Kimia Analisis PDF
Kimia Analisis PDF
l. a. Teknik Analisis
2
l. b. Metode Analisis
d. Jumlah sampel yang dianalisis
e. Ketepatan dan ketelitian yang diinginkan untuk
Suatu metode analisis terdiri atas serangkaian langkah
yang harus diikuti untuk tuiuan analisis kualitatif, analisis kuantitatif.
kuantitatif, dan informasi struktur dengan menggunakan f. Ketersediaan bahan rujukan, senyawa baku,
teknik tertentu. bahan-bahan kimia, dan pelarut yang
Ada I
faktor sebagai berikut: dibutuhkan.
a. Tujuan analisis, biaya yang dibutuhkan, serta waktu g. Peralatan yang tersedia.
yang diperlukan.
h. Kemungkinan adanya gangguan pada saat
b. Level analit yang diharapkan dan batas deteksi yang
diperlukan. deteksi atau pada saat pengukuran sampel.
c. Macam sampel yang akan dianalisis serta pra-
perlakuan sampel yang dibutuhkan.
2. Dalam banyak hal, sediaan obat atau sampel secara umum tidak
dapat dianalisis secara langsung. Ada dua (2) macam cara pengambrlan sampel :
Misalkan dalam analisis kromatografi harus lerlebih dahutu dilakukan 1. Pengambilan sampel representatif
perlakuan awal terhadap sampel tersebul Langkah inr 2. Pengambilan sampel random
dikategorisasikan s€bagai samp/mg atau langkah pembersihan
sampel dari pengotor yang mungkin ada sehingga dapat
mengganggu analisislebih lanlut Dalam bab ini akan dibjcarakan
lentang prosedur penyiapan sampel.
4
Untuk zat padat, cara reduksi dilakukan sebagai
berikut: Jumlah sampel yang:
1. sampeldiluangkanperlahan-lahansehinggadiperolehbenluk (1) beratnya lebih dari 100 kg diambit 500 g,
kerucut (2) sampel dengan berat 100 kg diambil 2SO g,
2 Ujung kerucut ditekan, kemudian dibagi empal dengan menaflk (3) sampel yang beratnya kurang dari 1O kg diambil sampel
garis tengah yang saling tegak {urus latu diambil dui bagian yang ofisial paling banyak 125 g.
berssberangan, dan dikumpulkan.
3 Pekerjaan seperti semuta djulangr sehingga didapatkan sampet
Penyerjaan sampel:
ofisial yang sesuai
(a). Jika tidak langsung dianatisas sampel diberi label untuk
memudahkan mencarinya.
(b). Sampel harus disimpan dalam tempat yang sesuai
untuk menjamin bahwa Sifat fisika kimia sampel tidak
-.>
E--@u.sa berubah.
Pra-perlakuan sampel yang dapat dilakukan . Teknik pra-perlakuan sampel yang sering digunakan
a. Memanaskan sampel yang mengandung analit yang dalam analisis.
tahan panas pada suhu 100 -1200C untuk menghilang-
kan pengaruh variasi kandungan air.
a. Analsis langsung
5
III. KESALAHAN DAN lll. b. Kesalahan dalam Analisis
PENGOLAHAN DATA
Pada dasarnya setiap pengukuran dalam analisis kimia
lll. a. Pendahuluan selalu mengandung kesalahan. Semakin banyak
langkah dalam melakukan tahapan analisis, maka
lstilah kesalahan didasarkan pada perbedaan antara hasil kesalahan yang terjadi semakin besar.
pengukuran (nilai perhitungan) dengan nitai sebenarnya (true
yalue), Nilai sebenarnya dari suatu kuantilas yang diukur
merupakan s€suaiu yang tjdak pernah kita kelahui secara pasli Ada 3 macam kesalahan dalam analisis kimia yaitu :
Kesalahan gamblang merupakan kesalahan yang sudah Kesalahan acak (random error) atau disebut juga
kesalahan yang tidak tergantung (indeterminate erroi
lelas karena melibatkan kesalahan yang besar akibatnya
kita harus memutuskan untuk mengabaikan percobaan merupakan kesalahan yang nilainya tidak dapat
yang telah kita lakukan dan memulainya dari awal lagi diramalkan dan tidak ada aturan yang mengaturnya
secara menyeluruh. serta nilanya berfl uktuatif.
