Pemetaan Daerah Rawan Longsor Di Kecamatan Pujon Menggunakan Metode Analytic Hierarchy Process (Ahp)
Pemetaan Daerah Rawan Longsor Di Kecamatan Pujon Menggunakan Metode Analytic Hierarchy Process (Ahp)
Abstract
Pujon is one area in East Java province, which often landslides. Relief hilly to mountainous with
steep slope to steep and high rainfall intensity causes landslides. Given the magnitude of the threat
of landslides, it is necessary to study the estimation of landslide area by utilizing the limited data,
especially the area around the transport path. Information about potential landslide hazard map is
indeed very good, but often encountered problems in preparation for recording at least a landslide.
This problem can be solved by a method called Analytic Hierarchy Process (AHP). This method
can be used when there is limited quantitative data. The research was conducted in the Kalikonto
watershed, Malang, East Java Province. The results showed that Pujon can be grouped into four
classes of landslide susceptibility, namely: not vulnerable, somewhat vulnerable, vulnerable and very
vulnerable. The area is not vulnerable area of 9,770 ha, or 64.05% of the total area, somewhat
vulnerable area of 4.9001 ha or 30.82%, vulnerable of 768 ha or 5.03% and the area is very
vulnerable of 14.85 ha or 0.1 %. The factors that most influence susceptibility to landslides in Pujon
is a slope with a score of 45% weight of all parameters. However, the assessment of AHP in Pujon
not fully applicable. Estimation of the potential hazard of landslides manually generate distribution
maps of landslides are quite accurate, but the use of expert choice could not be applied.
Keywords: analytic hierarchy process, landslide
jumlah dan kualitas data yang tersedia, skala, Alat dan Bahan Penelitian
dan pemilihan metode yang tepat dari analisis
Alat yang digunakan di lapangan untuk
serta permodelan. Guzzetti et al. (1999)
mendapatkan informasi tentang kejadian
menyebutkan bahwa pemetaan ancaman
longsor adalah klinometer, GPS dan kamera
longsor sangat baik menggunakan pendekatan
serta alat tulis. Analisis AHP dengan
statistik dalam menganalisis hubungan historis
menggunakan software Expert Choice 11,
antara faktor pengendali longsor dan distribusi
sedangkan sebaran potensi Kerawanan longsor
tanah longsor. Mengingat kondisi di atas, maka
menggunakan software ArcGIS 9.3
perlu dilakukan upaya pendugaan kawasan
Bahan yang digunakan adalah peta dasar yang
longsor dengan memanfaatkan data yang
diturunkan dari Peta Rupa Bumi Indonesia
terbatas. AHP merupakan salah satu
(RBI) skala 1:25.000 lembar Pujon dan
pendekatan statistik multikriteria yang
Banjarejo produksi Badan Informasi
membantu kerangka berpikir manusia dimana
Geospasial, Peta Geologi lembar Malang dan
faktor logika, pengalaman, pengetahuan, emosi,
Kediri skala 1:100.00 produksi Direktorat
dan rasa dioptimasikan ke dalam suatu proses
Geologi Bandung, Digital elevatiaon model
sistematis. Marimin (2010) menyebutkan bahwa
(DEM) SRTM resolusi 30 m, citra Landsat 8
AHP sangat berguna pada situasi masalah yang
yang direkam pada tanggal 28 Agustus 2016
memerlukan pertimbangan atau pada situasi
dan Data curah hujan tahun 2006-2015.
yang kompleks. Situasi yang dimaksudkan
adalah ketika terdapat keterbatasan data dan Tahap Penelitian
informasi statistik yang hanya bersifat kualitatif
Penelitian dilaksanakan dengan beberapa
berdasarkan pendapat atau pengalaman seorang
tahapan yaitu tahap persiapan, pembuatan
ahli, AHP mampu mendeskripsikan data yang
bobot untuk menentukan skor melalui metode
bersifat kualitatif tersebut ke dalam bentuk
Analytic Hierarchy Process (AHP), tahap analisis
kuantitatif dengan pemberian numerik yang
data, tahap akhir penelitian meliputi survei
disusun kedalam hierarki analitik. Berdasarkan
lapangan dan validasi hasil penelitian. Pada
hal diatas, metode AHP perlu digunakan
tahap persiapan dilakukan perumusan
sebagai alternatif dalam menganalisis
permasalahan dalam penelitian di lokasi
kerawanan longsor di Kecamatan Pujon yang
penelitian. Studi lieteratur dilakukan untuk
dikaji dari data kualitatif berupa pendapat
mengetahui permasalahan yang ada tentang
(judgement) yang dapat diubah ke dalam bentuk
longsor dan penentuan metode penelitian yang
kuantitatif dengan pemberian numerik. Tujuan
akan digunakan. Selain itu dilakukan
dari penelitian ini adalah (1) memetakan daerah
pengumpulan data sekunder yang akan dipakai
kerawanan longsor di Kecamatan Pujon dan (2)
dalam bentuk peta yaitu peta administrasi, peta
menunjukkan faktor yang paling berpotensi
lereng, peta litologi (jenis batuan), peta
menyebabkan terjadinya longsor di Kecamatan
penggunaan lahan, peta curah hujan, dan peta
Pujon melalui metode AHP.
