Bobot Badan
Bobot Badan
OBAT
I. TUJUAN PERCOBAAN
Memahami hubungan antara bobot badan, tinggi badan, umur serta
permukaan tubuh terhadap perhitungan dosis.
III. TEORI
Dosis obat yang diterapkan oleh Farmakope-farmakope umumnya berasal
dari usia dan bobot badan. Orang dewasa Indonesia umumnya dianggap
mempunyai bobot badan 60 kg. Wanita dengan perawakan yang lebih kecil dan
massa tubuh yang mengandung lebih banyak lemak umumnya mempunyai
bobot badan yang lebih rendah dari pria. Pendapat mutakhir menganjurkan
perhitungan dosis obat seseorang berdasarkan luas permukaan badan.
berdasarkan persamaan Du Bois dan Du Bois.
Dosis Obat Untuk Bayi Dan Anak – anak
Memilih serta menetapkan dosis bayi dan anak memang tidaklah mudah,
banyak faktor yang harus diperhatikan. Diantaranya adalah keadaan pasien,
kasus sakit, jenis obat, toleransi tubuh dan lainnya. Respon tubuh bayi dan
anak terhadap obat tentulah tidak sama dengan respon orang dewasa. Berbagai
mekanisme metabolik yang terdapat pada bayi, terutama bayi prematur dan
bayi baru lahir memang belum dikembangkan dengan sempurna. Hal ini juga
menyebabkan biotransformasi terhadap obat menjadi terganggu, sehingga obat
akan berakumulasi ke arah konsentrasi letalnya dalam darah, keadaan ini
jarang terjadi pada orang dewasa. Respon tubuh bayi terhadap obat dalam usia
beberapa minggu yang pertama dalam kehidupannya akan jauh berbeda
dibandingkan respon tubuh anak yang berumur 1 tahun. Begitu pula respon
tubuh anak berumur 1 tahun akan berbeda dengan orang dewasa.
Ada kalanya dosis obat dinyatakan dalam mg/kg BB, pernyataan dosis
seperti ini sebetulnya lebih baik, karena dosis akan berlaku untuk semua
pasien, mulai bayi, anak hingga orang dewasa.
Berikut adalah daftar perkiraan dosis bayi dan anak terhadap dosis dewasa
yang dihitung berdasarkan bobot badan.
III.1Tabel Umur, Bobot Badan dan Dosis Bayi – anak terhadap orang dewasa
sumber :ISO
Dosis bayi-anak
1,13 2,5-5%
1,81 4-8%
60-70 tahun
4
/5 x dosis dewasa
70-80 tahun ¾ x dosis dewasa
2
80-90 tahun /3 x dosis dewasa
90 tahun keatas ½ x dosis dewasa
Namun pada kenyataannya, dosis obat yang tercantum umumnya hanya untuk
orang dewasa, sehingga jika dikenendaki dosis bayi dan anak dihitung
berdasarkan dosis dewasanya. Perhitungan dosis bayi dan anak terhadap dosis
dewasa dapat dilakukan berdasasrkan usia, bobot badan, atau luas permukaan
badan. Saat ini perhitungan dosis bayi dan anak berdasarkan usia orang dewasa
sudah jarang dilakukan. Yang saat ini banyak dipakai adalah perhitungan dosis
anak terhadap orang dewasa berdasarkan pada luas permukaan badan seberarnya,
perhitungan inilah yang dianggap paling baik saat ini, karena perhitungan luas
permukaan telah memperthitungkan bobot badan dan tinggi tubuh.
IV. ALAT
1. Timbangan Badan
2. Meteran
3. Kalkulator
4. Alat Tulis
V. PROSEDUR PERCOBAAN
Bobot badan ditimbang dan tinggi badan diukur tiap anggota kelompok.
Sebuah tabel dibuat yang mengandung data sebagai berikut : bobot badan,
umur, jenis kelamin, luas permukaan tubuh menurut perhitungan, luas
permukaan tubuh menurut pustaka. Luas permukaan badan di hitung rata-rata
untuk anggota kelompok dan seluruh kelas kelompok B. Hasil percobaan
dibahas.
1. Anisa Setia
Luas Permukaan :
Dosis Sehari :
Persentase :
Persentase :
Dosis Sehari :
Persentase :
Dosis Sehari :
Persentase :
Dosis Sehari :
Persentase :
Dosis Sehari :
Persentase :
VII. PEMBAHASAN
Pada praktikum ini didapatkan data berat badan dan tingggi badan
kelompok B sebanyak 31 orang. Untuk menghitung luas permukaan,
menggunakan persamaan Du Bois dan Du Bois yaitu :
Keterangan :
Jadi, dosis berbanding lurus dengan luas permukaan tubuh. Semakin luas
permukaan tubuh maka tempat-tempat penyerapan semakin luas, sehingga
membutuhkan obat relative banyak.
VIII. KESIMPULAN
1. Apakah terdapat perbedaan antara luas permukaan tubuh pria dan wanita ?
Jawab :
Ada, karena tinggi dan berat badan pria dan wanita berbeda. Biasanya tinggi
dan berat badan pria lebih besar dibandingkan dengan wanita. Hal ini
mempengaruhi luas permukaan wanita dan pria.
2. Apakah luas permukaan untuk tiap anggota kelompok sesuai dengan pustaka?
Jawab :
Tidak, karena bobot badan, tinggi badan, umur dan jenis kelamin pada tiap
anggota kelompok berbeda – beda dan dalam pustaka juga tidak memakai
rumus yang sama, dalam menghitung luas permukaan seseorang.
3. Jika dosis diberikan untuk orang dewasa adalah berdasarkan bobot badan 60
kg. Berapa besar penyimpangan untuk kelompok – kelompok kelas jika tidak
dilakukan penyesuaian ?
Jawab :
Tidak terjadi penyimpangan. Jadi, dosis obat itu berhubungan dengan bobot
badan, tinggi badan, umur, serta luas permukaan badan. Semkin besar bobot
badan, lalu semankin tinggi badan, semakin umur bertambah dan luas
permukaa tubuh semakin besar, maka dosis yang diberikan makin besar
4. Kesimpulan apa yang dapat saudara kemukakan dari pengamatan ini ( dalam
konteks dosis ) ?
Jawab :
Dosis obat di pengaruhi oleh bobot badan, tinggi badan, luas permukaan
tubuh dan usia, luas permukaan dan Usia berbanding lurus dengan dosis obat.
5. Apa yang harus dilakukan pada pemberian dosis obat untuk penderita dengan
keadaan patologi tertentu seperti penderita kegagalan ginjal dan hati ?
Jawab :
Dengan memberikan obat pada mekanisme local atau setempat. Atau bisa
juga: Untuk pasien gagal ginjal : Dosis harus disesuaikan sesuai dengan
tingkat keparahan gangguan ginjal. Dengan pasien dengan gangguan berat
fungsi ginjal, dosis yang dianjurkan adalah 200 mg setiap 12 jam secara lisan
atau dengan injeksi. Jika perlu, frekuensi pemberian dosis dapat ditingkatkan
untuk setiap 8 jam dengan coution. Untuk pasien penderita hati : 15 mg per
oral sekali sehari.
Umur Dosis
60 – 70 tahun 4/5 x dosis dewasa
70 – 80 tahun 3/4 x dosis dewasa
80 – 90 tahun 2/3 x dosis dewasa
90 tahun keatas 1/2 x dosis dewasa
7. Apakah yang dimaksud dengan :
1. Dosis
2. Dosis terapy
3. Dosis Maksimum/minimum
4. Dosis letal
5. Dosis toksik
6. Dosis efektik
Jawab :
4. Dosis efektik adalah besaran dosis yang khusus digunakan dalam proteksi
radiasi yang nilainya adalah jumlah perkalian dosis equifalen yang diterima
organ dengan faktor bobot organ.