Anda di halaman 1dari 62

LAPORAN

PRAKTEK KERJA LAPANGAN


PEMBUATAN KAPAL TUGBOAT
PT. DAYA RADAR UTAMA
Dipergunakan untuk memenuhi Persyaratan Pengambilan Mata Kuliah Tugas
Akhir
Program Diploma III
Akademi Teknik Perkapalan
Veteran Semarang

Disusun Oleh :
1. Aditya Resa Pratama ( 17.015.001 )
2. Fajar Alkarizi ( 17.015.009 )
3. Irvan Yulianto ( 17.015.011 )
4. Kartika Hera Sacharina ( 17.015.012 )

TEKNIK BANGUNAN KAPAL


AKADEMI TEKNIK PERKAPALAN
VETERAN SEMARANG
2018

i
ii

HALAMAN PENGESAHAN PERUSAHAAN

Yang bertandatangan di bawah ini menerangkan bahwa taruna/i Jurusan


Teknik Banguna Kapal Akademi Teknik Perkapalan Vetran Semarang :

1. Aditya Resa Pratama 17.015.001


2. Fajar Alkarizi 17.015.009
3. Irvan Yulianto 17.015.011
4. Kartika Hera Sacharina 17.015.012

Telah melaksankan Praktek Kerja Lapangan di PT. Daya Radar Utama


Shipyard Jakarta Utara, terhitung dari 2 Februari s/d Maret 2018 dan telah
menyelesaikan laporan Praktek Kerja Lapangan tepat pada waktunya.

Laporan Praktek kerja lapangan ini telah diperiksa dan disetujui.

Jakarta, 02 Maret 2018

Mengetahui,
Senior Manager Produksi Manager Quality Control

Marwoto Karsono Dwi W, S.T.


Senior Manager
Engineering

Ir. Lukman Idris

Menyetujui,
Pembimbing Praktek Kerja
Senior Manger SDM dan Umum
Lapangan Bagian Produksi

Sugeng Riyanto, S.T. Yanti Panggabean

ii
iii

HALAMAN MOTTO

1. “Pendidikan merupakan perlengkapan paling baik untuk hari tua.” (


Aristoteles )
2. “Kemenangan yang seindah – indahnya dan sesukar – sukarnya yang boleh
direbut oleh manusia ialah menundukan diri sendiri.” (Ibu Kartini)
3. “Harga kebaikan manusia adalah diukur menurut apa yang telah dilaksanakan
/ diperbuatnya.” ( Ali Bin Abi Thalib )
4. ”Kita melihat kebahagiaan itu seperti pelangi, tidak pernah berada di atas
kepala kita sendiri, tetapi selalu berada di atas kepala orang lai.” ( Thomas
Hardy )
5. “Keramahtamahan dalam perkataan menciptakan keyakinan, keramahtamahan
dalam pemikiran menciptakan kedamaian, keramahtamahan dalam membiri
menciptakan kasih.” (Lao Tse )
6. “Hiduplah seperti pohon kayu yang lebat buahnya, hidup ditepi jalan dan
dilempari orang dengan batu, tetapi dibalas dengan buah.” (Abu Bakar Sibli )
7. “Tiadanya keyakinanlah yang membuat orang takut menghadapi tantangan
dan saya percaya pada diri saya sendiri.” ( Muhammad Ali )
8. “Banyak kegagalan dalam hidup ini dikarenakan orang – orang tidak
menyadari betapa dekatnya mereka dengan keberhasilan saat mereka
menyerah.” ( Thomas Alva Edison )
9. “Rahmat sering dating kepada kita dalam bentuk kesakitan, kehilangan dan
kekecewaan, tetapi kalau kita sabar, kita segera akan melihat bentuk aslinya.”
( Joseph Addison )
10. “Bersikaplah kukuh seperti batu karang yang tidak putus – putusnya dipukul
ombak. Ia tidak saja tetap berdiri kukuh, bahkan ia menenteramkan amarah
ombak dan gelombang itu.” (Marcus Aurelius )

iii
iv

PERSEMBAHAN

Laporan Praktek Kerja Lapangan ini kami buat dengan sepenuh hati untuk kami
persembahkan kepada pihak pihak yang kami kasihi yaitu :

1) Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya.


2) Kedua Orang Tua tercinta yang sudah membesarkan kami dengan segala
kemurahaan dan kasih sayangnya.
3) Teman-teman seperjuangan D3 Akademi Teknik Perkapalan angkatan
2015 yang telah membantu kami dalam hal membuat laporan ini.
4) Teman-teman Jurusan Teknik Bangunan Kapal yang telah membantu kami
dalam hal membuat laporan ini.
5) Pihak – pihak dari PT Daya Radar Utama yang telah membantu kami
dalam hal membuat laporan ini.
6) Semuanya pihak yang telah banyak membantu yang tidak dapat saya
sebutkan satu-persatu, semoga amal kalian dibalas Allah SWT.

iv
v

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya ucapkan kepada Allah SWT. karena atas segala rahmat
dan berkah-Nyalah sehingga Kerja Praktek di PT Daya Radar Utama dapat
terselesaikan selama 1 (satu) bulan.
Praktek Kerja Lapangan merupakan salah satu mata kuliah yang wajib
untuk menyelesaikan studi di Jurusan Teknik Bangunan Kapal. Mata Kuliah
Praktek Kerja Lapangan bertujuan untuk menambah pengetahuan khususnya
tentang teknologi perkapalan dan mengaplikasikan teori yang didapat dari bangku
kuliah ke dunia kerja.
Selama menjalani Praktek Kerja Lapangan di PT Daya Radar Utama,
banyak pengalaman yang diperoleh yang dimana di bangku kuliah tidak dijumpai.
Hal ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak yang telah membimbing
praktikan, baik sebelum maupun pada saat pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan.
Oleh karena itu, terima kasih yang sebesar-besarnya kepada orang tua, dosen
pembimbing di jurusan, dan para pembimbing Praktek Kerja Lapangan praktikan
di PT Daya Radar Utama.
Dalam penyusunan laporan ini masih terdapat kekurangan – kekurangan
dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun
akan sangat membantu demi kesempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini dapat
bermanfaat bagi yang membutuhkan. Amin.

Semarang, 02 Maret 2018

Penyusun

v
vi

DAFTAR ISI

COVER ............................................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN PERUSAHAAN .............................................. ii
HALAMAN MOTTO ..................................................................................... iii
PERSEMBAHAN ............................................................................................ iv
KATA PENGANTAR ..................................................................................... v
DAFTAR ISI .................................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1
1.2 Dasar Kegiatan ..................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan .................................................................................. 3
1.3.1 Umum ........................................................................................ 3
1.3.2 Khusus ....................................................................................... 3
1.4 Waktu Pelaksanaan .............................................................................. 4
1.5 Metode Pengumpulan Data .................................................................. 4
1.6 Sistematika Penulisan .......................................................................... 5
BAB II GAMBARAN UMUM........................................................................ 6
2.1 Visi dan Misi Perusahaan .................................................................... 6
2.2 Sejarah Singkat Perusahaan ................................................................ 6
2.3 Pengguna Jasa Dan Mitra ................................................................... 7
2.4 Peralatan dan Kelengkapan ................................................................ 8
BAB III PELAKSANAAN KEGIATAN ........................................................ 9
3.1 Metode Pelaksanaan Pekerjaan ......................................................... 10
3.2 Kontrak .............................................................................................. 12
3.3 Persiapan Galangan ........................................................................... 12
3.4 Rancangan ......................................................................................... 15
3.5 Fabrikasi ............................................................................................ 20
3.6 Perakitan (Assembling) ....................................................................... 28
3.7 Ereksi (Erection)................................................................................ 29

vi
vii

3.8 Kontruksi Buritan .............................................................................. 33


3.9 Peluncuran (Launching) .................................................................... 34
3.10 Sistem Perpipaan Kapal ................................................................... 36
3.11 Sistem Kelistrikan dan Navigasi...................................................... 37
3.12 Peralatan dan Permesinan Geladak.................................................. 39
3.13 Peralatan dan Perlengkapan Kapal .................................................. 39
3.14 Mesin Induk dan Mesin Bantu......................................................... 40
3.15 Akomodasi dan Isolasi Sekat-sekat ................................................. 40
3.16 Penyelesaian (Finishing) ................................................................. 41
3.17 Pengujian (Function Test) ............................................................... 43
3.18 Penggambaran Akhir, Sertifikasi, dan Persetujuan ........................ 44
Klasifikasi (Class Approval)
3.19 Serah Terima (Delivery) .................................................................. 45
BAB IV PENUTUP ......................................................................................... 46
4.1 Kesimpulan ....................................................................................... 46
4.2 Saran ................................................................................................. 46
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 48
BIODATA ........................................................................................................ 49
LAMPIRAN ..................................................................................................... 53

vii
DAFTAR GAMBAR

Tabel 1.1. Waktu Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan

Gambar 3.1. Rencana Pembagian Blok

Gambar 3.2 Mould Loft

Gambar 3.4 Penandaan Secara Manual (Manual Marking)

Gambar 3.5 Pemotongan Dengan Mengunakan Gas

Gambar 3.6 Pemotongan Otomatis Menggunakan Gas

Gambar 3.7 Mesin Roll

Gambar 3.8 Mesin Bending

Gambar 3.9 Perakitan Plat Dengan Kontruksi Penguat (Stiffener,Girder,dsb)

Gambar 3.10 Perakitan Komponen -Komponen

Gambar 3.11 Penyambungan Blok atau Seksi

Gambar 3.12 Penyambungan Pipa-Pipa

Gambar 3.13 Mesin Induk Kapal

Gambar 3.14 Starting Generator Listrik

Gambar 3.15 Pemasangan Zinc Anodes

Gambar 3.16 Pengecetan

Gambar 3.17 Peluncuran Kapal Tug Boat

Gambar 3.18 Pengujian Pompa Sebelum Dipasang

Gambar 3.19 Pemasangan Saluran Pipa

Gambar 3.20 Pemasangan Sistem Navigasi

Gambar 3.21 Mother Switch Board (MSB)

Gambar 3.22 Windlass (Mesin Jangkar)

Gambar 3.23 Pemasangan Cable Tray

viii
Gambar 3.24 Pemasangan Interior Dalam Kapal

Gambar 3.25 Pemasangan Perlengkapan Kapal (Alat Pemadam Api Ringan)

Gambar 3.25 Sea Trial

ix
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.4 Latar Belakang

Semakin pesatnya perkembangan industri maritim di Indonesia, maka


kebutuhan akan Sumber Daya Manusia yang berkualitas, berkepribadian mandiri,
dan memiliki kemampuan intelektual yang baik sangatlah dibutuhkan dalam
rangka meningkatkan SDM yang bermutu. Oleh karena itu, peran serta perguruan
tinggi dan institusi sangat dibutuhkan untuk semakin meningkatkan mutu
outputnya.
Akademi Teknik Perkapalan Veteran Semarang sebagai salah satu
Akademi di bidang maritim di Indonesia berupaya untuk mengembangkan sumber
daya manusia dan Iptek (Ilmu Pengetahuan dan Teknologi) untuk menunjang
pembangunan industri maritim. Output dari Akademi Teknik Perkapalan Veteran
Semarang ini diharapkan siap untuk dikembangkan ke bidang yang sesuai dengan
spesifikasi atau keahliannya. Sejalan dengan upaya tersebut, kerjasama dengan
pihak industri perlu ditingkatkan, salah satunya dengan Praktek Kerja Lapangan.
Kebijaksanaan link and match yang telah ditetapkan oleh Kementerian
Pendidikan Nasional Republik Indonesia adalah upaya dari pemerintah untuk
menjembatani kesenjangan antara perguruan tinggi dengan dunia kerja (industri)
dalam rangka memberikan sumbangan yang lebih besar dan sesuai bagi
pembangunan bangsa dan negara.
Pada Praktek Kerja Lapangan yang pertama ini bertujuan untuk
mengamati proses produksi dan sistem kontruksi dari bangunan baru kapal. Ruang
lingkup bangunan baru itu sendiri terdiri dari manajemen proyek, proses produksi,
dan beberapa manajemen lainnya.
Praktek Kerja Lapangan merupakan salah satu kurikulum wajib yang
harus ditempuh oleh taruna Akademi Teknik Perkapalan Veteran Semarang.
Selain itu kegiatan ini diharapkan dapat menambah pengetahuan tentang aktivitas
yang terjadi di dunia industri maritim.

1
2

Pemahaman tentang permasalahan di dunia industri maritim diharapkan


dapat menunjang pengetahuan secara teoritis yang didapat dari materi perkuliahan
sehingga taruna dapat menjadi salah satu Sumber Daya Manusia yang siap
menghadapi tantangan era globalisasi.
Dengan syarat kelulusan yang ditetapkan, Mata Kuliah Praktek Kerja
Lapangan telah menjadi salah satu pendorong utama bagi tiap-tiap taruna untuk
mengenal kondisi di lapangan kerja dan untuk melihat keselarasan antara ilmu
pengetahuan yang diperoleh dengan aplikasi praktis di dunia kerja.
Praktikan memilih PT Daya Radar Utama sebagai tempat Kerja Praktek.
PT Daya Radar Utama merupakan galangan kapal yang berlokasi di Jakarta Utara
yang memiliki ranah kerja di bidang pembangunan kapal, reparasi kapal, sarana
lepas pantai, pengangkatan kerangka (salvage) kapal, karoseri, dan peti kemas
(container).
Dan, sesuai dengan tujuan pendidikan di Akademi Teknik Perkapalan
Veteran Semarang adalah menciptakan Ahli Madya yang terampil yang nantinya
dapat bekerja di bidang perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan dalam sebuah
lingkup pekerjaan atau galangan kapal.

1.5 Dasar Kegiatan

Kerja Praktek direncanakan berlangsung di PT Daya Radar Utama, mulai


tanggal 02 Februari 2018 – 02 Maret 2018. Perincian kegiatan yang akan
dilakukan meliputi kegiatan sebagai berikut:
1. Pengenalan secara umum tentang perusahaan PT Daya Radar Utama.
2. Pengenalan dan pengamatan secara langsung tentang proses produksi
bangunan baru kapal.
3. Mempelajari sistem konstruksi kapal pada bangunan baru.
4. Memahami manajemen galangan kapal.
5. Memahami hubungan kerja antara galangan, perusahaan pelayaran,
syahbandar, dan biro klasifikasi pada pembuatan bangunan baru.
6. Mempelajari lay-out galangan kapal.
3

7. Mengetahui struktur organisasi dan mekanisme kerjanya.


8. Membahas masalah-masalah teknis serta memberikan alternatif solusinya.
9. Melaksanakan tugas yang diberikan dan melakukan konsultasi yang
diperlukan dalam penyelesaian tugas yang diberikan.
10. Penyusunan Laporan Kerja Praktek.
11. Penyerahan Laporan Kerja Praktek.

1.6 Tujuan Penulisan

Tujuan pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan meliputi hal-hal sebagai


berikut:
1.3.1 Umum
1. Terciptanya suatu hubungan yang sinergis, jelas, dan terarah antara
dunia perguruan tinggi dan dunia kerja sebagai pengguna output-nya.
2. Meningkatkan kepedulian dan partisipasi dunia usaha dalam
memberikan kontribusinya dalam sistem pendidikan nasional.
3. Membuka wawasan taruna agar dapat mengetahui dan memahami
aplikasi ilmu di dunia industri pada umumnya serta mampu menyerap
dan berasosiasi dengan dunia kerja secara utuh.
4. Taruna dapat mengetahui dan memahami sistem kerja di dunia industri
sekaligus mampu mengadakan pendekatan masalah secara utuh.
5. Menumbuhkan dan menciptakan pola berpikir konstruktif yang lebih
berwawasan bagi taruna.

1.3.2 Khusus
1. Untuk memenuhi beban Satuan Kredit Semester (SKS) yang harus
ditempuh sebagai persyaratan akademis di Akademi Teknik Perkapalan
Veteran Semarang
2. Mengenal lebih jauh tentang teknologi proses-proses yang berkaitan
dengan bidang teknik perkapalan.
3. Mempelajari secara khusus tentang pembangunan kapal baru di PT Daya
Radar Utama.
4

4. Mengidentifikasi, menganalisis, dan memecahkan beberapa


permasalahan yang berkaitan dengan teknis khususnya mengenai hal –
hal yang telah disebutkan pada poin 2 dan 3.

1.7 Waktu Pelaksanaan

Kerja Praktek ini direncanakan dilakukan selama empat minggu (satu


bulan) dengan rincian kegiatan setiap tahap sebagai berikut :
Tabel 1.1 Waktu Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan

Minggu
No Kegiatan
I II III IV
Pengenalan PT Daya Radar
Utama dan Penempatan di
1
Departemen Pengendali
Mutu (Quality Control)
Penempatan di Departemen
2
Produksi (Production)
Penempatan di Departemen
3 Rancang Bangun
(Engineering)

1.8 Metode Pengumpulan Data

Adapun metode pengumpulan data yang penulis gunakan dalam Dalam


penyusunan laporan ini adalah sebagai berikut:
1) Metode Wawacara/Interview
Yaitu cara pengumpulan data atau keterangan dengan cara mengadakan
tanya jawab langsung/interview dengan sumber data atau responden.
2) Metode Observasi/ Pengamatan
Yaitu cara pengumpulan data dengan mengadakan pengamatan secara
langsung pada proses kegiatan yang dijadikan data.
5

3) Referensi
Yaitu berupa studi pustaka dan data - data dari hasil kegiatan Praktek
Kerja Lapangan.

1.9 Sistematika Penulisan

Dalam penyusunan laporan PKL Penulis membagi menjadi 5 bab yaitu :


BAB I menjelaskan tentang pendahuluan penulisan diarahkan pada pengulasan
latar belakang penulisan laporan PKL, maksud dan tujuan pelaksanaan, waktu dan
tempat pelaksanaan, metode penulisan dan sistematika penulisan.
BAB II menjelaskan tentang gambaran umum berisi tentang ulasan sejarah
singkat perusahaan daya radar utama, visi misi perusahaan, Pengguna jasa dan
mitra kerja, peralatan dan kelengkapan di PT. DAYA RADAR UTAMA.
BAB III menjelaskan tentang pelaksanaan kegiatan praktek kerja lapangan di PT.
DAYA RADAR UTAMA.
BAB IV menjelaskan tentang penutup berisi tentang kesimpulan dan saran saran.
Lampiran :
Daftar pustaka
BAB II
GAMBARAN UMUM

2.5 Visi dan Misi Perusahaan

 Visi PT Daya Radar Utama adalah :

Menjadi perusahaan galangan kapal yang unggul di segmen kelas


menengah dan siap bersaing di pasar global.

 Misi PT Daya Radar Utama adalah :

1) Diakui dan dikenal luas sebagai perusahaan yang handal dalam memenuhi
harapan pelanggan
2) Meningkatkan kemampuan untuk mewujudkan pertumbuhan yang
berkesinambungan
3) Memberi nilai tambah yang optimal bagi para pemegang saham,
karyawan, pelanggan, dan mitra usaha.

2.6 Sejarah Singkat Perusahaan

PT Daya Radar Utama yang terletak di Jalan L R E Martadinata (Komplek


Volker) No.7 Tanjung Priok, Jakarta Utara, Propinsi DKI Jakarta.
PT Daya Radar Utama adalah sebuah galangan kapal yang berdiri sejak
tahun 1972 dan telah menjadi salah satu galangan kapal yang aktif membangun
berbagai jenis kapal sampai ukuran 1000 DWT dan memperbaiki kapal sampai
dengan 8000 GT.
PT Daya Radar Utama telah mempunyai pengalaman di bidang maritim
lebih dari 40 tahun, bermula dari impor alat–alat keperluan marine dan
mempunyai gudang stok alat–alat marine yang cukup besar di Indonesia.
PT Daya Radar Utama juga sudah berhasil membangun dan memperbaiki
kapal– kapal baja, alumunium, dan fibreglass. Untuk bangunan baru (ship
building), PT Daya Radar Utama telah membangun berbagai ukuran dan type
kapal seperti Ferry RO–RO sampai ukuran 750 GRT, Passenger & Cargo Vessel

6
7

sampai 750 DWT, Harbour Tug, FRP Patrol Boat, Floating Jetty, Bouy, dan lain-
lain. Divisi perbaikan kapal PT Daya Radar Utama berpengalaman dalam
memperbaiki kapal–kapal jenis Tanker, Passenger, Ferry, Dredger, Z - Drive Tug
Boat, Bulk Carrier, High Speed Ferry, dan konversi kapal dari Container
menjadi accommodation untuk menunjang kegiatan offshore.
PT Daya Radar Utama menerapkan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 :
2000 untuk industri perkapalan dalam lingkup pekerjaan: Pembangunan,
Perbaikan, dan Konversi Kapal.
Untuk menjamin bahwa organisasi dapat memberikan produk atau jasa
yang memenuhi persyaratan yang ditetapkan perlu dilakukan verifikasi dalam
implementasinya dari pihak internal maupun eksternal. Dalam rangka penerapan
sistem manajemen mutu ISO 9001 : 2000, PT Daya Radar Utama berusaha
memenuhi seluruh persyaratan ISO 9001 : 2000 yang ditetapkan.
Manajemen PT Daya Radar Utama mengadopsi pendekatan proses saat
penyusunan, mengimplementasikan, dan memperbaiki keefektifan sistem
manajemen itu untuk meningkatkan kepuasan pelanggan dengan memenuhi
persyaratan pelanggan. Pendekatan 12 tersebut menekankan pentingnya :
1) Memahami dan memenuhi persyaratan.
2) Kebutuhan untuk mempertimbangkan proses dalam pengertian nilai
tambah.
3) Memperoleh hasil kinerja proses dan efektifitas.
4) Perbaikan berkesinambungan dari proses berdasarkan pengukuran yang
obyektif.

2.7 Pengguna Jasa Dan Mitra

Pengguna jasa PT. Daya Radar Utama adalah Owner (pemilik kapal) dan
mitra kerja yaitu Sub Kontraktor, Perusahaan Pelat Baja, Perusahaan Mesin
Kapal, Perusahaan Cat,dll.
8

2.8 Peralatan dan Kelengkapan

PT. Daya Radar Utama memiliki peralatan dan kelengkapan sebagai


berikut :
1. Jetty
2. Bengkel – Bengkel
3. Pergudangan
4. Perkantoran dan Peralatannya
5. Listrik
6. Sejumlah Crane
7. Air Bag
8. Pergedungan
9. Workshop, Fabrikasi Dan Permesinan
10. Kendaraan Dinas
11. Kendaraan Khusus
12. Peralatan Keselamatan Kerja / K3
13. Alat Ukur
14. Teknologi Peluncuran Kapal
BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN

3.1 Metode Pelaksanaan Pekerjaan


Pekerjaan Pembangunan 1 (satu) unit Kapal Tugboat 1500 HP ini
berdasarkan pertimbangan dan peraturan sebagai berikut;
a) Kondisi Pelayaran
Suhu udara keliling : 37° C
Kelembaban udara maksimum : 95 %
Tekanan Barometik : 76 mmHg
Skala Beaufort :3
b) Stabilitas
Memiliki stabilitas yang baik, memenuhi persyaratan SOLAS 1974,
dengan mempertimbangkan beberapa kondisi operasional kapal antara lain:
1) Kapal dalam keadaan kosong
2) Kapal dalam keadaan muatan penuh berangkat
3) Kapal dalam keadaan muatan penuh tiba
4) Kapal dalam keadaan ballast penuh tanpa muatan berangkat
5) Kapal dalam keadaan ballast penuh tanpa muatan tiba

c) Tingkat kebisingan dan getaran (noise & vibration) minimum


Berdasarkan ketentuan sesuai standar ISO 6954 dan berada dalam daerah
“No–Complain” atau daerah getaran yang masih diijinkan dalam grafik standar
ISO 6954.
d) Kecepatan
Kecepatan percobaan 11 knot, 80% dari displacement muatan penuh.
e) Perawatan yang mudah dan ketersediaan suku cadang.
f) Standar minimal untuk pelaksanaan konstruksi adalah standarisasi
galangan yang disetujui oleh BKI, dengan mengacu pada Standar Nasional
Indonesia (SNI).

9
10

Faktor-faktor penting yang mempengaruhi produktivitas, effektivitas dan


effisiensi kerja galangan adalah:
1) Penataan galangan (Yard-Layout)
2) Peralatan produksi
3) Sumber Daya Manusia (SDM)
4) Sistem Manajemen

Penempatan bengkel-bengkel kerja (workshop) pada galangan harus


dirancang sesuai dengan tata urutan kerja dalam proses pembangungan kapal
secara keseluruhan sehingga kontinuitas proses pembangunan suatu kapal dari
satu bengkel kerja ke bengkel kerja yang lain dapat dilaksanakan secara efisien
dan efektif.
Bengkel-bengkel kerja utama pada suatu galangan pembangunan kapal secara
umum adalah sebagai berikut:
1) Bengkel rancangan (Designing Shop)
2) Bengkel lantai gading (Mould Lofting)
3) Bengkel fabrikasi (Fabrication Shop)
4) Bengkel perakitan (Assembling Shop)
5) Bengkel pembangunan (Erection Shop)

Di bengkel-bengkel tersebut ditempatkan SDM dan peralatan penunjang


produksi dengan kuantitas yang efisien dan efektif untuk menghasilkan
produktivitas yang optimum, yaitu dengan adanya pengontrolan kualitas (QC),
perawatan serta perbaikan peralatan produksi secara terjadwal (Production tool
refreshing and maintenance), regenerasi dan peningkatan SDM. Hal ini dapat
dicapai dengan adanya aturan dan kebijakan yang kuat dari menajemen
perusahaan.
11

Tahapan pembangunan kapal dapat diilustrasikan dalam Flow Chart berikut:

PERSIAPAN GALANGAN:
 Penugasan;
 Pengadaan material,
KONTRAK (Contract): perlengkapan dan
 Persyaratan Owner permesinan;
 Spesifikasi Teknis  Pembuatan Network
 General Arrangement Planning dan Time
 Jadwal Penyelesaian Schedule;
 Persiapan shop &
building berth

FABRIKASI :
 Mould Lofting;
RANCANGAN (Design):
 Marking;  Key Plan;
 Cutting;  Detail Plan;
 Bending;  Production Drawing.
 Welding.

ASSEMBLING : ERECTION:
 
Sub-Assembling (Section); Penyambungan Blok / Seksi;
 
Assembling (Block); Hull Out-fitting;
 Out-fitting. 
Sistem Perpipaan;

Zinc Anodes Installation;

Pengecatan (Primer, Anti
OUTFITTING & FINISHING:

Interior Accomodation Corrosion, Anti Fouling);
& Insulation;

Finishing Painting;

Machineries Out fitting;

Instalasi Listrik;
 PELUNCURAN (LAUNCHING)
Instalasi Perlengkapan;

Finishing Hull Out fitting;
 Penyelesaian Sistem Perpipaan

TEST:
 Pengujian Fungsi
Peralatan (Function
Test);
 Pengujian Stabilitas
(Inclining Test); As Built Drawing, Serah Terima
 Pengujian di galangan Certification & Class Kapal
(Dock Trial); Approval
 Pengujian berlayar
(Sea Trial).
12

Penjelasan flow chart urutan kerja pembangunan kapal sebagai berikut :

3.6 Kontrak
Setelah ditandatangani kontrak kerja pengadaan/jasa pemborongan
pembangunan kapal, diperoleh:
1) Persyaratan–persyaratan umum yang ditentukan oleh pengguna jasa
(owner’s requirements) yang bersifat mengikat pihak penyedia jasa
pemborongan (galangan pembangunan) dalam hal ini PT Daya Radar
Utama dan pihak pengguna jasa dalam hal ini adalah Kuasa Pengguna
Anggaran/Satuan Kerja Pengembangan Sarana Transportasi SDP.
2) Spesifikasi teknis kapal yang akan dibangun yang berisi penjelasan dan
penjabaran yang lebih detail menyangkut karakteristik kapal yang meliputi
ukuran utama kapal, aspek-aspek kelaikan kapal, keselamatan dan
kenyamanan awak kapal, material dan perlengkapan kapal.
3) Gambar Rencana Umum (General Arrangement Plan) merupakan
gambaran umum kapal yang akan dibangun.
4) Jadwal waktu penyelesaian pekerjaan yang terhitung sejak dikeluarkannya
Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) hingga serah-terima kepada pihak
pengguna jasa.

3.3 Persiapan Galangan


Berdasarkan key points yang diperoleh dari kontrak, maka selanjutnya
penyedia jasa (galangan) melakukan langkah-langkah persiapan yang meliputi
antara lain:
1) Pengorganisasian pelaksanaan pekerjaan yang berkaitan dengan penugasan
personil terutama pimpinan proyek (Project Engineer) atau Kepala
Pelaksana Lapangan yang bertanggung jawab dalam pembangunan kapal,
yang meliputi estimasi kebutuhan material dan peralatan berdasarkan
daftar kuantitas, jadwal pelaksanaan pekerjaan (time schedule) dan
pengaturan jam orang (JO) dan personil lain yang dimiliki pihak galangan
13

maupun diserahkan sebagaian pekerjaan kepada pihak lain (sub-


kontraktor) sepanjang masih berada dalam koridor ikatan kontrak.
2) Perhitungan kebutuhan material, perlengkapan dan permesinan kapal.
Pengadaan material, perlengkapan dan permesinan baik untuk persiapan
pembangunan maupun untuk kapal. Pengadaan material, perlengkapan
serta permesinan untuk kapal selanjutnya sesuai persetujuan pengguna jasa
dan disetujui oleh Biro Klasifikasi Indonesia (BKI).
3) Persiapan bengkel kerja (shop), area kerja & perakitan (site) & building
berth menyangkut penyiapan bengkel-bengkel kerja hingga building berth
dimana konstruksi kapal akan di ereksi membentuk blok-blok.
4) Pembuatan Network Planning dan Time Schedule yang berkaitan dengan
rencana kerja, pembidangan dan penugasan staff, serta penyusunan jadwal
penyelesaian pekerjaan agar tidak melampaui batas waktu yang telah
disepakati dalam Kontrak.

Spesifikasi urutan pengerjaan kapal tersebut dengan waktu


penyelesaiannya masing-masing. Ini merupakan main schedule pembuatan yang
meliputi :
1) Tahapan pemesanan dan penandatanganan kontrak pembangunan.
2) Tahapan fabrikasi.
3) Tahapan ereksi (keel laying dan seterusnya).
4) Tahapan Peluncuran dan pengapungan (launching & floating).
5) Penyerahan (delivery).

Berdasarkan Main Schedule tersebut, kemudian dibuatkan Time Schedule


urutan pengerjaan secara lengkap yang dspesifikasikan sebagai berikut :
1) Umum (general), meliputi:
a) Key Plan dan Basic Plan
b) Production Drawing
c) Pemesanan material
d) Pemesanan material paket (mesin induk, mesin bantu, dan lain-lain)
14

2) Konstruksi baja lambung (hull part), meliputi :


a) Mould Lofting
b) Marking
c) Fabrikasi
d) Assembling
e) Ereksi (block erection)
3) Konstruksi out-fitting lambung (hull out-fitting), meliputi:
a) Pekerjaan perpipaan (hull piping)
b) Pemasangan perlengkapan tambat (mooring equipment), jangkar
(anchor), permesinan geladak (deck machineries).
c) Perlengkapan geladak termasuk perlengkapan penyelamat (safety
equipment : live saving & fire fighting system)
d) Perlengkapan tangki muat (cargo tank fittings)
e) Perlengkapan akomodasi (furniture schedule)
f) Peralatan navigasi (navigation equipment)
4) Bagian Permesinan (Machinery Part), meliputi:
a) Pemasangan mesin induk (main engine), poros (shaft) dan propeller
b) Pemasangan generator (genset) dan mesin bantu (auxiliary engine)
c) Pemasangan perpipaan untuk mesin
d) Pemasangan perlengkapan untuk kamar mesin (engine room fitting)
5) Bagian Listrik (Electric Part), meliputi:
a) Sistem pembangkit tenaga listrik (electric generating plant)
b) Pembuatan rangkaian panel (MCB)
c) Pemasangan kabel (cable wiring)
d) Penyambungan kabel (connection)
e) Perlengkapan penerangan (lighting)
f) Perlengkapan radio dan sistem navigasi
g) Sistem alarm dan komunikasi
h) Suku cadang dan perlengkapannya
15

6) Bagian finishing, pemeriksaan dan pengujian, meliputi:


a) Pengecatan (cleaning, primer & schedule painting)
b) Inspeksi (welding inspection & water tighness), test (ship equipments &
research equipments), dock trial, inclining test dan sea trial.

3.4 Rancangan
Berdasarkan dokumen kontrak yang termasuk di dalamnya adalah
Owner dan Spesifikasi Teknik serta General Arrangement Plan (GAP)
selanjutnya dilakukan pekerjaan rancangan yang meliputi:
1) Rancangan awal (Preliminary Design) yang merupakan pekerjaan
pengulangan (Repeated Order) dari kapal-kapal sejenis yang pernah
dibangun. Rancangan pengulangan ini tidak mutlak mengikuti rancangan
lama akan tetapi dilakukan modifikasi dan penyempurnaan-
penyempurnaan sehingga dapat memenuhi seluruh kriteria yang ditetapkan
oleh pengguna jasa. Pekerjaan ini meliputi penggambaran Key Plan yang
merupakan gambar-gambar utama kapal. Key Plan merupakan output dari
proses design kapal yang terdiri atas:
a) Rencana Garis (Lines Plan)
b) Rencana Umum (General Arrangement Plan)
c) Rencana Irisan Melintang Gading Tengah (Midship Section Plan)
d) Rencana Profil Konstruksi dan Geladak (Construction Profile and
Deck Plan)
e) Sekat-sekat melintang (Transversal Bulkheads)
f) Perencanaan dalam Kamar Mesin (Arrangement in Engine Room)

2) Dari Key Plan selanjutnya dikembangkan menjadi gambar-gambar detail


(Detail Plan) yang meliputi:
a) Rencana Konstruksi Body Plan (Landing Body Plan)
b) Bukaan Kulit (Shell Expansion Plan)
c) Konstruksi Gading Tengah (Midship Construction)
16

d) Konstruksi Kamar Mesin (Engine Room Construction)


e) Konstruksi Buritan (Stern Construction)
f) Konstruksi Haluan (Bow Contruction)
g) Konstruksi Rumah Geladak (Deck House Construction)
h) Konstruksi Gading Buritan dan Kemudi (Rudder and Stren Frame
Construction)

Perencanaan dan gambar kerja (Design/Production Drawing) ini


merupakan tahap awal dalam jadwal waktu pelaksanaan pekerjaan dan
sudah dilakukan (sebagian gambar; key plan) pada waktu perencanaan
untuk tender. Pekerjaan mould loft (gambar skala 1 : 1) untuk rencana
garis sudah bisa dilaksanakan dari gambar rencana garis (lines plan) yang
sudah disetujui klas. Gambar-gambar ini digunakan untuk disetujui oleh
pihak pengguna jasa/pemilik kapal (ship’s owner) dan BKI.

3) Untuk melakukan fabrikasi material dibutuhkan gambar-gambar produksi


yang merupakan pengembangan dari Key Plan dan Detail Plan. Gambar-
gambar ini (Production Drawings) adalah gambar-gambar detail per sub-
komponen yang merupakan kelanjutan dari Detail Plan setelah diberi
informasi teknis untuk pengerjaan di lapangan (bengkel assembling).
Gambar-gambar ini dibuat oleh Departemen Rancang Bangun
(Engineering). Disamping gambar-gambar produksi ini, juga dibuatkan
piece list (daftar komponen) lengkap dengan ukurannya masing-masing.
Design/Production Drawing selain digunakan untuk pekerjaan praktis di
lapangan, juga untuk mengontrol pekerjaan produksi kapal (production
control).

