Anda di halaman 1dari 10

NAMA : ARGA DIAS PRATAMA KELAS : KETRAMPILAN ANALISIS KIMIA C KELOMPOK : 29

NRP : 01211540000106 DOSEN : SUPRAPTO, S.Si., M.Si., Ph.D.

DAY BOOK
DATE TIME PERLAKUAN PENGAMATAN HASIL
A. Pembuatan larutan stok standar 1000
ppm 100 mL
1. Diletakkan botol timbang pada  Cu(NO3)2.3H2O berbentuk kristal  Perhitungan massa yang Cu(NO3)2.3H2O yang
neraca analitik, kemudian ditekan berwarna biru. harus ditimbang:
tombol reset pada neraca.  Larutan HNO3 tidak berwarna. 𝑚𝑔
1000 𝑝𝑝𝑚 =
2. Dimasukkan Cu(NO3)2.3H2O ke  Aquademin tidak berwarna. 0,1 𝐿
dalam botol timbang, lalu  Saat penambahan larutan HNO3 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐶𝑢 = 1000 𝑝𝑝𝑚 × 0,1 𝐿
ditimbang Cu(NO3)2.3H2O muncul asap. 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐶𝑢 = 100 𝑚𝑔 = 0,1 𝑔𝑟𝑎𝑚
sebanyak 0,3802 gram.  Setelah dilarutkan, Cu(NO3)2 (aq) 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐶𝑢(𝑁𝑂3 )2 . 3𝐻2 𝑂
3. Diteteskan beberapa mL 1000 ppm berwarna biru tosca 𝑀𝑟 𝐶𝑢(𝑁𝑂3 )2 . 3𝐻2 𝑂
= × 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝐶𝑢
aquademin ke dalam botol bening. 𝐴𝑟 𝐶𝑢
timbang. 241,60 𝑔𝑟𝑎𝑚⁄𝑚𝑜𝑙
= × 0,1 𝑔𝑟𝑎𝑚
11-09-2017 13.30 - Selesai 4. Dituangkan Cu(NO3)2.3H2O ke 63,546 𝑔𝑟𝑎𝑚⁄𝑚𝑜𝑙
dalam labu ukur 100 mL. = 0,3802 𝑔𝑟𝑎𝑚
5. Ditambahkan 1 mL larutan HNO3  Dokumentasi:
ke dalam labu ukur dan dikocok.
6. Ditambahkan aquademin hingga
garis batas pada labu ukur.
7. Diagitasi larutan yang ada dalam
labu.
8. Dipindahkan larutan stok standar
1000 ppm ke dalam botol.
NAMA : ARGA DIAS PRATAMA KELAS : KETRAMPILAN ANALISIS KIMIA C KELOMPOK : 29
NRP : 01211540000106 DOSEN : SUPRAPTO, S.Si., M.Si., Ph.D.

B. Pembuatan larutan standar 100 ppm


100 mL
1. Dipipet dengan pipet ukur larutan  Larutan stok standar 1000 ppm  Perhitungan volume larutan stok standar 1000
stok 1000 ppm sebanyak 10 mL berwarna biru tosca bening. ppm yang perlu ditambahkan:
dan dimasukkan ke dalam labu  Larutan HNO3 tidak berwarna. 𝑀1 × 𝑉1 = 𝑀2 × 𝑉2
ukur 100 mL.  Aquademin tidak berwarna. 1000 𝑝𝑝𝑚 × 𝑉1 = 100 𝑝𝑝𝑚 × 100 𝑚𝐿
2. Ditambahkan 1 mL larutan HNO3  Saat penambahan larutan HNO3 100 𝑝𝑝𝑚 × 100 𝑚𝐿
𝑉1 =
ke dalam labu ukur berisi larutan muncul asap. 1000 𝑝𝑝𝑚
stok standar 1000 ppm 10 mL dan  Setelah diencerkan, Cu(NO3)2 (aq) 𝑉1 = 10 𝑚𝐿
dikocok. 100 ppm tidak berwarna.  Dokumentasi:
3. Ditambahkan aquademin hingga
garis batas pada labu ukur.
4. Diagitasi larutan yang ada pada
labu.
5. Dipindahkan larutan standar 100
ppm ke dalam botol.
NAMA : ARGA DIAS PRATAMA KELAS : KETRAMPILAN ANALISIS KIMIA C KELOMPOK : 29
NRP : 01211540000106 DOSEN : SUPRAPTO, S.Si., M.Si., Ph.D.

C. Pembuatan larutan standar 10 ppm


250 mL
1. Dipipet dengan pipet ukur larutan  Larutan standar 100 ppm tidak  Perhitungan volume larutan standar 100 ppm
standar 100 ppm sebanyak 25 mL berwarna. yang perlu ditambahkan:
dan dimasukkan ke dalam labu  Larutan HNO3 tidak berwarna. 𝑀1 × 𝑉1 = 𝑀2 × 𝑉2
ukur 250 mL.  Aquademin tidak berwarna. 100 𝑝𝑝𝑚 × 𝑉1 = 10 𝑝𝑝𝑚 × 250 𝑚𝐿
2. Ditambahkan 1 mL larutan HNO3  Saat penambahan larutan HNO3 10 𝑝𝑝𝑚 × 250 𝑚𝐿
𝑉1 =
ke dalam labu ukur berisi larutan muncul asap. 100 𝑝𝑝𝑚
standar 100 ppm 25 mL dan  Setelah diencerkan, Cu(NO3)2 (aq) 𝑉1 = 25 𝑚𝐿
dikocok. 10 ppm tidak berwarna.  Dokumentasi:
3. Ditambahkan aquademin hingga
garis batas pada labu ukur.
4. Diagitasi larutan yang ada pada
labu.
5. Dipindahkan larutan standar 10
ppm ke dalam botol.
D. Pembuatan larutan standar 8 ppm
100 mL
1. Dipindahkan larutan standar 10  Larutan standar 10 ppm tidak  Perhitungan volume larutan standar 10 ppm
ppm sebanyak 80 mL ke dalam berwarna. yang perlu ditambahkan:
labu ukur 100 mL menggunakan  Larutan HNO3 tidak berwarna. 𝑀1 × 𝑉1 = 𝑀2 × 𝑉2
buret 50 mL dengan 2 kali  Aquademin tidak berwarna. 10 𝑝𝑝𝑚 × 𝑉1 = 8 𝑝𝑝𝑚 × 100 𝑚𝐿
pemindahan (50 mL + 30 mL).  Saat penambahan larutan HNO3 8 𝑝𝑝𝑚 × 100 𝑚𝐿
𝑉1 =
2. Ditambahkan 1 mL larutan HNO3 muncul asap. 10 𝑝𝑝𝑚
ke dalam labu ukur berisi larutan  Setelah diencerkan, Cu(NO3)2 (aq) 𝑉1 = 80 𝑚𝐿
standar 10 ppm 80 mL dan 8 ppm tidak berwarna.
dikocok.
NAMA : ARGA DIAS PRATAMA KELAS : KETRAMPILAN ANALISIS KIMIA C KELOMPOK : 29
NRP : 01211540000106 DOSEN : SUPRAPTO, S.Si., M.Si., Ph.D.

3. Ditambahkan aquademin hingga  Dokumentasi:


garis batas pada labu ukur.
4. Diagitasi larutan yang ada pada
labu.
5. Dipindahkan larutan standar 8
ppm ke dalam botol.

E. Pembuatan larutan standar 6 ppm


100 mL
1. Dipindahkan larutan standar 10  Larutan standar 10 ppm tidak  Perhitungan volume larutan standar 10 ppm
ppm sebanyak 60 mL ke dalam berwarna. yang perlu ditambahkan:
labu ukur 100 mL menggunakan  Larutan HNO3 tidak berwarna. 𝑀1 × 𝑉1 = 𝑀2 × 𝑉2
buret 50 mL dengan 2 kali  Aquademin tidak berwarna. 10 𝑝𝑝𝑚 × 𝑉1 = 6 𝑝𝑝𝑚 × 100 𝑚𝐿
pemindahan (50 mL + 10 mL).  Saat penambahan larutan HNO3 6 𝑝𝑝𝑚 × 100 𝑚𝐿
𝑉1 =
2. Ditambahkan 1 mL larutan HNO3 muncul asap. 10 𝑝𝑝𝑚
ke dalam labu ukur berisi larutan  Setelah diencerkan, Cu(NO3)2 (aq) 𝑉1 = 60 𝑚𝐿
standar 10 ppm 60 mL dan 6 ppm tidak berwarna.  Dokumentasi:
dikocok.
3. Ditambahkan aquademin hingga
garis batas pada labu ukur.
4. Diagitasi larutan yang ada pada
labu.
5. Dipindahkan larutan standar 6
ppm ke dalam botol.
NAMA : ARGA DIAS PRATAMA KELAS : KETRAMPILAN ANALISIS KIMIA C KELOMPOK : 29
NRP : 01211540000106 DOSEN : SUPRAPTO, S.Si., M.Si., Ph.D.

F. Pembuatan larutan standar 4 ppm


100 mL
1. Dipindahkan larutan standar 10  Larutan standar 10 ppm tidak  Perhitungan volume larutan standar 10 ppm
ppm sebanyak 40 mL ke dalam berwarna. yang perlu ditambahkan:
labu ukur 100 mL menggunakan  Larutan HNO3 tidak berwarna. 𝑀1 × 𝑉1 = 𝑀2 × 𝑉2
buret 50 mL.  Aquademin tidak berwarna. 10 𝑝𝑝𝑚 × 𝑉1 = 4 𝑝𝑝𝑚 × 100 𝑚𝐿
2. Ditambahkan 1 mL larutan HNO3  Saat penambahan larutan HNO3 4 𝑝𝑝𝑚 × 100 𝑚𝐿
𝑉1 =
ke dalam labu ukur berisi larutan muncul asap. 10 𝑝𝑝𝑚
standar 10 ppm 40 mL dan  Setelah diencerkan, Cu(NO3)2 (aq) 𝑉1 = 40 𝑚𝐿
dikocok. 4 ppm tidak berwarna.  Dokumentasi:
3. Ditambahkan aquademin hingga
garis batas pada labu ukur.
4. Diagitasi larutan yang ada pada
labu.
5. Dipindahkan larutan standar 4
ppm ke dalam botol.

G. Pembuatan larutan standar 2 ppm


100 mL
1. Dipindahkan larutan standar 10  Larutan standar 10 ppm tidak  Perhitungan volume larutan standar 10 ppm
ppm sebanyak 20 mL ke dalam berwarna. yang perlu ditambahkan:
labu ukur 100 mL menggunakan  Larutan HNO3 tidak berwarna. 𝑀1 × 𝑉1 = 𝑀2 × 𝑉2
buret 50 mL.  Aquademin tidak berwarna. 10 𝑝𝑝𝑚 × 𝑉1 = 2 𝑝𝑝𝑚 × 100 𝑚𝐿
2. Ditambahkan 1 mL larutan HNO3  Saat penambahan larutan HNO3 2 𝑝𝑝𝑚 × 100 𝑚𝐿
𝑉1 =
ke dalam labu ukur berisi larutan muncul asap. 10 𝑝𝑝𝑚
standar 10 ppm 20 mL dan  Setelah diencerkan, Cu(NO3)2 (aq) 𝑉1 = 20 𝑚𝐿
dikocok. 2 ppm tidak berwarna.
NAMA : ARGA DIAS PRATAMA KELAS : KETRAMPILAN ANALISIS KIMIA C KELOMPOK : 29
NRP : 01211540000106 DOSEN : SUPRAPTO, S.Si., M.Si., Ph.D.

3. Ditambahkan aquademin hingga  Dokumentasi:


garis batas pada labu ukur.
4. Diagitasi larutan yang ada pada
labu.
5. Dipindahkan larutan standar 2
ppm ke dalam botol.

A. Preparasi Sampel
1. Diletakkan kaca arloji pada  Serbuk sampel berwarna hijau  Dokumentasi:
neraca analitik, kemudian ditekan keabu-abuan.
tombol tombol reset pada neraca.  Larutan HNO3 tidak berwarna.
2. Ditimbang sampel batu yang  Saat penambahan larutan HNO3
sudah dihaluskan dan muncul asap.
dihomogenasikan seberat 0,5053  Setelah ditambahkan larutan
gram. HNO3, larutan sampel berwarna
3. Dimasukkan serbuk batu ke hijau lumut keruh.
dalam erlenmeyer 100 mL  Setelah ditunggu sekitar 90
14-09-2017 13.30 - Selesai
menggunakan corong dan menit, larutan sampel berwarna
spatula. hijau kebiruan (konstan).
4. Ditambahkan larutan HNO3 50  Filtrat berwarna biru bening.
mL ke dalam Erlenmeyer yang  Resiudu berwarna putih gading.
berisi larutan sampel  Seletelah diencerkan, larutan
menggunakan pipet ukur. sampel berwarna biru muda
5. Diletakkan Erlenmeyer di atas bening.
hot plate.
6. Dimasukkan magnetic stirrer ke
dalam Erlenmeyer
NAMA : ARGA DIAS PRATAMA KELAS : KETRAMPILAN ANALISIS KIMIA C KELOMPOK : 29
NRP : 01211540000106 DOSEN : SUPRAPTO, S.Si., M.Si., Ph.D.

7. Ditunggu sampa larutan sampel


tidak berubah warna lagi
(konstan).
8. Ditambahakan aquademin
sampai sekitar 80 mL.
9. Disaring dengan kertas saring.
10. Dipindahkan larutan sampel ke
dalam labu ukur 100 mL.
11. Ditambahkan aquademin hingga
batas labu ukur.
12. Diagitasi larutan sampel.
13. Dipindahkan larutan stok sampel
ke dalam botol
B. Pengenceran Larutan Sampel 50x
1. Diambil 2 mL larutan stok  Larutan stok sampel berwarna  Perhitungan volume larutan sampel stok yang
sampel dengan pipet ukur dan biru bening. perlu ditambahkan:
dipindahkan ke dalam labu ukur  Aquademin tidak berwarna 𝑉2
𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑛𝑐𝑒𝑟𝑎𝑛 =
100 mL.  Setelah diencerkan, larutan 𝑉1
2. Ditambahkan aquademin hingga sampel tidak berwarna. 100 𝑚𝐿
50 =
batas labu ukur. 𝑉1
3. Diagitasi larutan. 100 𝑚𝐿
𝑉1 =
4. Dipindahkan larutan sampel yang 50
telah diencerkan 50x ke dalam 𝑉1 = 2 𝑚𝐿
botol.  Dokumentasi:
NAMA : ARGA DIAS PRATAMA KELAS : KETRAMPILAN ANALISIS KIMIA C KELOMPOK : 29
NRP : 01211540000106 DOSEN : SUPRAPTO, S.Si., M.Si., Ph.D.

C. Pengenceran Larutan Sampel 100x


1. Diambil 1 mL larutan stok  Larutan stok sampel berwarna  Perhitungan volume larutan sampel stok yang
sampel dengan pipet ukur dan biru bening. perlu ditambahkan:
dipindahkan ke dalam labu ukur  Aquademin tidak berwarna 𝑉2
𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑛𝑐𝑒𝑟𝑎𝑛 =
100 mL. Setelah diencerkan, larutan sampel 𝑉1
2. Ditambahkan aquademin hingga tidak berwarna. 100 𝑚𝐿
100 =
batas labu ukur. 𝑉1
3. Diagitasi larutan. 100 𝑚𝐿
𝑉1 =
4. Dipindahkan larutan sampel yang 100
telah diencerkan 100x ke dalam 𝑉1 = 1 𝑚𝐿
botol.  Dokumentasi:

D. Pengenceran Larutan Sampel 500x  Perhitungan volume larutan sampel stok yang
1. Diambil 0,2 mL larutan stok  Larutan stok sampel berwarna perlu ditambahkan:
sampel dengan pipet ukur dan biru bening. 𝑉2
𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑛𝑐𝑒𝑟𝑎𝑛 =
dipindahkan ke dalam labu ukur  Aquademin tidak berwarna 𝑉1
100 mL. Setelah diencerkan, larutan sampel 100 𝑚𝐿
500 =
2. Ditambahkan aquademin hingga tidak berwarna. 𝑉1
batas labu ukur.
NAMA : ARGA DIAS PRATAMA KELAS : KETRAMPILAN ANALISIS KIMIA C KELOMPOK : 29
NRP : 01211540000106 DOSEN : SUPRAPTO, S.Si., M.Si., Ph.D.

3. Diagitasi larutan. 100 𝑚𝐿


𝑉1 =
4. Dipindahkan larutan sampel yang 500
telah diencerkan 50x ke dalam 𝑉1 = 0,2 𝑚𝐿
botol.  Dokumentasi:

A. Penenentuan Kadar Logam Cu


Menggunakan SSA
1. Disiapkan aquademin sebagai  Tabel hasil aborbansi:  Kurva kalibrasi:
larutan blanko. Larutan Absorbansi 0.5
2. Disiapkan larutan standar 2, 4, 6, Blanko 0,0010 0.4
8, dan 10 ppm Standar 2 ppm 0,1116

Absorbansi
0.3
3. Disiapkan larutan sampel yang Standar 4 ppm 0,2040
20-09-2017 12.30 - Selesai 0.2
sudah diencerkan 50x, 100x, Standar 6 ppm 0,2978
500x. Standar 8 ppm 0,3843 0.1
4. Diinjeksikan larutan blanko, tiap Standar 10 ppm 0,4751 0
larutan standar dan tiap larutan Sampel 50x 0,9639 0 5 10 15
sampel ke dalam SSA. Konsentrasi Larutan (ppm)
Sampel 100x 0,5514
5. Diamati absorbansinya dan Sampel 500x 0,1217
dibuat kurva kalibrasi
NAMA : ARGA DIAS PRATAMA KELAS : KETRAMPILAN ANALISIS KIMIA C KELOMPOK : 29
NRP : 01211540000106 DOSEN : SUPRAPTO, S.Si., M.Si., Ph.D.

6. Dihitung kadar logam Cu dalam Diperoleh persamaan garis:


persentase. 𝑦 = 0,045365𝑥 + 0,02237
𝑅 = 0,9999
 Perhitungan kadar logam Cu
Sampel yang digunakan yaitu sampel yang
telah diencerkan 500x, dengan absorbansi
0,1217. Maka:
𝑦 = 0,045365𝑥 + 0,02237
0,1217 = 0,045365𝑥 + 0,02237
0,1217 − 0,02237
𝑥=
0,045365
𝑥 = 2,18957 𝑝𝑝𝑚
Konsentrasi Cu = 𝑥 × 𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑒𝑛𝑐𝑒𝑟𝑎𝑛
Konsentrasi Cu = 2,18957 𝑝𝑝𝑚 × 500
Konsentrasi Cu = 1094,785 𝑝𝑝𝑚
𝑘𝑜𝑛𝑠𝑒𝑛𝑡𝑟𝑎𝑠𝑖 𝐶𝑢
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐶𝑢 = × 100%
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡
1094,785 𝑝𝑝𝑚
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐶𝑢 = × 100%
0,5053 × 103 𝑚𝑔
0,1 𝐿
1094,785 𝑝𝑝𝑚
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐶𝑢 = × 100%
5053 𝑝𝑝𝑚
𝐾𝑎𝑑𝑎𝑟 𝐶𝑢 = 21,666%

Anda mungkin juga menyukai