Laporan Mekflu 5
Laporan Mekflu 5
(Hydraulic Gradient)
Oleh :
Nama : Nur Oktavia B.
NPM : 240110120046
Hari, Tgl Praktikum : Senin, 13 Mei 2013
Asisten Dosen : 1. Andy Pratama
2. Caesar Artha Graha
3. Fahmi K. Alamsyah
4. M. Hanifan Ginggi
5. Yofa Sugara
6. Zaitun Firdausiyah
1
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI i
I. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang……………………………………………… 1
1.2 Tujuan Praktikum………………………………………....... 1
II. Tinjauan Pustaka 2
2.1 Aliran Fluida ...…………………………………………….. 2
2.2 Hukum Bernoulli ..………………………………………… 3
2.3 Debit Air ................................................................................ 4
2.4 Penerapan Hukum Bernoulli..……………………………… 4
III. Metode Praktikum 6
3.1 Alat…………………………………………………………. 6
3.2 Bahan……………………………………………………….. 6
3.3 Prosedur Pelaksanaan………………………………………. 6
IV. Hasil dan Pembahasan 8
4.1 Hasil………………………………………………………… 8
4.2 Pembahasan………………………………………………… 15
V. Kesimpulan 17
DAFTAR PUSTAKA 18
LAMPIRAN 19
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
Aliran yang bergerak pada dua bidang dengan pola garis arus yang sama
pada masing-masing bidang, komponen kecepatan aliran mempnyai 2
dimensi.
c. Aliran Berdimensi 3 (3D)
Aliran dengan komponen kecepatan tiga dimensi.
Dimana:
Z : elevasi
: densitas fluida
v : kecepatan aliran fluida
Konsep dasar hukum Bernoulli ini berlaku pada fluida aliran termampatkan
(compressible flow) dan juga pada fluida dengan aliran tak termampatkan
(incompressible flow). Hukum Bernoulli sebenarnya dapat dikatakan sebagai
bentuk khusus dari konsep dari mekanika fluida secara umum, yang dikenal dengan
persamaan Bernoulli. Persamaan Bernoulli menyatakan bahwa pada suatu aliran
fluida yang tertutup, banyaknya energi suatu fluida di suatu titik sama dengan
banyaknya energi di titik lain.
Suatu fluida dengan aliran termampatkan merupakan suatu aliran fluida yang
mempunyai karakteristik khusus adanya perubahan kerapatan massa (densitas)
pada sepanjang aliranya. Adapun fluida dikatakan mempunyai aliran tak
termampatkan adalah fluida yang mempunyai karakteristik tidak terdapat
perubahan kerapatan massa (densitas) pada sepanjang aliran fluida tersebut.
5
2.3 Debit Air
Debit air merupakan ukuran banyaknya volume air yang dapat mengalir atau
dapat ditampung dalam suatu tempat tiap satuan waktu. Satuan debit dinyatakan
dalam satuan meter kubik per detik (m3/s). Debit aliran juga dapat dinyatakan dalam
persamaan Q= A × v, dimana A adalah luas penampang (m2) dan v adalah kecepatan
aliran (m/s). Lebih jelasnya untuk mengetahui besarnya debit air, dapat dirumuskan
sebagai berikut:
𝑽
𝑸 = ∆𝒕
atau
𝑸=𝑨 ×𝒗
di mana:
Q = debit air (m3/s atau l/s)
V = volume air (m3 atau liter)
∆t = waktu (s)
A = luas penampang (m2)
v = kecepatan fluida (m/s)
Aliran air dikatakan memiliki sifat ideal apabila air tersebut tidak dapat
dimanfaatkan dan berpindah tanpa mengalami gesekan, hal ini berarti pada gerakan
air tersebut memiliki kecepatan yang tetap pada masing-masing titik dalam pipa dan
gerakannya beraturan akibat pengaruh gravitasi.
6
-Karburator, Karburator berfungsi untuk menghasilkan campuran bahan
bakar dengan udara,kemudian campuran ini dimasukkan ke dalam silinder-
silinder mesin untuk tujuanpembakaran.
