OSTEOGENESIS IMPERFECTA
Disusun Oleh :
KELOMPOK 2
Luthfianty Hamzah (P17127016011)
Padma Vidya Gayatri (P17127016015)
Syifaa Alfateha (P17127016019)
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah Pathology yang berjudul: Mekanisme
Inflamasi. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas dari mata ajar Pathology yang
merupakan kewajiban bagi kami.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada Dr. Atikah Adyas,SKM,MDM, dr.
Triana Karmawati, MBA, A.Kp, dan Rina Fitriana Rahmawati, B.PO selaku Dosen mata ajar
dan semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat pada
waktunya.
Makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu Kami mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah
ini dapat memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk pengembangan
wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN……………………………………………………………………..3
1.3 Tujuan……………………………………........................................................................3
Daftar Pustaka….……………………………………………………………………………...9
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian dari Osteogenesis Imperfecta
2. Mengetahui penyebab dari Osteogenesis Imperfecta
3. Mengetahui tanda dan gejala dari Osteogenesis Imperfecta
4. Mengetahui tipe dari Ostegenesis Imperfecta
5. Mengetahui diagnosis untuk Osteogensis Imperfecta
6. Mengetahui pengobatan yang tepat untuk Osteogenesis Imperfecta
BAB II
PEMBAHASAN
Osteogenesis imperfecta (OI), juga disebut penyakit tulang rapuh, adalah sejenis
gangguan struktur tulang. Orang yang menderita penyakit ini memiliki tulang yang mudah
rusak, sering kali akibat trauma yang ringan atau tidak tampak. Selain patah tulang, penderita
OI terkadang memiliki kelemahan otot atau kelemahan sendi (sendi longgar), dan mereka
sering kali memiliki kelainan tulang termasuk perawakan pendek, skoliosis (kelengkungan
tulang belakang), dan pembungkukan tulang yang panjang.
Dalam banyak kasus, anak penderita OI menderita penyakit ini karena turunan dari
salah satu orangtua mereka. Namun, pada beberapa kasus orangtua anak dengan OI tidak
menderita OI. Dalam kasus ini, OI disebabkan oleh mutasi (kelainan) spontan pada gen,
sehingga gen tidak dapat berfungsi dengan baik.
Ada banyak faktor yang meningkatkan risiko untuk osteogenesis imperfecta, antara lain:
Ada 4 tipe osteogenesis imperfecta yang banyak dikenal, ditandai dengan frekuensi
keretakan dan keparahan kondisi.
OI Tipe I adalah bentuk kondisi yang paling ringan dan umum terjadi. Orang yang
memiliki OI tipe I mengalami patah tulang selama masa kanak-kanak dan remaja
sering kali dikarenakan oleh trauma minor.
OI Tipe II adalah bentuk OI yang paling parah. Bayi sering kali meninggal pada
tahun pertama hidupnya.
OI Tipe III juga memiliki tanda-tanda dan gejala yang relatif parah. Bayi penderita
OI tipe III memiliki tulang yang sangat rapuh yang bisa mulai mengalami retak
sebelum kelahiran atau pada masa awal bayi.
OI Tipe IV mirip dengan tipe I. Penderita sering kali membutuhkan bantuan kawat
gigi atau kruk untuk berjalan. Harapan hidup normal atau mendekati normal.
Beberapa tipe OI juga dikaitkan dengan gangguan pendengaran progresif, noda berwarna
biru atau abu-abu pada bagian mata yang biasanya putih (sklera), masalah gigi
(dentinogenesis imperfecta), kelengkungan abnormal dari tulang belakang (skoliosis), dan
kelonggaran sendi. Orang yang memiliki kondisi ini bisa memiliki kelainan tulang yang lain
dan seringkali bertubuh lebih pendek dari rata-rata.
Tanda dan gejala dari osteogenesis dapat berbeda antar individu tergantung dari
tingkat keparahan penyakit yang dideritanya. Terdapat empat jenis OI yang umum terjadi,
jenis ini dibedakan dari frekuensi patah tulang dan tingkat keparahannya. Berikut ini
merupakan tanda dan gejala OI menurut jenisnya:
OI tipe 1
Jenis ini merupakan jenis yang paling umum dan paling ringan. Orang dengan OI tipe 1
mengalami patah tulang pada masa anak-anak dan remaja, seringnya karena disebabkan
trauma ringan. Dan, ketika dewasa, ia akan mengalami frekuensi patah tulang yang lebih
sedikit. Beberapa tanda dan gejalanya adalah:
OI tipe 2
OI jenis ini merupakan yang paling parah. Sebagian besar bayi yang lahir dengan OI tipe 2
akan lahir mati atau meninggal sesaat setelah dilahirkan. Hal ini karena dada bayi sempit,
tulang rusuknya patah, dan paru-paru perkembangannya tertinggal, sehingga bayi gagal
bernapas. Beberapa tanda dan gejala lainnya adalah:
OI tipe 3
Tipe 3 OI juga memiliki tanda dan gejala yang relatif parah. Patah tulang bisa mulai terjadi
sebelum lahir atau pada awal masa bayi. Kelainan pada tulang ini cenderung makin
memburuk seiring berjalannya waktu dan dapat mengganggu kemampuan berjalan pada bayi.
Beberapa tanda dan gejala dari OI tipe 3 adalah:
OI tipe 4
Jenis OI satu ini mempunyai bentuk yang paling bervariasi. Tingkat keparahannya bisa
berkisar antara ringan sampai parah (antara tipe 1 dan tipe 3). Sekitar 25% bayi yang lahir
dengan OI tipe 4 mengalami patah tulang saat lahir. Beberapa tanda dan gejala dari OI tipe
ini adalah:
Bentuk yang parah paling sering didiagnosa pada awal kehidupan, tetapi kasus yang
ringan bisa tidak disadari sampai dengan di akhir kehidupan. Jika Anda mengalami satupun
tanda atau gejala yang disebutkan di atas, atau memiliki pertanyaan apapun, konsultasikanlah
pada dokter Anda. Tubuh setiap orang bereaksi dengan cara berbeda. Selalu lebih baik untuk
mendiskusikan apa yang terbaik untuk keadaan Anda dengan dokter. Berikut diagnosa untuk
penderita :
Pemeriksaan fisik. Periksa apakah mata anak Anda terdapat noda biru pada bagian
putih mata.
Tes genetik. Chorionic villus sampling (CVS) bisa dijalankan selama masa kehamilan
untuk menentukan apakah bayi memiliki kondisi ini. Namun, dikarenakan banyaknya
mutasi yang berbeda yang dapat menyebabkan OI, beberapa bentuk tidak dapat
didiagnosis dengan tes genetik.
USG. Bentuk parah tipe II OI dapat dilihat dengan USG saat janin berusia setidaknya
16 minggu.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA