Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


PPKD merupakan satuan kerja yang ada di lingkungan Kabupaten. Diasumsikan
bahwa kabupaten hanya memiliki SKPD B, SKPD A dan PPKD. Transaksi SKPD A
dicatat di pembukuan SKPD A tersebut. Transaksi SKPD A yang terkait dengan transaksi
transfer kas masuk dan kas keluar antara SKPD A dan BUD juga dicatat di pembukuan
PPKD. Transaksi SKPD B yang terkait dengan transfer kas masuk dan kas keluar antara
SKPD B dan di PPKD juga dicatat di pembukuan PPKD. Transaksi kas masuk dan kas
keluar SKPD dan PPKD merupakan transaksi yang sesuai dengan konsep HOBO (Head
Office Branch Office). PPKD diasumsikan sebagai kantor pusat dan SKPD diasumsikan
sebagai kantor cabang. Karena itu transfer kas masuk dan kas keluar antara SKPD dan
PPKD dicatat baik dipembukuan SKPD maupun PPKD.

1.2 Tujuan Pembelajaran


a. Mengenal transaksi PPKD
b. Mampu membuat jurnal pada pembukuan PPKD
c. Menyusun neraca saldo PPKD
d. Membuat jurnal penyesuaian PPKD
e. Mampu menyusun neraca lajur PPKD
f. Menyusun laporan realisasi anggaran PPKD
g. Membuat jurnal penutup pelaksanaan anggaran PPKD
h. Mampu menyusun laporan operasional PPKD
i. Membuat jurnal penutup finansial PPKD
j. Mampu menyusun laporan perubahan ekuitas PPKD
k. Mampu menyusun neraca PPKD.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD)

Pejabat Pengelola Keuangan Daerah yang selanjutnya disingkat PPKD adalah


kepala satuan kerja pengelola keuangan daerah yang selanjutnya disebut dengan kepala
SKPKD yang mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan APBD dan bertindak sebagai
bendahara umum daerah.

Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah yang selanjutnya disingkat SKPKD


adalah perangkat daerah pada pemerintah daerah selaku pengguna anggaran/pengguna
barang, yang juga melaksanakan pengelolaan keuangan daerah.

Bendahara Umum Daerah yang selanjutnya disingkat BUD adalah PPKD yang
bertindak dalam kapasitas sebagai bendahara umum daerah. Sesuai dengan Peraturan
Meteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Pasal 7, Pejabat Pengelola Keuangan Daerah
(PPKD) dapat diterangkan sebagai berikut :

Pejabat Pengelola Keuangan Daerah Kepala SKPKD selaku PPKD mempunyai tugas :

 Menyusun dan melaksanakan kebijakan pengelolaan keuangan daerah,

 Menyusun rancangan APBD dan rancangan perubahan APBD,

 Melaksanakan pemungutan pendapatan daerah yang telah ditetapkan dengan


peraturan daerah,

 Melaksanakan fungsi bendahara umum daerah (BUD),

 Menyusun laporan keuangan daerah dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan


APBD,

 Melaksanakan tugas lainnya berdasarkan kuasa yang dilimpahkan oleh kepala daerah.

PPKD dalam melaksanakan fungsinya selaku BUD berwenang :

 Menyusun kebijakan dan pedoman pelaksanaan APBD;

2
 Mengesahkan DPA‐SKPD/DPPA‐SKPD;

 Melakukan pengendalian pelaksanaan APBD;

 Memberikan petunjuk teknis pelaksanaan sistem penerimaan dan pengeluaran kas


daerah;

 Memungut pajak daerah;

 Menetapkan Surat Penyediaan Dana (SPD);

 Menyiapkan pelaksanaan pinjaman dan pemberian pinjaman atas nama pemerintah


daerah;

 Melaksanakan sistem akuntansi dan pelaporan keuangan daerah;

 Menyajikan informasi keuangan daerah;

 Melaksanakan kebijakan dan pedoman pengelolaan serta penghapusan barang milik


daerah.

PPKD selaku BUD menunjuk pejabat di lingkungan satuan kerja pengelola keuangan
daerah selaku kuasa bendahara umum daerah (Kuasa BUD). PPKD
mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada kepala daerah melalui sekretaris
daerah.

Penunjukan kuasa BUD oleh PPKD ditetapkan dengan keputusan kepala daerah.
Kuasa BUD

mempunyai tugas:

 Menyiapkan anggaran kas;

 Menyiapkan SPD;

 Menerbitkan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D);

 Menyimpan seluruh bukti asli kepemilikan kekayaan daerah;

 Memantau pelaksanaan penerimaan dan pengeluaran APBD oleh bank dan/atau


lembaga keuangan lainnya yang ditunjuk;

3
 Mengusahakan dan mengatur dana yang diperlukan dalam pelaksanaan APBD;

 Menyimpan uang daerah;

 Melaksanakan penempatan uang daerah dan mengelola/menatausahakan investasi


daerah;

 Melakukan pembayaran berdasarkan permintaan pejabat pengguna anggaran atas


beban rekening kas umum daerah;

 Melaksanakan pemberian pinjaman atas nama pemerintah daerah;

 Melakukan pengelolaan utang dan piutang daerah;

 Melakukan penagihan piutang daerah.

Kuasa BUD bertanggung jawab atas pelaksanaan tugasnya kepada BUD. PPKD dapat
melimpahkan kepada pejabat lainnya dilingkungan SKPKD untuk melaksanakan tugas-tugas
sebagai berikut:

 Menyusun rancangan APBD dan rancangan perubahan APBD;

 Mengendalikan pelaksanaan APBD;

 Memungut pajak daerah;

 Menyiapkan pelaksanaan pinjaman dan pemberian jaminan atas nama pemerintah


daerah;

 Melaksanakan sistem akuntansi dan pelaporan keuangan daerah;

 Menyajikan informasi keuangan daerah;

 Melaksanakan kebijakan dan pedoman pengelolaan serta penghapusan barang milik


daerah.