- Venturimeter Tabung venturi adalah dasar dari venturimeter, yaitu alat
yang dipasang didalam suatu pipa aliran untuk mengukur kelajuan cairan.
2. Tabung Pitot
Tabung Pitot adalah alat ukur yang digunakan untuk mengukur
kelajuan gas.
3. Penyemprot Parfum
Penyemprot Parfum adalah salah satu contoh Hukum Bernoulli. Ketika
Anda menekan tombol ke bawah, udara dipaksa keluar dari bola karet
termampatkan melalui lubang sempit diatas tabung silinder yang
memanjang ke bawah sehingga memasuki cairanparfum.Semburan udara
yang bergerak cepat menurunkan tekanan udara pada bagian atas tabung,
dan menyebabkan tekanan atmosfer pada permukaan cairan memaksa
cairan naik keatas tabung. Semprotan udara berkelajuan tinggi meniup
cairan parfum sehingga cairan parfum dikeluarkan sebagai semburan kabut
halus.
4. Penyemprot Racun Serangga
Penyemprot racun serangga hampir sama prinsip kerjanya dengan
penyemprot parfum. Jika pada penyemprot parfum Anda menekan tombol,
maka pada penyemprot racun serangga Anda menekan masuk batang
penghisap.
5. Gaya Angkat Sayap Pesawat Terbang
Gaya Angkat Sayap Pesawat Terbang juga merupakan salah satu
contoh Hukum Bernoulli. Pada dasarnya, ada empat buah gaya yang bekerja
pada sebuah pesawat terbang yang sedang mengangkasa.
1. Berat pesawat yang disebabkan oleh gaya gravitasi bumi
2. Gaya angkat yang dihasilkan oleh kedua sayap pesawat
3. Gaya ke depan yang disebabkan oleh mesin pesawat
4. Gaya hambatan yang disebabkan oleh gerakan udara
7
BAB III
METODE PRAKTIKUM
2.5 Alat
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah
1. Bak Thorn
2. Bak Constant Head
3. Bak limpasan
4. Bak sirkulasi air
5. Pipa lurus yang dihubungkan dengan manometer air
6. Pompa air 200 Watt
7. Meteran
8. Mistar 30 cm
9. Gelas ukur 1000 ml
10. Stopwatch
11. Kalkulator
12. Alat tulis
2.6 Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah
1. Air dalam sistem sirkulasi
8
6. Merubah posisi pipa lurus sehingga diperoleh ketinggian pipa yang berbeda
(h’1 dan h’2)
7. Mengukur dan mencatat kembali ketinggian air yang terbaca pada
manometer
8. Merubah kembali posisi pipa lurus hingga diperoleh ketinggian pipa yang
berbeda (h’’1 dan h’’2)
9. Mengukur dan mencatat kembali ketinggian air pada manometer
10. Melepas selang pada stop kran bak konstan kemudian menghitung debit
sebanyak 3 kali menggunakan gelas ukur dan stopwatch
