Disusun Oleh :
Nama : Nur Peni Barokah
NIM : 21030116140182
Dosen Pengampu :
Ir. Amin N, MT
BAB I
PENDAHULUAN
Rekayasa Lingkungan 1
Produksi bersih industri tahu
industri tahu, proses pengolahan dari kedelai menjadi tahu menghasilkan limbah
cair dan limbah padah. Limbah padat yang dihasilkan dari proses penyaringan dan
penggumpalan biasanya diolah dan diperjual belikan berupa tempe gembus,
krupuk ampas tahu, pakan ternak, serta diolah menjadi tepung ampas tahu yang
dijadikan bahan dasar pembuatan roti kering ataupun cake. Sedangkan limbah
cairnya dihasilkan dari proses pencucian, perebusan, pengepresan dan pencetakan
tahu, akibat dari besarnya pemakaian air pada proses pembuatan tahu, limbah cair
yang dihasilkan juga cukup besar.Unit pengolah limbah yang ada umumnya
menggunakan sistem anaerobik dengan efisiensi pengolahan 60-90%. Dengan
sistem pengolah limbah yang ada, maka limbah yang dibuang ke peraian kadar zat
organiknya (BOD) masih terlampau tinggi yakni sekitar 400 – 1 400 mg/l. Untuk
itu industri tahu memerlukan suatu pengolahan limbah yang bertujuan agar
kandungan zat organik yang terkandung dalam air limbah memenuhi standar air
buangan yang boleh dibuang ke saluran umum.
1.3. Tujuan
1. Mengetahui dan memahami dampak dari limbah industri tahu terhadap
kualitas air.
2. Mengetahui dan memahami dampak dari limbah industri tahu terhadap
kesehatan masyarakat.
3. Mengetahui potensi yang dapat dikembangkan dari limbah industri
tahu.
4. Mengetahui dan melakukan solusi produksi bersih dari limbah Industri
Tahu
Rekayasa Lingkungan 2
Produksi bersih industri tahu
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Rekayasa Lingkungan 3
Produksi bersih industri tahu
Rekayasa Lingkungan 4
Produksi bersih industri tahu
(Glycine sp.) dengan cara pengendapan proteinnya dengan atau tanpa penambahan
bahan lain yang diizinkan. Syarat mutu tahu adalah
sebagai berikut ( SNI 01-3142, 1998) :
1. Bau dan rasa : normal
2. Warna : putih atau kuning bersih
3. Penampakan : normal tidak berlendir dan tidak
berjamur
4. Kadar abu (%) : maks. 1,0
5. Kadar protein(%bb) : min 9,0
6. Lemak : min 0,5
7. Kadar serat kasar (%bb) : maks 0,1
Berdasarkan pengamatan 1 kg kedelai mengandung lebih kurang 300– 400
gram (40%) protein, 200-300 gram karbohidrat, 150 – 200 gram lemak dan
sisanya merupakan zat – zat mineral seperti kalsium, fosfor, magnesium serta
vitamin anti beri – beri ( Santoso, 1993).
Pemanfaatan kedelai menjadi tahu ini memiliki kandungan gizi yang
tinggi dan juga mengandung beberapa asam amino yang dibutuhkan manusia
seperti terlihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1. Kandungan Asam Amino Esensial Kedelai tiap 100 gram
No. Asam Amino Esensial Kandungan
1 Isoleusin (mg) 47,3
2 Leusin (mg) 77,4
3 Lisin (mg) 56,9
4 Metionin (mg) 11,0
5 Sistin (mg) 8,6
6 Fenilalanin (mg) 49,4
7 Tirosin (mg) 32,3
8 Treonin (mg) 41,3
9 Triptophan (mg) 11,5
10 Valin (mg) 47,6
Sumber : LIPI (Widya Karya Pangan dan Gizi, 2000)
Rekayasa Lingkungan 5
Produksi bersih industri tahu
2.3. Kedelai
Kedelai merupakan tanaman semusim dan termasuk tanaman basah.
Kedudukan tanaman kedelai dalam sistematik tumbuhan (taksonomi)
diklasifikasikan sebagai berikut ( Rukmana dan Yuniarsih, 1996) :
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub-divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyleddonae
Ordo : Polypetales
Famili : Leguminosae
Sub-famili : Papilonodeae
Genus : Glycine
Spesies : Glycine max (L.) Merill
Kedelai mempunyai banyak kegunaan bagi manusia. Salah satu kegunaan
kedelai sebagai sumber protein nabati, yang dapat diperoleh dengan cara
mengolah kedelai menjadi berbagi jenis makanan seperti tahu, tempe, tauco,
kecap dan susu kedelai.
Alasan utama kedelai diminati masyarakat luas di dunia antara lain karena
dalam biji kedelai terkandung gizi yang tinggi. Kandungan gizi yang terkandung
dalam 100 gram bahan kedelai dapat dilihat pada Tabel 2.2. Disamping itu kadar
asam amino kedelai termasuk paling lengkap.