2.2 Neraca Awal PPKD

Neraca merupakan gambaran posisi keuangan pada tanggal tertentu. Posisi keuangan
meliputi posisi aset, kewajiban, dan ekuitas.

4
Neraca
PPKD Kabupaten contoh
1 januari 2016
Kas di kas daerah 350.000.000 Utang dalam Rp. 125.000.000
Investasi dalam deposito 25.000.000 negeri Sektor
Bagian lancar tagihan pinjaman perbankan
Jangka panjang kepada entitas lainya 50.000.000
Investasi jangka panjang kepada
entitas lainnya 175.000.000
Dana cadangan 100.000.000
Ekuitas 575.000.000
Jumlah Rp. 700.000.000 Jumlah Rp.700.000.000

2.3 Transaksi Operasi PPKD

Transaksi PPKD meliputi transaksi sendiri sebagai entitas akuntansi serta setoran kas
masuk dan keluar dari SKPD B dan SKPD A. Berikut ini adalah transaksi operasi PPKD
yang terjadi pada tahun 2016 :

No Transaksi operasi PPKD


1 Diterbitkan SP2D UP sebesar Rp 2.000.000 yang diberikan kepada bendahara
pengeluaran SKPD B sebagai uang persediaan untuk mendanai pengeluaran sehari-hari
SKPD B tersebut.
2 Diterbitkan SP2D LS untuk pembayaran belanja pegawai SKPD B berupa gaji pokok
dan tunjangan keluarga sebesar Rp 22.000.000. BUD memotong PPh Pasal 21 atas gaji
tersebut sebesar 5%.
3 Diterima pertanggungjawaban bendahara pengeluaran SKPD B atas penggunaan uang
persediaan sebesar Rp 1.500.000. BUD menerbitkan SP2D GU sejumlah yang sama.
4 Kabupaten contoh memutuskan untuk melakukan penyertaan modal tambahan pada
BUMD bernama PT abadi jaya seebesar Rp 100.000.000 dengan pencairan melalui
SP2D LS. Penyertaan moda ini bersifat parmanen. Kepemilikan kabupaten contoh di PT
abadi jaya adalah 100%.
5 RUPS BUMD PT abadi jaya memutuskan membagi deviden. Surat ketetapan direksi
BUMD PT abadi jaya menunjukan bahwa deviden yang menjadi hak kabupaten contoh
adalah Rp 5.000.000.
6 Diterima setoran dari bendahara penerimaan SKPD B sebesar Rp 1.500.000 atas
perluasan sebagai piutang retribusi pengendalian lalu lintas.
7 Diterma kas sebesar Rp 4.000.000 dari penerimaan retribusi terminal yang disetor oleh
bendahara penerimaan SKPD B ke kas daerah.
8 Diterima kas sebesar Rp. 3.000.000 dari penerimaan SKPD B atas peneriamaan retribusi
pengujian kendaraan bermotor.
9 Diterima kas sebesar Rp. 3.500.000 dari penerimaan SKPD B atas peneriamaan retribusi
izin proyek.
10 Diterbitkan SP2D LS sebesar Rp.25.000.000 untuk pengeluaran pembangunan ruang
kantor baru SKPD B. jumlah tersebut sudah termasuk PPN 10%. BUD memotong PPN
sebesar 10% dan PPh pasal 22 sebesar 0.5%.
11 Diterbitkan SPD2 LS untuk pembelian komputer baru SKPD B sebesar Rp 11.000.000

5
jumlah tersebut sudah termasuk PPN 10%. BUD memotong PPN sebesar 10% dan PPh
pasal 22 sebesar 0,5%.
12 Diterbitkan SP2D LS untuk membeli kendaraan operasional angkutan barang SKPD B
sebesar Rp. 35.000.000. jumlah tersebut sudah termasuk PPN sebesar 10%. BUD
memotongPPN sebesar 10% dan PPh pasal 22 sebesar 0,5%.
13 Diterima kas sebesar Rp. 2.000.000 dari penerimaan retribusi pemakaain kekayaan
daerah yang disetor oleh bendahara penerimaan SKPD B ke kas daerah
14 Diterima kas sebesar Rp. 4.500.000 dari penerimaan retribusi tempat khusus parkir yang
disetor oleh bendahara penerimaan SKPD B ke kas daerah.
15 Dierima kas dari pihak ketiga untuk pembayaran retribusu parkir tepi jalan umum yang
merupakan kewenangan SKPD B sebesar Rp 3.750.000 yang langsung disetor ke kas
daerah.
16 Diterbitkan SP2D LS untuk pembayaran termin terakhir konstruksi dalam pengerjaan
SKPD B sebesar Rp. 20.000.000. jumlah tersebut sudah termasuk PPN 10%. BUD
memotong PPN sebesar 10% dan PPh pasal 22 sebesar 0,5%
17 Diterima kas dari bendahara penerimaan SKPD A sebesar Rp 3.000.000 dari
penerimaan pajak daerah.
18 Diberikan uang persediaan kepada bendahara pengeluaran SKPD A melalui SP2D UP
sebesar Rp 3.000.000 yang akan digunakan untuk pengeluaran sehari-hari SKPD A
tersebut.
19 Diterima pertanggunggjawab bendahara pengeluaran SKPD A atas uang persediaan
yang digunakan sebesar Rp 2.450.000. pada saat yang sama, diberikan kepada
bendahara pengeluaran SKPD A SP2D GU sebagai pengganti uang persediaan yang
telah digunakan sebesar Rp 2.450.000.
20 Dikeluarkan SP2D LS sebesar Rp 2.200.000 untuk pembayaran tagihan perawatan
kendaraan dan pemeliharan gedung SKPD A. Jumlah pembayaran adalah Rp 1.200.000
untuk perawatan kendaraan dan Rp 1.000.000 untuk pemeliharan gedung.
21 Diterima pemberitahuan berupa PMK dari kementerian keuangan bahwa kabupaten
contoh memperoleh hak untuk menerima DBH, DAU, dan DAK masing-masing sebesar
Rp.25.000.000 dan Rp 40.000.000. DBH terdiri atas DBH pajak Rp 5.000.0000 dan
DBH bukan pajak Rp 20.000.0000
22 Surat keputusan gubernutt menunjukan bahwa kabupaten contoh memperoleh hak
sebesar Rp 18.000.000 untuk bagi hasil pajak dari provinsi.
23 Diterima pemberitahuan dari bank bahwa dana bagi hasil, dana alokasi umum, dan dana
alokasi khusus dari kementerian keuangan sudah masuk ke rekening bank sesuai dengan
jumlah yang ditetapkan pada PMK.
24 Diterima pemberitahuan dari bank bahwa dana bagi hasil pajak dari provinsi sudah
masuk ke rekening nak sesuai dengan jumlah yang ditetapkan pada surat ketetapan
gubernur sebesar Rp 18.000.0000
25 Dikerluarakan SP2D LS untuk pembayaran belanja pegawai berupa gaji pokok dab
tunjangan keluaraga SKPD A dengan SP2D LS sebesar Rp 25.000.000. BUD
memotong PPh pasal 21 atas gaji tersebut sebesar 5%.
26 Dikeluarkan SP2D LS untuk pengeluaran dalam rangka pembelian komputer baru pada
SKPD A dengan SP2D LS sebesar Rp 15.000.000. jumlah tersebut sudah termasuk PPN
10%. BUD memotong PPN sebesar 10% dan PPh pasal 22 sebesar 0,5%.
27 Dikeluarakan SP2D LS untuk pembelian kendaraan operasional angkuran barang SKPD
A dengan SP2D Ls sebesar Rp 40.000.000. jumlah tersebut sudah termasuk PPN 10%
dan PPh pasal 22 sebear 0,5%.
28 Diterima kas dari bendahara penerimaan SKPD A sebeasar Rp 16.000.000 yang berasal

6
dari penerimaan pajak daerah.
29 Diterima kas dari bendahara penerimaan SKPD A sebeasar Rp 41.000.000 yang berasal
dari penerimaan pajak daerah.
30 Kabupaten contoh melakukan manajemen kas dengan mengalihkan kas menjadi
deposito berjangka di BPD sebesar Rp 40.000.000. jangka waktu deposito adalah 6
bulan dan bersifat roll over.
31 Kabupaten contoh mencairkan deposito sebesar Rp15.000.000 dari BPD. Pada saat
pencairan deposito ini juga diterima nunga deposito sebesar Rp 1.000.000
32 BUMD PT abadi jaya membayar dividen tunai sesuai dengan yang ditetapkan
sebelumnya sebesar Rp5.000.000
33 Kabupaten contoh menerima kas dari utang bank dalam negeri jangka panjang sebesar
Rp 75.000.0000
34 Kabupaten contoh menerima pembayaran bagian lancar tagihan pinjaman jangka
panjang dari BUMD sebesar Rp 35.000.0000
35 Kabupaten contoh menerima tagihan dari kreditor bahwa bunga utang jangka panjang
dari perbankan dalam negeri adalah sebesar Rp 6.500.0000
36 Kabupaten contoh membayar bunga utang jangka panjang perbankan yang telah
ditetapkan sebelumnya sebesar Rp 5.000.0000
37 Berdasarkan perda tentang dana cadagan, kabupaten contoh membentuk dana cadangan
sebesar Rp 50.000.000 sebagai dana untuk pembagunan stadion olah raga lima tahun ke
depan.
38 Dana cadangan untuk pembangunan irigasi yang selama ini dibentuk dicairkan sebesar
Rp 65.000.000
39 Bendahara umum daerah penyetoran PPh sebesar Rp 2.000.000 dan PPN sebesar Rp
5.500.000
40 Kabupaten contoh menerbitkan SK tentang pemberian subsidi kepada BUMD dan
sejumlah lembaga sebesar Rp 7.000.000. subsidi yang akan diberikan adalah subdisi
tunai.
41 Subsidi tunai yang sudah ditetapkan diberikan kepada lembaga tertentu dicairkan
dengan menerbitkan SP2D LS sebesar Rp4.750.000
42 Kabupaten contoh menerbitkan SK tentang pemberian hibah kepada sekelompok
masyarakat sebesar Rp 4.000.000. hibah yang akan diberikan adalah hibah tunai.
43 Hibah tunai yang sudah ditetapkan sebelumnya dicarikan dengan menerbitkan SP2D LS
sebesar Rp 4.000.000
44 Kabupaten contoh menandatangani perjanjian tentang pemberian bantuan sosial kepada
sekelompok masyarakat sebesar Rp 3.800.000. bantuan sosial yang akan diberikan
adalah berbentuk tunai.
45 Bantuan sosial tunai yang sudak ditetapkan sebelumnya dicairkan dengan menerbitkan
SP2D LS sebesar Rp 3.800.000

Untuk dapat menyusun laporan keuangan PPKD, maka langkah-langkah yang harus
dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Membuat jurnal transaksi operasi


2. Menyusun neraca saldo
3. Membuat jurnal penyesuaian

7
4. Membuat neraca lajur
5. Menyusun laporan realisasi anggaran
6. Membuat jurnal penutup pelaksanaan anggaran
7. Menyusun laoran operasional
8. Membuat jurnal penutup finansial
9. Menyusun laporaan perubahan ekuitas
10. Menyusun neraca.

2.4 Laporan Keuangan PPKD

1. Jurnal transaksi operasi PPKD

Ada sebanyak 45 transaksi operasi PPKD. Sebagian transaksi tersebut adalah


transaksi PPKD itu sendiri dan sebagian lain adalah transaksi transfer kas masuk dan kas
keluar antara PPKD dengan SKPD A dan SKPD B. Jurnal untuk transaksi operasi yang
dilakukan pada pembukuan PPKD meliputi :

a. Jurnal finansial
Jurnal finansial merupakan jurnal untuk pencatatan transaksi yang dilaporkan pada
laporan operasional dan neraca. Karena itu jurnal financial juga disebut jurnal LO/
neraca. Jurnal finansial dibuat berdasarkan basis akrual. Transaksi setoran kas masuk
dan kas keluar antara PPKD dan SKPD juga di catat pada jurnal ini.
b. Jurnal pelaksanaan anggaran
Jurnal pelaksanaan anggaran merupakan jurnal untuk mencatat transaksi yang
dilaporkan pada laporan realisasi anggaran. Karena itu jurnal pelaksanaan anggaran
juga sering disebut sebagai jurnal LRA. Jurnal pelaksanaan anggaran dibuat
berdasarkan basis kas.

Berikut ini jurnal untuk mencatat transaksi-transaksi operasi PPKD, baik jurnal
finansial maupum jurmal pelaksanaan anggaran tersebut :

No Transaksi Debit / Kredit


1 Jurnal finansial :
RK SKPD B 2.000.000
Kas di kas daerah 2.000.000
Jurnal pelaksanaan anggaran :
Tidak ada

8
2 Jurnal finansial :
RK SKPD B 22.000.000
Kas di kas daerah 22.000.000
Kas di kas daerah 11.000.000
Utang PPh pusat 11.000.000
Jurnal pelaksanaan anggaran :
Tidak ada
3 Jurnal finansial :
RK SKPD B 1.500.000
Kas di kas daerah 1.500.000
Jurnal pelaksanaan anggaran :
Tidak ada
4 Jurnal finansial :
Penyertaan modal pemerintah daerah 100.000.000
Kas di kas daerah 100.000.000
Jurnal pelaksanaan anggaran :
Pengeluaran pembiayaan penyertaan modal 100.000.000
pada BUMD
Peruabahan SAL 100.000.000
5 Jurnal finansial :
Penyertaan modal pemerintah daerah 5.000.000
Pendapatan dividen atas penyertaan modal 5.000.000
pada BUMD LO
Jurnal pelaksanaan anggaran :
Tidak ada
6 Jurnal finansial :
Kas di kas daerah 1.500.000
RK SKPD B 1.500.000
Jurnal pelaksanaan anggaran :
Tidak ada
7 Jurnal finansial :
Kas di kas daerah 4.000.000
RK SKPD B 4.000.000
Jurnal pelaksanaan anggaran :
Tidak ada
8 Jurnal finansial :
Kas di kas daerah 3.000.000
RK SKPD B 3.000.000
Jurnal pelaksanaan anggaran :
Tidak ada
9 Jurnal finansial :
Kas di kas daerah 3.500.000
RK SKPD B 3.500.000

9
Jurnal pelaksanaan anggaran :
Tidak ada
10 Jurnal finansial :
RK SKPD B 25.000.000
Kas di kas daerah 25.000.000
Kas di kas daerah 2.386.363
Utang PPh pusat 113.636
Utang PPh pusat 2.272.727
Jurnal pelaksanaan anggaran :
Tidak ada
11 Jurnal finansial :
RK SKPD B 11.000.000
Kas di kas daerah 11.000.000
Kas di kas daerah 1.050.000
Utang PPh pusat 50.000
Utang PPh pusat 1.000.000
Jurnal pelaksanaan anggaran :
Tidak ada
12 Jurnal finansial :
RK SKPD B 35.000.000
Kas di kas daerah 35.000.000
Kas di kas daerah 3.340.909
Utang PPh pusat 159.091
Utang PPh pusat 3.181.818
Jurnal pelaksanaan anggaran :
Tidak ada
13 Jurnal finansial :
Kas di kas daerah 2.000.000
RK SKPD B 2.000.000
Jurnal pelaksanaan anggaran :
Tidak ada
14 Jurnal finansial :
Kas di kas daerah 4.500.000
RK SKPD B 4.500.000
Jurnal pelaksanaan anggaran :
Tidak ada
15 Jurnal finansial :
Kas di kas daerah 3.750.000
RK SKPD B 3.750.000
Jurnal pelaksanaan anggaran :
Tidak ada
16 Jurnal finansial :

10
RK SKPD B 20.000.000
Kas di kas daerah 20.000.000
Kas di kas daerah 1.909.091
Utang PPh pusat 90.909
Utang PPh pusat 1.818.182
Jurnal pelaksanaan anggaran :
Tidak ada
17 Jurnal finansial :
Kas di kas daerah 3.000.000
RK SKPD A 3.000.000
Jurnal pelaksanaan anggaran :
Tidak ada
18 Jurnal finansial :
RK SKPD A 3.000.000
Kas di kas daerah 3.000.000
Jurnal pelaksanaan anggaran :
Tidak ada
19 Jurnal finansial :
RK SKPD A 2.450.000
Kas di kas daerah 2.450.000
Jurnal pelaksanaan anggaran :
Tidak ada
20 Jurnal finansial :
RK SKPD A 2.200.000
Kas di kas daerah 2.200.000
Jurnal pelaksanaan anggaran :
Tidak ada
21 Jurnal finansial :
Piutang transfer pemerintah pusat 265.000.000
Pendapatan bagi hasil pajak LO 5.000.000
Pendapatan bagi hasil bukan pajal LO 20.000.000
Pendapatan dana alokasi umum LO 200.000.000
Pendapatan dana alokasi khusus LO 40.000.000
Jurnal pelaksanaan anggaran :
Tidak ada
22 Jurnal finansial :
Piutang transfer pemerintah daerah lainnya 18.000.000
Pendapatan transfer bagi hasil pajak daerah 18.000.000
LO
Jurnal pelaksanaan anggaran :
Tidak ada
23 Jurnal finansial :

11
Kas di kas daerah 265.000.000
Piutang transfer pemerintah pusat 265.000.000
Jurnal pelaksanaan anggaran :
Perubahan SAL 265.000.000
Pendapatan dana bagi hasil LRA 5.000.000
Pendapatan bagi hasil bukan pajak LRA 20.000.000
Pendapatan dana alokasi umum LRA 200.000.000
Pendapatan dana alokasi khusus LRA 40.000.000
24 Jurnal finansial :
Kas di kas daerah 18.000.000
Piutang transfer pemerintah daerah lainnya 18.000.000
Jurnal pelaksanan anggaran :
Perubahan SAL 18.000.000
Pendapatan transfer bagi hasil pajak daerah 18.000.000
LRA
25 Jurnal finansial :
RK SKPD A 25.000.000
Kas di kas daerah 25.000.000
Kas di kas daerah 1.250.000
Utang PPh pusat 1.250.000
Jurnal pelaksanan anggaran :
Tidak ada
26 Jurnal finansial :
RK SKPD A 15.000.000
Kas di kas daerah 15.000.000
Kas di kas daerah 1.431.818
Utang PPh pusat 68.182
Utang PPh pusat 1.363.636
Jurnal pelaksanan anggaran :
Tidak ada
27 Jurnal finansial :
RK SKPD A 40.000.000
Kas di kas daerah 40.000.000
Kas di kas daerah 3.818.182
Utang PPh pusat 181.818
Utang PPh pusat 3.636.364
Jurnal pelaksanan anggaran :
Tidak ada
28 Jurnal finansial :
Kas di kas daerah 16.000.000
RK SKPD A 16.000.000
Jurnal pelaksanaan anggaran :

12
Tidak ada
29 Jurnal finansial :
Kas di kas daerah 41.000.000
RK SKPD A 41.000.000
Jurnal pelaksanaan anggaran :
Tidak ada
30 Jurnal finansial :
Investasi dalam deposito 40.000.000
Kas di kas daerah 40.000.000
Jurnal pelaksanaan anggaran :
Tidak ada
31 Jurnal finansial :
Kas di kas daerah 16.000.000
Pendapatan bunga LO 1.000.000
Investasi dalam deposito 15.000.000
Jurnal pelaksanaan anggaran :
Peruabahan SAL 1.000.000
Pendapatan bunga LRA 1.000.000
32 Jurnal finansial :
Kas di kas daerah 5.000.000
Penyertaan modal pemerintah daerah 5.000.000
Jurnal pelaksanaan anggaran :
Perubahan SAL 5.000.000
Pendapatan dividen atas penyertaan modal 5.000.000
pada BUMD LRA
33 Jurnal finansial :
Kas di kas daerah 75.000.000
Utang dalam negeri sektor perbankan 75.000.000
Jurnal pelaksanaan anggaran :
Perubahan SAL 75.000.000
Penerimaan pembiayaan pinjaman dalam 75.000.000
negeri dari BANK
34 Jurnal finansial :
Kas di kas daerah 35.000.000
Bagian lancar tagihan pinjaman jangka 35.000.000
panjang kepada entitas lainnya
Jurnal pelaksanaan anggaran :
Perubahan SAL 35.000.000
Penerimaan pembiayaan penerimaan 35.000.000
kembali Piutang kepada perusahaan daerah
35 Jurnal finansial :
Beban bunga utang pinjaman 2.000.000
Utang bunga kepada Bank 2.000.000

13
Jurnal pelaksanaan anggaran :
Tidak ada
36 Jurnal finansial :
Utang bunga kepada Bank 5.000.000
Kas di kas daerah 5.000.000
Jurnal pelaksanaan anggaran :
Belanja bunga utang pinjaman 5.000.000
Perubahan SAL 5.000.000
37 Jurnal finansial :
Dana cadangan 50.000.000
Kas di kas daerah 50.000.000
Jurnal pelaksanaan anggaran :
Pengeluaran pembiayaan pembentukan dana 50.000.000
cadangan
Perubahan SAL 50.000.000
38 Jurnal finansial :
Kas di kas daerah 65.000.000
Dana cadangan 65.000.000
Jurnal pelaksanaan anggaran :
Perubahan SAL 65.000.000
Penerimaan pembiayaan pencairan dana 65.000.000
cadangan
39 Jurnal finansial :
Utang PPh pusat 2.000.000
Utang PPh pusat 5.500.000
Kas di kas daerah 7.500.000
Jurnal pelaksanaan anggaran :
Tidak ada
40 Jurnal finansial :
Beban subsidi 7.000.000
Utang belanja subsidi 7.000.000
Jurnal pelaksanaan anggaran :
Tidak ada
41 Jurnal finansial :
Utang belanja subsidi 4.750.000
Kas di kas daerah 4.750.000
Jurnal pelaksanaan anggaran :
Belanja subsidi 4.750.000
Perusahaan SAL 4.750.000
42 Jurnal finansial :
Beban hibah kepada kelompok masyarakat 4.000.000
Utang belanja lain-lain 4.000.000
Jurnal pelaksanaan anggaran :

14
Tidak ada
43 Jurnal finansial :
Utang belanja lain-lain 4.000.000
Kas di kas daerah 4.000.000
Jurnal pelaksanaan anggaran :
Belanja hibah kepada kelompok masyarakat 4.000.000
Perubahan SAL 4.000.000
44 Jurnal finansial :
Beban bantuan sosial kepada masyarakat 3.800.000
Utang belanja lain-lain 3.800.000
Jurnal pelaksanaan anggaran :
Tidak ada
45 Jurnal finansial :
Utang belanja lain-lain 3.800.000
Kas di kas daerah 3.800.000
Jurnal pelaksanaan anggaran :
Belanja bantuan sosial kepada masyarakat 3.800.000
Perubahan SAL 3.800.000

