Anda di halaman 1dari 7

PASAR MODAL INDONESIA

1.1. PERKEMBANGAN PASAR MODAL INDONESIA

Pasar Modal pada hakekatnya adalah pasar yang tidak berbeda jauh dengan pasar
tradisional yang selama ini kita kenal, di mana ada pedagang, pembeli, dan juga tawar me-
nawar harga. Pasar modal dapat juga diartikan sebagai sebuah wahana yang memperte-
mukan pihak yang membutuhkan dana dengan pihak yang menyediakan dana sesuai dengan
aturan yang ditetapkan oleh lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek. Undang-
undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal telah menggariskan bahwa Pasar Modal
mempunyai posisi yang strategis dalam pembangunan ekonomi nasional. Pertumbuhan sua-
tu Pasar Modal sangat tergantung dari kinerja perusahaan efek. Untuk mengkoordinasikan
modal, dukungan teknis, dan sumber daya manusia dalam pengembangan Pasar Modal di-
perlukan suatu kepemimpinan yang efektif. Perusahaan-perusahaan harus menjalin kerja
sama yang erat untuk menciptakan pasar yang mampu menyediakan berbagai jenis produk
dan alternatif investasi bagi masyarakat.

Untuk mengembangkan prasarana industri Efek diperlukan investasi yang besar.


Investasi tersebut tergantung pada keuntungan ekonomis yang dapat diperoleh para usaha-
wan. Faktor-faktor yang dapat mengurangi jumlah investasi yang dapat diperlukan untuk
membangun prasarana dan mengurangi biaya operasi perusahaan efek, akan mendorong
perkembangan Pasar Modal melalui peningkatan kelangsungan hidup Perusahaan Efek.
Perkembangan dimaksud dapat dicapai apabila faktor-faktor tersebut juga mampu meng-
hasilkan layanan dan alternatif investasi yang aman dan berkualitas tinggi terutama dalam
memberikan pelayanan yang optimal kepada para investor sehingga perkembangannya nanti
akan sangat mempengaruhi minat dari para calon investor baru yang ingin coba-coba berin-
vestasi di Pasar Modal.

Bursa Efek terus berkembang seiring dengan bertambahnya usia, dan keadaanpun
semakin menunjukkan bahwa efek semain banyak peminatnya. Ramainya tanggapan publik
dan selalu bertambahnya perusahaan yang Go Public adalah wujud dari kemajuan Bursa
Efek. Perkembangan Bursa Efek yang terjadi kini adalah berkat perjuangan BAPEPAM,
perusahaan yang memasyarakatkan sahamnya, Pemerintah, Lembaga Penunjang, dan ma-
syarakat yang turut meramaikan perdagangan saham dan turut berpartisipasi menginves-
tasikan kelebihan dananya. Dibandingkan dengan situasi bursa efek pada sekitar 10 tahun
yang lalu, keadaan saat ini memang telah jauh berbeda. Perkembangan yang terjadi cukup
pesat dan diluar dugaan. Tetapi bukan berarti bursa efek berjalan terus dengan mulus tanpa
rintangan. Banyak hal yang terjadi yang mewarnai pasang-surut kehidupan bursa efek di
Indonesia. Jika keadaan sosial, politik atau ekonomi bangsa kita sedang terganggu dan tidak
stabil, tentu saja kondisi bursa efek amat terpengaruh.

Bangsa Indonesia sedang membangun, jelas bahwa berbagai tantangan untuk mem-
benahi kondisi masyarakat akan turut membawa dampak terhadap pasar uang. Dahulu situ-
asi intern di bursa-bursa di Indonesia dinilai masih sangat lemah, kapitalisasi bursa-bursa di
negara kita termasuk kecil karena terbatasnya mobilisasi dana domestik yang dilakukan
manajer investasi. Ini jika diukur dari perbandingannya dengan bursa-bursa lain di kawasan
Asia Pasifik. Kondisi demikian terjadi akibat sistem kerja yang kurang mendukung, juga
tujuan yang belum jelas terlebih dukungan publik sendiri yang kelihatan masih setengah-
setengah akibat informasi yang tidak akurat dan pengetahuan tentang bursa efek belum me-
masyarakat. Semua itu akhirnya terus dibenahi sehingga terciptalah bursa efek dengan per-
kembangan yang pesat. Di masa perjalanan pesatnya pasar saham, terkadang diwarnai oleh
keadaan bullish dan bearish. Kondisi bursa disebut bullish yaitu indeks harga saham naik terus
dalam jangka waktu tertentu, dan ini dapat timbul seiring dengan situasi perekonomian
yang sehat, pendapatan meningkat, industri dan perdagangan tumbuh dengan baik.
Sedangkan kondisi bursa disebut bearish jika indeks harga saham terus menerus mengalami
penurunan. Semua ini juga akibat dari situasi perekonomian yang lesu dan kebijakan mone-
ter yang mengakibatkan adanya krisis moneter, peredaran uang menjadi tersendat-sendat.

Pada tahun 2007, BEI menoreh prestasi sebagai Bursa Efek terbaik kedua di wila-
yah Asia Pasifik setelah Bursa Efek China yang diwakili oleh bursa Shenzen dan Shanghai.

Keterangan Akhir tahun 2007 Akhir tahun 2006


IHSG 2745.83 1805.52
Kapitalisasi pasar Rp 2.539 trilun Rp 1.246 triliun
Kapitalisasi terhadap PDB 67% 37%
Nilai rata2 transaksi harian Rp 4,26 triliun Rp 1,84 triliun
Frekuensi transaksi 48.244 kali 19.880 kali
Volume transaksi 1,8 miliar 4,2 miliar
IPO Emiten 22 emiten + 2 ETF 12 emiten
Total dana dihimpun dari IPO Rp 16,87 triliun Rp 3 triliun
Total dana dari rights issue Rp 25,5 triliun (tidak tersedia)
Total dana dari waran Rp 2,08 triliun (tidak tersedia)
IPO obligasi korporasi 14 emiten 37 emiten
Total emisi obligasi korporasi Rp 30,2 triliun Rp 11,55 triliun
Sumber: Bappepam-LK
Tabel 1.1. Kinerja BEI 2006 – 2007
Perkembangan kinerja BEI menurut beberapa parameter penting dapat dilihat di Tabel 1.1.
di halaman sebelumnya, sedangkan kinerja normatif menurut perkembangan indeks (IHSG)
dapat diamati secara grafis di Gambar 1.1. di bawah.

Gambar 1.1. Tingkat pertumbuhan IHSG di BEI

1.2. STRUKTUR PASAR MODAL INDONESIA

Struktur Pasar Modal Indonesia telah diatur oleh Undang-undang No.8 Tahun 1995
tentang Pasar Modal. Berdasarkan Undang-undang ini, kebijakan dibidang pasar modal di-
tetapkan oleh Menteri Keuangan. Secara umum, struktur pasar modal Indonesia dapat
dicermati dari diagram Gambar 1.2. di bawah.

1.3. INSTRUMEN PASAR MODAL DAN GO PUBLIC

1.3.1. Instrumen Pasar Modal

Instrumen atau surat-surat berharga yang diperdagangkan di pasar modal sering di-
sebut efek. Pengertian efek adalah setiap surat berharga yang diterbitkan oleh perusahaan
seperti surat pengakuan utang, surat berharga komersial (commercial paper), saham, obligasi,
tanda bukti utang, bukti right (right issue), waran (warran), unit penyertaan kontrak, kontrak
investasi kolektif, kontrak berjangka atas efek, dan setiap turunan (derivatif) dari efek.
Berikut ini adalah penjelasan dari instrumen-instrumen Pasar Modal.
Menteri Keuangan

Badan Pengawas Pasar Modal


BAPEPAM

Bursa Efek LKP LPP

Perusahaan Lembaga Profesi Pemodal


Efek Penunjang Penunjang
- Penjamin Emisi - Biro - Akuntan - Domestik
- Perantara Administrasi - Konsultan - Asing Emiten,
Pedagang Efek Efek Hukum Perusahaan
- Manajer - Bank - Penilai Publik, dan
Investasi Kustodian - Notaris Reksa Dana
- Wali Amanat
- Penasihat
Investasi
- Pemeringkat
Efek
Gambar 1.2. Diagram Struktur Pasar Modal Indonesia

1.3.1.1. Saham Biasa

Di antara surat-surat berharga yang diperdagangkan di pasar modal, saham biasa


(common stock) adalah yang paling dikenal masyarakat. Di antara emiten (perusahaan yang
menerbitkan surat berharga), saham biasa juga merupakan yang paling banyak digunakan
untuk menarik dana dari masyarakat. Jadi saham biasa paling menarik bagi pemodal
maupun bagi emiten. Secara sederhana, saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan
atau pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan. Adapun hasil yang dapat
diperoleh dari investasi saham bisa berasal dari dua sumber, yaitu:
- Dividen, yaitu bagian laba yang diberikan emiten kepada para pemegang sahamnya.
- Capital gain, yaitu pendapatan yang timbul dari penjualan saham dengan harga jual
diatas harga beli.
1.3.1.2. Right Issue

Right issue diterjemahkan sebagai bukti right. Alat investasi ini merupakan produk turunan
dari saham. Kebijakasanaan right issue merupakan upaya emiten untuk menambah saham
yang beredar, guna menambah modal perusahaan. Sebab dengan pengeluaran saham baru
itu, berarti pemodal harus mengeluarkan uang untuk membeli right issue. Kemudian modal
ini akan masuk ke modal perusahaan. Bagi pemodal, right issue berdampak positif kalau tidak
berpengaruh terhadap harga saham. Sebaliknya, berdampak negatif kalau menyebabkan me-
nurunnya harga. Secara umum dampak right issue bisa dirasakan oleh semua pemodal. Right
issue merupakan hak bagi pemodal membeli saham baru yang dikeluarkan emiten. Karena
merupakan hak maka investor tidak terikat harus membelinya. Ini berbeda dengan saham
bonus atau dividen saham, yang otomatis diterima oleh pemegang saham.

1.3.1.3. Obligasi

Obligasi adalah surat berharga atau sertifikat yang berisi kontrak antara pemberi pinjaman
(dalam hal ini adalah pemodal) dengan yang diberi pinjaman (emiten). Jadi surat obligasi
adalah selembar kertas yang menyatakan bahwa pemilik kertas tersebut memberikan pin-
jaman kepada perusahaan yang menerbitkan surat obligasi. Obligasi digolongkan sebagai
efek yang memberikan penghasilan tetap karena penerbit (issuer) menjanjikan kepada peme-
gang obligasi untuk:
- Membayar bunga periodik tetap
- Membayar jumlah prinsipal tetap pada atau sebelum jatuh waktu
Bunga obligasi umumnya dibayarkan setiap jumlah waktu yang tetap, misalnya setiap 3 bu-
lan, 6 bulan, atau 1 tahun. Besarnya bunga tergantung dari kupon. Selain itu seperti halnya
saham biasa, obligasi juga mengenal penghasilan dari capital gain yang bisa terjadi apabila sa-
at pemegang obligasi melakukan penjualan obligasinya, mendapatkan harga yang lebih ting-
gi dari harga ketika saat membelinya.

1.3.1.4. Obligasi Konversi

Obligasi Konversi (convertible bond), sudah dikenal di pasar modal Indonesia. Untuk kalangan
emiten swasta, sebenarnya obligasi konversi lebih dulu populer dari pada obligasi. Obligasi
konversi sekilas tidak ada bedanya dengan obligasi biasa, misalnya memberikan kupon te-
tap, memiliki jatuh tempo, dan memiliki nilai pari. Hanya saja obligasi konversi memiliki
keunikan, yaitu bisa ditukar dengan saham biasa. Pada obligasi konversi selalu tercantum
persyaratan untuk melakukan konversi.
1.3.1.5. Waran

Waran diterbitkan dengan tujuan agar pemodal tertarik membeli obligasi atau saham yang
diterbitkan emiten. Waran adalah hak untuk membeli saham biasa pada waktu dan harga
yang sudah ditentukan. Biasanya waran dijual bersamaan dengan surat berharga lain, mi-
salnya obligasi atau saham. Penerbit saham harus memiliki saham yang nantinya dikonversi
oleh pemegang waran. Namun setelah obligasi atau saham yang disertai waran memasuki
pasar, baik obligasi, saham maupun waran dapat diperdagangkan secara terpisah.

1.3.2. Penawaran Umum (Go Public)

Penawaran umum adalah kegiatan yang dilakukan emiten untuk menjual efek kepada ma-
syarakat, berdasarkan tata cara yang diatur oleh undang-undang dan peraturan pelaksana-
annya. Kegiatan ini lebih populer disebut dengan go public. Emiten adalah pihak (perusa-
haan) yang melakukan penawaran umum dengan tujuan untuk memperoleh dana melalui
pasar modal. Sedangkan masyarakat yang memberikan dana kepada perusahaan dengan
membeli saham atau obligasi yang diterbitkan dan dijual oleh perusahaan disebut sebagai
pemodal (investor).

Adapun tujuan penggunaan dana dari hasil go public pada umumnya digunakan untuk:
a. Ekspansi
Dalam kehidupan suatu perusahaan akan diusahakan untuk melakukan perluasan dalam
kegiatan operasinya. Perluasan ini dapat berupa peningkatan kapasitas produksi mau-
pun diversifikasi jenis produk. Terkadang perusahaan tidak mungkin untuk mempero-
leh modal dari para pemegang saham yang berupa modal disetor, sehingga diputuskan
untuk memperoleh modal dari luar perusahaan, yang dapat berupa pinjaman dari pihak
lain atau dapat berupa penjualan saham baru kepada pihak lain di luar para pemegang
saham yang sudah ada.
b. Memperbaiki struktur permodalan
Modal suatu perusahaan terdiri dari modal sendiri (equity) dan modal pinjaman. Setiap
pinjaman tentu saja harus membayar bunga. Terkadang perusahaan mengalami kerugian
hanya karena beban pinjaman terutama pinjaman dari mata uang asing di masa-masa ni-
lai rupiah terdepresiasi tajam. Dengan demikian perusahaan akan dibebani pembayaran
bunga yang meningkat. Bila hal ini berlangsung dalam jangka waktu lama, perusahaan
dapat mengalami kebangkrutan. Salah satu tindakan penyelamatan adalah dengan me-
ngurangi jumlah hutang, yaitu dengan menggantikannya menjadi modal saham, yang
berarti perusahaan akan menjual saham baru untuk membayar hutang yang sangat
membebani tadi. Tindakan ini dikenal sebagai restrukturisasi modal.
c. Untuk melakukan pengalihan pemegang saham (divestasi)
Perusahaan yang melakukan go public adalah perusahaan yang secara hukum dan nyata
sudah beroperasi/menjalankan usahanya, yang sudah tentu telah ada pemilik dan peme-
gang sahamnya. Dengan pertimbangan tertentu terkadang pemegang saham tadi ingin
melepaskan/mengalihkan saham yang dimiliki ke pihak lain. Hal ini mudah dilakukan ji-
ka memang telah ada pula pihak yang bersedia membelinya, akan tetapi jika tidak maka
pemilik saham dapat memilih pasar modal sebagai tempat untuk menawarkan sahamnya
secara umum (public offering). Pengalihan saham dari pemegang saham lama kepada pe-
megang saham baru disebut sebagai divestasi (divesment).

Anda mungkin juga menyukai