Tabel 2.2. Kandungan Gizi yang Terkandung Tiap 100 gram Bahan Kedelai
Kandungan Gizi Kedelai basah Kedelai kering
Kalori (kkal) 286,0 331,0
Protein (g) 30,20 34,90
Lemak (g) 15,60 18,10
Karbohidrat (g) 30,10 34,80
Kalsium (mg) 196,0 227,0
Fosfor (mg) 506,0 585,0
Zat besi (mg) 6,9 8,0
Vitamin A (S.I) 95,0 110,0
Vitamin B1 (mg) 0,93 1,07
Rekayasa Lingkungan 6
Produksi bersih industri tahu
Vitamin C - -
Air (g) 20,00 10,00
Bagian yang dapat
100,00 100,00
dimakan (%)
Sumber : LIPI (Widya Karya Pangan dan Gizi, 2000)
Rekayasa Lingkungan 7
Produksi bersih industri tahu
sehingga diperoleh susu kedelai yang optimal. Susu kedelai yang masih hangat
dan berwarna kekuning-kuningan ditambah dengan asam cuka yang telah
dilarutkan dalam air atau whey yang disimpan 1-2 malam, lalu diaduk-aduk,
dibiarkan 5 – 10 menit agar penggumpalan protein sempurna. Air asam yang
terdapat diatas endapan dipisahkan, kemudian dimasukkan kedalam cetakan dan
pada bagian alas dihamparkan kain blacu (Shurtleff dan Aoyagi, 1984).
Proses pemasakan tahu sendiri ada dua jenis yaitu menggunakanTungku
atau konvensional dan dengan menggunakan ketel uap.
Rekayasa Lingkungan 8
Produksi bersih industri tahu
Rekayasa Lingkungan 9
Produksi bersih industri tahu
BAB III
PEMBAHASAN
Rekayasa Lingkungan 10
Produksi bersih industri tahu
Rekayasa Lingkungan 11
Produksi bersih industri tahu
Rekayasa Lingkungan 12
Produksi bersih industri tahu
ke sungai. Dengan demikian akan tercipta sungai yang bersih dan memiliki fungsi
ekologis.
Langkah awal dalam melakukan analisis sebelum menerapkan konsep
produksi bersih adalah mengetahui tentang non product output (NPO). NPO
didefinisikan sebagai seluruh materi, energi, dan air yang digunakan dalam proses
produksi namun tidak terkandung dalam produk akhir. Dengan definisi tersebut
maka bentuk NPO dapat diidentifikasi antara lain sebagai berikut :
1. Bahan baku yang kurang berkualitas
2. Barang jadi yang ditolak, diluar spesifikasi produk (semua tipe)
3. Pemrosesan kembali (reprocessing)
4. Limbah padat (beracun, tidak beracun)
5. Limbah cair (jumlah dari kontaminan, keseluruhan air yang tidak
terkandung dalam produk final)
6. Energi (tidak terkandung dalam produk akhir, seperti uap, listrik,
oli, diesel, dll)
7. Emisi (termasuk kebisingan dan bau)
8. Kehilangan dalam penyimpanan
9. Kerugian pada saat penanganan dan transportasi (internal,maupun
eksternal)
10. Pengemasan barang
11. Klaim pelanggan dan trade returns
12. Kerugian karena kurangnya perawatan
13. Kerugian karena permasalahan kesehatan dan lingkungan
Setelah menganalisa situasi dan memperhatikan permasalahan yang
dihadapi maka solusi yang ditawarkan adalah “Membuka wawasan, pengetahuan,
kesadaran, kemauan (membangun mindset) dan memberikan percontohan atau
pelatihan bagaimana caranya membuat tahu tanpa limbah tanpa mengganggu
bahkan dapat menjaga dan melestarikan lingkungan yang bersih dan sustainable.
Metoda yang ditawarkan untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah:
• Melakukan sosialisasi kepada masyarakat produsen tahu tentang
pembuatan tahu tanpa limbah mengunakan sari air laut.
Rekayasa Lingkungan 13
Produksi bersih industri tahu
Rekayasa Lingkungan 14
Produksi bersih industri tahu
Bahan
Kedelai 10Kg X 10.000,- Rp. 100.000,-
Bahan Bakar Rp. 10.000,-
Nigarin Rp. 600,-
Jumlah Rp. 110.600,-
Pendapatan
10 X 6 liter Sari Kedelai Rp. 150.000,-
Tahu 15 kg X Rp. 10.000,-/kg Rp. 150.000,-
Ampas Tahu Rp.1000 X 10 Kg Rp. 10.000,-
Jumlah Rp. 310.000,-
Rekayasa Lingkungan 15
Produksi bersih industri tahu
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Industri tahu memberikan dampak positif maupun negatif untuk
masyarakat dan lingkungan. Alangkah lebih baik apabila dalam industri tahu
limbah cair dioleh sehingga limba cair yang dibuang di sungai tidak
mengakibatkan pencemaran, selain itu limbah cair dapat diolah sebagai pupuk
organik ataupun lainnya. Dalam suatu industri perlu melakukan produksi
bersih, selain bernilai ekonomi namun hal tersebut lebih ramah lingkungan.
Perlu ada pengembangan untuk para pemilik produksi tahu agar lebih paham
akan pentingnya produksi bersih.
4.2. Saran
1. Perlu adanya pendampingan produksi bersih dari industri tahu agar dapat
berkembang dalam masyarakat sehingga tidak adalagi pencemaran
lingkungan disekitar.
2. Memanfaatkan limbah semaksimal mungkin, selain dapat meningkatkan
nilai ekonomi juga lebih ramah lingkungan.
Rekayasa Lingkungan 16
Produksi bersih industri tahu
DAFTAR PUSTAKA
Rekayasa Lingkungan 17