Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH REKAYASA LINGKUNGAN

PRODUKSI BERSIH PADA INDUSTRI TAHU

Disusun Oleh :
Nama : Nur Peni Barokah
NIM : 21030116140182

Dosen Pengampu :
Ir. Amin N, MT

DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2017
Produksi bersih industri tahu

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Tahu merupakan salah satu makanan khas Indonesia yang digemari
masyarakat. Bahan dasar dari tahu ialah kedelai (Glycine sp.) yang kaya akan
protein. Konsumsi kedelai Indonesia pada Tahun 1995 telah mencapai 2.287.317
Ton (Sri Utami, 1997). Sarwono (1989) menyatakan bahwa lebih dari separuh
konsumsi kedelai Indonesia dipergunakan untuk diolah menjadi tempe dan tahu.
Shurtleff dan Aoyagi (1979) memperkirakan jumlah pengusaha tahu di Indonesia
sekitar 10.000 buah, yang sebagian besar masih berskala rumah tangga, dan
terutama terpusat di Pulau Jawa, sebagai bandingan di Jepang sekitar 38.000 buah,
di Korea 1.470 buah, Taiwan 2.500 buah dan Cina 158.000 buah. Industri tersebut
berkembang pesat seiring dengan peningkatan jumlah penduduk. Dalam produksi
tahu air sangat dibutuhkan, diantaranya untuk proses sortasi, peredaman,
pengupasan kulit, pencucian, penggilingan, perebusan dan penyaringan. Namun,
dilain sisi limbah cair yang dihasilkan dari produksi tahu berpotensi untuk
mencemari lingkungan, apalagi biasanya para pemilik pabrik tahu tersebut
membuang limbah tersebut ke sungai. Selain limbah cair yang mencemari
lingkungan, asap yang dihasilkan dari proses produksi tahu pun mencemari
lingkungan.pengertian dari Pencemaran adalah proses masuknya polutan ke dalam
suatu lingkungan sehingga menurunkan mutu lingkungan. Sedang yang di maksud
lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar kita, baik berupa faktor
abiotik (benda mati) maupun faktor biotik (makhluk hidup). Sementara itu, yang
dimaksud polutan adalah bahan pencemar lingkungan, dapat berupa bahan kimia,
debu, panas, suara, radiasi, dan mikroorganisme.
Lokasi industri tahu di Indonesia sangat tersebar luas di seluruh wilyah
indonesia. Kegiatan industri tahu di indonesia termasuk dalam industri kecil skala
rumah tangga yang dikelola oleh masyarakat. Sumber daya manusia yang terlibat
pada umumnya bertaraf pendidikan yang relatif rendah. Oleh sebab itu dalam
perindustrian tersebut limbah yang dihasilkan belum terkelola dengan baik. Dalam

Rekayasa Lingkungan 1
Produksi bersih industri tahu

industri tahu, proses pengolahan dari kedelai menjadi tahu menghasilkan limbah
cair dan limbah padah. Limbah padat yang dihasilkan dari proses penyaringan dan
penggumpalan biasanya diolah dan diperjual belikan berupa tempe gembus,
krupuk ampas tahu, pakan ternak, serta diolah menjadi tepung ampas tahu yang
dijadikan bahan dasar pembuatan roti kering ataupun cake. Sedangkan limbah
cairnya dihasilkan dari proses pencucian, perebusan, pengepresan dan pencetakan
tahu, akibat dari besarnya pemakaian air pada proses pembuatan tahu, limbah cair
yang dihasilkan juga cukup besar.Unit pengolah limbah yang ada umumnya
menggunakan sistem anaerobik dengan efisiensi pengolahan 60-90%. Dengan
sistem pengolah limbah yang ada, maka limbah yang dibuang ke peraian kadar zat
organiknya (BOD) masih terlampau tinggi yakni sekitar 400 – 1 400 mg/l. Untuk
itu industri tahu memerlukan suatu pengolahan limbah yang bertujuan agar
kandungan zat organik yang terkandung dalam air limbah memenuhi standar air
buangan yang boleh dibuang ke saluran umum.

1.2. Rumusan Masalah


1. Apa dampak dari limbah industri tahu terhadap kualitas air di
lingkungan sekitar pabrik tahu?
2. Apa dampak dari limbah industri tahu teradap kesehatan?
3. Apa potensi yang dapat dikembangkan dari limbah industri tahu?
4. Bagaimana produksi bersih dari limbah Industri Tahu?

1.3. Tujuan
1. Mengetahui dan memahami dampak dari limbah industri tahu terhadap
kualitas air.
2. Mengetahui dan memahami dampak dari limbah industri tahu terhadap
kesehatan masyarakat.
3. Mengetahui potensi yang dapat dikembangkan dari limbah industri
tahu.
4. Mengetahui dan melakukan solusi produksi bersih dari limbah Industri
Tahu

Rekayasa Lingkungan 2
Produksi bersih industri tahu

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Produksi Bersih


Produksi Bersih adalah strategi pengelolaan lingkungan yang bersifat
preventif, terpadu dan diterapkan secara terus-menerus pada setiap kegiatan mulai
dari hulu ke hilir yang terkait dengan proses produksi, produk dan jasa untuk
meningkatkan efisiensi penggunaan sumberdaya alam, mencegah terjadinya
pencemaran lingkungan dan mengurangi terbentuknya limbah pada sumbernya
sehingga dapat meminimisasi resiko terhadap kesehatan dan keselamatan manusia
serta kerusakan lingkungan (Sumber: Kebijakan Nasional Produksi Bersih, KLH
2003).
Dengan menggunakan terminologi definisi tersebut di atas, maka
diperlukan penerapan konkrit dengan prinsip-prinsip adalah sebagai berikut
 Penanganan di lakukan di lokasi pabrik
 Perubahan bentuk limbah menjadi limbah kurang berbahaya
 Pengurangan volume limbah
 Resiko dari residu sisa limbah kecil
 Penanganan terpadu
 Aspek tindak pencegahan bukan penyimpanan
Oleh sebab itu penerapan produksi bersih diperlukan
1. Motivasi
Melakukan perbaikan terus menerus adalah prilaku yang perlu
dimiliki oleh pekerja didukung oleh pemilik usaha. Penerapan
produksi bersih (PB) tidak dirasakan sebagai beban, namun sebagai
suatu kebutuhan.
2. Komitmen
Adanya komitmen yang sungguh-sungguh pemilik usaha dalam
mensukseskan suatu perubahan yang disepakati. Sense of
belonging (rasa memiliki) pekerja terhadap tempat usaha/perusahaan
membantu menumbuhkan komitmen dalam melakukan perbaikan.

Rekayasa Lingkungan 3
Produksi bersih industri tahu

3. Team work, pemilik usaha dan pekerja


Kebersamaan antara pemilik usaha dan pekerja sangat diperlukan
dalam menerapkan suatu perubahan. Rasa kebersamaan dan
komunikasi yang intensif antara kedua belah pihak akan memudahkan
dalam penyampaian masukan dan kritik terhadap perubahan, sehingga
bisa diambil tindakan yang lebih tepat (win-win solution). Tentunya,
hasil dari penerapan produksi bersih (PB) tidak hanya dinikmati oleh
pemilik usaha, namun juga pekerja dan masyarakat, baik dari segi
finansial, lingkungan, dan organisasional.
4. Kebiasaan (habbit)
Perubahan-perubahan yang telah disepakati sebelumnya, perlu
dijadikan suatu kebiasaan (habbit) bagi pekerja. Pemilik usaha perlu
melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap penerapan produksi
bersih (PB) secara berkala untuk menjamin pekerja melakukan
perubahan itu sebagai suatu kebiasaan.
UNEP telah membuat alur atau siklus produksi bersih yang dapat menjadi
acuan bagi industri besar menengah kecil maupun konsultan dalam
pelaksanaannya.

2.2. Pengertian Tahu


Tahu berasal dari negeri Cina. Asal katanya adalah tao-hu, teu-hu atau
tokwa. Kata tao atau teu sendiri artinya kacang sedangkan hu atau kwa artinya
rusak, lumat, hancur menjadi bubur. Jika kedua kata tersebut digabungkan akan
memberi pengertian, makanan yang terbuat dari kacang kedelai yang dilumatkan,
dihancurkan menjadi bubur. (Kastyanto, 1999). Di Jepang, tahu dikenal dengan
nama tohu, sedangkan dalam bahasa inggris disebut soybean curd atau juga tofu
(Supriatna, 2005).
Tahu adalah gumpalan protein kedelai yang diperoleh dari hasil penyarian
kedelai yang telah digiling dengan penambahan air (Sarwono, 2004).
Tahu merupakan konsentrat protein kedelai. Tahu merupakan suatu produk
makanan berbentuk padat lunak yang dibuat melalui proses pengolahan kedelai

Rekayasa Lingkungan 4
Produksi bersih industri tahu

(Glycine sp.) dengan cara pengendapan proteinnya dengan atau tanpa penambahan
bahan lain yang diizinkan. Syarat mutu tahu adalah
sebagai berikut ( SNI 01-3142, 1998) :
1. Bau dan rasa : normal
2. Warna : putih atau kuning bersih
3. Penampakan : normal tidak berlendir dan tidak
berjamur
4. Kadar abu (%) : maks. 1,0
5. Kadar protein(%bb) : min 9,0
6. Lemak : min 0,5
7. Kadar serat kasar (%bb) : maks 0,1
Berdasarkan pengamatan 1 kg kedelai mengandung lebih kurang 300– 400
gram (40%) protein, 200-300 gram karbohidrat, 150 – 200 gram lemak dan
sisanya merupakan zat – zat mineral seperti kalsium, fosfor, magnesium serta
vitamin anti beri – beri ( Santoso, 1993).
Pemanfaatan kedelai menjadi tahu ini memiliki kandungan gizi yang
tinggi dan juga mengandung beberapa asam amino yang dibutuhkan manusia
seperti terlihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1. Kandungan Asam Amino Esensial Kedelai tiap 100 gram
No. Asam Amino Esensial Kandungan
1 Isoleusin (mg) 47,3
2 Leusin (mg) 77,4
3 Lisin (mg) 56,9
4 Metionin (mg) 11,0
5 Sistin (mg) 8,6
6 Fenilalanin (mg) 49,4
7 Tirosin (mg) 32,3
8 Treonin (mg) 41,3
9 Triptophan (mg) 11,5
10 Valin (mg) 47,6
Sumber : LIPI (Widya Karya Pangan dan Gizi, 2000)

Rekayasa Lingkungan 5
Produksi bersih industri tahu

2.3. Kedelai
Kedelai merupakan tanaman semusim dan termasuk tanaman basah.
Kedudukan tanaman kedelai dalam sistematik tumbuhan (taksonomi)
diklasifikasikan sebagai berikut ( Rukmana dan Yuniarsih, 1996) :
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub-divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyleddonae
Ordo : Polypetales
Famili : Leguminosae
Sub-famili : Papilonodeae
Genus : Glycine
Spesies : Glycine max (L.) Merill
Kedelai mempunyai banyak kegunaan bagi manusia. Salah satu kegunaan
kedelai sebagai sumber protein nabati, yang dapat diperoleh dengan cara
mengolah kedelai menjadi berbagi jenis makanan seperti tahu, tempe, tauco,
kecap dan susu kedelai.
Alasan utama kedelai diminati masyarakat luas di dunia antara lain karena
dalam biji kedelai terkandung gizi yang tinggi. Kandungan gizi yang terkandung
dalam 100 gram bahan kedelai dapat dilihat pada Tabel 2.2. Disamping itu kadar
asam amino kedelai termasuk paling lengkap.
Tabel 2.2. Kandungan Gizi yang Terkandung Tiap 100 gram Bahan Kedelai
Kandungan Gizi Kedelai basah Kedelai kering
Kalori (kkal) 286,0 331,0
Protein (g) 30,20 34,90
Lemak (g) 15,60 18,10
Karbohidrat (g) 30,10 34,80
Kalsium (mg) 196,0 227,0
Fosfor (mg) 506,0 585,0
Zat besi (mg) 6,9 8,0
Vitamin A (S.I) 95,0 110,0
Vitamin B1 (mg) 0,93 1,07

Rekayasa Lingkungan 6
Produksi bersih industri tahu

Vitamin C - -
Air (g) 20,00 10,00
Bagian yang dapat
100,00 100,00
dimakan (%)
Sumber : LIPI (Widya Karya Pangan dan Gizi, 2000)

2.4. Pembuatan Tahu


Pada prinsipnya pembuatan tahu sendiri tediri dari dua tahap yaitu
pembuatan bubur kedelai dan tahap koagulasi dari bubur kedelai. Langkah –
langkah dalam membuat tahu meliputi penyotiran, pencucian, perendaman,
penggilingan, pendidihan, penyaringan, penggumpalan dan pencetakan (Santoso,
2003).
Biji – biji kedelai yang sudah dicuci direndam dalam bak air selama 6-12
jam. Indikasi bahwa waktu perendaman telah selesai ditandai dengan berat kedelai
telah mencapai 2,2 kali berat kedelai kering dan telah mengembang menjadi 2,4
kali kedelai kering. Waktu perendaman dapat dipercepat dengan menggunakan air
panas (Shurtleff dan Aoyagi, 1984).
Pemasakan bubur kedelai bertujuan (Shurtleff dan Aoyagi, 1984) :
1. Untuk mempermudah mengekstrak bubur kedelai
2. Untuk menginaktifkan zat antinutrisi kedelai (trypsin inhibitor)
yang bersifat menggangu penggunaan protein dalam tubuh
3. Meningkatkan dan mengoptimalkan jumlah nutrisi dan mutu dari
protein
4. memperbaiki rasa dan aroma
5. meningkatkan umur simpan dengan menginaktifkan atau
membunuh bakteri
6. mengubah sifat kimia protein, sehingga pada waktu penggumpalan
akan menghasilkan tahu yang baik
Pemasakan dilakukan pada suhu 1000C – 1100C selama 10 menit atau
pemasakan kedelai dapat dianggap selesai setelah bubur kedelai tiga kali berbusa,
selanjutnya bubur kedelai disaring dengan kain blacu atau motif kasar yang
diletakkan dalam panci kemudian ditekan dengan papan kayu dengan kuat

Rekayasa Lingkungan 7
Produksi bersih industri tahu

sehingga diperoleh susu kedelai yang optimal. Susu kedelai yang masih hangat
dan berwarna kekuning-kuningan ditambah dengan asam cuka yang telah
dilarutkan dalam air atau whey yang disimpan 1-2 malam, lalu diaduk-aduk,
dibiarkan 5 – 10 menit agar penggumpalan protein sempurna. Air asam yang
terdapat diatas endapan dipisahkan, kemudian dimasukkan kedalam cetakan dan
pada bagian alas dihamparkan kain blacu (Shurtleff dan Aoyagi, 1984).
Proses pemasakan tahu sendiri ada dua jenis yaitu menggunakanTungku
atau konvensional dan dengan menggunakan ketel uap.

Gambar 2.1 Pemasakan Tahu dengan Tungku

Gambar 2.2. Pemasakan Tahu dengan Ketel Uap


Dalam proses pembuatan tahu, digunakan bahan pembantu agar bahan
baku kedelai dapat diproses lebih lanjut. Bahan pembantu yang digunakan antara
lain (Sarwono, 2004) :
1. Penggumpal
Penggumpal yang digunakan untuk mengendapkan protein dan larutan
padat pada sari kedelai antara lain batu tahu atau sioko, biang tahu dan

Rekayasa Lingkungan 8
Produksi bersih industri tahu

Glucono-Delta-Lacton (GDL). Bahan penggumpal yang digunakan


untuk pembuatan tahu adalah biang tahu bagi usaha yang sudah rutin
produknya dan bagi usaha baru dapat menggunakan asam cuka
makanan (asam asetat) pekat.
2. Pewarna
Ada dua jenis pewarna makanan, yaitu pewarna alami dan pewarna
sintetik. Pewarna alami tahu biasanya menggunakan ekstrak kunyit.
Tahu yang diberi pewarna alami ini cukup mudah dikenali karena
pada permukaannya terdapat sedikit gumpalan dan beraroma khas
kunyit. Apabila menggunakan pewarna sintetik sebaiknya
menggunakan pewarna makanan dan bukan pewarna cat atau kain.
3. Antibusa
Bahan ini berfungsi untuk mencegahh timbulnya busa sewaktu
memasak bubur kedelai. Ada beberapa zat antibusa yang bisa
digunakan dalam pembuatan tahu, antara lain kalsium karbonat,
minyak goring dan silicone defoamer. Adanya busa atau gelmbung–
gelembung udara yang terkait dalam tahu dapat menurunkan daya
simpan tahu.
4. Air
Air sangat berpengaruh pada mutu tahu, oleh karena itu yang
digunakan harus memenuhi persyartan untuk industri pangan, seperti
tidak berwarna, tidak berbau, jernih, tidak berasa, tidak mengandung
besi dan mangan serta bebas dari jasad renik pathogen.

