Asam Nukleat - Kelompok 4
Asam Nukleat - Kelompok 4
ASAM NUKLEAT
STRUKTUR ASAM NUKLEAT
STRUKTUR ASAM NUKLEAT
Asam Nukleat
NUKLEOTIDA
merupakan polimer nukleotida yang berfungsi
dalam penyimpanan serta pemindahan informasi
genetik.
STRUKTUR Asam
ASAM nukleat
NUKLEAT
ASAM NUKLEAT: DNA VS RNA
RNA
DNA
PERBEDAAN DNA DAN RNA
STRUKTUR ASAM NUKLEAT
Tampak atas
STRUKTUR RNA
RNA hanya terdiri dari satu untai tunggal
(single helix) polimer nukleotida. RNA
merupakan polimer dari monomer nukleotida
yang terdiri gula ribosa dan gugus fosfat,
dengan basa nitrogen purin (adenin dan
guanin) dan pirimidin (sitosin dan urasil).
RNA mempunyai bentuk-bentuk yang
bervariasi sesuai dengan fungsinya.
TIPE RNA
Struktur Nukleus
E. Fungsi DNA Berdasarkan Jenis
4. DNA Plasmid
Plasmid: Ekstrakromosomal untai ganda DNA yang ditemukan
dalam sitoplasma mikroba.
F. FUNGSI RNA
Peran penting: sebagai perantara antara DNA dan protein
dalam proses ekspresi genetik.
Dalam peran ini, RNA diproduksi sebagai salinan kode urutan
basa nitrogen DNA dalam proses transkripsi.
G. Fungsi RNA Berdasarkan Jenis
1. RNA Genetik
Fungsi: sama dengan DNA, yaitu sebagai pembawa keterangan genetik
dan mengatur aktivitas sel.
Makhluk hidup tertentu yang tidak memiliki DNA. Contoh: Virus
G. Fungsi RNA Berdasarkan Jenis
2. RNA non-Genetik
Tidak berperan sebagai pembawa keterangan genetik.
Berdasarkan letak dan fungsi:
mRNA, tRNA, dan rRNA
G. Fungsi RNA Berdasarkan Jenis
a. mRNA (messenger RNA) atau ARN duta
Fungsi: membawa kode-kode genetik dari DNA di inti sel menuju
ke ribosom di sitoplasma.
G. Fungsi RNA Berdasarkan Jenis
Fungsi:
-Sebagai penerjemah kodon dari mRNA.
-Mengikat asam-asam amino di dalam
sitoplasma yang akan disusun menjadi protein
dan mengangkutnya ke ribosom.
G. Fungsi RNA Berdasarkan Jenis
3 Asal replikasi terbentuk sekitar 100-200 atau lebih nukleotida Setiap asal replikasi terbentuk dari sekitar 150 nukleotida
4 Replikasi DNA terjadi pada satu titik di setiap molekul DNA prokariotik Replikasi DNA terjadi di beberapa titik secara bersamaan di setiap
kromosom.
5 Hanya dua cabang replikasi dibentuk di setiap kromosom prokariotik replikasi, Sejumlah cabang replikasi terbentuk secara bersamaan di setiap DNA
replikasi DNA adalah dua arah replikasi.
6 kromosom prokariotik memiliki satu replikon Molekul DNA eukariotik memiliki sejumlah besar replikon (50.000 dan di atas),
tetapi replikasi tidak terjadi secara bersamaan pada semua replikon
7 Satu replikasi gelembung terbentuk selama replikasi DNA Banyak gelembung replikasi terbentuk dalam satu molekul DNA bereplikasi.
8 Inisiasi replikasi DNA di prokariota dilakukan oleh DnaA protein dan DnaB Inisiasi replikasi DNA dilakukan oleh protein multisubunit
11 Replikasi sangat cepat, ditambahkan sekitar 2000 nukleotida per detik Replikasi lambat, ditambahkan sekitar 100 nukleotida per detik
TRANSKRIPSI RNA PADA PROKARIOTIK
Transkripsi pada dasarnya adalah proses
penyalinan urutan nukleotida yang terdapat Salah satu ciri dari prokariot adalah adanya
pada molekul DNA. Secara umum proses struktur operon. Operon adalah organisasi dari
transkripsi pada prokaryot berjalan serupa beberapa gen yang ekspresinya dikendalikan
dengan transkripsi pada eukaryot, meskipun oleh satu promotor. Misal operon lac, pada
ada beberapa rincian proses yang berbeda metabolisme laktosa pada bakteri E.coli. Pada
antara kedua system tersebut. Tahapan saat ditranskripsi, operon lac akan
transkripsi pada prokariot meliputi inisiasi menghasilkan satu mRNA yang membawa
transkripsi (terbentuk gelembung transkripsi), kode-kode genetik untuk polipeptida berbeda
pemanjangan dan terminasi (tergantung faktor yang disebut dengan mRNA polisistronik.
rho dan tidak tergantung faktor rho).
Operon lac mempunyai 3 gen struktural yaitu
lac Z, lac Y dan lac A. Masing-masing dari gen
tersebut memiliki kodon permulaan dan kodon
akhir yang berbeda. Namun, ekspresinya tetap
dikendalikan oleh operon yg sama. Pada saat
transkripsi hasilnya 1 mRNA yg dibawa oleh
kodon-kodon untuk 3 macam polipeptida yg
berbeda. Pada akhirnya akan membentuk 3
polipeptida yang independen.
TRANSKRIPSI RNA PADA PROKARIOTIK (CONT.)
Ciri utama gen struktural pada prokariot adalah mulai dari sekuens inisiasi translasi (ATG)
sampai kodon terakhir sebelum titik akhir translasi (kodon STOP yaitu TAA/TAG/TGA) akan
diterjemahkan menjadi rangkaian asam amino. Jadi, pada sel prokariot tidak ada intron
(sekuens penyisip) kecuali pada beberapa archaea tertentu.
Pada prokariot, RNA polimerase menempel secara langsung pada DNA di daerah promoter
tanpa melalui suatu ikatan dengan protein lain (yang membedakan dengan eukariot). Pada
prokariot, proses transkripsi dan translasi berlangsung hampir secara serentak, artinya
sebelum transkripsi selesai dilakukan, translasi sudah dapat dimulai.
Urutan nukleotida RNA hasil sintesis adalah urutan nukleotida komplementer dengan
cetakannya. Misalnya urutan ATG pada DNA, maka hasil transkripsinya adalah UAC. Molekul
DNA yang ditranskripsi adalah untai ganda, namun yang berperan sebagai cetakan, hanya
salah satu untaiannya.
Tahapan transkripsi pada prokariot meliputi : Inisiasi transkripsi (terbentuk gelembung
transkripsi); Pemanjangan; Terminasi (tergantung faktor rho)
TRANSKRIPSI RNA-INISIASI
Proses transkripsi dari molekul RNA dimulai dengan
diurainya kedua untaian dari molekul DNA. Pemisahan
kedua untaian DNA pertama kali terjadi di suatu tempat Tahapan ini meliputi 4 langkah : 1)
di dalam molekul DNA yang disebut dengan promoter. pembentukan kompleks promoter tertutup; 2)
Promoter ini nantinya merupakan tempat melekatnya pembentukan kompleks terbuka; 3)
RNA polimerase untuk memulai transkripsi. Proses penggabungan beberapa nukleotida awal (10
transkripsi ini mulai terjadi ketika RNA polimerase nukleotida) dan 4) perubahan konformasi RNA
menyadari dan mengikat daerah promotor yang polimerase karena pelepasan subunit sigma
terdapat dalam molekul DNA. RNA polimerase melekat (). pada prokariot, RNA polimerase
atau berikatan dengan promoter dibantu oleh adanya menempel secara langsung pada DNA di
faktor sigma. Faktor sigma atau kofaktor merupakan daerah promoter tanpa melalui suatu ikatan
subunit RNA polimerase. Setelah promoter berikatan dengan protein lain (yang membedakan
dengan kumpulan protein yang disebut kofaktor- dengan eukariot). Bagian DNA yang berikatan
kofaktor. Kumpulan antara promoter, RNA polimerase, dengan RNA polimerase membentuk uatu
dan kofaktor-kofaktor ini disebut kompleks inisiasi struktur gelembung transkripsi. Setelah struktur
transkripsi. Selanjutnya, RNA polimerase membuka rantai promoter terbuka secara stabil, selanjutnya
ganda DNA. Setelah proses inisiasi terjadi maka faktor RNA polimerase melakukan proses inisiasi
sigma akan berdisosiasi dari RNA polimerase, bersama- transkripsi dengan menggunakan urutan DNA
sama dengan DNA dan RNA nasen (RNA yang baru cetakan sebagai panduannya. Dalam proses
disintesis), akan membentuk kompleks terner atau transkripsi, nukleotida RNA digabungkan
kompleks yang terdiri atas tiga komponen. Dengan sehingga membentuk transkrip RNA.
adanya kompleks terner ini RNA polimerase dapat
berjalan di sepanjang molekul DNA.
TRANSKRIPSI RNA-ELONGASI
Pengikatan enzim RNA polimerase beserta kofaktor-
kofaktornya pada untai DNA template
membentuk kompleks transkripsi. Pada tahap Pada bagian gelembung transkripsi, basa-basa
elongasi ini, RNA mengalami pertumbuhan molekul RNA membentuk hibrid dengan DNA
memanjang seiring dengan pembentukan pasangan cetakan sepanjang kurang lebih 12 nukleotida.
basa nitrogen DNA pada ujung 3’ nya. Sehingga, Hibrid RNA-DNA ini bersifat sementara sebab
proses elongasi RNA berlangsung dari arah 5’ ke 3’, setelah RNA polimerasenya berjalan, maka hibrid
sementara RNA polimerasenya sendiri bergerak dari tersebut akan terlepas dan bagian DNA yang
arah 3’ ke 5’ di sepanjang untai DNA template. terbuka tersebut akhirnya akan menutup lagi. RNA
Pembentukan RNA analog dengan pembentukan polimerase akan berjalan membaca DNA cetakan
pasangan basa nitrogen pada replikasi. untuk melakukan proses pemanjangan (elogation)
untaian RNA. Proses pemanjangan transkrip dapat
dihambat oleh antibiotic streptoligin. Kepekaan atau
ketahanan terhadap streptoligin juga ditentukan
oleh subunit β pada RNA polimerase. Dalam
pemanjangan transkrip, nukleotida ditambahkan
secara kovalen pada ujung 3’ molekul rna yang
baru terbentuk. Nukleotida RNA yang ditambah
tersebut bersifat komplementer dengan nukleotida
pada untaian DNA cetakan.
TRANSKRIPSI RNA-ELONGASI (CONT.)
Dalam proses pemanjangan transkrip RNA, demikian juga pada proses inisiasi sintesis
RNA, terjadi pembentukan ikatan fosfodiester antara nukleotida RNA yang satu
dengan nukleotida berikutnya. Pembentukan ikatan fosfodiester tersebut ditentukan
oleh keberadaan subunit β pada RNA polimerase. Transkripsi akan berakir pada
saat RNA polimerase mencapai ujung gen yang disebut terminator. Pada bakteri E.
Coli ada dua macam terminator yaitu: (1) terminator yang tidak tergantung pada
protein rho (rho-dependent terminator), dan (2) terminator yang tergantung pada
protein rho(rho-independent terminator).
TRANSKRIPSI RNA-TERMINASI
Berakhirnya proses elongasi RNA ditandai oleh terlepasnya enzim RNA polimerase beserta
kofaktor-kofaktornya dari untai DNA template. Begitu pula halnya dengan molekul RNA hasil
sintesis. Terlepasnya RNA polimerase dan kofaktor-kofaktor tersebut dikarenakan telah dicapainya
suatu urutan basa tertentu yang disebut dengan terminator.
Terminasi transkripsi dapat terjadi oleh dua macam sebab, yaitu terminasi yang hanya bergantung
kepada urutan basa cetakan (disebut terminasi diri) dan terminasi yang memerlukan kehadiran
suatu protein khusus (protein rho). Di antara keduanya, terminasi diri lebih umum dijumpai.
Terminasi diri terjadi pada urutan basa palindrom yang diikuti oleh beberapa adenin (A). Urutan
palindrom adalah urutan yang sama jika dibaca dari dua arah yang berlawanan. Oleh karena
urutan palindom ini biasanya diselingi oleh beberapa basa tertentu, maka molekul RNA yang
dihasilkan akan mempunyai ujung terminasi berbentuk batang dan kala (loop).
Inisiasi transkripsi berikutnya tidak harus menunggu selesainya tahapan transkripsi sebelumnya. Hal
ini dikarenakan, ketika RNA polimerase telah melakukan pemanjangan 50 hingga 60 nukleotida,
promoter dapat mengikat RNA polimerase yang lain. Pada gen-gen yang ditranskripsi dengan
cepat re-inisiasi transkripsi dapat terjadi berulang-ulang sehingga gen tersebut akan terselubungi
oleh sejumlah molekul RNA dengan tingkat penyelesaian yang berbeda-beda.
PENGAKHIRAN TRANSKRIPSI YANG TIDAK
TERGANTUNG PADA FAKTOR
Pengakhiran terminasi yang tidak tergantung
RHO
pada rho dilakukan tanpa harus melibatkan
suatu protein khusus, melainkan ditentukan oleh Eksperimen yang dilakukan oleh Peggy
adanya suatu urutan nukleotida tertentu pada Farnham dan Terry Platt menunjukkan bahwa
bagian terminator. Sinyal yang akan mengakhiri pengakhiran transkripsi tanpa melibatkan
transkripsi dengan mekanisme semacam ini factor rho mempunyai 2 ciri utama, yaitu,
ditentukan oleh daerah yang mengandung
banyak urutan GC yang dapat membentuk (1)adanya rangkaian basa berulang-balik
struktur batang dan lengkung (stem-and-loop) (inverted repeat) yang dapat membentuk
pada RNA dengan panjang sekitar 20 basa di lengkungan, dan
sebelah hulu dari ujung 3’ –OH dan diikuti oleh
rangkaian 4-8 residu uridin berurutan. Struktur (2)adanya rangkaian basa T pada untaian
batang lengkung tersebut menyebabkan RNA DNA bukan cetakan (nontemplate strand)
polimerase berhenti dan merusak bagian 5’ dari sehingga membentuk pasangan basa yang
hibrid RNA-DNA. Bagian sisa hibrid RNA-DNA lemah antara rU-dA yang menahan transkrip
tersebut berupa urutan oligo (rU) yang tidak RNA pada untaian DNA cetakan. Pada
cukup stabil berpasangan dengan dA. Akibatnya waktu lengkungan RNA terbentuk, maka RNA
ujung 3’ hibrid tersebut akan terlepas sehingga polimerase berhenti dan ikatan basa yang
transkripsi berakhir. lemah menyebabkan RNA yang baru
terbentuk akan lepas.
TERMINASI MENGGUNAKAN PROTEIN RHO
Pengakhiran transkripsi yang memerlukan faktor rho
hanya terjadi pada daerah jeda yang terletak
Terminasi transkripsi dapat juga terjadi dengan pada jarak tertentu dari promoter. Dengan demikian
bantuan suatu protein khusus yang dinamakan jika ada daerah jeda yang terletak di dekat
protein rho (ρ). Rho merupakan protein heksamer promoter, maka daerah itu tidak dapat berfungsi
yang akan menghidrolisis ATP dengan adanya RNA sebagai daerah pengakhiran transkripsi. Terminator
untai tunggal. Protein ini nampak terikat pada yang tergantung pada rho terdiri atas suatu urutan
urutan sepanjang 72 basa pada RNA, yang diduga berulang-balik yang dapat membentuk lengkungan
lebih disebabkan oleh pengenalan suatu struktur (loop), tetapi tidak ada rangkaian basa T seperti
spesifik daripada karena adanya urutan konsensus. pada daerah terminator yang tidak melibatkan
Rho bergerak di sepanjang RNA nasen menuju faktor rho. Selanjutnya, faktor rho menyebabkan
kompleks transkripsi. Pada kompleks transkripsi ini destabilitasasi ikatan RNA-DNA sehingga transkrip
rho memungkinkan RNA polimerase untuk berhenti RNA terlepas dari DNA cetakan
pada sinyal terminator tertentu. Sinyal-sinyal
terminator ini, seperti halnya sinyal terminator yang
tidak bergantung kepada rho, lebih dikenali oleh
RNA daripada oleh DNA cetakannya. Adakalanya
terminator tersebut juga berupa struktur tusuk konde
tetapi tidak dikuti oleh urutan poli U.
TRANSLASI
Translasi adalah proses sintesis polipeptida spesifik berdasarkan sandi genetika pada mRNA.
Proses ini adalah bagian kedua dari tahapan biosintesis protein setelah proses transkripsi.
Translasi melibatkan ribosom sebagai tempat penggabungan asam amino menjadi polipeptida
dan tRNA sebagai pembawa asam amino ke ribosom dan penerjemah sandi genetika RNA.
Translasi sangat berhubungan dengan transkripsi karena kedua tahap tersebut merupakan tahap
dalam sintesis protein dalam sel.
Pada prokariot tidak terdapat membrane inti sehingga tidak ada yang memisahkan transkripsi
dan translasi (sebagaimana yang terjadi pada eukariot) sehingga translasi dapat segera
dilakukan.
Tahapan translasi umumnya mirip dengan transkripsi, yaitu inisiasi, elongasi, dan terminasi.
TRANSLASI
BIOSINTESIS PURIN
SENTRIFUGASI
STAINING
Staining merupakan sebuah metode yang dapat digunakan untuk memvisualisasikan
atau menunjukkan keberadaan DNA maupun RNA, terutama setelah mengalami
proses pemisahan. Pemberian zat berwarna bertujuan untuk mengetahui keberadan
atau letak DNA atau RNA.
STAINING
TUJUAN
Etidium Bromida
Pewarna ini dapat digunakan dalam gel, baik pada
larutan penyangga elektroforesis ataupun pada gel.
Molekul-molekul pewarna ini menempel pada rantai
DNA dan bersifat fluoresens dia bawah cahaya UV.
SYBR Gold
Jenis pewarna ini merupakan salah satu alternatif
pewarna etidium bromida dan dinilai lebih sensitif
daripada pewarna etidium bromida.
STAINING
PEWARNA YANG DIGUNAKAN :
SYBR Green
Terbagi menjadi dua jenis, yaitu SYBR Green I dan II.
SYBR Green I lebih sensitif terhadap pengunaan DNA
rantai ganda, sedangkan SYBR Green II paling baik
untuk DNA rantai tunggal
SYBR Safe
Lebih aman daripada pewarna etidium bromida dan
pewarna SYBR lainnya. Pewarna ini tidak bersifat
beracun dan aman untuk dibuang langsung ke dalam
sistem pembuangan limbah.
STAINING
PEWARNA YANG DIGUNAKAN :
Eva Green
Dapat dimanfaatkan dalam metode PCR (Polymerase
Chain Reaction). Selain itu, pewarna ini juga cocok
digunakan untuk gel yang memiliki titik leleh yang
rendah. Eva Green sangat stabil dalam suhu tinggi dan
memiliki fluoresensi yang rendah
GEL ELEKTROFORESIS
Elektroforesis adalah suatu proses migrasi
molekul bermuatan di dalam suatu media yang
bermuatan listrik, dimana kecepatan migrasinya
tergantung pada muatan, ukuran dan bentuk
setiap molekul yang terlibat.
Prinsip dasar elektroforesis adalah
pergerakkan molekul bermuatan dalam medan
listrik, dimana diketahui bahwa DNA bermuatan
negatif.
Elektroforesis memerlukan komponen utama
berupa gel, antara lain gel pati, gel agarosa,
gel poliakrilamida, dan gel selulosa asetat
GEL ELEKTROFORESIS
Beberapa faktor yang mempengaruhi
kecepatan molekul bergerak melewati gel,
yaitu
o Ukuran molekul
o Bentuk molekul
o Densitas muatan
o Komposisi gel
o Kuat medan listrik
DNA SEQUENCING
Metode untuk menentuan urutan basa nukleotida dari molekul DNA.
Pengurutan (sequencing) asam nukleat memungkinkan kita mengetahui kode
genetik dari molekul DNA.
1. Sanger/Terminasi Rantai
2. Maxam Gilbert/Degradasi Kimia
DNA SEQUENCING
1. Sanger/Terminasi Rantai
Urutan DNA ditentukan melalui
sintesis enzimatik dari untaian
komplementer yang berakhir
pada posisi spesifik. Prosedur
umum metode sanger yaitu
menyiapkan template, membuat
kumpulan potongan berlabel,
elektroforesis dan pembacaan
gel.
DNA SEQUENCING
1. Maxam Gilbert/Degradasi
Kimia
Urutan DNA ditentukan melalui
penambahan bahan kimia yang
memotong DNA pada nukleotida
spesifik. Prosedur umum maxam-
gilbert yaitu menyiapkan untaian
berlabel, membuat kumpulan
potongan berlabel, elektroforesis,
dan pembacaan gel.
HIBRIDISASI
Teknik ini digunakan untuk Southern blotting, Northern
blotting dan untuk skrining library. Tujuan metode ini
adalah untuk melihat (visulisasi) sekuens asam nukleat
tertentu (DNA atau RNA) dalam lingkungan/latar
belakang campuran sekuens lain yang kompleks. Teknik
ini memanfaatkan sifat DNA yaitu dua untai asam nukleat
yang komplemen akan saling mengikat (hibridisasi)
dengan tingkat spesifisitas yang tinggi.
Southern Blotting
1. Pemisahan fragmen DNA dengan elektroforesis gel
2. Denaturasi
3. Transfer ke membran
HIBRIDISASI
Northern Blotting
Beberapa hal yang membedakan
dengan Southern blotting adalah:
RNA jauh lebih rentan terhadap
degradasi dibanding DNA, oleh
karena itu elektroforesis dilakukan
dalam buffer yang mengandung
zat kimia yang bersifat melindungi
(biasanya formaldehid). RNA sudah
berupa untai tunggal dan
membutuhkan kondisi denaturasi
yang lebih ringan.
SENTRIFUGASI
Sentrifugasi digunakan untuk
memisahkan sel atau organel sel
subseluler ataupun molekular
dengan prinsip dasar
mengendapkan partikel tersuspensi
di dasar wadah karena gravitasi
yang dipengaruhi oleh berat
molekul dan bentuk partikel
ANALISIS KUANTITATIF
Analisis kuantitatif membahas mengenai bagaimana menghitung kemurnian dan
konsentrasi dari DNA atau RNA yang sedang diuji
DNA MICROARRAY
SPEKTROFOTOMETRI
Spektrofotometri merupakan metode untuk mengetahui konsentrasi dan kemurnian
suatu zat berdasarkan pengukuran nilai absorbansi dan nilai transmitansi. Jenis
spektrofotometri yang dapat digunakan untuk uji juantitatif DNA adalah
Spektrofotometri Visible dan Spektrofotometri UV-Vis
SPEKTROFOTOMETRI
Spektroskopi Sinar Spektroskopi UV-Vis
Tampak
Sinar tampak UV dan sinar tampak Å260
Panjang gelombang Panjang gelombang 190- 𝑲𝒆𝒎𝒖𝒓𝒏𝒊𝒂𝒏 =
Å280
380-750 nm 380 nm
Sampel harus Sampel tidak harus
berwarna berwarna
𝑦 = 2𝑛 − 2𝑛 𝑥
• DNA Fingerprinting
Forensik • DNA Microarray
Teknik yang digunakan untuk
memperbaiki gen mutan penyebab
TERAPI GEN penyakit.
Dalam terapi gen diperlukan
molekul karier yang disebut vektor.
Dengan tujuan untuk membawa gen
normal ke sel target.
Prinsip kerja dari terapi gen adalah
memberikan gen yang tepat,
sehingga tubuh mampu memproduksi
enzim/protein yang diperlukan untuk
melawan penyakit.
JENIS VIRUS YANG DIGUNAKAN UNTUK TERAPI
GEN
Retrovirus Adeno- Herpes simpleks
associatedvirus
• Golongan virus • Virus dengan • Golongan virus
yang dapat rantai tunggal dengan rantai
membuat rantai yang dapat ganda yang
ganda DNA dari memasukkan menginfeksi
genomnya dan material genetik sebagian dari sel,
disatukan dengan di tempat spesifik seperti sel neuron.
kromosom sel pada kromosom
inangnya. 19.
MEKANISME TERAPI GEN
Menggantikan Gen yang Bermutasi
• Gen mutan menyebabkan sel tidak mampu menjalankan fungsinya dengan baik
sehingga dilakukan penggantian gen rusak dengan gen normal
Memperbaiki Gen yang Bermutasi
• Jika gen masih dapat diperbaiki, maka gen tersebut diperbaiki agar faktor
pemicunya mampu ditekan
Memperkuat Sistem Kekebalan Tubuh
• Menambahkan gen pada sel yang tidak lengkap, menambahkan sel kanker agar
peka terhadap radiasi, menambahkan gen pada sel kanker agar mudah dikenali
JENIS TERAPI
Ex Vivo
GEN In Vivo
6. Penyambungan Gen
Menggunakan enzim untuk
menambahkan gen ke kromosom.
KELEBIHAN GMO
Mengandung gizi dan varian rasa yang lebih banyak.
Menghilangkan sifat penyebab alergi.
Resistensi organisme terhadap hama, gulma, dan penyakit.
Mampu berkembang pada kondisi yang tidak ideal.
Ramah lingkungan.
Dapat tumbuh pada lahan yang kecil.
KEKURANGAN GMO
Memiliki risiko respon gen yang salah, sehingga ekspresi
gen tidak dapat dikendalikan.
Penyerbukan silang antara tanaman transgenik dan
normal akan merusak ekologi.
Merugikan petani lokal.
KLONING
Proses reproduksi aseksual untuk menghasilkan sejumlah
individu yang identik secara genetik dan mempunyai
susunan dan jumlah gen yang sama.
Spesies yang dihasilkan disebut klon.
Prinsip kerja kloning adalah transfer inti sel somatik.
1. Inti sel somatik diambil dan
dimasukkan ke dalam sel telur
yang tidak dibuahi dan intinya
telah dihapus.
2. Telur dan inti sel somatik tsb
dijaga hingga menjadi embrio.
3. Kemudian embrio ditempatkan
dalam induk pengganti
MEKANISME KLONING
KLONING HEWAN
1. Gen insulin dan plasmid bakteri
E. Coli dipotong menggunakan
enzim restriksi.
2. Lalu bagian plasmid disatukan
dengan gen insulin mengunakan
enzim ligase, menghasilkan
plasmid rekombinan.
3. Kemudian plasmid dimasukkan e
dalam bakteri kembali untuk
MEKANISME KLONING mengalami pembiakan.
KLONING GEN
JENIS KLONING
Kloning DNA Rekombinan Kloning Terapeutik
Pemindahan sebagian rantai Kloning untuk memproduksi
DNA pada satu elemen replikasi embrio manusia dengan tujuan
genetik. mendapatkan sel batang yang
akan digunakan untuk penelitian
Kloning Reproduktif
Teknologi yang digunakan untuk
menghasilkan hewan yang sama.
TEKNIK KLONING
Teknik Roslin Teknik Hondulu
Sel somatik dibiarkan tumbuh Inti dari sel somatik diambil dan
hingga kehilangan nutrisi. dimasukkan ke dalam sel telur tak
berinti.
Kemudian sel somatik menginduksi
sel ke tahap tidak aktif. Kemudian sel telur ditetesi larutan
Lalu sel somatik didekatkan denga kimia sehingga tumbuh menjadi
sel telur tak berinti. embrio.