih terarah pada tiap bidang pengembangan untuk mencapai
kemampuan yang telah ditentukan pada indikator;
3. siswa merasa senang dengan adanya keterkaitan dan hubungan timbale balik antar berbagai
disiplin ilmu;
4. memperluas wawasan dan apresiasi guru.

b. Kekurangan
1. Cukup sulit dilaksanakan karena membutuhkan guru yang berkemampuan tinggi dan yakin
dengan konsep dan kemampuan yang akan dikembangkan di setiap bidang pengembangan;
2. kurang efektif karena membutuhkan kerjasama dari banyak guru;
3. sulit mencari keterkaitan antara mata pelajaran yang satu dengan yang lainnya, juga mencari
keterkaitan aspek keterampilan yang terkait;
4. dibutuhkan banyak waktu pada beberapa mata pelajaran untuk didiskusikan guna mencari
keterkaitan dan mencari tema.

F. Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Terpadu

1. Kelebihan
Kelebihan tersebut didasari oleh beberapa alasan.
1. Materi pelajaran menjadi dekat dengan kehidupan anak sehingga anak dengan mudah memahami
sekaligus melakukannya.
2. Siswa juga dengan mudah dapat mengaitkan hubungan materi pelajaran di mata pelajaran yang
satu dengan mata pelajaran lainnya.
3. Dengan bekerja dalam kelompok, siswa juga dapat mengembangkan kemampuan belajarnya
dalam aspek afektif dan psikomotorik, selain aspek kognitif.
4. Pembelajaran terpadu mengakomodir jenis kecerdasan siswa.
5. Dengan pendekatan pembelajaran terpadu guru dapat dengan mudah menggunakan belajar siswa
aktif sebagai metode pembelajaran.
2. Kekurangan
1. Aspek Guru: Guru harus berwawasan luas, memiliki kreativitas tinggi, keterampilan metodologis
yang handal, rasa percaya diri yang tinggi, dan berani mengemas dan mengembangkan materi.
Secara akademik, guru dituntut untuk terus menggali informasi ilmu pengetahuan yang berkaitan

Metode Pembelajaran SMPIT DAARUL HIKMAH Page 158


dengan materi yang akan diajarkan dan banyak membaca buku agar penguasaan bahan ajar tidak
terfokus pada bidang kajian tertentu saja. Tanpa kondisi ini, maka pembelajaran terpadu akan sulit
terwujud.
2. Aspek peserta didik: Pembelajaran terpadu menuntut kemampuan belajar peserta didik yang
relatif “baik”, baik dalam kemampuan akademik maupun kreativitasnya. Hal ini terjadi karena
model pembelajaran terpadu menekankan pada kemampuan analitik (mengurai), kemampuan
asosiatif (menghubung-hubungkan), kemampuan eksploratif dan elaboratif (menggali dan
menemukan). Bila kondisi ini tidak dimiliki, maka penerapan model pembelajaran terpadu ini
sangat sulit dilaksanakan.
3. Aspek sarana dan sumber pembelajaran: Pembelajaran terpadu memerlukan bahan bacaan atau
sumber informasi yang cukup banyak dan bervariasi, mungkin juga fasilitas internet. Semua ini
akan menunjang, memperkaya, dan mempermudah pengembangan wawasan. Bila sarana ini tidak
dipenuhi, maka penerapan pembelajaran terpadu juga akan terhambat.
4. Aspek kurikulum: Kurikulum harus luwes, berorientasi pada pencapaian ketuntasan pemahaman
peserta didik (bukan pada pencapaian target penyampaian materi). Guru perlu diberi kewenangan
dalam mengembangkan materi, metode, penilaian keberhasilan pembelajaran peserta didik.
5. Aspek penilaian: Pembelajaran terpadu membutuhkan cara penilaian yang menyeluruh
(komprehensif), yaitu menetapkan keberhasilan belajar peserta didik dari beberapa bidang kajian
terkait yang dipadukan. Dalam kaitan ini, guru selain dituntut untuk menyediakan teknik dan
prosedur pelaksanaan penilaian dan pengukuran yang komprehensif, juga dituntut untuk
berkoordinasi dengan guru lain, bila materi pelajaran berasal dari guru yang berbeda.
6. Suasana pembelajaran: Pembelajaran terpadu berkecenderungan mengutamakan salah satu
bidang kajian dan ‘tenggelam’nya bidang kajian lain. Dengan kata lain, pada saat mengajarkan
sebuah TEMA, maka guru berkecenderungan menekankan atau mengutamakan substansi gabungan
tersebut sesuai dengan pemahaman, selera, dan latar belakang pendidikan guru itu sendiri.
G. Cara/Strategi Pembalajaran Terpadu
Pembelajaran terpadu dapat dilaksanakan dengan dua cara yaitu memadukan siswa dan memadukan
materi-materidari matapelajaran-matapelajaran.
1. Integrasi melalui pemaduan siswa
Cara ini memadukan beberapa kelas menjadi satu kelas, sehingga 1 pembelajaran kelas diikuti oleh
lebih dari satu tungkat usia siswa. Misalnya kelas 1 dan kelas 2 SD diajar matematika bersama-
sama. Cara ini tentunya memerlukan keahlian guru untuk memberikan tugas yang bertingkat
sehingga siswa belajar dari yang mudah menuju tingkat yang lebih sulit. Siswa kelas 1 dapat belajar

Metode Pembelajaran SMPIT DAARUL HIKMAH Page 159


dari siswa yang lebih tua dan lebih pengetahuannya, sedangkan siswa yang lebih tua (kelas 2) dapat
mengajarkan pengetahuannya kepada siswa yang lebih muda.
2. Integrasi materi/mata pelajaran
Cara ini memadukan materi dari beberapa mata pelajaran dalam satu kesatuan kegiatan
pembelajaran. Dalam 1 kegiatan pembelajaran siswa belajar berbagai mata pelajaran misal
matematika, Bahasa, IPA, dan IPS. Cara ini biasanya dilakukan dengan memadukan topik-topik
(tema-tema) menjadi satu kesatuan tema yang disebut tematik unit. Tematik unit merupakan
rangkaian tema yang dikembangkan dari suatu tema dasar. Sedangkan tema dasar merupakan
pilihan atau kesepakatan antara guru dengan siswa berdasarkan kajian keseharian yang dialami
siswa dengan penyesuaian dari materi-materi yang ada pada kurikulum. Selanjutnya tema dasar
tersebut dikembangkan menjadi banyak tema yang disebut unit tema (subtema).

H. Prosedur Pelaksanaan Pembelajaran Terpadu


Pada dasarnya ada 2 tahap yang harus dilalui dalam prosedur pembelajaran terpadu yaitu tahap
perencanaan, tahap pelaksanaan dan tahap evaluasi.
1. Tahap Perencanaan Pembelajaran Terpadu
Perencanaan pembelajaran pada dasarnya adalah rangkaian yang memuat isi dan kegiatan
pembelajaran yang bersifat menyeluruh dan sistematis, yang akan digunakan sebagai pedoman oleh
guru dalam mengelola kegiatan belajar mengajar. Dalam pembalajaran terpadu perencanaan yang
harus dilakukan seorang guru adalah sebagai berikut :
a. Pemilihan tema dan unit-unit tema
Pemilihan tema ini dapat dating dari staf pengajar yaitu guru kelas atau guru bidang studi dan siswa.
Biasanya guru yang memilih tema dasarnya dan dengan musyawarah siswa memilih unit tema.
Pemilihan tema dasar yang dilakukan oleh guru dengan mengaju pada tema dan materi-materi pada
pokok bahasan pada setiap mata pelajaran yang terdapat pada kurikulum. Tema dapat juga dipilih
berdasarkan pertimbangan lain, yaitu tema yang dipilih merupakan consensus antar siswa, misal
dari buku-buku bacaan, pengalaman, minat, isu-isu, yang sedang beredar di masyarakat dengan
mengingat ketersediaan sarana dan sumber belajar yang sesuai dengan tingkat perkembanagn siswa.
1) Tema dasar-Unit tema
Tema dapat muncul dari siswa, kemudian guru yang mengorganisir atau guru melontarkan tema
dasar, kemudian siswa mengembangkan unit temanya.
2) Curah pendapat
Curah pendapat ini bermanfaat untuk memunculkan tema dasar kemudian dikembangkan menjadi
unit tema. Setelah tema dasar dan unit tema dipilih maka akan terbentuk jaring-jaring.

Metode Pembelajaran SMPIT DAARUL HIKMAH Page 160


Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi dalam penentuan tema, yaitu :
• Penentuan tema merupakan hasil ramuan dari berbagai materi di dalam satu atau beberapa mata
pelajaran.
• Tema diangkat sebagai sarana untuk mencapai tujuan pembelajaran yang terpadu dalam materi
pelajaran, prosedur penyampaian, serta pemaknaan pengalaman belajar oleh para siswa.
• Tema disesuaikan dengan karakteristik belajar siswa sehingga asas perkembangan berpikir anak
dapat dimanfaatkan secara maksimal.
• Tema harus bersifat cukup problematik atau popular sehingga membuka kemungkinan luas untuk
melaksanakan pembelajaran yang beragam yang mengandung substansif yang lebih luas yang
apabila dibandingkan dengan pembelajaran yang biasa.
Beberapa prosedur pemilihan tema adalah sebagai berikut :
Model ke-1
Pada model ini tema sudah ditentukan atau dipilih oleh guru berdasar pada beberapa kurikulum
beberapa mata pelajaran yang kemudian dapat dikembangkan menjadi sub-sub tema atau unit tema.
Model ke-2
Pada model ini tema ditentukan bersama antara guru dengan siswa. Meskipun demikian tema tidak
boleh lepas dari materi yang akan dipelajari.
Model ke-3
Pada model ini tema ditentukan oleh siswa dengan bimbingan guru.
b. Langkah perencanaan aktivitas
Langkah perencanaan aktivitas di sini meliputi : pemilihan sumber, pemilihan aktivitas, dan
perencanaan evaluasi. Evaluasi dalam pembalajaran terpadu meliputi berikut ini :
1. Janis evaluasi yaitu evaluasi otentik.
2. Sasaran evaluasi berupa proses dan dan hasil belajar siswa.
3. Aspek yang dievaluasi. Keseluruhan aspek kepribadian siswa dievaluasi yaitu
meliputi kognitif, afektif, dan psikomotorik.
4. Teknik-teknik evaluasi yang digunakan meliputi :
a. Observasi (mengamati prilaku hasil belajar siswa) dengan menggunakan daftar cek atau skala
penilaian.
b. Wawancara guru dan siswa dengan menggunakan pedoman wawancara.
c. Evaluasi siswa
d. Jurnal siswa
e. Portofolio

Metode Pembelajaran SMPIT DAARUL HIKMAH Page 161


f. Tes prestasi belajar (baku atau buatan guru)
c. Kontrak belajar
Kontrak belajar ini akan memeberikan arah dan isi aktivitas siswa dan merupakan suatu
kesepakatan antara guru dan siswa.
2. Tahap Pelaksanaan Pembelajaran Terpadu dan Evaluasi
Pada tahap pelaksanan ini langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
a. Aktivitas siswa
Aktivitas dapat berupa : pengumpulan informasi baik kelompok maupun individual, membaca
sumber, wawancara dengan narasumber, pengamatan lapangan, eksperimen, pengolahan informasi,
dan penyusunan laporan.
b.Kulminasi (Sharing)
Kulminasi (Sharing) dalam bentuk penilaian proses (merupakan dampak dari proses pembelajaran,
dampak pengiring, prosedur formal dan informal terutama untuk memperoleh balikan) yaitu
penyajian laporan, diskusi dan balikan, unjuk kerja dan pameran, serta evaluasi.

I. Kesimpulan
Jadi yang dimaksud dengan pembelajaran terpadu adalah suatu pendekatan dalam pembelajaran
yang secara sengaja mengaitkan beberapa aspek baik dalam intramata pelajaran maupun antarmata
pelajaran. Disini dituntut keprofesionalan seorang guru dalam mengkaitkan beberapa materi dalam
satu mata pelajaran atau bahkan dari berbagai macam mata pelajaran. Guru sangat dituntut untuk
berwawasan yang luas, sehingga dalam mengkaitkan antar beberapa mata pelajaran tidak terpisah-
pisah, melainkan menjadi suatu kesatuan yang utuh.

Metode Pembelajaran SMPIT DAARUL HIKMAH Page 162


Model Pembelajaran Berbasis Proyek atau Tugas
MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK ATAU TUGAS
Pengertian
Pembelajaran berbasis proyek atau tugas adalah metode belajar yang menggunakan masalah sebagai
langkah awal dalam pengumpulan dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan
pengalamannya dalam beraktivitas secara nyata.

Pembelajaran berbasis proyek/tugas (project-based/task learning) membutuhkan suatu pendekatan


pengajaran komprehensif di mana lingkungan belajar siswa didesain agar siswa dapat melakukan
penyelidikan terhadap masalah-masalah autentik termasuk pendalaman materi dari suatu topik mata
pelajaran, dan melaksanakan tugas bermakna lainnya. Pendekatan ini memperkenankan siswa untuk
bekerja secara mandiri dalam mengkostruksikannya dalam produk nyata (Buck Institue for
Eduction, 2001).

Dalam pem bel ajaran berbasis proyek, siswa diberikan tu-gas atau pro yek yang kompleks, cukup
sulit, lengkap, tetapi realistik dan kemudian di be rikan bantuan secukupnya agar mereka dapat
menyelesaikan tugas. Di sam ping itu, penerapan strategi pembel ajaran berbasis proyek/ tugas ini
mendo rong tumbuhnya kompetensi nurturant seperti kreativitas, ke mandirian, tanggung jawab,
keper cayaan diri, dan berpikir kritis dan analitis.

Dari berbagai karakteristiknya, Pembelajaran Berbasis Proyek didukung teori-teori belajar


konstruktivistik.Konstruktivisme adalah teori belajar yang mendapat dukungan luas yang bersandar
pada ide bahwa peserta didik membangun pengetahuannya sendiri di dalam konteks pengalamannya
sendiri.

Dalam konteks pembaruan di bidang teknologi pembelajaran, Pembelajaran Berbasis Proyek dapat
dipandang sebagai pendekatan penciptaan lingkungan belajar yang dapat mendorong pebelajar
mengkonstruk pengetahuan dan keterampilan melalui pengalaman langsung. Proyek dalam
Pembelajaran Berbasis Proyek dibangun berdasarkan ide-ide pebelajar sebagai bentuk alternatif
pemecahan masalah riil tertentu, dan pebelajar mengalami proses belajar pemecahan masalah itu
secara langsung.

Menurut banyak literatur, konstruktivisme adalah teori belajar yang bersandar pada ide bahwa
pebelajar mengkonstruk pengetahuan mereka sendiri di dalam konteks pengalaman mereka sendiri

Metode Pembelajaran SMPIT DAARUL HIKMAH Page 163


(Murphy, 1997; Brook & Brook, 1993, 1999; Driver & Leach, 1993; Fraser, 1995). Pembelajaran
konstruktivistik berfokus pada kegiatan aktif pebelajar dalam memperoleh pengalaman langsung
(“doing”), ketimbang pasif “menerima” pengetahuan. Dari perspektif konstruktivis, belajar
bukanlah murni fenomena stimulus-respon sebagaimana dikonsepsikan para behavioris, akan tetapi
belajar adalah proses yang memerlukan pengaturan diri sendiri (self-regulation) dan pembangunan
struktur konseptual melalui refleksi dan abstraksi (von Glaserfeld, dalam Murphy, 1997). Kegiatan
nyata yang dilakukan dalam proyek memberikan pengalaman belajar yang dapat membantu refleksi
dan mendekatkan hubungan aktivitas dunia nyata dengan pengetahuan konseptual yang melatarinya
yang diharapkan akan dapat berkembang lebih luas dan lebih mendalam (Barron, Schwartz, Vye,
Moore, Petrosino, Zech, Bransford, & The Cognition and Technology Group at Vanderbilt, 1998).

Hal ini menunjukkan bahwa Pembelajaran Berbasis Proyek, yang mendasarkan pada aktivitas dunia
nyata, berpotensi memperluas dan memperdalam pengetahuan konseptual dan prosedural (Gagne,
1985), yang pada khasanah lain disebut juga knowing that dan knowing how (Wilson, 1995).
Knowing ‘that’ and ‘how’ is not sufficient without the disposition to ‘do’ (Kerka, 1997). Perluasan
dan pendalaman pemahaman pengetahuan tersebut dapat diamati dengan mengukur peningkatan
kecakapan akademiknya.

Peranan guru yang utama adalah mengendalikan ide-ide dan interpretasi siswa dalam belajar, dan
memberikan alternatif-alternatif melalui aplikasi, bukti-bukti, dan argumen-argumen.

Katakteristik pembelajaran berbasis proyek / tugas


Pembelajaran berbasis proyek memiliki potensi yang besar untuk memberikan pengalaman belajar
yang lebih menarik dan bermakna bagi siswa ( Gear, 1998). Sedangkan menurut Buck Institute For
Education (1999)dalam Made (2000, 145) belajar berbasis proyek memiliki karakteristik yaitu :

Siswa membuat keputusan dan membuat kerangka kerja


Terdapat masalah yang pemecahannya tidak ditentukan sebelumnya
Siswa merancang proses untuk mencapai hasil
Siswa bertanggunga jawab untuk mendapatkan dan mengelola informasi yang dikumpulkan
Siswa melakukan evaluasi secara kontinu
Siswa secara teratur melihat kembali apa yang meraka kerjakan
Hasil akhir berupa produk dan di evaluasi kualitasnya
Kelas memiliki atmosfir yang memberikan toleransi kesalahan dan perubahan.

Metode Pembelajaran SMPIT DAARUL HIKMAH Page 164


Ciri – ciri dan Prinsip Pembelajaran Berbasis Proyek atau Tugas
Ada lima criteria apakah suatu pembelajaran berproyek termasuk pembelajaran berbasis proyek ,
lima criteria itu yaitu :

Keterpusatan ( centrality)
Proyek dalam pembelajaran berbasis proyek adalah pusat atau inti kurikulum, bukan pelengkap
kurikulum ,didalam pembelajaran proyek adalah strategi pembelajaran, pelajaran mengalami dan
belajar konsep – konsep inti suatu disiplin ilmu melalui proyek. Model ini merupakan pusat strategi
pembelajaran, dimana siswa belajar konsep utama dari suatu pengetahuan melalui kerja proyek.
Oleh karna itu, kerja proyek bukan merupakan praktik tambahan dan aplikasi praktis dari konsep
yang sedang dipelajari , melainkan menjadi sentral kegiatan pembelajaran dikelas.

Berfokus pada pertanyaan atau masalah


Proyek dalam PBL adalah berfokus pada pertanyaan atau masalah , yang mendorong pelajar
menjalani (dalam kerja keras ) konsep-konsep dan prinsip-prinsip inti atau pokok dari disiplin.

Investigasi konstruktif atau desain


Proyek melibatkan pelajaran dalam investigasi konstruktif dapat berupadesain, pengambilan
keputusan, penemuan masalah, pemecahan masalah, deskoveri akan tetapi aktifitas inti dari proyek
ini harus meliputi transformasi dan kontruksi pengetahuan

Bersifat otonomi pembelajaran


Lebih mengutamakan otonomi, pilihan waktu kerja dan tanggung jawab pelajaran terhadap proyek

Bersifat realisme
Pembelajaran berebasis proyek melibatkan tantangan kehidupan nyata , berfokus pada
pertanyaanatau masalah autentik bukan simulative dan pemecahannya berpotensi untuk diterapkan
dilapangan yang sesungguhnya.

Pelaksanaan pembelajaran berbasis proyek atau tugas


Berdasarkan kegiatan pengajar dan pelajar dalam pendekatan PBL, maka PBL yang akan dibuat di
dalam lingkungan web terbagi dalam tiga tahapan yakni persiapan, pembelajaran dan evaluasi,
tetapi dari tiga tahapan tersebut dapat dideskripsikan menjadi enam tahapan sebagai berikut

Metode Pembelajaran SMPIT DAARUL HIKMAH Page 165


Persiapan
Pengajar merancang desain atau membuat kerangka proyek yang bermanfaat dalam menyediakan
informasi yang dibutuhkan oleh pelajar dalam mengembangkan pemikiran terhadap proyek tersebut
sesuai dengan kerangka yang ada, dan menyediakan sumber yang dapat membantu pengerjaannya.
Hal ini akan mendukung keberhasilan pelajar dalam menyelesaikan suatu proyek dan cukup
membantu dalam menjawab pertanyaan, beraktifitas dan berkarya. Kerangka menjadi sesuatu yang
penting untuk dibaca dan digunakan oleh pelajar. Oleh karenanya, pengajar harus melakukan
perannya dengan baik dalam menganalisa dan mengintegrasikan kurikulum, mengumpulkan
pertanyaan, mencari web site atau sumber yang dapat membantu pelajar dalam menyelesaikan
proyek, dan menyimpannya di dalam web.

Penugasan/menentukan topik.
Sesuai dengan tugas proyek yang diberikan oleh pengajar maupun pilihan sendiri, pelajar akan
memperoleh dan membaca kerangka proyek, lalu berupaya mencari sumber yang dapat membantu.
Dengan berdasar pada referensi alamat web yang berisi materi relevan, pelajar dengan cepat dan
langsung mendapatkan materi yang berkualitas yang sesuai dengan kebutuhan proyek. Lalu pelajar
berupaya berpikir dengan kemampuannya berdasar pada pengalaman yang dimiliki, membuat
pemetaan topik, dan mengembangkan gagasannya dalam menentukan sub topik suatu proyek.