Contoh kesalahan gamblang adalah sampel tumpahi Kesalahan sistematik merupakan kesalahan yang
pereaksi yang akan digunakan tercemar; larutan yang mempunyai nilai definitif (nilai tertentu). Hasil analisis
dipersiapkan salah, dan alat yang digunakan rusak. yang mengandung kesalahan ini dapat mengarah ke
arah yang lebih kecil atau ke arah yang lebih besar dari
(ala+ala.
o
teliti (accurafe) jika nital
Suatu hasil analisis drkatakan
{
Rilo.mh
Gla-rala hasil pengukuran sangat dekat dengan nilai Tcptrr dan Trdal Tclili
sebenarnya (true value),
,dnL Tcp.l dnn Trdnl TcIr,
R.r
sedangkan suatu hasil analisis dikatakan tepat (p,,ecise) Mahnsrs\\al
Tidal Tcpal dil Tclilr
jika dalam satu seri pengukuran mempunyai selisih yang
95
sangat kecil antar satu nilai dengan yang lain.
K
Dalam hal inr mahasrswa 4 mengalamr kesalahan acak 2) Kesalahan yang besar dapat dikatakan jarang terjadi
3) Besarnya kesalahan positifdan negatifsama
Jadi
*
kesalahan acak berpengaruh pada ketepatan (presisi), sistematjk bersifat ajeg (konstan) dan berhubungan dengan
akurasr) hasrl analisis. Kesatahan jenis ini mengakibatkan
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kesalahan Adanya kesalahan sistematik, kadang-kadang menyebabkah rata_rata
sistematik antara lain: yang didapat menyimpang lebih besar dari nilai sebenarnya.
a. Kesalahan personil dan operasronal Walaupun kesalahan ini tidak mungkin dihindari secara mutlak.
Kesalahan ini disebabkan oleh €ra pelaksanaan analisjs dari analis tetapi dengan cara tertentu dapat diperkecil sehingga hasil yang
(personil) dan bukan karena metode. Kesalahan operasional pada diperoleh tidak terlalu menyimpang dari nitai sebenarnya.
umumnya bersifat fisika (bukan khemis) misatnya berkurangnya
endapan akibat kekeltruan cara pencucran Untuk memperkecil kesalahan sistematik dapat dilakukan beberapa
b. Kesalahan alat dan pereaksi €ra, antara lain
Kesalahan ini dapat disebabkan oleh pereaksi yang kurang murni, a. Kalibrasi (peneraan) dan koreksi alat yang dipakai
alat yang kurang valid atau pemakaian alat yang kurang tepal b. Dilakukan penetapan blanko.
walaupun alatnya sendiri baik
c Melakukan kontrot dengan zat baku (referencesubstance)
c. Kesalahan metpde
d Menetapkan dengan metode tain (perbandjngan metode)
Kesalahan metode dapal disebabkan kesalahan pengambilan
e Melakukan penetapanpa?tet ( in dupto atau in triplo)
sampel dan kesalahan akrbat reaksr krmia yang tidak sempurna
f Menetapkan dengan meloda penambahanbakr (standard addition
nethod)
7
Berbeda dengan kesalahan absolut, kesalahan
lll. c. Cara menyatakan kesalahan relatif merupakan perbandingan antara kesalahan
absolul dengan nilai sebenarnya. Jadi kesalahan relatif
Kesalahan hasil analisis yang diuraikan dj atas dapat dinyatakan (e) adalah:
dengan dua cara yaitu sebagai kesatahan absolut (d) dan kesalahan
relalif(nisbi: e) Yang dimaksud dengan kesatahan absolui adatah p-X
besarnya perbsdaan antara hasil analisis (& denqan nilai c - --------
sebenarnya (p). Dengan rumus
p
Dalam banyak hal kesalahan relatif lebih sering dipakai. Dari kedua contoh di atas, maka kesalahan retatifpenetapan kadar
Hal ini disebabkan karena kesalahan absolut seringkali vitamin C sebesar 0,05/50 x 1OO % = 0,1 %,
belum dapat menunjukkan ketelitian hasil analisis yang Sedangkan kesalahan relatifpada penetapan kadar arsen =
didapat. 0.05/0.0'l x 100 % = 500 o/o.
Sebagai contoh: Oari perhitungan inr jelas bahwa kesalahan relatif lsbih sesuai untuk
memberikan gambaran akan ketelitian hasil analisis yang didapat
Kesalahan absolut sebesar 0,05 %.
Kalau kesalahan itu terjadi pada PK tablet vitamin C Cara ini sering membingungkan apabila hasil anatisis dinyatakan
yang mengandung 50 % vitamin C, maka dapat dalam persen Untuk menghindari kesalahan ini, k6salahan relatif
dikatakan hasil tersebut sangat baik. sering pula diluliskan dalam bagian perseribu (ppt = palt per
lhousard), atau bagian perjuta lppm = part per miilion) dan
Akan tetapi kalau kesalahan absolut sebesar 0,05 % itu sebagainya.
terjadi pada penetapan kadar arsen dalam makanan
yang mengandung 0,01 ok arsen, maka hasil tersebut
akan sangat tidak baik
Dalam hal ini dapat dikemukakan 4 macam ukuran ketepatan yaitu: I lX_ x),
=i
1. Kisaran (Rarge). ro ---.----
Kisaran merupakan selisih hasil penetapan yang paling besar N-1
denganyang paling kecil Semakin keql setisihnyaberarti hasitnya dimana l
semakin tepat
X = nilai da.i masing-masing pengukuran
2. Deviasi rata-rata lmean deviationl tr= rctarata (nean) dari pengukuran
Deviasi rata-ra'la (q) merupakan devtasi dari masing_masing hasjl N: frekuensi penelapan
penetapan terhadap rata-rata, dengan tidak memperhatikan tanda N-1 = derajat kebobasan
deviasinya (posiiif atau negatif). €(x - xT
f I x_x l Nilai dari -----* disebut sebagai varian (V)....
Rumus (o1=--J-.----------- N-1
8
4. Standar Deviasi relatif (RSD)
5. Perolehan Kembali (Recovery)
Sementara itu, untuk menilai ukuran ketelitian (kedekatan hasil analisis
Standar Deviasi relatif (rerative sra ndard deviation,RSD) yang
juga dikenal dsngan koefisien variasi merupakan ukuran dengan rata-ratanya atau dengan true yalue-nya) digunakan
parameter perolehan kembali (recoyery-nya).
ketepatan relatif dan umumnya dinyatakan dalam persen. RSD
dirumuskan dengan persamaan
SD Ada beberapa pendapat suatu metode dikatakan teliti jika nilai
recovery-nya anlaa 90-1 00 %i ada yang berpondapat antara 95-
RSD=---"x l00o/.
1 05 %, dan ada yang berpendapat anlaaS0-120o/o.
x- Pendapat mana yang akan diacu seharusnya memperhatikan
dimana. seberapa kompleks penyiapan sampel dan seberapa besar tingkat
RSD Standar deviasi relatif (%) kesulitan darr metode analisis
SD : Standardeviasi
X : Rata-rata Semakin kompleks tahap penyiapan sampel dan semakin sulit metode
. Semakin kecil nilai RSD dari serangkaian pengukuran maka metode analisis yang digunakan, maka recoyery yang diperbolehkan
yang digunakan semakin tepal. semakrn rendah atau kisarannya semakin lebar (misalkan antara 80-
120 vo)
Jika digunakan SD sebagai kriteria maka hasil analisis (X) ditolak jika:
lll. e. 1. Penolakan hasil analisis (Rejection of
Result) >2 SO atau jika b)Xi
a)X, -x -; >3 SD
Diantara hasil yang diperoleh dari satu sefl penetapan kadar terhadap
satu macam sampel, adakalanya terdapat hasil yang sangat
Rumus mana yang dipakai sebagaa dasar penolakan data, a)
menyimpang bila dibandingkan dengan yang lain tanpa diketa-
atau b) pada hakikatnya didasarkan atas taraf kepercayaan (/evel ol
hui kesalahannya secara pasti sehingga timbul kecenderungan
co n fi de n ce) y ang dipilih
untuk menolak hasil yang sangat menyimpang tadi. Hasil yang
sangal menyimpang ini disebut dengan pencilan (outlier).
Untuk memastikan hasil yang sangat menyimpang tadi ditolak atau Dalam percobaan kimia umumnya dipilih taraf kepercayaan 99
o/o(P = 0,99) Dengan taral kepercayaan ini, hasil analisis Xi ditolak
ditenma, perlu dilakukan analisis data secara statistik. Di sini hanya
akan dikemukakan cara pemakaiannya saja, yang pada prinsipnya jrka X,-x > 4 d atauX, -i>3SD
sebagai dasa penolakan hastl pengukuran dapat digunakan deviasi Akan tetapi berhubung banyaknya penetapan kimia pada
rata{ata {glatau standar devjasr (SD) umumnya sedikit (3 atau 4 kali saja), maka sering dianjurkan untuk
Kalau dipakai deviasi rata-rata (d), maka hasit analisis (Xi) ditotak jikal memakai larat kepercayaan93 o/o (P = 0,95), sehingga hasit
. a) X,-i>2,5!Latau b) X,-x>4d analisisXi ditolakjika Xi-i> 2,5!L atau Xr-x > 2SD.
