Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Jantung merupakan organ yang sangat penting bagi manusia, karena jantung d

perlukan untuk memompa darah ke seluruh tubuh sehingga tubuh mendapatkan oksig

en dan sari makanan yang diperlukan untuk metabolisme tubuh.

Oleh sebab itu, jantung perlu dijaga agar dapat menjalankan fungsinya dengan

baik. Salah satu yang perlu diwaspadai adalah penyakit jantung koroner yang merupa

kan salah satu penyakit yang berbahaya yang bisa menyebabkan serangan jantung.

Untuk itu, kita perlu mengetahui bagaimana cara agar jantung kita tetap sehat, apa ya

ng harus dihindari, dan apa yang dapat dilakukan untuk menjaga kesehatan jantung.

Sementara itu penting nya dilakukan pemeriksaan Elektrokardiogram (EKG)

yang menggambarkan rekaman listrik jantung. Kegiatan listrik jantung dalam tubuh

dapat dicatat dan direkam melalui elektrodaelektroda yang dipasang pada permukaan

tubuh sehingga membantu dalam mendiagnosis penyakit yang terkait dengan jantung.
B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Mahasiswa mampu mengetahui SOP Bedside Monitoring

2. Tujuan Khusus

Mahasiswa mampu melakukan perekaman EKG emergency


BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar

Pasien monitor/ beside monitor adalah suatu alat yang digunakan untuk

memonitor fisiologis pasien. Bedside Monitor adalah suatu alat yang digunakan untuk

memonitor vital sign pasien, berupa detak jantung, nadi, tekanan darah, temperatur

bentuk pulsa jantung secara terus menerus (Jevon & Ewens, 2009). Parameter adalah

bagian-bagian fisiologis dari pasien yang diperiksa melalui pasien monitor. Jika kita

ketahui ada sebuah beside monitor dengan 5 parameter, maka yang dimaksud dari

lima parameter tersebut adalah banyaknya jenis pemeriksaan yang bisa dilakukan

oleh pasien monitor tersebut (Rab, 2007).

Didalam istilah pasien monitor diketahui beberapa parameter yang diperiksa,

parameter itu antara lain adalah :

1. EKG adalah pemeriksaan aktivitas kelistrikan jantung, dalam

pemeriksaan ECG ini juga termasuk pemeriksaan “Heart Rate” atau

detak jantung pasien dalam satu menit.

2. Respirasi adalah pemeriksaan irama nafas pasien dalam satu menit

3. Saturasi darah / SpO2, adalah kadar oksigen yang ada dalam darah.

4. Tensi / NIBP (Non Invasive Blood Pressure) / Pemeriksaan tekanan

darah.

5. Temperature, suhu tubuh pasien yang diperiksa (Rab, 2007)


Gambar 2.1. Contoh bedside monitor

Nama lain dari bedside monitor antara lain Cardiorespiratory Monitors, Apnea

Alarms dan repiration monitor, Patient Monitor. Adapun komponen alat dalam

bedside monitor adalah preamplifier, modul elektrode dan pasien kabel, parameter

sesuai kebutuhan dan monitor. Jenis bedside monitor/ pasien monitor antara lain

(Jevon & Ewens, 2009):

1. Pasien monitor vital sign

Monitor ini bersifat pemeriksaan stándar, yaitu pemeriksaan ECG,

Respirasi, Tekanan darah atau NIBP, dan Kadar oksigen dalam darah /

saturasi darah / SpO2.

2. Pasien monitor 5 parameter


Pasien monitor ini bisa melakukan pemeriksaan seperti ECG,

Respirasi, Tekanan darah atau NIBP, kadar oksigen dalam darah / saturasi

darah / SpO2, dan Temperatur.

3. Pasien monitor 7 parameter

Pasien monitor ini biasanya dipakai diruangan operasi, karena ada satu

parameter tambahan yang biasa dipakai pada saat operasi, yaitu “ECG,

Respirasi, Tekanan darah atau NIBP (Non Invasive Blood Pressure) , kadar

oksigen dalam darah / Saturasi darah / SpO2, temperatur, dan sebagai

tambahan adalah IBP (Invasive Blood Pressure) pengukuran tekanan darah

melalui pembuluh darah langsung, EtCo2 (End Tidal Co2) yaitu

pengukuran kadar karbondioksida dari sistem pernafasan pasien (Kemp, et

al., 2011).

Patient monitor juga digunakan pada ruangan resusitasi / recovery

pasca operasi untuk kasus post operasi berat, seperti operasi jantung, operasi

transplantasi organ dan operasi yang memakan waktu lama. Dengan demikian

berarti pasien yang dipasangkan alat Patient Monitor adalah pasien yang lebih

serius kondisi kesehatannya malah mungkin bukan pasien yang sadarkan diri

(Rab, 2007). Sedangkan Vital sign monitor digunakan untuk memonitor

beberapa parameter kesehatan pasien yang membutuhkan continuously

monitoring atau round the clock monitoring. Vital sign monitor mempunyai

parameter: Tekanan darah, pulse, temperature dan saturasi oksigen yang


digunakan untuk kondisi pasien yang tidak terlalu serius, tapi memerlukan

pemantauan round the clock, seperti : Ruangan Hemodialisa, Ruangan

emergency, Ruangan resusitasi / recovery pasca operasi untuk kasus operasi

yang tidak berat, Ruangan Bersalin, Ambulance, Laboratorium, Klinik-klinik

yang ada rawat inap, Puskesmas yang DTP, Sentra Olahraga (UCDHS, 2009;

Jevon & Ewens, 2009).