titik pengamatan. Model builder dalam aplikasi
ArcGIS 9.3 digunakan untuk menduga potensi
Metode Penelitian longsor secara manual. Metode builder ini
dilakukan dengan memasukan input berupa data
Waktu dan lokasi penelitian setiap peta parameter longsor dalam bentuk
Penelitian dilakukan pada Bulan September- shapefile yaitu lereng, jenis batuan, penggunaan
November 2016 di Kecamatan Pujon, lahan, curah hujan dan jarak titik observasi
Kabupaten Malang, Jawa Tmur. Pengolahan dengan jalan. Bobot masing-masing parameter
dan analisis data dilakukan di Laboratorium diperoleh dari analisis AHP. Luaran dari model
Pedologi dan Sistem Informasi Sumberdaya builder ini adalah peta potensi kerawanan
Lahan, Jurusan Tanah, Fakultas Pertanian, longsor. Pada tahap pembuatan bobot nilai
Universitas Brawijaya. untuk menghasilkan sebuah data kuantitatif
dalam menyusun peta darerah rawan longsor,
http://jtsl.ub.ac.id
569
harus dilakukan melalui metode Analytical manual dengan penggunaan aplikasi apakah
Herarchy Process (AHP). Tahap metode ini menunjukkan kesamaan rasio konsistensi. Bila
meliputi pembuatan hierarki, matriks mana terdapat kesamaan dan hasil rasio
perbandingan berpasangan, menghitung bobot konsistensi menunjukkan nilai sama
prioritas,
tas, menghitung indeks konsistensi, konsistennya maka dapat direkomendasi
menghitung rasio konsistensi dan menghitung penggunaan aplikasi Expert Choice ini supaya
prioritas global. Dalam penerapannya disini dapat mempercepat dalam pengkajiannya.
digunakan perhitungan AHP secara manual. Gambar 1 menunjukkan bentuk hierarki pada
Keberadaan aplikasi Expert Choice hanya proses pembuatan nilai pembobotan dalam
difungsikan sebagai pembanding dalam menilai pemetaan kerawanan longsor di Kecamatan
rasio konsistensi yang mana hasil perhitungan Pujon.
Faktor (parameter) dalam hierarki dibentuk atas penentuan skor dalam pembuatan peta
dasar kondisi fisik wilayah penelitian dan kerawanan daerah rawan longsor. Bobot
literatur-literatur
literatur yang berkaitan dengan tersebut selanjutnya diuji konsistensi nilainya
penelitian longsor.or. Selanjutnya dibuat matriks dengan perhitungan indeks konsistensi dengan
perbandingan berpasangan dengan rumus :
memberikan nilai penting berdasarkan skala
CI = (λ maks - n)/(n-1).
penilaian antar dua elemen (Saaty, 2000) yang
menggambarkan pengaruh setiap elemen Keterangan :
terhadap masing-masing
masing faktor yang setingkat. CI = indeks konsistensi
Tabel 1. Disajikan penilaian
nilaian antara dua elemen. λ maks = eigen value maksimum
Hasil dari perbandingan tersebut berupa nilai n = orde matriks
pembobotan yang akan digunakan untuk
http://jtsl.ub.ac.id
570
selanjutnya dilakukan perhitungan rasio Jika CR < 0,1 maka nilai perbandingan
konsistensi untuk melihat secara menyeluruh berpasangan pada matriks kriteria yang
dari berbagai pertimbangan dengan rumus : diberikan konsisten. Jika CR > 0,1 maka nilai
perbandingan berpasangan pada matriks
CR = CI/IR
kriteria yang diberikan tidak konsisten. Jika
Keterangan : tidak konsisten, maka pengisian nilai-nilai pada
CR = Rasio Konsistensi matriks berpasangan pada unsur kriteria
RI = Indeks Random maupun alternatif harus diulang.
Tabel 2. Indeks Konsistensi Acak Rata-Rata Berdasarkan Orde Matriks (Saaty, 2000)
N 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
RI 0,00 0,00 0,58 0,90 1,12 1,14 1,32 1,41 1,46 1,49
http://jtsl.ub.ac.id
571
dilakukan analisis faktor yang paling menentukan nilai pembobotan AHP secara
berpengaruh terhadap kerawanan longsor di manual ditunjukkan pada Tabel 5. Nilai
Kecamatan Pujon dengan menggunakan pembobotan tersebut digunakan untuk
software Expert Choice versi 11. Expert choice menentukan pembobotan setiap faktor dalam
adalah software statistik yang digunakan untuk pembuatan peta daerah kerawanan longsor
membantu menunjukkan tingkat konsistensi menggunakan model builder. Tabel 5
pengharkatan dan faktor yang paling menunjukkan bahwa nilai pembobotan yang
mempengaruhi. dihasilkan memiliki konsistensi rasio yang
konsisten. Hal itu diartikan bahwa nilai atau
skor yang dihasilkan dapat dipakai untuk
Hasil dan Pembahasan pembobotan karena tidak melebihi 10% (<0,1)
Faktor penentu longsor seperti kemiringan dari nilai konsistensi rasio yang sudah
lereng, litologi, penggunaan lahan, curah hujan ditetapkan. Gambar 2 menyajikan hasil
dan jarak titik pengamatan dari tebing jalan pendugaan kerawanan longsor di Kecamatan
diamati di lapangan pada setiap lokasi titik-titik Pujon, dimana tingkat kerawanan longsor
observasi yang telah ditentukan. Klasifikasi Kecamatan Pujon umumnya termasuk kategori
Kerawanan longsor yang digunakan dalam tidak rawan longsor yang mencapai luasan
penyusunan peta Kerawanan longsor disajikan 9.769,95 ha atau 64,05% dari luas wilayah
pada Tabel 3. kecamatannya. Wilayah desa yang termasuk
kategori tidak rawan longsor meliputi Desa
Wiyurejo, Madiredo, Ngabab, Ngroto, Pujon
Tabel 3. Skor Tingkat Kerawanan Longsor Lor, Pujon Kidul. Wilayah dengan kategori
agak rawan termasuk luas yaitu 4.700,97 ha atau
Tingkat Kerawanan Skor
30,82% dari luas Kecamatan Pujon. Wilayah
Longsor
agak rawan ini meliputi Desa, Sukomulyo,
Tidak Rawan 0 - 0,15 Tawangsari, Bendosari dan Pandesari. Wilayah
Agak Rawan 0,15 – 0,25 kategori yang rawan hanya mencapai luasan
Rawan 0,25 – 0,35 767,61 ha atau 5,06% dari Kecamatan Pujon.
Sangat Rawan >0,35 Wilayah yang termasuk rawan tersebar di Desa
Ngebrong, Wiyurejo dan Sukomulyo.
Sedangkan wilayah kategori yang sangat rawan
Tabel 4 menunjukkan bobot setiap parameter mencapai luasan 14,85 ha atau 0,10% meliputi
yang paling berpengaruh terhadap pendugaan Desa Ngebrong. Peta kerawanan longsor diuji
longsor. Parameter lereng merupakan di lapangan dengan menggunakan 32 titik
parameter yang paling berpengaruh pengamatan di sekitar tebing jalan sebanyak 18
menyebabkan longsor sebesar 45%. Selain itu, titik dan 14 titik diluar kawasan tebing jalan.
hasil observasi yang digunakan untuk
http://jtsl.ub.ac.id
572
Uji akurasi dilakukan sebanyak 18 titik di sebagian besar wilayah di dalam peta benar.
sekitar tebing jalan dengan membandingkan Walaupun terdapat sisa sebesar 16,7% yang
hasil pendugaan melalui model builder dengan tidak sesuai, hal itu tidak mengurangi tingkat
kenyataannya di lapangan. Hasil pengujian di keakurasian peta karena sudah lebih dari 80%.
lapangan disajikan pada Pada Tabel 6. Hasil uji Tidak sesuainya ini dikarenakan pembobotan
akurasi menunjukkan keakurasian/kesamaan yang digunakan dari hasil perhitungan AHP
hasil sebesar 83,3%, dengan demikian model manual tidak sepenuhnya cocok pada beberapa
yang dipakai dapat digunakan untuk menduga wilayah. Penilaian AHP menunjukkan hasil
potensi longsor di Kecamatan Pujon. Hasil uji yang over estimate pada beberapa wilayah di
akurasi menunjukkan bahwa keakurasian Kecamatan Pujon yang mana hal ini tidak tepat
sebesar 83,3% sudah dapat menyatakan bahwa dengan kebenarannya di lapangan.
http://jtsl.ub.ac.id
573
http://jtsl.ub.ac.id
574
Nilai rasio konsistensi yang tidak konsisten kriteria). Hal itu terlihat pada salah satu sub
dapat diartikan bahwa nilainya kurang dari 0,1 kriteria (penggunaan lahan) yang menunjukkan
atau 10% dari standar metode AHP yang sudah tidak konsisten sebagai akibat kriteria diatasnya
ditentukan dan bobot penilaian yang dihasilkan sudah tidak menunjukkan rasio konsistensi
tidak dapat digunakan karena bila digunakan yang konsisten. Sesuai juga menurut Achsin
kedepannya dapat mengurangi tingkat rasio (2011), pola ketergantungan atau pengaruh
konsistensi faktor yang ada dibawahnya (sub dalam model AHP adalah searah ke atas yang
http://jtsl.ub.ac.id
575
http://jtsl.ub.ac.id
576
http://jtsl.ub.ac.id