11. Melakukan hal yang sama seperti prosedur 1 – 10 pada kedua instrumen
lainnya
9
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Tabel 1. Data hasil pengukuran debit, elevasi, dan tinggi
Debit Data Pengukuran
Bukaan Debit
Rata-rata Posisi ke P1 V1 P2 V2 Alas Tinggi
ke (L/s)
(L/s) (m) (m) (m) (m) (m) (m)
0,196 h1-h2 0,1 0,11 0,083 0,089 0,9 0
1 0,173 0,178 h’1-h’2 0,103 0,113 0,088 0,094 0,9 0,199
0,165 h’’1-h’’2 0,048 0,06 0,035 0,041 0,9 0,149
0,14 h1-h2 0,03 0,05 0,015 0,035 0,9 0
2 0,15 0,126 h’1-h’2 0,05 0,07 0,025 0,04 0,9 0,06
0,153 h’’1-h’’2 0,005 0,025 0,001 0,01 0,9 0,08
0,09 h1-h2 0,11 0,115 0.09 0,095 0,9 0
3 0,093 0,094 h’1-h’2 0,125 0,135 0,11 0,116 0,9 0,05
0,1 h’’1-h’’2 0,13 0,14 0,125 0,133 0,9 0,1
Keterangan:
Bukaan 1 h1 = 1,101 m h’1 = 0,78 m h’’1 = 0,84 m
h2 = 1,101 m h’2 = 1,30 m h’’2 = 1,25 m
Bukaan 2 h1 = 1 m h’1 = 0,94 m h’’1 = 0,92 m
h2 = 1 m h’2 = 1,06 m h’’2 = 1,08 m
Bukaan 3 h1 = 1,1 m h’1 = 1,05 m h’’1 = 1 m
h2 = 1,1 m h’2 = 1,15 m h’’2 = 1,2 m
10
Tabel 2. Data hasil pengukuran tekanan, kecepatan dan sudut
Debit Data Perhitungan
Bukaan Debit
Rata-rata Posisi ke P1 V1 P2 V2 Sudut
ke (L/s)
(L/s) (KPa) (m/s) (KPa) (m/s) (0)
0,196 h1-h2 0,981 0,4429 0,81423 0,3431 0
1 0,173 0,178 h’1-h’2 1,01043 0,4429 0,86328 0,3431 12,46
0,165 h’’1-h’’2 0,47088 0,4852 0,34355 0,3431 9,4
0,14 h1-h2 0,2943 0,3924 0,14715 0,6264 0
2 0,15 0,126 h’1-h’2 0,4905 0,3924 0,24525 0,5425 3,814
0,153 h’’1-h’’2 0,04905 0,3924 0,00981 0,4202 5,08
0,09 h1-h2 1,0791 0,313 0,8829 0,313 0
3 0,093 0,094 h’1-h’2 1,22625 0,443 1,0791 0,343 3,18
0,1 h’’1-h’’2 1,2753 0,443 1,22625 0,396 6,34
Perhitungan
Tekanan : 𝑃 = 𝛾. ℎ ; h : nilai P pengukuran
Kecepatan : 𝑣 = √2𝑔ℎ ; h : selisih P dan V
𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖
Nilai sudut : tan 𝛼 = ; 𝛼 = 𝑎𝑟𝑐. 𝑡𝑎𝑛.
𝑎𝑙𝑎𝑠 𝑎𝑙𝑎𝑠
Bukaan 1
a. 𝑃1 = 𝛾. ℎ = 9,81 × 0,1 = 0,981 𝑃𝑎
𝑣1 = √2𝑔ℎ = √2 × 9,81 × 0,01 = 0,4429 𝑚⁄𝑠 2
11
b. 𝑃1 = 𝛾. ℎ = 9,81 × 0,103 = 1,01043 𝑃𝑎
𝑣1 = √2𝑔ℎ = √2 × 9,81 × 0,01 = 0,4429 𝑚⁄𝑠 2
Bukaan 2
a. 𝑃1 = 𝛾. ℎ = 9,81 × 0,03 = 0,2943 𝑃𝑎
𝑣1 = √2𝑔ℎ = √2 × 9,81 × 0,02 = 0,3924 𝑚⁄𝑠 2
12
b. 𝑃1 = 𝛾. ℎ = 9,81 × 0,05 = 0,4905 𝑃𝑎
𝑣1 = √2𝑔ℎ = √2 × 9,81 × 0,02 = 0,3924 𝑚⁄𝑠 2
Bukaan 3
a. 𝑃1 = 𝛾. ℎ = 9,81 × 0,11 = 1,0791 𝑃𝑎
𝑣1 = √2𝑔ℎ = √2 × 9,81 × 0,005 = 0,313 𝑚⁄𝑠 2
13
𝑣2 = √2𝑔ℎ = √2 × 9,81 × 0,006 = 0,343 𝑚⁄𝑠 2
𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖
𝑠𝑢𝑑𝑢𝑡 = 𝛼 = 𝑎𝑟𝑐. 𝑡𝑎𝑛.
