Tugas Raga 1
Tugas Raga 1
Sifat pelit atau disebut kikir atau juga bakhil dan kalau bahasa Jawa
menyebutnya sebagai medit adalah sifat dasar manusia yang paling mendasar.
Sifat pelit biasanya disebabkan oleh kekhawatiran yang berlebihan akan
sesuatu hal yang mungkin terjadi di masa depan. Rasa takut akan jatuh
miskin, tidak punya uang, tidak bisa mendapatkan kenikmatan hidup seperti
yang didapatkan saat ini, tabungan habis, dan lain sebagainya merupakan
faktor yang cukup dominan dalam mempengaruhi sifat pelit pada manusia.
Ibnu Abbas menjelaskan ayat tersebut, “Bakhil terhadap hartanya dan tidak
sudi menyembah Allah Subhanahu wa Ta’ala serta tidak percaya adanya surga
dan nikmatNya, maka akan Kami persiapkan untuknya nasib yang
menjadikannya senantiasa dalam kesusahan, baik di dunia maupun di akhirat.”
Sifat kikir menyebabkan seseorang menjadi fakir terhadap kebaikan, dan kaya
akan dosa dan kesalahan. Karena sifat ini mendorong seseorang untuk
menghalalkan segala cara untuk mendapatkan harta, lalu berpaling dari apa
yang diperintahkan kepadanya. Hasratnya hanya tertuju untuk dunia yang
fana. Maka kelak, sebagai balasannya, harta yang merka tumpuk itu menjadi
malapetaka bagi mereka,
Sifat pelit ini merupakan sifat yang tercela, dan tidak boleh dilakukan karena
sangat buruknya sifat ini.
Kikir dalam bahasa Arab disebut sebagai bakhil dan menurut istilah berarti
sifat seseorang yang amat tercela dan hina, tidak hendak mengeluarkan harta
yang wajib di keluarkan baik dalam ketentuan agama seperti zakat, nafkah
keluarga atau menurut ketentuan perikemanusiaan seperti sedekah, infak, dan
hadiah.
Dalam tulisan milik Aip Hanifatu Rahman, 2009:- perbuatan kikir disebabkan
oleh beberapa faktor:
2. Karena takut harta mereka berkurang. Hal ini sebagai mana tercantum
dalam firman Allah SWT dalam Surat Al-Baqarah ayat 268
“setan menjanjikan (menakut-nakuti) kemiskinan kepadamu dan menyuruh
kamu berbuat keji (kikir), sedangkan Allah menjanjikan ampunan dan karunia-
Nya kepadamu. Dan Allah Mahaluas, Maha Mengetahui”
Bahayanya kikir
Bahaya dari sifat kikir tercantum dalam beberapa surat dalam Al-Qur’an
seperti di bawah ini
“dan adapun orang yang kikir dan merasa dirinya cukup (tidak perlu
pertolongan Allah), serta mendustakan (pahala)yang terbaik, maka akan Kami
mudahkan baginya jalan menuju kesukaran (kesengsaraan).***
Abu Bakar’Ashidiq RA.berkata: “orang yang bakhil atau kikir tidak bisa lepas
dari salah satu tujuh perkata berikut:
“tidak akan masuk surga orang-orang yang menipu,bakhil (kikir) dan orang-
orang yang buruk mengurus miliknya.”
“dan orang-orang yang bakhil (kikir) itu jauh dari Allah, jauh dari manusia,
jauh dari surga dan dekat pada neraka”
Rasulullah SAW bersabda “ tidak ada penyakit (hati) yang lebih berbahaya
dari sifat kikir”. (cari sumbernya)
Imam Ali bin Abi Thalib (ra) berkata: jadilah orang yang dermawan tapi
jangan jadi pemboros. jadilah orang yang hidup hemat,tapi jangan jadi orang
yang kikir.(Al-Mukhtarah min Hikam Amiril Mukminin sa: 14 dalam akun
instagram bertahajudlah)
1. Keyakinan bahwa segala sesuatu milik Allah semata.ini seperti surat Ali-
Imran ayat 180.