Manfaat vital sign monitor yaitu memungkinkan dokter dan para medis

dapat mengevaluasi pasien lebih cepat, karena makin tidak stabil vital sign

pasien, berarti makin sakit pasien tersebut. Bekerja lebih efektif sehingga

menghemat waktu yang pada akhirnya bermanfaat bagi pasien, karena dapat

lebih cepat mengetahui tingkat keseriusan pasien yang dirawat. Teknologi

advance yang ada pada Vital Sign Monitor membuatnya sangat optimal untuk

rumah sakit, karena dengan pemeriksaan manual, tingkat kesalahan dapat

tinggi dan memberikan hasil/diagnosis yang salah bagi pasien. Dengan

menggunakan vital sign monitor kesalahan ini dapat ditekan. Dapat

mengetahui bagaimana tubuh bereaksi terhadap stres-stres fisik. Dengan

teknologi yang sangat user friendly dapat digunakan untuk orang yang tidak

berlatar belakang medis. Mengurangi beban kerja paramedis di bagian yang

sibuk seperti ER, RR, dll. Di unit hemodialysis; dapat membantu paramedis

memantau pasien lebih efektif dan membuat pasien lebih merasa nyaman dan

aman (Rab, 2007).


Monitoring vitalsign sangat penting dilakukan untuk mengetahui

fisiologis tubuh. Tekanan Systolic menunjukkan puncak tekanan darah

memberikan gambaran kondisi pompa jantung. Tekanan Diastolic –

menunjukkan tekanan darah terendah memberikan kondisi “waktu istirahat”

dari jantung. Dengan tekanan darah kita dapat gambaran kondisi pembuluh

darah dan organ seperti otak dan ginjal dan untuk menghitung angka MAP

(mean atrial pressure) yang menunjukkan kondisi perfusi darah ke organ dan

jaringan (Jevon & Ewens, 2009).

Saturasi Oksigen dilakukan untuk mengevaluasi sebaik apa kerja paru-

paru dalam menyuplai oksigen melalui darah ke seluruh tubuh dalam kondisi

yang berbeda (istirahat, sedang sakit, dalam pengaruh obat, dll.). Saturasi juga

untuk mengevaluasi oksigenisasi dan saturasi (kelarutannya) dalam

hemoglobin.

Sedangkan suhu bertujuan untuk memantau kemampuan badan dalam

menyimpan dan melepas panas tubuh, mendeteksi suhu tubuh yang abnormal.

rendah atau tinggi atau memonitor efektifitas dari pengobatan yang diberikan

(Rab,2007).
BAB III

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

A. Cara Kerja

Persiapan Alat :

1. Lepaskan penutup debu

2. Siapkan aksesoris dan pasang sesuai kebutuhan (Yang termasuk dalam

aksesoris pasien monitor adalah tergantung dari parameter pengukuran

yang ada. Seperti ECG, NIBP, SpO2, Temperatur. Berikut contoh gambar

dari aksesoris pasien monitor yang ada pada pasien dewasa (Jevon &

Ewens, 2009)

3. Hubungkan alat ke terminal pembumian

4. Hubungkan alat ke Satu daya

5. Hidupkan alat dengan menekan tombol ON/OFF

6. Set rentang nilai (range) untuk temperatur, pulse dan alarm

7. Perhatikan protap pelayanan

Persiapan Pasien dan Pengoperasian

8. Beritahukan kepada pasien/ keluarga mengenai tindakan yang akan

dilakukan
9. Hubungkan patient cable, stap dan chest electrode ke pasien dan pastikan

sudah terhubung dengan baik

Cara pemasangan elektroda ekg emergency :

Lokasi pemasangan electrode :


10. Lakukan monitoring

11. Lakukan pemantauan display terhadap heart rate, ECG wave form, pulse,

temperatur, saturasi oksigen (SpO2), NiBP, tekanan hemodinamik

Penyimpanan kembali

12. Setelah pengoperasian selesai matikan alat dengan menekan tombol

ON/OFF

13. Lepaskan hubungan alat dari catu daya

14. Lepaskan hubungan alat dari terminal pembumian

15. Lepaskan patient cable, strap, chest electrode dan bersihkan.

16. Pastikan bahwa Bedside Monitor dalam kondisi baik dan siap difungsikan

lagi

17. Pasang penutup debu

18. Simpan alat dan aksesoris ke tempat semula.


BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Pemeriksaan ektrokardiogram (EKG) adalah pemeriksaan kesehatan

terhadap aktivitas elektrik (listrik) jantung. Elektrokardiogram adalah

rekaman aktivitas elektrik jantung sebagai grafik jejak garis pada kertas

grafik. Bentuk jejak garis yang naik dan turun tersebut dinamakan gelombang

(wave). Proses perekaman aktivitas listrik jantung dalam bentuk grafik disebut

elektrokardiografi.

Pemeriksaan EKG bertujuan untuk menilai kerja jantung, apakah normal atau

tidak normal. Beberapa hal yang dapat ditunjukkan oleh pemeriksaan EKG

adalah:

 Laju (kecepatan) denyut jantung

 Ritme denyut jantung

 Kekuatan dan “timing” sinyal listrik saat melewati masing-masing bagian

jantung.
B. Saran

1. Mahasiswa diharapkan bisa melakukan pemasangan EKG emergency

2. Mahasiswa diharapkan lebih mampu mengenali tentang

keperawatan kritis pada system kardivaskuler, serta mampu

menerapkan asuhan keperawatan secara baik dan benar


DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai