Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

KOMPARASI HOLLYWOOD DAN BOLLYWOOD TERKAIT PATEN


MATA KULIAH MANAJEMEN PATEN

Oleh :

Gabriela Larasati Swastiandari


17/417636/PFA/01726

Dosen Pengampu :

Dr. Gede Bayu Suparta, M.Si.

PROGRAM PASCASARJANA S2 ILMU FARMASI


MINAT MAGISTER MANAJEMEN FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2018
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Film merupakan media komunikasi non verbal dengan kumpulan gambar-gambar
bergerak yang kemudian menjadi sebuah karya seni visual. Seiring dengan perkembangan
teknologi, pada era saat ini film menjadi media entertaintment yang diminati oleh khalayak
karena di dalamnya telah terdapat musik, gambar dan narasi sehingga memberikan nilai
estetika. Film yang kini dapat menjangkau banyak segmen sosial, membuatnya berpotensi
untuk mempengaruhi khalayaknya. Oleh sebab itu, tidak heran jika semakin banyak
produsen film yang berlomba-lomba menciptakan film berkualitas untuk menarik
masyarakat sebanyak-banyaknya.
Paten adalah hak eksklusif yang diberikan oleh negara kepada inventor atas hasil
invensinya di bidang teknologi untuk jangka waktu tertentu melaksanakan sendiri invensi
tersebut atau memberikan persetujuan kepada pihak lain untuk melaksanakannya (Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2016 Tentang Paten). Pengaturan Hak Paten
yang berlaku diatur dalam undang-undang Nomor 14 Tahun 2001 tentang hak paten atau
yang dikenal dengan UUHP (Undang-Undang Hak Paten) terhadap invensi (penemuan
baru) yang memenuhi syarat tertentu. Saat ini, banyak kasus pelanggaran paten khususnya
di bidang industri. Hal tersebut terjadi karena banyak suatu ciptaan yang dikenal
masyarakat dan meluas, sehingga menimbulkan keinginan untuk meniru demi keuntungan.
Hollywood, sebuah daerah di Los Angles, California, Amerika Serikat, merupakan
industri film yang pertama dengan berbagai genre film, dari komedi, fiksi ilmiah sampai
laga dengan latar belakang masa lalu maupun masa depan. Film Hollywood selalu
menampilkan kecanggihan teknologi dalam film, baik dari segi efek visual ataupun
audionya. Perkembangan film sangat pesat dan ditandai dengan lahirnya industri perfilman
lain di berbagai Negara, seperti film Bollywood di India. Bollywood yang pada awalnya
hanya berkelut pada film drama, kini mulai memproduksi film laga dengan pilihan setting
latar barat dengan dukungan dari beberapa artis Bollywood papan atas. Nuansa baru yang
dibawa oleh Bollywood melalui film-filmnya, membuat para penontonnya “ketagihan”.
Dalam makalah ini akan dibahas tentang film Hollywood dan Bollywood sehingga
dapat dikomparasi dan dikaitkan dengan masalah paten.

1
1.2. Permasalahan
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini sebagai berikut.
1. Apakah perbedaan antara Hollywood dan Bollywood?
2. Bagaimanakah sejarah Hollywood dan Bollywood?
3. Bagaimana kaitan Hollywood dan Bollywood dengan paten?

1.3. Tujuan
Berdasarkan permasalahan yang sudah ditentukan diatas, maka tujuan dalam
penelitian ini sebagai berikut.
1. Didapatkan pengetahuan mengenai Komparasi Hollywood dan Bollywood.
2. Mengetahui sejarah singkat Hollywood dan Bollywood.
3. Memahami kaitan Hollywood dan Bollywod dengan paten.

2
BAB II
PEMBAHASAN

Sejarah Singkat Hollywood


Semuanya bermula di tahun 1853, ketika sebuah pondok bata dibangun di Nopalera
(Lapangan Nopal, yang namanya diambil dari nama kaktus Meksiko yang merupakan
tanaman asli daerah ini). Pada tahun 1870, sebuah komunitas tani pun tumbuh dan
berkembang. Daerah ini kemudian dikenal dengan Cahuenga Valley, yang mana
wilayahnya meliputi pas jalan di Pegunungan Santa Monica hingga ke utara.
Adapun yang memberi nama Hollywood adalah H.J. Whitley yang kemudian
disebut sebagai ‘Father of Hollywood’. Perusahaan Whitley terus berkembang dan
kemudian menjual area perumahan Ocean View Tract dan pada tahun 1910 penduduk kota
melakukan voting untuk menggabungkan Hollywood menjadi daerah bagian dari Los
Angeles agar bisa mengamankan pasokan air dan memeroleh akses ke LA. Dengan
penggabungan ini, nama Prospect Avenue berubah menjadi Hollywood Boulevard dan
semua nomor jalan di distrik baru ini pun berubah.

Sejarah Film Hollywood


Hollywood tidak lahir begitu saja. Pada tahun 1872, Edward Muybridge
menciptakan "film" sejati pertama dengan menempatkan dua belas kamera di arena pacuan
kuda dan memasang kamera untuk menangkap tembakan dalam urutan cepat saat seekor
kuda menyeberang di depan lensa mereka. Film pertama untuk fotografi gerak ditemukan
pada tahun 1885 oleh George Eastman dan William H. Walker, yang berkontribusi pada
kemajuan fotografi gerak. Vitascope Hall di New Orleans, diyakini menjadi bioskop
pertama di AS yang ditujukan untuk memutar film pada tahun 1896.
Tahun 1908, Thomas Alfa Edison membentuk Motion Picture Patent Company
(MPPC). Di bawah bendera MPPC, Edison dan Biograph menjadi satu-satunya penyedia
bahan baku dan pemilik paten untuk semua peralatan yang digunakan dalam pembuatan
film. Untuk mendapatkan lisensi untuk membuat, mendistribusikan, dan mengeksebisi film
yang mereka buat, perusahaan-perusahaan film lain harus menjadi anggota MPPC.
Perusahaan-perusahaan yang tidak menjadi anggota MPPC tidak dapat melanjutkan
kegiatan mereka karena terbentur peraturan paten. Edison mematenkan semua barang
temuannya, termasuk kamera dan bahan baku film, sehingga siapa saja yang ingin

3
menggunakannnya harus membayar paten. Namun MPPC tidak sepenuhnya berhasil
membatasi pergerakan perusahaan-perusahaan lain yang tidak tergabung dalam MPPC.
Salah satu sutradara dari Biograph yang paling penting, D.W. Griffith, keluar dari
perusahaan itu dan mendirikan perusahaannya sendiri pada tahun 1908. Hal yang sama
juga dilakukan para pembuat film yang lain. Tahun 1912, pemerintah Amerika Serikat
melarang MPPC, dan tiga tahun kemudian MPPC dinyatakan sebagai monopoli dan harus
dibubarkan. Sekitar tahun 1910-an perusahaan-perusahaan film yang tidak tergabung
dalam MPPC, mulai pindah ke California. Mereka memilih Hollywood, sebuah kota kecil
di California karena iklim yang baik, matahari bersinar sepanjang tahun yang sangat
mendukung pembuatan film, selain itu kota ini juga mempunyai banyak variasi tempat
yang indah yang sangat baik untuk dijadikan sebagai lokasi syuting.
Di Hollywood inilah para pembuat film independen mulai merancang dan
membangun sebuah kerajaan film yang pada akhirnya benar-benar bisa menguasai
perfilman dunia. Pada 1909, New York Times menerbitkan ulasan film pertamnya. Di tahun
1911, studio film Hollywood pertama dibuka dan 1914, Charlie Chaplin membuat debut
layar lebarnya.

Sejarah Film Bollywood


Bollywood adalah produser film terbesar di India dan salah satu pusat produksi
film terbesar di dunia. Seperti kita tahu, industri film Bollywood merupakan satu-satunya
industri film yang bisa mengalahkan industri film Hollywood atau film barat. Kata
Bollywood berasal dari portmanteau Bombay (nama mantan untuk Mumbai) dan
Hollywood.
Bollywood lebih tepat disebut Hindi bioskop, meskipun sering menggunakan kata-
kata bahasa Urdu puitis cukup umum. Ada juga kehadiran bahasa Inggris India yang terus
berkembang dalam dialog dan nyanyian. Hal ini tidak biasa untuk melihat film yang
menampilkan dialog dengan kata-kata dan frasa bahasa Inggris atau bahkan keseluruhan
kalimat. Perlu dicatat di sini bahwa istilah 'Bollywood' masuk dalam Oxford English
Dictionary pada tahun 2007.
Seperti Hollywood, Bollywood juga telah memulai perjalanan seratus tahun dengan
adaptasi dari mitologi Hindu sebagai dasar dari film fitur pertama Raja Harischandra pada
tahun 1913. Tren ini terus berlanjut sampai sekarang. Daftar adaptasi semacam itu dari
mitologi seperti Ramayan dan Mahabharata, dan juga dari sumber sastra, baik India
maupun Asing, terlalu panjang untuk dicantumkan di sini. Film Bollywood yang khas

