ABSTRAK
Herba meniran secara empiris telah lama digunakan oleh masyarakat sebagai obat
tradisional. Ditinjau dari prospek yang sangat potensial sebagai bahan obat maka perlu
dilakukan kajian farmakognostik sampel untuk pengendalian mutu dan keaslian simplisia.
Penelitian ini bertujuan memberikan dasar ilmiah mengenai gambaran farmakognostik
secara kualitatif dan kuantitatif. Hasil penelitian secara kualitatif dan kuantitatif telah
dideskripsikan. Kajian morfologi pada daun herba meniran hijau (Phyllanthus niruri L.)
dan daun herba meniran merah (Phyllanthus urinaria L.) memiliki bentuk yang sama.
Pada batang memiliki perbedaan, meniran hijau percabangannya monopodial dan
berwarna hijau sedang meniran merah percabangannya simpodial dan berwarna merah.
Pada akar sama-sama berakar tunggang serta berwarna putih kekuningan. Berdasarkan
kajian anatomi pada meniran hijau (Phyllanthus niruri L.) dan Meniran merah
(Phyllanthus urinaria L.) memiliki bentuk yang sama baik dari daun, batang maupun
akarnya. Berdasarkan kajian identifikasi kandungan kimianya pada meniran hijau
(Phyllanthus niruri L.) mengandung tanin (katekol), saponin dan karbohidrat, sedangkan
pada meniran merah (Phyllanthus urinaria L.) hanya mengandung tanin (katekol) dan
saponin.
18
Jurnal Fitofarmaka Indonesia, Vol 1 No.1
(Phyllanthus niruri L.) dan meniran merah III. HASIL DAN PEMBAHASAN
(Phyllanthus urinaria L.). A. Hasil penelitian
1. Pemeriksaan Makroskopik
a. Pemeriksaan Makroskopik Tumbuhan Meniran Hijau dan
Bagian tanaman yang utuh yaitu Meniran Merah
akar, batang dan daun meniran hijau Tumbuhan meniran hijau
(Phyllanthus niruri L.) dan meniran merah (Phyllanthus niruri L.) dan meniran merah
(Phyllanthus urinaria L.) diambil untuk (Phyllanthus urinaria L.) sama-sama
pemeriksaan morfologi, wujud tanaman merupakan tumbuhan terna semusim,
dideskripsikan secara umum, termasuk cirri tumbuh tegak dan tumbuh liar
khasnya kemudian data yang diperoleh (Sastroamijoyo,1997). Terdapat perbedaan
didokumentasikan (Ditjen POM, 1994). pada tumbuhan meniran hijau dan meniran
merah, data dapat dilihat pada tabel 1.
b. Pemeriksaan Mikroskopik
Dilakukan pemeriksaan 2. Pemeriksaan Mikroskopik
mikroskopik dengan mengamati bentuk sel Tumbuhan Meniran Hijau dan
dan jaringan tumbuhan pada bagian Meniran Merah
penampang melintang dan membujur dari Dari pemeriksaan makroskopik
akar, batang dan daun meniran hijau tumbuhan meniranan hijau dan meniran
(Phyllanthus niruri L.) dan meniran merah merah anatomi daun, susunan jaringan pada
(Phyllanthus urinaria L.), kemudian bentuk penampang melintang terdapat kutikula,
sel – selnya diamati menggunakan mikroskop epidermis atas, jaringan tiang, xylem, floem,
dan didokumentasikan (Ditjen POM, 1979 ; epidermis bawah, jaringan bunga karang dan
Fahn, 1991). stomata. Sedangkan susunan jaringan pada
penampang membujur terdapat stomata tipe
c. Pemeriksaan Organoleptik anisositik, sel tetannga, sel penutup. Pada
Bagian tumbuhan yang utuh (akar, anatomi batang, susunan jaringan pada
batang dan daun) diamati warna, rasa dan penampang melintang terdapat epidermis,
bau selanjutnya didokumentasikan. korteks, endodermis, xylem, kambium, dan
floem. Sedangkan susunan jaringan pada
d. Reaksi identifikasi kimia penampang membujur terdapat epidermis,
Identifikasi meliputi golongan korteks, floem, kambium, xylem dan ca-
lignin, tanin, dioksiantrakinon, fenol, oksalat. Pada anatomi akar, susunan jaringan
alkaloid, flavanoid, saponin, pati dan aleuron, pada penampang melintang terdapat
karbohidrat dengan menggunakan pereaksi epidermis, endodermis, bulu akar, korteks,
spesifik (Gritter, 1991). kambium, xylem, floem. Sedangkan susunan
jaringan pada penampang membujur terdapat
e. Ekstraksi Sampel epidermis, floem, xylem, korteks dan bulu
1. Ekstraksi secara maserasi dengan akar.
pelarut etanol
Ekstraksi dengan metode maserasi 3. Pemeriksaan Organoleptik
dengan pelarut methanol selama 3x 24 jam, Tumbuhan Meniran Hijau dan
hasil ekstraksi diuapkan hingga diperoleh Meniran Merah
ekstrak kental (Ditjen POM, 1986). Pengamatan organoleptik
tumbuhan, dimaksudkan untuk mengetahui
sifat-sifat fisik yang khas dari tumbuhan
f. Kromatografi Lapis Tipis tersebut dengan melakukan pengamatan
Ekstrak etanol yang diperoleh terhadap kekhususan bentuk, warna, bau dan
kemudian dilakukan pemeriksaan secara rasa dari suatu simplisia. Dari hasil
kromatografi lapis tipis diamati pada UV pengamatan yang diperolehi, tumbuhan
254 nm, 366 nm dan disemprotkan dengan meniran hijau dan meniran merah, pada daun
H2SO4 10% serta dihitung nilai Rf (Rohman, berasa pahit, bau khas dan berwarna hijau.
2007 ; Harbone, 1987). Pada akarnya sama yaitu tidak berasa, bau
khas dan berwarna putih kekuningan. Pada
batangnya sama-sama berasa pahit dan bau
19
Jurnal Fitofarmaka Indonesia, Vol 1 No.1
khas, namun pada meniran hijau batangnya mengandung tanin (katekol) dan saponin.
berwarna hijau sedangkan pada meniran (Dapat dilihat pada tabel 2).
merah batangnya berwarna merah
5. Kromatografi Lapis Tipis
4. Reaksi identifikasi kimia Pada ekstrak etanol dan n-hexan
Dari hasil penelitian menunjukkan untuk identifikasi komponen kimianya
bahwa, senyawa yang terdapat dalam serbuk digunakan cairan pengelusi n-hexan : etil
daun meniran hijau (Phyllanthus niruri L.) asetat dengan perbandingan 8 : 2 pada
positif mengandung tanin (katekol), saponin penampak sinar UV 254 nm, sinar UV 366
dan karbohidrat pada penambahan pereaksi nm dan H2SO410%. Data kromatografi lapis
fehling A dan B. Sedangkan pada meniran tipis dapat dilihat pada tabel 3 dan gambar 1.
merah (Phyllanthus urinaria L.) hanya positif
20
Jurnal Fitofarmaka Indonesia, Vol 1 No.1
Tabel 2. Reaksi identifikasi kimia
Warna Keterangan
No Uji Pereaksi
Pustaka Hasil
Mh Mm Mh Mm
1 Tanin FeCL3 Hijau Hijau Hijau + +
1N
a. Katekol Brom Terjadi
endapan
FeCL3 Biru - - - -
b. Pirogalotanin 1N
Brom Tidak
terbentuk
endapan
2 Karbohidrat Luff Endapan Endapan Endapan - -
merah hijau hijau
Fehling + -
A dan B Endapan Endapan Endapan
kuning- jingga hijau
jingga
3 Saponin HCL 2N Terbentuk Terbentuk Terbentuk + +
buih buih buih
Tabel 3.Hasil kromatografi lapis tipis ekstrak etanol daun meniran hijau (Phyllathus niruri L.) dan
meniran merah (Phyllanthus urinaria L.)
21
Jurnal Fitofarmaka Indonesia, Vol 1 No.1
.
H1 M1 H1 M1 H1 M1
UV 254 UV 366 H2SO4 10 %
Keterangan:
H1 = Ekstrak etanol daun meniran hijau (Phyllanthus niruri L.)
M1 = Ekstrak etanol daun meniran merah (Phyllanthus urinaria
L.)
Fase gerak : n-hexan : etil asetat (8:2)
22
Jurnal Fitofarmaka Indonesia, Vol 1 No.1
9. Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna
Indonesia. Jilid III. Badan Litbang
Kehutanan. Departemen Kehutanan.
Jakarta.
23
Jurnal Fitofarmaka Indonesia, Vol 1 No.1