2. Neraca Saldo PPKD


Hasil rekaman transaksi pada jurnal diringkas pada buku besar dan dituangkan ke
dalam neraca saldo. Neraca saldo merupakan kumpulan dari akun-akun buku besar beserta
saldonya. Penuyusunan neraca saldo bertujuan untuk menunjukan apakah rekaman dalam
jurnal yang diringkas dalam buku besar saldo bersaldo seimbang antara debit dan kredit.
Neraca saldo PPKD
Neraca saldo
PPKD kabupaten Contoh
31 desember 2016
Kas di kas daerah 508.336.363
Investasi dalam deposito 50.000.000
Piutang transfer pemerintah pusat -
Piutang transfer pemerintah daerah lainnya -
Bagian lancar tagihan pinjaman jangka panjang 15.000.000
RK SKPD A 94.250.000
RK SKPD B 27.650.000
Investasi jangka panjang kepada entitas lainnya 175.000.000
Penyertaan modal pemda 100.000.000
Dana cadangan 85.000.000
Utang PPh pusat 1.013.636
Utang PPN pusat 7.772.727
Utang bunga kepada bank 1.500.000

15
Utang belanja subsidi 2.250.000
Utang lain-lain -
Utang dalam negeri sektor perbankan 200.000.000
Ekuitas 575.000.000
Perubahan SAL 296.450.000
Pendapatan hasil pengelolaan kekayaan daerah 5.000.000
yang dipisahkan LRA
Pendapatan bunga LRA 1.000.000
Pendapatan dana bagi hasil pajak LRA 5.000.000
Pendapatan dana bagi hasil bukan pajak LRA 20.000.000
Pendapatan dana alokasi umum lRA 200.000.000
Pendapatan dana alokasi khusus lRA 40.000.000
Belanja bunga utang pinjaman 18.000.000
Belanja subsidi 5.000.000
Belanja hibah kepada kelompok masyarakat 4.750.000
Belanja bantuan sosial kepada masyarakat 4.000.000
Penerimaan pembiayaan pencairan dana cadangan 3.800.000
Penerimaan pembiayaan pinjaman dalam negeri 65.000.000
perbankan
Penerimaan pembiayaan kembali piutang kepada 75.000.000
perusahaan daerah
Pengerluaran pembiayaan pembentukan dana 35.000.000
Pengeluaran pembiayaan pebentukan dana 50.000.000
Pengeluaran pembiayaan modal pada BUMD 100.000.000
Pendapatan hasil pengelolaan kekayaan daerah LO 5.000.000
Pendapatan bunga LO 1.000.000
Pendapatan dana bagi hasil pajak LO 5.000.000
Pendapatan dana bagi hasil bukan pajak LO 20.000.000
Pendapatan dana alokasi umum LO 200.000.000
Pendapatan dana alokasi khusus LO 40.000.000
Pendapatan transfer bagi hasil pajak daerah LO 18.000.000
Beban bunga utang pinjaman 65.000.000
Beban subsidi 7.000.000
Beban hibah kepada kelompok masyarakat 4.000.000
Beban bantuan sosial kepada masyarakat 3.000.000
Jumlah 1.540.536.363 1.540.536.363

3. Jurnal Penyesuai PPKD


Salah satu unsur penting dalam penyusunan neraca lajur adalah pembuatan jurnal
penyesuaian. Jurnal penyesuian merupakan jurnal untuk mencatat transaksi-transaksi yang
pada akhir periode dibutuhkan dibuat agar informasi yang dilaporkan pada laporan keuangan
lengkap. Jurnal penyesuaian dibuat sesuai dengan data penyesuaian dan kondisi yang ada
pada neraca saldo. Data penyesuaian pada tanggal 31 desember 2016 adalah sebagai berikut :

16
a. Bunga utang bank yang sudah menjadi kewajiban kabupaten contoh adalah Rp
15.000.000
b. Bunga deposito yang telah menjadi hak kabupaten contoh adalah Rp 2.400.000
c. Jasa giro dari bank yang telah menjadi hak kabupaten contoh adalah Rp
8.000.000.

Jurnal yang dibuat untuk mencatat data penyesuaian di atas adalah sebagai berikut :
a. Jurnal LO atau neraca :
Beban bunga utang pinjaman 15.000.0000
Utang bunga kepada bank 15.000.0000

b. Jurnal LO atau neraca :


Piutang lain-lain PAD yang sah 2.400.000
Pendapatan bunga LO 2.400.000
c. Jurnal LO atau neraca :
Piutang lain-lain PAD yang sah 8.000.000
Pendapatan jasa giro LO 8.000.000

4. Neraca Lajur PPKD

Neraca lajur disusun sebelum penyusunan laporan keuangan. Neraca lajur adalah
kertas kerja yang disusun untuk menghimpun semua data akuntansi yang dibutuhkan untuk
menyusunan laporan keuangan. Karena itu neraca lajur seringkali disebut sebagai kertas kerja
(worksheet). Kertas kerja menunjukan kertas untuk menguji kesiapan penyusunan laporan
keuangan. Dengan kertas yang sudah siap dengan benar, maka laporan keuangan dapat
disusun.

5. Laporan Realisasi Anggaran PPKD

Laporan realisasi anggaran merupakan laporan yang menunjukan pelaksanaan


anggaran. Pelaksanaan anggaran merupakan pelaksanaan pendapatan LRA, belanja, dan
pembiayaan. Unsur yang dimuat dalam laporan realisasi anggaran meliputi pendapatan LRA,
belanja, surplus/ defisit LRA, penerimaan pembiayaan, pengeluaran pembiayaan, pembiayaan
neto, dan silpa/sikpa. Laporan realisasi anggaran PPKD.

