ASAM NUKLEAT ( MK BI OKI MI A I ) DR. HENI YOHANDINI DNA dan RNA Suatu rantai polimer, dimana unit-unit monomernya dihubungkan dengan ikatan kovalen Masing-masing monomer mengandung gula 5- karbon ribosa pada RNA dan 2-deoksiribosa pada DNA Atom karbon ditandai dengan aksen (1, 2, dst) untuk membedakannya dari atom-atom pada basa Unit monomer dihubungkan oleh residu fosfat yang terikat pada hidroksil karbon 5 dari unit yang satu dan hidroksil 3 dari unit selanjutnya ikatan fosfodiester Suatu rantai polimer, dimana unit-unit monomernya dihubungkan dengan ikatan kovalen Masing-masing monomer mengandung gula 5- karbon ribosa pada RNA dan 2-deoksiribosa pada DNA Atom karbon ditandai dengan aksen (1, 2, dst) untuk membedakannya dari atom-atom pada basa Unit monomer dihubungkan oleh residu fosfat yang terikat pada hidroksil karbon 5 dari unit yang satu dan hidroksil 3 dari unit selanjutnya ikatan fosfodiester Struktur unit monomer RNA. Pada DNA, gugus OH pada karbon 2 (warna merah) diganti dengan H. Penomoran pada induk senyawa dari basa purin dan pirimidin pada nukleotida dan asam nukleat Basa-basa utama purin dan pirimidin dari asam nukleat. Konformasi ribosa dalam larutan Bentuk rantai lurus(aldehida) dan cincin (-furanose) dari ribosa bebas berada dalam kesetimbangan. DNA dan RNA hanya mengandung bentuk cincin Basa purin dan pirimidin terikat pada gula ribosa atau deoksiribosa pada karbon 1. Untuk purin, pengikatan terjadi pada nitogen-9 dan pirimidin pada nitrogen-1 Ikatan antara karbon 1 dari gula dan basa nitrogen dirujuk sebagai ikatan glikosidik Turunan dari adduct gula-basa (nukleosida) yang termonofosforilasi 5 disebut nukleotida (nukleosida 5-monofosfat) Basa purin dan pirimidin terikat pada gula ribosa atau deoksiribosa pada karbon 1. Untuk purin, pengikatan terjadi pada nitogen-9 dan pirimidin pada nitrogen-1 Ikatan antara karbon 1 dari gula dan basa nitrogen dirujuk sebagai ikatan glikosidik Turunan dari adduct gula-basa (nukleosida) yang termonofosforilasi 5 disebut nukleotida (nukleosida 5-monofosfat) Ikatan fosfodiester pada backbone kovalen DNA dan RNA. Residu gula dihubungkan dengan ikatan fosfodiester yang sangat polar membentuk backbone dari molekul DNA dan RNA Ikatan fosfodiester pada backbone kovalen DNA dan RNA. Residu gula dihubungkan dengan ikatan fosfodiester yang sangat polar membentuk backbone dari molekul DNA dan RNA Sifat-sifat Nukleotida Pirimidin dan purin bebas adalah basa lemah Pirimidin dan purin pada DNA dan RNA merupakan molekul terkonyugasi mengabsorpsi cahaya UV pada dekat 260 nm Basa pirimidin dan purin bersifat hidrofobik dan sedikit larut dalam air pada pH sekitar netral, pada pH asam atau basa menjadi bermuatan dan kelarutan meningkat. Interaksi penumpukan (stacking) hidrofobik paralel bidang cincin melibatkan interaksi Van der Waals dan dipol-dipol di antara basa. Pirimidin dan purin bebas adalah basa lemah Pirimidin dan purin pada DNA dan RNA merupakan molekul terkonyugasi mengabsorpsi cahaya UV pada dekat 260 nm Basa pirimidin dan purin bersifat hidrofobik dan sedikit larut dalam air pada pH sekitar netral, pada pH asam atau basa menjadi bermuatan dan kelarutan meningkat. Interaksi penumpukan (stacking) hidrofobik paralel bidang cincin melibatkan interaksi Van der Waals dan dipol-dipol di antara basa. Sifat-sifat Nukleotida Penumpukan basa membantu meminimalkan kontak basa dengan air, dan interaksi ini membantu menstabilkan struktur 3 dimensi asam nukleat. Gugus-gugus fungsi terpenting pada pirimidin dan purin adalah nitrogen cincin, karbonil, dan amino eksosiklik. Ikatan hidrogen yang melibatkan gugus amino dan karbonil merupakan mode interaksi penting kedua di antara basa-basa. Ikatan hidrogen antar basa menyebabkan hubungan komplementer pada 2 untai rantai polipeptida. Penumpukan basa membantu meminimalkan kontak basa dengan air, dan interaksi ini membantu menstabilkan struktur 3 dimensi asam nukleat. Gugus-gugus fungsi terpenting pada pirimidin dan purin adalah nitrogen cincin, karbonil, dan amino eksosiklik. Ikatan hidrogen yang melibatkan gugus amino dan karbonil merupakan mode interaksi penting kedua di antara basa-basa. Ikatan hidrogen antar basa menyebabkan hubungan komplementer pada 2 untai rantai polipeptida. Spektrum absorpsi dari nukleotida. Pola ikatan hidrogen pada basa yang diusulkan oleh Watson and Crick. Ikatan hidrogen ditunjukkan oleh tiga garis biru Hidrolisis RNA pada kondisi basa OH-2 bertindak sebagai nukleofil pada displacement intramolekul Struktur Primer Asam Nukleat Rantai polinukleotida memiliki sense atau punya arah: ujung fosfat 5 dan ujung OH 3 Sifat individu rantai polinukleotida ditentukan oleh urutan basa-basanya, yaitu urutan nukleotida. Urutan ini disebut struktur primer dari asam nukleat Informasi genetik disimpan dalam struktur primer DNA. Konvensi penulisan urutan rantai nukleotida: ujung 5 di sebelah kiri dan ujung 3 di kanan. Rantai polinukleotida memiliki sense atau punya arah: ujung fosfat 5 dan ujung OH 3 Sifat individu rantai polinukleotida ditentukan oleh urutan basa-basanya, yaitu urutan nukleotida. Urutan ini disebut struktur primer dari asam nukleat Informasi genetik disimpan dalam struktur primer DNA. Konvensi penulisan urutan rantai nukleotida: ujung 5 di sebelah kiri dan ujung 3 di kanan. Struktur primer DNA dan RNA Penulisan lebih singkat: ACGTA Kepentingan utama struktur primer/urutan: informasi genetik dismpan dalam struktur primer DNA Struktur Sekunder dan Tersier Asam Nukleat Watson & Crick: Difraksi sinar-X: DNA dalam bentuk serat menunjukkan pola menyilang yang khas dari struktur heliks, 10 residu per putaran. Data densitas serat: ada 2 pita DNA untuk setiap molekul heliks. Kedua pita heliks distabilkan oleh ikatan hidrogen antara basa-basa pada pita yang berlawanan, pasangan A-T dan G-C Backbone fosfat-deoksiribosa heliks berada di bagian luar. Watson & Crick: Difraksi sinar-X: DNA dalam bentuk serat menunjukkan pola menyilang yang khas dari struktur heliks, 10 residu per putaran. Data densitas serat: ada 2 pita DNA untuk setiap molekul heliks. Kedua pita heliks distabilkan oleh ikatan hidrogen antara basa-basa pada pita yang berlawanan, pasangan A-T dan G-C Backbone fosfat-deoksiribosa heliks berada di bagian luar. Model Watson-Crick untuk struktur DNA Pita komplemen pada DNA untai ganda (DNA double helix). Pita DNA anti paralel yang komplemen mengikuti aturan pemasangan yang diusulkan oleh Watson dan Crick. Pita komplemen pada DNA untai ganda (DNA double helix). Pita DNA anti paralel yang komplemen mengikuti aturan pemasangan yang diusulkan oleh Watson dan Crick. Replikasi DNA yang disarankan oleh Watson and Crick. Untai induk menjadi terpisah dan masing- masing menjadi template (cetakan) untuk biosintesis untai anak yang komplemen (warna merah) Replikasi DNA yang disarankan oleh Watson and Crick. Untai induk menjadi terpisah dan masing- masing menjadi template (cetakan) untuk biosintesis untai anak yang komplemen (warna merah) Variasi struktural pada DNA. Struktur Sekunder DNA yang Tidak Biasa Z-DNA: struktur tangan kiri akibat adanya perbedaan orientasi basa-basa (dibandingkan dengan bentuk A dan B) Hairpin dan Cruciform (double hairpin) Struktur cruciform dapat dibentuk pada DNA dengan urutan palindromik (dibaca dari depan atau dari belakang adalah sama) Z-DNA: struktur tangan kiri akibat adanya perbedaan orientasi basa-basa (dibandingkan dengan bentuk A dan B) Hairpin dan Cruciform (double hairpin) Struktur cruciform dapat dibentuk pada DNA dengan urutan palindromik (dibaca dari depan atau dari belakang adalah sama) Struktur alternatif asam nukleat: perbandingan bentuk A, B, dan Z DNA. Perbandingan bentuk A, B, dan Z DNA. Palindrome dan mirror repeat. Urutan DNA (atau RNA) Palindromik: Hairpin dan cruciform Ketika hanya untai tunggal DNA (atau RNA) terbelit, struktur seperti ini disebut hairpin. Ketika hanya untai tunggal DNA (atau RNA) terbelit, struktur seperti ini disebut hairpin. Ketika kedua untai DNA dupleks terbelit, ini disebut cruciform. Shading biru menandai urutan asimetri yang dapat berpasangan dengan urutan komplemen pada untai yang sama atau pada untai komplemennya. Ketika kedua untai DNA dupleks terbelit, ini disebut cruciform. Shading biru menandai urutan asimetri yang dapat berpasangan dengan urutan komplemen pada untai yang sama atau pada untai komplemennya. H-DNA. Struktur Sekunder dan Fungsi RNA Dalam ekspresi gen, RNA berperan sebagai perantara dengan menggunakan informasi yang dikode dalam DNA (yang terdapat di nukleus pada eukaryot) menjadi urutan asam amino tertentu pada protein (yang disintesis di ribosom) Dalam ekspresi gen, RNA berperan sebagai perantara dengan menggunakan informasi yang dikode dalam DNA (yang terdapat di nukleus pada eukaryot) menjadi urutan asam amino tertentu pada protein (yang disintesis di ribosom) 3 jenis RNA hasil transkripsi: mRNA mengkode urutan asam amino dari polipeptida tRNA molekul adapter dalam sintesis protein: membaca informasi yang dikode mRNA dan mentransfer asam amino yang sesuai pada rantai polipeptida yang sedang tumbuh selama sintesis protein rRNA bagian dari ribosom 3 jenis RNA hasil transkripsi: mRNA mengkode urutan asam amino dari polipeptida tRNA molekul adapter dalam sintesis protein: membaca informasi yang dikode mRNA dan mentransfer asam amino yang sesuai pada rantai polipeptida yang sedang tumbuh selama sintesis protein rRNA bagian dari ribosom Pada prokaryot, molekul mRNA tunggal dapat mengkode untuk satu atau beberapa rantai polipeptida. Monosistronik hanya membawa kode untuk satu polipeptida Polisistronik mengkode untuk dua atau lebih polipeptida berbeda. Pada prokaryot, molekul mRNA tunggal dapat mengkode untuk satu atau beberapa rantai polipeptida. Monosistronik hanya membawa kode untuk satu polipeptida Polisistronik mengkode untuk dua atau lebih polipeptida berbeda. Produk transkripsi DNA selalu berupa RNA untai tunggal. Untai tunggal cenderung mengambil konformasi heliks tangan kanan yang didominasi oleh interaksi tumpukan basa. Pada gambar: Basa-basa ditunjukkan dengan warna abu-abu, atom fosfat berwarna kuning, oksigen ribosa dan fosfat warna hijau. Produk transkripsi DNA selalu berupa RNA untai tunggal. Untai tunggal cenderung mengambil konformasi heliks tangan kanan yang didominasi oleh interaksi tumpukan basa. Pada gambar: Basa-basa ditunjukkan dengan warna abu-abu, atom fosfat berwarna kuning, oksigen ribosa dan fosfat warna hijau. Struktur Sekunder RNA Molekul RNA dapat membentuk pasangan basa komplemen pada untai nya sendiri dalam bentuk loop. Dengan demikian, RNA akan memiliki daerah untai ganda. Daerah yang berpasangan memiliki bentuk-A heliks tangan-kanan, seperti yang ditunjukkan untuk hairpin Urutan self-complementary dalam molekul RNA menghasilkan struktur yang lebih kompleks. RNA dapat membentuk pasangan dengan bagian yang komplemen pada RNA ataupun DNA Pemasangan basa mengikuti pola untuk DNA: G berpasangan dengan C dan A berpasangan dengan U Untai yang berpasangan pada RNA atau dupleks RNA-DNA adalah antiparallel, seperti pada DNA. Urutan self-complementary dalam molekul RNA menghasilkan struktur yang lebih kompleks. RNA dapat membentuk pasangan dengan bagian yang komplemen pada RNA ataupun DNA Pemasangan basa mengikuti pola untuk DNA: G berpasangan dengan C dan A berpasangan dengan U Untai yang berpasangan pada RNA atau dupleks RNA-DNA adalah antiparallel, seperti pada DNA. Struktur pasangan-basa pada RNA Pada RNA biasa ditemukan pasangan basa antara G dengan U (yang tidak biasa pada DNA) Pada RNA biasa ditemukan pasangan basa antara G dengan U (yang tidak biasa pada DNA) Struktur 3-dimensi beberapa RNA, seperti pada protein, adalah kompleks dan unik. Fenilalanin tRNA Struktur 3-dimensi beberapa RNA, seperti pada protein, adalah kompleks dan unik. Beberapa pola pasangan basa tidak lazim yang ditemukan pada tRNA Denaturasi dan annealing (renaturasi) reversibel pada DNA Kurva Denaturasi DNA karena panas dari dua spesimen DNA Temperatur pada titik tengah transisi (tm) adalah titik leleh; ia bergantung pada pH dan kekuatan ion, serta komposisi basa DNA. Kurva Denaturasi DNA karena panas dari dua spesimen DNA Temperatur pada titik tengah transisi (tm) adalah titik leleh; ia bergantung pada pH dan kekuatan ion, serta komposisi basa DNA. Hubungan antara tm dan kandungan GC pada DNA DNA yang terdenaturasi secara parsial. Transformasi non enzimatik pada nukleotida Purin dan pirimidin, sebagai bagian dari nukleotida, mengalami sejumlah perubahan spontan pada struktur kovalennya. Laju reaksi ini biasanya sangat lambat, tetapi signifikan secara fisiologis karena sel sangat rendah toleransinya terhadap perubahan dalam informasi genetiknya Perubahan pada struktur DNA yang menghasilkan perubahan permanen pada informasi genetik yang dikodenya disebut sebagai mutasi Purin dan pirimidin, sebagai bagian dari nukleotida, mengalami sejumlah perubahan spontan pada struktur kovalennya. Laju reaksi ini biasanya sangat lambat, tetapi signifikan secara fisiologis karena sel sangat rendah toleransinya terhadap perubahan dalam informasi genetiknya Perubahan pada struktur DNA yang menghasilkan perubahan permanen pada informasi genetik yang dikodenya disebut sebagai mutasi Reaksi non enzimatik nukleotida yang terkarakterisasi dengan baik. Pembentukan dimer pirimidin yang diinduksi sinar UV Sinar UV menginduksi kondensasi dua gugus etilen membentuk cincin siklobutana. Pembentukan dimer pirimidin siklobutana menjadi tekukan atau kekakuan (kink) di dalam DNA Pembentukan dimer pirimidin siklobutana menjadi tekukan atau kekakuan (kink) di dalam DNA Zat kimia yang menyebabkan kerusakan DNA. (a) Prekursor asam nitrat, yang promotes reaksi deaminasi. (b) Alkylating agents. Zat kimia yang menyebabkan kerusakan DNA. (a) Prekursor asam nitrat, yang promotes reaksi deaminasi. (b) Alkylating agents. Sekuensing DNA dengan metode Sanger. Strategy for automating DNA sequencing reactions. Strategy for automating DNA sequencing reactions. Sintesis DNA Secara Kimia Fungsi Lain nukleotida Pembawa energi kimia pada sel Kofaktor Molekul peregulasi (second messenger) Pembawa energi kimia pada sel Kofaktor Nukleotida regulatory