Anda di halaman 1dari 2

PELAPORAN KEUANGAN INTERIM

Tujuan pelaporan interim adalah untuk menyediakan kepada investor dan pihak

lain yang berkepentingan laporan terkini dari kemajuan operasi entitas. Laporan interim

digunakan untuk menilai kinerja entitas dan untuk mengestimasikan titik balik dari tren

pendapatan perusahaan.
PERMASALAHAN AKUNTANSI
Terdapat dua pandangan yang berbeda, mengenai pelaporan interim sebelum

dikeluarkannya APB 28. Teori diskrit pelaporan interi, memandang tiap periode interim

sebagai dasar periode akuntansi untuk dievaluasi sekaan-akan periode tersebut

merupakan periode akuntansi tahunan. Sedangkan, teori integral pelaporan interim

memandang periode interim sebagai bagian dari periode tahunan. Berdasarkan

pendangan ini, pengakuan dan penyesuaian dari pos pendapatan atau beban tertentu

dapat dipengaruhi oleh pertimbangan mengenai hasil yang diharapkan dari operasi

selama setahun.
PERATURAN AKUNTANSI TENTANG PELAPORAN INTERIM
APB 28 menstandarisasi penelusuran dan pelaporan laporan laba rugi interim

dan mendefiniskan laba dan pengukuran biaya berdasarkan basisi interim. Standar ini

memberikan pedoman untuk catatan kaki laporan tahunan yang mengikhtisarkan

pengungkapan interim yang dipublikasikan dan menjelaskan penyesuaian yang

dibutuhkan untuk menjumlahkan total angka interim menjadi angka tahunan.

Kesesuaian dengan laporan tahunan meningkatkan keandalan laporan interim yang

dipublikasi dan membuat laporan interim dalam pandangan auditor eksternal yang

menelaah catatan kaki dalam laporan tahunan sebagai bagian audit.


STANDAR PELAPORAN UNTUK LAPORAN KEUANGAN INTERIM
Secara umum, standar akuntansi yang digunakan untuk laporan interim sama

dengan yang digunakan untuk laporan tahunan, walaupun APB 28 memberikan

bantuan teknis yang memadai untuk mengukur dan melaporkan atas basis interim.
Pendapatan
APB 28 menyatakan bahwa: Pendapatan dari penjualan produk atau pemberian

jasa harus diakui telah diperoleh selama periode interim menggunakan dasar yang

sama dengan periode setahun penuh.


Harga Pokok Penjualan dan Persediaan
Arga pokok penjualan interim harus dihitung sebgai berikut: “biaya dan beban

yang terkait langsung dengan atau dialokasikan ke produk yang dijual atau jasa yang

diberikan untuk tujuan laporan tahunan harus diperlakukan sama untuk tujuan

pelaporan interim. APB 28 memperbolehkan modifikasi praktis berikut atas aturan

umum tersebut:
1. Estimasi persentase laba kotor dapat digunakan untuk menentukan harga pokok

penjualan interim, sehingga menghilangkan perlunya perhitungan persediaan

fisik pada tiap periode interim.


2. Perusahaan yang menggunakan penilaian persediaan LIFO dapat mengalami

likuidasi temporer dari persediaan berbasis LIFO. Perkiraan biaya pergantian

dari bagian persediaan LIFO yang dilikuidasi yang harus digunakan untuk harga

pokok penjualan periode interim.


3. Perusahaan yang menggunakan sistem biaya standar untuk persediaan harus

menggunakan prosedur yang sama untuk perhitungan dan pelaporan varians

dalam periode interim dengan yang digunakan untuk tahun fiscal.

Anda mungkin juga menyukai