17
Laporan Realisasi Anggaran PPKD

Laporan Realisasi anggaran


PPKD Kabupaten Contoh
Untuk tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2016
Pendapatan
Pendapatan asli daerah
Pendapaatan dividen atas penyertaan modal pada 5.000.000
BUMD LRA
Pendapatan bunga LRA 1.000.000 6.000.000
Pendapatan transfer
Pendapatan dana bagi hasil pajak LRA 5.000.000
Pendapatan dana bagi hasil bukan pajak LRA 20.000.000
Pendapatan dana alokasi umum LRA 200.000.000
Pendapatan dana alokasi khusus LRA 40.000.000
Pendapatan transfer bagi hasil pajak daerah LRA 18.000.000 283.000.000
Total pendapatan 289.000.000
Belanja
Belanja operasi
Belanja bunga utang pinjaman 5.000.000
Belanja subsidi 4.750.000
Belanja hibah kepada kelompok masyarakat 4.000.000
Belanja bantuan sosial kepada masyarakat 3.800.000
Total belanja 17.550.000
Surplus/ defisit LRA 271.450.000
Penerimaan pembiayaan
Pencairan dana cadangan 65.000.000
Pinjaman dalam negeri perbankan 75.000.000
Penerimaan kembali piutang kepada perusahaan 35.000.000 175.000.000
daerah
Pengeluaran pembiayaan
Pembentukan dana cadangan 50.000.000
Penyertaan modal pada BUMD 100.000.000 150.000.000
Pembiayaan neto 25.000.000
Silpa 296.450.000

6. Jurnal Penutup Pelaksanaan Anggaran PPKD

Jurnal penutup adalah jurnal yang dibuat untuk menutup akun-akun nominal. Jurnal
penutup pelaksanaan anggaran merupakan jurnal untuk menutup akun-akun yang ada
dilaporan realisasi anggaran. Jurnal penutup diperlukan sebelum dilakukan penyusunan
neraca. Dasar pemikiran pembuatan jurnal penutup lebih dahulu adalah karena akun
surplus/defisit LRA dan perubahan SAL merupakan akun yang pada akhirnya harus masuk ke
neraca.

18
Ada lima jurnal penutup yang perlu dibuat untuk menutup pelaksanaan anggaran
PPKD. Kelima jurnal penutup tersebut adalah :

a. Menutup pendapatan LRA dan belanja ke surplus / defisit LRA.


b. Menutup surplus / defisit LRA ke ekuitas SAL.
c. Menutup penerimaan pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan ke pembiayaan neto.
d. Menutup pembiayaan neto ke ekuitas SAL.
e. Menutup perubahan SAL ke ekuitas.

Jurnal untuk pendapatan LRA dan belanja ke surplus / defisit LRA :

Pendapatan dividen atas penyertaan modal


Pada BUMD LRA 5.000.000
Pendapatan bunga LRA 1.000.000
Pendapatan dana bagi hasil pajak LRA 5.000.000
Pendapatan dana bagi hasil bukan pajak LRA 20.000.000
Pendapatan dana alokasi umum LRA 200.000.000
Pendapatan dana alokasi khusus LRA 40.000.000
Pendapatan transfer bagi hasil pajak LRA 18.000.000
Surplus/ defisit LRA 271.450.000
Belanja bunga utang pinjaman 5.000.000
Belanja subsidi 4.750.000
Belanja hibah kepada kelompok masyarakat 4.000.000
Belanja bantuan sosial kepada masyarakat 3.800.000

Jurnal untuk menutup surplus / defisit LRA ke ekuitas SAL :

Surplus / defisit LRA 271.450.000


Ekuitas SAL 271.450.000

Jurnal untuk menutup penerimaan pembiayaan dan pengeluaran pembiayaaan ke pembiayaan


neto :

Pencairan dana cadangan 65.000.000

19
Pinjaman dalam negeri perbankan 75.000.000
Penerimaan kembali piutang kepada perusahaan daerah 35.000.000
Pembiayaan neto 25.000.000
Pembentukan dana cadangan 50.000.000
Penyertaan modal pada BUMD 100.000.000

Jurnal untuk menutup pembiayaan neto ke ekuitas SAL :

Pembiayaan neto 25.000.000


Ekuitas SAL 25.000.000

Jurnal untuk menutup perubahan SAL ke ekuitas :

Ekuitas 296.450.000
Perubahan SAL 296.450.000

7. Laporan Operasional PPKD

Laporan realisasi anggaran tidak cukup untuk menunjukan kinerja pemerintah karena
laporan tersebut hanya memuat penerimaan dan pengeluaran berbentuk kas. Laporan
operasional merupakan laporan yang menunjukan kinerja operasi satuan kerja yang lebih luas
karena laporan operasional disusun berdasarkan basis akrual. Karena itu SPAP 12 menuntut
disusunnya laporan operasional. Laporan operasional menunjukan kinerja pemerintah lebih
lengkap karena mencakup unsur penerimaan dan pengeluaran kas dan nonkas.

Laporan operasional PPKD


Laporan operasional
PPKD kabupaten contoh
Untuk tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2016
Pendapatan
Pendapatan dividen atas penyertaan modal pada 5.000.000
BUMD LO
Pendapatan jasa giro LO 8.000.000
Pendapatan bunga LO 3.400.000
Pendapatan dana bagi hasil pajak LO 5.000.000
Pendapatan dana bagi hasil pajak LO 20.000.000
Pendapatan dana alokasi umum LO 200.000.000
Pendapatan dana alokasi khusus LO 40.000.000
Pendapatan transfer bagi hasil pajak daerah LO 18.000.000
Total pendapatan 299.400.000

20
Beban
Beban bunga utang pinjaman 21.500.000
Beban subsidi 7.000.000
Beban hibah kepada kelompok masyarakat 4.000.000
Beban bantuan sosial kepada masyarakat 3.800.000
Total beban 36.300.000
Surplus / defisit LO 263.100.000

8. Jurnal Penutup Finansial PPKD


Jurnal penutup finansial adalah jurnal untuk menutup akun-akun nominal pada
laporan operasional. Akun-akun nominal tersebut meliputi pendapatan LO dan beban. Sama
seperti dalam penutupan pelaksanaan anggaran, penutupan finansial juga harus dilakukan
terlebih dahulu sebelum neraca disusun. Ada dua jurnal untuk menutup finansial PPKD.
Kedua jurnal penutup tersebut adalah :
a. Menutup pendapatan LO dan beban ke surplus/ defisit LO
b. Menutup surplus/ defisit LO ke ekuitas.

Jurnal untuk menutup pendapatan LO dan beban ke surplus/defisit LO :

Pendapatan dividen atas penyertaan modal pada BUMD LO 5.000.000


Pendapatan jasa giro LO 8.000.000
Pendapatan bunga LO 3.400.000
Pendapatan dana bagi hasil pajak LO 5.000.000

Pendapatan dana bagi hasil bukan pajak LO 20.000.000


Pendapatan dana alokasi umum LO 200.000.000
Pendapatan dana alokasi khusus LO 40.000.000
Pendapatan transfer bagi hasil pajak daerah LO 18.000.000
Surplus/defisit LO 263.000.000
Beban bunga utang pinjaman 21.500.000
Beban subsidi 7.000.000
Beban subsidi beban hibah kepada kelompok masyarakat 4.000.000
Beban bantuan sosial kepada masyarakat 3.000.000

21
Jurnal untuk menutup surplus/defisit LO ke ekuitas :

Surplus / defisit LO 263.100.000


Ekuitas 263.100.000

9. Laporan Perubahan Ekuitas PPKD


Laporan perubahan ekuitas merupakan laporan yang menunjukan ekuitas awal,
perubahan ekuitas, dan ekuitas akhir. Laporan perubahan ekuitas menjadi penghubung antara
laporan realisasi anggaran dan laporan operasional dengan neraca. Perubahan ekuitas PPKD
disajikan sebagai berikut :
Laporan perubahan ekuitas PPKD
Laporan perubahan ekuitas
PPKD kabupaten contoh
Untuk tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2016
Ekuitas awal 575.000.000
Ekuitas -33.350.000
Ekuitas SAL 296.450.000
RK SKPD A -94.250.000
RK SKPD B -27.650.000
Ekuitas akhir 716.200.000

Nilai Rp 575.000.000 berasal dari saldo ekuitas pada neraca awal pada tanggal 1
Januari 2016. Nilai ekuitas sebesar Rp -33.350.000 berasal dari debit akun ekuitas sebesar Rp
-296.450.000 pada jurnal penutup pelaksanaan anggaran dan kredit akun ekuitas sebesar Rp
263.100.000 pada jurnal penutup finansial. Kedua saldo diselisihkan karena satu debit dan
satu kredit. Nilai ekuitas SAL sebesar Rp 296.450.000 berasal dari jurnal penutupan surplus/
defisit LRA sebesar Rp 271.450.000 dan jurnal penutupan pembiayaan neto sebesar Rp
25.000.000. Karena kedua saldo adalah kredit maka keduanya dijumlahkan. Nilai RK SKPD
A sebesar Rp -94.250.000 dan RK SKPD B Rp -27.650.000 berasal dari saldo RK SKPD
pada neraca lajur.

10. Neraca PPKD


Neraca merupakan laporan keuangan yang menggambarkan posisi keuangan pada
suatu tanggal tertentu. Neraca menunjukan posisi aset. Kewajiban, dan ekuitas. Informasi
untuk penyusunan neraca diperoleh dari kolom neraca pada neraca lajur dan laporan
perubahan ekuitas.

22
Neraca PPKD
Neraca
PPKD Kabupaten Contoh
31 Desember 2016
Kas di kas daerah 508.336.363 Utang PPh pusat 1.013.636
Investasi dalam deposito 50.000.000 Utang PPN pusat 7.772.727
Piutang lain-lain PAD yang sah 10.400.000 Utang bunga kepada bank 16.500.000
Bagian lancar tagihan pinjaman 15.000.000 Utang belanja subsidi 2.250.000
jangka panjang
Investasi jangka panjang 175.000.000 Utang dalam negeri sektor 200.000.000
bank
Penyertaan modal pemda 100.000.000 227.536.363
Dana cadangan 85.000.000 Ekuitas 716.200.000
Jumlah 943.736.363 Jumlah 943.736.363

23
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Pejabat Pengelola Keuangan Daerah yang selanjutnya disingkat PPKD adalah kepala
satuan kerja pengelola keuangan daerah yang selanjutnya disebut dengan kepala SKPKD
yang mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan APBD dan bertindak sebagai bendahara
umum daerah. Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah yang selanjutnya disingkat SKPKD
adalah perangkat daerah pada pemerintah daerah selaku pengguna anggaran/pengguna
barang, yang juga melaksanakan pengelolaan keuangan daerah.

Untuk dapat menyusun laporan keuangan PPKD, maka langkah-langkah yang harus
dilakukan adalah sebagai berikut :

a. Membuat jurnal transaksi operasi


b. Menyusun neraca saldo
c. Membuat jurnal penyesuaian
d. Membuat neraca lajur
e. Menyusun laporan realisasi anggaran
f. Membuat jurnal penutup pelaksanaan anggaran
g. Menyusun laoran operasional
h. Membuat jurnal penutup finansial
i. Menyusun laporaan perubahan ekuitas
j. Menyusun neraca.

24
DAFTAR PUSTAKA

Baldric Siregar, 2017. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta ; Bagian Penerbitan Sekolah
tinggi Ilmu Ekonomi YKPN

Permendagri 13 tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.

25

Anda mungkin juga menyukai