DAFTAR ISI
Bab I Pendahuluan
1.1. Latar Belakang ....................................................... 7
1.2. Dasar Hukum ......................................................... 9
1.3. Pengertian Dasar .................................................. 10
1.4. Tujuan ................................................................. 10
1.5. Sasaran ................................................................ 11
1
Bab IV Langkah-langkah penanganan kesehatan reproduksi
tiap tahapan penanggulangan bencana .................... 20
4.1. Tahap pra bencana .............................................. 20
4.2. Saat tanggap bencana .......................................... 24
4.2.1. Panduan tindakan operasional .................... 24
4.2.2. Tahapan tindakan operasional ................... 25
4.3. Pasca bencana .................................................... 26
2
2
SAMBUTAN
DIREKTUR JENDERAL
BINA KESEHATAN MASYARAKAT
3
Saya menyambut baik terbitnya buku ini, dan mengharapkan
semua jajaran Departemen Kesehatan di setiap tingkatan sudah
mulai menyusun langkah kesiapsiagaan pada penanggulangan
bencana di wilayah masing-masing. Hal ini juga harus disertai
dengan upaya peningkatan kesadaran masyarakat maupun di dalam
jajaran Departemen Kesehatan sendiri akan pentingnya penyediaan
pelayanan kesehatan reproduksi, mengingat selama ini pelayanan
kesehatan reproduksi pada fase awal bencana dianggap tidak penting
dan masih belum tersedia.
4
4
KATA PENGANTAR
5
penanggulangan bencana, langkah-langkah pengorganisasian tim
siaga bencana kesehatan reproduksi, dan langkah-langkah yang harus
dilakukan pada setiap tahapan bencana, termasuk kesiapsiagaan
dalam penerapan PPAM kesehatan reproduksi.
6
6
BAB I. PENDAHULUAN
7
Dalam kondisi darurat resiko terjadinya kekerasan berbasis jender
cenderung untuk meningkat oleh karena itu perlu adanya upaya
pencegahan maupun penanganannya.
8
8
1.2. DASAR HUKUM
9
1.3. PENGERTIAN DASAR
a. Bencana
Adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam
dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat
yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan atau faktor
non alam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan
timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan,
kerugian harta benda, dan dampak psikologis.
Berdasarkan UU Nomor 24 tahun 2007, bencana dibagi menjadi
bencana alam, bencana non alam dan bencana sosial.
c. Kesehatan Reproduksi
Adalah keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial secara utuh,
tidak semata-mata terbebas dari penyakit atau kecacatan dalam
semua hal yang berhubungan dengan sistem reproduksi,
fungsi dan prosesnya.
1.4. TUJUAN
Tujuan Umum
Meningkatkan kesiapsiagaan dan kualitas pelaksanaan
pelayanan Kesehatan Reproduksi dalam situasi bencana.
Tujuan Khusus
1. Terbentuk dan terkoordinasinya tim yang melibatkan seluruh
pihak yang terkait baik dari pemerintah maupun non
pemerintah termasuk komponen masyarakat
2. Tersedianya rencana kesiapsiagaan di masing-masing
tingkatan.
10
10
3. Terjaminnya pelaksanaan Paket Pelayanan Awal Minimum
untuk Kesehatan Reproduksi pada fase awal bencana.
1.5. SASARAN
11
BAB II. TAHAP-TAHAP BENCANA
1. Pra Bencana
Tahap pra bencana, dibagi menjadi;
a. Fase kesiapan (situasi normal)
b. Fase kesiapsiagaan (situasi dimana dinyatakan adanya
potensi bencana)
12
12
3. Pasca Bencana
Transisi dari fase tanggap bencana ke fase pasca bencana
tidak secara tegas dapat ditetapkan. Keadaan pasca bencana
dapat digambarkan dengan keadaan:
a) Angka kematian sudah menurun hingga <1 per 10,000
penduduk per hari;
b) Ditandai dengan sudah terpenuhinya kebutuhan dasar
dari penduduk, kondisi keamanan sudah membaik dan
pelayanan kesehatan sudah mulai kembali ke normal.
13
BAB III. PENGORGANISASIAN TIM SIAGA KESEHATAN
REPRODUKSI DALAM PENANGGULANGAN BENCANA
14
14
Bagan Posisi Tim Kesehatan Reproduksi
dalam Penanganan Bencana di Tingkat Nasional
Tingkat Pusat
Badan Nasional Penanggulangan Bencana
PPK regional
15
Catatan:
Pusat Penanggungan Krisis Depkes telah mendirikan 9 regional
untuk penanggulangan bencana di seluruh Indonesia. Regional PPK
berfungsi sebagai unit fungsional di daerah yang ditunjuk untuk
mempercepat dan mendekatkan fungsi bantuan pelayanan kesehatan
dalam penanggulangan kesehatan dan berfungsi sebagai pusat
pengendali bantuan kesehatan, pusat rujukan kesehatan dan pusat
informasi kesehatan.
