Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PENGAMATAN SIDANG

ACARA PERSIDANGAN
PEMBACAAN PLEDOI TINDAK PIDANA KORUPSI
TERHADAP TERDAKWA HARYONO
DI PENGADILAN NEGERI TIPIKOR SURABAYA
RABU, 16 MARET 2016

Disusun Oleh

Dyah Pitaloka (03141131162)


Putri Tamara F. A. (03141131164)
Rezky Mahayu S. (031411131165)
Sarah Amalia N. (031411131174)

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA 2016
Laporan Sidang Tindak Pidana Korupsi dengan Nomor Perkara
10/pid.sus/PTK/2016/PN.Sby dengan agenda pembacaan pledoi pada
tanggal 16 Maret 2016

a. Judul Kegiatan
Acara persidangan Tindak Pidana Korupsi (TIPIKOR) terhadap HARYONO
di Pengadilan Negeri TIPIKOR Surabaya tanggal 16 Maret 2016

b. Tujuan Pengamatan
1. Mengetahui jalannya persidangan
2. Menambah pengetahuan dan wawasan dalam bidang hukum

c. Tempat Pelaksanaan Kegiatan


Pengadilan Negeri TIPIKOR Surabaya di Jalan Raya Juanda, Sidoarjo, Jawa
Timur

d. Waktu Kegiatan
Pengamatan jalannya persidangan di Pengadilan Negeri TIPIKOR Surabaya
dilaksanakan pada hari Rabu, 16 Maret 2016

e. Uraian Kegiatan
Persidangan dengan nomor perkara 10/pid.sus/PTK/2016/PN.Sby dinyatakan
terbuka dan dibuka untuk umum. Agenda sidang pada hari rabu tanggal 16
November 2016 adalah pembacaan Pledoi oleh Penasehat hukum. Selama
jalannya sidang, kami menemukan beberapa hal yang menjadi catatan antara lain :
 Tata lentak ruangan sidang beserta bendera maupun properti lain, telah sesuai
dengan pasal 230 KUHAP
 Tidak adanya pembukaan sidang, namun terdapat penutup sidang (ketok palu)
 Kurangnya ketertiban dalam ruang sidang dimana Penasehat Hukum dan
Penuntut Umum memakai toga di dalam ruang sidang
 Hakim datang lebih dahulu dari pada panitera, hal ini tidak sesuai dengan
pasal 232 ayat (1)
 Kurang kondusifnya persidangan dikarenakan banyak terdengar deringan
ponsel dari para pengunjung, selain itu mengunjung juga mengobrol satu sama
lain dengan suara cukup keras yang menambah gaduhnya ruang sidang
 Berkas pledoi diserahkan setelah dibacakan oleh Penasehat Hukum Terdakwa
hal ini telah sesuai dengan pasal 182 ayat (1) huruf c
 Pengunjung keluar masuk ruang sidang tanpa meminta ijin hakom ketua
 Penuntut Umum kedapatan memainkan ponselnya ketika sidang tengah
berlangsung
Berdasarkan catatan di atas, kami dapat menyimpulkan bahwa jalannya
persidangan, ada yang tidak sesuai dengan ketentuan yang terdapat di dalam KUHAP
contohnya hakim yang datang lebih dulu daripada panitera. Padahal pasal 232 ayat (1)
KUHAP menyatakan bahwa sebelum sidang dimulai, panitera, penuntut umum,
penasehat hukum, dan pengunjung yang sudah ada, duduk di tempatnya masing –
masing dalam ruang sidang. Belum lagi suasana sidang yang sangat tidak kondusif
disebabkan pengunjung yang ribut tetapi sama sekali tidak ada upaya penertiban. Hal
tersebut tentu sangat memprihatinkan karena seharusnya ruang sidang adalah ruang
yang terhormat sehingga diharapkan setiap orang yang hadir disana, wajib
menghormati dan mengikuti jalannya persidangan dengan tertib.
Berikut ini, kami juga akan tampilkan bukti publikasi dari proses persidangan
yang kami hadiri :
a. Hakim datang lebih dahulu daripada panitera, penuntut umum dan penasehat
hukum

b. Pemakaian Toga di ruang sidang

c. Hakim sudah berada di tempatnya, namun suasana masih terlihat tidak


kondusif
f. Penutup dan Saran
Laporan pengamatan ini tim penulis susun setelah melakukan pengamatan
langsung di Pengadilan Negeri TIPIKOR Surabaya. Kami berharap bahwa jalannya
persidangan di Indonesia kelak akan lebih baik lagi dan bisa mengikuti aturan
sebagaimana yang telah diatur di dalam KUHAP karena jika jalannya persidangan
saja sudah tidak sesuai dengan peraturan yang ada, maka hasil persidangan tersebut
tentu patut dipertanyakan karena kualitas jalannya persidangan bisa dikatakan
“meragukan”. Oleh sebab itu, berbagai catatan yang telah tim penulis uraikan, dapat
menjadi rujukan agar pemerintah Indonesia segera membenahi hal tersebut, demi
terwujudnya kepastian dan keadilan hukum bagi masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai