Kata Pengantar
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Alhamdulillahirabbilalamin, banyak nikmat yang Allah berikan, tetapi sedikit sekali yang kita
ingat. Segala puji hanya layak untuk Allah Tuhan seru sekalian alam atas segala berkat, rahmat,
taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira besarnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah dengan judul ” PERILAKU ORGANISASI”. Makalah ini dibuat untuk tujuan akademis
dan menunjang perkuliahan serta disusun secara sistematis agar mempermudah teman-teman
mahasiswa dalam memahami materi yang disajikan didalamnya.
Kami menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari sempurna, maka dengan segala kerendahan
hati kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Atas permintaan dosen berikut kami setakan beberapa pengertia menajamen :
Pengertian Manajemen Menurut Para Ahli
Manajemen adalah kosa kata yang berasal dari bahasa Perancis kuno, yaitu menegement yang
berarti seni melaksanakan dan mengatur. Sejauh ini memang belum ada kata yang mapan dan
diterima secara universal sehingga pengertiaanya untuk masing-masing para ahli masih memiliki
banyak perbedaan.
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, bahwa sejauh ini belum ada kata mapan dan diterima
secara universal tentang pengertian dari manajemen dan dengan demikian, maka beberapa para
ahli masih memiliki pandangan yang berbeda terkait dengan pengertian manajemen itu sendiri.
Seperti apa pengertian manajemen oleh beberapa ahli? Berikut adalah pemaparannya.
Menurut Hilman:
Manajemen adalah fungsi untuk mencapai sesuatu melalui kegiatan orang lain dan mengawasi
usaha-usaha individu untuk mencapai tujuan yang sama.
( IMAM SAFIIH )
DAFTAR ISI
Kata Pengantar I
Daftar Isi III
Pendahuluan V
BAB I : Studi Tentang Organisasi. 1
A. Alat untuk mencapai tujuan 1
B. Definisi perilaku organisasi 1
C. Pendekatan pengetahuan perilaku organisasi 2
D. Pendekatan Mengenai Fungsi Organisasi 4
BAB II : Perilaku Individu dan Pengaruh Terhadap Organisasi.
5
A. Variabel-variabel yang mempengaruhi individu 5
B. Teori dan perinsip motivasi 5
C. Penerapan motivasi dalam organisasi 7
D. Tekanan ( stress ) individu 7
BAB III : Perilaku Kelompok dan Iterpersonal. 10
A. Berbagi prespektif terhadap kelompok 10
B. Jenis-jenis kelompok 11
C. Motifasi pembentukan kelompok 11
D. Tahap-tahap pembentukan kelompok 12
E. Ciri-ciri kelompok 13
F. Konsep peran 13
G. Model terpadu dan pembentukan dan pengembangan kelompok 13
BAB IV : Perilaku Antar Kelompok dan Manajemen Konflik. 14
A. Dampak konflik terhadap Manajemen 14
B. Sumber terjadinya konflik antara kelompok 15
C. Konsekuensi konflik difungsional antara kelompok 16
D. Pengelompokan konflik antra Kelompok 18
BAB V : Kepemimpinana ( Pendekatan dari segi cirri kahas, perilaku,
perseorangan, dan segi sifat ). 19
A. Beberapa sumber dan dasar kekuasaan 19
B. Definisi kepemimpinana 20
C. Teori kepemimpinana 21
I. PENDAHULUAN
Mengapa para pegawai berperilaku seperti yang mereka lakukan dalam organisasi?
Mengapa individu atau kelompok yang satu lebih produktif dibandingkan dengan yang
melimpahkan wewenang? Pertanyaan-pertanyaan itu dan yang serupa lainnya sangat penting
bagi bidang studi yang relatif baru, yang dikenal sebagai perilaku keorganisasian.Pemahaman
atas perilaku orang dalam organisasi telah menjadi semakin penting sebagai urusan manajemen
seperti produktivitas karyawan, kualitas kehidupan kerja, ketegangan mental (stress) dan rintisan
karier, dan terus-menerus hal itu memenuhi halaman muka surat-surat kabar.
Penelaahan perilaku, sikap dan prestasi manusia di dalam suatu kerangka organisasi;
penggunaan teori, metode, dan prinsip-prinsip dari berbagai disiplin ilmu seperti psikologi,
sosiologi, dan antropologi budaya untuk mempelajari persepsi, nilai-nilai, kapasitas belajar,
penganalisisan dampak lingkungan luar atas organisasi dan sumber daya manusia, misi, tujuan
dan strateginya.
Lebih jelasnya dibawah ini kami telah merangkum dari berbagai leteratur yang telah kami baca
selama semester empat ini dengan berpedoman pada SAP yang sudah di sediakan oleh pihak
universitas gunadarma.
Semuga bermanfaat
( IMAM SAFIIH)
BAB I
STUDI TENTANG ORGANISASI
A. ALAT UNTUK MENCAPAI TUJUAN
Organisasi merupakan suatu perkumpulan orang yang memilki tujuan bersama untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya. Perilaku organisasi merupakan pembelajaran tentang suatu sifat
atau karakteristik individu yang tercipta di lingkungan suatu organisasi. Karena manusia
berbeda-beda karakteristik, maka perilaku organisasi berguna untuk mengetahui sifat-sifat
individu dalam berkinerja suatu organisasi. Pembelajaran perilaku organisasi akan mengetahui
tentang cara-cara mengatasi masalah-masalah yang ada di lingkungan organisasi.
Kerangka dasar pada perilaku organisasi adalah terletak pada dua komponen yaitu
individu-individu yang berperilaku, baik itu perilaku secara individu, perilaku kelompok, dan
perilaku organisasi. Komponen yang kedua adalah organisasi formal sebagai wadah dari perilaku
itu. Yaitu sebagai sarana bagi ndividu dalam bermasyarakat ditandai dengan keterlibatannya
pada suatu organisasi. Dan, menjalankan perannya dalam organisasi tersebut.
B.DEFINISI PERILAKU ORGANISASI
Organisasi terdiri dari kata organon yang berarti alat. Organon berasal dari bahasa
yunani. Dalam kamus besar Indonesia organisasi memiliki pengertian kelompok kerja sama
antara orang-orang yg diadakan untuk mencapai tujuan bersama.
Perilaku Keorganisasian merupakan bidang studi yang mempelajari tentang interaksi
manusia dalam organisasi, meliputi studi secara sistimatis tentang prilaku, struktur dan proses
dalam Organisasi. Organisasi diciptakan oleh manusia untuk mencapai suatu tujuan, dan pada
saat yang sama manusia juga membutukan Organisasi untuk mengembangkan dirinya.Oleh
sebab itu antara organisasi dengan manusia memiliki hubungankan yang saling membutuhkan
dan menguntungkan. Mempelajari perilaku keorganisasian sivatyah agak abstrak, tidak
menghasilkan perinsip-perinsip yang sederhana, tetapi seringkali menemui perinsip-perinsip
yang komplek dimana penjelasan atau analisanya bersifat situasional. Dalam perilaku
keorganisasian tidak ada prinsip-prinsip yang berlaku umum yang dapat diterapkan pada semua
situasi.
BAB II
PERILAKU INDIVIDU DAN PENGARUHNYA TERHADAP ORGANISASI
A. VARIABEL – VARIABEL YANG MEMPENGARUHI PERILAKU INDIVIDU
Kelompok variable individu terdiri dari variable kemampuan dan keterampilan, latar
belakang pribadi dan demografis.Menurut Gibson ( 1987 ) : Variabel kemampuan dan
ketrampilan merupakan factor utama yang mempegaruhi perilaku kerja dan kinerja individu .
Sedangkan variabel demografis mempunyai pegaruh yang tidak langsung .
Kelompok variabel psikologis terdiri dari variabel persepsi , sikap, kepribadian , belajar , dan
motivasi.Variabel ini menurut Gibson ( 1987 ) : banyak di pengaruhi oleh keluarga, tingkat
sosial, pengalaman kerja sebelumnya dan variabel demografis.
B. TEORI DAN PRINSIP MOTIVASI
Kata motivasi diciptakan dari kata Latin "movere", yang berarti bergerak.. Motivasi
didefinisikan sebagai dorongan internal yang mengaktifkan perilaku dan memberi arah. Teori
motivasi istilah berkaitan dengan proses-proses yang menjelaskan mengapa dan bagaimana
tingkah laku manusia diaktifkan dan diarahkan. hal ini dianggap sebagai salah satu daerah yang
paling penting studi di bidang perilaku organisasi. Ada dua kategori yang berbeda dari teori-teori
motivasi seperti teori konten, dan teori proses. Meskipun terdapat berbagai teori motivasi, tak
satu pun dari mereka secara universal diterima.
Motivasi dapat diertikan sebagai faktor pendorong yang berasal dalam diri manusia, yang
akan mempengaruhi cara bertindak seseorang. Dengan demikian, motivasi kerja akan
berpengaruh terhadap performansi pekerja.
Menurut Hilgard dan Atkinson, tidaklah mudah untuk menjelaskan motivasi sebab :
1) Pernyataan motif antar orang adalah tidak sama budaya yang berbeda akan menghasilkan
ekspresi motif yang berbeda pula.
2) Motif yang tidak sama akan diwujudkan dalam berbagai perilaku yang tidak sama.
3) Motif yang tidak sama dapat iekspresikan melalui perilaku yang sama.
4) Motif dapat muncul dalam bentuk-bentuk perilaku yang sulit dijelaskan.
5) Suatu ekspresi perilaku dapat muncul sebagai perwujudan dari berbagai motif.
