Anda di halaman 1dari 18

Jurnal 1 Jurnal 2 Jurnal 3

Judul Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Analisis Kemampuan Berpikir Kritis
Madrasah Aliyah Negeri di Kabupaten Siswa Kelas VIII-D SMP Negeri 1 Siswa SMP
Magetan Gambut
Pengarang Susilowati1, Sajidan2, Murni Ramli3 Muliana sari, Susiswo, Toto Nusantara Lilis Nuryanti, Siti Zubaidah, Markus
1
Universitas Sebelas Maret Diantoro
2
Universitas Sebelas Maret
3
Universitas Sebelas Maret
Tahun 2017 2016 2018
Prosiding Seinamar Nasional Pendidikan Prosiding Seminar Matematika dan Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan
Sains (SNPS) 2017 Pendidikan Matematika Pengembangan
FKIP UNS Volume: 3 Nomor: 2 Bulan Februari
Rabu, 16 November 2016 Tahun 2018
Halaman: 254-264 Halaman: 155-158
Latar Keterampilan berpikir kritis merupakan Kompetensi penting yang harus Kemampuan berpikir kritis harus dimiliki
Belakang suatu kompetensi yang arus dilatihkan dimiliki setiap individu pada era oleh siswa agar dapat menghadapi
pada siswa karena keterampilan iini sangat globalsasi adalah berpikir kritis. berbagai permasalahn personal maupun
diperlukan untuk bersaing dalam Tuntutan berpikir kritis daalm sunia sosial dalam kehidupannya.
kehidupan di abad 21. pensisikan tertuang dalam tujuan
kurikulum 2013.
Tujuan Menganalisis keterampilan berpikir kritis Untuk mengetahui kemampuan Untuk mendeskripsikan kemampuan
Penelitian siswa Madrasah Aliyah Negeri di berpikir kritis siswa kelas VIII-D SMP siswa dalam konstruk pemikiran kritis.
Kabupaten Magetan Negeri 1 Gambut pada materi kuadrat
berdasarkan aspek kemampuan
berpikir kritis memberikan penjelasan
dasar, membangun keterampilan
dasar, memberikan penjelasan lanjut
dan menyimpulkan.
Materi Persamaan Kuadrat
Jenis Deskriptif Deskriptif
Penelitian
Pendekatan Kualitatisf
penelitian
Subjek Seluruh siswa kelas VIII-D SMP Negeri Siswa kelas VIII A SMPN 1 Delanggu
Penelitian 1 Gambut Kabupaten Klaten tahun pelajaran
2016/2017 yang berjumlah 26 siswa.
Metode Kuantitatif
Penelitian
Jenis Data Kuantitatif
Sampel penelitian dipilih secara purposive
sampling.
Partisipan dipilih secara random.
Prosedur 1. Melakukan kegiatan pendahuluan 1. Tahap pra-lapangan
Penelitian 2. Menyusun tes soal berpikir kritis Yaitu, meminta ijin kepada
3. Mengumpulkan data pihak sekolah dan menyusun
4. Mengolah data instrument penelitian.
5. Menganalisis data 2. Tahap pekerjaan lapangan
6. Menarik kesimpulan Yaitu, memberikan tes
kemampuan berpikir kritis
kepada siswa kelas VIII-D SMP
Negeri 1 Gambut.
3. Tahap analisis data
Yaitu, menganalisi hasil tes
kemampun berpikir kritis
siswa.
Instrumen 1. Tes kemampuan berpikir kritis 1. Soal tes kemampuan berpikir 1. Tes kemampuan berpikir kritis
penelitian 2. Rubrik penilaian tes (indikator kritis 2. Rubrik penilaian tes (indikator
menurut Facione) 2. Rubric penilaian tes (indikator menurut Ennis)
menurut Ennis)
Indikator Facione, yaitu : 4 aspek pertama kemampuan berpikir
yang 1. Interpretasi kritis menurut Ennis, yaitu:
digunakan 2. Analisis 1. Memberikan penjelasan dasar
3. Evaluasi (basic clarification)
4. Inferensi 2. Membangun keterampilan
5. Eksplanasi dasar (the bases or a decision )
6. Pengaturan diri 3. Memberikan penjelasan lanjut
(advanced clarification)
4. Menyimpulkan (inference)
Hasil dan Hasil rata-rata persentase keterampilan Berdasarkan jawaban siswa terhadap Kemampuan berpikir kritis siswa
Pembahasan berpikir kritis siswa sebesar 52.28% permasalahan, siswa yang mampu tergolong rendah. Hal ini dibuktikan
tergolong kurang. mencapai nilai KKM hanya 14% (4 dengan persentase rata-rata ketegori
Berikut uraian persentase berdasarkan siswa dari 28 siswa). jawaban benar (B) yang hanya 40,46%.
