Anda di halaman 1dari 114

SKRIPSI

GAMBARAN INTERAKSI SOSIAL BERDASARKAN TINGKAT


SMARTPHONE ADDICTION PADA SISWA-SISWI DI SMA NEGERI 21
MAKASSAR

Skirpsi Ini Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar
Sarjana (S1) Ilmu Keperawatan

Oleh:

REZKI YUSFA SEFTIANI


C12113012

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2016
i
ii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Yang bertandatangan di bawah ini:

Nama : REZKI YUSFA SEFTIANI

Nomor Mahasiswa : C 121 13 012

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar

merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilalihan tulisan atau

pemikiran orang lain. Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa

sebagian atau keseluruhan skripsi ini merupakan hasil karya orang lain, maka saya

bersedia mempertanggungjawabkan sekaligus bersedia menerima sanksi yang seberat-

beratnya atas perbuatan tidak terpuji tersebut.

Demikian, pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tanpa paksaan sama sekali.

Makassar, November 2016

Yang membuat pernyataan,

(REZKI)

iii
KATA PENGANTAR

Tiada kata yang pantas penulis lafaskan kecuali ucapan puji dan syukur ke

hadirat Allah subhanah wa taalaatas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Gambaran Interaksi Sosial

berdasarkan tingkat Smartphone Addiction pada siswa siswi di SMA Negeri 21

Makassar”, yang merupakan persyaratan akademis guna memperoleh gelar sarjana

keperawatan pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas

Hasanuddin, Makassar.

Penyusunan skripsi ini tentunya menuai banyak hambatan dan kesulitan sejak

awal hingga akhir penyusunan skripsi ini. Namun berkat bimbingan, bantuan, dan

kerjasama dari berbagai pihak akhirnya hambatan dan kesulitan yang dihadapi peneliti

dapat diatasi. Pada kesempatan ini perkenankanlah saya menyampaikan ucapan terima

kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada yang terhormat:

1. Ibu Dr. Ariyanti Saleh, S.Kp.,M.Kes selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan

Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin.

2. Nurhaya Nurdin, S.Kep,Ns.,MN.,MPH selaku pembimbing satu yang selalu sabar

dan senantiasa memberikan masukan dan arahan-arahan dalam penyempurnaan

penyusunan skripsi ini

3. Akbar Harisa, S.Kep,Ns.,PMNC.,MN selaku pembimbing dua yang juga selalu

sabar dan memberikan arahan-arahan dalam penyempurnaan penyusunan skripsi ini

iv
4. Hapsah, S.Kep,Ns.,M.Kep dan Nuurhidayat Jafar, S.Kep,Ns.,M.Kep selaku tim

penguji yang telah mengarahkan dan memberikan masukan kepada peneliti dalam

penyusunan skripsi ini.

5. Kepala Sekolah, Ibu Satriani dan siswa-siswi SMA Negeri 21 Makassar yang telah

mengizinkan dan bersedia menjadi responden pada penelitian ini.

6. Saudara-saudariku tercinta (Kak Echy, Kak Mely, Kak Dijah, Kak Yusuf, Kak Nur,

Mas Yono dan Bang Isal) yang selalu memberikan dukungan dan doa demi

kelangsungan penelitian ini.

7. Bunda Awang, seluruh dosen dan staf Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas

Kedokteran, Universitas Hasanuddin Makassar

8. Sahabat-sahabatku Putri, Nia, Devi, Hasrah, Sari, Ayu, Kurni yang selalu setia

membantu dan berjuang bersama

9. Kepada teman-teman angkatan 2013“FIBRINOGEN”terima kasih atas

kebersamaan, dukungan, bantuan, motivasi, dan bantuannya kepada peneliti setiap

saat.

10. Teman-teman KKN PK Angkatan 53 Garessi (Asmi, Fira, Lukman, Fahril, Tesa,

Miranda, Santy, Parmit dan Desy) atas dukungan, dorongan untuk terus maju dan

menyelesaikan skripsi ini.

11. Seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan namanya yang telah memberikan

bantuan dalam penyusunan skripsi ini

v
Dari semua bantuan dan bimbingan yang telah diberikan, penulis tentunya tidak

dapat memberikan balasan yang setimpal kecuali berdoa semoga Allah subhanah wa

taala senantiasa melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada Hamba-Nya yang

senantiasa membantu sesamanya

Akhirnya, dengan segala kerendahan hati peneliti menyadari bahwa peneliti

hanyalah manusia biasa yang tidak luput dari salah dan khilaf dalam penelitian dan

penyusunan skripsi ini, karena sesungguhnya kebenaran sempurna hanya milik Allah

semata. Oleh karena itu, peneliti senantiasa mengharapkan masukan yang konstruktif

sehingga peneliti dapat berkarya lebih baik lagi di masa yang akan datang. Akhir kata

mohon maaf atas segala salah dan khilaf.

Makassar, November 2016

Rezki Yusfa Seftiani

vi
ABSTRAK

Rezki Yusfa Seftiani. C12113012. GAMBARAN INTERAKSI SOSIAL BERDASARKAN


TINGKAT SMARTPHONE ADDICTION PADA SISWA-SISWI DI SMA NEGERI 21
MAKASSAR, dibimbing oleh Nurhaya Nurdin dan Akbar Harisa ( xiii + 70 + 14 tabel + 7 lampiran )

Latar Belakang :Smartphone saat ini menjadi media komunikasi yang banyak digunakan oleh semua
kalangan khususnya kalangan pelajar SMA. Pengggunaan smartphone yang berlebihan bisa
menyebabkan terjadinya smartphone addiction. Seseorang yang mengalami smartphone addiction
cenderung anti sosial terhadap lingkungannya.
Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran interaksi sosial pada siswa siswi yang
mengalami Smartphone addiction di SMA Negeri 21 Makassar.
Metode : Rancangan penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan survey deskriptif. Pemilihan
sampel menggunakan cluster random sampling, berjumlah 95 responden. Data primer diperoleh melalui
kuesionder penelitian.
Hasil : Berdasarkan hasil penelitian terhadap 95 responden, menunjukkan bahwa . Responden yang
mengalami smartphone addiction tingkat rendah 19 orang (28,8%) memiliki interaksi sosial yang tinggi,
sama halnya dengan responden yang mengalami smartphone addiction tingkat sedang 43 orang (65,2%)
dan tinggi 4 orang (6,1%) memiliki interaksi sosial yang tinggi
Kesimpulan dan Saran : Hasil penelitian menyimpulkan bahwa semua tingkatan smartphone addiction
memiliki interaksi sosial yang tinggi, tidak semua responden yang menggunakan smartphone cenderung
acuh tak acuh dengan lingkungan sekitarnya. Mereka tetap lebih nyaman berkomunikasi secara langsung
dengan orang terdekat mereka. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yaitu dapat dijadikan
informasi khususnya bagi siswa SMA Negeri 21 Makassar, dan dapat meningkatkan kemampuan
sosialisasi di lingkungan sekitar sehingga dapat memperbaiki interaksi sosial yang mulai rusak.

Kata Kunci :smartphone addiction, interaksi sosial, siswa-siswi SMA

Kepustakaan :53 (2004-2016)

vii
ABSTRACT

Rezki Yusfa Seftiani. C12113012. OVERVIEW OF SOCIAL INTERACTION BASED ON THE


LEVEL OF SMARTPHONE ADDICTION ON THE STUDENTSAT SMA NEGERI 21
MAKASSAR. Mentored by Nurhaya Nurdin and Akbar Harisa. ( xiii + 70 + 14 tables + 7 attachments )

Background :Smartphone iscurrently,a tool for communications that is widely used by all people,
especially among high school students. Excessive use of smartphone can lead tosmartphone addiction.
Someone who has a smartphone addiction have anti-social behaviortowards his environment.

Objective: This study aimed to describe of social interaction on the male and female students who have a
smartphone addiction in SMA Negeri 21 Makassar.

Method : This study design used is quantitative with descriptive survey. Selection of sample using cluster
random sampling, total 95 respondent. Primary data obtained through questionnaires.

Result :Based on the results of a study of 95 respondents, shows that respondents who experienced low-
level smartphone addiction 19 people (28.8%) had a high social interaction, similar with respondents who
experienced medium-level of smartphone addiction 43 people (65.2%) and high-level 4 people (6.1%)
had a high social interaction.
Conclusions and Recommendations: The study concluded that all levels of smartphone addiction has a
high social interaction, not all respondents who use smartphones tend to be indifferent to his
surroundings. They remain more comfortable communicating directly with the people closest. This
research is expected can provide benefits that can be used as information specifically for students of
SMAN 21 Makassar, and can improve socialization skills in the environment so that it can improve social
interaction began to crushed.

Keyword : smartphone addiction, social interaction, high school students

Bilbliography : 53 (2004-2016)

viii
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................................ i

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................................. ii

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ............................................................................ iii

ABSTRAK ............................................................................................................................ iv

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... vi

DAFTAR ISI ........................................................................................................................ ix

DAFTAR TABEL ................................................................................................................ xi

DAFTAR BAGAN ............................................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................................ xiii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................... 1

A. Latar Belakang ........................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah...................................................................................................... 6

C. Tujuan Penelitian ....................................................................................................... 7

D. Manfaat Penelitian ..................................................................................................... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................................... 9

A. Tinjauan Pustaka tentang Smartphone ...................................................................... 9

B. Tinjauan Pusktaka tentang Smartphone Addiction .................................................... 10

C. Tinjauan Pustaka tentang Interaksi Sosial ................................................................. 15

D. Tinjauan Pustaka tentang Gambaran Interaksi Sosial terhadap Individu yang

mengalami Smartphone Addiction............................................................................. 21

ix
BAB III KERANGKA KONSEP ....................................................................................... 25

BAB IV METODE PENELITIAN ..................................................................................... 26

A. Rancangan Penelitian ................................................................................................ 26

B. Tempat dan Waktu Penelitian.................................................................................... 26

C. Populasi dan Sampel .................................................................................................. 26

D. Alur Penelitian ........................................................................................................... 30

E. Variabel Penelitian .................................................................................................... 31

F. Instrumen Penelitian .................................................................................................. 34

G. Pengolahan dan Analisa Data .................................................................................... 37

H. Prinsip Etik Penelitian ............................................................................................... 38

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................................... 39

A. Hasil Penelitian .......................................................................................................... 40

B. Pembahasan ............................................................................................................... 49

C. Keterbatasan Penelitian ............................................................................................. 65

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................. 65

A. Kesimpulan ................................................................................................................ 65

B. Saran .......................................................................................................................... 65

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................... 67

LAMPIRAN

x
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.1 Daftar Kelas SMA Negeri 21 Makassar ................................................................ 27

Tabel 4.2 Populasi dan Sampel Penelitian............................................................................. 29

Tabel 4.3 Kisi-kisi kuesioner Interaksi Sosial ....................................................................... 36

Tabel 5.1 Distribusi karaktersitik responden berdasarkan usia, jenis kelamin dan kelas ...... 41

Tabel 5.2 Distribusi Penggunaan Smartphone pada Responden ........................................... 42

Tabel 5.3 Gambaran Tingkat Smartphone Addiction ............................................................ 44

Tabel 5.4 Gambaran Tingkat Smartphone Addiction berdasarkan karakteristik

smartphoneaddiction ............................................................................................................. 44

Tabel 5.5 Gambaran Tingkat Smartphone Addiction berdasarkan jenis kelamin ................. 45

Tabel 5.6 Gambaran Tingkat Smartphone Addiction berdasarkan jenis kelamin ................. 46

Tabel 5.7 Gambaran Interaksi Sosial ..................................................................................... 46

Tabel 5.8 Gambaran Interaksi Sosial berdasarkan bentuk interaksi sosial............................ 47

Tabel 5.9 Gambaran Interaksi Sosial berdasarkan jenis kelamin .......................................... 47

Tabel 5.10 Gambaran Interaksi Sosial berdasarkan usia ....................................................... 48

Tabel 5.11 Gambaran Interaksi Sosial berdasarkan Tingkat Smartphone Addiction ............ 49

xi
DAFTAR BAGAN

Halaman

Bagan 3.1 Kerangka Konsep ................................................................................................. 25

Bagan 4.1 Alur Penelitian ...................................................................................................... 30

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Master Tabel

Lampiran 2 Uji validitas dan realibitas Kuesioner

Lampiran 3 Hasil Analisa Data

Lampiran 4 Lembar Persetujuan Menjadi Responden

Lampiran 5 Instrumen Penelitian

xiii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Smartphonepada beberapa tahun terakhir menjadi perangkat yang memegang

peran penting dalam kehidupan berkomunikasi oleh masyarakat di

dunia.Smartphone menjadi fenomena yang sangat dahsyat, fitur yang ditawarkan

pada perangkat yang cerdas ini yang membuat banyak masyarakat beralih

menggunakan smartphone. Dulu handphone yang hanya bisa digunakan untuk

mengirim pesan dan menelpon dikalahkan dengan kehadiran smartphone yang

disebut juga handphone cerdas karena kegunaannya yang hampir sama dengan

perangkat komputer atau laptop(Saputra, 2014).

Smartphone adalah perangkat populer yang mampu memproses informasi

lebih lanjut, selain untuk berkomunikasismartphone memiliki fitur menarik seperti

game, akses internet dan media sosial, video call, dan navigasi. Akses ke internet

juga semakin mudah karena teknologi mobile dan prevalensi smartphone yang

semakin berkembang (Demirici, Akgönül, & Akpinar, 2015). Menurut International

Data Corporation (2013) terdapat lebih dari 1,5 milliar pengguna Smartphone di

dunia, dan telah diperkirakan bahwa pada tahun 2016 lebih dari 1 milliar

smartphone akan terjual(International data corporation, 2013).

Pengguna Smartphone di Indonesia menurut data yang dimiliki

oleheMarketerpada tahun 2015 sebesar 55,4 juta dan eMarketer juga memprediksi

bahwa pada tahun 2016 hingga 2019 pengguna smartphone di Indonesia akan terus

1
berkembang. Angka pertumbuhannya pun fantastis yaitu pada tahun 2016 akan ada

65,2 juta pengguna smartphone, pada tahun 2017 akan ada 74,9 juta pengguna,

sedangkan pada tahun 2018 dan 2019 terus berkembang mulai dari 83,5 juta

hingga 92 juta pengguna smartphone di Indonesia (Liu et al., 2015).

Smartphone memiliki dampak positif dan negatif bagi penggunanya, salah

satu dampak positif dari smartphone yaitu mempermudah komunikasi dan sebagai

media informasi. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rahardi

(2015) yang mewawancarai 10 orang mahasiswa yang menggunakan smartphone

didapatkan bahwa smartphone berguna sebagai media komunikasi kepada keluarga,

teman dan berbagai urusan lainnya, selain itu smartphone juga dimanfaatkan

sebagai media mencari informasi seperti mempermudah untuk mencari tugas.

Menurut survei pada penggunaan smartphone, smartphonedapat mengurangi

stres dalam kehidupan kerja. Smartphone memungkinkan pengguna untuk

berinteraksi dengan teman-teman dan keluarga misalnya saat bepergian, dan

menunggu di halte bus. Selain itu smartphone memungkinkan pengguna untuk tetap

up-to-date dengan berita terbaru dan perkembangan di kalangan politik dan sosial

sehingga dapat mengurangi stres kerja mereka (Chun, Yu, Yuan, Zhiming, & Lim,

2011).

Dampak negatif yang akan dirasakan oleh penguna smartphone dalam hal

kesehatan, seperti efek fisik yang merugikan yaitu gejala sakit leher, dimana saat

menggunakan smartphone untuk SMS, web browsing dan menonton video yang

2
terlalu lama menyebabkan fleksi kepala yang berlebihan sehingga menyebabkan

gejala sakit leher bagi pengguna smartphone(Lee, Kang, & Shin, 2015).

Mengenai kesehatan mental, studi terbaru menunjukkan bahwa peningkatan

penggunaan smartphone mungkin berkaitan dengan gangguan tidur dan

depresi(Lemola, et.al 2014). Selain itu, menurut Yuwanto (2010) yang dikutip

dalam Rahardi (2015) salah satu dampak negatif dari penggunaan smartphone dalam

hal psikologis yaitu individu merasa tidak nyaman atau gelisah ketika tidak

menggunakan atau tidak membawa smartphone.

Penggunaan smartphone yang berlebihan dapat menyebabkan

ketergantungan atau smartphone addiction, di dalam sebuah penelitian menyebutkan

bahwa peningkatan frekuensi dan waktu yang dihabiskan untuk menggunakan

smartphone memilki keterkaitan dengan keparahan kecanduan smartphone atau

smartphone addiction(Lee, Ahn, Choi, & Choi, 2014). Hal ini sejalan dengan

laporan terbaru dariBank of Americatentang penggunaan smartphone, dilaporkan

bahwa 89% orang Amerika memeriksa smartphone mereka “setidaknya beberapa

kali sehari” dan sebanyak 36% mengakui bahwa mereka secara terus-menerus

menggunakan smartphone. 11% responden mengatakan mereka bisa tanpa

smartphone kurang dari satu jam, lebih dari setengah responden sebesar 52%

memeriksa smartphone setidaknya 5-10 menit, 31% memeriksa smartphone setiap

15-30 menit, dan 17% memeriksa smartphone lebih sering(Braun Reseach Inc,

2015). Menurut laporan Common Sense Media, 50% remaja berusia 12-18 tahun

menjadi kecanduan smartphone. Sekitar 80% remaja mengaku bahwa mereka

3
memeriksa smartphone setiap jam dan 72% mengatakan mereka merasa perlu untuk

segera menanggapi pesan teks dan pesan jejaring sosial media(Common Sense

Media, 2016).

Dikutip dari Kompas.com, terdapat beberapa kasus bahwa pengguna bahkan

bisa membuka lockscreen alias membuka layar yang terkunci untuk mengecek

perangkatnya hingga 900 kali dalam satu hari, sebagaimana dilansir oleh

Buzzfeed.Secara rata-rata, tiap pemilik smartphone biasanya menengok ponsel pintar

itu sebanyak 110 kali dalam 24 jam atau satu kali setiap enam hingga tujuh

menit(Kompas tekno, 2013).

Indonesia mendapatkan peringkat sebagai penduduk yang mengalami

ketergantungan smartphone tertinggi di dunia, menggunakan smartphone rata-rata 3

jam sehari, menurut sebuah studi terbaru oleh MillwardBrown (2014). Studi ini

menunjukkan bahwa orang Indonesia menghabiskan waktu dengan smartphone rata-

rata 181 menit per hari, lebih dari negara-negara lainnya. Menurut riset yang

dilakukan Google Indonesia menjelaskan bahwa 61 persen masyarakat perkotaan

Indonesia online dengan menggunakan smartphone-nya dalam total waktu 5,5 jam

per hari (Liputan6.com, 2015).

Maraknya penggunaan smartphone ini, memunculkan fenomena lain yang

dapat dilihat yaitu pengguna smartphone seakan memilki dunianya sendiri di dalam

smartphone tersebut. Sering terlihat bahwa seseorang hanya sibuk sendiri dengan

smartphonenya, dan tidak memperhatikan lingkungan sekitarnya. Keadaan seperti

ini membuat pengguna smartphone menjadi anti-sosial di kehidupan nyata(Saputra,

4
2014). Salah satu studi yang meneliti tentang hubungan antara penggunaan mobile

device dengan kualitas interaksi sosial dalam kehidupan nyata seseorang,

didapatkan bahwa percakapan dengan tidak adanya smartphone ataupun mobile

device dinilai secara signifikan lebih unggul dibandingkan mereka yang dihadapkan

oleh mobile device. Orang-orang yang memiliki percakapan tanpa adanya

smartphone memilki tingkat kepedulian atau empati yang lebih tinggi daripada

orang-orang yang memiliki percakapan dengan adanya smartphone, mereka

cenderung memiliki tingkat empati lebih rendah atau kurang ramah satu sama lain

(Misra, Cheng, Genevie, & Yuan, 2016).

Bradley & Ii (2014) dalam penelitiannya menemukan bahwa

smartphonedapat menggangu dan memfasilitasi interaksi dalam hal ini percakapan

face to face pada waktu tertentu. Pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa

menggunakan smartphone dapat memilki dampak negatif dan positif dalam hal

berkomunikasi.

Saat ini smartphone sangat disukai oleh berbagai kalangan khususnya

remaja, Pew Research Center menjelaskan bahwa 88% remaja Amerika berusia 13-

17 tahun memiliki berbagai jenis ponsel, mayoritas remaja 73% memiliki

smartphone dan 21% memilki basic phone. Pengguna smartphone condong ke arah

remaja yang berusia 15-17 tahun sebesar 76%, dibandingkan dengan remaja yang

memiliki usia 13-14 tahun sebesar 68%. Sekitar sepertiga dari remaja (30%)

memiliki ponsel “dasar” dan tidak memiliki smartphone dan 15% remaja memiliki

keduanya (smartphone dan basic phone)(Lenhart, 2015).

5
Banyak remaja di lingkungan pelajar rerata memiliki smartphone khususnya

pada pelajar SMA. SMA Negeri 21 Makassar adalah salah satu Sekolah Negeri yang

berada di kota Makassar, dimana gaya hidup modern perkotaan dapat terlihat pada

pelajarnya. Setelah melakukan observasi dan analisa sementaratingkat penggunaan

smartphone di kalangan pelajar SMA Negeri 21 ini cukup tinggi kebanyakan dari

mereka memilki smartphone. Hal ini dibuktikan dengan hasil pengamatan yang

dilakukan oleh peneliti pada bulan September 2016, dimana dilihat pada saat jam

istirahat disalah satu ruang kelas yang berisi siswa-siswi sekitar 20 orang, 75%

diantara mereka terlihat asik sendiri dengan smartphone.

B. Rumusan Masalah

Penggunaan smartphone yang berlebihan dapat memberikan dampak

ketergantungan bagi penggunanya. Smartphone addiction atau maraknya

penggunaan smartphone ini, memunculkan fenomena lain yang dapat dilihat yaitu

pengguna smartphone seakan memilki dunianya sendiri di dalam smartphone

tersebut. Hal ini membuat pengguna smartphone menjadi anti sosial seperti dapat

dilihat pada kenyataanya mereka cenderung tidak peduli dengan lingkungan

disekitar mereka. Pengguna smartphone saat ini, condong ke arah remaja yang

berusia 15-17 tahun. Mayoritas remaja saat ini memiliki smartphone atau ponsel

cerdas, khususnya dikalangan pelajar SMA.

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas maka dalam

penelitian ini dapat dirumuskan suatu pertanyaan penelitian yaituBagaimana

6
gambaran interaksi sosialsiswa siswi yang mengalami smartphone addictiondi SMA

Negeri 21 Makassar?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui gambaran interaksi sosial pada siswa siswi yang

mengalamiSmartphone addiction di SMA Negeri 21 Makassar.

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi gambaran karakteristik responden berdasarkan usia, jenis

kelamin, waktu penggunaan smartphone, tujuan penggunaan smartphone,

lama penggunaan smartphone dan frekuensi penggunaan smartphone.

b. Mengidentifikasi penggunaan smartphone pada siswa siswi di SMA Negeri

21 Makassar.

c. Mengidentifikasi tingkat smartphone addiction pada siswa siswi di SMA

Negeri 21 Makassar.

d. Mengidentifikasi interaksi sosial pada siswa siswi di SMA Negeri 21

Makassar.

e. Mengidentifikasi gambaran interaksi sosial berdasarkan tingkat smartphone

addiction siswa siswi SMA Negeri 21 Makassar.

7
D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Ilmu Keperawatan

Penelitian ini yang berjudul “Gambaran interaksi sosial pada siswa siswi

yang mengalami Smartphone addiction di SMA Negeri 21 Makassar”

diharapkan memberikan manfaat bagi Ilmu Keperawatan yaitu dijadikan

bahan masukan dan informasi dalam peningkatan mutu pendidikan dalam

Imu Keperawatan.

2. Bagi Masyarakat dan siswa siswi SMA Negeri 21 Makassar

Hasil penelitian yang berjudul “Gambaran interaksi sosial pada siswa

siswi yang mengalami Smartphone addiction di SMA Negeri 21 Makassar”

ini diharapkan dapat memberikan manfaat yaitu dapat dijadikan informasi

khususnya bagi siswa SMA Negeri 21 Makassar, dan dapat meningkatkan

kemampuan sosialisasi di lingkungan sekitar sehingga dapat memperbaiki

interaksi sosial yang mulai rusak.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian yang berjudul “Gambaran interaksi sosial pada siswa

siswi yang mengalami Smartphone addiction di SMA Negeri 21 Makassar”

diharapkan dapat memberikan manfaat yaitu sebagai dasar dan bahan

rujukan untuk penelitian lebih lanjut, sehingga dapat menambah wawasan

keilmuan khususnya dalam bidang Keperawatan.

8
BAB II

Tinjauan Pustaka

A. Tinjauan tentangSmartphone

Smartphone adalah perangkat genggam elektronik yang mengintegrasikan

fungsi ponsel, personal digital assistant (PDA) dan perangkat informasi lainnya.

Smartphone memberikan solusi untuk masalah menyangkut banyak perangkat

yang berbeda seperti ponsel, kalkulator, buku alamat, pemutar musik atau

kamera. Penggunasmartphone dapat mengakses e-mail nirkabel, untuk browsing

internet, dan untuk terhubung dengan aman ke jaringan perusahaan. Smartphone

memungkinkan pengguna untuk memulai dan menanggapi komunikasi dengan

carayang berbeda. Smartphone dapat dikembangkan dengan menambahkan fitur

telepon khas yaitu PDA atau menambahkan fungsi "pintar" PDA ke

ponsel(Himmelsbach, 2011).

Menurut (Backer, 2010)Smartphone adalah ponsel yang menggabungkan

kemampuan canggih, smartphone adalah bentuk lanjutan dari Mobile Device

Wireless (WMD) yang dapat berfungsi seperti komputer dengan menawarkan

fitur seperti personal digital assistant(PDA), akses internet, email, dan Global

Positioning System (GPS).

Menurut Shiraishietal (2011)smartphone adalah sebuah ponsel yang

menggabungkan tujuan umum publik dengan system operasi, yang

memungkinkan pengguna dapat dengan bebas menambahkan aplikasi, serta

memperluas atau menyesuaikan fungsi. Smartphone menjadi semakin diperlukan

9
dalam kehidupan sehari-hari dan menawarkan berbagai besar aplikasi mobile

untuk informasi, komunikasi, pendidikan, dan tujuan hiburan. Smartphone

biasanya memiliki layar sentuh, akses Internet mobile melalui Wi-Fi atau

jaringan seluler, kemampuan untuk instalasi aplikasi smartphone, dan fungsi

lainnya seperti media player, kamera digital, dan navigasi berbasis GPS(Haug et

al., 2015).

B. Tinjauan tentang Smartphone Addiction

1. Smartphone Addiction

Addiction atau kecanduan didefinisikan dalam medical

dictionarysebagai: (1) kelainan fungsional dari tubuh yang disebabkan oleh

makanan atau racun kimia (2) kondisi patologis yang tidak bisa mentolerir

alkohol atau obat-obatan secara terus menerus dan (3) keadaan yang tidak

mampu menilai secara rasional atau membedakan suatu ide atau benda-

benda tertentu. Addiction (kecanduan) menurut American Psychiatric

Association adalah fenomena yang memanifestasi toleransi, gejala

penarikan, dan ketergantungan, disertai dengan masalah sosial (Lin & Scott,

2012).

Menurut American Society of Addiction Medicine (2016) dikutip oleh

(Felt & Robb, 2016)addiction atau ketergantungan adalah suatu disfungsi

yang menyebabkan manifestasi biologis, psikologis, sosial dan spiritual yang

khas. Hal ini tercermin dalam patologis individu mengejar kesenangan

dan/atau bantuan dengan menggunakan narkoba serta perilaku lainnya.

10
Ketergantungan ditandai dengan ketidakmampuan untuk secara konsisten

menahan diri, penurunan kontrol perilaku, keinginan, pengakuan

berkurangnya dari masalah yang signifikan dengan perilaku seseorang,

hubungan interpersonal, dan disfungsi respon emosional. Seperti penyakit

kronis lainnya, kecanduan sering melibatkan siklus kambuh dan berkurang.

Tanpa pengobatan atau keterlibatan dalam kegiatan pemulihan, kecanduan

bersifat progresif dan dapat mengakibatkan cacat atau kematian dini.

Smartphone addiction adalah perilaku yang berkaitan dengan kecanduan

terhadap smartphone yang memungkinkan terjadinya masalah sosial yaitu

menarik diri, ganguan performa aktivitas sehari-hari atau gangguan control

implus terhadap diri seseorang (Kwon, Lee, et al., 2013).

Park& Lee (2012) dalam (Gökçearslan, et.al 2016) Kecanduan

smartphone adalah penggunaan berlebihan dari smartphone yang sulit untuk

dikontrol dan pengaruhnya meluas ke bidang-bidang kehidupan dengan cara

yang negatif. Sebagai contohnya penggunaan smartphone pada pelajar yang

bisa mempengaruhi performa akademik mereka seperti halnya melepaskan

diri dari kegiatan kelas serta mencoba menipu atau menyontek dalam ujian.

2. Karakteristik smartphone addiction

Penelitian yang dilakukan oleh Lu & Zong(2014) menunjukkan bahwa

smartphone overuse pada kelompok yang berisko yaitu mereka yang

menggunakan smartphone selama 253 menit atau sekitar lebih dari 4 jam

sehari. Hal ini sejalan dengan penelitian Aljomaa, et.al (2016) yang

11
menunjukkan perbedaan yang signifikan dalam kecanduan smartphonepada

responden yang menggunakan smartphone selama lebih dari 4 jam sehari.

Artinya, semakin lama waktu individu menghabiskan waktu pada

smartphone, semakin besar kemungkinan mereka untuk menjadi pecandu

smartphone.

Menurut National information society agency dalam (Lee, Cho, Kim, &

Noh, 2014)dalam penelitian ini menjelaskan bahwa konsep kecanduan

smartphone berbeda dengankecanduan internet dan ponsel. Tingkat

kecanduan smartphonemeliputi 4 karakteristik yaitu gejala penarikan

(withdrawal symptom), toleransi (tolerance), daily life disturbance, dan

kesenjangan dunia maya (virtual life orientation)

a. Gejala penarikan (withdrawal symptom)

Withdrawal merupakan gejala kecanduan yang mengacu pada perasaan

yang tidak menyenangkan seperti gelisah, murung, depresi dan mudah

tersinggung ketika aktivitas penggunaan smartphone dihentikan.

b. Toleransi (tolerance)

Toleransi disini berarti pengguna smartphone tidak bisa merasakan

kepuasan secara bertahap saat menggunakan smartphone. Hal ini

dikarenakan frekuensi pengguaan smartphone yang meningkat. (Kwon,

Kim, Cho, & Yang, 2013) menyatakan bahwa tolerance adalah usaha

seseorang untuk berusaha mengontrol penggunaan smartphone tapi

selalu gagal untuk melakukannya.

12
c. Daily life disturbance

Daily life disturbance adalah kondisi yang menyebabkan penggunaan

smartphone yang berlebihan di dalam kehidupan sehari-hari seperti di

rumah, sekolah dan perusahaan. Dari hasil penelitian (Rossa, 2016)

didapatkan sebanyak 41,6 % responden menjawab bahwa mereka tetap

menggunakan smartphone di dalam kelas meskipun sebenarnya tidak

perlu menggunakannya.

d. Orientasi dunia maya (virtual life oreintation)

Orientasi dunia maya berarti seseorang lebih suka di dunia maya dan

membuat smartphone menghubungkan hubungan interpersonal dari

dunia nyata. Kwon, Kim, et al., (2013) menjelaskanvirtual life

orientationyaitu sebagai perasaan gembira tentang bagaimana

menghilangkan stress dengan menggunakan smartphone dan merasa

kosong atau hampa jika tidak dapat menggunakan smartphone.

3. Faktor-faktor yang menyebabkan kecanduan menggunakan Smartphone

Menurut penelitian yang dilakukan (Agusta, 2016) faktor-faktor yang

menyebabkan individu menjadi kecanduan terhadap smartphone yaitu:

a. Faktor internal

Faktor internal merupakan faktor yang paling berisiko menyebabkan

kecanduan yang terdiri dari:

13
1) Aspek kontrol diri yang rendah

Kontrol diri yang rendah memiliki kecenderungan untuk menjadi

implusif, senang mengambil tindakan beresiko dan berpikir tidak

masuk akal, artinya individu dengan control diri yang rendah akan

senang hati melakukan hal yang beresiko tanpa memikirkan efek

jangka panjangnya(Aroma & Surminar, 2012)

2) Sensation seeking yang tinggi

Sifat sensation seeking yang tinggi dapat mempengaruhi individu

menjadi kecanduan dan menurunkan control diri dalam

menggunakan smartphone karena sensation seeking ini dapat

memunculkan perilaku konsumtif yang berakibat pada perilaku

kecanduan dalam menggunakan smartphone.

3) Harga diri yang rendah

Harga diri yang rendah adalah kondisi lemah yang membuat individu

menyadari potensi mereka sepenuhnya. Seseorang dengan harga diri

yang rendah merasa tidak layak, tidak mampu, dan tidak

kompeten(Orth, Trzesniewski, & Robins, 2010). Harga diri yang

rendah maka semakin besar kemungkinan seseorang menjadi

smartphone addiction.

b. Faktor situasional

14
Faktor situasional adalah faktor dimana seseorang merasa nyaman saat

menggunakan smartphone baik dalam kondisi sendiri maupun

berkelompok. Faktor situasional ini terdiri dari askpek situasi psikologis

inidividu. Seseorang akan merasa nyaman secara psikologis apabila

mereka menggunakan smartphone.

c. Faktor eksternal

Faktor ekstrenal di pengaruhi oleh aspek paparan media yang tinggi

tentang smartphone. Faktor eksternal adalah faktor yang mempengaruhi

individu dalam hal membeli smartphone, tingginya pemaparan media

mengenai smartphone menjadikan seseorang tertarik dan menimbulkan

perilaku implusif sehingga beresiko menyebabkan individu menjadi

kecanduan smartphone.

d. Faktor sosial

Faktor yang menggambarkan tentang kebutuhan tentang kebutuhan

interaksi sosial. Faktor ini menjelaskan pola interaksi sosial yang

mempengaruhi individu menjadi kecanduan smartphone. Cara

berkomunikasi menggunakan smartphone membuat kualitas komunikasi

tatap muka menurun (Ameliola & Nugraha, 2013).

15
C. Tinjauan tentang Interaksi Sosial

1. Definisi Interaksi Sosial

Interaksi sosial adalah hubungan – hubungan sosial yang dinamis yang

meliputi hubungan antara individu dengan individu, kelompok-kelompok

manusia maupun antar individu dengan kelompok.(Soekanto, 2005)

Interaksi sosial merupakan hubungan yang tertata dalam bentuk

tindakan-tindakan yang berdasarkan nilai-nilai atau norma-norma sosial

yang berlaku dalam masyarakat. Interaksi sosial dapat terjadi apabila

individu melakukan suatu tindakan sehingga menimbulkan reaksi dari

individu lain (Sunaryo, 2004).

2. Bentuk-bentuk interaksi sosial

Menurut (Soekanto, 2010)bentuk-bentuk interaksi sosial adalah asosiatif

dan disasosiatif.

Asosiatif terdiri dari kerjasama (coorperation), akomodasi (accommodation),

dan asimilasi/ perpaduan

a. Kerjasama (cooperation)

Kerjasama merupakan suatu usaha bersama antara seseorang atau

kelompok manusia untuk mencapai satu atau beberapa tujuan bersama.

Pentingnya fungsi kerjasama menurut Charles H Cooley : Kerjasama

timbul apabila orang menyadari bahwa mereka mempunyai kepentingan-

kepentingan yang sama dan pada saat bersamaan mempunyai cukup

pengetahuan dan pengendalian terhadap diri sendiri untuk memenuhi

16
kepentingan-kepentingan tersebut, kesadaran akan kepentingan-

kepentingan yang sama dan adanya organisasi merupakan fakta-fakta

yang penting dalam kerjasama yang berguna.

b. Akomodasi (accommodation) atau Persesuaian

Akomodasi merupakan suatu cara untuk menyelesaikan pertentangan

tanpa menghancurkan pihak lawan sehingga lawan tidak kehilangan

kepribadiannya.Santosa (2004) menjelaskan akomodasi adalah usaha-

usaha individu untuk meredakan suatu pertentangan, yaitu usaha-usaha

untuk mencapai kestabilan. Adapun tujuan persesuaian yaitu:

1) Untuk mengurangi pertentangan antara individu atau kelompok

sebagai akibat perbedaan paham

2) Untuk mencegah meledaknya pertentangan yang bersifat sementara

3) Untuk memungkinkan terjadinya kerjasama antara kelompok-

kelompok sosial yang hidupnya terpisah sebagai akibat faktor-faktor

sosial psikologis dan kebudayaan

c. Asimilasi/ Perpaduan

Asimilasi adalah proses sosial ditandai dengan adanya usaha mengurangi

perbedaan yang terjadi antara individu atau kelompok-kelompok

manusia dan juga meliputi usaha-usaha untuk mempertinggi kesatuan

tindak, sikap dan proses-proses mental dengan memperhatikan

kepentingan dan tujuan bersama (Santosa, 2004).

17
Diasosiatif terdiri dari persaingan (competition), kontravensi (contravention)

dan pertentangan (conflict).

a. Persaingan (competition)

Persaingan dapat diartikan sebagai suatu proses sosial dimana individu

atau kelompok manusia yang bersaing mencari keuntungan melalui

bidang-bidang kehidupan yang pada suatu masa tertentu menjadi pusat

perhatian umum dengan cara menarik perhatian publik atau dengan cara

menarik perhatian public atau dengan mempertajam prasangka yang

telah ada tanpa menggunakan ancaman atau kekerasan.

b. Kontravensi (contravention)

Kontravensi adalah suatu sikap mental yang tersembunyi terhadap orang-

orang lain atau terhadap unsur-unsur kebudayaan suatu golongan

tertentu. Kontravensi pada hakikatnya merupakan suatu bentuk proses

sosial yang berada antara persaingan dan pertentangan.

c. Pertentangan (conflict)

Pertentangan adalah suatu proses sosial dimana individu atau kelompok

berusaha untuk memenuhi tujuannya dengan jalan menentang pihak

lawan yang sering disertai dengan ancaman atau kekerasan.

18
3. Syarat terjadinya Interaksi sosial

Suatu inteaksi sosial tidak akan terjadi apabila tidak memenuhi dua

syarat yaitu adanya kontak sosial (social contact) dan komunikasi(Soekanto,

2010).

a. Kontak sosial

Kontak adalah hubungan satu orang atau lebih melalui percakapan

dengan saling mengerti tentang maksud dan tujuan masing-masing dalam

kehidupan bermasyarakat (Abdulsyani, 2012). Kontak sosial dapat

berlangsung dalam 3 bentuk yaitu antar individu, antara individu dan

kelompok dan antar kelompok.

b. Komunikasi

Komunikasi merupakan suatu proses memahami yang dilakukan oleh

seseorang terhadap informasi, sikap, dan perilaku orang lain yang

berbentuk pengetahuan, pembicaraan, gerak-gerik, atau sikap, perilaku

dan perasaan-perasaan sehingga seseorang membuat reaksi-reaksi

terhadap informasi-informasi, sikap dan perilaku tersebut berdasarkan

pada pengalaman yang pernah dialami(Bungin, 2006).

4. Faktor-faktor yang mempengaruhi Interaksi Sosial

Menurut Noorkasiani, Heryati, & Ismail (2009) suatu proses interaksi

dapat berlangsung jika didasari oleh 4faktor yaitu:

19
a. Imitasi

Faktor imitasi adalah faktor yang sangat penting dalam proses

interaksi sosial. Faktor ini memiliki segi postif dan segi negatif, hal

postif yang didapatkan yaitu imitasi dapat mendorong seseorang

untuk mematuhi kaidah dan nilai yang berlaku, tetapi hal ini juga

menimbulkan hal-hal negatif jika tindakan yang ditiru adalah

tindakan yang menyimpang.

b. Sugesti

Faktor sugesti sebenarnya hampir sam dengan faktor imitasi tetapi

titik tolaknya yang berbeda. Faktor sugesti berlangsung apabila

seseorang member suatu pandangan atau sikap yang berasal dari

dirinya, lalu diterima oleh pihak lain. Proses sugesti dapat terjadi

karena pihak yang menerima dilanda emasi sehingga menghambat

daya pikir secara rasional. Penyebab lain terjadinya sugesti adalah

orang yang memberikan pandangan atau sikap menjadi bagian

terbesar dari kelompok yang bersangkutan atau masyarakat.

c. Identifikasi

Identifikasi merupakan kecenderungan atau keinginan dalam diri

seseorang untuk menjadi sama dengan pihak lain. Proses identifikasi

dapat berlangsung dengan sendirinya, (secara tidak sadar) maupun

dengan disengaja karena seringkali seseorang memerlukan tipe-tipe

ideal tertentu di dalam proses kehidupannya. Faktor identifikasi ini

20
dapat mengakibatkan terjadinya pengaruh yang lebih mendalam

dibandingkan dengan proses imitasi dan sugesti.

d. Simpati

Proses simpati merupakan suatu proses yang terjadi jika seseorang

merasa tertarik pada pihak lain. Pada proses simpati terdapat

keinginan untuk belajar dari pihak lain yang kedudukannya dianggap

lebih tinggi dan harus dihormati karena kampuan atau kelebihannya

yang patut dijadikan tanpa harus menjadi orang tersebut.

D. Tinjauan tentang Gambaran Interaksi Sosial pada Individu yang

mengalami Smartphone Addiction

Hu (2014), seorang Amerika Broadcast Journalistyang melakukan

survei di kalangan generasi muda dan memposting tanggapan mereka dalam

artikelnya. Dia melihat pengalaman pribadi seseorangdengan smartphone dan

bagaimana smartphone menjadi gangguan interaksi sosial dan komunikasi

interpersonal. Dari beberapa tanggapan, dapat disimpulkan bahwa penggunaan

smartphone bisa merusak interaksi sosial seperti contohnya bahwa penggunaan

smartphone pada saat berinteraksi dengan orang lain adalah tindakan yang kasar

dan juga tindakan yang tidak sopan, hal ini yang juga yang menyebabkan

smartphonemenjadi gangguan sosial dalam kehidupan bermasyarakat.

Sebuah artikel yang berjudulThe growing problem of smartphone

addictionmembahas mengenai kecanduan smartphone, khususnya di kalangan

anak-anak, dapat mengubah cara kita berinteraksi satu sama lain. Suatu

21
investigasi yang dilakukan oleh salah satu anggota Korea civic group di Korea

Selatan dia membandingkan waktu pengguna smartphone habiskan untuk

smartphone mereka dengan waktu yang mereka habiskan untuk berinteraksi

dengan kerabat, ditemukan bahwa ada celah mengganggu antara jumlah

interaksi digital dengan jumlah interaksi mereka oleh lingkungan sekitar (Priddy,

2014).

Interaksi sosial dapat terbentuk jika adanya kontak sosial dan

komunikasi. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Gifary & Kurnia(2015)

menunjukkan bahwa penggunaan smartphone dengan frekuensi dan durasi yang

tinggi berpengaruh terhadap perilaku komunikasi. Dimana smartphone bisa

membentuk seseorang menjadi pribadi yang gemar bersosialisasi sehingga

smartphone menjadi bagian dari gaya hidup.

Smartphone addiction tidak lepas dengan hal media sosial, dimana

kebanyakan dari pengguna yang mengalami smartphone addiction mengakses

media sosial pada smartphone mereka. Littlejohn dikutip dalam Soliha (2015)

menjelaskan bahwa pendekatan interkasi sosial membedakan media berdasarkan

seberapa dekat media dengan model interaksi langsung (face-to- face).

Sedangkan melalui pendekatan integrasi sosial media digambarkan bukan dalam

bentuk informasi, interaksi ataupun penyebarannya tetapi dalam bentuk

virtual.Media sosial di dalam smartphone menciptakan pemahaman baru

mengenai komunikasi pribadi yang interaktif. Media sosial tidak seperti interaksi

langsung (face to face), akan tetapi memberikan bentuk interaksi baru yang

22
membawa penggunanya kembali pada hubungan interpersonal yaitu dalam

bentuk interaksi termediasi atau disebut dengan Computer Mediated

Communication (CMC), hubungan virtual seringkali membuat pelakunya lebih

mementingkan kehidupan online yang dia sedang jalani dan melupakan

kehidupan nyata yang dia miliki. Hal ini justru memberikan dampak negatif

pada mereka yang mengalami smartphone addiction tingkah laku pengguna

smartphone yang kecanduan biasanya lebih individualistis karena mereka sibuk

dengan dunianya sendiri. Sifat individualistis menurut Oxford dictionary adalah

hal yang mencerminkanseseorang menjadi lebih tertarik pada urusan dirinya

sendiri daripada pada urusan masyarakat atau orang disekitar.

Fenomena kecanduan ini dapat terlihat dalam kehidupan sehari-hari,

seperti contohnya di cafe atau di warung makanan, pemandangan interaksi sosial

yang diharapkan tercipta sambil menikmati makanan atau minuman dan

bercanda tawa dengan teman justru terjadi sebaliknya. Semua orang sibuk

dengan smartphone masing-masing. Sisi negatif kecanduan smartphone yang

tergambar dalam fenomena tersebut adalah mencegah sosialisasi, menghindari

interaksi tatap muka dengan orang-orang baru dan menjadi kurang nyaman

dalam berhubungan dengan orang lain (Christine et. al, 2012).

Interaksi sosial secara utuh akan tercipta jika adanya sentuhan secara

fisik, baik itu bertegur sapa, berjabat tangan, sehingga nilai-nilai penghargaan,

kasih sayang, perhatian akan terwujud(Sunaryo, 2004). Interaksi juga dapat

dihadirkan melalui hadirnya dunia virtual masa kini. Smartphone mempermudah

23
komunikasi tanpa harus bertemu langsung. Komunikasi itu bisa melalui short

message service (sms), video call, atau melalui berbagai media sosial seperti

facebook, twitter, skype atau lainnya. Hal ini menimbulkan perbedaan yang

timbul antara interaksi sosial secara utuh dengan interaksi sosial melalui dunia

virtual. Pesan-pesan emosional yang tidak rasional, kepalsuan daripada

kenyataan akan bisa terdeteksi atau terlihat dengan mudah melalui interaksi

sosial secara utuh(Soliha, 2015).

24
BAB III

KERANGKA KONSEP

Untuk memudahkan pemahaman maka secara sederhana kerangka

konsep dari penelitian ini digambarkan sebagai berikut:

Bagan 3.1 Kerangka Konsep Penenelitian


Pengguna
Smartphone

Smartphone Addiction Interaksi Sosial

Kerjasama
Daily life disturbance

Akomodasi/Persesuaian
Withdrawal symptom

Asimilasi/Perpaduan
Tolerance

Virtual life
orientation

Keterangan:

: variabel yang diteliti

25
BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian ini menggunakan rancangan penelitian kuantitatif

dengan pendekatan survei deskriptif. Survei deskriptif dilakukan terhadap

sekumpulan objek yang biasanya bertujuan melihat gambaran fenomena

(termasuk kesehatan) yang terjadi dalam populasi tertentu.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat

Penelitian ini telah dilakukan di SMA Negeri 21 Makassar Jl.

Tamalanrea Raya Blok A No.1 Makassar

2. Waktu penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Agustus - November 2016.

Pengambilan data dilaksanakan pada tanggal 14-15 November 2016.

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa dan siswi SMA Negeri

21 Makassar, yaitu sebesar 1651 siswa dan siswi pengguna smartphone.

2. Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu probability sampling.

Metode yang digunakan yaitu cluster random samplingyaitu proses

pemilihan secara acak berkelompok yang dilakukan apabila populasi tersebar

26
secara luas sehingga peneliti tidak memungkinkan untuk membuat daftar

seluruh populasi.

Populasi seluruh siswa siswi SMA Negeri 21 Makassar yang terdiri dari

kelas X, XI dan XII, dibagi 3 sub populasi. Ketiga sub populasi yaitu

kelompok kelas X, kelompok kelas XI dan kelompok kelas XII. Dari ketiga

sub populasi ini, terdapat 37 kelas.

Tabel 4.1 Daftar Kelas SMA Negeri 21 Makassar

Unit Kelas X Unit Kelas XI Unit Kelas XII

Kelas X Kelas XI Kelas XII

1. Kelas X MIPA 1 1. Kelas XI IPA 1 1. Kelas XII IPA 1

2. Kelas X MIPA 2 2. Kelas XI IPA2 2. Kelas XII IPA 2

3. Kelas X MIPA 3 3. Kelas XI IPA 3 3. Kelas XII IPA 3

4. Kelas X MIPA 4 4. Kelas XI IPA 4 4. Kelas XII IPA 4

5. Kelas X MIPA 5 5. Kelas XI IPA 5 5. Kelas XII IPA 5

6. Kelas X MIPA 6 6. Kelas XI IPA 6 6. Kelas XII IPA 6

7. Kelas X MIPA 7 7. Kelas XI IPA 7 7. Kelas XII IPS 1

8. Kelas X MIPA 8 8. Kelas XI IPA 8 8. Kelas XII IPS 2

9. Kelas X IPS 1 9. Kelas XI IPS 1 9. Kelas XII IPS 3

10. Kelas X IPS 2 10. Kelas XI IPS 2 10. Kelas XII IPS 4

11. Kelas X IPS 3 11. Kelas XI IPS 3

12. Kelas X IPS 4 12. Kelas XI IPS 4

13. Kelas X IPS 5 13. Kelas XI IPS 5

14. Kelas X IPS 6

27
Pada penelitian ini yang dianggap cluster adalah kelas. Dengan teknik

cluster melalui undian (random sampling) terhadap 37 kelas yang ada di

SMA Negeri 21 Makassar, peneliti memilih 6 kelas secara acak yaitu Kelas

X MIPA 4, Kelas X IPS 5, Kelas XI IPA 2, Kelas XI IPS 4, Kelas XII IPA 6,

dan Kelas XII IPS 1. Untuk mengetahui besar sampel siswa dan siswi pada

kelas yang telah terpilih, digunakan rumus slovin sebagai berikut:

𝑁
𝑛=
𝑁. (𝑑)2 + 1

1651
=
1651. (0,1)2 + 1
1651
= 17,51 = 94,288

Keterangan :

n: Jumlah sampel

N: Jumlah populasi

d: tingkat kepercayaan yang diinginkan (d=10% atau 0,1)

Jadi, jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 95 orang

Setelah mengetahui jumlah sampel, selanjutnya peneliti menghitung

besar sampel setiap kelas menggunakan rumus:

𝑁′
𝑛′ = ×𝑛
𝑁

Keterangan :

n’ : besarnya sampel pada setiap strata

N’: besarnya populasi perstrata

28
Tabel 4.2 Populasi dan sampel penelitian

No. Kelas Populasi Sampel

1. Kelas X 588 orang 95


588 × = 33 ∶ 2 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠 = 17 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔
1651

2. Kelas XI 491 orang 95


491 × = 28 ∶ 2 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠 = 14 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔
1651

3. Kelas XII 597 orang 95


597 × = 34 ∶ 2 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑠 = 17 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔
1651

Total 95 orang

Jadi, Kelas X MIPA 4 dan X IPS 5 masing-masing diambil sampel

sebanyak 17 orang siswa-siswim Kelas XI IPA 2 dan XI IPS 4 masing-masing

diambil sampel sebanyak 17 orang siswa-siswi, begitu juga dengan Kelas XII

IPA 6 dan XII IPS 1 masing-masing diambil sampel sebanyak 14 orang siswa

dan siswi.

3. Kriteria insklusi dan eksklusi

Dalam penelitian ini sampel yang diambil harus memenuhi kriteria

inklusi dan eksklusi.

a. Kriteria inklusi

1) Siswa dan siswi yang memiliki smartphone

2) Siswa dan siswi yang hadir pada saat penelitian

b. Kriteria ekslusi

Kriteria ekslusi pada penelitian ini yaitu Siswa dan siswi yang tidak

bersedia menjadi responden

29
D. Alur penelitian

Pengambilan data awal jumlah siswa dan siswi SMA Negeri


21 Makassar N= 1651

Menentukan sampel dengan cluster random sampling

n= 95 orang

Dengan cluster melalui undian terhadap 37 kelas


terpilih 6 kelas, semua siswa siswi yang berada di kelas
tersebut menjadi sampel dalam penelitian ini. Yaitu
Kelas X MIPA 4, Kelas X IPS 5, Kelas XI IPA 2, Kelas
XI IPS 4, Kelas XII IPA 6, dan Kelas XII IPS 1

Mendapatkan persetujuan responden (informed


consent)

Pengumpulan data dengan kuesioner


smartphone addiction dan interaksi sosial

Pengolahan data dan analisis data

Penyajian hasil dan pembahasan

Kesimpulan

Bagan 4.1 Alur Penelitian

30
E. Variabel penelitian

1. Identifikasi variabel

Variabel adalah segala yang menjadi fokus penelitian untuk diamati.

Variabel dalam penelitian ini adalah pengguna smartphonesmartphone

addiction dan interaksi sosial.

2. Definisi operasional dan kriteria objektif

a. Pengguna smartphone pada penelitian ini adalah seseorang yang

memiliki atau menggunakan smartphone yang berbasis android maupun

iOS seperti Blackberry, Samsung, iPhone, Asus, Nexus, LG, Sony

Ericsson, Acer,dll.

b. Smartphone addiction

Smartphone addiction adalah perilaku ketergantungan siswa dan

siswi SMA Negeri 21 Makassar terhadap smartphone yang bersifat

merusak. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan 4 karakteristik

smartphone addiction yaitu:

1) Daily life disturbance adalah suatu keadaan dimana smartphone

dapat menggangu aktivitas sehari-hari seperti di sekolah.

2) Withdrawal symptom adalah suatu keadaan dimana pengguna

smartphone menunjukkan gejala seperti gelisah, tidak nyaman ketika

smartphone tidak ada didekatnya.

31
3) Tolerance adalah suatu keadaan dimana pengguna smartphone

berusaha untuk tidak menggunakan smartphone tetapi dia gagal

untuk melakukannya.

4) Virtual world orientation adalah suatu keadaan dimana pengguna

smartphone lebih suka berada dalam dunia virtual atau dunia maya.

Kriteria objektifsmartphone addiction :

1) Rendah : jika skor responden 15 – 20

2) Sedang : jika skor responden 21 – 25

3) Tinggi : jika skor responden 26– 30

Kriteria objektif berdasarkan 4 karakteristik smartphone :

1) Komponen daily life disturbance

a) Rendah : jika skor responden 5 – 6

b) Sedang : jika skor responden 7 – 8

c) Tinggi : jika skor responden 9 – 10

2) Komponen virtual life orientation

a) Rendah : jika skor responden 2

b) Sedang : jika skor responden 3

c) Tinggi : jika skor responden 4

3) Komponen withdrawal

a) Rendah : jika skor responden 4 – 5

b) Sedang : jika skor responden 6

c) Tinggi : jika skor responden 7 – 8

32
4) Komponen tolerance

a) Rendah : jika skor responden 4 – 5

b) Sedang : jika skor responden 6

c) Tinggi : jika skor responden 7 – 8

c. Interaksi sosial

Interaksi sosial adalah hubungan antara individu dengan individu

atau individu dengan kelompok yang saling mempengaruhi sehingga

terjadi hubungan timbal balik. Dalam penelitian ini peneliti

menggunakan tiga bentuk interaksi sosial untuk melihat keberhasilan

siswa dan siswi dalam berinteraksi yaitu (1) kerjasama, (2) persesuaian,

dan (3) perpaduan.

Kriteria objektif interaksi sosial :

1) Rendah : jika skor responden 26 – 60

2) Sedang : jika skor responden 61 – 95

3) Tinggi : jika skor responden 96 – 130

Kriteria objektif berdasarkan bentuk interaksi :

1) Komponen kerjasama :

a) Tinggi : jika skor responden 34– 45

b) Sedang : jika skor responden 22 – 33

c) Rendah : jika skor responden 9 – 21

2) Komponen persesuaian:

a) Tinggi : jika skor responden 38 – 50

33
b) Sedang : jika skor responden 25 – 37

c) Rendah : jika skor responden 10 – 24

3) Komponen perpaduan:

a) Tinggi : jika skor responden 27 – 35

b) Sedang : jika skor responden 15 – 26

c) Rendah: jika skor responden 7 – 16

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian ini berupa kuesioner yang diadaptasi dari menggunakan

Korean Smartphone Addiction Scale (K-SAS)dan kuesioner interaksi sosial yang

telah dimodifikasi dari Astiti (2013). Kuesioner adalah penjabaran variabel-

variabel yang terlibat sesuai dalam tujuan penelitian. Adapun instrument

penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner untuk

mengetahui gambaran interaksi sosial pada siswa siswi yang mengalami

smartphone addiction di SMA Negeri 21. Kuesioner terdiri dari tiga bagian

yaitu:

1. Bagian A : digunakan untuk mengindentifikasi karakteristik responden yang

terdiri dari usia, jenis kelamin, kelas, waktu penggunaan smartphone, lama

penggunaan smartphone, frekuensi penggunaan smartphone dalam sehari,

dan tujuan penggunaan smartphone.

2. Bagian B : merupakan kuesioner yang digunakan untuk mengetahui data

penggunaan smartphone dengan menggunakan Korean Smartphone

Addiction Scale (K-SAS)yang diadopsi dari (Rossa, 2016). Kuesioner terdiri

34
dari 15 pernyataan yang mewakili kondisi yang sedang dirasakan atau

dialami sampel, menggunakan skala Guttman yang terdiri dari “YA” dan

“TIDAK”. Adapun komposisi dari masing-masing komponen antara lain:

a. Komponen daily life disturbance meliputi pernyataan nomor 1,5,9,12,

dan 15. Dengan pernyataan positif 4 dan pernyataan negatif 1

b. Komponen virtual life orientation meliputi pernyataan nomor 2 dan 6,

dengan penyataan positif 2

c. Komponen withdrawal meliputi penyataan nomor 4,8,11,dan 14, dengan

pernyataan positif 4

d. Komponen tolerance meliputi pernyataan nomor 3,7,10, dan 13, dengan

pernyataan positif 4

Untuk pertanyaan positif nilai 2 untuk “YA” dan nilai 1 untuk “TIDAK .

Sementara untuk pernyataan negatif nilai 1 untuk “YA” dan nilai 2 untuk

“TIDAK”.Selama tahap perkembangannya, hasil tes internal konsistensi

(alpha Cronbach) adalah 0,967. Dalam penelitian (Kwon, Kim, et al., 2013),

hasil tes konsistensi internal (alpha Cronbach) dari SAS adalah 0,966.

3. Bagian C : menggunakan kuesioner interaksi sosial pada siswa yang diadopsi

dari (Astiti, 2013).Kuesioner ini memiliki 3 komponen berdasarkan bentuk-

bentuk interaksi sosial yaitu kerjasama, persesuaian, dan perpaduan.

35
Tabel 4. 2 Kisi-kisi kuesioner interaksi sosial

No. Komponen Pernyataan

+ -

1. Kerjasama 1, 2, 6, 7, 3, 4, 5, 9

2. Persesuaian 13, 14, 15, 10, 11, 12,

17, 16, 18,19

3. Perpaduan 21, 26 20, 22, 23,

24, 25,27

Kuesioner interaksi sosial ini telah diuji validitas dengan rumus korelasi

product moment dan mempunyai realibitas sebesar 0,959 menggunakan

rumus Alpha. Kuesioner ini terdiri dari 27 pernyataan dengan menggunakan

skala Likert yang terdiri dari “tidak pernah (TP)” , “jarang” (JR)”, “kadang-

kadang (KK)”, “sering (SR)” dan “selalu (SL)”. Untuk pernyataan positif

skor 5 untuk “selalu”, skor 4 untuk “sering”, skor 3 untuk “kadang-kadang”,

skor 2 untuk “jarang” dan skor 1 untuk “tidak pernah”. Sementara untuk

pernyataan negatif skor 5 untuk “tidak pernah”, skor 4 untuk “jarang”, skor

3 untuk “kadang-kadang”, skor 2 untuk “ sering” dan skor 1 untuk “selalu”.

36
G. Pengolahan dan Analisis Data

1. Pengolahan data

Setelah data terkumpul, maka langkah yang dilakukan berikutnya adalah

pengolahan data. Proses pengolaha data menurut Notoadmodjo (2012)

adalah:

a. Editing

Editing merupakan kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan isian

formulir atau kuesioner. Hasil wawancara, angket atau pengamatan harus

dilakukan penyuntingan (editing) terlebih dahulu.

b. Coding

Setelah penyuntingan dilakukan pengkodean atau coding, yaitu

mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi data angka atau

bilangan. Koding sangat berguna dalam memasukkan data.

c. Processing

Data yang sudah berbentuk kode dimasukkan ke dalam program

computer. Salah satu paket program yang paling sering digunakan untuk

memasukkan data penelitian adalah SPSS for Windows.

d. Cleaning

Apabila semua data telah dimasukkan, maka perlu dicek kembali untuk

melihat kemungkinan adanya kesalahan-kesalahan kode kemudian

dilakukan pembetulan atau koreksi.

37
2. Analisis Data

Setelah data diperoleh selanjutnya dilakukan pengolahan data secara

komputeisasi. Adapun analisis yang digunakan adalah Analisis univariat

yaitu analisa yang digunakan untuk melakukan analisis distribusi dan

persentasi karakteristik. Analisa data digunakan dengan analisis deskriptif

dalam bentuk table distribusi frekuensi untuk mengetahui proporsi masing-

masing variabel yang diteliti. Pada umumnya dalam analisis ini hanya

menghasilkan distribusi frekuensi dan persentasi dari tiap variabel

(Notoadmodjo, 2012).

Pada penelitian ini analisis univariat digunakan untuk mendiskripsikan

gambaran interaki sosial siswa dan siswi yang mengalami smartphone

addiction.

H. Etika Penelitian

Menurut Komisi Nasional Etika Penelitian Kesehatan (2011), terdapat 3

prinsip etik utama yang menjadi dasar standar etik dalam melakukan penelitian

diantaranya:

1. Beneficience

Peneliti berupaya melindungi responden dari bahaya atau ketidaknyamanan

baik fisik maupun mental saat melakukan pengisian kuesioner. Peneliti

meyakinkan kepada responden digunakan untuk kebutuhan penelitian, bukan

digunakan sebagai ekspoitasi pada diri responden.

38
2. Respect for human dignity

Responden memiliki otonomi atas dirinya sehingga berhak untuk

memutuskan secara sukarela keinginan untuk berpartisipasi atau menolak

keikutsertaannya dalam proses penelitian.

3. Justice

Responden mendapatkan perlakuan yang adil pada saat sebelum, selama

maupun setelah dilakukan penelitian. Sebagai contoh, terhadap responden

harus berdasarkan pada persyaratan penelitian dan bukan atas dasar

kenyamanan atau kompromi karena posisi yang dimiliki responden.

39
BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Pengambilan data dilaksanakan selama dua hari pada tanggal 14-

15November 2016. Pengambilan data ini bertempat di SMA Negeri 21 Makassar

dan dilakukan pada 6 kelas yaitu kelas X MIPA 4, X IPS 5, XI IPA 2, XI IPS 4,

XII IPA 6,dan XII IPS 1. Pada saat pengambilan data didampingi oleh salah satu

guru di SMA Negeri 21 Makassar.Penelitian ini menggunakan metode

penelitiandescriptive. Data diperoleh dengan menggunakan kuisioner

smartphone addiction dan kuesioner interaksi sosial yang dibagikan kepada

responden. Sampel penelitian ini adalah 95 orang dan telah memenuhi kriteria

inklusi menggunakan teknik cluster random sampling, yang terlebih dahulu

dilakukan penghitungan dengan menggunakan rumus slovin untuk menentukan

jumlah sampel, sehingga sampel yang ditarik adalah 95 orang siswa dan siswi

SMA Negeri 21 Makassar.

Sebelum memulai penelitian, peneliti meminta izin kepada responden

dengan menandatangani lembar persetujuan responden yang disertakan bersama

dengan penjelasan penelitian. Setelah itu dilakukan pengumpulan data dan data

kemudian diolah. Hasil data yang ditampilkan berupa analisis univariat. Analisis

univariat meliputi data demografi, karakteristik responden berdasarkan waktu

penggunaan smartphone, tujuan penggunaan smartphone, frekuensi rata-rata

penggunaan smartphone, total biaya pulsa yang dikeluarkan setiap bulannya,

40
kegunaan pulsa, dan kebijakan/aturan yang diberlakukan oleh sekolah dan

analisis mengenai tingkat smartphone addiction serta interaksi sosial

berdasarkan tingkat smartphone addiction. Hasil penelitian kemudian disajikan

dalam bentuk tabel, distribusi univariat sebagai berikut:

1. Karakteristik Responden

a. Distribusi frekuensi data demografi responden yaitu usia,jenis

kelamin,dan kelas.

Tabel 5.1
Distribusi frekuensi data demografi yaitu usia, jenis kelamin,dan kelas pada siswa-siswi
di SMA Negeri 21 Makassar. (n=95)
Karakteristik Frekuensi Persentasi (%)
Usia :
14-16 tahun 68 71,6 %
17-18 tahun 27 28,4%
Jenis Kelamin:
Laki-laki 36 37,9%
Perempuan 59 62,1%
Kelas:
Kelas X 33 34,7%
Kelas XI 28 29,5%
Kelas XII 34 35,8%

Tabel 5.1 menunjukkan distribusi frekuensi data demografi

responden yaitu usia, jenis kelamin dan kelas. Kebanyakan responden

berusia pada rentang 14-16 tahun (71,6%). Lebih dari setengah

responden berjenis kelamin perempuan yakni 59 orang (62,1%). Kelas

XII merupakan kelas yang memiliki responden terbanyak yaitu 34 orang

siswa dan siswi (35,8%).

41
b. Distribusi frekuensi penggunaan smartphone pada responden.

Tabel 5.2
Distribusi frekuensi penggunaan smartphonepadaresponden. (n=95)

Karakteristik responden Frekuensi Persentasi (%)


Waktu penggunaan smartphone:
Setiap hari 94 98,9%
Setiap minggu 1 1,1%
Tujuan penggunaan smartphone:
 Media sosial & Hiburan 1 1,1%
 Media sosial & pencarian informasi 2 2,1%
 Media sosial & sarana komunikasi 1 1,1%
 Pencarian informasi & sarana 3 3,2%
komunikasi
 Media sosial, hiburan & pencarian 14 14,7%
informasi
 Media sosial, hiburan & sarana 5 5,3%
komunikasi
4 4,2%
 Media sosial, pencarian informasi, &
sarana komunikasi
65 68,4%
 Semua pilihan
Lama penggunaan smartphone:
1-2 jam/hari 11 11,6%
2-4 jam/hari 33 34,7%
>4 jam/hari 51 53,7%
Frekuensi rata-rata penggunaan smartphone/jam:
<5 kali/jam 49 51,6%
6-10 kali/jam 36 37,9%
>10 kali/jam 10 10,5%

Total biaya pulsa yang dikeluarkan setiap


bulannya:
Rp.10.000- Rp.50.000 74 77,9%
Rp.55.000- Rp. 100.000 21 22,1%
Pulsa pada smartphone digunakan untuk
keperluan:
Telepon & SMS 2 2,1%
Kuota Internet 46 48,4%
Semua pilihan 47 49,5%
Ada kebijakan sekolah terkait penggunaan
smartphone:
Ya 95 100%
(Tidak diperbolehkan menggunakan
smartphone saat jam pelajaran)
Tidak 0 0

42
Tabel 5.2 menunjukkan distribusi frekuensi penggunaan

smartphone pada responden berdasarkan waktu penggunaan smartphone,

tujuan penggunaan smartphone, frekuensi rata-rata penggunaan

smartphone, total biaya pulsa yang dikeluarkan setiap bulannya, kegunaan

pulsa dan kebijakan/aturan yang diberlakukan oleh sekolah terkait

penggunaan smartphone.

Hampir semua responden yakni 94 orang (98,9%) menggunakan

smartphone mereka setiap hari, dan kebanyakan responden yaitu 65 orang

(68,4%) menggunakan smartphone mereka dengan tujuan mengakses

media sosial, sebagai media hiburan, dan sebagai sarana komunikasi dan

pencari informasi. Dalam hal lama penggunaan smartphone, lebih dari

setengah responden yaitu 51 orang (53,7%) menggunakan smartphone

mereka selama >4 jam/hari dan kebanyakan dari mereka menggunakan

smartphone dengan frekuensi rata-rata <5 kali/jam yakni 49 orang

(51,6%). 74 orang responden mengakui bahwa total biaya pulsa yang

mereka gunakan setiap bulannya berkisar antara Rp. 10.000- Rp.50.000,

dan mayoritas dari mereka yakni 47 orang (49,5%) menggunakan pulsa

untuk telpon, SMS dan juga kuota internet. Semua responden yakni 95

orang siswa dan siswi (100%) mengakui bahwa ada kebijakan/ aturan

yang diberlakukan terkait penggunaan smartphone yaitu tidak

diperbolehkannya siswa dan siswi menggunakan smartphone saat proses

pembelajaran berlangsung.

43
2. Gambaran tingkat smartphoneaddiction

a. Gambaran tingkat smartphoneaddiction pada siswa dan siswi SMA

Negeri 21 Makassar

Tabel 5.3
Gambaran tingkat smartphone addiction pada siswa dan siswi SMA Negeri 21 Makassar
(n =95)

Smartphone Addiction Frekuensi Persentase (%)


Rendah 24 25,3
Sedang 65 68,4
Tinggi 6 6,3

Tabel 5.3 menunjukkan gambaran tingkat smartphone addiction

pada siswa siswi di SMA Negeri 21 Makassar. Pada tabel ini dapat

dilihat bahwa, responden yang mengalami smartphone addiction tingkat

rendah yakni 24 orang siswa dan siswi (25,3%), mayoritas responden

mengalami smartphone addiction tingkat sedang yakni 65 orang siswa

dan siswi (68,4%), dan 6 orang responden (6,3%) mengalami

smartphone addiction tingkat tinggi.

b. Gambaran tingkat smartphoneaddiction berdasarkan karakteristik

smartphone addiction pada siswa dan siswi SMA Negeri 21 Makassar

Tabel 5.4
Gambaran tingkat smartphoneaddiction berdasarkan karakteristik smartphone addiction
pada siswa dan siswi SMA Negeri 21 Makassar (n=95).

Kategori

Rendah Sedang Tinggi Total


f (%) f (%) f (%) f(%)
Daily life disturbance 26 (27,4) 52 (54,7) 17 (17.9) 95 (100)
Virtual world orientation 25 (26,3) 67 (70,5) 3 (3,2) 95 (100)
Withdrawal 62 (65,3) 19 (20) 14 (14,7) 95 (100)
Tolerance 13 (13,7) 22 (23,2) 60 (63,2) 95 (100)

44
Pada tabel 5.4 menunjukkan gambaran tingkat smartphone addiction

berdasarkan karakteristik smartphone addiction yaitu daily life

disturbance, virtual life orientation, withdrawal symptom, dan tolerance.

Berdasarkan tabel 5.4 dapat dilihat bahwa respondenmemiliki

karakteristik yang memiliki kategori tertinggi yaitu karakteristik

tolerance yakni 63,2%, sedangkan karakteristik smartphone addiction

yang memiliki kategori terendah yaitu karakteristik withdrawal symptom

yakni 65,3%.

c. Gambaran tingkat smartphone addiction berdasarkan karakteristik

responden yaitu jenis kelamin dan usia.

Tabel 5.5
Gambaran tingkat smartphoneaddiction berdasarkan jenis kelamin pada siswa dan siswi
SMA Negeri 21 Makassar.

Smartphone
Jenis Kelamin Addiction
Total
Rendah Sedang Tinggi
f(%)
f (%) f (%) f (%)
Laki-laki 9(25) 26 (72,2) 1 (2,8) 35(100)
Perempuan 15 (25,4) 39 (66,1) 5 (8,5) 60(100)

Tabel 5.5 menunjukkan gambaran tingkat smartphone addiction

berdasarkan jenis kelamin. Pada tabel ini dapat dilihat bahwa jenis

kelamin laki-laki dan perempuan kebanyakan mengalami smartphone

addiction tingkat sedang, dengan persentasi laki-laki 72,2% dan

perempuan 66,1%. Pada smartphone addiction tingkat tinggi didominasi

oleh jenis kelamin perempuan yakni 8,5%.

45
Tabel 5.6
Gambaran tingkat smartphoneaddiction berdasarkan usia pada siswa dan siswi SMA
Negeri 21 Makassar.

Smartphone
Addiction
Usia Rendah Sedang Tinggi Total
f (%) f (%) f (%) f(%)
14-16 17 (25) 46 (67,6) 5(7,4) 68(100)
17-18 7(25,9) 19 (70,4) 1(3,7) 27(100)

Tabel 5.6 menunjukkan gambaran smartphone addiction berdasarkan

usia responden. Pada tabel ini dapat dilihat bahwa responden yang

memiliki tingkat smartphone addiction yang sedang sebagian besar

berada pada rentang usia 14-16 tahun yakni 46 orang (67,6%), sama

halnya dengan responden yang memiliki tingkat smartphone addiction

yang tinggi juga berada pada rentang usia 14-16 tahun yaitu 5 orang

(7,4%).

3. Gambaran interaksi sosial pada siswa siswi di SMA Negeri 21 Makassar

a. Gambaran interaksi sosial pada siswa-siswi di SMA Negeri 21 Makassar

Tabel 5.7
Gambaran interaksi sosial pada siswa siswi SMA Negeri 21 Makassar
(n = 95)

Interaksi Sosial Frekuensi Persentase (%)


Rendah 0 0
Sedang 29 30,5
Tinggi 66 69,5

Tabel 5.7 menunjukkan gambaran interaksi sosial pada siswa siswi

SMA Negeri 21 Makassar. Pada tabel ini dapat dilihat, bahwa tidak ada

responden yang memiliki interaksi sosial yang rendah, kebanyakan

46
responden memiliki tingkat interaksi sosial yang tinggi yaitu 66 orang

(69,5%), sisanya 29 orang (30,5%) memiliki interaksi sosial pada tingkat

sedang.

b. Gambaran interaksi sosial berdasarkan bentuk interaksi sosial pada

siswa-siswi di SMA Negeri 21 Makassar.

Tabel 5.8
Gambaran interaksi sosialberdasarkan bentuk interaksi sosial pada siswa siswi SMA Negeri
21 Makassar.

Bentuk interaksi Kategori


sosial Rendah f (%) Sedang f (%) Tinggi f (%) Total f(%)
Kerjasama 0 70 (73,7) 25 (26,3) 95 (100)
Persesuaian 0 39 (41,1) 56 (58,9) 95(100)
Perpaduan 0 25 (26,3) 70 (73,7) 95(100)

Tabel 5.8 menunjukkan gambaran interaksi sosial berdasarkan bentuk

interaksi sosial pada siswa-siswi di SMA Negeri 21 Makassar. Mayoritas

responden memiliki bentuk kerjasama pada tingkat sedang yaitu 70 orang

(73,7%). Kebanyakan responden memiliki bentuk persesuaian dan

perpaduan yang tinggi yaitu bentuk persesuaian 56 orang responden

(58,9%) dan bentuk perpaduan 70 orang responden (73,7%).

c. Gambaran interaksi sosial berdasarkan karakteristik responden yaitu

jenis kelamin dan usia.

Tabel 5.9
Gambaran interaksi sosial pada siswa siswi berdasarkan jenis kelamin SMA Negeri 21
Makassar.

Kategori
Jenis kelamin Rendah Sedang Tinggi Total
f (%) f (%) f (%) f(%)
Laki-laki 0 15 (41,7) 21 (58,3) 36(100)
Perempuan 0 14 (23,7) 45 (76,3) 59(100)

47
Tabel 5.9 menunjukkan gambaran interaksi sosial berdasarkan

jenis kelamin pada siswa-siswi di SMA Negeri 21 Makassar. Pada tabel

ini dapat dilihat bahwa responden yang memiliki interaksi sosial yang

tinggi kebanyakan didominasi oleh responden yang berjenis kelamin

perempuan yaitu 45 orang (76,3%).

