Osteogenesis Imperfecta
Disusun oleh :
Fedelis Dani Purnawan, S.Ked
Pembimbing:
dr. E. S. Ireschka Pattiwael, Sp. Rad., M.Sc.
SMF RADIOLOGI
RUMAH SAKIT UMUMJENDRAL AHMAD YANI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMPUNG
2017
1
KATA PENGANTAR
Assalammualaikum wr.wb.
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT karena atas rahmat-Nya
kami dapat menyelesaikan referat yang berjudul “Osteogenesis Imperfecta” tepat
pada waktunya. Adapun tujuan pembuatan referat ini adalah sebagai salah
satusyarat dalam mengikuti dan menyelesaikan Kepaniteraan Klinik Radiologi di
Rumah Sakit Umum Daerah Jendral Ahmad Yani Kota Metro.
Wassalamualaikum wr.wb.
Penulis
2
DAFTAR ISI
Cover ................................................................................................................. i
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Pengertian
Osteogenesis Imperfecta (OI) adalah kelainan pembentukan jaringan ikat bawaan
dengan berbagai bentuk manifestasi klinis. Kelainan ini juga sering disebut
dengan "brittle bone disease". Kelainan ini pada umumnya ditandai dengan tulang
mudah patah, kelainan pada ligamen, kulit, sklera, gigi, ataupun tuli. Kelainan
penderita bisa tidak mengalami patah tulang sampai masa dewasa, sedang untuk
kelainan OI yang berat adalah ditandai dengan fraktur multipel dengan trauma
ringan atau tanpa riwayat trauma sejak dalam kandungan. Disebutkan kurangnya
asupan gizi saat hamil, paparan lingkungan/ ekosistem, dan ibu peminum alcohol
1.2 Epidemiologi
4
1.3 Klasifikasi
Sejak tahun 1979, OI telah diklasifikasikan menjadi beberapa tipe oleh
David Sillence. Sistim klasifikasi ini dikelompokkan berdasarkan keturunan,
manifestasi klinis, dan gambaran radiologis. Klasifikasi OI bisa mencerminkan
prognosis dari seorang penderita tetapi tidak bisa memprediksi batas akhir
kemampuan seorang penderita. Klasifikasi awal ada 4 tipe yaitu tipe I sd. Tipe IV.
Dan ada tiga tipe tambahan dari OI yaitu tipe V, VI, dan VII. Namun klasifikasi
klinis lebih berguna berdasarkan manifestasi yang muncul pada bayi, anak-anak,
dan orang dewasa dengan gejala yang ringan, sedang sampai berat, dan jenis yang
mematikan.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Etiologi
2.2 Patogenesis
Prokolagen tipe I adalah struktur protein utama yang menyusun matriks tulang
dan jaringan fibrous lainnya, seperti kapsul organ, fasia, kornea, sklera, tendon,
selaput otak dan dermis. Sekitar 30% berat badan manusia terdiri dari prokolagen
tipe I. Secara struktural, molekul prokolagen tipe I berbentuk triple helix, terdiri
dari 2 rantai proα1(I) (disebut COL1A1, dikode pada kromosom 17) dan 1 rantai
proα2(I) (disebut COL1A2, dikode pada kromosom 7). Masing-masing rantai
triple helix itu dibentuk oleh rangkaian 388 asam amino Gly-X-Y yang berulang.
Prolin sering berada di posisi X, sedangkan hidroksiprolin atau hidroksilisin
sering berada di posisi Y. Glisin (Gly) merupakan asam amino terkecil yang
mempunyai struktur cukup padat dan berperan penting sebagai poros dari helix
6
sehingga bila terjadi mutasi akan sangat mengganggu struktur dan produksi helix.
Prokolagen yang abnormal akan membentuk cetakan yang tidak normal sehingga
matriks pelekat tulang pun tak normal dan tersusun tak beraturan. Beberapa
protein bukan kolagen dari matriks tulang juga berkurang. Hal ini menyebabkan
adanya penurunan pembentukan tulang, osteopenia, dan terjadi kerapuhan
sehingga meningkatkan angka kepatahan (fraktur). 1,2,4
Gambar 1. Gen yang menyandi tipe I preprocollagen struktur rantai (atas) dan
domain molekul procollagen (bawah). A, Sinyal urutan yang dibelah saat transit
dari retikulum endoplasma kasar, B, propeptide N-terminal; C, non-triple-helix
domain pendek, yang berisi situs pembelahan proteolitik peptida N-terminal; D,
triple-helix domain yang penting, ditandai dengan mengulangi Gly-XY, E,
Telopeptide, F, N-terminal propeptides yang mengandung ikatan disulfida.