Berikut ini dikemukakan uraian mengenai motif yang ada pada manusia sebagai factor
pendorong atau motivasi bagi manusia:
· Motif Kekuasaan
Merupakan keinginan atau kehendak untuk menyelesaikan suatu tugas secara sempurna, atau
sukses didalam situasi persaingan (Chelland). Menurut dia, setiap orang mempunyai kadar n Ach
(needs for achievement) yang berlainan. Karakteristik seseorang yang mempunyai kadar n Ach
yang tinggi (high achiever) adalah :
1) Risiko moderat (Moderate Risks) adalah memilih suatu resiko secara moderat
2) Umpan balik segera (Immediate Feedback) adalah cenderung memilih tugas yang segera dapat
memberikan umpan balik mengenai kemajuan yang telah dicapai dalam mewujudkan tujuan,
cenderung
3) Kesempurnaan (accomplishment) adalah senang dalam pekerjaan yang dapat memberikan
kepuasaan pada dirinya.
4) Pemilihan tugas adalah menyelesaikan pekerjaan yang telah di pilih secara tuntas dengan usaha
maiksimum sesuai dengan kemampuannya
Merupakan kebutuhan untuk melindungi diri dari hambatan atau gangguan yang akan
mengancam keberadaannya. Di dalam sebuah perusahaan misalnya, salah satu cara untuk
menjaga agar para karyawan merasa aman di hari tuanya kelak, adalah dengan memberikan
jaminan hari tua, pesangon, asuransi, dan sebagainya
· Motif Status (Status Motive)
Merupakan kebutuhan manusia untuk mencapai atau menduduki tingkatan tertentu di dalam
sebuah kelompok, organisasi atau masyarakat. Parsons, seorang ahli sosiologi menyimpulkan
adanya beberapa sumber status seseorang yaitu :
1) Keanggotaan di dalam sebuah keluarga. Misalnya, seorang anggota keluarga yang memperoleh
status yang tinggi oleh karena keluarga tersebut mempunyai status yang tinggi di lingkungannya.
2) kualitas perseorangan yang termasuk dalam kualitas perseorangan antara lain karakteristik fisik,
usia, jenis kelamin, kepribadian.
3) Prestasi yang dicapai oleh seseorang dapat mempengaruhi statusnya. Misalnya, pekerja yang
berpendidikan, berpengalaman, mempunyai gelar, dsb.
4) Aspek materi dapat mempengaruhi status seseorang di dalam lingkungannya.Misalnya, jumlah
kekayaan yang dimiliki oleh seseorang.
Berikut adalah beberapa tips mengatasi pemecahan masalah karena stress dalam
kehidupan :
1. Lakukan pemijitan tubuh (body massage), karena pemijitan baik sekali untuk relaksasi dan
penormalan tekanan darah. Setelah pemijitan, anda akan mengalami perbaikan kualitas tidur
yang tentu saja akan memulihkan lebih baik keletihan anda.
2. Berolahraga teratur merupakan hal yang sangat penting dalam memerangi stress. Berolahraga
akan memobilisasi otot-otot kita, mempercepat aliran darah dan membuka paru-paru untuk
mangambil lebih banyak oksigen. Dampaknya anda akan memperoleh tidur yang lebih nyenyak
dan kesehatan yang lebih baik.
3. Lakukan hobi anda, seperti memancing, mendaki gunung atau apapun yang anda senangi.
Anda bisa juga melakukan petualangan yang belum pernah anda alami sebelumnya seperti
berarung jeram misalkan.
Melakukan kegiatan-kegiatan seperti ini dapat menghilangkan pikiran yang menyebabkan stress.
4. Banyak asumsi yang mengatakan bahwa bir, anggur atau whiskey dapat menghilangkan stress.
Pada kenyataannya, air putih lah yang dapat menghilangkan stress. Penelitian menunjukkan
bahwa minum segelas atau 2 gelas anggur memang dapat menyebabkan kita relax saat itu, tetapi
setelah efek alkoholnya hilang, stress kemungkinan besar akan membangunkan anda di tengah
malam.
Dengan banyak minum air putih akan membantu memulihkan tubuh kita dari kekurangan cairan,
karena kekurangan cairan dapat menimbulkan keletihan.
5. Lakukan meditasi. Para ahli kesehatan mengatakan bahwa alat yang sangat ampuh dalam
mengatasi stress adalah meditasi. Meditasi sangat membantu membersihkan pikiran kita dan
meningkatkan konsentrasi. Telah terbukti bahwa meditasi selama 15 menit sama dengan kita
beristirahat selama 1 jam. Meskipun anda hanya melakukan meditasi selama 2 menit, tetap akan
cukup membantu.
Meditasi akan sangat membantu anda melupakan hal-hal yang dapat menyebabkan stress.
6. Ketika seseorang mengalami stress, suatu reaksi yang alamiah jika orang tersebut kemudian
melampiaskannya dengan mengkonsumsi banyak makanan. Perlu anda ketahui bahwa
mengkonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat tinggi dapat meningkatkan kadar insulin
di dalam tubuh, dimana insulin ini dapat membuat tubuh menjadi cepat lelah dan mood anda
menjadi jelek.
7. Jika tubuh kita sedang lelah, tidak mudah bagi kita dalam mengendalikan stress. Tidak cukup
tidur akan mempengaruhi keseluruhan hari kita, dan biasanya kita mengalami hari yang buruk
karena kurang tidur menyebabkan kita tidak dapat berkonsentrasi dan melihat suatu
permasalahan lebih buruk dari yang seharusnya. Tidur yang baik bagi orang dewasa adalah 7 jam
sehari.
BAB III
PERILAKU KELOMPOK DAN INTERPERSONAL
A. BERBAGAI PERSPEKTIF TERHADAP KELOMPOK
Manusia sebagai makhluk sosial senantiasa saling berinteraksi dengan orang lain. Karena
adanya interaksi membuat manusia berkelompok satu sama lainnya. Dalam perilaku organisasi,
kelompok merupakan suatu tempat untuk mencapai tujuan yang mereka inginkan. Kelompok
mempunyai karakter dan jenis – jenisnya, daya tarik untuk individu untuk berinteraksi dalam
kelompok, dan dinamika kelompok itu sendiri. Dengan mempelajari tentang apa saja yang ada di
suatu kelompok, maka kita akan mengetahui dinamika apa saja yang akan terjadi dalam
berperilaku organisasi.
Berikut adalah beberapa teori tentang pembentukan kelompok:
1. Teori Kedekatan (Propinquity)
Teori kedekatan menjelaskan tentang adanya aliansi diantara orang-orang tertentu. Seseorang
berhubungan dengan orang lain disebabkan karena adanya kedekatan ruang dan daerahnya.
1. Teori Interaksi (George Homans)
Teori interaksi berdasarkan pada aktivitas, interaksi dan sentiment (perasaan atau emosi) yang
berhubungan secara langsung. Ketiganya dapat dijelakan sebagai berikut:
a. Semakin banyak aktivitas seseorang dengan orang lain, semakin beraneka
interaksinya dan semakin kuat tumbuhnya sentiment mereka.
b. Semakin banyak interaksi diantara orang-orang, maka semakin banyak
kemungkinan aktivitas dan sentiment yang ditularkan pada orang lain.
c. Semakin banyak aktivitas dan sentimen yang ditularkan pada orang lain, dan
semakin banyak sentiment orang dipahami oleh orang lain, maka semakin banyak
kemungkinan ditularkannya aktivitas dan interaksi-interaksi.
1. Teori Keseimbangan (Theodore Newcomb)
Teori keseimbangan menyatakan bahwa seseorang tertarik kepada yang lain adalah didasarkan
atas kesamaan sikap (seperti: agama, politik, gaya hidup, perkawinan, pekerjaan, otoritas) di
dalam menanggapi suatu tujuan.
1. Teori Pertukaran
Teori ini ada kesamaan fungsinya dengan teori motivasi dalam bekerja. Teori kedekatan,
interaksi, keseimbangan, semuanya memainkan peranan di dalam teori ini. Secara praktis
pembentukan kelompok bisa saja terjadi dengan alasan ekonomi, keamanan, atau alasan social.
Para pekerja umumnya memiliki keinginan afiliasi kepada pihak lain.
B. JENIS – JENIS KELOMPOK
Jenis atau tipe kelompok itu sendiri sangat beragam. Begitu beragamnya sehingga sulit
dibuat satu penggolongan yang baku. Penggolongan kelompok sangat bergantung pada tujuan
penggolongan itu sendiri, antara lain sebagai berikut:
1) Dyad : kelompok terdiri dari 2 orang (interaksi dan ketergantungannya tingkat tinggi).
2) Kelompok Kecil : kelompok primer dimana terjadi face to face, saling tergantung, ada
identitas kelompok yang sangat kuat (keluarga).
3) Organisasi : sekumpulan orang yang mempunyai tujuan yang sama dan struktur yang
jelas (perusahaan, BEM, dll).
4) Massa : sifat temporer/sementara, mempunyai tujuan yang sama, tidak
berstruktur(pendemo).
Menurut Robbins, jenis kelompok terdiri dari :
1) Kelompok formal : ada keputusan managerial guna mencapai tujuan organisasi, bersifat resmi.
Ditandai dengan adanya organisasi status, misalnya : OSIS
2) Kelompok informal : muncul dari upaya individu (tumbuh atas dasar keputusan bersama dan
persahabatan). Ada faktor kebutuhan sosial, misalnya: usaha menjahit baju lalu bagi hasil.
3) Kelompok komando : ada manajer dan bawahan, misalnya : usaha restoran yang sudah besar dan
punya cabang dimana-dimana.
4) Kelompok tugas : bekerjasama menyelesaikan tugas atau pekerjaan, misalnya : kelompok
belajar.
5) Kelompok kepentingan : ada tujuan khusus dalam kelompok tersebut dan semua anggota terlibat
di dalamnya, misalnya : partai
6) Kelompok persahabatan : karakteristik anggota sama, misalnya : geng sekolah.
C. MOTIVASI PEMBENTUKAN KELOMPOK
● Pembentukan kelompok diawali dengan adanya persepsi atau perasaan yang sama untuk
memenuhi kebutuhan. Setelah itu akan adanya motivasi untuk memenuhinya, lalu akan
timbul motivasi untuk memenuhinya, sehingga ditentukanlah tujuan yang sama dan
akhirnya interaksi yang terjadi akan membentuk sebuah kelompok.
● Pembentukan kelompok sosial tidak hanya tergantung pada kedekatan fisik. tetapi
kesamaan di antara anggota – anggotanya. seseorang lebih menyenangi berhubungan
dengan orang yang memiliki kesamaan dengan dirinya. misalnya kesamaan minat,
kepercayaan, hobi, usia dsb.
● Pembentukan kelompok dilakukan dengan menentukan kedudukan masing – masing
anggota ( siapa yang menjadi ketua atau anggota ).
● Interaksi yang terjadi suatu saat akan memunculkan konflik. Perpecahan yang terjadi
biasanya bersifat sementara karena kesadaran arti pentingnya kelompok tersebut,
sehingga anggota kelompok berusaha menyesuaikan diri demi kepentingan kelompok.
Akhirnya setelah terjadi penyesuaian, perubahan dalam kelompok mudah terjadi.
● setelah adanya interaksi biasanya dalam sebuah kelompok terdapat norma sosial. norma
terbentuk dari proses akumulatif interaksi kelompok.
D. TAHAP – TAHAP PENGEMBANGAN KELOMPOK
1. Tahap Pembentukan ( Forming)
Tahap pertama dalam perkembangan kelompok dengan cirri banyaknya ketidakpastian
mengenai: Maksud,struktur,dan kepemimpinan kelompok.para anggota menguji coba untuk
menentukan tipe-tipe perilaku yang dapat diterima secara baik oleh kelompok.tahap ini terakhir
pada saat para anggota mulai berfikir,bahwa mereka merupakan bagian dari suatu kelompok.
2. Tahap Keributan (Stroming)
Ditandai oleh adanya konflik didalam kelompok.para anggota menerima secara baik eksistensi
kelompok,tetapi melawankendala-kendala yang dikenakan oleh kelompok terhadap
individualitas.lebih lanjut ada konflik mengenai siapa yang akan mengendalikan kelompok.tahap
ini terakhir bila terdapat suatu hirarki yang relative lebih jelas dari kepemimpinan kelompok.
3. Tahap Penormaan ( Norming)
Ditandai oleh berkembangnya hubungan yang karib,dan kelompok memperagakan
kekohesifannya (kesalingtertarikannya / cohesiveness).ada rasa yang kuat akan identitas
kelompok dan persahabatan.tahap ini selesai bilastruktur kelompok telah kokoh dan kelompok
telah menyerap perangkat pengharapan dari apa yang didefinisikan oleh perilaku anggota yang
benar.
4. Tahap Pelaksanaan / Pengerjaan (Perfoming)
Ditandai oleh struktur yang telah sepenuhnya berfungsidan diterima dengan baik.energi
kelompok telah bergeser dari mencoba mengerti dan memahami satu sama lain kepelaksanaan
tugas di masa mendatang.
5. Tahap Penundaan (Adjourning)
Pada tahap ini kelompok mempersiapkan pembubaran.kinerja tugas yang tinggi tidak lagi
merupakan prioritas puncak kelompok yang berada pada tahapan ke 5 ini.sebagai gantinya
perhatian diarahkan kepada penyelesaian aktivitas-aktivitas.respon anggota kelompok beraneka
ragam,beberapa merasa puas,bersenang-senang dalam prestasi kelompok,yang lainnya mungking
murung karena akan hilangnya persahabatan yang telah diperoleh selama kehidupan kerja
kelompok.
E. CIRI – CIRI KELOMPOK
Dalam kelompok dibagi beberapa ciri – ciri sebagai berikut :
1) Terdapat dorongan atau motif yang sama antar individu satu dengan yang lain (dapat
menyebabkan terjadinya interaksi dalam mencapai tujuan yang sama)
2) Terdapat akibat-akibat interaksi yang berlainan terhadap individu satu dengan yang lain
berdasarkan rasa dan kecakapan yang berbeda-beda antara individu yang terlibat di dalamnya.
3) Adanya penegasan dan pembentukan struktur atau organisasi kelompok yang jelas dan terdiri
dari peranan-peranan dan kedudukan masing-masing dalam kegiatan anggota kelompok untuk
mencapai tujuan yang ada.
4) Berlangsungnya suatu kepentingan
5) Adannya pergerakan yang dinamika.
F. KONSEP PERAN
Individu sebagai makhluk sosial tidak bisa dihindarkan dengan interaksi sosial dan
bentuk-bentuk interaksi sosial yang dijalin. Dilain pihak individu juga tidak dapat lepas dari
situasi tempat ia berada dan situasi ini sangat berpengaruh terhadap kelompok yang terbentuk
akibat situasi tersebut.
G. MODEL TERPADU DARI PEMBENTUKAN DAN PENGEMBANGAN KELOMPOK
Pengertian pembelajaran terpadu:
Pembelajaran terpadu merupakan suatu model pembelajaran yang mencoba memadukan
beberapa pokok bahasan. Salah satu diantaranya adalah memadukan pokok bahasan atau sub
pokok bahasan atau bidang studi, keterangan seperti ini disebut juga dengan kurikulum
(DEPDIKBUD, 1990: 3), atau pengajaran lintas bidang studi (Maryanto, 1994: 3).
Secara umum pembelajaran terpadu pada prinsipnya terfokus pada pengembangan
perkembangan kemampuat siswa secara optimal, oleh karena itu dibutuhkan peran aktif siswa
dalam proses pembelajaran. Melalui pembelajaran terpadu siswa dapat pengalaman langsung
dalam proses belajarnya, hal ini dapat menambah daya kemampuan siswa semakin kuat tentang
hal-hal yang dipelajarinya.pembelajaran terpadu juga suatu model pembelajaran yang dapat
dikatakan sebagai pendekatan pembelajaran yang melibatkan beberapa bidang studi untuk
memberikan pengalaman yang bermakna kepada siswa.dikatakan bermakna pada pembelajaran
terpadu artinya,siswa akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari itu mulai
pengalaman langsung dan menghubungkan dengan konsep yang lain yang sudah mereka
pahami.hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh tim pengembang D-2 PGSD dan S-2
pendidikan dasar (1997 : 17) yang mengatakan bahwa “ pembelajaran terpadu adalah suatu
pendekatan belajar mengajar yang melibatkan beberapa bidang studi untuk memberikan
pengalaman bermakna kepada siswa” Pada dasarnya pembelajaran terpadu merupakan suatu
sistem pembelajaran yang memungkinkan siswa baik individu maupun kelompok aktif mencari,
menggali dan menemukan konsep serta prinsip keilmuan secara holistik, bermakna dan otentik.
BAB 1V
PERILAKU ANTAR KELOMPOK DAN MANAJEMEN KONFLIK
A. DAMPAK KONFLIK TERHADAP MANAJEMEN
Konflik dapat berdampak positif dan negatif yang rinciannya adalah sebagai berikut :
a) Dampak PositifKonflik
bila upaya penanganan dan pengelolaan konflik karyawan dilakukan secara efisien dan efektif
maka dampak positif akan muncul melalui perilaku yang dinampakkan oleh karyawan sebagai
sumber daya manusia potensial dengan berbagai akibat seperti:
1) Meningkatnya ketertiban dan kedisiplinan dalam menggunakan waktu bekerja, seperti hampir
tidak pernah ada karyawan yang absen tanpa alasan yang jelas, masuk dan pulang kerja tepat
pada waktunya, pada waktu jam kerja setiap karyawan menggunakan waktu secara efektif, hasil
kerja meningkat baik kuantitas maupun kualitasnya.
2) Meningkatnya hubungan kerjasama yang produktif. Hal ini terlihat dari cara pembagian tugas
dan tanggung jawab sesuai dengan analisis pekerjaan masing-masing.
3) Meningkatnya motivasi kerja untuk melakukan kompetisi secara sehat antar pribadi maupun
antar kelompok dalam organisasi, seperti terlihat dalam upaya peningkatan prestasi kerja,
tanggung jawab, dedikasi, loyalitas, kejujuran, inisiatif dan kreativitas.
· Konflik antara bawahan dan pimpinan di bagian yang sama dalam sebuah organisasi.
· Konflik antar bawahan di bagian yang berbeda dalam sebuah organisasi.
· Konflik antara pimpinan dan bawahan di bagian yang berbeda dalam sebuah
organisasi.
· Konflik antar pimpinan bagian yang berbeda dalam sebuah organisasi.
BAB V
KEPEMIMPINAN
(pendekatan dari segi cirri khas, perilaku perseorangan, dan segi sifat).
A. B
EBERAPA SUMBER DAN DASAR KEKUASAAN
Kekuasaan adalah kemampuan untuk menggunakan pengaruh pada orang lain; artinya
kemampuan untuk mengubah sikap atau tingkah laku individu atau kelompok.
Kekuasaan jugaberarti kemampuan untuk mempengaruhi individu, kelompok, keputusan, atau
kejadian. Kekuasaan tidak sama dengan wewenang, wewenang tanpa kekuasaan atau kekuasaan
tanpawewenang akan menyebabkan konflik dalam organisasi.
1. Pertama kekuasaan pribadi, kekuasaan yang didapat dari para pengikut dan didasarkan
pada seberapa besar pengikut mengagumi, respek dan terikat pada pemimpin.
2. Kedua kekuasaan posisi, kekuasaan yang didapat dari wewenang formal organisasi.
Kekuasaan berkaitan erat dengan pengaruh (influence) yaitu tindakan atau contoh tingkah
laku yang menyebabkan perubahan sikap atau tingkah laku orang lain atau kelompok.