indikator yang digunakan: Berikut uraian persentase berdasarkan Hal ini disebabkan karena siswa belum
1. Interpretasi 48.80%, kurang indikator yang digunakan: terbiasa disajikan pembelajaran aktif
2. Analisis 45.98% , sangat kurang 1. Memberikan penjelasan dasar. yang memaksimalkan potensi berpikir
3. Evaluasi 53.39% , sangat kurang Sebanyak 46% siswa dapat siswa.
4. Inferensi/kesimpulan 55.09% , memberikan penjelasan dasar.
kurang 2. Membangun keterampilan
5. Eksplanasi/penjelasan 46.48% dasar
sangat kurang Sebanyak 39% siswa dapat
6. Pengaturan diri 63.94% , cukup membangun keterampilan
dasar.
3. Menyimpulkan
Sebanyak 14% siswa dapat
menyimpulan dengan baik.
4. Memberikan penjelasan lanjut
Sebanyak 7% siswa dapat
memberikan penjelasan lanjut.
Dapat disimpulkan baha kemampuan
berpikir kritis siswa masih tergolong
rendah.

Jurnal 4 Jurnal 2 Jurnal 3


Judul Developing Critical Thinking Skills from Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Analisis Kemampuan Berpikir Kritis
Dispositions to Abilities: Mathematics Siswa Kelas VIII-D SMP Negeri 1 Siswa SMP
Education from Early Chilhood toHigh Gambut
School
Pengarang Einav Aizikovitsh-Udi1, Diana Cheng2 Muliana sari, Susiswo, Toto Nusantara Lilis Nuryanti, Siti Zubaidah, Markus
1
Beit Berl Collage, Kfar Saba, Israel Diantoro
2
Towson University, Towson USA
Tahun 2015 2016 2018
Creative Education, 2015, 6 455-462 Prosiding Seminar Matematika dan Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan
Pendidikan Matematika Pengembangan
FKIP UNS Volume: 3 Nomor: 2 Bulan Februari
Tahun 2018
Halaman: 155-158
Latar Mengingat pentingnya bepikir kritis dan Salah satu tujuan yang dicapai pada Kemampuan berpikir kritis harus dmiliki
Belakang langkanya penelitian mengenai berpikir kurikulum 2013 adalah mencetak oleh siswa agar dapat menghadapi
kritis dalam konteks yang lebih luas dari generasi yang memiliki kemampuan berbagai permasalahn personal maupun
keterampilan berpikir tingkat tinggi pada berpikir kritis. Pemerintah social dalam kehidupannya.
pendidikan matematika, sehingga mengharapkan pembelajaran
dilakukanlah penelitian tentang bagaimana dirancang untuk membekali siswa
strategi pengajaran berorientasi pada dengan kemampun berpikir kritis,
pengembangan keterampilan berpikir sebagai kompetensi yang mendukung
tingkat tinggi dalam mempengaruhi aktivitas sehari-hari dan di masa akan
kemampuan berpikir kritis siswa. datang. Matematika adalah mata
pelajaran yang dapat melatih dan
mengembang kemampuan berpikir
kritis siswa.
Tujuan Menganalisis keterampilan berpikir kritis Untuk mengetahui kemampuan Untuk mendeskripsikan kemampuan
Penelitian siswa berpikirkritis siswa kelas VIII-D SMP siswa dalam konstruk pemikiran kritis.
Negeri 1 Gambut pada materi kuadrat
berdasarkan aspek kemampuan
berpikir kritis memberikan penjelasan
dasar, membangun keterampilan
dasar, memberikan penjelasan lanjut
dan menyimpulkan.
Materi Persamaan Kuadrat
Jenis Deskriptif Deskriptif
Penelitian
Pendekatan kualitatif
penelitian
Subjek Seluruh siswa kelas VIII-D SMP Negeri Siswa kelas VIII A SMPN 1 Delanggu
Penelitian 1 Gambut Kabupaten Klaten tahun pelajaran
2016/2017 yang berjumlah 26 siswa.
Metode Kuantitatif
Penelitian
Jenis Data Kuantitatif
Sampel penelitian dipilih secara purposive
sampling.
