Anda di halaman 1dari 11

MODUL 1

Foto
Wildan Abdullah (13115048)
Anda di
Asisten: Theocrysto Manullang [13112004]
sini.
Tanggal Percobaan: 7/04/2018
EL-3206- Praktikum Sistem Komunikasi
Laboratorium Teknik Elektro - Institut Teknologi Sumatera

1. DASAR TEORI

1.1 GELOMBANG SINUSOIDAL


Sebuah sinyal yang berjalan di medium udara biasanya berbentuk sinusoidal. Gelombang sinusoidal
termasuk gelombang transversal yang memiliki puncak dan lembah. Berikut adalah model matematis
gelombang sinusoidal :

𝑉(𝑡) = 𝑉𝑚𝑎𝑥 sin(𝜔𝑡 + 𝑞)


Dimana :
Vmax = Amplitude maksimum
𝜔 = 𝑘𝑒𝑐𝑒𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑠𝑢𝑑𝑢𝑡 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑟𝑎𝑑/𝑠
t = waktu gelombang
q = sudut fasa gelombang

Jika digambarkan dalam bentuk grafik, maka gambar1 merupakan bentuk tegangan sinusoida fungsi sinus
dengan sudut fasa q = 0 .

Gambar 1. Gelombang Sinusoidal


(gambar diambil dari https://trafoinstrumen.wordpress.com/)

Sumbu X merupakan variable derajat atau waktu, sedangkan sumbu Y mewakili amplitude dari tegangan
sinusoida. Dari grafik tersebut, terdapat beberapa parameter yang harus dipahami.
1.2 ISTILAH ISTILAH DALAM GELOMBANG SINUSOIDAL
Amplitudo sinyal merupakan besaran fisika dan memiliki satuan volts (V). Biasanya diukur dari tengah
gelombang sampai ke puncak gelombang atau dari tengah gelombang sampai ke lembah gelombang.
Periode sinyal adalah waktu yang ditempuh gelombang untuk menyempurnakan satu puncak dan satu
gelombang biasanya satuannya seconds (s). Ketika nilai periode gelombang sangat kecil, biasanya
dinyatakan dalam bentuk milisekon atau bahkan mikrosekon. Frekuensi sinyal adalah banyaknya getaran
dalam setiap detiknya biasanya dinyatakan sataunnya dalam Hertz (Hz). Ketika nilai frekuensi sangat besar,
maka biasanya dinyatakan dalam bentuk kilohertz atau bahkan megahertz.

2. HASIL DAN ANALISIS

2.1 EKSPERIMEN 1 VOL. 1 – PENGENALAN NI ELVIS

A. The NI ELVIS II Variabel Power Supplies

The NI ELVIS II Variabel Power Supplies (VPS) adalah sebuah instrumen yang dapat
mengeluarkan dua output tegangan DC (satu positif dan satu lagi negative) pada terminal di Emona
DATEx. Berikut adalah hasilnya menggunakan Digital Multimeter – NI ELVIS,

Positive Output (Maks) Positive Output (Min)

Negatif Output (Min)


Negatif Output (Maks)
Minimum output voltage Maksimum output voltage

Positive (+) output 0.34120 V 12.491 V

Negative (-) output -0.12144 V -12.525 V

Tabel 1

Kemudian pada toolbox NI ELVIS II Variable Power Supplies, centang bagian Measure Supply
Supports lalu amati hasilnya. Berikut adalah hasilnya,

Negatif Output (Min) Negatif Output (Maks)

Positive Output (Min) Positive Output (Maks)


Pada percobaan di atas telah didapatkan hasil pengukuran pada terminal output DC positif dan negative
yang mana pada masing-masing terminal memiliki nilai maksimum dan minimumnya. Nilai minimum yang
dapat diukur pada kedua terminal positif dan negative mendekati nilai nol dan untuk nilai maksimum yang
dapat diukur pada kedua terminal positif dan negative mendekati nilai 12.5 V DC. Pengukuran yang
dilakukan menggunakan DMM (Digital Multimeter) pada NI ELVIS II dan menggunakan NI ELVIS II
Variable Power Supplies menghasilkan output tegangan yang hampir sama pada setiap terminal positif dan
negatifnya. Terdapat nilai tengah pengukuran pada terminal yaitu berada pada nilai 6 V DC.

B. The NI ELVIS II Osiloskop

Osiloskop adalah alat untuk melihat output keluaran sinyal yang akan diketahui parameter-
parameternya. Parameter tersebut diantaranya adalah tegangan rms, frekuensi, tegangan puncak ke puncak,
dan periode. Pada percobaan ini sinyal input langsung dari device NI ELVIS II yaitu gelombang 2Khz
Sinusoidal sinus. Berikut adalah hasil keluaran sinyal yang diamati menggunakan NI ELVIS II Osiloskop,

Gambar 2. Sinyal keluaran pada Channel 0

RMS Voltage 1.311 V

Frekuensi 2.083 Hz

Pk-Pk Voltage 3.814 V

Periode 0.4800 s

Tabel 2

Dengan menggunakan NI ELVIS Osiloskop dapat diketahui keluaran sinyal dan beberapa
parameter-parameternya. Keluaran sinyal pada gambar di atas berupa gelombang sinusoidal sinus sesuai
dengan sinyal inputnya yang memiliki parameter-parameter seperti yang tertera pada tabel 2. Gelombang
tersebut memliki nilai pada waktu tertentu positif dan negatif, hal ini disebabkan yang digunakan adalah
sinyal tegangan bolak-balik. Untuk menghitung periode digunakan rumus T = 1/f .
C. The NI ELVIS II Generator Fungsi

Gambar 3. Amplitudo minimum

Gambar 4. Amplitudo maksmimum


Minimum Output 538.95 mV

Maksimum Output 9.908 V

Tabel 3

Pada sub bab percobaan ini menggunakan tools generator fungsi yang dapat menghasilkan sinyal
dengan mengatur parameter amplitude atau frekuensi secara manual. Dapat dilihat pada gambar 3 dan
gambar 4, amplitude sinyal dapat diubah secara manual untuk mendapatkan nilai minimum dan maksimum
outputnya.

Gambar 5. Parameter frekuensi pada keluaran sinyal.

Kemudian dilakukan pengubahan pada parameter frekuensi dengan memutar tuas pada device NI
ELVIS II searah jarum jam atau berlawanan arah jarum jam. Terjadi perubahan frekuensi yang
menyebabkan rapat dan merenggangnya sinyal output. Seperti yang terlihat pada gamabar 5. Ketika tuas
diputar berlawanan arah jarum jam akan menyebabkan frekuensi mengecil dan sinyal output merenggang
begitupun sebaliknya ketika tuas diputar searah jarum jam akan menyebabkan frekuensi membesar dan
sinyal output menjadi rapat.
2.2 EKSPERIMEN 2 – PENGENALAN DATEX
A. Output Master Signal’s

Gambar 6. Sinyal 2KHz sine

Gambar 7. Sinyal 100KHz cosine


Gambar 8. Sinyal 100KHz sine

Output Voltage Frekuensi


2KHz sine 3.773 V 2.083 KHz
100KHz cosine 3.814 V 100.001 KHz
100 KHz sine 3.607 V 100.001 KHz
Tabel 4

Pada gambar 6 terlihat sinyal masih terlihat dengan jelas, namun pada gambar 7 dan gambar 8
terlihat seperti sama output sinyalnya padahal kedua gambar tersebut adalah berbeda. Gambar 7
mengindikasikan sinyal 100 KHz cosine dan gambar 8 adakah sinyal 100KHz sine. Sebenarnya diantara
keduanya terdapat perbedaan, tetapi tidak kasat mata. Perbedaan terletak pada beda fasa nya yaitu berbeda
fasa sebesar 90 derajat. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat gambar berikut,

Gambar 9. Sinyal 100KHz cosine dan 100KHz sine diperkecil skalanya.


B. The Speech Modul

Pada sesi percobaan ini praktikan mencoba berbicara pada microphone yang terdapat pada
device NI ELVIS dan menghasilkan output sinyal pada osiloskop seperti di bawah ini,

Gambar 10. Output sinyal microphone.

Sinyal pada gambar 10 merupakan sinyal output dari suara praktikan pada microphone. Terlihat sinyal
tidak mulus seperti sinyal sinusoidal tetapi banyak noise (derau) pada sinyal. Hal ini disebabkan oleh
sensitivitas dari microphone sangat berpengaruh pada perekaman input suara praktikan.

C. The Amplifier Modul

Gambar 11. Sinyal output amplifier 1.


Input Voltage Output Voltage

3.690 V 10.549 V

Tabel 5

𝑉𝑜 10.549 𝑉
𝐴𝑣 = = = 2.858
𝑉𝑖 3.690 𝑉

Pada sub bab percobaan ini akan dilihat penguatan suatu sinyal output terhadap inputnya. Dapat
dilihat pada gambar 11 terjadi penguatan antara sinyal input (berwarna hijau) dan sinyal output (berwarna
biru). Penguatan tersebut sebesar 2.858 . Pada gambar 11 terlihat bahwa sinyal output begitu besar sehingga
terlihat seperti terpotong. Maka dari itu, sinyal output dikecilkan hingga sekecil-kecilnya dengan catatan
sinyal sinusoidalnya masih tetap terlihat. Berikut adalah hasil pengamatan pada osiloskop,

Gambar 12. Sinyal output amplifier 2.

Input Voltage Output Voltage

3.773 V 1.324 V

Tabel 6

𝑉𝑜 1.324 𝑉
𝐴𝑣 = = = 0.350
𝑉𝑖 3.773 𝑉

Terjadi perubahan pada penguatan antara sinyal output dan sinyal inputnya. Penguatannya sebesar
0.350 atau dapat diartikan sinyal telah ter-atenuating / dilemahkan. Hal ini disebabkan sinyal output lebih
kecil dibandingkan sinyal inputnya. Ketika amplitude sinyal output dikecilkan hingga penuh maka akan
terlihat sinyal output seperti sinyal kotak / squarewave.

Kemudian praktikan mencoba modul speech untuk melihat karakteristik rentan frekuensi
pendengaran manusia. Ketika menggunakan sinyal input 2KHz sine suara masih dapat terdengar. Tetapi
ketika menggunakan 100 KHz cosine sinyal sudah tidak bisa didengarkan. Hal ini disebabkan oleh batas
pendengaran manusia yaitu berkisar dari frekuensi 20 Hz sampai 20 KHz, sehingga ketika menggunakan
sinyal 100 KHz cosine sudah tidak terdengar. Pada praktikum modul satu ini, praktikan hanya sampai pada
amplifier modul sehingga banyak pada sub bab lainnya belum terbahas atau dicoba karena keterbatasan
waktu yang dimiliki praktikan.

3. KESIMPULAN
 Terdapat beberapa tools yang digunakan untuk modul satu ini pada NI ELVIS II yaitu tool Digital
Multimeter, Osiloskop, Function Generator dan Power Supplies.
 Setiap sinyal memiliki karakteristiknya tersendiri dan terdapat parameter frekuensi, tegangan
puncak ke puncak, tegangan RMS dan periode.
 Jika frekuensi diperkecil maka sinyal output akan semakin lebar sebaliknya jika frekuensi
diperbesar maka sinyal output akan semakin rapat.
 Sinyal hasil microphone banyak terdapat noise/deraunya.
 Rentan frekuensi pendengaran manusia 20Hz - 20 kHz.
 Sinyal dapat dikuatkan dan juga dapat dilemahkan.
 Penguatan sinyal merupakan hasil bagi dari sinyal output terhadapat sinyal input.

DAFTAR PUSTAKA
[1] Duncan, Barry. 2008. Emona DAtex LAB Manual.
[2] MS Bambang, 2016. https://trafoinstrumen.wordpress.com/ diakses pada 10 April 2018 pukul 22.03 WIB.

Anda mungkin juga menyukai