Kekuasaan tidak begitu saja diperoleh individu, ada 5 sumber kekuasaan menurut John Brench
dan Bertram Raven, yaitu :
1) Kekuasaan menghargai (reward power)
Kekuasaan formal yang diperoleh berdasarkan hukum atau aturan yang timbul dari
pengakuan
seseorang yang dipengaruhi bahwa pemberi pengaruh berhak menggunakan pengaruh
sampai pada batas tertentu.
4) Kekuasaan keahlian (expert power)
Kekuasaan yang didasarkan pada persepsi atau keyakinan bahwa pemberi pengaruh
mempunyai keahlian relevan atau pengetahuan khusus yang tidak dimiliki oleh orang
yang
dipengaruhi. (professional atau tenaga ahli).
5) Kekuasaan rujukan (referent power)
Kekuasaan yang dimiliki oleh seseorang atau kelompok yang didasarkan pada
indentifikasi
pemberi pengaruh yang menjadi contoh atau panutan bagi yang dipengaruhi. (karisma,
keberanian, simpatik dan lain-lain).
B. D
EFINISI KEPEMIMPINAN
Kepemimpinan mempunyai arti yang berbeda-beda tergantung pada sudut pandang atau
perspektif-perspektif dari para peneliti yang bersangkutan, misalnya dari perspektif individual
dan aspek dari fenomena yang paling menarik perhatian mereka.
Stogdill (1974: 259) menyimpulkan bahwa terdapat hampir sama banyaknya definisi tentang
kepemimpinan dengan jumlah orang yang telah mencoba mendefinisikannya.
Lebih lanjut, Stogdill (1974: 7-17) menyatakan bahwa kepemimpinan sebagai konsep
manajemen dapat dirumuskan dalam berbagai macam definisi, tergantung dari mana titik tolak
pemikirannya.
Misalnya, dengan mengutip pendapat beberapa ahli, Paul Hersey dan Kenneth H Blanchard
(1977: 83-84) mengemukakan beberapa definisi kepemimpinan, antara lain:
· Kepemimpinan adalah kegiatan dalam mempengaruhi orang lain untuk bekerja keras dengan
· Kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi orang lain agar ikut serta dalam mencapai tujuan
· Kepemimpinan sebagai pengaruh antar pribadi yang terjadi pada suatu keadaan dan diarahkan
melalui proses komunikasi ke arah tercapainya sesuatu tujuan (R. Tannenbaum, Irving R, F.
Massarik).
C. T
EORI KEPEMIMPINAN
1. T
eori Genetik (Genetic Theory)
Penjelasan kepemimpinan yang paling tua adalah teori kepemimpinan “genetic” dengan
ungkapan yang sangat populer waktu itu yakni “a leader is born, not made”. Seorang dilahirkan
dengan membawa sifat-sifat kepemimpinan dan tidak perlu belajar lagi. Sifat-sifat utama seorang
pemimpin diperoleh secara genetik dad orang tuanya.
2. Teori Sifat (Trait Theory)
Sesuai dengan namanya, maka teori ini mengemukakan bahwa efektivitas kepemimpinan
sangat tergantung pada kehebatan karakter pemimpin. “Trait” atau sifat-sifat yang dimiliki antara
lain kepribadian, keunggulan fisik dan kemampuan social.
Penganut teori ini yakin dengan memiliki keunggulan karakter di atas, maka seseorang akan
memiliki kualitas kepemimpinan yang baik dan dapat menjadi pemimpin yang efektif.
Karakter yang harus dimiliki oleh seseorang menurut Judith R. Gordon mencakup kemampuan
yang istimewa dalam :
a) Kemampuan Intelektual
b) Kematangan Pribadi
c) Pendidikan
d) Status Sosial dan Ekonomi
e) “Human Relations”
f) Motivasi Intrinsik dan
g) Dorongan untuk maju (achievement drive).
3. T
eori Perilaku (The Behavioral Theory)
4. S
ituasional Leadership
BAB VI
KEPEMIMPINAN
(Pendekatan dari segi situasi)
A. MODEL KEPEMIMPINAN KONTIGENSI (Contingency Model)
Studi kepemimpinan jenis ini memfokuskan perhatiannya pada kecocokan antara
karakteristik watak pribadi pemimpin, tingkah lakunya dan variabel-variabel situasional. Kalau
model kepemimpinan situasional berasumsi bahwa situasi yang berbeda membutuhkan tipe
kepemimpinan yang berbeda, maka model kepemimpinan kontingensi memfokuskan perhatian
yang lebih luas, yakni pada aspek-aspek keterkaitan antara kondisi atau variabel situasional
dengan watak atau tingkah laku dan kriteria kinerja pemimpin (Hoy and Miskel 1987). Model
kepemimpinan Fiedler (1967) disebut sebagai model kontingensi karena model tersebut
beranggapan bahwa kontribusi pemimpin terhadap efektifitas kinerja kelompok tergantung pada
cara atau gaya kepemimpinan (leadership style) dan kesesuaian situasi (the favourableness of the
situation) yang dihadapinya. Menurut Fiedler, ada tiga faktor utama yang mempengaruhi
kesesuaian situasi dan ketiga faktor ini selanjutnya mempengaruhi keefektifan pemimpin. Ketiga
faktor tersebut adalah hubungan antara pemimpin dan bawahan (leader-member relations),
struktur tugas (the task structure) dan kekuatan posisi (position power).
Hubungan antara pemimpin dan bawahan menjelaskan sampai sejauh mana pemimpin itu
dipercaya dan disukai oleh bawahan, dan kemauan bawahan untuk mengikuti petunjuk
pemimpin. Struktur tugas menjelaskan sampai sejauh mana tugas-tugas dalam organisasi
didefinisikan secara jelas dan sampai sejauh mana definisi tugas-tugas tersebut dilengkapi
dengan petunjuk yang rinci dan prosedur yang baku. Kekuatan posisi menjelaskan sampai sejauh
mana kekuatan atau kekuasaan yang dimiliki oleh pemimpin karena posisinya diterapkan dalam
organisasi untuk menanamkan rasa memiliki akan arti penting dan nilai dari tugas-tugas mereka
masing-masing. Kekuatan posisi juga menjelaskan sampai sejauh mana pemimpin (misalnya)
menggunakan otoritasnya dalammemberikan hukuman dan penghargaan, promosi dan penurunan
pangkat (demotions).Model kontingensi yang lain, Path-Goal Theory, berpendapat bahwa
efektifitas pemimpin ditentukan oleh interaksi antara tingkah laku pemimpin dengan
karakteristik situasi (House 1971).
Menurut House, tingkah laku pemimpin dapat dikelompokkan dalam 4 kelompok:
Supportive leadership (menunjukkan perhatian terhadap kesejahteraan bawahan dan
menciptakan iklim kerja yang bersahabat), directive leadership (mengarahkan bawahan untuk
bekerja sesuai dengan peraturan, prosedur dan petunjuk yang ada), participative leadership
(konsultasi dengan bawahan dalam pengambilan keputusan) dan achievement-oriented
leadership (menentukan tujuan organisasi yang menantang dan menekankan perlunya kinerja
yang memuaskan). Menurut Path-Goal Theory, dua variabel situasi yang sangat menentukan
efektifitas pemimpin adalah karakteristik pribadi para bawahan/karyawan dan lingkungan
internal organisasi seperti misalnya peraturan dan prosedur yang ada. Walaupun model
kepemimpinan kontingensi dianggap lebih sempurna dibandingkan modelmodel sebelumnya
dalam memahami aspek kepemimpinan dalam organisasi, namun demikian model ini belum
dapat menghasilkan klarifikasi yang jelas tentang kombinasi yang paling efektif antara
karakteristik pribadi, tingkah laku pemimpin dan variabel situasional.
B. TEORI KEPEMIMPINAN VROOM AND YETTON
Kata pimpin mengandung pengertian mengarahkan, membina atau mengatur, menuntun
dan juga menunjukkan ataupun mempengaruhi. Pemimpin mempunyai tanggung jawab baik
secara fisik maupun spiritual terhadap keberhasilan aktivitas kerja dari yang dipimpin, sehingga
menjadi pemimpin itu tidak mudah dan tidak akan setiap orang mempunyai kesamaan di dalam
menjalankan ke-pemimpinannya.
Mitos-mitos Pemimpin Mitos pemimpin adalah pandangan-pandangan atau
keyakinan-keyakinan masyarakat yang dilekatkan kepada gambaran seorang pemimpin. Mitos
ini disadari atau tidak mempengaruhi pengembangan pemimpin dalam organisasi.
Ada 3 (tiga) mitos yang berkembang di masyarakat, yaitu mitos the Birthright, the For
All – Seasons , dan the Intensity. Mitos the Birthright berpandangan bahwa pemimpin itu
dilahirkan bukan dihasilkan (dididik). Mitos ini berbahaya bagi perkembangan regenerasi
pemimpin karena yang dipandang pantas menjadi pemimpin adalah orang yang memang dari
sananya dilahirkan sebagai pemimpin, sehingga yang bukan dilahirkan sebagai pemimpin tidak
memiliki kesempatan menjadi pemimpin Mitos the For All – Seasons berpandangan bahwa
sekali orang itu menjadi pemimpin selamanya dia akan menjadi pemimpin yang berhasil. Pada
kenyataannya keberhasilan seorang pemimpin pada satu situasi dan kondisi tertentu belum tentu
sama dengan situasi dan kondisi lainnya. Mitos the Intensity berpandangan bahwa seorang
pemimpin harus bisa bersikap tegas dan galak karena pekerja itu pada dasarnya baru akan
bekerja jika didorong dengan cara yang keras. Pada kenyataannya kekerasan mempengaruhi
peningkatan produktivitas kerja hanya pada awal-awalnya saja, produktivitas seterusnya tidak
bisa dijamin. Kekerasan pada kenyataannya justru dapat menumbuhkan keterpaksaan yang akan
dapat menurunkan produktivitas kerja. Atribut-atribut Pemimpin
Secara umum atribut personal atau karakter yang harus ada atau melekat pada diri seorang
pemimpin adalah:
1. mumpuni, artinya memiliki kapasitas dan kapabilitas yang lebih balk daripada
orang-orang yang dipimpinnya,
2. juara, artinya memiliki prestasi balk akademik maupun non akademik yang lebih baik
dibanding orang-orang yang dipimpinnya,
3. tangungjawab, artinya memiliki kemampuan dan kemauan bertanggungjawab yang lebih
tinggi dibanding orang-orang yang dipimpinnya,
4. aktif, artinya memiliki kemampuan dan kemauan berpartisipasi sosial dan melakukan
sosialisasi secara aktif lebih balk dibanding oramg-orang yang dipimpinnya, dan
5. walaupun tidak harus, sebaiknya memiliki status sosial ekonomi yang lebih tinggi
disbanding orang-orang yang dipimpinnya.
Meskipun demikian, variasi atribut-atribut personal tersebut bisa berbeda-beda antara situasi
organisasi satu dengan organisasi lainnya. Organisasi dengan situasi dan karakter tertentu
menuntut pemimpin yang memiliki variasi atribut tertentu pula.
C. P
ATH THEORY GOAL (model jalan tujuan)
Dasar teori ini adalah bahwa merupakan tugas pemimpin untuk membantu anggotanya
dalam mencapai tujuan mereka dan untuk memberi arah dan dukungan atau keduanya yang di
butuhkan untuk menjamin tujuan mereka sesuai dengan tujuan kelompok atau organisasi secara
keseluruhan. Istilah path goal ini dating dari keyakinan bahwa pemimpin yang efektif
memperjelas jalur untuk membantu anggotanya dari awal sampai ke pencapaian tujuan mereka,
dan menciptakan penelusuran di sepanjang jalur yang lebih mudah dengan mengurangi hambatan
dan pitfalls
Model path goal menganjurkan bahwa kepemimpinan terdiri dari dua fungsi dasar
1. Fungsi pertama : memberi kejelasan alur
2. Fungsi kedua : meningkatkan jumlah hasil (reward) bawahannya
Model kepemimpinan path-goal berusaha meramalkan efektivitas kepemimpinan dalam
berbagai situasi. Menurut model ini, pemimpin menjadi efektif karena pengaruh motivasi mereka
yang positif, kemampuan untuk melaksanakan, dan kepuasan pengikutnya. Teorinya disebut
sebagai path-goal karena memfokuskan pada bagaimana pimpinan mempengaruhi persepsi
pengikutnya pada tujuan kerja, tujuan pengembangan diri, dan jalan untuk menggapai tujuan.
Model path-goal menjelaskan bagaimana seorang pimpinan dapat memudahkan bawahan
melaksanakan tugas dengan menunjukkan bagaimana prestasi mereka dapat digunakan sebagai
alat mencapai hasil yang mereka inginkan. Teori Pengharapan (Expectancy Theory) menjelaskan
bagaimana sikap dan perilaku individu dipengaruhi oleh hubungan antara usaha dan prestasi
(path-goal) dengan valensi dari hasil (goal attractiveness). Individu akan memperoleh kepuasan
dan produktif ketika melihat adanya hubungan kuat antara usaha dan prestasi yang mereka
lakukan dengan hasil yang mereka capai dengan nilai tinggi. Model path-goal juga mengatakan
bahwa pimpinan yang paling efektif adalah mereka yang membantu bawahan mengikuti cara
untuk mencapai hasil yang bernilai tinggi.
Sebagai contoh teori path goal adalah pemimpin dalam suatu regu untuk mendaki
gunung,. Pemimpin yang efektif yaitu di mana pemimpin memberikan arahan serta motivasi agar
bawahannya atau anggotanya dapat mencapai ke puncak gunung. Pemimpin biasa memberikan
reward ke pada anggotanya agar dapat mencapai tujuan bersama.
D. P
ERBANDINGAN ANTARA BEBERAPA PENDEKATAN SITUASIONAL
Tiga model ini mempunyai kesamaan dan perbedaan. Model-model tersebut mempunyai
persamaan antara lain:
1. Memusatkan perhatian pada dinamika kepemimpinan,
2. Telah mendorong riset mengenai kepemimpinan, dan
3. Tetap merupakan masalah controversial karena masalah-masalah pengukurannya,
terbatasnya pengujian riset, dan/atau hasil riset yang saling bertentangan
Perbedaannya
1. Model fiedler adalah model yang banyak diuji dan mungkin yang paling controversial.
Pandangannya mengenai perilaku pemimpin terpusat pada kecenderungan berorientasi pada
tugas dan hubungan dan bagaimana kecenderungan ini mempengaruhi dengan tugas dan
kekuatan posisi.
2. Vroom dan Yetton, memandang perilaku dari segi gaya yang otokratis, konsultatif atau gaya
kelompok.
3. Jalan tujuan, menekankan tindakan penolong (instrumental actions) dari pemimpin dan empat
gaya tindakan ini antara lain direktif, partisipasif dan yang berorientasi pada prestasi.
E. B
EBERAPA MASALAH MENGENAI KEPEMIMPINAN
Pembahasan masalah ini secara tidak langsung mencakup apakah perilaku pemimpin
mempunyai pengaruh terhadap hasil karya dan kepuasan pekerjaan pengikut? Namun demikinan,
ada alas an yang kuat untuk mengemukakan bahwa hasil karya dan kepuasan pengikut
menyebabkan pemimpin mengubah gaya kepemimpinanya. Pernah dikemukakan bahwa orang
yang akan mengembangkan sikap positifnya terhadap obyek yang dapat merupakan alat untuk
memuaskan kebutuhannya.
2. Hal-hal yang membatasi efektivitas kepemimpinan
3. Apakah ada pengganti bagi kepemimpinanyang mempengaruji kepuasan dan hasil karya?
BAB VII
STRUKTUR ORGANISASI
A. DESAIN ORGANISASI,PENYUSUNAN KONSEP DARI PERSOALAN
Struktur organisasi bisa memiliki efek yang signifikan terhadap anggota-anggotanya.
Adanya kaitan struktur organisasi dengan kinerja dan kepuasan karyawan. Tidak semua orang
lebih menyukai kebebasan dan fleksibilitas dalam struktur organisasi. Sebagian orang bisa
produktif dan merasa puas ketika tugas-tugas pekerjaan dibakukan dan ambiguitas diminimalkan
(artinya struktur yang digunakan bersifat mekanistis). Karenanya, setiap pembahasan mengenai
efek desain organisasi terhadap perilaku karyawan harus mempertimbangkan
perbedaan-perbedaan individual, sehingga akan tercipta preferensi karyawan terhadap
spsesialisasi pekerjaan, rentang kendali, serta sentralisasi. Apakah struktur organisasi itu?
Struktur organisasi ialah susunan pembagian tugas secara formal yang ada dalam sebuah
organisasi. Selain memiliki struktur, organisasi juga memiliki desain organisasi.
I. Pengertian struktur dan desain organisasi
1. Struktur Organisasi
Struktur adalah cara sesuatu disusun atau dibangun organisasi yang merupakan suatu
wadah berkumpulnya minimal dua orang untuk mencapai sebuah tujuan. Struktur Organisasi
adalah Suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian secara posisi yang ada pada perusahaaan
dalam menjalin kegiatan operasional untuk mencapai tujuan. Struktur organisasi adalah
bagaimana pekerjaan dibagi, dikelompokkan, dan dikoordinasikan secara formal. Struktur
organisasi ialah susunan pembagian tugas secara formal yang ada dalam sebuah organisasi.
2. Desain Organisasi
Selain memiliki struktur, organisasi juga memiliki desain organisasi. Desain organisasi,
Ivancevich (2008) mendefinisikannya sebagai proses penentuan keputusan untuk memilih
alternatif kerangka kerja jabatan, proyek pekerjaan, dan departemen. Dengan demikian,
keputusan atau tindakan-tindakan yang dipilih ini akan menghasilkan sebuah struktur organisasi.
II. Model desain organisasi
B. PEMBAGIAN KERJA
Tujuan suatu organisasi adalah untuk mencapai tujuan dimana individu-individu tidak
dapat mencapai sendiri. Kelompok dua atau lebih orang yang bekerja bersama secara koopeatif
dan dikoordinasikan hasil lebih daripada dilakukan perseorangan. Konsep ini disebut
SYNERGY. Tiang dasar pengorganisasian adalah prinsip pembagian kerja (divisi of labor)
yang memungkinkan Synergi terjadi.
Sebagai contoh, pembagian kerja dalam team sepak bola : dimana ada manajer tim, kepala
pelatih, asisten pelatih, dokter tim, penjaga gawang, dan pemain lainnya. Pembagian kerja ini
efektif karena hanya bila hanya komponen kecil dari pekerjaan yang dilaksanakan kualifikasi
personalia yang rendah digunakan dan latihan jabatan lebih mudah. Gerakan-gerakan dan
perpindahan yang percuma dari komponen pekerja yang besar diminimumkan. Lebih dari itu
pembagian pekerjaan mengarahkan penanaman pada peralatan dan mesin-mesin yang efisien
untuk meningkatkan produktivitas.
Namun demikian, beberapa penulis telah menunjukan adanya konsekuensi-konsekuensi pada
perilaku karyawan sehubungan dengan pembagian kerja bila hal ini dilaksanakan secara
ekstrim ini akan menimbulkan kebosanan keletihan, monoton dan kehilangan motivasi yang
dapat menghasilkan ketidak efisienan dan bukan efisiensi.
Berikut ini ada beberapa dasar yang dapat dijadikan pedoman untuk mengadakan pembagian
kerja. Pedoman-pedoman tersebut adalah:
1) Pembagian kerja atas dasar wilayah atau teritorial, misalnya wilayah timur, barat atau wilayah
kecamatan, kabupaten dan lain sebagainya.