𝑎𝑙𝑎𝑠
0,05
= 𝑎𝑟𝑐. 𝑡𝑎𝑛. = 𝑎𝑟𝑐. tan 0,056 = 3,18°
0,9
P 1 -V 1 pada Bukaan 1
1.2
1
0.8
P1 (KPa) 0.6
0.4
0.2 y = -22.405x + 10.919
R² = 0.9993
0
0.43 0.44 0.45 0.46 0.47 0.48 0.49
V1 (m/s)
14
P 2 -V 2 pada Bukaan 1
0.87
0.86
0.85
0.84
P2 (KPa) 0.83
0.82
0.81
0.8
0.79
0 0.1 0.2 0.3 0.4
V2 (m/s)
P 1 -V 1 pada Bukaan 2
0.6
0.5
0.4
0.1
0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5
-0.1
V1 (m/s)
15
P 2 -V 2 pada Bukaan 2
0.9
0.8
0.7
0.6
0.5
P2 (KPa)
0.4
0.3
0.2
0.1 y = -3.2658x + 2.1274
R² = 0.9254
0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7
V2 (m/s)
P 1 -V 1 pada Bukaan 3
1.4
1.2
1
y = -0.5075x + 1.2379
0.8 R² = 0.031
P1 (KPa)
0.6
0.4
0.2
0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5
V1 (m/s)
16
P 2 -V 2 pada Bukaan 3
1.2
1
y = -1.4896x + 1.443
0.8
R² = 0.1908
P2 (KPa) 0.6
0.4
0.2
0
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5
V2 (m/s)
4.2 Pembahasan
Praktikum kali ini adalah untuk membuktikan teori hukum Bernoulli. Yang
pertama-tama dilakukan adalah mengukur elevasi, alas, dan tinggi kemudian
mengukur ketinggian air yang terbaca pada manometer dan dicatat sebagai P1, V1,
P2, V2. Selain itu dilakukan pula pengukuran debit air. Pengukuran ini dilakukan
untuk tiga instrumen.
17
Hukum Bernoulli menyatakan bahwa jumlah energi pada suatu titik di dalam
suatu aliran tertutup sama besarnya dengan jumlah energi di titik lain pada jalur
aliran yang sama. Peningkatan pada kecepatan fluida akan menimbulkan penurunan
tekanan pada aliran tersebut. Untuk membuktikan teori tersebut, dilakukan lagi
suatu perhitungan dengan menggunakan rumus persamaan Bernoulli dimana
jumlah tekanan, kecepatan dan elevasi pada titik satu harus sama dengan jumlah
tekanan, kecepatan, dan elevasi pada titik dua. Dengan kata lain, jika dimasukkan
ke dalam persamaan (1) pada tinjauan pustaka, jumlah nilai yang diperoleh pada
ruas kiri harus sama dengan jumlah nilai pada ruas kanan. Dimana pada pembuktian
ini P merupakan P data hasil perhitungan, v diperoleh dari hasil akar perkalian
gravitasi dikali 2 dengan h, dimana h disini merupakan v data hasil pengukuran.
Sedangkan Z diperoleh dari perbedaan ketinggian pipa terhadap lantai (datum)
dikali dengan tangen hasil perkalian sudut dengan alas.
18
BAB V
KESIMPULAN
1. Jumlah energi pada suatu titik di dalam suatu aliran tertutup sama besarnya
dengan jumlah energi di titik lain pada jalur aliran yang sama
2. Peningkatan pada kecepatan fluida akan menimbulkan penurunan tekanan pada
aliran tersebut dan sebaliknya
3. Aliran fluida dipengaruhi oleh tekanan, kecepatan, elevasi dan massa jenis
4. Semakin besar kecepatan, maka debit air juga akan semakin besar
5. Hukum Bernoulli dapat digunakan untuk menentukan tekanan fluida, kecepatan
aliran fluida dan elevasi
19
DAFTAR PUSTAKA
20
LAMPIRAN
Gambar 3. Manometer
21