Tabel 5.10
Gambaran interaksi sosial pada siswa siswi berdasarkan usia di SMA Negeri 21
Makassar

Interaksi Sosial

Usia Rendah Sedang Tinggi Total


f (%) f (%) f (%) f(%)
14-16 0 23 (33,8) 45 (66,2) 68(100)
17-18 0 6(22,2) 21 (77,8) 27(100)

Tabel 5.10 menunjukkan gambaran interaksi sosial berdasarkan usia

pada siswa-siswi di SMA Negeri 21 Makassar. Pada tabel ini dapat dilihat

bahwa responden yang memiliki usia pada 14-16 tahun kebanyakan

memiliki interaksi sosial yang tinggi (66,2%), sama halnya dengan

responden yang memiliki usia 17-18 tahun juga sebagian besar memiliki

interaksi sosial yang tinggi (77,8%).

48
4. Gambaran interaksi sosial berdasarkan tingkatan smartphone addiction pada

siswa dan siswi di SMA Negeri 21 Makassar

Tabel 5.11
Gambaran interaksi sosial berdasarkan tingkatan smartphone addiction pada siswa dan siswi
di SMA Negeri 21 Makassar

Interaksi sosial
TingkatSmartphone
Sedang Tinggi Total
addiction
f(%) f(%)
Rendah 5 (17,2) 19 (28,8) 24 (25,3)
Sedang 22 (75,9) 43 (65,2) 65 (68,4)
Tinggi 2 (6,9) 4 (6,1) 6 (6,3)
Total 29 (30,5) 66(69,5) 95 (100)

Tabel 5.11 menunjukkan tabulasi silang antara interaksi sosial dengan

tingkat smartphone addiction. Responden yang mengalami smartphone

addiction tingkat rendah 19 orang (28,8%) memiliki interaksi sosial yang

tinggi, sama halnya dengan responden yang mengalami smartphone

addiction tingkat sedang 43 orang (65,2%) dan tinggi 4 orang (6,1%)

kebanyakan memiliki interaksi sosial yang tinggi. Hasil penelitian

menyimpulkan bahwa semua tingkatan smartphone addiction memiliki

interaksi sosial yang tinggi.

B. PEMBAHASAN

1. Karakteristik responden

a. Karakteristik responden berdasarkan data demografi yaitu usia, jenis

kelamin dan kelas.

Karakteristik responden berdasarkan usia pada tabel 5.1

menunjukkan bahwa usia 14-16 tahun merupakan usia yang paling

banyak yaitu 34 orang (35,8%) hal ini wajar dikarenakan usia anak SMA

49
pada umumnya berkisar 15-17 tahun. Ditinjau dari jenis kelamin

kebanyakan responden didominasi oleh perempuan dan paling banyak

duduk di kelas XII, hal ini dikarenakan banyaknya populasi perempuan

dan populasi siswa kelas XII di SMA Negeri 21 Makassar.

b. Karakteristik responden berdasarkan penggunaan smartphone yaitu

waktu penggunaan, tujuan penggunaan, frekuensi rata-rata

penggunaansmartphone, total biaya pulsa tiap bulannya, kegunaan pulsa

dan kebijakan/aturan yang diberlakukan sekolah terkait penggunaan

smartphone.

Pada tabel hasil 5.2 menunjukkan bahwa waktu penggunaan

smartphone hampir semua responden 98,9% menggunakan smartphone

mereka setiap harinya, dan hanya 1,1% menggunakan smartphone setiap

minggunya. Hal ini menunjukkan bahwa kebanyakan responden setiap

harinya tidak lepas dari smartphone mereka dan ini juga sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh Ahn, Wijaya, & Esmero (2014) yang juga

menunjukkan perbedaan yang signifikan antara penggunaan smarphone

setiap hari dengan penggunaan smartphone setiap minggu. Pada

penelitian ini penggunaan smartphone setiap hari menunjukkan standar

deviasi yang lebih tinggi.

Dilihat dari tujuan penggunaan smartphone, kebanyakan dari

responden yaitu 65 orang (68,4%) menggunakan smartphone untuk

mengakses media sosial, sebagai hiburan, untuk mencari informasi dan

50
sebagai sarana komunikasi, dimana kebanyakan responden memilih

semua pilihan yang tertera pada kuesioner. Hal ini juga sangat erat

kaitannya dengan lama penggunaan smartphone dimana lebih dari

setengah dari jumlah responden 51 orang (53,7%) menggunakan

smartphone >4 jam/harinya, 33 orang (34,7%) menggunakan 2-4jam/hari

dan 11 orang (11,6%) menggunakan 1-2 jam/hari. Peneliti

menyimpulkan bahwa semakin banyak tujuan pengguna smartphone

semakin lama pula penggunaan smartphone tersebut. Seperti dalam

penelitian Aljomaa, et.al (2016) yang juga menunjukkan hasil

penggunaan smartphone dalam sehari yaitu 226 responden menggunakan

smartphone mereka >4jam/hari melebihi responden yang menggunakan

smartphone <1 jam dan 2-4 jam/harinya.

Frekuensi rata-rata penggunaan smartphone/jam yaitu 49 orang

responden (51,9%) mengaku menggunakan smartphone mereka

<5kali/jam, 36 orang (37,9%) menggunakan smartphone 6-10 kali/jam

dan 10 orang (10,5%) menggunakan smartphone >10 kali/jam.

Kebanyakan dari responden menggunakan smartphone mereka rata-rata

1-12 kali/menit. Menurut peneliti, tingginya frekuensi penggunaan

smartphone dikarenakan tingginya keinginan pengguna untuk membuka

atau mengecek smartphone mereka, menurut salah satu responden yang

diwawancarai peneliti saat penelitian responden mengakui bahwa mereka

tertarik membuka atau mengecek smartphone mereka dikarenakan

51
notificasi pesan ataupun sosial media yang muncul pada smartphone

mereka sehingga responden sering membuka atau mengecek

smartphone-nya.

Dilihat dari total biaya pulsa yang dikeluarkan setiap bulannya, 74

orang responden mengakui bahwa total biaya pulsa yang mereka

gunakan setiap bulannya berkisar antara Rp. 10.000-Rp.50.000, dan

sisanya 21 orang (22,1%) mengakui mengeluarkan uang sekitar

Rp.55.000-Rp.100.000 tiap bulannya untuk pulsa di smartphone mereka

dan pulsa ini digunankan untuk keperluan telpon & SMS hanya pada 2

orang responden (2,1%) selebihnya 46 orang (48,4%) responden

menggunakan pulsa untuk keperluan kuota internet, dan paling banyak

dari mereka yakni 47 orang (49,5%) memilih keduanya, menggunakan

pulsa untuk keperluan telpon,SMS, dan kuota internet. Peneliti

mengemukakan bahwa penggunaan smartphone ini membuat siswa dan

siswi cukup banyak mengeluarkan uang dalam sebulan hanya untuk

membeli pulsa di smartphone mereka dan menurut peneliti dilihat dari

pengeluaran biaya pulsa setiap bulannya kebanyakan responden memiliki

status ekonomi menengah ke atas hal ini dibuktikan dengan hasil

observasi peneliti yang melihat bahwa beberapa responden atau siswa

siswi SMA Negeri 21 Makassar menggunakan 2 handphone 1

smartphone yang biasanya digunakan untuk keperluan internet dan

media sosial dan 1 basic phone yang biasanya digunakan hanya untuk

52
telpon & SMS. Meskipun menurut James& Drennan dan GSMA (2011)

dikutip dalam (Aljomaa et al., 2016), dimana tidak ada perbedaan

signifikan yang ditemukan dalam penggunaan smartphone karena status

ekonomi.

Semua responden yakni 95 orang siswa dan siswi (100%) mengakui

bahwa ada kebijakan/aturan yang diberlakukan sekolah terkait

penggunaan smartphone yaitu tidak diperbolehkannya siswa dan siswi

menggunakan smartphone saat proses pembelajaran berlangsung.

Menurut peneliti aturan tersebut masih belum sepenuhnya dipatuhi oleh

siswa dan siswi SMA Negeri 21 Makassar. Hal ini dibuktikan dengan

hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan beberapa siswa yang

mengaku bahwa terkadang jika guru tidak melihat, mereka mencuri

waktu sedikit untuk memainkan smartphone mereka. Dan peneliti juga

mewawancarai salah satu guru bahwa jika salah satu siswa ketahuan

menggunakan smartphone pada saat jam pelajaran, yang tidak ada

sangkut pautnya dengan jam pelajaran IT, maka akan diberikan hukuman

yaitu berupa teguran dan dikeluarkan dari kelas.

53
2. Gambaran tingkat smartphone addiction.

a. Gambaran tingkatsmartphone addiction pada siswa dan siswi SMA

Negeri 21 Makassar

Hasil penelitian yang ditunjukkan pada tabel 5.3 yaitu responden

yang mengalami smartphone addiction tingkat rendah yakni 24 orang

(25,3%), mayoritas responden mengalami smartphone addiction tingkat

sedang yakni 65 orang (68,4%) dan sisanya 6 orang responden (6,3%)

mengalami smartphone addiction tingkat tinggi.

Mayoritas responden mengalami smartphone addiction tingkat

sedang,hal ini sesuai karakteristik daily life disturbanceyang juga

menunjukkan tingkat sedang (54,7%). Kwon et.al (2013) menjelaskan

bahwa daily life disturbance merupakan suatu keadaan dimana pengguna

smartphone mengalami kesulitan konsentrasi pada saat kelas dan

menunjukkan gejala pusing, penglihatan kabur dan bahkan gangguan

tidur dikarenakan penggunaan smartphone. Peneliti menganalisa,

responden tidak sepenuhnya mengalami gejala yang dikemukakan oleh

Kwon et.al, tidak semua dari mereka mengalami kesulitan konsentrasi

saat berada di kelas. Responden yang mengalami daily life disturbance

yang tinggi (17,9%) mengalami kesulitan belajar dikelas dan juga

mengalami penurunan prestasi dikarenakan smartphone. Hal ini

dikarenakan responden atau siswa dan siswi belum bisa menghilangkan

smartphone dalam pikiran mereka.

54
Sama halnya dengan daily life disturbance mayoritas responden

mengalami virtual life orientation pada tingkat sedang. Ada dua

pernyataan yang digunakan dalam kuesioner smartphone addiction

terkait karakteristik virtual life orientation yaitu kebanyakan responden

merasa kesepian jika tidak menggunakan smartphone tetapi itu berarti

mereka merasa lebih nyaman berinteraksi dengan smartphone daripada

bersosialisasi dengan lingkungan sekitar. Hal ini dibuktikan dengan hasil

jawaban kuesioner responden yang hampir semua responden tidak

merasa lebih nyaman ketika menggunakan smartphone daripada ketika

sedang bersama teman atau keluarga. Menurut peneliti responden atau

siswa dan siswi merasa smartphone bukanlah segalanya, karena mereka

bisa menutupi kesepian mereka dengan tetap berinteraksi dengan

lingkungan sekitar yaitu teman dan keluarga.

Berbeda dengan karakteristik daily life orientation dan virtual life

orientation siswa dan siswi SMA Negeri 21 Makassar mengalami

withdrawal symptom pada tingkatan rendah (65,3%). Withdrawal

symptom merupakan gejala penarikan dimana seseorang yang

menggunakan smartphone akan mengalami perasaan cemas atau

khawatir berlebihan jika tidak menggunakan smartphone. Hal ini tidak

berlaku pada siswa dan siswi SMA Negeri 21 Makassar, mereka tidak

merasakan tertekan, cemas atau khawatir yang berlebih jika tidak bisa

55
menggunakan smartphone sehingga mereka masih bisa belajar tanpa

adanya smartphone.

Dilihat dari karakteristik tolerance, merupakan karakteristik

smartphone addiction yang paling tinggi dirasakan oleh responden

(63,2%). Tolerance menurut Kwon et.al (2013) merupakan suatu usaha

seseorang untuk berusaha mengontrol penggunaan smartphone tapi

selalu gagal untuk melakukannya. Hal ini juga yang dirasakan oleh

kebanyakan responden mereka tidak bisa mengontrol penggunaan

smartphone sehingga menghabiskan jangka waktu yang lebih panjang

hanya untuk menggunakan smartphone. Ini juga berkaitan dengan

penggunaan smartphone pada responden yang menunjukkan mayoritas

responden menggunakan smartphone >4 jam/hari. Menurut peneliti

tingginya tingkat tolerance pada responden dikarenakan mereka terbiasa

menggunakan smartphone untukmenghindari perasaan tidak nyaman

atau kebosanan seperti yang dikemukakan oleh Al-Barashdi, Bouazza, &

Jabur (2015) bahwa tingginya tingkat tolerance dikarenakan mereka

cenderung menggunakan smartphone untuk menghindari

kondisi/perasaan tidak nyaman dan mereka merasa buruk jika mereka

tidak bisa menggunakan ponsel mereka. Selain itu tinggi tingkat

tolerance pada penelitian ini dikarenakan kontrol diri responden yang

rendah, seperti yang dijelaskan oleh Aroma & Suminar (2012) bahwa

salah satu faktor yang dapat menyebabkan kecanduan yaitu kontrol diri

56
yang rendah, dimana individu yang memiliki kontrol diri yang rendah

akan senang hati melakukan hal yang berisiko tanpa memikirkan efek

jangka panjangnya.

b. Gambaran tingkat smartphone addiction berdasarkan karakteristik

responden yaitu jenis kelamin dan usiapada siswa dan siswi SMA Negeri

21 Makassar.

Hasil penelitian yang ditunjukkan pada tabel 5.5 mengenai gambaran

tingkat smartphone addiction berdasarkan jenis kelamin, responden yang

memiliki tingkat smartphone addiction yang sedang dan tinggi

didominasi oleh responden yang berjenis kelamin perempuan. Hal ini

sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Abo-Jedi dan Billieux et.

al dikutip dalam Aljomaa et al (2016) yang juga menunjukkan hasil

penelitian bahwa perempuan lebih banyak yang mengalami smartphone

addiction dibandingkan laki-laki. Menurut peneliti hal ini dikarenakan

peremouan cenderung memiliki gaya hiduo dan pola konsumtif yang

tinggi dibadingkan laki-laki dan perempuan juga lebih sering dan intens

berkomunikasi menggunakan smartphone hal ini didukung oleh Roberts

et al. (2014) yang mengindikasikan perempuan menghabiskan waktu

untuk smartphone lebih banyak dibandingkan laki-laki, dan mereka

cenderung menggunakan media sosial, dan applikasi untuk keperluan

shopping yang sangat identik dengan wanita.

57
Dilihat dari usia, responden yang mengalami smartphone addiction

pada tingkat yang sedang dan tinggi didominasi oleh usia 14-18 tahun.

Menurut peneliti, hal ini dikarenakan pada usia 14-18 tahun ini

merupakan usia remaja dimana respon kaum remaja terhadap hal-hal

yang baru termasuk kecanggihan smartphone cukup tinggi dan mereka

juga cenderung memiliki kontrol diri yang rendah sehingga hal inilah

yang bisa menyebabkan mereka menjadi adiksi terhadap smartphone

mereka. Hal ini didukung dengan penelitian yang dilakukan Haug et al.

(2015) yang menemukan kecanduan smartphone lebih umum terjadi

pada remaja muda (15-16 tahun) dibandingkan dengan orang dewasa

muda (19 tahun dan lebih tua). Abo-Jedi dikutip dalam (Aljomaa et al.,

2016) mengemukakan bahwa pelajar dan mahasiswa adalah salah satu

kelompok usia yang paling ditargetkan oleh teknologi komunikasi.

Mereka juga yang paling tertarik memiliki smartphonedengan

menghabiskan waktu dan mendedikasikan banyak pemikiran untuk

smartphone. Persaingan antara perusahaan smartphone untuk

memproduksi perangkat pintar dengan harga rendah telah menyebabkan

peningkatan yang signifikan pada jumlah siswa yang memiliki

smartphone, sehinggakemungkinan dapatmeningkatkan kecanduan

smartphone di kalangan pelajar.

58
3. Gambaran interaksi sosial

a. Gambaran interaksi sosial pada siswa dan siswi SMA Negeri 21

Makassar

Hasil penelitian yang ditunjukkan pada tabel 5.4 mengenai interaksi

sosial siswa dan siswi SMA Negeri 21 Makassar yaitu tidak terdapat

interaksi sosial tingkat rendah, lebih dari setengah responden yaitu 66

orang (69,5%) memiliki interaksi sosial tingkat tinggi dan sisanya 29

orang responden (30,5%) memiliki interaksi sosial tingkat sedang.

Pada penelitian ini responden kebanyakan memiliki interaksi sosial

yang tinggi dilihat dari aspek atau bentuk kerjasamanya perlu

ditingkatkan lagi karena hasil menunjukkan bahwa interaksi sosial yang

tinggi memiliki bentuk kerjasama yang sedang (73,7%). Hal ini

dibuktikan oleh hasil pengisian kuesioner yang menunjukkan

kebanyakan responden lebih suka menyelesaikan masalahnya sendiri

atau individual yang tinggi, jarang berdiskusi dengan teman untuk

menyelesaikan tugas bersama dan kurang bisa diajak berkerjasama

dengan yang lain. Menurut Charles H Cooley dikutip dalam Soekanto

(2010)pentingnya fungsi kerjasamayaitu kerjasama timbul apabila orang

menyadari bahwa mereka mempunyai kepentingan-kepentingan yang

sama dan pada saat bersamaan mempunyai cukup pengetahuan dan

pengendalian terhadap diri sendiri untuk memenuhi kepentingan-

kepentingan tersebut, kesadaran akan kepentingan-kepentingan yang

59
sama dan adanya organisasi merupakan fakta-fakta yang penting dalam

kerjasama yang berguna.

Dilihat dari bentuk persesuaian dan perpaduannya interaksi sosial

yang tinggi juga didukung dengan bentuk persesuaian (akomodasi) dan

perpaduan (asimilasi) yang tinggi pula tingkatannya. Hal ini

menunjukkan bahwa responden paham akan penyesuaian sosial dalam

berinteraksi yang dibuktikan oleh rata-rata hasil pengisian kuesioner

responden sudah bisa berkomunikasi dengan baik dengan siswa dan

siswi yang lain, berusaha menghargai pendapat orang lain, selalu

memberikan kesempatan kepada teman untuk berpendapat dan selalu

tersenyum jika bertemu dengan teman (58,9%). Sedangkan dilihat pada

bentuk perpaduan (asimilasi), responden kebanyakanmemiliki bentuk

perpaduan yang tinggi (73,7%). Perpaduanadalahproses sosial ditandai

dengan adanya usaha mengurangi perbedaan yang terjadi antara individu

atau kelompok-kelompok manusia dan juga meliputi usaha-usaha untuk

mempertinggi kesatuan tindak, sikap dan proses-proses mental dengan

memperhatikan kepentingan dan tujuan bersama (Santosa, 2004). Pada

hasil pengisian kuesioner memiliki bentuk perpaduan yang tinggi

dibuktikan dengan responden selalu membantu teman mereka ketika

mengalami kesusahan, dan sering mengobrol bersama teman di kelas.

60
b. Gambaran interaksi sosial pada siswa dan siswi SMA Negeri 21

Makassar berdasarkan karakteristik responden yaitu jenis kelamin dan

usia.

Pada hasil yang dijelaskan pada tabel 5.9 tentang gambaran interaksi

sosial berdasarkan jenis kelamin pada siswa-siswi di SMA Negeri 21

Makassar, menunjukkan responden yang memiliki interaksi sosial yang

tinggi didominasi oleh responden yang berjenis kelamin perempuan

(76,3%). Menurut Hurlock dikutip dalam Utaminingsih (2006) remaja

perempuan cenderung memiliki tingkat kedekatan yang dalam dengan

orang-orang sekitarnya dibandingkan dengan remaja laki-laki. Hal ini

dikarenakan remaja laki-laki ingin menunjukkan kemandirian yang lebih

dan adanya jarak dengan sekitarnya. Inilah juga yang terjadi pada siswa-

siswi di SMA Negeri 21 Makassar, dimana responden yang berjenis

kelamin laki-laki memiliki tingkat keterbukaan diri yang cenderung

rendah dibandingkan perempuan. Keterbukaan diri merupakan proses

atau pola komunikasi secara verbal dan atau non verbal dari satu individu

kepada individu lain mengenai beberapa poin informasi personal yang

sebelumnya tidak diketahui (Hargi & Dickson, 2004) dan hal tersebut

sangat erat kaitannya dengan interaksi sosial seorang individu.

Berdasarkan usia, responden yang memiliki interaksi sosial yang

tinggi didominasi oleh responden yang berada pada usia 14-18 tahun.

Menurut peneliti hal yang mempengaruhi remaja memiliki interaksi

61
sosial yang tinggi yaitu kelompok teman sebaya atau persahabatan sesuai

dengan observasi dan hasil wawancara kepada salah satu responden

bahwa kebanyakan dari mereka memiliki teman dekat atau sahabat.

Mappiare dalam Utaminingsih (2006) menjelaskan dengan adanya

persahabatan dalam masa remaja ini, mereka dapat berkerjasama untuk

mencapai tujuan bersama, selain itu mereka dapat merasa dibutuhkan,

dihargai dan dengan demikian mereka dapat merasa adanya kepuasan

dalam interaksi sosialnya. Pendapat Mappiare tersebut mencermikan

bahwa persahabat juga mempengaruhi bentuk kerjasama, persesuaian

dan perpaduan yang ada pada penelitian ini.

4. Gambaran interaksi sosial berdasarkan tingkatan smartphone addiction

pada siswa dan siswi di SMA Negeri 21 Makassar

Hasil penelitian yang disajikan pada tabel 5.5 menunjukkan bahwa

semua tingkatan smartphone addiction memiliki interaksi sosial yang tinggi.

Pada penelitian ini memberikan gambaran yang baru mengenai interaksi

sosial yang tinggi pada berbagai tingkatan smartphone addiction. Hal ini

dikarenakan tidak semua siswa dan siswi yang menggunakan smartphone

cenderung acuh tak acuh dengan lingkungan sekitarnya hal ini terbukti

dengan hasil pengisian kuesioner yang menunjukkan bahwa siswa dan siswi

SMA Negeri 21 Makassar tetap bisa berkerjasama dengan baik, menghargai

pendapat temannya, selalu ramah kepada teman dan orang di sekitarnya.

62
Interaksi sosial secara utuh akan tercipta jika adanya sentuhan secara

fisik, baik itu bertegur sapa, berjabat tangan, sehingga nilai-nilai

penghargaan, kasih sayang, perhatian akan terwujud(Sunaryo, 2004). Inilah

yang tercermin pada siswa dan siswi di SMA Negeri 21 Makassar dimana

dari hasil jawaban mereka menunjukkan bahwa mereka selalu tersenyum

ketika bertemu dengan teman, dan juga ramah dengan orang lain.

Menurut peneliti hal ini berkaitan dengan hasil penelitian mengenai

karakteristik smartphone addiction yaitu virtual life orientation dimana

sebagian besar responden mengakui bahwa mereka lebih nyaman

berkomunikasi atau berinteraksi dengan teman dan keluarga mereka

dibandingkan dengan berinteraksi melalui smartphone. Hal ini sejalan oleh

pendapat dari Soliha (2015) yang menjelaskan bahwa interaksi juga dapat

dihadirkan melalui hadirnya dunia virtual masa kini. Smartphone

mempermudah komunikasi tanpa harus bertemu langsung. Komunikasi itu

bisa melalui short message service (sms), video call, atau melalui berbagai

media sosial seperti facebook, twitter, skype atau lainnya. Hal ini

menimbulkan perbedaan yang timbul antara interaksi sosial secara utuh

dengan interaksi sosial melalui dunia virtual. Pesan-pesan emosional yang

tidak rasional, kepalsuan daripada kenyataan akan bisa terdeteksi atau

terlihat dengan mudah melalui interaksi sosial secara utuh.

Ameliola & Nugraha (2013) mengemukakan bahwa faktor sosial adalah

faktor yang menggambarkan tentang kebutuhan interaksi sosial. Faktor ini

63
menjelaskan pola interaksi sosial yang mempengaruhi individu menjadi

kecanduan smartphone. Cara berkomunikasi menggunakan smartphone

membuat kualitas komunikasi tatap muka menurun. Hal ini tidak sejalan

dengan hasil penelitian pada siswa dan siswi di SMA Negeri 21 Makassar

yang menyatakan bahwa siswa siswi yang mengalami smartphone addiction

tetap memiliki interaksi sosial yang tinggi.

C. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini tidak terlepas dari keterbatasan. Keterbatasan yang ada

pada penelitian ini yaitu pada saat pelaksanaan penelitian yaitu saat membagikan

kuesioner untuk memperoleh data dari responden, peneliti sulit untuk melakukan

pengawasan terhadap responden agar tidak berdiskusi mengenai jawaban tiap

pertanyaan karena instrument yang ada bertujuan untuk memperoleh hasil yang

subjektif dari responden.

64
BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang gambaran interaksi sosial berdasarkan

tingkat smartphone addiction pada siswa dan siswi di SMA Negeri 21 Makassar,

maka dapat disimpulkan, responden yang kebanyakan memiliki usia 14-16 tahun

(71,6%) dan didominasi oleh jenis kelamin perempuan (62,1%) menggunakan

smartphone dengan berbagai tujuan (68,4%).Lebih dari setengah responden

menggunakan smartphone selama >4 jam setiap harinya.Kebanyakan responden

mengalami smartphone addiction tingkat sedang (53,7%). Lebih dari 2/3

responden memiliki interaksi sosial yang tinggi (69,5%).Responden yang

mengalami smartphone addiction tetap memiliki interaksi sosial yang tinggi,

yaitu tingkat rendah 19 orang (28,8%), tingkat sedang 43 orang (65,2%) dan

tinggi 4 orang (6,1%). Tidak semua responden yang menggunakan smartphone

cenderung acuh tak acuh dengan lingkungan sekitarnya. Mereka tetap lebih

nyaman berkomunikasi secara langsung dengan orang terdekat mereka.

B. Saran

1. Bagi Ilmu Keperawatan

Diharapkan hasil penelitian ini dijadikan bahan masukan dan informasi

tentang gambaran interaksi sosial berdasarkan tingkat smartphoneaddiction

pada siswa-siswi di SMA Negeri 21 Makassar, dalam peningkatan mutu

pendidikan dalam Ilmu Keperawatan.

65
2. Bagi Masyarakat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sumber informasi

khususnya bagi siswa SMA Negeri 21 Makassar, pengguna smartphone

dapat mengendalikan penggunaan smartphone mereka sesuai dengan

kebutuhan agar tidak mengalami ketergantungan yang juga bisa berdampak

pada interaksi sosial mereka.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini diharapkan sebagai dasar dan bahan rujukan untuk

penelitian lebih lanjut, sehingga dapat menambah wawasan keilmuan

mengenai interaksi sosial berdasarkan tingkat smartphone addiction. Selain

itu peneliti selanjutnya diharapkan mencari aspek lain yang dapat

mempengaruhi interaksi sosial seperti dukungan keluarga pada pengguna

smartphone dan menggunakan metode pengambilan data lain yaitu dengan

data primer dan juga sekunder sehingga dapat secara luas mengetahui

interaksi sosial seseorang berdasarkan tingkat smartphone addiction.

66
DAFTAR PUSTAKA

Abdulsyani. (2012). Sosiologi skematika, teori dan terapan. Jakarta: Bumi Aksara

Agusta, D. (2016). Faktor-faktor resiko kecanduan menggunakan smartphone. E-


Journal Bimbingan Dan Konseling, 86–96.

Ahn, H., Wijaya, M. E., & Esmero, B. C. (2014). A systemic smartphone usage pattern
analysis: Focusing on smartphone addiction issue. International Journal of
Multimedia and Ubiquitous Engineering (Vol. 9).
http://doi.org/10.14257/ijmue.2014.9.6.02

Al-Barashdi, H., Bouazza, A., & Jabur, N. (2015). Smartphone Addiction among
University Undergraduates: A Literature Review. Journal of Scientific Research
and Reports, 4(3), 210–225. http://doi.org/10.9734/JSRR/2015/12245

Aljomaa, S. S., Mohammad, M. F., Albursan, I. S., Bakhiet, S. F., & Abduljabbar, A. S.
(2016). Smartphone addiction among university students in the light of some
variables. Computers in Human Behavior, 61, 155–164.
http://doi.org/10.1016/j.chb.2016.03.041

Ameliola, S., & Nugraha, H. D. (2013). Perkembangan media informasi dan tekonologi
terhadap anak dalam era globalisasi. The 5th International Conference on
Indonesian Studies: “Ethnivity and Globalization,” 362–371.

Aroma, I. S., & Surminar, D. R. (2012). Hubungan antara tingkat kontrol diri dengan
kecenderungan perilaku kenakalan remaja. Psykologi Pendidikan Dan
Perkembangan, 1(2), 1–6. Retrieved from
http://journal.unair.ac.id/filerPDF/110810241_ringkasan.pdf

Astiti, D. T. (2013). Meningkatkan kemampuan interaksi sosial melalui layanan


bimbingan kelompok pada siswa program akselerasi SD HJ. Isriati Baiturrahman
01 Semarang . Semarang: Univeristas Negeri Semarang.

Backer, E. (2010). Using smartphones and Facebook in a major assessment: the student
experience. E-Journal of Business Education & Scholarship of Teaching, 4(1), 19–
31. http://doi.org/1835-9132

Bradley, O., & Ii, I. (2014). Smartphones and face-to-face interactions: Extending
Goffman to 21st Century Conversation. Retrieved from
http://scholarworks.uno.edu/td

67
Braun Reseach Inc. (2015). Trends in Consumer Mobility Report. Retrieved from
http://newsroom.bankofamerica.com/files/doc_library/additional/2015_BAC_Tren
ds_in_Consumer_Mobility_Report.pdf

Bungin, B. (2006). Sosiologi komunikasi. Jakarta: Kencana.

Chun, K. T., Yu, L. S., Yuan, L., Zhiming, L., & Lim, J. (2011). An investigation into
the positive and negative health effect of usage of smartphone on raffles institution
year 1 students. Singapura: Raffles Institution.

Common Sense Media. (2016). Dealing with devices : the parent-teen dynamic.

Demirici, K., Akgönül, M., & Akpinar, A. (2015). Relationship of smartphone use
severity with sleep quality, depression, and anxiety in university students. FULL
LENGTH REPORT Journal of Behavioral Addictions , 85-92.

Felt, L. J., & Robb, M. B. (2016). Technology addiction: concern, controversy, and
finding balance.

Gökçearslan, Ş., Mumcu, F. K., Haşlaman, T., & Çevik, Y. D. (2016). Modelling
smartphone addiction: The role of smartphone usage, self-regulation, general self-
efficacy and cyberloafing in university students. Computers in Human Behavior,
63, 639–649. http://doi.org/10.1016/j.chb.2016.05.091

Himmelsbach, T. (2011). A survey on today's smartphone usage. German: GRIN.

Haug, S., Castro, R. P., Kwon, M., Filler, A., Kowatsch, T., & Schaub, M. P. (2015).
Smartphone use and smartphone addiction among young people in Switzerland.
Journal of Behavioral Addictions, 4(4), 299–307.
http://doi.org/10.1556/2006.4.2015.037

International data corporation. (2013). Worldwide quarterly mobile phone forecast.

Kwon, M., Lee, J. Y., Won, W. Y., Park, J. W., Min, J. A., Hahn, C., … Kim, D. J.
(2013). Development and Validation of a Smartphone Addiction Scale (SAS).
PLoS ONE, 8(2). http://doi.org/10.1371/journal.pone.0056936

Lee, H., Ahn, H., Choi, S., & Choi, W. (2014). The SAMS: Smartphone addiction
management system and verification. Journal of Medical Systems, 38(1).
http://doi.org/10.1007/s10916-013-0001-1

Lee, J., Cho, B., Kim, Y., & Noh, J. (2014). Smartphone addiction in university student
and its implication for learning. Emeging Issues in Smart Learning Part of the
series Lecture Notes in Educational Technology , 297-305.

68
Lee, S., Kang, H., & Shin, G. (2015). Head flexion angle while using Smartphone.
Ergonomics, 58, 220-226.

Lemola, S., Perkinson-Gloor, N., Brand, S., Dewald-Kaufmann, J. F., & Grob, A.
(2014). Adolescents??? Electronic Media Use at Night, Sleep Disturbance, and
Depressive Symptoms in the Smartphone Age. Journal of Youth and Adolescence,
44(2), 405–418. http://doi.org/10.1007/s10964-014-0176-x

Lenhart, A. (2015). Teens, social media and technology overview 2015: Smartphones
facilitate shifts in communication landscape for teens. Pew Research Center,
(April), 1–47.

Lin, G. G., & Scott, J. G. (2012). NIH Public Access, 100(2), 130–134.
http://doi.org/10.1016/j.pestbp.2011.02.012.Investigations

Liu, C., Bendtsen, C. C., Johnson, M., Mccarthy, A., Orozco, O., Peart, M., … Wang,
H. (2015). Worldwide Internet and Mobile Users. eMarketer, (August), 30.

Lu, Q., & Zong, H. (2014). Hooked on smartphones: an exploratory study on


smartphone overuse among college students. Proceedings of the 32nd annual ACM
conference on Human factors in computing systems.
http://doi.org/10.1145/2556288.2557366

MillwardBrown. (2014). AdReaction Marketing ina a Multiscreen World.

Misra, S., Cheng, L., Genevie, J., & Yuan, M. (2016). The iPhone effect the quality of
in-person interaction in the precence of mobile device. Environment and
Behavior, 48, 275-298.

Noorkasiani, Heryati, & Ismail, R. (2009). Sosiologi keperawatan. Jakarta: EGC.

Notoadmodjo, S. (2012). Metodologi penelitian keperawatan. Jakarta: PT Rineka Cipta.


Orth, U., Trzesniewski, K. H., & Robins, R. W. (2010). Self-esteem development from
young adulthood to old age: a cohort-sequential longitudinal study. Journal of
Personality and Social Psychology, 98(4), 645–658.
http://doi.org/10.1037/a0018769

Rahardi, D. R. (2015). Perilaku Pengguna Smartphone di kalangan Mahasiswa Kota


Palembang. Palembang: Annual Research Seminar (ARS) Fakultas Ilmu
Komputer UNSRI.

Roberts, J. A., Yaya, L. H. & Manolis, C. (2014). The invisible addiction: Cell-phone
activities and addiction among male and female college students. Journal of
Behavioral Addictions, 3(4), 254–265.

69
Rossa, E. (2016). Hubungan addiction dengan kecenderungan nomophobia pada
mahasiswa fakultas keperawatan universitas syiah kuala. Aceh: ETD Unsyiah.

Saputra, P. (2014). Fenomena Penggunaan Smartphone Di Kalangan Pelajar (Studi


Kasus Di SMP Islam Athirah I Makassar). Universitas Hasanuddin .

Saryono. (2013). Metodologi penelitian kualitatif dan kuantitatif dalam bidang


kesehatan. Yogyakarta: Nuha Medika.
Santosa, S. 2004. Dinamika Kelompok. Bandung: Bumi Aksara.

Shiraishi, Y., Ishikawa, D., Sano, S., & Sakurai, K. (2011). Smartphone Trend and
Evolution in Japan. MCPC / Impress R&D joint survey ,September 2010.

Soekanto, S. (2005). Sosiologi suatu pengantar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Soekanto, S. (2010). Sosiologi suatu pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Sugiyono. (2013). Metode penelitian kuantitatif,kualitatif,dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sunaryo. (2004). Psikologi untuk keperawatan. Jakarta: EGC.

Utaminingsih, I. A. (2006). Pengaruh penggunaan ponsel pada remaja terhadap


interaksi sosial remaja. Bogor.

