S1 2013 320333 Introduction PDF
S1 2013 320333 Introduction PDF
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. TINJAUAN PUSTAKA
Amonia adalah senyawa yang terbentuk dari ikatan atom hidrogen
dan nitrogen dengan rumus kimia NH3 dan merupakan senyawa berbentuk gas
yang berbau tajam. Kegunaan utama senyawa amonia adalah sebagai bahan
pembuat pupuk UREA dengan rumus molekul (NH2)2CO. Selain itu, amonia
juga biasa digunakan sebagai refrigerant dan dalam bidang farmasi digunakan
sebagai bahan obat-obatan. Titik didih amonia pada tekanan atmosferis
adalah-33,34 ˚C (-28,012 ˚F) dan berfase gas. Sehingga untuk menyimpan
amonia cair umumnya disimpan dengan tekanan tinggi atau pada temperature
yang rendah.
Dewasa ini, pembuatan amonia dalam skala besar yang paling sering
digunakan adalah proses Haber-Bosch. Dasar teori pembuatan amonia dari
nitrogen dan hidrogen ditemukan oleh Fritz Haber (1908), seorang ahli kimia
dari Jerman. Sedangkan proses industri pembuatan amonia untuk produksi
secara besar-besaran ditemukan oleh Carl Bosch, seorang insinyur kimia juga
dari Jerman. Persamaan reaksi sintesis amonia adalah:
3. ICI AMV
Bahan baku yang digunakan adalah hidrokarbon. Bahan baku dan
gas alam yang dibutuhkan berkisar antara 6,5 – 7,0 Gcal/ton. Efisiensi
energi proses ini sangat baik, proses sederhana, dan biaya rendah untuk
kapasitas pabrik 1.000 hingga 1.750 ton/hari. Biaya produksi didominasi
oleh harga bahan baku, bahan bakar, dan biaya modal. Proses telah
digunakan oleh 3 pabrik komersial.
4. MW Kellogg
Proses ini memproduksi amonia dari hidrokarbon menggunakan
proses reformasi steam bertekanan tinggi. Efisiensi proses dalam
penggunaan energi sangat baik, yaitu kurang dari 25 MMBtu (LHV).
Proses telah digunakan oleh 170 pabrik amonia berkapasitas besar.
Jadi jika ditinjau dari reaksi pembuatan amonia, bahan baku atau
reaktan yang dibutuhkan adalah gas nitrogen (N2) dan gas hidrogen (H2). Gas
nitrogen terdapat di udara dengan kadar yang cukup tinggi yakni kurang lebih
79 %. Sedangkan gas hidrogen dapat diperoleh dengan berbagai pemecahan
beberapa senyawa tertentuyang memiliki unsur hidrogen seperti senyawa-
senyawa hidrokarbon dan air. Berikut ini merupakan beberapa metode
pembuatan gas hidrogen antara lain:
1. Steam reforming
Pada proses ini, nafta atau gas alam direaksikan dengan uap air
pada suhu tinggi antara 700 – 1000 ˚C dengan bantuan katalis untuk
Dalam proses tersebut juga terjadi reaksi samping antara gas karbon
monoksida dengan uap air membentuk gas hidrogen dan karbon dioksida
seperti berikut:
2. Gasifikasi biomassa
3. Gasifikasi batubara
Prinsipnya sama seperti gasifikasi biomassa, yakni pirolisis pada suhu
tinggi untuk merubah batubara menjadi fase gas. Dan dengan
mereaksikan produk gas menggunakansteam dan gas oksigen yang
terbatas, akan terbentuk gas sintesis berupa gas hidrogen, karbon
monoksida, dan krbon dioksida. Beberapa reaksi terjadi dalam proses
gasifikasi batubara yang ditunjukkan seperti berikut:
C + ½O2 ↔ CO (4)
C + CO2 ↔ 2CO (5)
C + H2O ↔ CO + H2 (6)
C + 2H2 ↔ CH4 (7)
4. Elektrolisis air
Elektrolisis air memanfaatkan arus listrik untuk menguraikan air menjadi
unsur-unsurnya yakni H2 dan O2 berdasarkan reaksi dekomposisi berikut:
H2O → H2 + ½O2 (8)
Gas hidrogen muncul di kutub negatif atau katoda dan gas oksigen
muncul di kutub positif atau anoda.
C. MARKET ANALYSIS
1. Ketersediaan bahan baku
Potensi tambang batubara nasional yang mencapai sebesar 161
miliar ton, sebanyak 53% berada di Pulau Sumatera dan sebanyak 47%
sisanya berada di Pulau Kalimantan. Namun saat ini 92% eksplorasi dan
eksploitasi tambang batubara ada di Kalimantan, sedangkan di Sumatera
hanya sebesar 8%
Produksi batubara nasional dari Januari-Desember 2012 mencapai
386 juta ton. Produksi tahun lalu itu naik sekitar 9,3% dibandingkan
dengan jumlah produksi pada 2011 lalu yang sebanyak 353 juta ton.
Seperti diketahui, untuk 2012, alokasi penjualan batubara masih
didominasi untuk memenuhi pasar ekspor, seperti ke China, Jepang, dan
India. Tahun lalu, Indonesia mengekspor batubara sebanyak 304 juta ton
atau 73% dari total produksi 2012.Sedangkan sisa produksi sebanyak 82
juta ton atau 27% dari total produksi untuk memenuhi kewajiban suplai ke
pasar lokal atau domestic market obligation (DMO).
2. Permintaan produk
Dalam negeri
Berikut adalah data impor amonia Indonesia dari data Kementerian
Perindustrian Republik Indonesia pada tabel 2. Dari data tersebut dapat
dilihat bahwa adanya peningkatan impor amonia tiap tahunnya.
Peningkatan impor amonia murni (anhydrous ammonia) tiap tahunnya
meningkat rata-rata 160,14 %. Angka ini terbilang sangat tinggi mengingat
Indonesia memiliki banyak pabrik amonia dan pupuk yang tidak sedikit.
Tabel I.2. Perkembangan Impor Amonia Dalam Negeri (Dalam Ribu US$)
No Komoditas 2007 2008 2009 2010 2011 Pertumbuhan
Anhydrous
1 1.044,3 5.027,0 10.580,5 38.986,1 44.681,2 160,15%
ammonia
Ammonia in
2 138,6 245,4 231,9 348,5 498,5 33,78%
aqueous solution
Sumber: Kementrian Perindustrian RI
Luar negeri
Berikut adalah grafik konsumsi amonia dunia dari tahun 2001 hingga
tahun 2015 dengan memperhitungkan kemungkinan pertumbuhan
permintaan.
Seluruh data tersebut, oleh PotashCorp, dibagi menjadi 3 dekade dari tahun 2000
sampai tahun 2020 dengan perkiraan kenaikan kebutuhan amonia sebesar 3,2 %.
Seperti yang terlihat pada tabel, mulai dari tahun 2000 konsumsi amonia di dunia
terus bertambah karenaamonia merupakan bahan dasar yang paling diminati untuk
industri berbasis nitrogen sebagai sumber bahan baku. Pada tahun 2020, perkiraan
kebutuhan pasar dunia akan amonia sebesar 160,1 juta ton. Angka ini diperkirakan
dengan kemungkinan kenaikan permintaan sebesar 3,2 %.
D. PENENTUAN KAPASITAS
Jumlah kebutuhan amonia di dunia yaitu lebih dari ± 200 juta MT per
tahunnya dengan pertumbuhan sekitar 3,2 % per tahunnya. Artinya setiap tahun
butuh tambahan amonia sebesar 6,4 juta ton. Mengingat saat ini impor tiap tahun
PT. Petrokimia Gresik mengimpor amonia sekitar 370 ribu ton dari pasokan yang
dibutuhkan setara 810 ribu ton per tahun. Selain itu adanya rencana pabrik pupuk
baru antara lain PT Pupuk Kalimantan Timur (Kaltim) 5 dan PT Pupuk Sriwidjaja
(Pusri) II B di Palembang. Selanjutnya pada 2013 juga akan dimulai
pembangunan dua pabrik pupuk baru masing-masing satu unit di PT Petrokimia
Gresik di Jawa Timur dan PT Pupuk Kujang di Cikampek, Jawa Barat.