Laporan Organik Asam Amino Dan Protein
Laporan Organik Asam Amino Dan Protein
BAB V
ASAM AMINO DAN PROTEIN
1.2 Tujuan
Mempelajari kimia gugus asam dan gugus amina pada asam amino dan protein.
Mengenal uji kimia yang membedakan asam amino dan protein.
Membandingkan sifat-sifat golongan primer alami (protein) dengan
monomernya (asam amino).
Mempelajari beberapa bahan pangan yang mengandung protein dan asam
amino.
BAB II
LANDASAN TEORI
Protein adalah sumber asam amino yang mengandung unsur C,H,O dan N yang
tidak dimiliki oleh lemak dan karbohidrat. Molekul protein mengandung gula terpor
belerang, dan ada jenis protein yang mengandung unsur logam seperti besi dan
tembaga. (Winarno, 1997).
Protein yang ditemukan kadang-kadang berkonjugasi dengan makromolekul
atau mikromolekul seperti lipid, polisakarida dan mungkin fosfat. Protein terkonjugasi
yang dikenal antara lain nukleoprotein, fosfoprotein, metaloprotein, lipoprotein,
flavoprotein dan glikoprotein. Protein yang diperlukan organisme dapat
diklasifikasikan menjadi dua golongan utama, ialah pertama; protein sederhana, yaitu
protein yang apabila terhidrolisis hanya menghasilkan asam amino, dan kedua protein
terkonjugasi, yaitu protein yang dalam hidrolisis tidak hanya menghasilkan asam
amino, tetapi menghasilkan juga komponen organik ataupun komponen anorganik
yang disebut “gugus prosthetic” (Sumarno, dkk., 2002).
Pada umumnya asam amino diperoleh sebagai hasil hidrolisis protein, baik
menggunakan enzim maupun asam. Dengan cara ini diperoleh campuran bermacam-
macam asam amino dan untuk menentukan jenis asam amino maupun kuantitas
masing-masing asam amino perlu diadakan pemisahan antara asam-asam amino
tersebut (Poedjiadi, 1994).
Asam amino terdiri dari sebuah gugus amino, sebuah gugus karboksil, sebuah
atom hydrogen, dan gugus R yang terikat pada sebuah atom C yang dikenal sebagai
karbon α, serta gugus R merupakan rantai cabang. (Winarno, 2008)
Ada beberapa metode analisis asam amino, misalnya metode gravimetric,
kalorimetri, mikrobiologi, kromatografi dan elektroforesis. Salah satu metode yang
banyak memperoleh pengembangan ialah metode kromatografi. Macam-macam
kromatografi ialah kromatografi kertas, krometografi lapis tipis dan kromatografi
penukar ion (Poedjiadi, 1994).
Asam amino dan protein secara umum mempunyai sifat-sifat fisik yang sama.
Dari keseluruhan asam amino yang terdapat di alam hanya 20 asam amino yang
yangbiasa dijumpai pada protein. Dari struktur umumnya, asam amino mempunyai dua
gugus pada tiapmolekulnya, yaitu gugus amino dan gugus karboksil, yang
digambarkan sebagai strukturion dipolar. Gugus amino dan gugus karboksil pada asam
amino menunjukkan sifat-sifatspesifiknya. Karena asam amino mengandung kedua
gugus tersebut, senyawa ini akanmemberikan reaksi kimia yang yang mencirikan
gugus-gugusnya. Sebagai contoh adalah reaksi asetilasi dan esterifikasi (Girindra,
1993).
Sifat-Sifat fisikokimia protein ini adalah sebagai berikut:
Sifat fisikokimia setiap protein tidak sama, tergantung pada jumlah dan jenis
asam aminonnya.
Berat molekul protein sangat besar.
Ada protein yang larut dalam air, ada pula yang tidak larut dalam air, tetapi
semua protein tidak larut dalam pelarut lemak.
Bila dalam suatu larutan protein ditambahkan garam, daya larut protein akan
berkurang, akibatnya protein akan terpisah sebagai endapan. Peristiwa
pemisahan protein ini disebut salting out.
Apabila protein dipanaskan atau ditambahkan alkohol maka protein akan
menggumpal
Protein dapat bereaksi dengan asam dan basa.
Bila susunan ruang atau rantai polipeptida suatu molekul protein berubah, maka
dikatakan protein ini terdenaturasi. Sebagian besar protein globulermudah mengalami
denaturasi. Jika ikatan-ikatan yang membentuk konfigurasi molekul tersebut rusak,
molekul akan mengembang. Kadang-kadang perubahan ini memang dikehendaki
dalam pengolahan makanan, tetapi sering pula dianggap merugikan sehingga perlu
dicegah. (Winarno, 2008)
Pada uji biuret, ketika beberapa tetes larutan CuSO4 yang sangat encer
ditambahkan pada alkali kuat dari peptida atau protein dihasilkan warna ungu, adalah
test yang umum untuk protein dan diberikan oleh peptida yang berisi dua atau lebih
rantai peptida. Biuret dibentuk dengan pemanasan urea dan mempunyai struktur mirip
dengan struktur peptida dari protein (Routh, 1969)
Uji xantoprotein dapat digunakan untuk menguji atau mengidentifikasi adanya
senyawa protein, karena uji xantoprotein dapat menunjukan adanya senyawa asam
amino yang memiliki cincin benzene seperti fenilalanin, tirosin, dan tripofan. Langkah
pengujianya adalah larutan yang diduga mengandung senyawa protein ditambahkan
larutan asam nitrat pekat sehingga terbentuk endapan berwarna putih. Apabila larutan
tersebut mengandung protein maka endapat putih tersebut apabila di[anaskan akan
berubah menjadi warna kuning.
BAB III
METODOLOGI
3.1. Alat
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah tabung reaksi, pipet, dan
termometer.
3.2 Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah albumin 5%, HCl pekat,
HNO3 pekat, NaOH pekat, HCl 10%, NaOH 10%, CuSO4 10%, AgNO3 1%, albumin
telur, asam glutamate, kasein/gelatin, NaNO2 5%, dan HCl 5%.
3.3.3. Pengaruh Logam Berat pada Protein dan Larutan Asam Amino
Mencampurkan beberapa tetes larutan AgNO3 1% dengan 1ml bagian dari
albumin telur, gelatin dan larutan asam glutamat pada tabung yang berbeda. Mencatat
dan mengamati perubahan yang terjadi.
4.1.3 Tabel Pengaruh Logam Pada Protein dan Larutan Asam Amino
No Perlakuan Pengamatan
1 Beberapa tetes AgNO3 1% + 1 mL albumin telur Larutan keruh
2 Beberapa tetes AgNO3 1% + 1 mL gelatin Tidak terjadi reaksi
3 Beberapa tetes AgNO3 1% + 1 mL larutan Asam Tidak terjadi reaksi
glutamat
4.2 Pembahasan
4.2.1 Koagulasi Protein
Pada percobaan koagulasi protein, protein yang digunakan merupakan albumin
putih telur (dalam hal ini albumin 5%). Pada uji ini, albumin ditambahkan dengan asam
asetat dan apabila dipanaskan maka akan terbentuk endapan. Dari hasil pengamatan
didapat bahwa protein menggumpal akibat terjadinya koagulasi pada protein.
Koagulasi yang dimaksud adalah merupakan proses penggumpalan atau pembekuan
sehingga membentuk endapan.
R
P CH NH2 + AgNO3 R
P CH NH2 + HNO 3
COOH COOAg
protein perak nitrat perak proteinat
NH2 NH2
O
H H
O
CH3 + H O
+ HNO 3 2
OH NH2
NH2
3-amino-3-phenylpropanoic acid 3-amino-4-phenylbutan-2-one
NO 2
PERTANYAAN PRAPRAKTIK
1. Apa artinya residu, denaturasi, dan polipeptida?
2. Jelaskan mengapa asam glutamat bersifat asam dan lisina adalah asam amino basa?
3. Apakah tripeptida akan memberikan uji Biuret positif? Jelaskan!
4. Manakah dari berikut yang membedakan protein dan asam amino biuret, ninhidrin,
atau xantoproteat?
JAWABAN
1. Residu adalah asam amino ang terikat satu sama lain melalui ikatan peptid.
Denaturasi adalah perusakan bentuk tiga dimensi dari molekul oleh berbagai cara
fisis dan kimia.
Polipeptida adalah apabila peptida mengandung lebih dari 10 asam amino.
2. Asam glutamat bersifat asam dan lisina bersifat basa karena struktur asam glutamat
terdapat gugus penentu –COOH (gugus penentu asam) sedangkan pada struktur
lisina terdapat gugus penentu –NH2 (gugus penentu basa).
3. Uji biuret selalu positif untuk protein, tetapi untuk asam amino tidak. Hasil positif
dinyatakan dengan pembentukan kompleks ungu merah jambu, ika Cu2+ dalam
larutan basa ditambahkan pada polimer protein yang mengandung ikatan
poliamida, dimana protein adalah poliamida, zat ini dapat dihidrolisis dalam larutan
atau basa, menghasilkan asam bebas. Reaksi ini digambarkan dengan tripeptida
yang residu asam aminonya terikat pada ikatan amidanya.
4. Uji yang membedakan protein dari asam amino yaitu uji biuret dimana sesuai
jawaban no.3, dimana uji biuret selalu positif untuk protein, tetapi tidak untuk asam
amino. Protein adalah poliamida, yang dapat dihidrolisis dalam larutan atau basa
menghasilkan asam bebas. Reaksi ini digambarkan dari ikatan peptida yaitu peptida
yang terdiri dari 3 asam amino.