Ke-9 regional tsb adalah:
1. Sumatera Utara, Pusat di Medan dengan wilayah: NAD, Sumatera
Utara, Riau, Kepulauan Riau dan Sumatera Barat
2. Sumatera Selatan, Pusat di Palembang dengan wilayah: Sumatera
Selatan, Jambi, Bangka Belitung dan Bengkulu
3. DKI Jakarta, Pusat di Jakarta, dengan wilayah DKI Jakarta, Banten,
Jawa Barat. Lampung dan Kalimantan Barat
4. Jawa Tengah, Pusat di Semarang, dengan wilayah: Jawa Tengah
dan DI Yogyakarta
5. Jawa Timur, Pusat di Surabaya, dengan wilayah: Jawa Timur
6. Kalimantan Selatan, Pusat di Banjarmasin, dengan wilayah:
Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur
7. Bali, Pusat di Denpasar, dengan wilayah Bali, NTB dan NTT
8. Sulawasi Utara, Pusat di Menado, dengan wilayah Sulawesi Utara,
Gorontalo dan Maluku Utara
9. Sulawesi Selatan, Pusat di Makasar dengan wilayah Sulawesi
Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Sulawesi Tenggara,
Maluku dan sub regional Papua dengan pusat di Jayapura dan
mencakup wilayah Papua dan Irian Jaya Barat.
16
16
3.3. PEMBAGIAN TANGGUNG JAWAB PADA MASING–MASING
BADAN PENANGGULANGAN BENCANA
Koordinator Tim
Kespro
Penanggung Jawab Wakil Koord: dari non
Kespro .... pemerintah yang
Sektor Kesehatan memiliki peran &
fungsi yang relevan
17
Bagan 2. Tim Siaga Kesehatan Reproduksi
Di bawah ini adalah struktur tim siaga Kesehatan Reproduksi yang
direkomendasikan:
a. Rekomendasi anggota bidang Data dan Informasi
- Kesga
- Surveilans
- IBI
- NGO/INGO bidang kespro
- Jejaring PPKtP (Program Penanggulangan Kekerasan terhadap
Perempuan)
- Lain-lain
b. Rekomendasi anggota bidang Pelayanan Kespro dan GBV
- Dokter RS- Puskesmas-IDI
- Bidan RS- Puskesmas-IBI
- POGI
- Jejaring PPKtP
- Lain-lain
c. Rekomendasi anggota bidang logistik
- Kesga
- TU dinkes
- IBI
- BKKBN daerah
- PMI
- Lain-lain
d. Rekomendasi anggota bidang capacity building
- Kesga
- IBI
- P2KP/P2KS/ POGI
- Anggota jejaring PPKtP
- Perguruan Tinggi
- Lain-lain
18
18
e. Rekomendasi bidang promosi (KIE)
- Promkes
- IBI
- NGO/INGO
- PKK Kader
- BKKBN daerah
- Jejaring PPKtP
- Lain-lain
Catatan:
Daftar anggota tersebut adalah bersifat rekomendasi dan penentuannya
dapat disesuaikan dengan kondisi di masing-masing daerah.
Pembagian tugas sub tim pada tiap tahap bencana dapat dilihat pada
lampiran 1.
19
BAB IV. LANGKAH-LANGKAH PENANGANAN KESEHATAN
REPRODUKSI PADA TIAP TAHAPAN PENANGGULANGAN
BENCANA
Rencana Kesiapsiagaan
Adalah rencana kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi
bencana melalui pengorganisasian serta melalui langkah yang tepat
guna dan berdaya guna.
20
20
2. Memastikan koordinasi yang efektif dari respon bencana.
3. Memastikan respon bencana yang cepat, tepat dan efisien melalui
penerapan Paket Pelayanan Awal Minimum untuk Kesehatan
Reproduksi sejak fase awal bencana.
Waktu penyusunan
- Pada kondisi normal sebelum terjadi bencana
Rencana kesiapsiagaan disusun pada kondisi normal sebelum
terjadi bencana dan harus direview dan direvisi secara berkala
sesuai dengan perkembangan kondisi daerah setempat (minimal
1 tahun sekali).
- Pada saat terdapat potensi bencana
Rencana kesiapsiagaan harus disesuaikan dengan kondisi daerah
setempat. Pada saat terdapat potensi bencana dimana sering
terjadi perubahan kondisi daerah, maka frekuensi review dan
revisi rencana kesiapsiagaan harus ditingkatkan. Disamping itu
harus pula ditingkatkan persiapan operasionalisasi dari rencana
kesiapsiagaan tersebut.
21
c. Tindakan untuk mengurangi kerentanan dan risiko kesehatan
reproduksi.
d. Penyiapan komponen rencana kesiapsiagaan.
22
22
terdekat dan alur rujukan antar fasilitas layanan
kesehatan reproduksi.
23
5. Komunikasi, Informasi dan Edukasi
Langkah yang dilakukan adalah:
Penyusunan materi KIE yang berkaitan dengan situasi bencana
seperti:
o Bagaimana mendapatkan pelayanan dalam kondisi
bencana
o Tempat-tempat pelayanan yang tersedia dll
Dan menyebarkannya secara luas kepada masyarakat.
6. Penyiapan Mekanisme Respon
Penyiapan mekanisme respon dapat dilakukan dengan
melakukan gladi/simulasi pelaksanaan pelayanan kesehatan
reproduksi dalam situasi tanggap bencana.
Simulasi pelaksanaan berdasarkan rencana kesiapsiagaan
dan tindakan operasional yang akan dibahas pada bagian
berikutnya.
24
24
4.2.2 Tahapan Tindakan Operasional
1. Respon Awal
a. Penentuan Tingkat wewenang penanganan bencana: tingkat
kabupaten/propinsi/nasional
Tidak
tertangani
Keterangan
Dalam hal terjadi bencana, maka tanggung jawab pertama upaya
penanganan kesehatan reproduksi ada pada tingkatan kabupaten/kota,
Manakala masalah Kesehatan Reproduksi yang timbul tidak tertangani oleh
tim tingkat kabupaten, maka upaya penanganan akan mendapat dukungan
dari tingkat di atasnya.
25
- menjadi acuan bagi upaya kesehatan reproduksi yang
tepat dalam penanggulangan dampak bencana terhadap
kesehatan reproduksi.
b. Penanggung jawab: koordinator bidang penilai pada tim
siaga kesehatan reproduksi
c. Waktu pelaksanaan: terintegrasi dengan penilaian kesehatan
secara umum, dan waktu pelaksanaannya tidak lebih dari
72 jam setelah bencana terjadi.
Penilaian awal kesehatan secara cepat dilakukan melalui
alur sebagai berikut;
26
26
prasarana, dan sarana dengan melakukan upaya rehabilitasi dan
rekonstruksi dan difokuskan pada perencanaan pelaksanaan
kesehatan reproduksi komprehensif.
Pelayanan kespro komprehensif meliputi :
a. KIA
b. KB
c. IMS, HIV dan AIDS
d. Kespro Remaja
e. Kespro usia lanjut
f. Kasus kekerasan berbasis gender termasuk kekerasan
seksual
27
BAB V. MONITORING DAN EVALUASI
28
28
DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR APPENDIKS
1. Appendiks 1 : Glossary
2. Appendiks 2 : Pelaksanaan PPAM
3. Appendiks 3 : Indikator Kesehatan Reproduksi
4. Appendiks 4 : Faktor kerentanan
5. Appendiks 5 : RH supplies
29
30
30
Lampiran 1. Pembagian Tugas Sub Tim Siaga Kesehatan Reproduksi
31
32
32
• Advokasi Kepmen bila program tersebut
untuk memasukan sudah berkembang;
pelayanan Kespro dan
Kekerasan berbasis
• Melapor secara
teratur kepada
Gender dalam situasi
tim koordinasi
bencana.
kesehatan.