2) Pembagian kerja atas dasar jenis benda yang diproduksi, misalnya pada komponen suatu
kendaraan, bagian pemasangan jok mobil, pemasangan rem mobil dan lainnya.
3) Pembagian kerja atas dasar langganan yang dilayani, misalnya adalah langganan secara
individual atau kelompok, pemerintahan atau non pemerintahan dan sebagainya.
4) Pembagian kerja atas dasar fungsi (rangkaian) kerja, misalnya bagian produksi, bagian gudang,
bagian pengiriman dan lainnya.
5) Pembagian kerja atas dasar waktu, misalnya shif kerja pagi, siang dan malam.
Dari hal tersebut diatas maka akan tergambar atau terlihat pembagian kerja di dalam suatu
organisasi, yakni:
1) Jumlah unit organisasi yang ada akan disesuaikan dengan kebutuhan dari organisasi tersebut.
2) Suatu unit organisasi ini harus mempunyai fungsi bulat dan berkaitan dengan yang lainnya.
3) Pembentukan unit baru hanya dilaksanakan bilamana unit yang ada sudah tidak tepat lagi untuk
menampung kegiatan yang baru baik dari beban kerja maupun hubungan kerja.
4) Secara garis besar akan berpengaruh pada aktifitas dan sifat dari organisasi tersebut.
C. DEPARTEMENTALISASI
Dua aspek penting dalam proses pengorganisasian, selain pembagian kerja dan
departementasi adalah koordinasi dan rentang manajemen/rentang kendali. Apabila kegiatan
kerja dibagi-bagi dan didepartemenkan, maka para manajer perlu mengkoordinasikan kegiatan
tersebut untuk mencapai tujuan perusahaan. Kemampuan manajer untuk melakukan koordinasi
secara efektif sebagian besar tergantung pada jumlah bawahan yang dipimpinnya yang dikenal
sebagai rentang manajemen atau rentang kendali. Rentang manajemen yang dipilih sangat
berpengaruh terhadap produktivitas, biaya, dan efisiensi organisasi.
Rentang yang terlalu lebar dapat mengakibatkan perhatian manajer tercerai-berai dan
para bawahannya kurang mendapat bimbingan dan pengendalian. Akan tetapi bila rentang terlalu
sempit dapat menyebabkan kemampuan manajer tidak tercurah seutuhnya.
E. PELIMPAHAN WEWENANG
Delegasi dapat didefinisikan sebagai pelimpahan wewenang dan tanggung jawab formal
kepada orang lain untuk melaksanakan kegitan tertentu. Delegasi wewenang adalah proses
dimana para manajer mengalokasikan wewenang kebawah kepada orang-orang yang melapor
kepadanya.
Alasan-alasan pendelegasian :
1) Pendelegasian memungkin manajer mendapat lebih dari bila mereka menangani tugas
sendiri, sehingga organisasi dapat berfungsi lebih efisien.
2) Memungkinkan manajer untuk memusatkan tenaganya pada tugas-tugas prioritas yang
lebih penting.
3) Delegasi memungkinkan bahawan untuk tumbuh dan berkembang dan dapat digunakan
sebagai alat untuk belajar dari kesalahan.
4) Delegasi dibutuhkan karena manajer tidak selalu mempunyai semua pengetahuan yang
dibutuhkan untuk membuat keputusan.
5) Persyaratan utama untuk delegasi yang efektif adalah kesediaan manajemen untuk
memberikan kepada bawahan kebebasan sesungguhnya untuk melaksanakan tugas yang
dilimpahkan kepadanya. Kemudian, pengembangan komunikasi antara manajer dan
bawahan akan meningkatkan saling pengertian dan membuat delegasi efektif.
Beberapa teknik khusus untuk membuat delegasi dengan efektif :
a) Tetepkan tujuan
F. DIMENSI STRUKTUR
· KOMPLEKSITAS
Kompleksitas merujuk pada tingkat differensiasi yang ada di dalam sebuah organisasi.
Diferensiasi horizontalmempertimbangkan tingkat pemisahan horizontal di antara unit-unit.
Diferensiasi vertikal merujuk pada kedalaman hierarki organisasi. Diferensiasi spasial meliputi
tingkat sejauh mana lokasi fasilitas dan para pegawai organisasi tersebar secara geografis.
Peningkatan pada salah satu dari ketiga faktor tersebut akan meningkatkan kompleksitas sebuah
organisasi.
· FORMALISASI
Formalisasi merujuk pada tingkat sejauh mana pekerjaan di dalam organisasi itu
distandardisasikan. Jika sebuah pekerjaan sangat diformalisasikan, maka pemegang pekerjaan
itu hanya mempunyai sedikit kebebasan mengenai apa yang harus dikerjakan, bilamana
mengerjakannya, dan bagaimana ia harus melakukannya. Formalisasi merupakan suatu ukuran
tentang standardisasi. Karena kebijakan dariseseorang di dalam pekerjaannya berbanding
terbalik dengan jumlah perilaku yang diprogramkan lebih dahulu oleh organisasi, maka makin
besar standardisasi, makin sedikit pula jumlah masukan mengenai bagaimana suatu pekerjaan
harus dilakukan oleh seorang pegawai. Standardisasi ini bukan saja melenyapkan kemungkinan
para pegawai untuk berperilaku secara lain, tetapi juga menghilangkan kebutuhan bagi para
pegawai untuk mempertimbangkan alternative.
· SENTRALISASI
BAB VIII
POLA ORGANISASI
Lingkup kerja merupakan lokasi dimana orang-orang yang mempunyai visi & misi
yang sama, guna mencapai
tujuan bersama.
· Hal-hal yang dilakukan guna mencapai visi suatu organisasi, antara lain :
a) Pemberdayaan keahlian anggota organisasi.
seperti : pelatihan, konsultasi bidang-bidang bersangkutan.
b) b. Pengembangan keuangan mikro, pelayanan keuangan mikro dilakukan
melalui lembaga perbankan dan non perbankan.
Missal : BPR
c) Pengambangan argo bisnis, dilakukan melalui kegiatan pemasaran produk dan
sarana produksi
d) Komunikasi pembangunan, dilakukan dengan member informasi diberbagai
sector pembayaran.
e) Pengembangan sarana, dilakukan dengan penyediaan fasilitas, seminar, dll.
· Kaitan kerja
Adalah hubungan yang tercipta baik antara anggota maupun antar orgnisasi/kelompok.
· Rancangan kerja
Perancangan Kerja adalah ilmu yang terdiri dari teknik-teknik dan prinsip prinsip
untuk mendapatkan rancangan (desain) terbaik dari sistem kerja. Sedangkan Sistem
Kerja terdiri dari : manusia, bahan, peralatan dan lingkungan kerja.Sistem Kerja terbaik
memiliki efisiensi dan produktivitas setinggi-tingginya.Efisiensi dan produktivitas dapat
diukur berdasarkan waktu yang dihabiskan, tenaga yang digunakan serta akibat-akibat
psikologis dan sosiologis yang ditimbulkan.
Ruang Lingkup Teknik Tata Cara Kerja
Pengaturan Kerja
Prinsip-prinsip mengatur komponen komponen sistem kerja untuk mendapatkan
alternatif-alternatif sistem kerja terbaik.
Pengaturan kerja meliputi: faktor manusia, studi gerakan, ekonomi gerakan
Pengukuran Kerja
Bagian dari teknik tata cara kerja yang mempelajari cara-cara pengukuran sistem
kerja.
Pengukuran kerja meliputi: pengukuran waktu, tenaga, psikologis dan sosiologis.
Desain kembali perancangan ulang yang radikal terutama terhadap jajaran kerja
organisasi yang membawa organisasi mencapai peningkatan yang dramatis dalam
kinerja bisnis dan jugabisa juga diartikan sebagai inovasi proses atau perencanaan visi
strategik dan strategi kompetitif baru serta pengembangan proses bisnis baru yang
mendukung visi tersebut. Menurut Herbkersman (1994) perubahan secara drastis
bagaimana cara anggota organisasi menyelesaikan cara kerja mereka.
Mendesain kembali system yang ada dalam perusahaan tersebut sangatlah penting.
Mendesain system perusahaan ditujukan untuk memahami kebutuhan baik dari dalam
organisasi tersebut, maupun dalam memahami kebutuhan organisasi yang seringkali
berubah. Strategi bertujuan untuk membuat suatu rencana atau plan yang akan
menghantarkan pada keberhasilan dari tujuan yang diinginkan.
Teori organisasi adalah teori yang mempelajari kinerja dalam sebuah organisasi,
Salah satu kajian teori organisasi, diantaranya membahas tentang bagaimana sebuah
organisasi menjalankan fungsi dan mengaktualisasikan visi dan misi organisasi
tersebut. Selain itu, dipelajari bagaimana sebuah organisasi mempengaruhi dan
dipengaruhi oleh orang didalamnya maupun lingkungan kerja organisasi tersebut.
Menurut Lubis dah Husein (1987) bahwa teori organisasi itu adalah sekumpulan
ilmu pengetahuan yang membecarakan mekanisme kerjasama dua orang atau lebih
secara sistematis untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Teori organisasi
merupakan sebuah teori untuk mempelajari kerjasama pada setiap individu.
1) T
EORI ORGANISASI KLASIK
Teori klasik (classical theory) kadang-kadang disebut juga teori tradisional, yang
berisi konsep-konsep tentang organisasi mulai dari tahun seribu delapan ratusan(abad
19) yang mendefinisikan organisasi sebagai struktur hubungan, kekuasaan-kekuasaan,
tujuan-tujuan, peranan-peranan, kegiatan-kegiatan, komunikasi dan faktor-faktor lain
yang terjadi bila orang-orang bekerja sama.