Tahukah anda bahwa sebenarnya sipat pelit itu sangat merugikan ? baik untuk
diri sendiri maupun orang lain. di bawah ini saya tuliskan beberapa kerugian
yang ditimbulkan karenanya :
Seseorang yang mempunyai sipat pelit biasanya akan selalu dijauhi teman
temannya, karena si pelit malas memberikan sesuatu barang/uang ataupun
berupa benda material lainnya, kalau diberi tentu saja ia mau. istilah “Take &
Give” tidak ada dalam kamusnya, ia hanya mau menerima atau mengambil
saja (Take), tetapi melas sekalimemberi (Give). apalagi kalau secara terpaksa
ia harus memberikan barang yang harganya mahal, wah bisa meriang 7 hari 7
malam karenanya. kalaupun memberi biasanya hanya berupa barang yang
sudah tak terpakai lagi atau barang yang sudah tak ada nilainya sama sekali,
itulah sebabnya ia dijauhi lingkungannya.
2. Penyakit yang menggerogoti dari dalam
memelihara sipat pelit sama saja dengan memelihara penyakit atau virus jahat
yang akan menggerogoti kesehatan dari dalam. jiwanya akan selalu tidak sehat
karena disaat ia harus mengeluarkan barang/uang meskipun secara terpaksa
hatinya menjerit tidak rela, ia akan selalu membayangkan sesuatu yang telah
diberikannya, seakan ia dirampok atau dibegal.
si Pelit jika diberi sedikit kekuasaan (jabatan kecil kecilan) maka biasanya
perintahnya akan bertubi tubi, ia ingin dilayani secara prima. tidak peduli
keringat orang lain segala sesuatunya tahu beres saja. dan kalau mendapat
sedikit untung, tanpa rasa malu diumpetinnya keuntungan itu untuk dirinya
sendiri seakan semua itu didapat tanpa pertolongan orang lain (malas berbagi
rezeki), kalau yang namanya pekerjaan baru dibagi bagi pas giliran dapat
untung dimakannya sendiri. kalaupun dengan terpaksa ia harus membagi
sedikit rezeki yang didapatkannya maka diumumkanlah pemberiannya itu,
terus saja diomong omongin kepada setiap orang seakan seluruh Indonesia
wajib mengetahuinya. dan banyak lagi kasus lainnya yang tidak bisa saya
uraikan semua disini. itu sebabnya ia selalu dibenci orang.
saya jawab : “tidak juga ! saya orang wajar wajar saja, tetapi saya tidak
termasuk orang Pelit !!”
refrensi 5
Pelit: orang yang sengsara, penimbun uang dan harta benda (sering kali hidp
menderita).
Refrensi 6
-Menurut Collins English Dictionary, definisi cheapskate (pelit) adalah “a
miserly person ” atau “a stingy hoarder of money and possessions (often living
miserably) ”.
Bisa diartikan, bahwa orang pelit adalah kamu menjadi orang yang sengsara
dengan menimbun uang, harta benda yang terkadang tidak kamu butuhkan
- Orang yang pelit, akan berpikir ulang untuk membeli minum, lalu malah
akhirnya meminta minum ke teman secara paksa, sekalipun sedang kehausan,
dan berada di tempat makan.
Refrensi 7
- pelit dan perhitungan, memberi mungkin akan merasa menjadi miskin....
tapi memang adakalanya kita perlu meminta,, karena kalau tidak diminta kita
tidak diberi...
- Seburuk-buruk sifat yang ada pada seseorang adalah sifat pelit yang sangat
pelit
- Asy syuh semakna dengan al bukhl (pelit). Imam An Nawawi mengatakan:
والحرص على ما ليس له، هو البخل بأداء الحقوق:الش ُّح
“Asy syuh adalah al bukhl (pelit) untuk menunaikan hak-hak, dan disertai
semangat untuk menguasai hal yang bukan miliknya” (Syarah Muslim Lin
Nawawi, 16/222).
Jadi asy syuh lebih parah dari al bukhl (pelit) karena asy syuh itu selain pelit
juga semangat untuk mendapatkan hak dan harta orang lain.
“Al bukhl adalah menahan harta yang dimiliki pada keadaan yang tidak layak
untuk menahannya ketika itu” (Mufradatul Qur’an, 1/109).
“Al bukhl dalam syari’at artinya menahan harta pada hal yang wajib”
(Mashabihul Munir, 1/37)
“Dan adapun orang-orang yang bakhil dan merasa dirinya cukup, serta
mendustakan pahala yang terbaik, maka kelak Kami akan menyiapkan baginya
(jalan) yang sukar” (QS. Al Lail: 8-10)
Refrensi 6
Bab Bakhil
Maksiat Batin ialah dosa yg timbul akibat perbuatan batin. ia dosa yg tdk
terlihat, namun hanya dapat tertangkap tanda2nya.
Bakhil atau kikir, atau pelit adalah penyakit no.5 yg tidak boleh ada dalam diri
seorang muslim. Sebab pelit adalah penyakit batin yg berbahaya lagi
membinasakan. Pelit ini timbul karena dirinya menganggap harta benda yg
ada padanya, ia dapatkan karena semata-mata atas upaya dan jerih payahnya
sendiri, bukan karena kemurahan dan kasih sayangnya Allah SWT. Karena
semuanyan semata dari ia, maka yg demikian membuat ia berat
mengeluarkannya.
Pemaparan...
Dalam Pasal yang ke lima ini akan diterangkan mengenai bahaya pelit dan
bahaya amat sangat cinta pada harta benda.
Ketika ditanya seorang Tabi'in besar yakni Imam Abu Hasyim; "Mad dunia"
Apasih harta benda itu...?!, Beliau berkata;"sebetulnya harta benda itu tidaklah
ada nilainya, karena yg namanya harta benda itu, bila telah kita miliki, ia
laksana mimpi, yang belum dimiliki, laksana khayalan. Itulah Dunia, ia indah
disaat belum dimiliki saja, namun bila telah dimiliki, ia akan terasa biasa2
saja, tidak istimewa.
Amat sangat cinta pada harta benda itu identik dengan pelit, pelit itu diantara
gara2 amat sangat cinta akan harta benda. maka...
Pelit itu termasuk sifat, karakter, atau tabiat yg amat sangat dicela oleh
Agama. Pelit pula hal yg teramat besar membuat orang2 celaka dan binasa
kelak nanti di akhirat.
Karena amat tercelanya pelit itu, maka surgapun di haramkan bagi mereka.
Sebagaimana tertulis amat sangat besar pada pintu surga itu, yakni "Anna
haromun likulli bakhil" Aku itu haram bagi orang yg pelit. Atau dalam bahasa
kita, Orang pelit dilarang masuk.
Pelit merupakan Penyakit batin pada harta benda, ia laksana orang yg gemar
makan namun tidak ingin buang hajat besar. Maka tentulah yg demikian itu
adalah Penyakit, dan Penyakit harus diobati, dan musti di buang jauh2 dari
diri. Sebab kelak Penyakit itu akan membawa pada celaka diri.
Oleh sebab itu, Agama menasehati kita agar orang susah mau belajar menjadi
dermawan dikala ia masih susah, supaya kelak bila kaya ia telah menjadi
pandai dalam dermawan. Namun jika ia menunggu kaya, atau belum ingin
belajar dermawan di saat susah. Maka kelak setelah ia kaya, ia akan sulit
menjadi dermawan, sebab ia baru akan belajar, ...belajar,....belajar, dan
tentulah jadi lama ia baru pandai menjadi dermawan.
Mari perbanyaklah niat dan upaya untuk menjadi dermawan, dimulai dari saat
ini, dari apa2 yg kita mampu, salah satunya adalah berqurban.
Ingatlah, berqurban tidaklah sama dengan ibadah haji, karena ibadah haji
sekali seumur hidup minimal sekali, serupa ibadah haji dengan hakekah, yg
hanya sekali seumur hidup. sebagai bagian dari rasa syukur kita atas nikmat
hidup yg diberikan kepada kita oleh Allah SWT.
Sedangkan berqurban, ia adalah bagian dari wujud syukur kita atas nikmat
harta benda yg Allah SWT berikan atas kita pada tiap2 tahunnya. Ibadah ini
serupa halnya dengan Zakat Fitrah, yg diwajibkan pada kita untuk ditunaikan,
selama kita mengalami masanya, dan telah sesuai syariat agama yg telah di
tentukan.
Namun jika belum ada akan kemampuan untuk berqurban itu, maka niat dan
tekadkanlah dg sungguh2 olehmu agar kelak ibadah qurban itu dpt tertunaikan
sesuai syariat agama dan sesuai harapanmu juga. Sebab insya Allah, niat dan
tekad yg sungguh2 itu akan mendapat bantuan/ pertolongan dari Allah SWT.
Lagipula niat dan tekadmu yg sungguh2 itu untuk berqurban, sesungguhnya
bermakna kita sedang akan meng kaya kan diri kita dari masa dan saat2
sebelum kita mampu untuk berqurban.
Lalu bagaimana ukuran mampu itu...?!, karena hal tersebut sering ditanyakan
dalam keseharian kita. Maka contoh dan penjelasan sederhananya adalah ;
Andai engkau miliki uang saat ini sebesar 10.juta, lalu bila kau belanjakan ia
untuk berqurban sebesar 2.juta, maka akan bersisa 8.juta. Selanjutnya,
dinyatakan mampu ia untuk berqurban apabila sisa dari uang nya itu dinilai
dimata umum masih cukup untuk biaya hidup pokok selama 4 hari. Yakni : 1
Hari Raya dan 3 hari tasrik kesudahannya.Akan tetapi, ia dinyatakan belum
mampu oleh Agama bila sisa setelah berqurban itu tidaklah dinilai cukup
dalam pandangan umum untuk biaya hidup pokoknya selama 4 hari
sebagaimana dijelaskan tadi. Ingatlah untuk selalu mentunaikan ibadah sesuai
dg tuntunan dan syariat agama yg benar. Demikian pula dengan berqurban,
diantaranya ;
qurban kambing jawa mustilah telah berusia 2 thn, kurang 1 hari saja tidaklah
sah.
qurban kambing gembel mustilah telah berusia 1 thn, atau 6 bulan namun telah
kupak.
Firman Allah SWT dalam Qur'an, yang artinya dalam bahasa keseharian kita
adalah : " Jangan dikira orang yg pelit itu, dari kurnia yg Allah berikan itu
akan menguntungkannya, karena justru yang demikian itu merugikan lagi
membinasakan mereka". Karena pelit atas harta yg demikian itu kelak di
akhirat berakibat dikalungkannya harta tersebut pada lehernya dengan keadaan
terbungkus api neraka.
Dikisahkan pula pada zaman dahulu di era para Tabi'in, ada seorang Ulama
Besar dari kalangan Tabi'in yang bernama Abu Sinan, ia Kyai atau Ulama
Besar yang sangat dihormati, banyak orang yg datang untuk mengaji padanya.
Singkat cerita, Sang Ulama Abu Sinan ini bersama para jamaahnya
menyaksikan bahwa ada seorang ahli ibadah yg wafat, lalu didapati padanya
tertimpa siksa kubur yg amat mengerikan, yakni terbelitnya leher si mayit ahli
ibadah ini dg Ular besar yg wujudnya berupa api yg menyala-nyala. Hal
tersebut menimpanya hanya di karenakan si mayit mempunyai satu penyakit
semasa hidupnya, yakni penyakit bakhil atau pelit. Sekalipun ia dikenal sbagai
muslim yg ahli ibadah.
Sebagaimana Firman Allah SWT, yang dalam bahasa kita "Jangan dikira
orang yg pelit itu, dari kurnia yg Allah berikan itu menguntungkan, karena
sesungguhnya yg demikian itu (pelit), justru akan merugikannya lagi
membinasakannya kelak". atau perumpamaannya; "jangan dikira dengan
doyan makan saja, tanpa disertai dengan berak kesudahannya, akan membawa
ia akan kebaikan atau kemakmuran. Sebab sesungguhnya yg demikian itu
bahaya baginya, dan kelak akan mencelakainya. Sebab orang2 pelit itu kelak
di akhirat, dirinya akan dikalungi dengan hartanya yg ia pelit atasnya, dan
harta yg dikalungkan itu terbuat dari api neraka yg amat panas lagi menyala-
nyala.
Bakhil atau pelit memiliki lawanannya yaitu, sakho atau murah hati, yg
termasuk dlm kategori pribadi yg Dermawan. Dermawan itu sendiri
mempunyai dua tingkatan, yakni :
Dermawan itsar ini dahulu dimiliki oleh para kaum anshor. Dikisahkan dahulu
ada keluarga anshor yg saat itu hanya memiliki sepiring makanan, namun
mereka akan kedatangan seorang tamu dari kaum muhajirin. Lalu berkata si
orang anshor ini kepada isterinya " duhai isteriku, tolong kau siapkan makanan
yg hanya sepiring itu di meja makan nantinya, lalu kau gelapkan ruang makan
itu nantinya pula, kapan? nanti setelah kutawarkan tamu kita untuk makan
bersama, dan setelah ia akan mulai makan bersama dg itu. Dengan begitu ia
tdk akan tau kalau makanan yg tersedia hanya sepiring saja untuknya, dan
karena ia tdk mengetahui yg sebenarnya, semoga ia dapat menyantapnya
dengan tenang dan bahagia.
sang Isteri anshor ini menyetujui perintah sang suami, lalu ia bertanya
mengenai anak2nya, lalu menjawab sang suami seraya memberi petunjuk pada
isterinya agar isterinya mengambil batu dan menggoreng-gorengnya di dapur,
agar si anak2 tenang dalam menanti makanannya yg mereka kira akan mereka
makan, sambil isterinya itupula untuk sambil merayu si anak2 untuk tidur
dalam menanti masakannya itu.
Sungguh luar biasa mulianya sifat orang2 anshor ini, itulah mereka kaum
anshor yg memiliki makna pembela-pembela Islam. jauh berbeda dg kita yg
lebih mengutamakan kepentingan diri dari orang lain, bahkan kadang tdk
segan merebut hak orang lain yg bukan menjadi haknya. serta suka
mendahului orang lain dalam urusan ibadah dg alasan mereka lebih tua,
mereka ulama, mereka pejabat...sungguh keliru yg demikian. Karena agama
justru mengajarkan untuk mendahului orang lain untuk urusan dunia, dan
mengutamakan diri sendiri bagi urusan ibadah untuk akhirat.
Dalam pembahasan ini ada dua kata dalam bahasa arab yang maknanya
hampir sama yaitu kata ( ) البخلdan ( ) الشح.
Al-buhlu atau bakhil adalah menahan sesuatu yang wajib. Sedangkan asy-syuh
atau kikir adalah menahan sesuatu yang wajib dan tamak atau rakus terhadap
apa yang menjadi milik orang lain. Jadi asy-syuh lebih buruk dan tercela dari
pada al-Bukhl.
Dua sikap ini sama tercelanya. Sehingga tidak pantas dalam diri seorang
muslim terdapat sifat bakhil dan kikir. Sebagaimana dikatakan dalam sebuah
riwayat:
“Dua hal yang tidak akan terhimpun pada diri seorang mukmin: bakhil dan
ahlak yang buruk.” (Diriwayatkan At-Tirmidzi)
“kikir dan iman sama sekali tidak akan terhimpun di dalam diri seorang
hamba.” (Diriwayatkan At-Tirmidzi, Ahmad, Al-Hakim, Al-Baihaqi dan Al-
Baghawi)
Dari Al Qur’an
Kata bakhil beberapa kali disebutkan dalam Al Qur’an. dan semua ayat
tersebut mengandung celaan terhadap sifat bakhil ini, di antaranya :
ُ ) وَمَا يُغْنِي عَنْهُ مَالُه10 ( ) فَسَنُيَسِِّرُهُ لِلْعُسْرَى9 ( ) وَكَذَِّبَ بِالْحُسْنَى8 ( وَأَمَِّا مَنْ بَخِلَ وَاسْتَغْنَى
11 ( ) إِﺫَا ﺗَرَدَِّى
“dan adapun orang-orang yang kikir dan merasa dirinya cukup (tidak
memerlukan pertolongan Allah). Serta mendustakan pahala yang terbaik.
Maka akan kami permudahkan jalannya menuju kesukaran (kesengsaraan).
Dan hartanya tidak bermanfaat baginya apabila ia telah binasa (mati). (Qs. Al-
Lail : 8-11)
ُهَاأَنتُمْ هَﺆُالَﺀ ﺗُﺪْعَوْنَ لِتُنفِقُوا فِي سَبِيلِ اللهِ فَمِنﻜُم مَِّن يَبْخَلُ وَمَن يَبْخَلْ فَﺈِنَِّمَا يَبْخَلُ عَن نَِّفْسِهِ وَالله
الْغَنِيُِّ وَأَنتُمُ الْفُقَرَاﺀ.
الَِّذِينَ يَبْخَلُونَ وَيَأْمُرُونَ النَِّاﺱَ بِالْبُخْلِ وَيَﻜْتُمُونَ مَا ﺁﺗَاهُمُ اللهُ مِن فَﻀْلِهِ وَأَعْتَﺪْنَا لِلْﻜَافِرِينَ عَذَابًا مُِّهِينًا
“yaitu orang-orang yang kikir, dan menyuruh orang lain berbuat kikir, dan
menyembunyikan karunia Allah yang telah diberikan-Nya kepada mereka.