• Sosialisasi protokol • Memastikan masing–
standard untuk
masing koordinator
pelayananan
lapangan dan
Kesehatan Reproduksi
anggotanya yang
• Pemantapan jejaring mempunyai
tanggung jawab
pada pelaksanaan
pelayanan kesehatan
reproduksi telah
berada di masing –
masing tempat
• mengaktifkan
tim gerak cepat
menempatkan
posko-posko
pelayanan kespro
33
34
34
• Menyusun
rencana
kebutuhan
pelatihan
(manajemen
dan teknis) di
bidang
Kesehatan
Reproduksi
Bidang KIE • Menyusun materi- Sosialisasi materi KIE Melakukan kegiatan • Mengevaluasi
materi KIE untuk yang sudah di susun KIE di daerah materi
masyarakat: bagaimana pengungsian bekerja yang ada
mendapatkan sama dengan bidang berdasarkan
pelayanan saat kondisi Pelayanan pengalaman
darurat, tempat-tempat masa darurat
yang bisa melayani dan melakukan
dalam kondisi darurat revisi sesuai
(sesuai perjanjian kebutuhan
kerjasama dengan RS
dan layanan yang lain)
• Penyusun
materi KIE
• Sosialisasi materi KIE situasi pasca
yang sudah di susun bencana
35
No. Korban Hidup Jumlah
36
36
A Korban Hidup
Fasilitas dan tenaga kesehatan Jumlah Kondisi (Layak atau Tidak Layak) Deskripsikan
9 Perawat
Lampiran 5. Tabel Monitoring - Evaluasi
37
38
38
Tanggap Masukan Ket: seluruh output dalam indikator adalah
Bencana masukan bagi tanggap bencana
Keluaran Seluruh koordinator sub tim kesehatan reproduksi
berfungsi dibawah koordinasi koordinator Tim
Logistik untuk PPAM tersedia dan data kesehatan
terkumpulkan
Mengkoordinasikan semua sub tim untuk
mencegah kekerasan seksual
Staf terlatih dalam upaya pencegahan kekerasan
seksual dan penanganannya
Logistik mencukupi dan tersedia untuk
melaksanakan Universal Precaution
Staf mendapat pelatihan tentang pengetahuan
mengenai Universal Precaution
Kondom tersedia
Darah untuk transfusi secara konsisten
dilakukan screening
Kit untuk persalinan yang bersih tersedia dan
terdistribusi
Menghitung jumlah paket persalinan bersih yang
dibutuhkan untuk kelahiran selama 3 bulan
Rumah sakit rujukan dinilai dan mendukung upaya
pemenuhan staf yang berkualifikasi, peralatan dan
kebutuhan suplai
Sistem rujukan untuk kegawatdaruratan berfungsi
24 jam setiap hari
Pasca Masukan
Bencana Proses Rekapan rutin penilaian statistik
Pengumpulan data dan informasi Prevalensi
pemakaian kontrasepsi dan metode yang disukai
pengumpulan data dan informasi pengetahuan Minimal satu dari: Diskusi
kesehatan reproduksi, sikap dan perilaku dari Kelompok terfokus, Wawancara
populasi setempat mendalam, survey berbasis
masyarakat
Mengidentifikasi lokasi yang sesuai bagi Dilakukan
pelaksanaan pelayanan RH yang komprehensif
Menilai kapasitas staf untuk menyelenggarakan Dilakukan
pelayanan kesehatan reproduksi yang
komprehensif
Penyusunan hasil penilaian dan rekomendasi
Keluaran Data Mortalitas Maternal dan Neonatus
Hasil penilaian dari pengetahuan dan Ada
perilaku Kesehatan Reproduksi
Rekomendasi Ada
39
Appendiks 1. Glossary
BENCANA ALAM
Adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian
peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi,
tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah
longsor.
BENCANA SOSIAL
Adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian
peristiwa yang diakibatkan oleh manusia yang meliputi konflik sosial
antarkelompok atau antarkomunitas masyarakat, dan teror.
KESIAPSIAGAAN
Adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk mengantisipasi
bencana melalui pengorganisasian serta melalui langkah yang tepat
guna dan berdaya guna.
MITIGASI
Adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik
melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan
kemampuan menghadapi ancaman bencana.
TANGGAP DARURAT
Adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan dengan segera pada saat
kejadian bencana untuk menangani dampak buruk yang ditimbulkan,
yang meliputi kegiatan penyelamatan dan evakuasi korban, harta
benda, pemenuhan kebutuhan dasar, pelindungan, pengurusan
pengungsi, penyelamatan, serta pemulihan prasarana dan sarana.
40
40
PEMULIHAN
Pemulihan adalah serangkaian kegiatan untuk mengembalikan
kondisi masyarakat dan lingkungan hidup yang terkena bencana
dengan memfungsikan kembali kelembagaan, prasarana, dan sarana
dengan melakukan upaya rehabilitasi.
REHABILITASI
Adalah perbaikan dan pemulihan semua aspek pelayanan publik atau
masyarakat sampai tingkat yang memadai pada wilayah pascabencana
dengan sasaran utama untuk normalisasi atau berjalannya secara
wajar semua aspek pemerintahan dan kehidupan masyarakat pada
wilayah pascabencana.