Catatan : t adalah rata2 hasrl analisis yang lain yang tidak dicurigai
I
Contoh perhitungan.
Pada penelapan kadar NaCl secara argentometfl, diperoleh hasil
sebagaiberikul yailu 95,72o/o.95 81 %. 95,83 %: 95 92 o/o dan x o= l,-x]
96,18 o/o. Solidiki apakah ada hasit yang dalotak -l d2
4 0,10 0,01 00
Contoh parhltungan A
Tabel . Nilai Q.kin! pada taraf kepe.qayaan 95 o/o (p = O,OS) pada Pada penolapan cemaran pestisida dalam sayuran didapat kadar 0,403; 0,4.10;
uji dua siri. 0,401 i dan 0,380 Fg/g. Apakah nitai 0,380 adatah suatu pencitan?
Jawab.
dats Q-tabol (Nilai Q-kritis) Nilai O.hi,ury dihitung dengan rumus seperti di atas sehingga didapatkan:
Q-hilqi,= [0,s80-0,401]/[0,4io-O,3sO]= 0,021/0,03= O,70
4 0,E31
' Nilai Q.kiG unluk 4 data pada laraf kepercayaan 95 o/o (p O,O5) adalah
= =
0,831 Karena harga O.h.ru"c tebih kecil dari O.k.B berarti nrtai O,3gO
5 0,7't7 bukanlah sualu pencrtan sehrngge nitai 0.380 dapat DTTERIUA
10
Contoh perhltungan C
lll. e. 2. Ujideviasi normal. Pada penelapan kadar N dari benzanilada menurul cara Kieldahl, diperoleh
hasil sebagai berikut: 7, 1 1 a/a, 7,0A a/o: 7.OG o/o; I,06 o/. dan 7,O4 oh. Kada.
Uji ini digunakan untuk menguji apakah hasrl yang diperoleh sama
sebenarnya menurut perhitungan beral molekulnya (8.M. nya) adalah
dengan hasil sebenarnya Dan salu seri penetapan kadar. mula- =
7,10 o/.. Ujilah apakah hasit yang diperoteh berbeda dengan hasil
mula dihitung mean dan SD-nya. kemudian dihitung harga I dengan sebenarnya?
rumus _ Jawab:
(X - tr) dimana X = rata-rata hasrl dan p = harga
t= -"-.-------- sobenarnya dan SD/\IN = slandar error x d(x-, ) d2
SD/.IN 7 .07
Harga I rnr it-4ru.s) setanJutnya drbandingkan dengan harga t.knui (t-,ad) /06
dengan derajat kebebasan = (N-l) Jika harga t+ilun" lebih besar
dari l-kil\ berartr rata-rata berbeda signifikan d€ngjn harga
sebsnarnya (true yaiue) S€baliknya kalau harga tiftu.s lobih kecil Jumlah:35.35 Jumlah d= 0.00 Jumlah d? =0.0028
dari pada t.k,irik maka antar rata-rata dengan nilai sebenlrnya tidak
berbeda signifikan atau dengan perkaiaan lain datam staiistika:
rata-rala sama dengan nilai sebenarnya
Perhitungan t hitune
Harga t-n,,,nn = 2, 51 ini lebih kecil dari t-r,,itir, =
35,35 3,75 (untuk P = 0,99 dan O = 4). Jadi
X = ----=7,07 rata-rata dapat dikatakan sama dengan
5
d2 0,0028 o.oo28 harga sebenarnya.
so = {-----,--- {-- --- -"- = {------= o,ozoc
N-1 5_1 4 Lebih lanjut dapat disimpulkan bahwa
metode Kjeldahl untuk penetapan kadar
7,10-7.O7
Hargatheuhe - ----------------- = 2,51 unsur N dalam persenyawaan memberi-
o.ozoais kan hasil yang teliti.
