Anda di halaman 1dari 8

LEMBAR KERJA PRAKTIKUM (LKP)

MATA KULIAH : PARASITOLOGI

“PEMERIKSAAN PARASIT PADA SAMPEL TANAH”

Disusun Oleh :

NAMA : RISKA MASTARINA SEMBIRING


NIM : (P1337433116010)
KELAS : 1A

PRODI DIII KESEHATAN LINGKUNGAN PURWOKERTO


POLTEKKES KEMENKES SEMARANG
TAHUN AKADEMIK 2016/2017
A. MATERI
Pemeriksaan parasit pada sampel tanah.

B. TUJUAN
Mahasiswa dapat mengetahui bentuk dan ciri – ciri telur parasit pada
sampel tanah.

C. METODE
Pengamatan secara mikroskopis.

D. WAKTU DAN LOKASI


Senin, 22 Mei 2017 di Laboratorium Jurusan Kesehatan Lingkungan.

E. DASAR TEORI
Salah satu masalah kesehatan masyarakat yang penting di Negara-
negara sedang berkembang khususnya pada daerah yang tropik adalah
penyakit infeksi kecacingan khususnya cacing yang ditularkan melalui
tanah. Cacing umumnya tidak menyebabkan penyakit berat sehingga
sering kali diabaikan walaupun sesungguhnya memberikan gangguan
kesehatan. Tetapi dalam keadaan infestasi berat atau keadaan yang luar
biasa, kecacingan cenderung memberikan analisa keliru kearah penyakit
lain dan tidak jarang dapat berakibat fatal.
Nematoda adalah cacing yang tidak bersegmen, bilateral simetris,
mempunyai saluran cerna yang berfungsi penuh, biasanya berbentuk
silindris serta panjangnya bervariasi dari beberapa milimeter hingga lebih
dari satu meter.
Semua Nematoda yang menginfeksi manusia mempunyai jenis kelamin
terpisah, yang jantan biasanya lebih kecil daripada yang betina.
Nematoda dapat dibedakan menjadi 2 yaitu Nematoda jaringan dan
Nematoda usus.
Diantara nematoda usus terdapat sejumlah spesies yang ditularkan
melalui tanah (Soil Transmitted Helminths), diantaranya adalah Ascaris
lumbricoides, Trichuris trichiura, Necator americanus, dan Ancylostoma
duodenale dan Strongyloides stercoralis.
Nematoda usus biasanya matang dalam usus halus, dimana sebagian
besar cacing dewasa melekat dengan kait oral atau lempeng pemotong.
Cacing ini menyebabkan penyakit karena dapat menyebabkan kehilangan
darah, iritasi dan alergi. Penyebaran invasif larva cacing menyebabkan
infeksi bakteri sekunder.
Salah satu penyebab infeksi cacing usus adalah Ascaris lumbricoides
atau yang lebih dikenal dengan nama cacing gelang dan yang
penularannya dengan perantara tanah (Soil Transmitted Helmints). Infeksi
yang disebabkan oleh cacing ini disebut Askariasis.

F. ALAT
1. Mikroskop
2. Timbangan
3. Sendok/ spatula
4. Object glass
5. Cover glass
6. Pipet ukur
7. Filler
8. Saringan kawat
9. Nampan
10. Cuvet Sentrifuse

G. BAHAN
1. Sampel tanah
2. Larutan MgSO4
3. Aquades
4. Larutan hipoklorid
5. Air

H. CARA KERJA
1. Saring ± 100gr sampel tanah dengan saringan kawat.
2. Timbang ± 5gr tanah yang sudah di saring kemudian masukkan ke
dalam cuvet.
3. Tambahkan ± 20ml larutan hipoklorid ke dalam cuvet yang berisi
tanah, aduk kemudian diamkan selama 1 jam.
4. Masukkan cuvet ke sentrifuse, putar dengan kecepatan 2000rpm, 2
menit dan setelah selesai tuang cairan supernatan.
5. Tambahkan air ke dalam cuvet dan putar lagi dalam sentrifuse dengan
kecepatan 2000rpm selama 2 menit.
6. Buang cairan di atasnya kemudian tambahkan MgSO4 hingga penuh.
7. Diamkan beberapa menit tutup dengan cover glass.
8. Amati cover glass pada mikroskop.

I. HASIL
Dalam praktikum ini, kami melakukan pemeriksaan sampel tanah yang di
ambil di sekitar desa Rempoah. Setelah di amati dengan mikroskop pada
praktikum ini kelompok kami tidak mendapatkan telur maupun larva
cacing parasit dalam sampel tanah yang kami ambil.

J. PEMBAHASAN
Pada praktikum pemeriksaan prasit pada tanah, jenis tanah yang kami
periksa adalah tanah basah yang terdapat di sekitar desa Rempoah.
Meskipun aman dan tidak mengandung telur juga larva cacing akan tetapi
dapat memungkinkan adanya cacing pada tanah tersebut. Dalam
praktikum ini tanah yang diperiksa di rendam dengan larutan MgSO4. Hal
ini karena larutan MgSO4 mempunyai berat jenis yang lebih ringan
dibandingkan dengan telur parasit sehingga telur parasit akan mengendap.
Selain itu, juga digunakan larutan hidroklorid untuk melatarbelakangi
parasit yang ada sehingga parasit akan mudah terlihat apabila diperiksa
dengan menggunakan mikroskop. Setelah dilakukan pemeriksaan
berulang-ulang, hasilnya tetap negatif.
Pencegahan penyakit parasit tergantung pada didirikannya pertahanan
terhadap penyebaran parasit dengan menerapkan secara praktis
pengetahuan biologi dan epidemiologi parasit. Hampir semua parasit
pada suatu saat dalam lingkaran hidupnya rentan terhadap tindakan
pemusnahan yang khusus. Tindakan-tindakan dalam pemberantasan
penyakit parasit :
1. Mengurangi sumber infeksi pada manusia dengan tindakan terapi.
2. Pendidikan menjaga diri untuk mencegah penyebaran infeksi dan
untuk mengurangi kesempatan mendapat infeksi.
3. Pengawasan terhadap sumber air, makanan, keadaan tempat hidup
dan tempat bekerja serta pembuangan sampah.
4. Pemusnahan atau pemberantasan hospes reservoir dan vektor.
5. Mendirikan pertahanan biologi terhadap penularan parasit.

K. KESIMPULAN
Dari hasil praktikum pemeriksaan parasit pada Tanah, dapat disimpulkan
bahwa pada tanah basah yang diperiksa tidak mengalami pencemaran di
karenakan pada sampel tanah yang di amati tidak terdapat telur maupun
larva parasit.

L. SARAN
Untuk mencegah terjadinya penyakit akibat kontaminasi bakteri pada
parasit tanah, maka hendaknya mencuci tangan terlebih dahulu setelah
melakukan aktivitas di tanah dan sebelum makan.
LAMPIRAN

Menyaring ± 100gr sampel tanah

Menimbang ± 5gr tanah yang sudah di saring, kemudian masukkan ke dalam cuvet.

Menambahkan ± 20ml larutan hipoklorid ke dalam cuvet.

Aduk kemudian diamkan selama 1 jam

Memasukkan cuvet ke sentrifuse dan putar selama 2 menit


Menuang cairan supernatan

Menambahkan air ke dalam cuvet,masukkan ke sentrifuse selama 2 menit

Menambahkan MgSO4,setelah dimasukkan ke sentrifuse selama 5 menit isi lagi sampai penuh

Anda mungkin juga menyukai