JANSEN
A. Prinsip :
Protein darah diendapkan dengan Zn(OH)2 agar tidak menganggu
penentuan, gula akan mereduksi Kalium Ferrisianida. Kelebihan Kalium
Ferrisianida akan ditentukan secara iodometri.
B. Reagen :
1. NaOH 0,1N
2. CH3COOH 3%
3. Amilum 1%
4. ZnSO4 0,45%
5. Na2S2O3 0,005N
6. KI 20%
7. HCL 6%
8. K2Cr2O7 0,001N
9. K3Fe(CN)6 0,005N
10. Darah
C. Prosedur :
1. Pipet 1ml 0,1 NaOH, masukan dalam tabung reaksi
2. Tambah 5 ml ZnSO4 0,45%
3. Pipet 0,100 ml darah dan masukan ke dalam tabung reaksi
4. Kocok sampai homogen
5. Didihkan selama 4 menit
6. Dinginkan lalu saring ke dalam erlenmeyer dengan kapas yang sudah
dicuci dengan aquades
7. Tambah 2,00 ml Kalium Ferrisianida ke dalam erlenmeyer
8. Didihkan selama 15 menit, lalu dinginkan
9. Setelah didinginkan, tambah 3 ml KI 20%
10.Tambah Asam asetat ( CH3COOH 3%) 2-3 ml
11.Tambah amilum 1% 3 tetes
12.Titrasi dengan Na2S2O3 0,005N, lakukan standarisasi iodometri
Prosedur :
1 ml 0,1 NaOH
Kocok
5 ml ZnSO4 0,45%
Homogen
0,100 ml darah
Titrasi
Tambahkan : dengan
Panaskan dalam
air mendidih 3 ml KI 20% Na2S2O3
selama 15 menit 0,005N
CH3COOH 3% 2-3 ml
lalu dinginkan
TAT = biru
3 tetes amilum 1%
hilang
STANDARISI IODOMETRI
Tambahkan :
Amilum 1% 3 tetes
PERHITUNGAN :
BM K2Cr2O7 = 294,19
Valensi K2Cr2O7 = 6
N K2Cr2O7 = 0,00497 N
2. K2Cr2O7 ∼ Na2S2O3
Vol x N = Vol x N
10,00 x 0,0049 = 10,6 x N
N Na2S2O3 = 0,0046 N
(𝑏𝑙𝑎𝑛𝑔𝑘𝑜−𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙)𝑥 𝑁 𝑁𝑎2𝑆2𝑂3
3. 0,005
(3,00−1,50)𝑥 0,046
0,005
= 0,92 (Lihat dalam table ) > 191 mg/dl