70
daily life virtual life withdrawal tolerance
T. smartphone
R 1 5 9 12 15 total 2 6 total 4 8 11 14 total 3 7 10 13 total
1 2 2 1 2 2 9 2 1 3 2 1 1 1 5 2 2 1 2 7 24
2 2 2 1 1 1 7 2 1 3 1 1 1 1 4 2 2 2 1 7 21
3 2 1 2 2 2 9 2 1 3 2 1 1 2 6 1 2 1 2 6 24
4 2 2 2 2 1 9 2 1 3 1 1 1 1 4 2 2 2 1 7 23
5 1 2 1 1 2 7 2 1 3 2 1 1 1 5 2 2 1 2 7 22
6 2 2 2 1 1 8 2 1 3 1 1 1 1 4 2 2 2 2 8 23
7 2 2 1 2 2 9 1 1 2 1 1 2 1 5 2 1 2 2 7 23
8 2 1 1 2 2 8 2 1 3 1 2 1 1 5 2 2 2 2 8 24
9 2 1 1 2 2 8 2 1 3 2 2 1 2 7 1 2 2 2 7 25
10 2 2 1 1 1 7 2 1 3 1 1 1 1 4 2 2 2 2 8 22
11 1 1 2 2 1 7 2 1 3 2 1 1 1 5 2 2 2 2 8 23
12 1 2 2 2 2 9 2 1 3 1 1 1 1 4 1 2 1 2 6 22
13 2 2 2 2 2 10 1 1 2 1 1 1 1 4 2 2 2 2 8 24
14 2 2 2 2 2 10 1 1 2 1 1 1 1 4 2 2 2 2 8 24
15 1 1 2 1 1 6 2 1 3 2 1 2 1 6 2 2 2 2 8 23
16 1 2 2 1 1 7 1 1 2 1 1 2 1 5 1 1 2 1 5 19
17 1 2 1 2 1 7 2 1 3 1 2 1 1 5 2 2 2 2 8 23
18 1 1 1 2 2 7 1 1 2 1 1 2 1 5 2 1 1 1 5 19
19 1 1 1 1 1 5 2 1 3 2 1 2 1 6 2 2 1 1 6 20
20 2 1 1 2 1 7 2 1 3 1 1 2 1 5 2 2 1 2 7 22
21 2 1 2 2 1 8 2 1 3 1 1 2 1 5 2 2 2 2 8 24
22 2 1 1 1 1 6 2 1 3 1 1 1 2 5 2 2 1 2 7 21
23 1 2 1 1 1 6 2 1 3 1 1 1 1 4 1 2 1 1 5 18
24 2 1 2 1 1 7 2 1 3 1 2 2 1 6 1 2 2 2 7 23
25 1 1 1 2 1 6 2 1 3 2 2 2 2 8 2 2 2 2 8 25
26 1 2 1 2 2 8 2 1 3 1 2 2 1 6 2 2 1 2 7 24
27 1 2 1 2 2 8 2 1 3 1 2 2 2 7 1 2 2 2 7 25
28 1 1 1 1 1 5 1 1 2 1 1 1 1 4 1 1 1 2 5 16
29 1 1 1 2 1 6 1 1 2 1 1 1 1 4 2 1 1 1 5 17
30 2 1 2 2 2 9 1 1 2 1 1 1 1 4 2 1 1 2 6 21
31 2 2 1 2 1 8 2 1 3 1 1 1 1 4 2 2 2 1 7 22
32 1 2 1 2 1 7 2 1 3 2 2 1 2 7 1 2 1 2 6 23
33 1 1 2 1 1 6 2 2 4 2 2 2 2 8 2 1 2 2 7 25
34 1 2 1 1 1 6 2 1 3 2 2 2 1 7 1 2 1 1 5 21
35 1 2 1 2 1 7 2 1 3 2 1 2 1 6 2 2 2 2 8 24
36 2 2 1 2 2 9 2 1 3 2 1 2 1 6 2 2 2 1 7 25
37 2 2 2 2 2 10 2 1 3 2 1 2 1 6 2 2 2 2 8 27
38 1 2 2 2 1 8 2 1 3 1 1 2 1 5 1 2 2 2 7 23
39 1 2 2 1 2 8 2 1 3 2 2 2 2 8 2 2 2 2 8 27
40 1 2 2 1 2 8 2 1 3 2 2 2 2 8 2 2 2 2 8 27
41 1 1 1 1 1 5 1 1 2 1 1 1 1 4 1 2 1 2 6 17
42 1 1 2 2 2 8 1 1 2 2 1 1 1 5 2 1 1 2 6 21
43 1 2 1 2 1 7 1 1 2 1 1 1 1 4 1 2 1 2 6 19
44 1 2 1 1 2 7 2 2 4 1 2 2 1 6 1 1 1 1 4 21
45 2 2 1 1 2 8 2 1 3 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 19
46 1 1 2 2 1 7 1 2 3 1 1 1 1 4 1 2 2 2 7 21
47 1 1 2 1 2 7 1 1 2 1 1 1 1 4 2 2 2 2 8 21
48 2 2 2 1 2 9 2 1 3 1 1 1 1 4 2 2 1 1 6 22
49 2 2 1 2 2 9 2 1 3 1 1 1 1 4 1 2 2 1 6 22
50 1 2 1 1 1 6 2 1 3 1 1 2 1 5 1 1 2 2 6 20
51 1 2 1 1 2 7 2 1 3 1 2 2 2 7 1 1 2 1 5 22
52 2 1 1 1 2 7 2 2 4 2 1 2 1 6 1 2 2 2 7 24
53 2 2 2 1 2 9 2 1 3 1 1 1 1 4 2 2 2 2 8 24
54 1 1 2 1 2 7 2 1 3 1 1 2 1 5 2 2 2 2 8 23
55 1 1 1 1 1 5 2 1 3 2 2 2 2 8 1 2 2 2 7 23
56 1 1 1 1 1 5 2 1 3 1 1 2 1 5 2 2 1 2 7 20
57 1 1 1 1 1 5 2 1 3 1 1 1 1 4 1 2 1 1 5 17
58 1 2 1 2 1 7 2 1 3 1 1 2 1 5 2 2 1 1 6 21
59 1 2 1 1 1 6 1 1 2 1 1 1 1 4 1 2 2 2 7 19
60 2 1 2 2 1 8 2 1 3 1 1 1 1 4 2 2 1 2 7 22
61 1 2 1 1 2 7 1 2 3 1 2 2 2 7 2 1 1 2 6 23
62 1 1 1 1 1 5 1 1 2 1 1 1 1 4 2 1 2 2 7 18
63 1 2 1 1 2 7 2 1 3 1 1 1 1 4 1 1 2 2 6 20
64 1 2 2 2 1 8 1 1 2 1 1 2 1 5 2 2 1 1 6 21
65 2 2 1 1 2 8 1 1 2 2 1 1 2 6 2 2 1 1 6 22
66 2 1 1 2 2 8 2 1 3 1 1 2 1 5 2 1 1 2 6 22
67 1 2 1 1 2 7 1 1 2 1 1 1 1 4 2 1 2 1 6 19
68 2 2 2 1 1 8 1 1 2 1 1 2 1 5 2 2 2 2 8 23
69 2 2 1 1 1 7 1 1 2 1 1 1 1 4 2 1 2 2 7 20
70 2 2 2 1 1 8 2 1 3 2 2 2 2 8 1 2 2 2 7 26
71 2 1 1 2 2 8 2 1 3 2 1 2 1 6 2 1 2 2 7 24
72 2 1 2 2 2 9 2 1 3 1 1 2 2 6 1 1 2 2 6 24
73 1 2 1 2 1 7 2 1 3 2 1 1 1 5 2 2 1 2 7 22
74 1 1 1 1 1 5 2 1 3 1 1 2 1 5 1 1 1 1 4 17
75 2 1 1 1 2 7 2 1 3 2 1 1 1 5 2 2 2 2 8 23
76 1 1 1 2 1 6 1 1 2 1 1 2 1 5 2 2 2 2 8 21
77 1 2 2 1 1 7 2 1 3 2 1 1 1 5 2 2 2 2 8 23
78 2 2 1 2 1 8 2 1 3 1 1 1 1 4 1 2 2 2 7 22
79 2 1 2 1 1 7 1 1 2 1 1 2 1 5 2 2 2 2 8 22
80 1 1 1 2 1 6 2 1 3 1 1 1 1 4 1 2 2 2 7 20
81 2 2 2 2 2 10 2 1 3 2 1 1 2 6 2 1 2 2 7 26
82 1 2 2 2 2 9 2 1 3 1 2 2 1 6 1 2 2 1 6 24
83 2 1 1 2 1 7 2 1 3 1 1 1 1 4 2 1 1 2 6 20
84 2 2 1 2 1 8 2 1 3 2 1 2 1 6 2 2 2 2 8 25
85 2 2 2 1 1 8 2 1 3 1 1 1 1 4 2 2 2 2 8 23
86 1 2 1 1 1 6 1 1 2 1 1 1 1 4 1 1 1 2 5 17
87 1 1 1 1 1 5 2 1 3 2 2 2 1 7 2 2 2 2 8 23
88 1 1 1 1 2 6 2 1 3 2 2 1 1 6 1 2 2 2 7 22
89 1 1 1 1 1 5 1 1 2 1 1 2 1 5 1 1 2 2 6 18
90 1 2 1 1 1 6 2 1 3 1 1 1 1 4 2 2 1 2 7 20
91 2 2 1 2 2 9 1 1 2 1 1 1 1 4 2 2 2 2 8 23
92 2 1 2 2 1 8 2 1 3 2 2 2 2 8 2 2 2 2 8 27
93 1 1 1 1 1 5 2 1 3 2 1 2 1 6 2 2 1 2 7 21
94 1 2 2 1 1 7 2 1 3 2 1 1 2 6 2 1 1 1 5 21
95 1 2 1 2 1 7 2 1 3 1 1 1 1 4 1 1 1 1 4 18
kerjasama persesuaian perpaduan
T.
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 tot 2 2 2 2 2 2 2 tot interaks
1 2 3 4 5 6 7 8 9 total 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 al 0 1 2 3 4 5 6 al i
4 2 5 4 5 4 5 2 2 33 3 4 4 5 5 4 4 5 4 3 41 4 5 5 2 5 4 5 30 14
5 3 3 5 3 4 5 4 3 35 5 5 4 5 4 5 5 4 5 5 47 3 5 5 3 5 4 5 30 15
3 4 5 4 4 4 5 4 5 38 4 3 4 5 5 5 4 5 4 3 42 5 5 4 2 5 5 5 31 14
3 4 4 5 2 3 5 3 3 32 5 4 2 5 4 4 3 5 3 4 39 5 5 5 3 5 4 5 32 13
3 3 3 3 5 5 5 5 2 34 3 3 4 5 5 5 3 5 4 5 42 5 5 3 4 5 5 5 32 14
4 3 3 5 2 3 3 3 3 29 5 2 4 4 4 3 3 4 5 5 39 4 4 4 2 5 4 5 28 13
4 5 3 3 3 4 4 4 3 33 1 2 3 5 5 4 2 5 5 4 36 5 5 4 1 4 5 5 29 14
3 4 4 4 3 3 4 3 2 30 3 3 4 4 3 3 2 3 4 3 32 4 5 4 3 4 3 5 28 13
3 4 3 3 2 4 4 4 3 30 3 3 2 4 3 5 2 5 2 5 34 3 5 3 2 5 4 5 27 11
5 1 4 3 5 4 4 1 4 31 3 3 4 5 5 5 5 5 5 3 43 5 5 3 1 5 5 5 29 14
4 2 5 4 1 3 4 2 3 28 3 2 4 3 4 4 2 3 2 3 30 5 5 5 3 5 4 4 31 10
5 4 3 4 4 3 4 3 2 32 2 4 4 5 5 5 3 5 4 5 42 4 4 5 2 4 4 5 28 13
4 3 4 4 2 5 3 3 4 32 4 3 4 4 4 3 3 3 5 4 37 5 4 3 2 4 4 5 27 13
5 3 4 3 4 4 4 4 4 35 2 4 4 5 5 4 4 4 4 4 40 3 5 4 2 3 4 5 26 13
4 4 3 4 3 4 3 2 2 29 5 4 4 4 3 4 4 5 3 4 40 5 4 4 3 4 3 4 27 10
4 3 4 4 4 3 3 3 4 32 2 4 4 4 4 4 3 5 5 4 39 4 4 5 2 5 3 5 28 13
2 3 4 5 4 5 5 2 3 33 5 5 4 4 4 5 4 4 5 5 45 5 5 5 3 4 4 5 31 15
3 2 3 2 2 5 2 3 3 25 2 4 4 3 5 4 3 3 3 4 35 5 3 2 1 4 4 5 24 10
5 5 2 4 4 4 4 4 4 36 5 2 5 5 4 4 2 5 5 5 42 4 5 3 3 5 4 5 29 14
5 2 5 2 1 3 5 4 4 31 1 5 4 4 5 5 4 5 5 4 42 4 5 2 4 5 5 5 30 15
4 5 3 2 4 5 5 5 3 36 1 5 5 5 5 5 5 3 5 5 44 4 5 3 2 5 5 5 29 15
3 2 4 4 3 3 3 3 3 28 3 3 3 3 3 5 3 5 4 3 35 3 3 3 3 3 3 3 21 10
4 4 4 4 4 2 5 4 4 35 4 4 5 5 5 4 4 5 4 4 44 2 5 4 2 4 5 5 27 14
4 2 4 4 3 4 4 3 3 31 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 38 3 3 4 2 3 3 4 22 12
5 4 3 4 5 4 3 4 1 33 1 2 3 5 4 4 3 4 4 5 35 5 5 4 2 4 5 5 30 12
5 4 5 3 3 5 3 2 3 33 1 5 4 5 4 5 5 4 5 4 42 3 5 5 1 5 5 5 29 13
3 2 5 3 1 3 4 3 4 28 3 2 1 4 3 2 3 3 2 4 27 2 3 2 4 3 4 4 22 10
4 4 4 2 3 4 3 2 2 28 2 4 4 4 4 4 3 2 3 2 32 5 5 1 2 2 3 4 22 10
4 3 4 5 3 5 5 3 3 35 2 5 3 5 4 5 4 3 4 3 38 3 4 4 1 4 5 5 26 14
4 3 3 5 5 5 5 4 2 36 3 3 2 5 5 5 3 4 5 2 37 4 4 5 1 5 4 5 28 15
5 3 2 2 2 2 5 3 3 27 4 5 4 4 3 3 4 5 5 1 38 3 5 5 2 5 5 5 30 15
5 4 4 3 2 3 5 3 2 31 3 2 3 5 3 5 2 3 2 2 30 5 4 3 2 1 4 2 21 9
5 4 1 2 2 5 4 5 2 30 3 4 5 2 3 2 3 5 1 1 29 4 5 2 1 3 5 1 21 6
5 2 5 5 5 5 5 4 1 37 3 5 3 5 5 5 3 4 5 5 43 5 5 5 2 5 4 5 31 15
5 5 3 1 1 5 5 4 1 30 1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 46 5 5 1 1 5 5 5 27 15
5 2 3 5 3 5 3 3 1 30 1 4 4 5 5 5 3 5 4 4 40 5 5 5 1 4 3 5 28 12
4 3 3 1 2 3 5 3 1 25 2 5 4 4 4 4 4 3 3 3 36 5 4 2 3 4 3 5 26 13
2 2 3 3 3 4 5 3 3 28 2 4 3 5 5 4 3 5 3 3 37 5 5 4 1 3 3 5 26 13
5 2 4 3 2 1 4 2 3 26 5 3 2 5 5 5 3 5 5 5 43 4 5 4 2 3 5 5 28 14
5 3 5 3 4 4 3 1 3 31 5 2 5 4 4 5 1 5 2 5 38 3 4 5 4 3 2 5 26 10
4 1 2 5 5 2 3 2 4 28 5 5 4 5 4 5 3 5 5 5 46 5 5 5 3 5 4 5 32 13
4 2 3 4 3 4 5 2 3 30 2 4 4 5 4 5 2 5 4 4 39 4 5 4 3 4 4 5 29 14
4 1 3 4 5 4 3 2 1 27 4 2 3 4 3 3 4 4 1 4 32 5 5 5 3 4 5 5 32 9
4 4 3 5 3 3 4 3 3 32 4 2 2 4 4 3 3 4 2 3 31 3 4 4 3 4 1 1 20 7
4 2 4 4 1 3 4 3 5 30 2 4 4 4 5 2 3 4 4 3 35 3 4 4 2 3 4 5 25 13
3 1 5 5 5 3 2 1 3 28 3 5 3 3 3 4 5 3 5 5 39 3 4 5 5 5 2 5 29 12
4 2 3 4 3 4 4 3 3 30 5 3 5 5 5 5 4 5 4 3 44 4 4 4 2 5 5 5 29 13
4 3 1 2 5 4 4 4 3 30 3 4 2 5 4 3 5 5 1 4 36 3 3 4 2 4 5 5 26 10
4 3 2 4 1 3 5 3 4 29 4 5 5 4 4 4 4 5 5 4 44 2 5 3 1 4 4 5 24 15
4 5 3 1 5 4 4 4 2 32 3 4 4 4 4 4 3 3 3 2 34 5 5 4 2 5 4 5 30 12
3 4 4 3 2 4 3 4 4 31 4 4 4 4 5 4 3 4 5 3 40 2 4 3 2 4 4 5 24 13
3 3 5 3 1 3 2 3 2 25 4 4 2 4 5 5 1 5 4 3 37 5 5 4 1 5 5 5 30 11
5 3 3 3 4 3 4 4 3 32 3 3 3 4 4 3 3 4 4 3 34 4 5 3 2 3 4 5 26 13
5 3 5 5 3 5 5 5 3 39 2 3 3 5 5 5 3 5 3 3 37 5 5 5 3 5 5 5 33 13
4 2 5 3 1 4 4 3 3 29 3 3 3 3 3 3 3 5 3 4 33 3 5 3 2 5 3 4 25 11
3 3 3 4 5 5 3 3 3 32 2 5 4 5 5 5 3 5 5 3 42 3 4 4 4 5 5 5 30 13
5 3 5 5 4 4 1 4 1 32 1 3 3 5 5 5 4 5 5 4 40 5 5 5 1 5 5 5 31 11
3 3 3 3 3 4 3 3 3 28 4 4 4 3 3 4 3 5 5 3 38 4 4 4 2 4 3 4 25 12
4 3 4 5 5 4 4 4 4 37 1 5 5 4 4 4 5 5 5 4 42 5 5 5 2 5 4 1 27 10
4 4 3 3 2 4 5 3 4 32 3 3 3 4 5 4 3 5 1 3 34 4 5 4 3 5 4 5 30 11
5 4 4 2 4 3 2 1 3 28 4 2 1 2 3 2 5 4 4 2 29 1 3 5 3 5 2 2 21 8
4 2 5 5 4 5 3 3 4 35 2 4 4 4 5 5 3 5 5 5 42 3 5 5 1 5 4 5 28 13
5 1 4 3 4 3 5 5 3 33 4 4 4 4 5 4 2 5 5 5 42 2 5 5 2 5 4 5 28 15
5 3 5 4 4 3 4 3 1 32 3 4 3 4 4 4 3 5 3 3 36 4 5 4 4 2 4 5 28 12
4 5 4 2 2 4 5 4 3 33 3 5 3 1 3 5 4 5 5 5 39 4 5 2 4 5 5 5 30 15
4 1 5 5 5 4 4 3 3 34 3 5 3 4 4 4 5 4 5 5 42 3 4 5 2 5 4 5 28 14
4 4 4 5 4 3 3 4 3 34 3 4 4 4 4 4 3 5 5 3 39 3 4 4 3 4 4 5 27 13
4 3 5 5 4 4 3 3 4 35 5 5 3 4 4 4 5 5 5 5 45 5 5 5 4 5 4 5 33 13
3 2 5 4 3 2 4 3 3 29 4 4 4 4 3 4 5 5 5 5 43 5 5 5 4 5 4 5 33 14
4 2 5 4 4 4 5 3 4 35 5 5 5 5 4 4 3 5 5 5 46 3 5 5 3 5 4 5 30 15
3 3 5 4 1 5 5 3 3 32 1 5 5 5 5 4 4 5 4 4 42 3 5 5 2 5 4 5 29 14
2 3 5 5 5 5 2 2 3 32 3 3 3 4 5 4 3 3 4 3 35 3 4 5 3 5 3 3 26 9
4 2 5 5 4 5 5 4 4 38 4 1 4 4 5 5 3 5 5 4 40 5 5 4 4 5 4 5 32 15
5 3 3 5 2 2 4 1 1 26 1 2 2 4 4 2 3 5 3 2 28 2 5 4 3 2 5 4 25 11
5 3 5 3 5 4 4 5 4 38 2 4 5 4 4 5 3 5 3 3 38 3 4 3 3 4 4 5 26 12
4 2 5 5 4 3 5 3 3 34 2 5 3 4 3 4 4 4 3 4 36 3 4 5 3 5 4 5 29 13
4 2 5 5 4 4 5 3 2 34 2 3 3 5 5 4 3 4 4 3 36 4 5 5 4 3 3 4 28 13
4 2 5 3 1 5 5 4 3 32 1 5 3 5 4 5 4 4 4 3 38 3 5 4 3 4 4 5 28 14
3 3 3 4 4 4 4 3 4 32 3 3 5 5 4 3 5 3 3 3 37 4 4 5 3 3 3 5 27 12
3 3 5 5 4 4 4 4 4 36 5 5 4 3 3 3 3 4 4 3 37 4 4 5 3 4 4 4 28 12
4 3 3 1 3 4 4 4 3 29 4 3 5 4 3 4 1 4 5 3 36 5 4 5 2 5 5 5 31 14
5 1 3 3 2 5 5 4 3 31 5 5 4 5 5 4 3 5 5 2 43 4 5 3 1 5 4 5 27 15
4 4 4 3 4 5 5 5 3 37 1 4 4 5 5 5 4 4 4 4 40 5 5 3 4 4 5 5 31 14
3 4 3 3 3 3 2 3 3 27 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 33 4 4 4 2 4 4 5 27 10
4 3 5 5 3 4 4 2 3 33 5 5 3 3 4 4 1 5 3 3 36 3 4 5 1 4 4 5 26 12
4 2 3 4 3 4 5 1 2 28 5 4 3 4 4 4 3 5 5 5 42 4 5 5 3 5 4 5 31 15
3 3 5 4 4 4 3 4 4 34 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 43 4 4 4 4 5 5 5 31 12
4 3 4 4 4 3 4 3 3 32 3 4 3 4 4 4 3 5 5 5 40 2 5 5 2 4 4 5 27 14
5 2 5 3 4 3 5 5 1 33 2 4 2 3 3 4 3 5 5 4 35 5 5 4 4 4 5 5 32 15
5 2 3 4 5 4 4 4 2 33 3 4 4 4 5 4 4 3 5 3 39 4 5 4 3 5 5 5 31 14
1 3 3 2 3 5 3 3 3 26 3 3 3 4 5 5 3 4 3 3 36 4 5 3 3 4 3 5 27 11
5 3 5 5 3 4 5 1 1 32 5 5 1 5 5 5 3 3 5 5 42 3 5 5 2 5 4 5 29 15
5 3 4 4 2 5 5 5 1 34 4 5 4 5 5 5 5 5 1 5 44 3 5 4 2 4 5 5 28 11
3 2 3 4 2 5 5 3 4 31 4 5 3 4 5 3 5 5 3 5 42 3 5 5 2 5 5 5 30 13
4 3 4 5 3 5 5 2 1 32 5 5 3 5 5 5 3 5 5 5 46 5 5 5 5 5 4 5 34 15
Lampiran 2

Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha Based on
Cronbach's Standardized
Alpha Items N of Items

.947 .950 15

Item-Total Statistics

Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Squared Multiple Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Total Correlation Correlation Deleted

VAR00001 42.00 102.444 .658 . .946

VAR00002 42.10 103.878 .828 . .942

VAR00003 42.30 107.344 .634 . .946

VAR00004 42.00 100.333 .692 . .944

VAR00005 42.10 100.544 .788 . .942

VAR00006 41.90 104.544 .688 . .944

VAR00007 42.30 101.789 .742 . .943

VAR00008 42.20 101.511 .703 . .944

VAR00009 42.00 102.000 .763 . .943

VAR00010 41.90 102.544 .703 . .944

VAR00011 41.90 102.544 .703 . .944

VAR00012 42.20 104.844 .856 . .942

VAR00013 42.30 107.344 .634 . .946

VAR00014 41.90 101.211 .722 . .942

VAR00015 42.30 106.011 .720 . .944

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

45.10 118.322 10.878 15


Lampiran 3

Frequencies

Jk w.S t.S L.S F pls k.p t.p dld vlo ws t s.a kj ps pp i.s

Vali
d 95 95 95 95 95 95 95 95 95 95 95 95 95 95 95 95 95

Mis. 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Statistics

Usia

N Valid 95

Missing 0

Usia

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 14-16 68 71.6 71.6 71.6

17-18 27 28.4 28.4 100.0

Total 95 100.0 100.0

jenis kelamin

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid laki-laki 36 37.9 37.9 37.9

perempuan 59 62.1 62.1 100.0


jenis kelamin

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid laki-laki 36 37.9 37.9 37.9

perempuan 59 62.1 62.1 100.0

Total 95 100.0 100.0

waktu penggunaan smartphone

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid setiap hari 94 98.9 98.9 98.9

setiap minggu 1 1.1 1.1 100.0

Total 95 100.0 100.0

lama penggunaan smartphone

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 1-2 jam 11 11.6 11.6 11.6

2-4 jam 33 34.7 34.7 46.3

>4 jam 51 53.7 53.7 100.0

Total 95 100.0 100.0

frekuensi penggunaan smartphone

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid <5 kali/jam 49 51.6 51.6 51.6

6-10kali/jam 36 37.9 37.9 89.5


>10kali/jam 10 10.5 10.5 100.0

Total 95 100.0 100.0

total biaya pulsa

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Rp.10.000- Rp. 50.000 74 77.9 77.9 77.9

Rp.55.000-Rp.100.000 21 22.1 22.1 100.0

Total 95 100.0 100.0

tujuan penggunaan smartphone

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Media sosial & hiburan 1 1.1 1.1 1.1

media sosial & Pencarian


2 2.1 2.1 3.2
informasi

Media sosial & sarana


1 1.1 1.1 4.2
komunikasi

pencarian informasi &


3 3.2 3.2 7.4
sarana komunikasi

media sosial, hiburan,


14 14.7 14.7 22.1
pencarian informasi

media sosial, hiburan,


5 5.3 5.3 27.4
sarana komunikasi

media sosial, pencarian


4 4.2 4.2 31.6
informasi, sarana komunikasi
semua pilihan 65 68.4 68.4 100.0

Total 95 100.0 100.0

daily life disturbance

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid rendah 26 27.4 27.4 27.4

sedang 52 54.7 54.7 82.1

tinggi 17 17.9 17.9 100.0

Total 95 100.0 100.0

virtual life orientation

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid rendah 25 26.3 26.3 26.3

sedang 67 70.5 70.5 96.8

tinggi 3 3.2 3.2 100.0

Total 95 100.0 100.0

Withdrawal

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid rendah 62 65.3 65.3 65.3

sedang 19 20.0 20.0 85.3

tinggi 14 14.7 14.7 100.0

Total 95 100.0 100.0


Tolerance

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid rendah 13 13.7 13.7 13.7

sedang 22 23.2 23.2 36.8

tinggi 60 63.2 63.2 100.0

Total 95 100.0 100.0

smartphone addiction

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid rendah 24 25.3 25.3 25.3

sedang 65 68.4 68.4 93.7

tinggi 6 6.3 6.3 100.0

Total 95 100.0 100.0

Kerjasama

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid sedang 70 73.7 73.7 73.7

tinggi 25 26.3 26.3 100.0

Total 95 100.0 100.0

Persesuaian

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid sedang 38 40.0 40.0 40.0

tinggi 57 60.0 60.0 100.0

Total 95 100.0 100.0

Perpaduan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid sedang 25 26.3 26.3 26.3

tinggi 70 73.7 73.7 100.0

Total 95 100.0 100.0

interaksi sosial

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid sedang 29 30.5 30.5 30.5

tinggi 66 69.5 69.5 100.0

Total 95 100.0 100.0

Crosstabs

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Usia * smartphone addiction 95 100.0% 0 .0% 95 100.0%

Usia * interaksi sosial 95 100.0% 0 .0% 95 100.0%


Usia * smartphone addiction Crosstabulation

smartphone addiction

rendah sedang tinggi Total

Usia 14-16 Count 17 46 5 68

% within Usia 25.0% 67.6% 7.4% 100.0%

% within smartphone
70.8% 70.8% 83.3% 71.6%
addiction

% of Total 17.9% 48.4% 5.3% 71.6%

17-18 Count 7 19 1 27

% within Usia 25.9% 70.4% 3.7% 100.0%

% within smartphone
29.2% 29.2% 16.7% 28.4%
addiction

% of Total 7.4% 20.0% 1.1% 28.4%

Total Count 24 65 6 95

% within Usia 25.3% 68.4% 6.3% 100.0%

% within smartphone
100.0% 100.0% 100.0% 100.0%
addiction

% of Total 25.3% 68.4% 6.3% 100.0%

Usia * interaksi sosial Crosstabulation

interaksi sosial

Sedang tinggi Total

Usia 14-16 Count 23 45 68

% within Usia 33.8% 66.2% 100.0%

% within interaksi sosial 79.3% 68.2% 71.6%

% of Total 24.2% 47.4% 71.6%

17-18 Count 6 21 27

% within Usia 22.2% 77.8% 100.0%


% within interaksi sosial 20.7% 31.8% 28.4%

% of Total 6.3% 22.1% 28.4%

Total Count 29 66 95

% within Usia 30.5% 69.5% 100.0%

% within interaksi sosial 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 30.5% 69.5% 100.0%

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

jenis kelamin * smartphone


95 100.0% 0 .0% 95 100.0%
addiction

jenis kelamin * interaksi


95 100.0% 0 .0% 95 100.0%
sosial

jenis kelamin * smartphone addiction Crosstabulation

smartphone addiction

rendah sedang tinggi Total

jenis kelamin laki-laki Count 9 26 1 36

% within jenis kelamin 25.0% 72.2% 2.8% 100.0%

% within smartphone
37.5% 40.0% 16.7% 37.9%
addiction

% of Total 9.5% 27.4% 1.1% 37.9%

perempuan Count 15 39 5 59

% within jenis kelamin 25.4% 66.1% 8.5% 100.0%

% within smartphone
62.5% 60.0% 83.3% 62.1%
addiction

% of Total 15.8% 41.1% 5.3% 62.1%


Total Count 24 65 6 95

% within jenis kelamin 25.3% 68.4% 6.3% 100.0%

% within smartphone
100.0% 100.0% 100.0% 100.0%
addiction

% of Total 25.3% 68.4% 6.3% 100.0%

jenis kelamin * interaksi sosial Crosstabulation

interaksi sosial

sedang tinggi Total

jenis kelamin laki-laki Count 15 21 36

% within jenis kelamin 41.7% 58.3% 100.0%

% within interaksi sosial 51.7% 31.8% 37.9%

% of Total 15.8% 22.1% 37.9%

perempuan Count 14 45 59

% within jenis kelamin 23.7% 76.3% 100.0%

% within interaksi sosial 48.3% 68.2% 62.1%

% of Total 14.7% 47.4% 62.1%

Total Count 29 66 95

% within jenis kelamin 30.5% 69.5% 100.0%

% within interaksi sosial 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 30.5% 69.5% 100.0%

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

smartphone addiction *
95 100.0% 0 .0% 95 100.0%
interaksi sosial
smartphone addiction * interaksi sosial Crosstabulation

interaksi sosial

sedang tinggi Total

smartphone addiction rendah Count 5 19 24

% within smartphone
20.8% 79.2% 100.0%
addiction

% within interaksi sosial 17.2% 28.8% 25.3%

% of Total 5.3% 20.0% 25.3%

sedang Count 22 43 65

% within smartphone
33.8% 66.2% 100.0%
addiction

% within interaksi sosial 75.9% 65.2% 68.4%

% of Total 23.2% 45.3% 68.4%

tinggi Count 2 4 6

% within smartphone
33.3% 66.7% 100.0%
addiction

% within interaksi sosial 6.9% 6.1% 6.3%

% of Total 2.1% 4.2% 6.3%

Total Count 29 66 95

% within smartphone
30.5% 69.5% 100.0%
addiction

% within interaksi sosial 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 30.5% 69.5% 100.0%


Lampiran 4
Instrumen Penelitan
Gambaran Interaksi Sosial berdasarkan tingkat smartphone addiction pada siswa-
siswi di SMA Negeri 21 Makassar
No. Responden :
Tanggal penelitian :
Petunjuk pengisian kuesioner:
1. Baca petunjuk kuesioner
2. Sebelum memulai pertanyaan, isilah data demografi dengan lengkap
3. Baca masing-masing pertanyaan dengan teliti
4. Jawablah pertanyaan dengan jujur
5. Beri tanda checklist () pada jawaban yang paling sesuai dengan keadaan anda
sebenarnya
A. Data demografi
1. Usia : tahun
2. Jenis kelamin : Laki-laki Perempuan
3. Kelas : Kelas I Kelas 2 Kelas 3
4. Waktu pengggunaan smartphone : Setiap hari
Setiap minggu
5. Tujuan penggunaan smartphone : Media sosial (Facebook, Line, Instagram,dll)
Hiburan (Game, Mendengarkan musik,dll)
Pencarian informasi
Sarana Komunikasi (Telepon, SMS, video call)
Lainnya: ….
*Bisa memilih () lebih dari 1
6. Lama penggunaan smartphone : 1-2 jam/hari 2- 4 jam/ hari > 4 jam/ hari
7. Frekuensi rata-rata penggunaan smartphone/jam :
<5kali/jam 6-10 kali/ jam > 10 kali/jam
8. Total biaya pulsa yang dikeluarkan setiap bulannya : Rp. ……./bulan
9. Pulsa pada smartphone digunakan untuk keperluan :
Telpon & SMS Kuota internet
10. Apakah ada kebijakan/aturan di sekolah terkait penggunaan smartphone :
Ya Tidak

Jika Ya, apa kebjiakan yang diberlakukan ? …………


B. Kuesioner Smartphone Addiction
Beri tanda () pada kolom yang tersedia, pilih YA atau TIDAK
No. Pernyataan YA TIDAK
1 Saya mengalami penurunan prestasi belajar karena smartphone
2 Saya merasa kesepian jika tidak menggunakan smartphone
3 Saya tetap menggunakan smartphone sementara saya berpikir
untuk tidak menggunakannya lagi
4 Saya tidak bersabar jika tidak memegang smartphone
5 Saya menggunakan smartphone saat saya tidak
membutuhkannya, misalnya selama belajar di kelas
6 Saya merasa lebih nyaman ketika menggunakan smartphone
daripada ketika sedang bersama teman atau keluarga
7 Saya berusaha mengurangi aktivitas penggunaan smartphone
tetapi saya tidak berhasil melakukannya
8 Saya merasa tertekan jika tidak menggunakan smartphone
9 Orang-orang di sekitar saya mengatakan saya terlalu sering
menggunakan smartphone
10 Saya menghabiskan terlalu banyak waktu untuk menggunakan
smartphone
11 Saya tidak bisa belajar tanpa smartphone
12 Saya kesulitan berkonsentrasi pada kegiatan belajar saya
karena pemakaian smartphone
13 Saya menggunakan smartphone dalam jangka waktu yang
lebih panjang dari yang saya pikirkan
14 Saya merasa tertekan, cemas atau khawatir berlebihan jika
saya tidak bisa menggunakan smartphone
15 Penggunaan smartphone tidak berhubungan dengan prestasi
belajar saya dikelas
C. Kuesioner Interaksi sosial
Beri tanda () pada kolom yang tersedia
TP : Tidak Pernah
JR: Jarang
KK: Kadang-kadang
SR: Sering
SL : Selalu
No. Pernyataan TP JR KK SR SL
1. Jika ada tugas saya senang berdiskusi dengan teman untuk
menyelesaikan tugas bersama
2. Saya lebih suka menyelesaikan masalah tanpa bantuan orang
lain
3. Saya termasuk tipe orang yang kurang suka mengikuti
kegiatan kelompok yang ada di sekolah
4. Saya lebih suka berdiam diri
5. Saya sering mengabaikan ucapan teman yang tidak saya
sukai
6. Saya bisa menerima kritikan dari orang lain
7. Saya bersedia diajak berkenalan oleh siswa dari kelas lain
8. Saya menyampaikan saran kepada teman dengan intonasi
suara yang rendah
9. Saya sering mengomentari perilaku teman-teman dan orang
disekitar saya
10. Saya diam ketika orang lain sedang berbicara dengan saya
11. Saya tidak memperhatikan dengan baik ketika orang lain
berbicara dengan saya
12. Saya menggunakan intonasi suara yang tinggi untuk menolak
pendapat dari orang lain
13. Saya memberi kesempatan kepada teman untuk berpendapat
14. Saya akan berusaha menghargai pendapat orang lain,
meskipun berbeda pendapat dengan saya
15. Jika ada teman berbicara dengan saya, maka saya akan
memperhatikan apa yang diucapkannya
16. Saya sering memotong pembicaraan orang yang sedang
bercakap-cakap dengan saya
17. Saya tersenyum ketika bertemu dengan teman
18. Menurut teman-teman, saya adalah orang yang tidak ramah
dengan orang lain
19. Saya cenderung acuh tak acuh jika bertemu dengan teman
dari kelas lain
20. Saya lebih suka menghabiskan waktu istirahat di dalam kelas
bersama teman
21. Mengobrol dengan teman merupakan hal yang
menyenangkan bagi saya
22. Saya cenderung menyendiri dari pada bermain bersama
teman-teman
23. Seandainya ada teman yang membutuhkan bantuan, saya
akan membantunya setelah urusan saya selesai terlebih
dahulu
24. Jika ada teman yang sedang sedih maka saya akan
membiarkannya
25. Seandainya ada teman yang memerlukan bantuan, saya
dengan senang hati akan meluangkan waktu untuk
membantunya
26. Membiarkan teman dalam kesusahan adalah kesukaan saya
LAMPIRAN 5

LEMBAR PENJELASAN PENELITI

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh dan Salam Sejahtera

Saya bernama Rezki Yusfa Seftiani (NIM: C1213012) adalah mahasiswa

Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddindan

melakukan penelitian tentang “Gambaran Interaksi Sosial Pada Siswa-siwi yang

Mengalami Smartphone Addiction di SMA Negeri 21 Makassar”.

Penelitian ini akan melibatkan siswa-siswi SMA sebagai responden. Siswa dan

siswi SMA yang diikutsertakan dalam penelitian ini yaitu yang memiliki beberapa

kondisi dan merupakan syarat dari peneliti. Tujuan dari penelitian ini untuk

mendapatkan data mengenai gambaran interaksi social pada siswa-siswi yang

mengalami smartphone addiction di SMA Negeri 21 Makassar.

Untuk keperluan tersebut saya memohon kesediaan Anda menjadi responden

dalam penelitian ini. Selanjutnya saya mohon kesediaan Saudara(i), mengisi kuesioner

dengan jujur apa adanya. Partisipasi dalam penelitian ini bersifat sukarela sehingga

responden dapat mengundurkan diri setiap saat tanpa sanksi apapun. Identitas responden

dan semua informasi yang diberikan akan dirahasiakan dan hanya akan digunakan untuk

keperluan penelitian ini. Terimakasih atas partisipasi dalam penelitian ini.

Makassar, Oktober 2016

Peneliti,

(Rezki)
FORMULIR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN

Saya bertanda tangan dibawah ini:

Nama :

Alamat :

Nomor telpon :

Setelah mendengar dan mengerti penjelasan yang diberikan oleh peneliti


mengenai tujuan, manfaat prosedur dan luaran dari proses penelitian ini, maka
dengan ini saya menyatakan bersedia untuk menjadi partisipan pada penelitian
ini tanpa paksaan dari pihak manapun.

Demikian surat pernyataan ini saya buat, untuk dipergunakan


sebagaimana mestinya.

Makassar, Oktober 2016

Yang memberi pernyataan,

( )

Anda mungkin juga menyukai