Teori ini juga berkembang dalam tiga aliran yang dibangun atas dasar
anggapan-anggapan yang sama dan mempunyai efek yang sama, yaitu :
a. Teori birokrasi :
dikemukakan oleh Max Weber dalam bukunya “The Protestant Ethic and Spirit of
Capitalism.
b. Teori administrasi :
dikembangkan atas dasar sumbangan Henry Fayol dan Lyndall Urwick dari Eropa serta
Mooney dan Reiley dari Amerika.
c. Manajemen ilmiah :
dikembangkan mulai tahun 1900 oleh Frederick Winslow Taylor.
2) T
EORI B.H.PHIORAL
Dalam teori ini para tokoh lebih menekankan pada dimensi manusianya. Organisasi
dipandang suatu system social yang dikembangkan oleh para sosiolog dalam
menawarkan bentuk dan design organisasi.
Kelompok kerja informal didefinisikan sebagai sumber control pekerja yang utama.
Kedua bentuk tersebut, baik organisasi formal maupun informal harus diperhitungkan
guna menjelaskan
bagaimana dan mengapa suatu organisasi dapat berfungsi sedemikian rupa.
3) T
EORI SYSTEM
Teori ini menyebutkan suatu system model universal yang mencakup berbagai
bidang kehidupan baik fisik, biologis, social dan fenomena tingkah laku manusia. Para
teoritis mencoba menemukan generalisasi yang dapat membantu dalam menyelesaikan
bagaimana fungsinya suatu kesatuan dan proses.
Beberapa konsep penting mengenai penerapan sistem terhadap organisasi
anntara lain:
ü Organisasi manusia lebih mencirikan pada sisitem terbuka yang berarti
berintraksi melalui berbagi unsur yang ada dalam lingkungan
ü Organisasi cendrung mengarah pada suatu dinamika atau ke seimbangan
yang bergegrak (moving equilibirium),keseimbnagan organisasi tetap
dijaga dengan cara mengelola dengan segenap informasi dari rangkaian
kegiatan yang dapat memberikan umpan balik penyempurnaan setiap
penyimpangan.
ü Organisasi merupakan bagian dari sistem hirarki yang terdiri devisi,
departemen,seksi,dan kelompok individu
4) T
EORI KONTIGENSI
BAB IX
PROSES ORGANISASI
A. PROSES KOMONIKASI
Proses komunikasi merupakan langkah-langkah pertukaran informasi atau pesan dari
komunikator kepada komunikan dengan menggunakan media dalam usaha pencapaian
pengertian.
Langkah – langkah proses komunikasi sebagai berikut :
1. Komunikator memiliki gagasan atau pesan/informasi yang ingin disampaikan kepada
komunikan.
2. Komunikator membuat atau menyusun sandi sandi (encoding) untuk menyampaikan maksud,
baik dalam bentuk kata-kata atau lambang ( gambar, warna, bahasa sandi, tulisan, dan lain-lain)
sebagai pesan.
3. Perkataan dan lambang-lambang (pesan) tersebut disalurkan melalui media.
4. Komunikan menguraikan/ mentafsirkan pesan (decoding) yang dikirimkan oleh komunikator
sehingga mempunyai makna/arti.
5. Komunikan memberi tanggapan (feedback) terhadap informaasi yang diberikan oleh
komunikator, sehingga komunikator dapat menganalisis apakah pesan yang disampaikan sesuai
atau tidak dengan apa yang dimaksudkanya, karena dalam proses komunikasi dapat saja terjadi
hambatan-hambatan.
3) Kegiatan Pemilihan
Pemilihan serangkaian kegiatan tertentu dari alternative yang tersedia.
· Sedangkan menurut Scott dan Mitchell, Proses pengambilan keputusan meliputi:
1) Teknik Kreatif
·Brainstorming
Berusaha untuk menggali dan mendapatkan kreatifitas maksimum dari kelompok dengan
memberikan kesempatan para anggota untuk melontarkan ide-idenya.
· Synectics
Didasarkan pada asumsi bahwa proses kreatif dapat dijabarkan dan diajarkan,
dimaksudkan untuk meningktakan keluaran (output) kreatif individual dan kelompok
2) Teknik Partisipatif
Individu individu atau kelompok dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan.
· Teknik Modern
· Teknik Delphi
· Teknik Kelompok Nominal
v Dan dari presentasi dijelaskan pula bahwa ada 4 metode proses pengambilan keputusan dalam
organisasi, yaitu :
C. PROSES MEMPENGARUHI
Adalah suatu kegiatan untuk mempengaruhi individu ataupun kelompok baik maupun
tidak baik yang mengakibatkan terjadinya perubahan sikap, perilaku serta kebiasaan terhadap
indvidu maupun kelompok tersebut.Dalam proses mempengaruhi ini juga terdapat beberapa
faktor – faktor yang dapat mempengaruhi hasil akhir sebuah keputusan
· Metode mempengaruhi
1) Kekuatan fisik, metode ini dilakukan menggunakan fisik, seperti menggunakan tangan dalam
mempengaruhi individu maupun kelompok (berhubungan dengan kekerasan).
2) Penggunaan sanksi, metode ini dilakukan dengan memberikan sanksi kepada individu maupun
kelompok, sanksi yang diberikan berupa sanksi positif maupun negatif.
3) Keahlian, metode ini dilakukan dengan keahlian, seseorang yang mempengaruhi mempunyai
keahlian dalam mempengaruhi individu maupun kelompok.
4) Kharisma (daya tarik), dapat dikatakan metode ini merupakan metode yang cukup baik dan tidak
setiap individu memilikinya. Pada metode ini seseorang yang dipengaruhi akan tertarik kepada
orang yang mempengaruhi, karena orang tersebut memiliki kharisma tanpa harus menggunakan
kekuatan fisik, sanksi maupun keahlian.
· Daerah pengaruh
Daerah pengaruh mencakup :
1) Antar individu
2) Individu dengan kelompok
3) Kelompok dengan individu
· Analisis French-Raven
D. PROSES IMBALAN
Cara dan penetapan waktu pembagian imbalan merupakan permasalahan penting yang
harus dihadapi oleh manajer sehari-hari, imbalan yang dibagi oleh manajer meliputi upah,mutasi,
promosi, pujian dan penghargaan.Tujuan umum dari program imbalan adalah :
a) Untuk menarik orang yang memenuhi syarat sehinggabersedia memasuki organisasi.
b) Menjaga saupaya para bawahan datang ke pekerjaan.
c) Memotivasi para bawahan untuk bekerja lebih giatsehingga mencapai tingkat hasil karya yang
lebih tinggi.
karier yang efektif untuk menata karir dengan sukses, orang memakai berbagai cara. Ada
yang menatanya melalui kerja keras, lewat jenjang pendidikan, mulai dari bawah, kejujuran,
dedikasi, loyalitas, keterampilan, tanggung jawab, dan sebagainya. Yang jelas, sukses dalam
berkarir bukanlah suatu kebetulan, pasti ada yang melatarbelakanginya.
BAB X
PERUBAHAN DAN PENGEMBANGAN ORGANISASI
1) Kebudayaan
2) Pendidikan
3) Sosial
4) Politik
5) Ekonomi
6) Teknologi
· Kekuatan-kekuatan perubahan internal, meliputi :
1) Perubahan birokrasi
Pandangan ini menyatakan bahwa sasaran atau target PO adalah birokrasi, sebagai alat
administrasi untuk pencapaian tujuan-tujuan dan sebagai suatu instrument kekuasaan dan
pengaruh. Menurut konsep ini dengan adanya diferensiasi perlu dilakukan seleksi
individu-individu yang akan melaksanakan tugas-tugas atau menjabat suatu fungsi dalam
birokrasi atas dasar kualifikasi tertentu yang dipersyaratkan oleh fungsi tersebut.
2) Pandangan demokrasi dan liberalisasi
Ada 6 kekuatan yang memaksa organisasi memodifikasi struktur atau iklimagar dapat
menghadapi kenyataan lingkungan modern yakni:
· Akselerasi perubahan yang memerlukan adaptasi organisasi.
· Perkembangan tekhnologi yang mengakibatkan akselerasi perubahan.
· Makin kompleksnya organisasi karena makin besarnya organisasi dan perkembangan
tekhnologi (baik sumber daya yang makin kompleks).
· Perubahan sikap karyawan, makin berpendidikan dan professional.
· Karyawan mengharapkan lebih banyak kebebasan dan kekuasaan dalam kerja.
· Makin tidak populernya wewenang tradisional, orang tidak menghargai lagi wewenang
atasan bawahan tetapi lebih menghargai wewenang fungsional berdasar keahlian.
Harold J. Leavitt menyatakan bahwa organisasi dapat diubah melalui pengubahan struktur,
teknologi dan atau orang-orangnya.
1. Pendekatan struktur.
Pengubahan struktur organisasi menyangkut modifikasi dan pengaturan sistem internal,
seperti acuan kerja, ukuran dan komposisi kelompok kerja, sistem komunikasi,
hubungan-hubungan tanggung jawab atau wewenang. Pendekatan struktural dibagi menjadi tiga
kelompok yang terdiri dari :
1) Melalui aplikasi prinsip-prinsip perancangan organisai klasik. Pendekatan ini berusaha untuk
memperbaiki penciptaan pembagian kerja yang tepat dari tanggung jawab jabatan para anggota
organisasi, pengubahan rentang manajemen, deskripsi jabatan dan sebagainya.
2) Melalui desentralisasi. Hal ini didasarkan pada penciptaan satuan-satuan organisasi yang lebih
kecil dan dapat berdiri sendiri dan memutuskan perhatian pada kegiatan yang berorientasi tinggi.
Hasilnya perbaikan prestasi kerja.
3) Melalui modifikasi aliran kerja dalam organisasi. Pendekatan ini didasarkan pada pemikiran
bahwa aliran kerja dan pengelompokan keahlian yang tepat akan berakibat kenaikan
produktifitas secara langsung dan cenderung memperbaiki semangat dan kepuasan kerja.