REKONSTRUKSI
Adalah pembangunan kembali semua prasarana dan sarana,
kelembagaan pada wilayah pascabencana, baik pada tingkat
pemerintahan maupun masyarakat dengan sasaran utama tumbuh dan
berkembangnya kegiatan perekonomian, sosial dan budaya, tegaknya
hukum dan ketertiban, dan bangkitnya peran serta masyarakat dalam
segala aspek kehidupan bermasyarakat pada wilayah pascabencana.
RISIKO BENCANA
Adalah potensi kerugian yang ditimbulkan akibat bencana pada suatu
wilayah dan kurun waktu tertentu yang dapat berupa kematian, luka,
sakit, jiwa terancam, hilangnya rasa aman, mengungsi, kerusakan
atau kehilangan harta, dan gangguan kegiatan masyarakat.
41
PENILAIAN KERENTANAN
Adalah suatu prosedur untuk mengidentifikasi bahaya dan menentukan
kemungkinan – kemungkinan efeknya yang dapat mempengaruhi
komunitas, aktivitas, dan organisasi.
ANALISA RESIKO
Adalah suatu proses menentukan asal dan skala dari dampak
(berkenaan dengan bencana) yang dapat diantisipasi pada suatu
daerah pada kurun waktu tertentu.
Analisa resiko melibatkan kombinasi dari teori dan data empiris yang
berkaitan dengan kemungkinan dari bahaya bencana yang diketahui
akibat kekuatan tertentu atau intensitas yang terjadi pada tiap area
(“pemetaan bahaya”) dan dampak (baik fisik maupun fungsi) akibat
dari hasil tiap unsur resiko di tiap area yang diakibatkan masing –
masing potensi bahaya bencana (penilaian kerentanan dan perkiraan
dampak yang mungkin timbul)
42
42
Apendiks 2.
a. Definisi
PPAM adalah paket intervensi minimum yang diperlukan untuk
memenuhi kebutuhan dasar kesehatan reproduksi pada situasi
bencana.
b. Tujuan
1. Mengidentifikasi satu atau beberapa organisasi dan individu
yang mampu mengkoordinasi dan menyelenggarakan PPAM
2. Mencegah dan mengelola kekerasan seksual dan akibatnya
3. Menekan penularan HIV melalui:
43
c. Komponen PPAM
44
44
b. Penyediaan kit persalinan bidan untuk membantu persalinan
bersih dan aman.
Pada fase awal keadaan darurat, persalinan sering terjadi
diluar fasilitas kesehatan sehingga kit persalinan bidan
penting untuk menjamin persalinan yang bersih dan
aman.
c. Penyusunan sistem rujukan untuk mengelola gawat darurat
kebidanan
Diperkirakan 5% – 10% persalinan akan membutuhkan bedah
Caesar. Kasus komplikasi lainnya seperti komplikasi aborsi
juga harus di rujuk ke rumah sakit yang mampu memberikan
pelayanan darurat kebidanan komprehensif (PONEK).
Oleh karena itu, sistem rujukan yang mampu menangani
komplikasi kebidanan 24 jam sehari harus segera tersedia.
Untuk itu diperlukan koordinasi dengan pemerintah
setempat mengenai kebijakan dan prosedur sistem
rujukan.
Alat transportasi, tenaga yang terampil, alat dan suplai
harus tersedia.
45
c. Mencegah peningkatan morbiditas dan mortalitas maternal
dan bayi baru lahir.
2. Melakukan evaluasi
3. Menganalisa
4. Mengambil Kesimpulan
5. Mendokumentasikan
6. Melaporkan Hasil
46
46
Apendiks 3. Indikator Kesehatan Reproduksi
■ Total penduduk
■ Jumlah ibu hamil
■ Jumlah wanita usia subur
■ Jumlah ibu bersalin
■ Jumlah pria usia subur
■ Jumlah ibu menyusui
47
■ Proporsi penanganan kasus komplikasi obstetri terhadap
persalinan total
■ Indikator lain :
o Angka kelahiran kasar
o Cakupan perawatan postpartum
o Angka lahir mati
o Insidens komplikasi kebidanan
o Cakupan pelayanan Ante Natal Care/ANC K1 dan K4
o Insidens aborsi tidak aman dan spontan
3. Keluarga Berencana
48
48
Apendiks 4. Faktor Kerentanan Kesehatan Reproduksi
49
Apendiks 5
Blok 1
50
50
Blok 2
Blok 3
51
Contoh Formulir Surveilans Kesehatan Reproduksi
Pada Fase Emergensi
52
52
3 Safe Motherhood – Perawatan Postpartum Number
6 KB
6a Jumlah Akseptor KB
Dengan metode Akseptor Akseptor Dropouts Total
Baru Lama
- Suntik
- Pil
- IUD
- MOW/MOP
Total
53
54
54