Lebih dari 200 mutasi yang berbeda mempengaruhi sintesis atau struktur
prokolagen tipe I ditemukan pada penderita OI. Jika mutasi tersebut menurunkan
produksi/ sintesis prokolagen tipe I, maka terjadi OI fenotip ringan (osteogenesis
imperfecta tipe I), namun jika mutasi menyebabkan gangguan struktur prokolagen
tipe I maka akan terjadi OI fenotip yang lebih berat (tipe II, III, dan IV). Kelainan
struktur itu pada dasarnya terbagi menjadi dua macam, yaitu 85% karena point
mutation akibat glisin digantikan oleh asam amino lain dan sisanya karena
kelainan single exon splicing. Struktur normal prokolagen tipe I. Masing-masing
rantai kolagen sebagai triple helix prokolagen, disekresikan ke ruang
7
ekstraseluler. Domain amino- dan carboxyl-terminal dipecah di ruang
ekstraseluler, mengalami maturitas, kemudian dirangkai, di tulang akan
mengalami mineralisasi.
Mutasi terbanyak OI diturunkan secara autosomal dominan oleh gen kolagen tipe
I, hanya sedikit yang resesif. Secara umum penyakit ini menggambarkan
kompleksitas genetik, namun jika terjadi mutasi gen akan mempengaruhi struktur
protein yang dirupakan dalam berbagai bentuk sub unit.
8
struktur abnormal rantai proα2 bisa menurunkan jumlah normal molekul kolagen
tipe 1 hingga separoh, penurunan jumlah ini tidak selamanya jelek. Seperti pada
kasus beberapa mutasi yang menyebabkan bentuk fenotip perinatal yang letal,
kebanyakan bayi dengan OI tipe II, bentuk letal mempunyai dominasi mutasi yang
baru, yang mana kaitannya dalam keluarga untuk terjadi kejadian berulang sangat
rendah.2,4
Cartilage-associated protein (CRTAP) merupakan protein yang dibutuhkan
untuk hidroksilasi prolil 3. Hilangnya CRTAP pada tikus menyebabkan
osteochondroplasia yang dikarakterisasi dengan osteoporosis beratdan penurunan
produksi osteoid. Pada manusia, mutasi CRTAP dapat menyebabkan modifikasi
post-translasional dari kolagen yang berlebihan sehingga dapat menyebabkan
gejala klinis yang mirip dengan OI.
9
Gambar 3. Patogenesis kelas mayor mutasi dari prokolagen tipe 1. ( Dikutip dari
Nussbaum RL, McInnes RR, Willard HF. The molecular and biochemical basis of
genetic disease. Dalam: Thompson and thompson genetic in medicine, edisi ke-6.
Philadelphia: Saunders, 2004;342 )
10
Tabel 1. Tipe-OI dari Tinjauan Genetik & Biomolekuler sebagai berikut :
11
1. Tipe I (Ringan)
Merupakan bentuk OI yang paling ringan dan paling banyak ditemukan,
bahkan sering ditemukan dalam suatu pedigree keluarga yang besar. Diturunkan
secara autosomal dominan dan disebabkan karena menurunnya produksi atau
sintesis prokolagen tipe I (functional null alleles). Kebanyakan penderita tipe I
mempunyai sklera berwarna biru, fraktur berulang pada masa anak-anak tapi tidak
sering, dan tuli (30-60% pada usia 20-30 tahun). Fraktur terjadi karena trauma
ringan–sedang dan menurun setelah masa pubertas. Ada 2 subtipe, yaitu subtipe A
bila tidak disertai dentinogenesis imperfecta, dan subtipe B bila disertai
dentinogenesis imperfecta. Kelainan lainnya yang bisa ditemukan antara lain
mudah memar, kelemahan sendi dan otot, kifoskoliosis, serta perawakan pendek
ringan dibanding anggota keluarga lainnya.
12
diturunkan secara autosomal dominan atau resesif. Berat badan dan panjang lahir
sering rendah. Fraktur sering terjadi dalam kandungan. Setelah lahir, fraktur
sering terjadi tanpa sebab dan sembuh sendiri dengan sisa deformitas.
Kebanyakan dari penderita berperawakan pendek, bentuk wajah relatif triangular
dan makrosefali. Sklera bervariasi dari putih hingga biru. Sering dijumpai
dentinogenesis imperfecta (80% pada anak usia < 10 tahun). Dari gambaran
radiologis didapatkan disorganisasi matriks tulang menyebabkan gambaran
popcorn pada metafisis.