4
adalah hiburan musikal dengan pemeran bintang populer terpilih yang dapat menjamin
kesuksesan komersial. Film ini juga disebut film masala dengan dosis elemen proporsional
yang disukai oleh penonton kilauan selama bertahun-tahun.
Sekitaran tahun 1970-an, India berhasil mengambil alih posisi Amerika Serikat
(Hollywood), sebagai negara industri film terbesar di dunia. Sejak saat itu pun, nama
Bollywood mulai resmi dan populer dikenal dan digunakan. Hingga saat ini, industri film
India dapat menghasilkan sekitar 800-1000 film per tahunnya, bahkan pada tahun 2013,
India mampu memproduksi sekitar 1200 film selama setahun.
Tabel di bawah ini menunjukkan beberapa perbedaan mencolok antara film
Hollywood dan Bollywood.
Tabel. 1. Tabel perbedaan antara film Hollywood dan Bollywood.
Hollywood Bollywood
Asal Hollywood mewakili bioskop Bollywood mewakili bioskop
Amerika. Hindi, yang merupakan bagian
kecil dari bioskop India.
Tanggal asal Akhir 1800-an. Awal 1900-an.
Bahasa Sebagian besar berbahasa Sebagian besar berbahasa
Inggris, tapi memasukkan Hindi, tapi menggabungkan
bahasa lain. bahasa lain.
Sebagai entitas fisik Merupakan komunitas kecil di Tidak memiliki perwakilan
Los Angeles, California. fisik.
Jumlah film yang Kira-kira 500. Kira-kira 1200.
diproduksi setiap
tahunnya
Pendapatan Industri film terlaris tertinggi. Industri film terlaris ketiga.

Cerita Garis cerita berjalan di sekitar Garis cerita memiliki plot yang
garis plot. Cerita bisa apa saja lebih dalam dan bisa berada
dan tergantung pada penulis. pada topik yang berbeda.
Menggabungkan cinta atau
asmara di hampir semua film.
Panjang film Biasanya 1 jam sampai 1 ½ Bisa berkisar antara 2 sampai 3
jam. Namun, beberapa film jam.
juga sudah 3 jam.
Musik Menggabungkan nilai latar Menggabungkan musik dan
belakang untuk memberi tarian di sebagian besar film.
kedalaman lebih di alur cerita. Juga memiliki nilai latar
Musikal menggabungkan belakang.
musik dan tarian.

5
BAB III
PENUTUP
3.1. Simpulan
Hollywood dan Bollywood menguasai hati jutaan penggemar film di seluruh dunia.
Hollywood adalah tempat yang dinamai di Los Angeles, Amerika Serikat dan kantor pusat
Industri Film Amerika sedangkan Bollywood adalah istilah untuk bioskop India yang
berbasis di Mumbai, Maharashtra. Dalam hal perfilman, Hollywood lebih dahulu muncul
di akhir tahun 1800-an diperkenalkan oleh George Eastman dan William H. Walker, yang
berkontribusi pada kemajuan fotografi gerak sebagai cikal bakal film pertama. Sedangkan
Film Raja Harishchandra karya sutradara Dhundiraj Govind Phalke yang dibuat 1913
merupakan cikal bakal industri film India atau llebih dikenal dengan Bollywood.
Film Bollywood telah berhasil mengembangkan identitasnya sendiri. Film
Bollywood berisi bentuk-bentuk seni utama, yaitu puisi, komedi, tragedi, musik, tari
(budaya India) dan narasi yang telah menjadi bagian tak terhindarkan dari film-film
Bollywood. Pemirsa India tidak bisa memikirkan sebuah film tanpa lagu dan tarian.
Padahal pengaruh Hollywood bisa dilihat dalam bentuk kabaret, balet, tarian bola, beat
music, dan sebagainya.
Paten menganut prinsip teritorial, yang artinya perlindungan paten hanya berlaku di
negara di mana permohonan paten diajukan dan diberi, misalnya Hollywood mengajukan
paten di Amerika sehingga Bollywood tidak boleh mengekspor ke Amerika. Tetapi di sisi
perfilman, film Hollywood memiliki standar tersendiri dan memiliki fitur yang ditandai
dengan jelas, “film-film berkualitas tinggi”. Sehingga bisa dikatakan, Bollywood membuat
bintang film sedangkan Hollywood membuat film bintang. Dari perbedaan tersebut,
mereka tidak bisa saling menuntut perkara paten karena kedua industri film tersebut
menyisipkan ide-ide dari budaya mereka dan mengenalkan kepada masyarakat dengan
kreativitas mereka sendiri.

3.2. Saran
Disarankan agar hasil makalah ini dapat dimanfaatkan untuk menambah
pengetahuan mahasiswa mengenai Komparasi Hollywood dan Bollywod terkait paten.
Makalah lanjutan juga diperlukan untuk meningkatkan pengetahuan tentang Komparasi
Hollywood dan Bollywod terkait paten yang lebih luas.

6
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, diakses pada 26 Februari 2018, dari from http://sejarahri.com/sejarah-


hollywood/.
Anonim, diakses pada 27 Februari 2018, dari
https://mataharimerahhati.wordpress.com/2007/12/31/7/.
Portal Informasi Hak Kekayaan Intelektual, 2014, diakses pada 27 Februari 2018, dari
http://www.hki.co.id/paten.html.
Shodhganga, diakses pada 24 Februari 2018, dari Shodhganga.inflibnet.ac.in:
http://shodhganga.inflibnet.ac.in/bitstream/10603/97263/9/09_chapter3.pdf.

Anda mungkin juga menyukai