Anda di halaman 1dari 4

Nama : Maharani Rindu Widara

NIM : 212170007
Tugas : Reklamasi dan Pasca Tambang
Materi : Summary Jurnal Tesis (Perbandingan Recovery Ekstraksi Emas Dengan
Menggunakan Leaching Agent Thiourea Dan Sodium Cyanide Pada Bijih Sulfida)

1. Recovery Logam Emas (Au) Dan Perak (Ag) Dalam Limbah Elektronik Melalui Proses
Pengendapan Bertingkat
Thiourea merupakan senyawa organik yang mirip dengan urea, kecuali 1 atom oksigennya
diganti dengan atom sulfur. Thiourea telah banyak digunakan sebagai alternatif pengganti
sianida dalam proses ekstraksi emas. Tingkat toksisitas yang rendah dibandingkan dengan
sianidasi menyebabkan senyawa ini lebih aman jika diterapkan pada proses ekstraksi emas.

Thiourea atau CSN(NH2)2 adalah senyawa organik yang larut dengan mudah dalam larutan
asam. Thiourea dioksidasi dan dikonsumsi dengan sangat cepat pada kondisi yang tepat saat
pelarutan. Emas dan perak melarut dalam asam thiourea membentuk senyawa komplek yang
stabil.
2Au + 4CS(NH2)2 + 2Fe3+ 2Au(CS(NH2)2)2+ + 2Fe2+
2Ag + 4CS(NH2)2 + 2Fe3+ 2Ag(CS(NH2)2)2+ + 2Fe2+

Gambar 1. Kurva optimasi tiourea


Semakin meningkatnya konsentrasi pelarut maka jumlah dari mineral atau logam berharga
yang larut akan semakin bertambah. Hal ini disebabkan konsentrasi yang lebih tinggi dapat
mempercepat proses yang terjadi. Namun demikian, terdapat konsentrasi yang optimum pada
setiap pelarut. Begitu pula untuk penelitian ini, dapat dilihat pada Gambar 1, pada kondisi
awal terlihat bahwa dengan kenaikan konsentrasi tiourea menunjukkan peningkatan
konsentrasi perak yang terlarut. Namun, setelah variasi konsentrasi tiourea 15 g/L sampai 25
g/L konsentrasi perak yang terlarut menurun, sehingga dapat diperkirakankenaikan
konsentrasi tiourea dapat menurunkankelarutan perak dalam tiourea. Hal tersebut terjadi
karena kemungkinan kompleks [Ag(CS(NH2)2)3]+ yang terbentuk kurang stabil pada
konsentrasi tiourea yang tinggi. Kekurangstabilan kompleks tersebut akibat jumlah
formamidin disulfida (FDS) yang terbentuk banyak sehingga terjadi kompetisi antar FDS
dalam mengikat perak. Kenaikan konsentrasi tiourea akan menggeser kesetimbangan ke
kanan, sehingga menambah FDS yang terbentuk.

Gambar 2. Optimasi Waktu Pelarutan

2. Pengaruh Konsentrasi Sodium Cyanide Terhadap Recovery Emas Pada Pengolahan Bijih
Emas Metode Heap Leaching Di Desa Kertajaya Kecamatan Simpenan Kabupaten
Sukabumi
Heap leaching (pelindian tumpukan) dikembangkan sebagai suatu proses pengolahan
mineral logam berkadar rendah yang efisien. Dibandingkan dengan sianidasi konvensional
(agitated tank leached) heap leaching mempunyai beberapa kelebihan, desain yang
sederhana, biaya operasi yang murah dan investasi lebih sedikit. Recovery heap leaching
berkisar 60% sampai dengan 80%. Di dalam bijih pada proses pengolahan ditambahkan
sejumlah tertentu sodium cyanide (NaCN) berfungsi sebagai pelarut emas dan perak untuk
pelindian, sedangkan kapur tohor dan NaOH untuk menaikkan dan mengatur kondisi pada
pH 10-11, kemudian air digunakan untuk melarutkan padatan sianida dan untuk mencuci
ampas (tailing) sisa sianidasi.

Gambar 3. Pengaruh Ratio NaCN (gr):bijih (gr) Terhadap Recovery


Hasil perhitungan recovery maka diketahui bahwa penambahan konsentrasi NaCN yang
digunakan sebagai bahan pelarut emas pada pengolahan bijih emas di Desa Kertajaya
menggunakan metode heap leaching tidak terlalu berpengaruh terhadap hasil recovery untuk
variasi NaCN 100gr, 300gr dan 500gr. Perhitungan recovery hasil pengolahan di dapat
perolehan 31,39%, 30,29%, dan 28,04% hasil perolehan proses pengolahan bijih emas pada
uji coba ini kecil karena diharapkan perolehan optimum dapat mencapai diatas angka 90%.
Faktor utama yang mempengaruhi kecil nya hasil recovery ini disebabkan karena ukuran
butir batuan yang masih cukup besar < 2 cm sehingga larutan NaCN yang berfungsi sebagai
pelarut emas hanya dapat melarutkan emas pada permukaan batuan saja dan emas yang masih
tertinggal dalam batuan tersebut tidak ikut terlarut karena tidak tersentuh olah larutan NaCN
tersebut. Sedangkan pada penjelasan diatas diketahui bahwa jika ukuran butir diseragamkan
dan lebih kecil maka proses pengolahan akan terhambat karena tidak adanya pori-pori pada
saat penyiraman sehingga larutan sianida dari pregnant solution pond yang disiramkan
sprinkler akan menampung diatas tumpukan bijih dan tidak terjadi sirkulasi sebagaimana
proses yang diinginkan.
Daftar Pustaka

Widara, Maharani Rindu Dan Desyana Ghafarunnisa. 2017. Pengaruh Konsentrasi Sodium
Cyanide Terhadap Recovery Emas Pada Pengolahan Bijih Emas Metode Heap
Leaching Di Desa Kertajaya Kecamatan Simpenan Kabupaten sukabumi. Prosiding
SNTEKPAN 2017.ISBN 978-602-98569-1-0, Hal D-137.

Marwati, Siti. dkk. 2015. Recovery Logam Emas (Au) Dan Perak (Ag) Dalam Limbah
Elektronik Melalui Proses Pengendapan Bertingkat. Jurnal Sains Dasar 2015 4 (2),
Hal 190-197.

Anda mungkin juga menyukai