13
Gambar 4. Wajah bulat dengan orbita dangkal, sclerae putih atau keabu-
abuan, philtrum panjang, rhizomelic dari ekstremitas atas dan bawah dan
posisi abduksi kaki. Di kutip dari Glorieux FH,. Experience With
Bisphosphonates in Osteogenesis Imperfecta. Pediatrics 2007;119;S163-
S165
14
Klasifikasi Lanjutan Osteogenesis Imperfecta
Type VII: Deformitas derajat sedang (disebut juga congenital brittle bones
dengan rhizomelia. Gambaran klinis : kerapuhan tulang derajat sedang,
perawakan pendek derajat ringan, sklera putih, tidak didapatkan dentinogenesis
imperfecta; autosomal resesif; ditemukan hanya pada kelompok suku asli
Amerika Utara di northern Quebec. Gambaran radiologis tampaktulang humeri
and femora yang pendek; coxa vara
15
Gambar 6. Warna sclera penderita OI. Di
ambil dari www.uptodate.com
2.4 Diagnosis
Diagnosis OI ditegakkan dari riwayat penyakit yang sama pada keluarga dan atau
manifestasi klinis yang berbeda-beda tiap penderita, dari tipe ringan sampai berat,
ditambah dengan beberapa pemeriksaan penunjang. Manifestasi klinis yang bisa
ditemukan antara lain sering fraktur berulang, perawakan pendek, sklera berwarna
biru, masalah gigi (dentinogenesis imperfecta), dan gangguan pendengaran yang
makin progresif setelah masa pubertas. Pemeriksaan penunjang yang dapat
dilakukan
Analisa sintesa kolagen didapat melalui kultur fibroblas dari biopsi kulit,
terutama untuk mendeteksi osteogenesis imperfecta tipe I,III dan IV.
Analisa mutasi DNA prenatal dilakukan pada kehamilan dengan resiko OI,
melalui kultur villus korion. Pemeriksaan kombinasi antara analisa DNA
dan biopsi kolagen akan mendeteksi hampir 90% dari semua tipe mutasi
gen pengkode prokolagen tipe I.
Bentuk ringan (tipe I) tampak korteks tulang panjang yang menipis, tidak
tampak deformitas tulang panjang. Bisa menunjukkan gambaran Wormian
(Wormian bones) pada cranium. Bentuk sangat berat (tipe II) tampak
gambaran manik-manik (beaded appearance) pada tulang iga, tulang
16
melebar, fraktur multipel dengan deformitas tulang panjang. Bentuk
sedang dan berat (tipe III dan IV) tampak metafisis kistik atau gambaran
popcorn pada kartilago, tulang dapat normal atau melebar pada awalnya
kemudian menipis, dapat ditemukan fraktur yang menyebabkan deformitas
tulang panjang, sering disertai fraktur vertebra. Densitas mineral tulang
(bone densitometry) diukur dengan Dual-Energy X-Ray Absorptiometry
(DEXA) yang menghasilkan nilai rendah pada penderita. Ultrasonografi
prenatal pada minggu 15-18 kehamilan untuk mendeteksi kelainan panjang
tulang anggota badan. Yang tampak dapat berupa gambaran normal (tipe
ringan) sampai dengan gambaran isi intrakranial yang sangat jelas karena
berkurangnya mineralisasi tulang kalvaria atau kompresi kalvaria. Selain
itu dapat juga ditemukan tulang panjang yang bengkok, panjang tulang
berkurang (terutama tulang femur), dan fraktur iga multipel. USG prenatal
ini terutama untuk mendeteksi OI tipe II.
Keadaan ini ditemukan pada anak yang lebih tua, terutama antara 8 – 11
tahun, yang mengalami fraktur dan tanda osteoporosis tanpa didasari
penyakit lainnya. Gejala biasanya nyeri tulang belakang, paha, kaki, dan
kesulitan berjalan. Fraktur khasnya berupa fraktur metafiseal, meski dapat
17
juga terjadi pada tulang panjang. Sering terjadi fraktur vertebra yang
menyebabkan deformitas dan perawakan pendek ringan. Tulang tengkorak
dan wajah normal. OJI akan membaik spontan dalam 3-5 tahun, namun
deformitas vertebra dan gangguan fungsi dapat menetap. Jika didapat
riwayat keluarga dengan keluhan yang sama maka harus dipikirkan suatu
OI tipe ringan
3. Achondroplasia
4. Riketsia
18
2.6 Prognosis
19
BAB III
KESIMPULAN
20
Daftar Pustaka
Sanchez LM, Pedroza AU, Saucedo GP, Cortez BF. Zoledronic acid (zoledronate)
in children with osteogenesis imperfect (OI). Gas Med Mex. 2015;151:152
21
Statistical Review Evaluation – Clinical Studies. U.S Department of Health and
Human Service. Maret 2008
Falk MJ, Heeger S, Lynch KA, DeCaro KR, Bohach D, et al. Intravenous
bisphosphonate therapy in children with osteogenesis imperfect.
PEDIATRICS 2003;111(3):573-7
22