Dan kami telah menyediakan untuk orang-orang kafir siksa yang
menghinakan.” (Qs. An-Nisa’ : 37)
ِوَالَ يَحْسَبَنَِّ الَِّذِينَ يَبْخَلُونَ بِمَا ﺁﺗَاهُمُ اللهُ مِن فَﻀْلِهِ هُوَ ﺧَيْرًا لَِّهُمْ بَلْ هُوَ شَرٌِّ لَِّهُمْ سَيُﻄَوَِّﻗُونَ مَا بَخِلُواْ بِه
ِيَوْﻡَ الْقِيَامَﺔ
“sekali-kali janganlah orang yang bakhil dengan hartan yang Allah berikan
kepada mereka dari karunia-Nya menyangka , bahwa kebakhilan itu baik bagi
mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelah di lehernya
pada hari kiamat.” (Qs. Ali Imron :180)
Firman Allah ta’ala, “dan jangan sekali-kali mengira bahwa kekikiran orang-
orang atas karunia yang telah Allah berikan kepadanya adalah baik bagi
mereka. Bukan baik tetapi buruk bagi mereka.” Maksudnya, jangan sekali-kali
orang kikir menduga bahwa harta yang dikumpulkan itu berguna baginya,
justru akan memberikan madharat bagi mereka dalam agamanya, walaupun
kadang mendatangkan manfaat baginya di dunia.”
Al-Aufi meriwayatkan dari Ibnu Abbas, dia berkata, “ayat ini diturunkan
berkaitan dengan ahli kitab yang tidak mau menjelaskan isi kitab yang
diturunkan kepada mereka.” Demikian menurut riwayat Ibnu Jarir. Pendapat
yang shahih ialah yang sebelumnya, walaupun pendapat ini termasuk ke dalam
pengertian bakhil juga.
“dan barang siapa dipelihara dari kekikiran dirinya, maka mereka itulah orang-
orang yang beruntung.” (Qs. Al-Hasr : 9)
Dari As-Sunnah
“Tiga perkara yang merusak, yaitu kikir yang dituruti, nafsu yang diikuti, dan
ketaajuban seseorang terhadap diri sendiri .“ (Riwayatkan Al-Bazzar dan Abu
Nu’aim)
Para ulama salaf dan orang yang berilmu mereka sangat mencela sifat bakhil
dan kikir. Mereka sendiri tidak mau dirinya terjerumus dalam sifat ini. karena
sifat ini hanya akan mendatangkan kerugian bagi pelakunya. baik di dunia
maupun di akhirat, serta mendatangkan kesengsaraan bagi orang lain ketika di
dunia.
Salman alfarisy berkata, “jika orang dermaawan meninggal dunia, maka bumi
para malaikat penjaganya berkata, ‘ya rabbi, lepaskanlah urusan dunia dari
hamba-Mu karena kedermawannya’. Jika orang bakhil meninggal dunia, maka
bumi berkata, ‘ya rabbi, halangilah orang ini dari surga, sebagaimana hamba-
Mu ini menghalangi apa yang ada di tangannya dari keduniaan’.“
Di antara orang bijak ada yang berkata, “siapa yang bakhil, maka
musuhnyalah yang akan mewarisi hartanya.“
Seorang A’rabi mensifati orang lain dengan berkata, “dia menjadi hina dalam
pandanganku karena kebesaran dunia dalam pandangannya.“
Seorang A’rabi mencela suatu kaum dengan berkata, “mereka berpuasa dari
yang ma’ruf dan melahap kekejian.“
“Orang yang bakhil atau kikir tidak bisa terlepas dari salah satu tujuh perkara
berikut :
1. Ketika ia mati, hartanya akan diwarisi oleh orang yang akan menghabiskan
dan membelanjakannya untuk sesuatu yang tidak diperintahkan Allah;
4. Muncul ide pada dirinya untuk mendirikan bangunan di tempat yang rawan
bencana, sehingga bangunan tersebut semua harta yang disimpan di dalamnya
lalu ludes.
Batasan bakhil
Yang benar, orang yang terbebas dari bakhil ialah yang melaksanakan yang
wajib menurut syari’at dan hal-hal yang lazim, dengan cara yang terhormat
dan disertai kerelaan hati tatkala mengeluarkannya.
Bakhil tidak hanya terbatas kaitannya dengan harta semata. Bakhil juga
termasuk dalam ilmu dan jabatan. Orang yang tidak mau mengajarkan ilmu
yang telah didapatkan kepada orang lain pun disebut bakhil. Begitu juga orang
yang tidak mau mengorbankan jabatannya baik untuk kepentingan agama
ataupun untuk kepentingan masyarakat maka dia termasuk bakhil.
Bahkan rasulullah menyatakan orang bakhil adalah orang yang tidak mau
membaca shalawat kepada beliau jika nama beliau disebut. Rasulullah
bersabda :
َالْبَخِيلُ مَنْ ﺫُكِرْتُ عِنْﺪَهُ ﺛُمَِّ لَمْ يُﺼَلِِّ عَلَيَِّ ﺻَلَِّى اللَِّهُ عَلَيْهِ وَسَلَِّم
“Orang bakhil adalah siapa yang mendengar namaku disebut dia tidak mau
bershalawat kepadaku.“ (riwayat At-Tirmidzi)
Akibat bakhil
4. Hartanya tidak bermanfaat karena hanya ditumpuk saja. Bahkan orang yang
sangat bakhil tidak mau hartanya berkurang sedikitpun, walau sekedar
memenuhi kebutuhannya sendiri.
5. Pada hari kiamat kelak, harta yang ditumpuknya akan dikalungkan di
lehernya sebagai balasan atas kebakhilannya.
Juga perlu diketahui bahwasannya sifat bakhil itu mempunyai sebab-sebab dan
motif-motif yang mendorong seseorang bersikap demikian. dan motif yang
paling kuat dalam hal ini adalah takut miskin. Maka islam telah menerangkan
hal itu dalam banyak ayat dengan ungkapan yang sangat indah dan bijaksana.
Sedangkan sebab yang lain adalah kecintaan terhadap harta. Sedangkan cinta
terhadap harta itu ada dua sebab:
1. Cinta kepada nafsu, yang tidak bisa dicapai kecuali dengan memiliki harta
dan harapan yang muluk-muluk. Sekalipun dia tidak mempunyai harapan yang
muluk-muluk untuk dirinya sendiri, tetapi dia mempunyai anak, maka dia juga
termasuk orang yang mempunyai harapan yang muluk-muluk.
2. Cinta hanya semata kepada harta itu. Di antara manusia ada yang
mempunyai harta melimpah, cukup untuk kebutuhannya sepanjang hidupl
andaikan dia membatasi kebutuhannya yang lazim seperti biasanya, agar
hartanya masih banyak atau bertambah banyak, sementara dia pun tidak
mempunyai anak dan sudah tua, lalu dia tidak mau membelanjakan hartanya
untuk kebutuhan-kebutuhannya, termasuk pula untuk sadaqah, maka ini
termasuk penyakit bakhil yang sulit diobati. Perumpamaan orang ini ialah
seperti orang yang mencintai orang lain. Ketika utusan orang yang dicintainya
datang, dia justru mencintai utusan tersebut dan malalaikan orang yang
tadinya dicintai. Dunia ini adalah utusan yang menghantarkan kepada apa
yang dibutuhkan. Dia mencintai uang dan lupa kebutuhannya. Tentu saja ini
merupakan kesesatan.
Penutup
Sifat bakhil adalah pokok dari semua kehinaan. Menandakan sedikitnya akal
dan jeleknya pembinaan. Mengajak manusia kepada kebiasaan-kebiasan yang
tercela. Tidak bisa bersatu dengan keimanan dalam hati manusia.
Oleh karena itu marilah kita senantiasa berusaha menjauhkan diri kita dari
sifat bakhil. Karena ia hanya akan menjauhkan manusia dari kasih sayang
Allah dan akan menjadikan orang lain benci terhadap kita. Bahkan seorang
anak akan membenci ayahnya sendiri disebabkan oleh kebakhilan yang
menyelimuti hati.
Semoga Allah senantiasa menjaga kita dari sifat bakhil dan memasukkan kita
ke dalam golongan orang-orang yang sholeh. Wallahu a’lam
Referensi
1. Al-Qur’an Terjemah
6. http:\www. Islamweb.net