Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mengapa langit berwarna biru? Untuk menjawab pertanyaan ini paling tidak kita perlu mengkaji
tentang atmosfer. Cahaya yang datang dari matahari akan mengalami hamburan (scattering) ketika
melewati partikel yang mengisi atmosfer. Tanpa atmosfer, maka langit kita akan gelap sepanjang
hari. Hal ini karena tidak ada molekul yang dapat menghamburkan cahaya ke berbagai arah. Dalam
keadaan semacam itu, bintang dapat dilihat di siang hari dan cahaya matahari dapat dilihat hanya
jika kita melihatnya secara langsung. Keadaan ini persis sama dengan keadaan dari berbagai planet
lain di tata surya matahari yang tidak memiliki atmosfer. Atmosfer merupakan percampuran dari
berbagai gas dan molekul yang melingkupi permukaan bumi. Komponen utamanya adalah gas
nitrogen (78%) dan oksigen (21%). Selebihnya, atmosfer terisi oleh gas argon, air (baik dalam bentuk
uap air maupun kristal es), dan berbagai partikel padat seperti debu, partikel-partikel sisa
pembakaran (polutan), dan juga garam (terutama untuk daerah di atas permukaan laut).

Sinar matahari yang memasuki atmosfir tersebut bertemu dengan molekul gas dan partikel debu
tadi. Warna sinar yang memiliki gelombang sinar lebih panjang seperti merah dan kuning, dapat
melewati dan menembus molekul gas dan debu tadi. Tetapi warna biru yang memiliki gelombang
sinar lebih pendek dipantulkan kembali ke atas atmosfir. Itulah mengapa langit terlihat berwarna
biru. Prinsip yang sama berlaku juga dengan air di laut atau danau yang terlihat berwarna biru.

1.2 Rumusan Masalah

a. Apakah definisi hamburan cahaya itu?

b. Bagaimana bentuk-bentuk hamburan cahaya?

c. Apa saja contoh fenomena yang berkaitan dengan hamburan cahaya?

1.3 Tujuan

a. Menjelaskan pengertian hamburan cahaya

b. Menganalisa bentuk dan cirri-ciri hamburan cahaya

c. Menjelaskan contoh fenomena alam yang berkaitan dengan hamburan cahaya

1.4 Manfaat

Adapun manfaat beberapa manfaat penyusunan dari makalah ini, antara lain sebagai berikut:
a. Memenuhi tuntutan tugas dari dosen.

b. Dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan.

c. Dapat dijadikan sebagai referensi atau pedoman, untuk penelitian selanjutnya

BAB II

PEMBAHASAN

1.1 Pengertian Hamburan Cahaya

Sumber energi utama dalam pengideraan jauh adalah radiasi gelombang elektromagnetik (REM).
REM merupakan suatu bentuk energi yang hanya dapat diamati melalui interaksinya dengan obyek.
Sebelum REM berinteraksi dengan obyek di permukaan bumi, REM melewati atmosfer yang terdapat
molekul-molekul atmosferik dan aerosol. Molekul-molekul asmoferik berupa gas CO2, ozon,
nitrogen dan sebagainya. Sedangkan aerosol antara lain uap air, kabut, asap, abu, debu dan lain-lain.
Saat melewati atmosfer REM berinteraksi dengan molekul atmosferik dan aerosol sehingga terjadi
proses hamburan (scattering), pantulan (reflection) dan penyerapan (absorbtion) yang
mempengaruhi intensitas REM yang ditransmisikan. Molekul-molekul atmosferik yang berupa gas
banyak menyerap REM pada panjang gelombang tertentu sehingga transmisi atmosfer menjadi
sangat rendah bahkan nol. Subtansi lain di atmosfer yang mengganggu perjalanan REM adalah
aerosol yang bersifat menghambutkan (scattering) REM sehingga energy gelombang yang sampai ke
permukaan bumi atau sensor satelit menjadi berkurang.

Hamburan cahaya adalah fenomena Penyerapan dan pemancaran cahaya oleh partikel-partikel
gas dimana cahaya yang dalam bentuk Gelombang elektromagnetik akan menabrak partikel
atmosfer yang berukuran besar sehingga menyebabkan radiasi elektomagnetik tersebut
dihamburkan. Interaksi antara gelombang elektromagnetik dengan atmosfer dapat menimbulkan
adanya hamburan dan penyerapan gelombang elektromagnetik tersebut oleh berbagai partikel
atmosfer. Besar nilai hamburan dan penyerapan berbeda pada satu panjang gelombang dengan
gelombang lainnya. Pada beberapa panjang gelombang tidak terjadi hamburan atau penyerapan ini.
Rentangan panjang gelombang yang tidak terhamburkan atau terserap oleh partikel atmosferik ini
disebut sebagai jendela atmosferik (atmosferic window).

Hamburan mengakibatkan terjadinya berbagai pembelokan arah pancaran gelombang


elektromagnetik dari jalurnya. Sedangkan penyerapan menimbulkan pemindahan energi dari
gelombang elektromagnetik ke partikel atmosfer penyerap gelombang tersebut.

Ukuran partikel dan panjang gelombang berpengaruh terhadap kejadian hamburan gelombang
elektromagnetik. Partikel-partikel penyebab terjadiya hamburan diantaranya adalah partikel
oksigen, nitrogen, dan ozon (Mather, 2004). Partikel lain adalah partikel garam dari penguapan air
laut, partikel uap air, serta partikel debu akibat aktivitas vulkanik ataupun aktivitas manusia.
Perilaku hamburan tergantung pada nilai indeks refraktif dan parameter ukuran seperti formula
berikut.
χ=2πr / λ

Jika nilai X lebih kecil dari 0.01 maka akan terjadi hamburan rayleigh, dan jika nilai X mendekati
besarnya panjang gelombang akan terjadi hamburan mie (Liang, 2004).

1.2 Bentuk-bentuk hamburan cahaya

a. Hamburan Rayleigh

Hamburan rayleigh terjadi ketika panjang gelombang radiasi lebih besar dibandingkan dengan
ukuran partikel penghambur.

Ciri - ciri hamburan rayleigh :

1) Terjadi pada ketinggian antara 4500 – 9000 meter

2) Terjadi pada gelombang pendek, cuaca cerah, dan mengandung gas nitrogen dan oksigen.

Pada hamburan rayleigh saluran warna biru lebih besar atau lebih dominan daripada saluran hijau
dan merah. Hamburan ini terisi oleh material maupun unsure-unsur kimia yang sangat ringan seperti
Nitrogen, Oksigen, Gas, Ozon dan sebagainya. Ini dicirikan dengan warna langit cerah kebiruan.
Lillesand dan Kiefer (1979) menyebutkan bahwa hamburan Reyleigh menyebabkan foto hitam putih
nampak berkabut, sedangkan pada foto berwarna memberikan warna abu kebiruan yang
mengurangi ketajaman objek pada foto, Untuk mendapatkan foto udara yang bagus maka harus
dipasang filter kuning yang fungsinya untuk menghalangi saluran biru masuk ke kamera.

Jumlah radiasi gelombang elektromagnetik yang terhambur dapat didekati dengan menggunakan
koefisien volume hamburan (Landgrebe, 2003), berikut.

σλ=4π2 ((NV2(n2-no2)2) / (λ4(n2+no2)2 ))

Keterangan :

N : jumlah partikel per cm3

V : Volume partikel penghambur

λ : Panjang gelombang radiasi

n : indeks refraksi partikel

no : indeks refraksi medium


Panjang gelombang pendek akan terhambur lebih kuat oleh hamburan rayleigh ini. Gelombang
biru (0.4 – 0.5 µm) yang merupakan gelombang terpendek dari spektrum tampak (visible spectrum)
terhambur oleh partikel rayleigh ini. Efek dari hamburan rayleigh terhadap gelombang biru ini adalah
kenampakan warna biru di langit pada siang hari dan adanya warna merah kuning di sore atau pagi
hari. Cahaya yang terhamburkan dan mencapai permukaan bumi disebut dengan diffuse irradiance.
Sedangkan cahaya yang terhamburkan oleh atmosfer, dapat mencapai sensor perekam data, namun
tidak membuat kontak dengan dengan permukaan bumi disebut dengan atmospheric path radiance.

b. Hamburan Mie

Hamburan mie Adalah hamburan yang terjadi jika garis tengah partikel atmosfer sama dengan
panjang gelombang yang di indera. Hamburan ini terisi oleh material-materil yang diameternya
hamper sama denagn spectrum tampak, karena inti kebiruan ini menempati lampiran atmosfer
yang tersebar dibawah hamburan rayleigh. Hamburan ini terdiri dari debu, kabut, asap dan
sebagainya. Hal ini dicirikan dengan warna langit yang cerah keputihan. Hamburan Mie banyak
tersebar pada saluran hijau.

Ciri-ciri hamburan mie :

1) Terjadi pada cuaca berwarna

2) Terjadi pada gelombang panjang

3) Terjadi pada ketinggian kurang dari 4500 meter.

Hamburan mie dapat disebabkan oleh dua sumber penyebab hamburan, yaitu partikel yang
berasal dari permukaan bumi dan partikel akibat berbagai proses reaksi kimiawi pada atmosfer
ataupun kondensasi. Partikel asap, debu, garam dari penguapan air laut, mineral sulfat, nitrat di
atmosfer dapat mengakibatkan hamburan ini. Hamburan ini memunculkan efek kabut di atmosfer.
Besar koefisien hamburan dapat didekati dengan formula berikut (Landgrebe, 2003).

σλ=105π a1∫a2 N(a)K(a,n)a2da

Keterangan :

N(a) : jumlah partikel pada a, a+da

K(a,n) : Penampang melintang hamburan

a : radius partikel-partikel spheris

n : indeks refraksi partikel


c. Hamburan Non Selective

Hamburan non selektif merupakan hamburan yang menghamburkan hampir seluruh spektrum
tampak di atmosfer. Hamburan non selektif terjadi ketika gelombang elektromagnetik berinteraksi
dengan partikel atmosferik yang berukuran lebih besar dari panjang gelombangnya. Butiran air hujan
dan fragmen es pada awan hujan dapat mengakibatkan hamburan tipe ini. Sinar matahari tidak
dapat menembus awan hujan karena seluruh gelombang tampak terhamburkan oleh partikel-
partikel air pada awan hujan tersebut.

Hamburan ini memiliki diameter material yang lebih besar dari spectrum tampak dengan material
seperti: debu, asap, uap air, CO3, dan sebagainya. Hamburan ini dicirikan dengan warna langit yang
gelap (awan komulonimbus).

BAB III

PENUTUP

1.1 Simpulaan

Hamburan cahaya adalah fenomena Penyerapan dan pemancaran cahaya oleh partikel-partikel
gas dimana cahaya yang dalam bentuk Gelombang elektromagnetik akan menabrak partikel
atmosfer yang berukuran besar sehingga menyebabkan radiasi elektomagnetik tersebut
dihamburkan. Hamburan mengakibatkan terjadinya berbagai pembelokan arah pancaran gelombang
elektromagnetik dari jalurnya. Menurut bentuknya hamburan cahaya dibedakan menjadi tiga
macam yaitu, hamburan Rayleigh, hamburan mie dan hamburan non selective.

1.2 Saran

Sebaiknya pengetahuan akan bentuk-bentuk hamburan cahaya ditingkatkan, tujuannya untuk


meningkatkan pula pengetahuan akan fenomena-fenomena alam yang berkaitan atau berhubungan
dengan bentuk-bentuk hamburan cahaya tersebut.

Saran dan kritik yang bersifat membangun dari dari berbagai pihak sangat diharapkan demi
kelengkapan isi dari makalah ini, atas perhatianya kami mengucapkan terima kasih.

DAFTAR PUSTAKA

We are not alone: Rayleigh Scattering / Hamburan Rayleigh:(Ardiansyah),


http://weneveralone4ever.wordpress.com/2011/11/01/rayleigh-scattering-hamburan-
rayleigh/:(Diakses pada tanggal 2 mei 2014)
Eko budiyanto:Hamburan Partikel Atmosferik:(Ardiansyah),
http://geo.fis.unesa.ac.id/web/index.php/en/penginderaan-jauh/76-hamburan-partikel-atmosferik
:(Diakses pada tanggal 2 mei 2014)

Arief nur cahaya :Penginderaan Jauh:(Ardiansyah),


http://ariefgeosmada.blogspot.com/2011/10/normal-0-false-false-false-en-us-x-none.html:(Diakses
pada tanggal 2 mei 2014)

Rini Apriyani:penginderaan:(Ardiansyah), http://rinistar.blogspot.com/2011/10/penginderaan-


jauh.html:(Diakses pada tanggal 2 mei 2014)

Kumpulan bahan kuliah: proses interaksi energy dengan atmosfir serta spectrum panjang gelombang
yang digunakan pada indraja:(Ardiansyah), http://kuliahitukeren.blogspot.com/2011/03/proses-
interaksi-energy-dengan-atmosfir.html:(Diakses pada tanggal 2 mei 2014)

hamburan (atmosfer)
Adalah proses di mana atmosfer partikel kecil dan molekul gas menyebar bagian
dari radiasi matahari yang masuk dalam arah acak tanpa perubahan pada panjang
gelombang energi elektromagnetik. Hamburan, bagaimanapun, mengurangi jumlah
radiasi yang masuk mencapai permukaan bumi. Sebuah proporsi yang signifikan
dari radiasi matahari gelombang pendek yang tersebar diarahkan kembali ke
angkasa. Jumlah hamburan yang terjadi tergantung pada dua faktor: panjang
gelombang radiasi yang masuk dan ukuran partikel hamburan atau molekul gas.
Dalam atmosfer bumi, kehadiran sejumlah besar partikel dengan ukuran sekitar 0,5
hasil pM dalam panjang gelombang lebih pendek yang preferentially tersebar. Faktor
ini juga menyebabkan langit kita tampak biru karena warna ini sesuai dengan yang
panjang gelombang yang terbaik menyebar.
Selain diserap atau ditransmisikan, radiasi elektromagnetik juga bisa disebarkan oleh partikel di
atmosfer. Hamburan adalah redirection energi elektromagnetik dengan partikel tersuspensi di
atmosfer. Jenis dan jumlah hamburan yang terjadi tergantung pada ukuran partikel dan panjang
gelombang energi. Ada tiga jenis hamburan utama yang mempengaruhi radiasi matahari masuk:

Rayleigh Scatter

Mie Scatter

Selai non-selektif

Komponen atmosfer berperan dalam proses atenuasi atau penurunan intensitas radiasi matahari
yang mencapai permukaan tanah. Proses yang dominan dalam anetuasi gelombang elektromagentik
adalah: absorbsi atau penyerapan, refleksi atau pemantulan dan refraksi atau hamburan.

Baca juga:

Potensi fisik dan non fisik desa

Perbedaan lokasi absolut dan relatif

Khusus di postingan kali ini yang akan dijelaskan adalah tentang hamburan. Hamburan dapat terjadi
karena partikel-partikel penghambur yang relatif lebih kecil dibandingkan dengan ukuran panjang
gelombang radiasi yang dihambur. Terdapat 5 jenis hamburan di atmosfer yaitu:

1. Hamburan umum (general case) adalah hamburan ke semua arah yang terjadi bila radiasi
mengenai partikel-partikel yang ada dalam atmosfer. Namun demikian, hamburan lebih besar adalah
arah hamburan yang searah dengan arah radiasi datang.

2. Hamburan rayleigh adalah hamburan yang terjadi pada partikel-partikel kecil yang diameternya
lebih kecil dari panjang gelombang radiasi datang. Hamburan yang terjadi adalah hamburan balik,
jadi berlawanan dengan arah radiasi datang. Apabila cuaca cerah berarti ukuran partikel kecil
sehingga panjang gelombang yang banyak dihamburkan adalah cahaya biru, selanjutnya ukuran
partikel menentukan jenis cahaya yang dihamburkan dan dikenal dengan hamburan selektif.
3. Hamburan mie adalah hamburan yang terjadi pada partikel-partikel dengan diameter hampir
sama dengan panjang gelombang radiasi. Hamburan yang terjadi hampir seluruhnya searah dengan
arah datangnya radiasi.

4. Hamburan non selektif adalah hamburan yang tidak tergantung pada panjang gelombang dan
arah radiasi. Biasanya dihamburkan oleh partikel-partikel besar dengan diameter jauh lebih besar
dari panjang gelombang radiasi.

5. Hamburan atmosfer adalah haburan riil yang terjadi di atmosfer, merupakan gabungan dari
berbagai hamburan sebagai fungsi dari kondisi atmosfer atau ukuran partikel yang ada di atmosfer.

Salah satu kesimpulan umum yang diambil oleh penganut Bumi datar setelah melakukan hal yang
mereka sebut sebagai ‘analisis’ terhadap foto dari permukaan Bulan:

“Pada foto dari permukaan Bulan, langit terlihat gelap, padahal katanya sedang siang hari. Pasti ada
apa-apanya!”

Penjelasan singkat: Bumi memiliki atmosfer, sedangkan Bulan tidak.

Di Bumi, cahaya matahari dihamburkan oleh atmosfer Bumi. Cahaya Matahari terdiri dari spektrum
dengan panjang gelombang berbeda-beda. Cahaya dengan panjang gelombang rendah akan
dihamburkan dengan lebih kuat daripada cahaya dengan panjang gelombang tinggi. Akibatnya
adalah langit berwarna biru, dan siang hari terlihat terang dari segala arah, bukan cuma dari arah
datangnya sinar Matahari saja.

Sebaliknya Bulan praktis tak memiliki atmosfer, hanya ada partikel-partikel yang jaraknya saling
berjauhan. Cahaya Matahari mencapai permukaan Bulan langsung tanpa dihamburkan. Akibatnya
langit terlihat gelap. Bayangan benda di Bulan akan terlihat tajam, dan antara objek yang kena sinar
Matahari dan yang tidak kena akan sangat kontras. Ini terjadi karena objek yang tidak kena sinar
Matahari tidak mendapat cahaya Matahari yang dihamburkan dari sudut yang lain.

Situasi di Bulan sebenarnya mirip dengan di ‘luar angkasa’. Astronot yang berada di luar angkasa
akan melihat langit yang gelap seperti di Bulan.
Planet lain yang memiliki atmosfer yang cukup besar juga akan menghasilkan efek hamburan.
Contohnya adalah planet Venus dan Mars.

Anda mungkin juga menyukai