Setelah gambar-gambar produksi (production drawings) selesai dibuat,


selanjutnya diestimasikan jumlah material yang dibutuhkan untuk pembuatan
kapal tersebut yang meliputi:
a) Pelat baja lembaran (steel sheet plate for marine use)
b) Profil (flat bar, angle section dan rolled section)
17

c) Expanded metal
d) Cat (primer, anti corrosion (AC), anti fouling (AF), coating)
e) Kayu, vinyl, plywood, dan lain-lain

Pimpinan Proyek (Pimpro) atau Kepala Pelaksana lapangan yang dibantu


Wakil Kepala Pelaksana, membuat daftar kebutuhan material ini dan
dikoordinasikan dengan bagian pengadaan material (logistics) dan bagian
pembelian untuk pengelolaan dan penjadwalan pemakaian material tersebut.
Penentuan kebutuhan material ini adalah dengan cara manual, yaitu dengan
menghitung:
a) Untuk pelat, panjang dan lebar.
b) Untuk profil, panjang.
c) Cat, berdasarkan luas permukaan yang akan dicat dengan
memperhitungkan jumlah cat yang digunakan satu satuan luas. Faktor
pengalaman juga dikaitkan dengan estimasi jumlah cat yang dibutuhkan
berdasarkan pemakaian cat pada kapal-kapal yang telah dibangun.
d) Jumlah mesin, pompa disesuaikan dengan yang dibutuhkan berdasarkan
rancangan (gambar).
e) Jumlah kayu dan perlengkapan akomodasi disesuaikan dengan kebutuhan
(dihitung dari gambar).

Jenis dan dimensi teknis dari material yang digunakan dalam


pembangunan kapal harus memenuhi standar minimal sebagaimana yang
disyaratkan oleh BKI. Dalam tahapan rancangan (designing stage), disamping
dibuatkan gambar-gambar rancangan (key plan, detail plan dan production
drawings), juga ditentukan metode pembangunan kapal. Pemilihan metode ini
berdasarkan type kapal, ukuran pokok kapal, jumlah kapal yang akan dibangun
(series) diatas building berth, program pada galangan kapal. Aspek-aspek
ekonomis yang meliputi pembuatan kapal secara keseluruhan. Metode ini sangat
tergantung pada:
18

1) Tipe dan kapasitas perlengkapan dalam bengkel (workshops).


2) Ruang kerja yang tersedia (Dock space).
3) Tipe, jumlah dan perlengkapan building berth serta ukuran basin
peluncuran / pengapungan.
4) Tingkat kerjasama antara galangan ini dengan perusahaan lain (third
party) atau institusi rancang bangun dalam meproduksikan bagian-bagian
konstruksi kapal. Faktor ini perlu dipertimbangkan bila ada komponen
lainnya dibangun di perusahaan lain.

Secara umum, ada 2 (dua) metode pembangunan lambung yang diterapkan


di galangan-galangan kapal, yaitu :
1) Metode seksi (section), yang dibedakan lagi atas:
a) Metode seksi “piramida” (pyramid section)
b) Metode seksi “pulau” (island section)
2) Metode blok (block)
Dengan menerapkan kedua metode ini, maka deformasi akibat pengelasan
total dapat ditekan minimal, dan dapat dicapai waktu fabrikasi yang lebih cepat.
Bila dipilih metode seksi “piramida”, maka pembangunan lambung diatas
building berth dimulai dengan perakitan dan pengelasan piramida yang pertama
(biasanya pada kompartemen yang berisi mesin induk, dan boiler), dan diurutkan
selanjutnya ke arah haluan dan buritan kapal. Kelemahan utama penerapan
metode ini adalah deformasi yang membujur (longitudinal deformation) yang
besar namun prosesnya dapat diperlambat.
Bila dipilih metode seksi “pulau”, maka pembentukan lambung kapal
dimulai dengan ereksi seksi-seksi secara serempak pada beberapa tempat
sepanjang kapal sehingga membentuk pulau-pulau. Jumlah pulau biasanya 3 buah,
tetapi jumlah ini tergantung pada ukuran kapal yang akan dibangun. Pada
dasarnya urutan pengelasan dan ereksi dengan penerapan metode ini sama seperti
metode seksi piramida.
Bila dipilih metode blok dalam pembentukan lambung, maka volume kerja
diatas building berth adalah minimum. Demikian pula dengan deformasi
19

membujur akibat pengelasan dapat diminimalkan. Dengan metode blok, lambung


kapal dibagi atas beberapa blok besar, yang biasanya berbatasan pada setiap sekat
melintang kapal (transversal bulkhead), atau pada jarak yang tak jauh dari
sekat tersebut. Setiap blok terdiri atas komponen-komponen struktural (pelat
kulit (shell), frame, bracket, girder, beam, floor, sekat (bulkhead), tanktop, deck,
dll) yang sejajar dengan bidang midship.
Jumlah blok tergantung dari kapasitas angkut crane di galangan khususnya
di building dock. Keuntungan utama pembentukan lambung dengan metode ini
adalah:
1) Periode assembling lambung dan siklus pembuatan kapal lebih singkat,
karena lambung dan superstructure (bangunan atas) difabrikasi secara
serempak, dan jumlah kerja perakitan yang besar dalam blok dapat
dikurangi hingga minimum karena dilaksanakan dalam waktu yang sama.
2) Lebih mudah untuk merakit (assembling) seksi-seksi blok dan
menyelesaikannya, terlindung dari cuaca buruk karena diselesaikan dalam
bengkel assembling, juga dapat dimekanisasikan pengerjaan blok tersebut.
3) Dengan fitting-out berth yang sama, produksi kapal-kapal berseri dapat
ditingkatkan hingga tidak kurang dari 50%.

Sementara dalam pembuatan kapal, dikenal metode-metode sebagai


berikut:
1) Metode aliran posisional yang biasanya diterapkan untuk pembuatan kapal
dalam jumlah besar (series), galangan kapal untuk penerapan metode ini
biasanya dilengkapi dengan perlengkapan khusus untuk seluruh kapal
yang dibangun secara serempak dari suatu posisi ke posisi berikutnya
dalam rangkaian produksi. Bila diterapkan untuk pembuatan kapal–kapal
kecil, maka metode ini biasanya dikenal dengan nama metode ban berjalan
(conveyor belt method).
2) Metode Continuous Gang digunakan bila galangan tidak dilengkapi
dengan perlengkapan sebagaimana disebutkan dalam metode pertama.
Metode ini biasanya diterapkan untuk pembuatan kapal berseri namun
20

setiap kapal dibangun hingga diluncurkan baru dibangun kapal berikutnya


hingga selesai.

Jumlah kapal yang akan dibangun merupakan faktor decisif dalam


pemilihan metode pembuatan kapal, terutama untuk membangun kapal tunggal
atau berseri. Dalam pelaksanaan pekerjaan ini pihak galangan menetapkan untuk
menggunakan Metode Blok untuk pembangunan lambung dan Metode
Continuous Gang untuk pelaksanaan kerja dengan pertimbangan kemampuan
fasilitas yang dimiliki galangan serta keuntungan-keuntungan teknis sebagaimana
uraian diatas. Perencanaan pembagian blok-blok kapal adalah sebagai berikut :

Gambar 3.1 Rencana Pembagian Blok

3.5 Fabrikasi

Fabrikasi merupakan tahapan awal dalam proses produksi konstruksi kapal


(steel construction), dan menghasilkan sebagian besar komponen yang
membentuk struktur kapal tersebut. Jenis pengerjaan yang terjadi dalam proses
fabrikasi adalah:
21

a) Mould lofting
b) Penandaan (marking);
c) Pemotongan (cutting);
d) Pembentukan (Roll, Press and bending);
e) Sub assembling.

a) Mould Lofting

Karena struktur kapal yang komplek terutama konstruksi yang berada


dibagian haluan dan buritan, maka sulit untuk memfabrikasi komponen konstruksi
tersebut secara langsung dari gambar-gambar rancangan, kecuali dengan
menerapkan teknologi yang sudah terkomputerisasi (CAD/CAM). Gambar–
gambar rancangan (design plans) umumnya digambarkan dengan skala 1 : 50
hingga 1 : 100 sehingga kesalahan akan lebih mudah terjadi bila komponen kapal
difabrikasikan secara langsung dalam ukuran sebenarnya. Oleh sebab itu,
diperlukan suatu tahapan pengerjaan yang merupakan media antara pekerjaan
rancangan dan fabrikasi yang dalam istilah teknik perkapalan disebut sebagai
proses mould lofting.

Gambar 3.2. Mould Loft


22

Dalam proses mould lofting, konstruksi kapal digambarkan dengan metode


skala 1 : 1 (full scale lofting), 1 : 10 sampai 1 : 25 (reduced scale lofting), di atas
lantai gambar yang terbuat dari papan atau plywood. Metode mould lofting lainnya
adalah numerical lofting yang tidak menggunakan skala tertentu karena gambar
lofting yang tidak menggunakan skala tertentu karena gambar lofting seluruhnya
tersimpan dalam bentuk data numeric yang diolah dengan komputer. Hasilan
(output) dari data numeric ini dikonversikan ke dalam bentuk pita berlubang
(punched card) yang diproses dengan mesin Computerized Numerical Control
(CNC) untuk pemotongan pelat dan sebagainya.

Keuntungan penerapan numerical lofting adalah bahwa data mould lofting


tersimpan dalam memori komputer untuk jangka waktu yang sangat lama selama
tidak terjadi kerusakan pada data tersebut. Data ini sewaktu-waktu dapat
dimanfaatkan kembali bila dibutuhkan untuk membangun kapal dengan tipe dan
ukuran yang sama. Pelaksanaan mould lofting untuk konstruksi dapat dilakukan
setelah ada gambar lines plan, data offset dan dimensi konstruksi dari bagian
Rancang Bangun (engineering) yang sudah disetujui oleh klas. Schedule utama (±
1 bulan) pada tahap ini adalah mendapatkan bentuk gading-gading tiap jarak
gading dan selebihnya adalah perbaikan dan bentuk-bentuk lain konstruksi kapal.

b) Penandaan (marking)

Marking adalah proses penandaan komponen berdasarkan data dari


bengkel Mould Loft, sebelum melakukan pemotongan (cutting) terhadap
komponen. Berdasarkan peralatan yang digunakan, marking dibedakan atas:

i. Penandaan secara manual (manual marking)


23

Gambar 3.3. Penandaan secara manual (manual marking)

ii. Penandaan dengan metode proyeksi (projection marking)


iii. Penandaan dengan menggunakan mesin electro photo
iv. Penandaan secara numeric (numerical controlled marking)

Dengan manual marking, seluruh penandaan penggambaran komponen


diatas permukaan material dilakukan secara manual dengan menggunakan
peralatan sederhana.

Pada projection marking, proses penandaan dibantu dengan peralatan optic


sehingga gambar komponen dari bengkel mould loft dapat diskalakan. Sementara
Electro Photo Marking (EPM) merupakan pengembangan dari projection
marking. Proses marking ini tidak membutuhkan pengerjaan awal (pre-
processing) pada pelat baja yang akan di marking, karena sudah menggunakan
photo conductive powder (EPM photoner) dan fixative. Sedangkan Numerically
Controlled Marking dibantu dengan peralatan komputer (CNC) dimana data
inputnya hanya merupakan data numeric.

Selama penandaan pelat ini terlebih dahulu dicatat nomor pelat/identifikasi


pelat dan dibuat daftar pemakaian dan penempatannya di kapal tersebut (cutting
plan) untuk keperluan telusur material (traceability material).
24

c) Pemotongan (cutting)

Cutting merupakan tahapan fabrikasi setelah penandaan di mana


pemotongan dilakukan mengikuti kontur garis marking dengan toleransi
sebagaimana yang ditetapkan di dalam rencana pemotongan pelat (cutting plan).
Pemotongan dengan oxygen cutting dengan memperhatikan jarak dari nozzle ke
pelat agar menghasilkan pemotongan yang efektif dan lose material yang kecil.

Berdasarkan jenis peralatan yang digunakan untuk pemotongan pelat,


maka pemotongan dibedakan atas:

i. Pemotongan manual dengan menggunakan gas

Gambar 3.4. Pemotongan manual dengan menggunakan gas


25

ii. Pemotongan otomatis dengan menggunakan gas

Gambar 3.5. Pemotongan otomatis dengan menggunakan gas

d) Pembentukan (roll, press, dan bending)

Roll, press dan bending merupakan kelanjutan proses fabrikasi dari


marking dan cutting. Roll adalah proses pembentukan pelat dimana pelat akan
berubah bentuk secara radial dengan tekanan dan gerakan antara dua die (round
bar).

Gambar 3.6. Mesin Roll


26

Press adalah proses penekanan pelat untuk pelurusan dan perataan


permukaan pelat yang mengalami waving.

Bending adalah proses pembentukan pelat atau profil hingga membentuk


seksi tiga dimensi (frame/profil) sesuai yang dibutuhkan.

Gambar 3.7. Mesin Bending

Berdasarkan cara pengerjaannya, bending dispesifikasikan atas:

i. Pembentukan dingin (cold bending)


Cold bending adalah proses pembentukan pelat atau profil dalam keadaan
temperatur normal (suhu kamar) tanpa efek suhu dari luar.
27

ii. Pembentukan panas (hot bending)


Hot bending adalah proses pembentukan pelat atau profil dengan bantuan
pemanasan dari luar untuk memudahkan pengerjaan pembentukan.

e) Sub-Assembling

Sub Assembling merupakan tahapan perakitan awal yang fungsinya adalah


untuk mengurangi volume kerja diatas assembling jig. Pekerjaan sub assembling
meliputi antara lain penyambungan pelat, perakitan pelat dengan konstruksi
penguat (stiffener, girder, dan sebagainya), perakitan profil-profil I, T, siku
(angle) dsb, yang akan membentuk panel-panel untuk posisi vertikal dan
horizontal.

Gambar 3.8. Perakitan pelat dengan konstruksi penguat (stiffener, girder, dan
sebagainya)

Pelaksanaan pekerjaan pada tahap ini dilaksanakan setelah proses mould lofting,
marking, cutting, dan bending selesai.
28

3.6 Perakitan (Assembling)

Assembling merupakan tahapan lanjutan dari proses fabrikasi. Seluruh material


yang telah difabrikasi, baik pelat baja maupun profil-profil (rolled shapes)
digabungkan dan dirakit menjadi satu unit tiga dimensi yang lebih besar dan
kompak (block).

Gambar 3.9. Perakitan komponen-komponen

Perakitan komponen dimaksudkan untuk:

a) Meningkatkan produktivitas dan memperkecil volume kerja di atas


building berth.
b) Mempersingkat waktu kerja dengan mengurangi pekerjaan diatas building
berth.
c) Meningkatkan kemampuan kerja dan keselamatan kerja khususnya untuk
pekerjaan out fitting dan pengecatan karena dapat dilaksanakan selama
perakitan.

Ukuran blok / seksi yang dirakit sepenuhnya tergantung kepada dimensi


kapal yang dibangun serta kapasitas crane pada bengkel assembling. Selain
perakitan pelat, dalam bengkel assembling juga dilakukan perakitan komponen
out-fitting (perpipaan dan kelistrikan).
29

3.7 Ereksi (Erection)

Ereksi adalah proses penyambungan blok-blok/seksi konstruksi yang telah


dirakit, pada building berth dengan posisi tegak, dengan menggunakan crane.
Urutan peletakan blok ditentukan dalam tahapan rancangan. Blok atau seksi pada
kamar mesin (seperti Gb. E.1 pada blok BA 1) karena berhubungan dengan
pekerjaan konstruksi tongkat kemudi (rudder stock), daun kemudi (rudder), dan
poros baling-baling dan parameter untuk penyambungan blok-blok tersebut
dipakai blok didaerah parallel midle body (bagian tengah kapal dengan lebar yang
sama) sebagai master blok (blok BA 4), dilanjutkan dengan penyambungan blok-
blok atau seksi ke arah haluan dan buritan kapal.

Proses pekerjaan ereksi secara umum adalah:

1) Penyambungan Blok / Seksi

Gambar 3.10. Penyambungan blok/seksi

2) Pemasangan perlengkapan lambung (Hull Out-fitting), yang terdiri dari:

a) Penyambungan sebagian pipa-pipa


i. (Loading/Unloading lines yaitu pemasangan pipa untuk
pengaliran keluar masuknya methanol dari pelabuhan (kilang
methanol) ke dalam kapal.
ii. Venting yaitu suatu pipa yang berfungsi sebagai ventilasi yang
letaknya di atas tangki kapal.
iii. PV Valve System yaitu katub yang berfungsi untuk menyekat atau
mengeluarkan gas bertekanan dari tangki.
iv. Sounding System yaitu system pengukuran volume tangki.
b) Ladder yaitu tangga yang menghubungkan dasar lambung kapal dengan
main deck panel.
c) Pump House yaitu ruang pompa
30

d) Main Deck dan Tank Top manhole yaitu lubang untuk masuk dan
keluarnya orang yang berada diatas geladak utama
e) Manhole Hatch yaitu tutup dari lubang manhole.
f) Bollard yaitu tempat menggulungnya tali penambat.
g) Vertical Ladder yaitu tangga yang berbentuk vertical.
h) Saveall Tray yaitu tempat jalannya kabel listrik.
i) Fender Eye Ligs yaitu lubang yang terletak di pagar untuk jalannya tali
guna menambat didermaga.
j) Pump Foundations yaitu pondasi pompa yang berada di dalam pump
house.
k) Watertight Doors yaitu pintu kedap air yang berfungsi sebagai pintu keluar
masuknya ruang pompa.
l) Lovres yaitu jendela kedap air yang terdapat di ruang pompa.

Gambar 3.11. Penyambungan pipa-pipa

3) Pemasangan Mesin Induk, mesin-mesin bantu beserta instalasi


perlengkapannya. Untuk mesin induk dan mesin bantu untuk saat sekarang
ada waktu tenggang sejak pemesanan barang antara 5–8 bulan untuk
ukuran tersebut, maka pemasangan mesin induk dilakukan setelah
peluncuran (floating work).
31

Gambar3.12. Mesin Induk Kapal

4) Pemasangan generator listrik, penyambungan kabel, dan switch board.

Gambar 3.13. Starting generator listrik


32

5) Pemasangan Zinc Anodes.

Gambar 3.14. Pemasangan zinc anodes

 Pengecatan (Primer, Anti Corrosion (AC), Anti Fouling (AF), dan


coating).



Gambar 3.15. Pengecatan (primer, anti-corrosion, anti-fouling, dan coating)

Pemasangan Zinc Anodes dan pengecatan AC dimaksudkan untuk


memproteksi kapal dari proses korosi, khususnya untuk kapal yang terbuat dari
33

bahan baja (steel ship), sementara pengecatan AF adalah untuk melindungi


lambung kapal terbenam dari penempelan biota laut. Pemilihan anoda yang
terbuat dari material Zinc adalah karena disamping murah secara ekonomis, juga
menghasilkan tingkat effisiensi yang tinggi (mencapai 95% pada air laut)
dibandingkan dengan material anoda lainnya seperti alumunium (50%) dan
magnesium (60%).

Selain itu, masih dalam hubungannya dengan proses ereksi, satu hal yang
perlu diperhatikan adalah terjadinya deformasi atau defleksi secara melintang
maupun membujur, sebagai akibat dari pengelasan pada saat penyambungan blok
atau seksi-seksi. Oleh sebab itu, pemantauan terhadap perubahan struktur kapal
(dimension check) selama proses ereksi harus dilakukan secara kontinyu sebagai
upaya untuk pengontrolan terhadap proses ereksi itu sendiri. Bila deformasi atau
defleksi yang terjadi terlampau besar (di atas 30 mm), maka dilakukan pemanasan
(heating) terhadap struktur tersebut hingga terjadi deformasi/defleksi arah balik
sehingga deformasi/defleksi secara keseluruhan dapat diminimalkan. Disamping
itu, sering terjadi cocking-up atau cocking down pada blok haluan dan buritan
pada saat penyambungan. Untuk memperkecil hal tersebut maka biasanya
penyambungan blok haluan 37 dan blok buritan dilakukan dengan sudut
kemiringan tertentu terhadap bidang dasar sehingga terjadinya cocking akan
mengembalikan struktur ke posisi yang sesuai.

3.8 Kontruksi Buritan

Bingkai baling-baling kapal modern terbuat dari baja-baja tuang atau pelat
baja berat di las secara terpadu.

Bentuk dan tipe baling-baling sangat bergantung sebagian besar dari jenis
kemudi yang dipasang, bagian buritan sebuah kapal konstruksinya hampir sama
dengan kontruksi dibagian haluan, dengan perbedaan bahwa tinggi susunan balok-
balok geladak tambahan 2,5 m.
34

Bagian buritan diatas linggi kemudi semakin membesar yang mana perlu
diberikan penguat khusus berupa sebuaah tatanan yang disebut tromson yang
terdiri dari wrang yang kuat dan berat yang mengikat kuat linggi kemudi dan
gading-gading melintang serta balok-balok geladak yang saling berhubungan satu
sama lain.

Buritan kapal masa lampau banyak mengunakan bentuk buritan counter


atau elliptika namun lama kelamaan bentuk buritan diganti dengan cruiser atau
tromson khususnya kapal niaga.

Dari konstruksi dan tipe buritan kapal yang ada dapat ditarik kesimpulan
bahwa adanya perbedaan karena :

Tipe buritan cruiser dapat dilihat bahwa selain tipe tersebut telah
memberikan bentuk yang cukup manis untuk dipandang, juga memberikan daya
guna hydrodinamis yang dapat memperkecil tahanan air pada bagian kapal
dibawah garis air.

Tipe buritan yang kecil pada bagian bawahnya namun besar dan melebar
pada bagian atasnya, dan memberikan dampak pengemudian sehubungan dengan
besarnya potongan deadwood di daerah tersebut. Dampak ini memberikan pula
efek secara langsung terhadap kemampuan olah gerak sebuah kapal.

3.9 Peluncuran (Launching)

Proses peluncuran dilakukan setelah ereksi fisik kapal telah mencapai


lambung dan bangunan atas (stern arrangement, zinc anode, sea chest),
Radiographi Test (RT) atau X-Ray terhadap las-lasan yang lokasi dan jumlahnya
ditentukan oleh LR dan tes kebocoran (leak test). Sisa pekerjaan fisik
pembangunan selanjutnya diselesaikan dalam keadaan terapung di atas permukaan
air. Berdasarkan tipe bengkel ereksi (building berth), maka metode peluncuran
kapal dibedakan atas:
35

1) Metode peluncuran membujur (end launching)


2) Metode peluncuran melintang (side launching)
3) Metode peluncuran dengan pengapungan (floating launching)

Pada peluncuran membujur dan melintang, kapal biasanya dibangun diatas


building berth di atas air bag. Jika kapal dibangun dengan posisi membujur atau
melintang panjang air bag, maka peluncuran dilakukan dengan metode
peluncuran membujur. Sementara pada peluncuran dengan pengapungan, kapal
dibangun di dalam dock gali (graving dock) atau galangan terapung (floating
dock). Proses pengapungan dilakukan dengan memompa air ke dalam graving
dock atau floating dock hingga konstruksi kapal akan terapung dengan sendirinya,
selanjutnya pintu dock dibuka (pada graving dock) dan kapal ditarik keluar dari
dock dengan bantuan kapal tarik (tug boat). Peluncuran kapal yang akan dibangun
ditetapkan menggunakan metode peluncuran melintang (side launching)
mengingat area air di depan building berth (water front area) dan fasilitas slipway
yang tersedia di galangan untuk pembangunan ini adalah dari tipe side launching
slipway.

Gambar 3,16. Peluncuran Kapal Tug Boat


36

3.10 Sistem Perpipaan Kapal


Peralatan dalam sistem perpipaan terdiri dari pipa, katup (valve), flen,
filter, fitting, pompa, dan lain-lain. Jadwal pemasangan sistem perpipaan ini
dimulai setelah penyambungan antar block. Sistem perpipaan ini dimulai setelah
penyambungan antar block. Sistem perpipaan pertama yang dipasang adalah
sistem bilga dan ballast, sea chest dan cross pipe-nya dan sistem ini terpusat di
kamar mesin dan selanjutnya sistem pipa pendingin, pemadam kebakaran dan
lain-lain. Tahapan instalasi pipa mulai dari persiapan muka las, penyetelan (fit-
up), dan pengelasan. Penyambungan antar pipa dengan flen harus memperhatikan
perapihan las-lasan di sekitar flen dan ujung pipa yang disambung, digerinda agar
tidak menambah hambatan aliran fluida dan mengurai tingkat laju korosi di daerah
tersebut. Fungsi dan kekedapan katup di tes secara individu sebelum disambung
dengan sistem perpipaan. Untuk pompa dilakukan tes kapasitas dan head-nya
sesuai dengan aturan pengujian tekanan.

Gambar 3.17. Pengujian pompa sebelum dipasang


37

Gambar 3.18. Pemasangan saluran pipa

3.11 Sistem Kelistrikan dan Navigasi

Jaringan listrik dan panel-panelnya mulai dipasang setelah peluncuran


kapal dan bertahap mengikuti pemasangan blok rumah kemudi (Wheel House :
BN). Instalasi peralatan dan perlengkapan navigasi mengikuti panduan teknisi dari
pabrik pembuat / supplier dan dilaksanakan setelah instalasi blok rumah kemudi
dan sebagaian interiornya. Penetrasi kabel-kabel yang menembus sekat dibuat
rapih dan kedap.
38

Gambar 3.19. Pemasangan sistem navigasi

Gambar 3.20. Mother Switch Board (MSB)


39

3.12 Peralatan dan Permesinan Geladak

Permesinan geladak (deck machinery) dipasang setelah peluncuran


kapal seperti windlass dan winch, ulup rantai jangkar, tiang radar, hydran, sekoci
dan peralatan keselamatan lainnya, steering gear, boat davit, sistem pengatur
udara (AC) dan ventilasi mekanik.

Gambar 3.21. Windlass (Mesin Jangkar)

3.13 Peralatan dan Perlengkapan Kapal

Peralatan dan perlengkapan (others miscellanous & equipment) ini mulai


dipasang pada saat blok sudah terbentuk sebelum di ereksi di building berth antara
lain peralatan tambat (bollard & fairlead), penetrasi, man hole, tiang radar dan
lain-lain. Tata letak bollard dan fairlead diatur dengan posisi winch supaya
menghasilkan sistem penambatan yang efektif. Pengelasan peralatan tersebut ke
40

badan kapal, terutama pelat kapal diberi pelat doubler dan bracket, ujung-ujung
bukaan seperti man hole diberi round bar.