2.Pendekatan teknologi
Untuk mremperbaiki prestasi F.W. Taylor dan pengikutnya mencoba menganalisa dan
memperbaiki interaksi-interaksi pada karyawan dan mesin-mesin untuk meningkatkan efisiensi
sehubungan dengan perubahan teknologi adakalanya perubahan yang dilakukan ternyata sering
tidak cocok dengan struktur organisasi.
Hal ini dapat menciptakan ketidak senangan dan pemutusan hubungan diantara para anggota
organisasi akibanya terjadi penurunan produktifitas lebih banyak kecelakaan dan tingkat
perputaran karyawan yang tinggi.
3. Pendekatan orang
Pendekatan orang bermaksud untuk mengubah secara langsung perilaku karyawan
melalui pemusatan pada keterampilan sikap, prsepsi dan pengharapan mereka, sehingga dapat
melaksanakan tugas dengan efektif.
D. PENOLAKAN TERHADAP PERUBAHAN
Bila perubahan terjadi, para manajer dan karyawan bereaksi baik secara positif maupun negatif.
Bila terjadi perubahan manajer dan karyawan cenderung mendukung perubahan bila diarahkan
pada penyebab nyata suatu masalah dan mereka tidak dirugikan. Bisa juga mereka bersikap
netral. Reaksi-reaksi terhadap perubahan adalah sebagai berikut :
a. Orang mungkin menyangkal bahwa perubahan sering terjadi. Bila ini terjadi organisasi
kemungkinan akan terus kehilangan efektivitasnya.
b. Orang mungkin mengabaikan perubahan. Manajer menangguhkan keputusan dengan harapan
bahwa masalah yang terjadi akan hilang dengan sendirinya.
c. Orang mungkin akan menolak atau mungkin menentang perubahan. Karena berbagai alasan
manajer dan karyawan
d. Orang mungkin menerima perubahan dan menyesuaikan diri dengan perubahan tersebut.
e. Orang mungkin mengantisipasi perubahan dan merencanakannya, seperti yang banyak dilakukan
perusahaan-perusahaan progresif.
Ada tiga sumber penolakan terhadap perubahan yaitu :
1. Ketidak pastian tentang akibat dan pengaruh perubahan.
2. Ketidak pastian untuk melepaskan keuntungan-keuntungan yang ada.
3. Pengetahuan akan kelemahan-kelemahan dalam perubahan yang diusulkan.
Salah satu cara untuk menanggulangi penolakan terhadap perubahan adalah sedini mungkin
menginformasikan perubahan-perubahan yang telah direncanakan dengan alasan logi.
· Partisipasi dan keterlibatan
Penolakan ini dapat dikurangi atau dihilangkan bila mereka yang potensial dilibatkan dalam
perancangan dan implementasi perubahan.
· Kemudahan dan dukungan
Cara lainnya adalah manajer memberikan kemudahan dan dukungan kepada mereka yang
terlibat dalam proses perubahan.
· Negosiasi dan persetujuan
F. P
ROSES ORGANISASI DEVELOPMENT
Dalam tahap ini mengamati sistem dan prosedur yang berlaku di organisasi termasuk
elemen-elemen di dalamnya seperti struktur, manusianya, peralatan, bahan yang digunakan dan
bahkan situasi keuangannya. Data yang diperlukan adalah:
· Fungsi utama tiap unit organisasi
· Kekuatan dalam organisasi yang mempengaruhi perilaku antar kelompok dan antar individu
dalam organisasi.
II. Tahap diagnosis dan umpan balik.
· Integrasi : hubungan baik dan efektif antar pribadi antar kelompok, terutama dalam mengatasi
III.
Tahap pembaruan dalam organisasi.
IV.
Tahap implementasi pembaruan.
Tahap akhir dalam penerapan OD adalah pelaksanaan rencana pembaruan yang telah
digariskan dan disetujui. Kegiatan implementasi perubahan meliputi :
· Perubahan struktur
G. P
RINSIP BELAJAR DALAM HUBUNGAN DENGAN OD
Setiap strategi pengembangan organisasi harus mempunyai pedoman atau prinsip yang jelas
sebagai penunjuk arah untuk mengendalikan jalannya pengembangan organisasi, menggunakan
kerangka yang tepat, alat dan teknologi. Tanpa aturan prinsip, pilihan dan keputusan yang dibuat
mengenai kerangka pembangunan organisasi, analisis, alat dan teknologi tidak akan tepat
sasaran. Organisasi tidak akan memiliki jaminan untuk mencapai kinerja total pengembangan
organisasi berkelanjutan tanpa adanya prinsip. Berikut terdapat enam prinsip pengembangan
organisasi untuk mempromosikan kinerja dari pegawai dan sistem organisasi yang efektif.
a. Prinsip integeritas
Prinsip Integritas adalah prinsip menyeluruh untuk sinergi organisasi yang efektif dan
kinerja organisasi yang tinggi. Prinsip ini adalah prinsip tertinggi yang mendefinisikan karakter
prinsip-prinsip lainnya. Hal ini juga menentukan nilai intervensi pengembangan organisasi.
b. Prinsip kometmen
Pegawai akan memberikan kinerja yang terbaik ketika mereka berkomitmen dalam suatu
hal. Pegawai akan memberikan yang terbaik jika organisasi memberikan sumber daya yang
mereka perlukan. Komitmen diperlukan dari setiap individu dan sumber daya yang ada dan
menghidari sikap meremehkan untuk mencapai keberhasilan tinggi.
c. Prinsip multifungsi
Prinsip multifungsi adalah konsekuensial dari prinsip pemberdayaan.
Prinsip Multifungsi menekankan pentingnya adaptasi, responsif, fleksibilitas, inovasi,
vitalitas, dan spontanitas pegawai dan mengintegrasikan sistem. Prinsip ini sangat penting untuk
memastikan bahwa orang dan sistem bekerja dengan baik dalam mengintegrasikan sistem
sehingga dapat mencapai hasil yang maksimal
d. Prinsip pembaruan
Jantung dari setiap intervensi pengembangan organisasi adalah pembaharuan dari SDM
dan mengintegrasikan sistem. Prinsip pembaruan terkait dengan prinsip multifungsi. Mencapai
kinerja yang tinggi berkelanjutan, pegawai dan sistem integrasi harus beroperasi ulang untuk
suatu pembaharuan.
e. Prinsip integgrasi
Hal yang penting adalah sebuah adaptasi yang baik dan rencana integrasi dalam
intervensi pengembangan organisasi. Integrasi adalah sebuah konsep dalam riset Lawrence dan
Lorsch yang mengacu kepada proses mencapai kesatuan usaha diantara berbagai macam
subsistem organisasi. Ada berbagai teknik untuk mencapai integrasi, dari peraturan, prosedur,
dan rencana sampai saling penyesuaian. Proses pemantauan hasil pengembangan organisasi
memerlukan pengendali rencana integrasi. Sistem mekanisme yang efektif sangat diperlukan
untuk memastikan kepemilikan rencana integrasi oleh pegawai dan operasi.
H. MODEL MANAJEMEN OD
Bertolak dari pemikiran bahwa kunci organisasi yang mampu mendukung daur hidup organisasi
ke dalam posisi prima yang mampu diremajakan secara berkelanjutan terletak pada faktor
fleksibilitas dan kontrol, oleh karena itu pemilihan model struktur organisasi sangat menentukan.
Dalam pemilihan, walaupun suatu model struktur dibangun atas dasar prinsip-prinsip yang telah
dipahami, menyangkut hal-hal yang terkait dengan : (1) pembagian tugas; (2) pendelegasian
wewenang; (3) disiplin; (4) kesatuan perintah; (5) kesatuan arah; (6) rentangan pengawasan; (7)
koordinasi; (8) jenjang organisasi; (9) sentralisasi; (10) inisiatif; (11) budaya (Faozan, 2005).
I. METODE PENERAPAN OD
· pengertian (PO)/ OD
Pengembangan organisasi (PO) sebagai suatu disiplin perubahan perencanaan yang
menekankan pada penerapan ilmu pengetahuan dan praktek keperilakuan untuk membantu
organisasi-organisasi mencapai efektivitas yang lebih besar. Para manajer dan staf ahli harus
bekerja dengan dan melalui orang-orang untuk melaksanakan tugas-tugas mereka dan PO dapat
membantu mereka membentuk hubungan yang efektif di antara mereka. Di dalam menghadapi
akselerasi perubahan yang semakin cepat, PO diperlukan untuk bisa mengatasi
konsekuensi-konsekuensi dari perubahan tersebut.
· Para Pelaku Pengembangan Organisasi
Pengembangan organisasi (PO) diterapkan kepada tiga jenis manusia: spesialisasi
individu di dalam PO sebagai profesi, orang-orang dari lapangan yang terkait, yang telah
mencapai sejumlah kompetensi di dalam PO, dan para manajer yang memiliki keahlian PO yang
diperlukan untuk perubahan dan mengembangkan organisasi atau departemen mereka.
Terdapat 2 macam metode dan pengembangan organisasi:
a. Metode pengembangan perilaku :
o Program geradi manajement : program ini adalah proggram yang
mengkombinasikan pelatihan kepemimpinan dan latihan pengembangan
kelompok
o Pembinaan tim : suatu teknik manajement yang mencakupkan metode spesifik
untuk membentuk kerja tim yang efektif
b. Metode pengembangan struktur :
o Manajement berdasarkan sasaran : membantu menyediakan wewenang lebih besar
bagi setiap orang untuk tujuan mereka
o Teknologi desain MAPS : untuk melaksanakan tugas individu
o Sistem 4 : pendekatan yang di terapkan secara luas untuk mengembangkan desain
organik dalam suatu organisasi
Diskusi struktur organisasi di gunakan untuk mendiskusikan masalah yang ada, melakukan
diagnosis masalah, menganalisis dan mempertimbangkan alternative solusi.