Sa?Naz + Sb2Nb2 Na + Nb Xa berbeda signifikan dengan Xb. D-alam hal ini harga i-ri,* Oieri
berdasarkan atas derajat kebebasan sebesar (Ha+NO - 2i'
S.E. diff: i ------------."------------- x
(Na + P5 -21
Contoh perhitungan Fresl
Sa dan Sb berturut-turut adalah SD metode A dan metode B, Pada metode penetapan kadar vitamin C dengan medium larutan asam
sedangkan Na'dan Nb adalah frekuensi penetapan metode A dan metafosfat (metode A) dengan frekuensi 5 kali, didapatkan rata-rata
metode B. Selanjutnya dihitung harga l_hiruns dengan rumus Xa= 94,83 % dan SD = 0,90 %.
Dengan medium larutan asam sikat (metode B), diperoleh rata-rata
Xb), S.E. diff X! = 97,79 % dan SD = 0,73 0,6, apakah kedua rata_rata berbeda
t+runo = ( !a "
signifikan?
11
JAWABAN YANG BENAR :
0,902 5? + 0732.52 5+5 Jadi dapat dikatakan bahwa dua rata.mta (Xa dan Xb) TTDAK
Dari data di atas, S.E. diff-nya - J - ---- ---- - ---.-, i ------- = befteda. Dari kenyataan inj dapat disimpulkan bahwa metode
asam sitrat MEMPUNYAI KETELITIAN yang sama dengan metode
5+5-2 55 asam metafosfat.
(0,81x25)+(0,533x25)
s.E Dirf =n- ---, -,--
8
20.2SA + 13.25
= {:___-,____.,..', i o,o
B
={<,razsr{o,q
= 2,046338 x 0,632455 = 1.294
7 2.37 3 50 40 2,O2 2,70 Srm.bol sr?.dan s22-masing-masing merupakan varian hastl (melode) I dan 2.
I 2.31 13 36 ]
60 2,00 2,66 Nilai s12 dan s?2drtempatkan sed€mikarn rupa sehingga nitai F Z
2,26 3.25
1
I 120 1,98
10 2,23 )317 1,96 258 Dari contoh penetapan kadar vitamin C di atas (slide 63), didapatkan harga
F=
1.50. Harga ini lebih kecit dari F-k.iiki4,4) yaitu 16,0; (p
!0.90)r(0,73F= = =
0,99). Jadi walaupun kedua melode tersgbut mengtrasilt<an SD yang
be.beda, telapi perbedaan ketepalannya tidat< signifikan. DengJn *-ata
tain
kedua metode menghasilkan ketepatan yang sama.
12
lll. e. 6. Cara Penulisan Angka
Penulisan angka hasil pengukuran atau hasil analisis pada
hakekatnya berkaitan dengan ketelitian alat yang
digunakan.
Jika angka menyatakan jumlah zat atau pereaksi yang digunakan
dalam pengujian dan dikehendaki ketelitian yang sesuai, maka
lingkat ketelitian dapat dinyatakan sebagai angka decimal dengan
ketentuan bahwa :
(1 ) angka 1,0 menunjukkan nilai kurang dari 0,95 dan tidak
lebihdari 1 05i
(2)angka 1,00 menunlukkan nilai kurang dari 0,995 dan tidak
lebih dari 1 005,
(3) angka 1,000 menunjukkan nilai kurang dari 0,9995 dan
tidak lebih dari '1.0005;
Kalau misalnya suatu hasil penimbangan dituliskan dengan '1 ,0 Penulisan hasil pembacaan buret makro dengan skala
g dan 1,0000 9, ini berarti bahwa ketelitian ponimbangan yang terkecil 0,1 ml seharusnya dituliskan dengan dua
pertama hanya sampai 0,1 g..Di sini angka nol merupakan angka desimal misalnya 12,50 ml dan bukan 12,5 ml, sebab
yang tidak tentu (unceftain number)
dengan penulisan 12,5 berart, angka 5 belum pasti
sehrngga dapat diartikan volume titran terletak antara
Jika penulisan dilakukan dengan 1,0000, hal ini menunjukkan
12,4 ml sampai 12,6 ml, padahal angka 5 yang
bahwa penrmbangan drlakukan dengan neraca yang mempunyat
ketelitian 0,'1 mg dan hanya angka nol terakhrr yang merupakan menyatakan 0,5 ml dapat dibaca dengan pasti.
angka yang tidak tentu. Hasil penimbangan ini hanya dapat
diperoleh jika menggunakan neraca analitik
Apabila pembagian skala buret ierkecil 0,01 mt (pada buret
mikro), maka penulisan hasil pembacaan buret harus
dinyatakan dengan tiga desimal misalnya 2,530 ml dan
bukan 2,53 ml sebab angka 3 dalam hal ini sudah pasti.
13