Merencanakan kegiatan.
Pelajar bekerja dalam proyek individual, kelompok dalam satu kelas atau antar kelas. Pelajar
menentukan kegiatan dan langkah yang akan diambil sesuai dengan sub topiknya, merencanakan
waktu pengerjaan dari semua sub topik dan menyimpannya di dalam web. Jika bekerja dalam
kelompok, tiap anggota harus mengikuti aturan dan memiliki rasa tanggungjawab. Sedangkan
pengajar berkewajiban menyampaikan isi dari rencana proyeknya kepada orang tua, sehingga orang
tua dapat ikut serta membantu dan mendukung anaknya dalam menyelesaikan proyek.

Investigasi dan penyajian.


Investigasi disini termasuk kegiatan : menanyakan pada ahlinya melalui e-mail, memeriksa web
site, dan saling tukar pengalaman dan pengetahuan serta melakukan survei melalui web. Dalam
perkembangannya, terkadang berisi observasi, eksperimen, dan field trips. Diskusi dapat dilakukan
secara sinkron dan asinkron melalui chating. Lalu penyajian hasil dapat berupa gambar, tulisan,
diagram matematika, pemetaan dan lain-lain. Secara rutin, orang tua dan pengajar berkomunikasi
untuk memantau kegiatan dan prestasi yang dicapai oleh pelajar.

Metode Pembelajaran SMPIT DAARUL HIKMAH Page 166


Finishing.
Pelajar membuat laporan, presentasi, halaman web, gambar, dan lain-lain. Sebagai hasil dari
kegiatannya. Lalu pengajar dan pelajar membuat catatan terhadap proyek untuk pengembangan
selanjutnya. Peserta menerima feedback atas apa yang dibuatnya dari kelompok, teman, dan
pengajar. Fasilitas feedback online disajikan untuk memungkinkan setiap individu secara langsung
berkomentar dan memberikan kontribusi, dan agar dilihat dan bermanfaat bagi orang lain.

Monitoring/Evaluasi.
Pengajar menilai semua proses pengerjaan proyek yang dilakukan oleh tiap pelajar berdasar pada
partisipasi dan produktifitasnya dalam pengerjaan proyek.
Kesimpulan
Pembelajaran berbasis proyek / tugas adalah sebuah metode penyajian bahan pembelajaran yang
diberikan oleh guru kepada peserta didik berupa seperangkat tugas yang harus dikerjakan peserta
didik, baik secara individual maupun secara kelompok.

Penggunaan metode yang tepat akan turut menentukan efektivitas dan efisiensi pembelajaran dan
memberikan kesempatan peserta didik melakukan sendiri kegiatan belajar yang ditugaskan. empat
prinsip berikut ini akan membantu siswa dalam perjalana mereka menjadi pembelajar mandiri yang
efektif.

Membuat tugas bermakna, jelas, dan menantang


Salah satu tantangan paling sukar yang dihadapi guru pada saat mereka menggunakan pekerjaan
kelas atau pekerjaan rumah adalah menjaga siswa tetap terlibat. Pada saat bekerja sendiri, sangat
mudah bagi sisa untuk kehilangan minat dan melalukan tindakan yang tidak relevan, khususnya
apabila tugas-tugas itu rutin.

Kebanyakan guru setuju bahwa tugas pekerjaan kelas dan pekerjaan rumah mandiri yang dapat
mempertahankan keterlibatan siswa memiliki tujuan yang jelas. Siswa perlu mengetahui dengan
tepat apa yang mereka harus kerjakan, mengapa mereka mengerjakan pekerjaan itu, dan apa yang
dibutuhkanuntuk menyelsaikan pekerjaan itu. Siswa-siswa itu tetap berada dalam tugas selama
pekerjaan kelas dan menyelesaikan pekerjaan rumah apabila mereka menyikapi tugas-tugas tersebut
secar bermakna.

Metode Pembelajaran SMPIT DAARUL HIKMAH Page 167


Linda Anderson (1985) menunjukan bahwa guru jarang menaruh perhatian pada tujuan pekerjaan
kelas atau strategi-strategi belajar yang telibat. Sebaliknya, guru menekankan pada arahan-arahan
procedural. Sebagai contoh guru dpat menghabiskan waktu banyak menjelaskan kepad siswa di
mana menulis nama di kertas atau bagaimana menyusun jawaban-jawabannya. Sementar petunjuk-
petunjuk tentang “apa yang dilakukan” adalah penting guru tidak menyertakan penjelasan tentang
“mengapa” sesuatu harus dikerjakan dan proses-proses pembelajaran yang terlibat. Sebelum
memberikan suatu tugas, guru hendaknya mempertimbangkan cirri penting itu secara seksama dan
kemudian menyediakan waktu cukupuntuk menjelaskan cirri penting itu kepada siswa.

Menganekaragamkan Tugas-tugas
Sama dengan kehidupan pada umumnya, keanekaragaman menambah daya tarik tugas pekerjaan
kelas dan pekerjaan rumah.siswa kemungkinan besar ttap terlibata dan mengerjakan pekerjaan
mereka jika tugas-tugas lebih bervariasi dan menarik daripada rutindan monoton. Guru yang efektif
mengubah panjang dan cara tugas yang diberikan di samping hakikat tugas beljar dan strategi-
strategi kognitif yang telibat. Membaca di dalam hati, laporan proyek-proyek khusus, dan bahan-
bahan multimedia menawarkn berbagai macam cara untuk menyelesaikan pekerjaan mandiri.
Pilihan kemungkinan tidak terbatas dan tidak aka alasan bagi guru untuk membuat jenis tugas yang
sama dari hari ke hari.

