Anda di halaman 1dari 12

TUGAS 4B

ANALISIS VARIAN 2 JALUR & POST HOC

Nama Mahasiswa:

1. Enny Heruwati P 17070845001


2. Indira Maharani Putri 17070845018
3. Anik Wismiarti 17070845021
4. Ula Mauidhotul Hasanah 17070845023

Program Paralel/2017 I

Hari/Jam Kuliah: Senin/19.40-21.20

PRODI MANAJEMEN PENDIDIKAN

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

TAHUN 2017
ANALISIS VARIANSI DUA JALUR

A. DASAR TEORI
1. Pengertian Analisis Varians Ganda (Anava dua-jalur)
Analisis varians yang tidak hanya memiliki satu variabel disebut dengan analisis
varians dengan klasifikasi ganda atau jamak. Jika dalam analisis varians satu jalur (Anava
Tunggal) hanya memiliki variabel kolom, maka dalam analisis varians dua jalur (Anava
Ganda) memiliki variabel kolom dan variabel baris. Dengan demikian akan diperoleh
interaksi antara kolom dengan baris. Anova atau analysis of variance adalah tergolong
analisis komparatif lebih dari dua variabel atau lebih dari dua rata-rata. Tujuannya adalah
untuk membandingkan lebih dari dua rata-rata. Gunanya untuk menguji kemampuan
generalisasi artinya data sampel dianggap dapat mewakili populasi (Riduan, 2010:166).
Anava Ganda dapat hanya mempunyai satu atau lebih variasi kolom, maupun satu
atau lebih variasi baris. Sehingga dapat diperoleh Anava Dua Jalan, Anava Tiga Jalan,
dan seterusnya (Arikunto, 1992: 285). Anava dua-jalur adalah analisis varian yang
digunakan untuk menguji hipotesis perbandingan lebih dari dua sampel dan setiap sampel
terdiri atas dua jenis atau lebih secara bersama-sama (Riduan, 2003:222).
Untuk melihat perbedaan mean dua kelompok, juga untuk melihat efektifitas
perlakuan terhadap sampel, dapat digunakan t – tes, tetapi untuk menguji perbedaan mean
dari tiga atau lebih sampel, dengan menggunakan F- tes. Selain lebih efisien,
penggunaan F- tes dapat digunakan untuk mengetahui interaksi antara variabel-variabel
yang menjadi perhatian (Arikunto, 1992: 279).

2. Mencari Harga F0
Harga F0 atau Fhitung masing-masing variabel diperoleh dengan membagi setiap MK
variabel tersebut dengan MKd. maka F0A = MKA : MKd = 0,67 : 1 = 0,67. Oleh karena
harga MKd= 1, jadi harga setiap F0 sama dengan harga setiap MK(Arikunto, 1992: 300).

3. Menentukan Kaidah Pengujian


Jika Fhitung ≥ Ftabel maka tolak Ho artinya signifikan.
Jika Fhitung ≤ Ftabel maka terima Ho artinya tidak signifikan.
4. Mengkonsultasikan setiap harga F0 dengan tabel F
Dengan dbK = dbK lawan dbd, bagi dbK = 1: dbd = 12, maka Ft pada tingkat signifikansi
1% = 9,33 dan pada tingkat signifikansi 5% = 4,75. Dengan dbK = dbK lawan dbd, bagi
dbK = 2: dbd = 12, maka Ft pada tingkat signifikansi 1% = 6,93 dan pada tingkat
signifikansi 5% = 3,88.
5. Membuat Kesimpulan
Dari Tabel Ringkasan Anava diketahui bahwa tidak ada harga Fo yang signifikan baik
berdasarkan 1% maupun 5%. Harga Fo < Ft kecuali pada interaksi antara A dan B atau
antara jenis kelamin dan daerah tempat tinggal pada tingkat signifikansi 5%. Dengan kata
lain sebagai berikut.
a. Tidak ada perbedaan antara minat baca siswa laki-laki dan perempuan.
b. Tidak ada perbedaan antara minat baca siswa yang tinggal di desa dan di kota.
c. Tidak ada perbedaan antara minat baca antara siswa yang orangtuanya pegawai,
pedagang maupun petani.
d. Ada perbedaan antara minat baca siswa laki-laki tinggal di desa dan di kota dan siswa
perempuan yang tinggal di desa dan di kota.
e. Tidak ada perbedaan antara minat baca siswa siswa laki-laki dan perempuan yang
orangtuanya pegawai, pedagang maupun petani.
f. Tidak ada perbedaan antara minat baca siswa siswa laki-laki yang tinggal di desa dan di
kota yang orangtuanya pegawai, pedagang maupun petani dengan siswa perempuan
yang tinggal di desa dan di kota yang orangtuanya pegawai, pedagang maupun petani.
B. PERMASALAHAN
1. Uji beda mean Anava > 1 jalur
2. Uji post hoc