Rekayasa Lingkungan 9
Produksi bersih industri tahu

BAB III
PEMBAHASAN

3.1. Dampak dari Limbah industri Tahu terhadap Kualitas Air


Dalam proses pembuatan tahu menghasilkan dua jenis limbah, yaitu
limbah padat dan limbah cair. Limbah padat atau yang sering kita sebut ampas
tahu dapat diolah kembali menjadi oncom atau dapat dimanfaatkan sebagai
makanan ternak, seperti ayam, bebek, sapi, kambing dan sebagainya.
Pencemaran air adalah pencemaran yang disebabkan oleh masuknya
partikel-artikel ke dalam air sehingga mempengaruhi pH normal pada air.
1. Penyebab-penyebab pencemaran air di sekitar pabrik tahu tersebut
antara lain:
Penyebab Utama :
 Limbah dari bekas air pencucian bahan baku pembuatan tahu
 Limbah cair dari proses pengolahan bahan baku ( kedelai, dll)
 Limbah padat berupa ampas dari pengolahn tahu.
Penyebab lain :
 Limbah dari rumah tangga (bekas cucian piring, cucian baju,
dll) di sekitar pabrik
 Air bekas untuk memandikan ternak yang berada di sekitar
lokasi observasi.
 Banyak warga yang membuang sampah rumah tangga ke
sungai.
2. Akibat-akibat yang ditimbulkan oleh adanya pencemaran air di sekitar
pabrik tersebut antara lain :
 Keadaan air sungai menjadi kotor dan keruh.
 Menimbulkan bau yang tidak sedap sehingga mengganggu
pernapasan warga di sekitarnya.
 Banyak biota sungai yang mati
 Air di sungai tempat pembuangan limbah menjadi tergenang
akibat sampah.

Rekayasa Lingkungan 10
Produksi bersih industri tahu

 Warga yang mempergunakan air, banyak yang terkena penyakit


gatal-gatal dan diare.
 Merusak pemandangan / mengurangi nilai keindahan.
 Mencemari sumur warga.

3.2. Dampak dari Limbah Industri Tahu terhadap kesehatan Masyarakat


Industri tahu akan mempengaruhi kesehatan warga sekitar dikarenakan
pencemaran, seperti pencemaran air, udara dan tanaj yang dihasilkan dari proses
tersebut. Akibat-akibat yang ditimbulkan oleh adanya pencemaran di sekitar
pabrik tersebut antara lain :
1. Keadaan air sungai menjadi kotor dan keruh menimbulkan bau yang
tidak sedap sehingga mengganggu pernapasan warga di sekitarnya.
2. Warga yang mempergunakan air, banyak yang terkena penyakit gatal-
gatal dan diare.
3. Asap dari pengolahan tahu, asap dari sekam padi yang sering
digunakan sebagai bahan bakar, asap dari kayu bakar, aroma dari
bahan baku tahu yang mengandung ammonia. Mengakibatkan
terganggunya pernapasan dan menyebabkan sesak napas, mual, dan
lain-lain.

3.3. Potensi yang dapat Dikembangkan dari Limbah Industri Tahu


Dalam kurun waktu beberapa tahun ini masyarakat khususnya di daerah
sekitar industri tahu banyak memberikan respon terhadap aktivitas produksi tahu
tersebut, baik respon positif maupun respon negative yang dapat dikembangkan
menjadi lebih ramah lingkungan.
Dampak positif limbah yang dihasilkan pabrik tahu berupa kulit kedelai,
ampas dan air tahu masih dapat dimanfaatkan menjadi produk-produk yang
bermanfaat. Pemanfaatan limbah cair tahu menjadi nata de soya dan abon
merupakan salah satu bentuk diversifikasi makanan berbahan baku ampas tahu.
Selain itu, limbah cair tapioka juga dapat diolah menjadi nata de cassava dan
limbah air kelapa dapat diolah menjadi nata de coco. Limbah berupa sayur-
sayuran dan sisa bahan yang tidak termasak, bisa diolah menjadi pelet. Beberapa

Rekayasa Lingkungan 11
Produksi bersih industri tahu

di antaranya bisa diolah menjadi kompos dengan proses fermentasi dan


pencampuran pupuk organik.
Dampak negatif limbah usaha kecil pangan dapat menimbulkan masalah
dalam penanganannya karena mengandung sejumlah besar karbohidrat, protein,
lemak, garam-garam, mineral, dan sisa-sisa bahan kimia yang digunakan dalam
pengolahan dan pembersihan. Air buangan (efluen) atau limbah buangan dari
pengolahan pangan dengan Biological Oxygen Demand (BOD) tinggi dan
mengandung polutan seperti tanah, larutan alkohol, panas dan insektisida. Apabila
efluen dibuang langsung ke suatu perairan akibatnya menganggu seluruh
keseimbangan ekologik dan bahkan dapat menyebabkan kematian ikan dan biota
perairan lainnya.

3.4. Produksi Bersih Limbah Industri Tahu


Sebagian besar industri tahu membuang limbahnya ke perairan macam
polutan yang di hasilkan mungkin berupa polutan organic (berbau busuk),
polutan anorganik (berbau dan berwarna). Pemerintah menetapkan tata aturan
untuk mengendalikan pencemaran air untuk limbah industri, karena limbah dari
industri tahu mengandung polutan organik dan anorganik, maka air limbah
tersebut tidak bisa langsung di buang ke sungai, tetapi harus diolah terlebih
dahulu sebelum di buang ke sungai agar tidak terjadi pencemaran.
Untuk mengatasi pencemaran air dapat dilakukan usaha preventif,
misalnya dengan tidak membuang limbah industri ke sungai. Kebiasaan
membuang limbah ke sungai dan disembarang tempat hendaknya diberantas
dengan memberlakukan peraturan – peraturan yang diterapkan di lingkungan
masing – masing secara konsekuen. Limbah industri hendaknya dibuang pada
wadah yang telah di sediakan. Masyarakat di sekitar sungai perlu memperhatikan
kebersihan lingkungan dan perlu memahami mengenai pemanfaatan sungai, agar
sungai tidak lagi dipergunakan sebagai tempat pembuangan limbah.
Peraturan pembuangan limbah industri hendaknya dipantau pelaksanaannya dan
pelanggarnya dijatuhi hukuman.
Limbah Industri hendaknya diproses dahulu dengan teknik pengolahan
limbah, dan setelah memenuhi syarat baku mutu air buangan baru bisa di alirkan

Rekayasa Lingkungan 12
Produksi bersih industri tahu

ke sungai. Dengan demikian akan tercipta sungai yang bersih dan memiliki fungsi
ekologis.
Langkah awal dalam melakukan analisis sebelum menerapkan konsep
produksi bersih adalah mengetahui tentang non product output (NPO). NPO
didefinisikan sebagai seluruh materi, energi, dan air yang digunakan dalam proses
produksi namun tidak terkandung dalam produk akhir. Dengan definisi tersebut
maka bentuk NPO dapat diidentifikasi antara lain sebagai berikut :
1. Bahan baku yang kurang berkualitas
2. Barang jadi yang ditolak, diluar spesifikasi produk (semua tipe)
3. Pemrosesan kembali (reprocessing)
4. Limbah padat (beracun, tidak beracun)
5. Limbah cair (jumlah dari kontaminan, keseluruhan air yang tidak
terkandung dalam produk final)
6. Energi (tidak terkandung dalam produk akhir, seperti uap, listrik,
oli, diesel, dll)
7. Emisi (termasuk kebisingan dan bau)
8. Kehilangan dalam penyimpanan
9. Kerugian pada saat penanganan dan transportasi (internal,maupun
eksternal)
10. Pengemasan barang
11. Klaim pelanggan dan trade returns
12. Kerugian karena kurangnya perawatan
13. Kerugian karena permasalahan kesehatan dan lingkungan
Setelah menganalisa situasi dan memperhatikan permasalahan yang
dihadapi maka solusi yang ditawarkan adalah “Membuka wawasan, pengetahuan,
kesadaran, kemauan (membangun mindset) dan memberikan percontohan atau
pelatihan bagaimana caranya membuat tahu tanpa limbah tanpa mengganggu
bahkan dapat menjaga dan melestarikan lingkungan yang bersih dan sustainable.
Metoda yang ditawarkan untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah:
• Melakukan sosialisasi kepada masyarakat produsen tahu tentang
pembuatan tahu tanpa limbah mengunakan sari air laut.

Rekayasa Lingkungan 13
Produksi bersih industri tahu

• Melakukan diskusi secara terbuka kepada produsen tahu tersebut


tentang pembuatan tahu oleh tim dari Pusat Studi Lingkungan Hidup
maupun dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat
(LPPM) Universitas Muhammadiyah Ponorogo.
• Melakukan pelatihan dan pendampingan caracara pembuatan tahu
yang bebas limbah.
• Melakukan pelatihan pembuatan bahan makanan/minuman berasal
dari limbah tahu yang bebas limbah.
• Melakukan evaluasi dan pendampingan.
Sedangkan cara pembuatan Tahu Nigarin (untuk pembuatan sebanyak 1 kg
kedelai, untuk ukuran lain tinggal dilipatkan) adalah sebagai berikut:
1. Kedelai sebanyak 1 Kg.
2. Dicuci secukupnya lalu direndam dahulu selama 4 (empat) jam
3. Kedelai kemudian digiling dengan mesin khusus bersama 7 Liter air
mentah.
4. Dipanaskan sampai mendidih.
5. Kemudian campurkan 20 cc Nigarin yang sudah diencerkan dengan
120 cc air putih.
6. Diaduk perlahan-lahan sampai terjadi penggumpalan.
7. Ambil tahu yang sudah menggumpal dengan serok kemudian letakkan
dicetakan dan ditekan atau dipres.
8. Diamkan sampai agak dingin sampai suhu ±50°C
9. Tahu Nigarin siap dikonsumsi.

Rekayasa Lingkungan 14
Produksi bersih industri tahu

Gambar 3.1 Diagram Alir Pembuatan Tahu dan pengolahan sisanya


Keterangan :
- Tiap 1 kg kedelai menghasilkan 6 liter sari kedelai
- Sari kedele dijual dengan harga Rp. 500,- per 200 ml
- Ampas tahu dijual dengan harga Rp. 1000,- per kg
Tabel 3.1 Biaya Produksi Untuk 10 Kg Kedelai

Bahan
Kedelai 10Kg X 10.000,- Rp. 100.000,-
Bahan Bakar Rp. 10.000,-
Nigarin Rp. 600,-
Jumlah Rp. 110.600,-
Pendapatan
10 X 6 liter Sari Kedelai Rp. 150.000,-
Tahu 15 kg X Rp. 10.000,-/kg Rp. 150.000,-
Ampas Tahu Rp.1000 X 10 Kg Rp. 10.000,-
Jumlah Rp. 310.000,-

Rekayasa Lingkungan 15
Produksi bersih industri tahu

BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan
Industri tahu memberikan dampak positif maupun negatif untuk
masyarakat dan lingkungan. Alangkah lebih baik apabila dalam industri tahu
limbah cair dioleh sehingga limba cair yang dibuang di sungai tidak
mengakibatkan pencemaran, selain itu limbah cair dapat diolah sebagai pupuk
organik ataupun lainnya. Dalam suatu industri perlu melakukan produksi
bersih, selain bernilai ekonomi namun hal tersebut lebih ramah lingkungan.
Perlu ada pengembangan untuk para pemilik produksi tahu agar lebih paham
akan pentingnya produksi bersih.
4.2. Saran
1. Perlu adanya pendampingan produksi bersih dari industri tahu agar dapat
berkembang dalam masyarakat sehingga tidak adalagi pencemaran
lingkungan disekitar.
2. Memanfaatkan limbah semaksimal mungkin, selain dapat meningkatkan
nilai ekonomi juga lebih ramah lingkungan.

Rekayasa Lingkungan 16
Produksi bersih industri tahu

DAFTAR PUSTAKA

Widyaningrum, Ida. 2015. Teknologi Pembuatan Tahu yang Ramah Lingkungan


(Bebas Limbah). Diakses melalui file:///E:/Tugas/pdtk/ref%20kf/2476-6508-
1-PB.pdf
https://produksibersih.wordpress.com/2011/07/27/penerapan-produksi-bersih-di-
industri-tahu/
file:///C:/Users/DELL/Downloads/S1-2014-300326-introduction.pdf

Rekayasa Lingkungan 17

Anda mungkin juga menyukai