Menaruh Perhatian pada Tingkat Kesulitan


Menetapkan tingkat kesulitan yang cocok atas tugas-tugas yang diberikan kepada siswa merupakan
suatu bahan baku penting untuk keterlibatan berkelanjutan yang dibutuhkan untuk penyelesaian
tugas-tugas tersebut. Apabila siswa diharapkan untuk bekerja secara mandiri, tugas tesebut
sehrusnya memiliki tingkat kesulitan yang menjamin kemungkinan berhasil tinggi. Siswa tidak
akan tertantang ketika tugas-tugas yang diberikan guru terlalu mudah. Mereka menyikapi tugas-
tugas seperti sebagai pekerjaan yang tidak menantang. Pada umumnya tugas yang baik perlu
memiliki tingkat kesulitan cukup sehingga kebanyakan siswa memandangnya sebagai sesuatu yang
menantang, namun cukup mudah sehingga kebanyakan siswa akan menemukan pemecahannya dan
mengerjakan tugas tersebut atas jerih payah sendiri.

Memonitor Kemajuan Siswa


Akhirnya, merupakan hal penting bagi guru untuk memonitor tugas-tugas pekerjaan kelas dan
pekerjaan rumah. Monitoring hendaknya meliputi pengecekan untuk mengetahui apakah siswa
memahami tugas mereka dan proses-proses kognitif yang telibat. Monitoring ini juga termasuk

Metode Pembelajaran SMPIT DAARUL HIKMAH Page 168


pengecekan pekerjaan siswa dan mengembalikan tugas dengan umpan balik. Pad saat beberfapa
siswa diberikan pekerjaan kelas, maka guru dapat bekerja dengan siswa lain.a dianjurkan agar guru
menyediakan waktu 5 atau 10 menit untuk berkeliling di antara siswa yang bekerja untuk
memastikan apakah mereka memahami tugas tersebut sebelum menangani siswa-siswa lain.
Apabila siswa bekerja dalam kelompok-kelompok, maka guru hendaknya berada dalam kelompok-
kelompok tersebut secara bergantian dan berkeliling di antara siswa yang bekerja secara mandiri.
Meskipun mengoreksi tugas menghabiskan waktu, hendaknya guru mengoreksi pekerjaan yang
dibuat siswa dan mengembalikan kepda mereka dengan umpan balik.

Kompetensi yang dikembangkan selain kompetensi disiplin ilmu (discipline-based competencies)


dan kompetensi interpersonal (interpersonal competencies ) dan kompetensi intrapersonal (
intrapersonal competencies) dalam diri siswa. Kompetensi disiplin ilmu berkaitan dengan
pemahaman konsep, prinsip dan teori dari disiplin ilmu. Kompetensi interpersonal mencakup
kemampuan berkomunikasi, berkolaborasi, berperilaku sopan dan baik, menangani konflik,
bekerjasama, membantu orang lain, dan menjalin hubungan dengan orang lain dan masyarakat.
Kompetensi intrapersonal mencakup apresiasi terhadap keragaman, melakukan refleksi diri,
disiplin, beretos kerja tinggi, membiasakan diri hidup sehat, mengendalikan emosi, tekun, mandiri,
dan mempunyai motivasi.

Kompetensi yang telah diidentifikasi dari pebelajar ini merupakan kompetensi yang amat penting
untuk keberhasilan hidupnya, dan sebagai tenaga kerja merupakan kompetensi yang amat penting di
tempat kerja. Karena hakikat kerja proyek adalah kolaboratif, maka pengembangan kompetensi
tersebut berlangsung di antara pebelajar. Di dalam kerja kelompok suatu proyek, kekuatan individu
dan cara belajar yang diacu memperkuat kerja tim sebagai suatu keseluruhan.

Keuntungan dan kelemahan dari pembelajaran berbasis proyek atau tugas


è Keuntungan dari Belajar Berbasis Proyek adalah sebagai berikut:

Meningkatkan motivasi.
Laporan-laporan tertulis tentang proyek itu banyak yang mengatakan bahwa siswa suka tekun
sampai kelewat batas waktu, berusaha keras dalam mencapai proyek. Guru juga melaporkan
pengembangan dalam kehadiran dan berkurangnya keterlambatan. Siswa melaporkan bahwa belajar
dalam proyek lebih fun daripada komponen kurikulum yang lain.

Metode Pembelajaran SMPIT DAARUL HIKMAH Page 169


Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah.
Penelitian pada pengembangan keterampilan kognitif tingkat tinggi siswa menekankan perlunya
bagi siswa untuk terlibat di dalam tugas-tugas pemecahan masalah dan perlunya untuk
pembelajaran khusus pada bagaimana menemukan dan memecahkan masalah. Banyak sumber yang
mendiskripsikan lingkungan belajar berbasis proyek membuat siswa menjadi lebih aktif dan
berhasil memecahkan problem-problem yang kompleks.

Meningkatkan kolaborasi.
Pentingnya kerja kelompok dalam proyek memerlukan siswa mengembangkan dan mempraktikkan
keterampilan komunikasi ( Johnson & Johnson, 1989). Kelompok kerja kooperatif, evaluasi siswa,
pertukaran informasi online adalah aspek-aspek kolaboratif dari sebuah proyek. Teori-teori kognitif
yang baru dan konstruktivistik menegaskan bahwa belajar adalah fenomena sosial, dan bahwa siswa
akan belajar lebih di dalam lingkungan kolaboratif (Vygotsky, 1978; Davidov, 1995).

Meningkatkan keterampilan mengelola sumber.


Bagian dari menjadi siswa yang independen adalah bertanggungjawab untuk menyelesaikan tugas
yang kompleks. Pembelajaran Berbais Proyek yang diimplementasikan secara baik memberikan
kepada siswa pembelajaran dan praktik dalam mengorganisasi proyek, dan membuat alokasi waktu
dan sumber-sumber lain seperti perlengkapan untuk menyelesaikan tugas.

Increased resource – management skills


Pembelajaran berbasis proyek yang diimplementasikan secara baik menberikan kepada siswa
pembelajaran dan praktik dalam pengorganisasian proyek dan membuat alokasi waktu dan sumber-
sumber lain seperi perlengkapan untuk menyelesaikan tugas.

è Kelemahan dari pembelajaran ini yaitu :

Kebanyakan permasalahan “dunia nyata” yang tidak terpisahkan dengan masalah kedisiplinan ,
untuk itu disarankan mengajarkan dengan cara melatih dan menfasilitasi peserta didik dalam
menghadapi masalah .
Memerlukan banyak waktu yang harus diselesaikan untuk menyelesaikan masalah.
Memerlukan biaya yang cukup banyak
Banyak peralatan yang harus disediakan

Metode Pembelajaran SMPIT DAARUL HIKMAH Page 170


Untuk mengatasi kelemahan dari pembelajaran berbasis proyek seorang peserta didik dapat
mengatasi dengan cara memfasilitasi peserta didik dalam menghadapi masalah , membatasi waktu
peserta didik dalam menyelesaikan proyek, meminimaliskan dan menyediakan peralatan yang
sederhana yang terdapat dilingkungan sekitar , memilih lokasi penelitian yang terjangkau yang tidak
membutuhkan banyak biaya dan waktu.

Metode Pembelajaran SMPIT DAARUL HIKMAH Page 171


PEMBELAJARAN BERBASIS JASA-LAYANAN (SERVICE LEARNING)

A. Pengertian

Pembelajaran berbasis jasa layanan merupakan salah satu bagian dari strategi pembelajaran
kontekstual. Pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning/ CTL) merupakan suatu
proses pendidikan yang holistik dan bertujuan memotivasi siswa untuk memahami makna materi
pelajaran yang dipelajarinya dengan mengaitkan materi tersebut dengan konteks kehidupan mereka
sehari-hari (konteks pribadi, sosial, dan kultural) sehingga siswa memiliki
pengetahuan/keterampilan yang secara fleksibel, sehingga dapat diterapkan dari satu permasalahan
atau konteks, ke permasalahan atau konteks lainnya.

Jadi dalam pembelajaran kontekstual, siswa diharapkan mampu memahami makna materi pelajaran
yang diajarkan oleh guru, sehingga siswa memiliki ketrampilan yang dapat diterapkan dalam
kehidupan nyata berkaitan dengan materi yang diajarkan tersebut. Kehidupan nyata siswa tersebut
berkaitan dengan kehidupan sosialnya, kehidupan pribadinya maupun kehidupan budaya dari
lingkungan siswa tersebut.
Pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning) adalah konsep belajar yang
membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa dan
mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya
dalam kehidupan mereka sehari-hari, dengan melibatkan tujuh komponen utama pembelaaran
efektif, yakni: konstruktivisme (constructivism), bertanya (questioning), menemukan (inquiri),
masyarakat belajar (learning community), pemodelan (modeling), dan penilaian sebenarnya
(authentic assessment).
Jadi pembelajaran kontekstual menitikberatkan pada suatu konsep belajar dimana guru
menghadirkan situasi dunia nyata ke dalam kelas dan mendorong siswa membuat hubungan antara
pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota
keluarga dan masyarakat. Dengan konsep ini, hasil pembelajaran diharapkan lebih bermakna bagi
siswa. Proses pembelajaran berlangsung lebih alamiah dalam bentuk kegiatan siswa bekerja dan
mengalami, bukan transfer pengetahuan dari guru ke siswa.
Salah satu bentuk nyata dari pembelajaran kontekstual ini dapat kita temui dalam pembelajaran
berbasis jasa layanan, yakni menempatkan siswa di dalam konteks bermakna yang menghubungkan
pengetahuan awal siswa dengan materi yang sedang dipelajari.

Metode Pembelajaran SMPIT DAARUL HIKMAH Page 172


Pembelajaran berbasis jasa layanan merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang
mengkombinasikan jasa layanan masyarakat dengan suatu struktur berbasis sekolah, guna
merefleksikan jasa-layanan tersebut. Jadi menekankan hubungan antara pengalaman jasa-layanan
dan pembelajaran akademis. Dengan kata lain, pendekatan ini menyajikan suatu penerapan praktis
dari pengetahuan baru yang diperlukan dan berbagi keterampilan untuk memenuhi kebutuhan dalam
masyarkat melalui proyek/tugas terstruktur dan kegiatan lainnya.

B. Ciri-ciri
Seperti yang telah kita ketahui di atas, bahwa pembelajaran berbasis jasa layanan merupakan salah
satu bentuk nyata dari pembelajaran kontekstual. Oleh karena itu, ciri-ciri pembelajaran berbasis
jasa layanan harus sesuai dengan cirri-ciri pembelajaran kontekstual. Cirri-ciri tersebut antara lain:

1. Melakukan hubungan yang bermakna (making meaningful connections)


Keterkaitan yang mengarah pada makna adalah jantung dari pembelajaran dan pengajaran
kontekstual. Ketika siswa dapat mengkaitkan isi dari mata pelajaran akademik, ilmu pengetahuan
alam atau sejarah dengan pengalamannya mereka sendiri, berarti mereka menemukan makna, dan
makna memberi mereka alasan untuk belajar. Mengkaitkan pembelajaran dengan kehidupan
seseorang membuat proses belajar menjadi hidup dan keterkaitan inilah inti dari CTL

2. Melakukan kegiatan-kegiatan yang berarti (doing significant works)


Pembelajaran ini menekankan bahwa semua proses pembelajaran yang dilakukan di dalam kelas
harus punya arti bagi siswa sehingga mereka dapat mengkaitkan materi pelajaran dengan kehidupan
siswa.

3. Belajar yang diatur sendiri (self-regulated Learning)


Pembelajaran yang diatur sendiri, merupakan pembelajaran yang aktif, mandiri, melibatkan
kegiatan menghubungkan masalah ilmu dengan kehidupan sehari-hari dengan cara-cara yang berarti
bagi siswa. Pembelajaran yang diatur siswa sendiri, memberi kebebasan kepada siswa
menggunakan gaya belajarnya sendiri.

4. Bekerjasama (collaborating)
Siswa dapat bekerja sama. Guru membantu siswa bekerja secara efektif dalam kelompok,
membantu siswa bekerja secara efektif dalam kelompok, membantu mereka memahami bagaimana
mereka saling mempengaruhi dan saling berkomunikasi.

Metode Pembelajaran SMPIT DAARUL HIKMAH Page 173


5. Berpikir kritis dan kreatif (critical dan creative thinking)
Pembelajaran kontekstual membantu siswa mengembangkan kemampuan berpikir tahap tinggi,
berpikir kritis dan berpikir kreatif. Berpikir kritis adalah suatu kecakapan nalar secara teratur,
kecakapan sistematis dalam menilai, memecahkan masalah, menarik keputusan, memberi
keyakinan, menganalisis asumsi dan pencarian ilmiah. Berpikir kreatif adalah suatu kegiatan mental
untuk meningkatkan kemurnian serta ketajaman pemahaman dalam mengembangkan sesuatu

6. Mengasuh atau memelihara pribadi siswa (nuturing the individual)


Dalam pembelajaran kontekstual siswa bukan hanya mengembangkan kemampuan-kemampuan
intelektual dan keterampilan, tetapi juga aspek-aspek kepribadian: integritas pribadi, sikap, minat,
tanggung jawab, disiplin, motif berprestasi, dan sebagainya. Guru dalam pembelajaran kontekstual
juga berperan sebagai konselor dan mentor. Tugas dan kegiatan yang akan dilakukan siswa harus
sesuai dengan minat, kebutuhan dan kemampuannya.

7. Mencapai standar yang tinggi (reaching high standards)


Pembelajaran kontekstual diarahkan agar siswa berkembang secara optimal, mencapai keunggulan
(excellent). Tiap siswa bisa mencapai keunggulan, asalkan dia dibantu oleh gurunya dalam
menemukan potensi dan kekuatannya.

8. Menggunakan penilaian yang autentik (using authentic assessment)


Penilaian autentik menantang para siswa untuk menerapkan informasi dan keterampilan akademik
baru dalam situasi nayata untuk tujuan tertentu. Penilaian autentik merupakan antitesis dari ujian
standar, penilaian autentik memberi kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan kemampuan
terbaik mereka sambil mempertunjukkan apa yang sudah mereka pelajari.

Penjelasan-penjelasan di atas merupakan ciri-ciri pembelajaran kontekstual, dari ciri-ciri tersebut


dapat diambil kesimpulan bahwa pembelajaran berbasis jasa layanan mengandung ciri bahwa:

1. Melakukan hubungan yang bermakna, hal ini diwujudkan dengan kerjasama kelompok yang
dilakukan dalam menyelesaikan tugas terstruktur.
2. Bekerja sama guna penerapan praktis dari pengetahuan yang baru diketahui siswa.
3. Melakukan kegiatan-kegiatan yang berarti melalui kegiata yang beranfaat untuk memenuhi
kebutuhan dalam masyarkat( jasa layanan yang berkaitan dengan tugas terstruktur).

Metode Pembelajaran SMPIT DAARUL HIKMAH Page 174


C. Kesimpulan

Pembelajaran berbasis jasa layanan merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang


mengkombinasikan jasa layanan masyarakat dengan suatu struktur berbasis sekolah, guna
merefleksikan jasa-layanan tersebut. Jadi menekankan hubungan antara pengalaman jasa-layanan
dan pembelajaran akademis. Dengan kata lain, pendekatan ini menyajikan suatu penerapan praktis
dari pengetahuan baru yang diperlukan dan berbagi keterampilan untuk memenuhi kebutuhan dalam
masyarkat melalui proyek/tugas terstruktur dan kegiatan lainnya.
Pembelajaran berbasis jasa layanan merupakan salah satu bagian dari strategi pembelajaran
kontekstual. Pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and Learning) adalah konsep belajar
yang membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkannya dengan situasi dunia nyata siswa
dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan
penerapannya dalam kehidupan mereka sehari-hari, dengan melibatkan tujuh komponen utama
pembelaaran efektif, yakni: konstruktivisme (constructivism), bertanya (questioning), menemukan
(inquiri), masyarakat belajar (learning community), pemodelan (modeling), dan penilaian
sebenarnya (authentic assessment). Pembelajaran berbasis jasa layanan mengandung ciri bahwa:

1. Melakukan hubungan yang bermakna, hal ini diwujudkan dengan kerjasama kelompok yang
dilakukan dalam menyelesaikan tugas terstruktur.
2. Bekerja sama guna penerapan praktis dari pengetahuan yang baru diketahui siswa.
3. Melakukan kegiatan-kegiatan yang berarti melalui kegiata yang beranfaat untuk memenuhi
kebutuhan dalam masyarkat( jasa layanan yang berkaitan dengan tugas terstruktur).

Metode Pembelajaran SMPIT DAARUL HIKMAH Page 175

Anda mungkin juga menyukai