C. PEMBAHASAN

A (Tipe B1(Rendah) B2 (Sedang) B3 (Tinggi) Total


Kepemimpinan) xi xi 2 xi xi 2 xi xi 2 x1 x1 2
A1 48 2304 33 1089 49 2401 130 5794
Transformasional 40 1600 59 3481 64 4096 163 9177
33 1089 49 2401 36 1296 118 4786
59 3481 44 1936 44 1936 147 7353
49 2401 36 1296 49 2401 134 6098
44 1936 44 1936 46 2116 134 5988
36 1296 49 2401 48 2304 133 6001
44 1936 46 2116 40 1600 130 5652
49 2401 48 2304 33 1089 130 5794
46 2116 40 1600 59 3481 145 7197
48 2304 33 1089 49 2401 130 5794
40 1600 59 3481 44 1936 143 7017
∑A1 536 24464 540 25130 561 27057 1637 76651
A2 36 1296 49 2401 48 2304 133 6001
karismatik 44 1936 46 2116 40 1600 130 5652
49 2401 48 2304 33 1089 130 5794
46 2116 40 1600 59 3481 145 7197
48 2304 33 1089 49 2401 130 5794
40 1600 59 3481 44 1936 143 7017
33 1089 49 2401 36 1296 118 4786
59 3481 44 1936 44 1936 147 7353
49 2401 36 1296 49 2401 134 6098
44 1936 44 1936 46 2116 134 5988
36 1296 49 2401 48 2304 133 6001
44 1936 46 2116 40 1600 130 5652
∑A2 528 23792 543 25077 536 24464 1607 73333
Total 1064 48256 1083 50207 1097 51521 3244 149984
1. Uji beda mean Anava > 1 jalur
Menghitung jumlah kuadrat total (Jk t ), antar A (Jk a ), antar B (Jk b ), interaksi A&B
(Jk ab ) dan dalam kelompok (Jk d ).
2
(∑ Xt ) (3244)2 10.523.536
a. Jk t = ∑ Xt 2 − = 149.984 − = 149.984 −
nt 72 72
= 149.984-146.160,22
= 3.823,78
2 2
(∑ XA1 ) (∑ XA2 )
b. Jk a = [ + ] − SK
nA1 nA2

(1637)2 (1607)2
=[ + ] − 146.160,22
36 36

= [74.438,03 + 71.734,69] − 146.160,22


= 146.172,22 − 146.160,22
= 12,5
2 2 2
(∑ XB1 ) (∑ XB2 ) (∑ XB3 )
c. Jk b = [ + + ] − SK
nB1 nB2 nB3

(1064)2 (1083)2 (1097)2


= [ + + ] − SK
24 24 24

= [(47.170,67 + 48.870,38 + 50.142,04] − 146.160,22


= 146.183,09 − 146.160,22 = 22,87
2
(∑ XAB )
d. Jk ab = [ ] − SK − (𝐽𝑘𝐴 + 𝐽𝑘𝐵 )
nAB

(1576)2 (540)2 (561)2 (528)2 (543)2 (536)2


=[
12
+
12
+
12
+
12
+
12
+
12
] − 146.160,22 − (12,5 + 22,87)

= [23.941,33 + 24300 + 26.226,75 + 23.232 + 24.370,75 + 23.941,33] − 146.160,22 − 35,37

= 146.212,16-146.160,22-35,37

= 16,37

e. Jk d = JK t − (JK a + JK b + JK ab )

= 3.823,78 − (12,5 + 22,87 + 16,57)

= 3.771,84
2. Menghitung dbt, dba, dbb , dbab dan dbd.
a. 𝑑𝑏𝑡 = 𝑛 − 1
= 72 − 1 =71
b. dba = k − 1
= 2−1= 1
c. dbab = dba x dbb = 1(2) = 2.
d. dbd = dbt − (dba + dbb +dbab )
= 71 − (1 + 2 + 2)
= 71-(5)
= 66

3. Menghitung 𝑅𝑘𝑎 , 𝑅𝑘𝑏 , 𝑅𝑘𝑎𝑏 dan 𝑅𝑘𝑑


Jk 12,5
a. Rk a = dba = = 12,5
a 1
Jk 22,87
b. Rk b = dbb = = 11,435
b 2
Jk 16,57
c. Rk ab = dbab = = 8,29
ab 2
Jk 3.771,84
d. Rk d = dbd = = 5.714,91
d 66

4. Menghitung rasio FA, FB, FAB.


Rka
a. F𝑎 =
Rkd
12,5
= 5.714,91 = 0,0022
Rk
b. F𝑏 = Rkb
d
11,44
= = 0,002
5.714,91
Rkab
c. F𝑎𝑏 = Rkd
8,29
= 5.714,91 = 0,0015

5. Melakukan uji signifikansi


a. Melalui Rasio FA
Hipotesis:
H0: 𝜇 𝑡𝑟𝑎𝑛𝑠𝑓𝑜𝑟𝑚𝑎𝑠𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙 ∶ 𝜇 𝑘𝑎𝑟𝑖𝑠𝑚𝑎𝑡𝑖𝑘
H1: 𝜇 𝑡𝑟𝑎𝑛𝑠𝑓𝑜𝑟𝑚𝑎𝑠𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙 ≠ 𝜇 𝑘𝑎𝑟𝑖𝑠𝑚𝑎𝑡𝑖𝑘
Diketahui
dba = 1 dbd = 66
5% = 3,99 1% = 7,01
1% 5% 5% 1%

-7,01 -3,99 0,0022 3,99 7,01

Dengan demikian dapat diinterpretasikan bahwa terdapat perbedaan yang


signifikan pada prestasi para siswa setelah dilakukan pengajaran dengan metode yang
berbeda. Kesimpulan yang dapat disampaikan bahwa metode yang diajarkan akan
mempengaruhi hasil prestasi belajar siswa. Prestasi siswa akan meningkat secara efektif
apabila kelas diajarkan dengan metode diskusi (𝑥̅ = 79,34), daripada metode ceramah
(𝑥̅ = 75,88).

b. Melalui Rasio FB
Hipotesis:
H0: 𝜇𝐴𝐶 = 𝜇 𝑡𝑟𝑎𝑛𝑠𝑓𝑜𝑟𝑚𝑎𝑠𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙 = 𝜇 𝑘𝑎𝑟𝑖𝑠𝑚𝑎𝑡𝑖𝑘
H1: 𝜇𝐴𝐶 ≠ 𝜇 𝑡𝑟𝑎𝑛𝑠𝑓𝑜𝑟𝑚𝑎𝑠𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙 ≠ 𝜇 𝑘𝑎𝑟𝑖𝑠𝑚𝑎𝑡𝑖𝑘
H1: 𝜇𝐴𝐶 = 𝜇 𝑡𝑟𝑎𝑛𝑠𝑓𝑜𝑟𝑚𝑎𝑠𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙 ≠ 𝜇 𝑘𝑎𝑟𝑖𝑠𝑚𝑎𝑡𝑖𝑘
H1: 𝜇𝐴𝐶 ≠ 𝜇 𝑡𝑟𝑎𝑛𝑠𝑓𝑜𝑟𝑚𝑎𝑠𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙 = 𝜇 𝑘𝑎𝑟𝑖𝑠𝑚𝑎𝑡𝑖𝑘
Salah satu tanda = pada H0 tidak berlaku.
Diketahui
dba = 1 dbd = 66
α 5% = 3,99 α 1% = 7,01

1% 5% 5% 1%

-4,95 -3,14 0,002 3,14 4,95


c. Melalui Rasio FAB
Hipotesis:
H0: interaksi antara tipe kepemimpinan dan motivasi kerja guru non signifikan
H1: interaksi antara tipe kepemimpinan dan motivasi kerja guru signifikan atau sangat
signifikan.

1% 5% 5% 1%

-4,95 -3,14 0,0015 3,14 4,95

6. Membuat tabel ringkasan Anava.


F teoritik
Sumber Jk db Rk Interpretasi
(tabel)
7,01(1%) Non
Antar A 12,5 1 12,5
3,99(5%) Signifikan
4,95(1%) Non
Antar B 22,87 2 11,44
3,14 (5%) Signifikan
4,95 (1%) Non
Interaksi AxB 16,57 2 8,29
3,14 (5%) signifikan
Dalam (d). 3.771,84 66 5.714,91 - -
Total 55.711,84 71 - - -

2. Menguji post hoc.


a. Rendah vs sedang
𝑀𝑆𝐸 𝑀𝑆𝐸
HSD0,05= 𝑞0,05 √ +
𝑛1 𝑛2

5.714,91 5.714,91
= 2,827√ +
24 24

= 2,827√238,12 + 238,12

= 2,8227√476,24
= 2,827𝑥 21,82
= 61,69
b. Rendah vs tinggi
𝑀𝑆𝐸 𝑀𝑆𝐸
HSD0,05= 𝑞0,05 √ +
𝑛1 𝑛2

5.714,91 5.714,91
= 2,827√ +
24 24

= 2,827√238,12 + 238,12

= 2,8227√476,24
= 2,827𝑥 21,82
= 61,69
c. Sedang vs tinggi
𝑀𝑆𝐸 𝑀𝑆𝐸
HSD0,05= 𝑞0,05 √ +
𝑛1 𝑛2

5.714,91 5.714,91
= 2,827√ +
24 24

= 2,827√238,12 + 238,12

= 2,8227√476,24
= 2,827𝑥 21,82
= 61,69
d. Nilai rata-rata
1064
1) Rata-rata untuk rendah = = 44,33
24
1083
2) Rata-rata untuk sedang = = 45,13
24
1097
3) Rata-rata untuk tinggi = = 45,71
24

e. Membandingkan harga HSD dengan beda mean:


Beda Antara Besar Beda Mean HSD0,05 Kesimpulan
Sedang vs rendah 45,13 − 44,33 = 0,8 61,69 Non Signifikan
Tinggi vs rendah 45,71-44,33 = 1,38 61,69 Non Signifikan
Tinggi vs sedang 45,71-45,13 = 0,58 61,69 Non Signifikan
C.KESIMPULAN

1.Pada uji hipotesis mean dengan analisis variansi dua jalur, berdasarkan hasil hitung
diperoleh 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 metode ceramah = −6,31, 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 metode diskusi = −26,55, serta
𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 sebagai interaksi antara metode ceramah dan diskusi = -472,1. Dengan dba = 1
dan dbd = 94 diperoleh hasil F tabel antar metode ceramah berupa 𝐹𝑡0,05 = 3,946 dan
𝐹𝑡0,01 = 6,918. Dengan dba = 2 dan dbd = 94 diperoleh hasil F tabel antar metode
diskusi berupa 𝐹𝑡0,05 = 3,906 dan 𝐹𝑡0,01 = 4,838. Dengan dba = 2 dan dbd = 94
diperoleh hasil F tabel sebagai interaksi antara metode ceramah dan metode diskusi
berupa 𝐹𝑡0,05 = 3,906 dan 𝐹𝑡0,01 = 4,838. Dengan demikian 𝐹ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 baik dari metode
ceramah dan metode diskusi memiliki perbedaan variansi yang signifikan.
Kesimpulannya adalah ada perbedaan yang signifikan antara prestasi murid dengan
metode diskusi (𝑥̅ = 79,34) dengan prestasi murid dengan dengan metode ceramah
(𝑥̅ = 75,88)serta terjadi interaksi yang signifikan diantara kedua metode. (𝑃 < 0,05).

2.Pada uji hipotesis mean dengan post hoc HSD, diperoleh besar beda mean antara
metode diskusi (𝑥̅ = 79,34) dengan metode ceramah (x̅ = 75,88) sebesar 3,46.
Berdasarkan hasil hitung diperoleh nilai HSD0,05 untuk metode diskusi dan ceramah
yaitu 2,04. Kesimpulannya adalah terdapat perbedaan variansi yang signifikan antara
kedua metode pengajaran dengan nilai HSD tersebut (P < 0,05).

3.Pada uji hipotesis mean dengan post hoc LSD, diperoleh besar beda mean antara
metode diskusi (𝑥̅ = 79,34) dengan metode ceramah (x̅ = 75,88) sebesar 3,46.
Berdasarkan hasil hitung diperoleh nilai LSD0,05 untuk metode diskusi dan ceramah
yaitu 2,73. Kesimpulannya adalah karena nilai beda mean lebih besar daripada nilai
LSD, maka akan terdapat perbedaan variansi yang signifikan antara kedua metode
pengajaran dengan nilai LSD tersebut (P < 0,05).
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi (1992). Prosedur penelitian (suatu pendekatan praktik).

Jakarta: Rineka Cipta.


Riduan (2010). Metode dan teknik menyusun tesis.Bandung: Alfabeta.

Russefendy (1998). Statistika dasar. Bandung: IKIP Bandung Press.


LAMPIRAN
a. Plagiarism Detector

Anda mungkin juga menyukai