3.14 Mesin Induk dan Mesin Bantu

Instalasi Mesin Induk dan Mesin Bantu (M/E dan A/E) dapat dilaksanakan
setelah blok-blok sampai geladak disambung dengan baik. Karena perkiraan
kedatangan permesinan tersebut memerlukan waktu lama (melebihi jadwal
peluncuran, maka instalasi permesinan tersebut dilaksanakan setelah peluncuran
kapal (floating condition) dan setelah melalui prosedur pengujian seperti
pengujian di pabrik pembuat (manufacturer shop test). Penyetelan mesin induk ini
dengan mempertimbangkan sudut kemiringan poros propeller, persyaratan
ketebalan bantalan dudukan mesin (chock fast).

3.15 Akomodasi dan Isolasi Sekat-sekat

Jadwal pelaksanaannya setelah instalasi saluran kabel (cable tray),


perpipaan dan saluran udara (ducting) selesai. Kriteria isolasi seka-sekat ini
mengikuti spesifikasi material dari spesifikasi teknis dan peraturan yang berlaku.
Pekerjaan pada tahap ini adalah pemasangan interior tiap ruangan akomodasi,
pelapisan dinding (lining & ceilling) dan pelapisan geladak (deck covering).
41

Gambar 3.22. Pemasangan cable tray

3.16 Penyelesaian (Finishing)

Finishing merupakan tahapan akhir pembangunan yang dilakukan


setelah kapal dalam kondisi terapung diatas permukaan air. Pekerjaan yang
dilakukan pada tahapan ini adalah:

1) Pengecatan (coating) interior kapal dan eksterior bangunan atas.


2) Pemasangan perlengkapan interior (akomodasi, kursi-kursi penumpang,
dan sebagainya)
42

Gambar 3.23. Pemasangan interior dalam kapal

3) Pemasangan perlengkapan keselamatan (lifeboat atau rescue boat, liferaft,


lifebuoy, life jacket, perlengkapan pemadam kebakaran, dan lain-lain)

Gambar 3.24. Pemasangan perlengkapan kapal (Alat Pemadam Api Ringan)


43

4) Pemasangan perlengkapan navigasi dan nautika


5) Accomodation & insulation

3.17 Pengujian (Function Test)

Selanjutnya, sebelum diserahkan kepada pemilik kapal (ship’s owner),


kapal yang telah dibangun tersebut perlu mengalami proses pengujian antara lain :

1) Function Test yaitu, pengujian untuk menilai apakah seluruh perlengkapan


dan permesinan kapal yang terpasang di kapal dapat berfungsi dengan
baik.
2) Inclining Test yaitu, pengujian untuk memperoleh karakteristik stabilitas
aktual kapal setelah dibangun. Stabilitas hasil inclining test ini yang
dipergunakan sebagai data stabilitas akhir kapal tersebut.
3) Dock Trial yaitu, pengoperasian kapal dan seluruh perlengkapannya di
dalam areal dock antara lain:
a) Mesin penggerak kapal dan mesin bantu.
b) Sistem air minum dan sanitary.
c) Pompa-pompa dan perlengkapan kamar mesin lainnya.
d) Kemudi dan mesin kemudi.
e) Uji mekanis pintu pendarat.
f) Panel dan lampu penerangan – navigasi dan komunikasi.
4) Sea trial yaitu, pengujian berlayar sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh sertifikasi kelaikan pelayaran. Pengujian ini meliputi antara
lain:
a) Pengujian kecepatan kapal serta daya dan putaran mesin induk kapal
pada berbagai kondisi antara lain; 1/4, 2/4, 3/4, 4/4, dan 110% MCR.
b) Pengujian cikar kiri dan kanan.
c) Percobaan maju, mundur dan crash stop.
d) Pengujian fungsi operasional perlengkapan keselamatan, jangkar, dan
lain-lain.
44

e) Percobaan ketahanan berlayar minimum 4 jam dengan kecepatan 11


knot dan displacement 80% pada pengukuran pemakaian bahan bakar.
f) Percobaan spiral test dan reverse spiral test.
g) Percobaan olah gerak kapal (manoeuvring test).
h) Percobaan gerakan kemudi pada kecepatan rendah.
i) Pengukuran getaran dan kebisingan kapal.

Gambar 3.25. Sea Trial

3.18 Penggambaran Akhir, Sertifikasi, dan Persetujuan Klasifikasi


(Class Approval)
Setelah dilakukan pengujian diatas dan kapal dinyatakan memenuhi
seluruh persyaratan sebagaimana ditetapkan dan disetujui oleh badan klasifikasi
yang telah dipilih, maka selanjutnya dibuatkan penggambaran akhir sesuai
pembangunan (As Built Drawings) untuk memperoleh sertifikasi class dan
sebagainya serta memperoleh persetujuan badan klasifikasi tersebut.
45

3.19 Serah Terima (Delivery)

Serah terima kapal dilakukan ditempat sesuai yang ditetapkan dalam


kontrak. Serah terima dilaksanakan sesuai rencana dalam jadwal pelaksanaan
pekerjaan (time schedule) dan direncanakan tidak lebih dari 450 hari kalender.
Mobilisasi kapal ke tempat serah terima menjadi tangung jawab pihak galangan.
BAB IV
PENUTUP
Demikian Laporan Kerja Praktek ini disusun berdasarkan pengalaman
praktikan selama mengikuti Kerja Praktek pada PT Daya Radar Utama (Shipyard
and Engineering). Dari pengamatan dan pengalaman yang praktikan dapat maka
terlihat adanya perbandingan antara teori yang didapat di bangku kuliah dengan
praktek di lapangan yang dimana tentu saja praktek di lapangan lebih banyak
ditemukan ilmu dan hal – hal baru yang belum tentu dipelajari di bangku kuliah,
dan dapat mengetahui baik kelebihan maupun kekurangan lainnya. Untuk itu
penyempurnaan laporan ini maka saran dan kritik yang membangun dari pembaca
sangat praktikan butuhkan.

4.1 Kesimpulan
1) Kerja Praktek harus diikuti oleh tiap-tiap mahasiswa untuk melengkapi
persyaratan pengambilan tugas akhir.
2) Kerja Praktek dilakukan untuk menambah pengetahuan dan pengalaman
kerja di dalam dunia kerja.
3) Selama kerja praktek kami mendapat banyak sekali gambaran pekerjaan
yang akan kami hadapi setelah menyelesaikan tugas-tugas kuliah.

4.2 Saran
1) Dilakukan pre-test dan post test untuk memastika taruna yang melakukan
praktek kerja lapangan mendapatkan sesuatu yang baru setelah
melaksanakan PKL.
2) Helm safety yang dipinjamkan kepada pelaksana kerja praktek banyak
yang mengalami kerusakan seperti, tali helm yang sudah putus dan dan
yang sudah retak. Sebaiknya helm diperiksa, dan yang rusak diganti
dengan yang baru
3) Untuk pelaksanaan praktek kerja lapangan sebaiknya dibekali dengan
denah galangan supaya lebih mudah untuk mengenal lingkungan sekitar.

46
47

4) PT Daya Radar Unit Jakarta sebaiknya membuat kantin agar para


karyawan tidak perlu lagi keluar untuk membeli makanan.
5) PT Daya Radar Utama Unit Jakarta memberikan fasilitas entertainment
room agar pekerja tidak jenuh ketika sedang lembur atau istirahat kerja.
DAFTAR PUSTAKA

1) Referensi dokumen PT Daya Radar Utama Unit Jakarta


2) Website PT Daya Radar Utama
3) Google

48
BIODATA

Nama : Aditya Resa Pratama


NIT : 17.015.001
Jurusan : Teknik Bangunan Kapal ( TBK )
TTL : Pati, 07 Agustus 1997
Agama : Islam
Jabatan : Wadanyon
Golongan Darah :A
No Telp : 089 653 560 796
Alamat : Ds. Batursari RT 05 RW 03 Kec. Batangan Kab.
Pati

49
BIODATA

Nama : Fajar Alkarizi


NIT : 17.015.009
Jurusan : Teknik Bangunan Kapal ( TBK )
TTL : Semarang, 23 Juli 1997
Agama : Islam
Jabatan : Taruna Biasa
Golongan Darah :A
No Telp : 083 843 559 149
Alamat : jl. Bukit Manyaran Permai blok D no 19
Semarang

50
BIODATA

Nama : Irvan Yulianto


NIT : 17.015.011
Jurusan : Teknik Bangunan Kapal ( TBK )
TTL : Kab Semarang, 29 Juli 1997
Agama : Islam
Jabatan : Taruna Biasa
Golongan Darah :O
No Telp : 089 535 942 845
Alamat : jl. Bima Kalongan Ungaran Timur

51
BIODATA

Nama : Kartika Hera Sacharina


NIT : 17.015.012
Jurusan : Teknik Bangunan Kapal ( TBK )
TTL : Bantul, 21 April 1997
Agama : Islam
Jabatan : Kasatpol
Golongan Darah :B
No Telp : 085 741 604 603
Alamat : jl. Parang Sarpo 8 no 1 Tlogosari Pedurungan
Semarang

52
LAMPIRAN

53

Anda mungkin juga menyukai