Partisipan dipilih secara random.
Prosedur 7. Melakukan kegiatan pendahuluan 4. Tahap pra-lapangan
Penelitian 8. Menyusun tes soal berpikir kritis Yaitu, meminta ijin kepada
9. Mengumpulkan data pihak sekolah dan menyusun
10. Mengolah data instrument penelitian.
11. Menganalisis data 5. Tahap pekerjaan lapangan
12. Menarik kesimpulan Yaitu, memberikan tes
kemampuan berpikir kritis
kepada siswa kelas VIII-D SMP
Negeri 1 Gambut.
6. Tahap analisis data
Yaitu, menganalisi hasil tes
kemampun berpikir kritis
siswa.
Instrumen 3. Tes kemampuan berpikir kritis 3. Soal tes kemampuan berpikir 3. Tes kemampuan berpikir kritis
penelitian 4. Rubrik penilaian tes (indikator kritis 4. Rubrik penilaian tes (indikator
menurut Facione) 4. Rubric penilaian tes (indikator menurut Ennis)
menurut Ennis)
Indikator Facione, yaitu : 4 aspek pertama kemampuan berpikir
yang 7. Interpretasi kritis menurut Ennis, yaitu:
digunakan 8. Analisis 5. Memberikan penjelasan dasar
9. Evaluasi (basic clarification)
10. Inferensi 6. Membangun keterampilan
11. Eksplanasi dasar (the bases or a decision )
12. Pengaturan diri 7. Memberikan penjelasan lanjut
(advanced clarification)
8. Menyimpulkan (inference)
Hasil dan Hasil rata-rata persentase keterampilan Berdasarkan jawaban siswa terhadap Kemampuan berpikir kritis siswa
Pembahasan berpikir kritis siswa sebesar 52.28% permasalahan, siswa yang mampu tergolong rendah. Hal ini dibuktikan
tergolong kurang. mencapai nilai KKM hanya 14% (4 dengan persentase rata-rata ketegori
Berikut uraian persentase berdasarkan siswa dari 28 siswa). jawaban benar (B) yang hanya 40,46%.
indikator yang digunakan: Berikut uraian persentase berdasarkan Hal ini disebabkan karena siswa belum
7. Interpretasi 48.80%, kurang indikator yang digunakan: terbiasa disajikan pembelajaran aktif
8. Analisis 45.98% , sangat kurang yang memaksimalkan potensi berpikir
9. Evaluasi 53.39% , sangat kurang 5. Memberikan penjelasan dasar. siswa.
10. Inferensi/kesimpulan 55.09% , Sebanyak 46% siswa dapat
kurang memberikan penjelasan dasar.
11. Eksplanasi/penjelasan 46.48% 6. Membangun keterampilan
sangat kurang dasar
12. Pengaturan diri 63.94% , cukup Sebanyak 39% siswa dapat
membangun keterampilan
dasar.
7. Menyimpulkan
Sebanyak 14% siswa dapat
menyimpulan dengan baik.
8. Memberikan penjelasan lanjut
Sebanyak 7% siswa dapat
memberikan penjelasan lanjut.
Simpulan Kemampuan berpikir kritis siswa masih
tergolong rendah.
Saran untuk Agar memperhatikan isi permasalahan
peneliti lain dan bahasa yang digunakan pada tes
Jurnal 1 Jurnal 2 Jurnal 3
Judul Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Analisis Kemampuan Berpikir Kritis
Madrasah Aliyah Negeri di Kabupaten Siswa Kelas VIII-D SMP Negeri 1 Siswa SMP
Magetan Gambut
Pengarang Susilowati, Sajidan, Murni Ramli Muliana sari, Susiswo, Toto Nusantara Lilis Nuryanti, Siti Zubaidah, Markus
Diantoro
Tahun 2017 2016 2018
Prosiding Seinasr Nasional Pendidikan Prosiding Seminar Matematika dan Jurnal Pendidikan: Teori, Penelitian, dan
Sains (SNPS) 2017 Pendidikan Matematika Pengembangan
FKIP UNS Volume: 3 Nomor: 2 Bulan Februari
Rabu, 16 November 2016 Tahun 2018
Halaman: 254-264 Halaman: 155-158
Latar Keterampilan berpikir kritis merupakan Kompetensi penting yang harus Kemampuan berpikir kritis harus dmiliki
Belakang suatu ompetensi yang arus dilatihkan pada dimiliki setiap individu pada era oleh siswa agar dapat menghadapi
siswa karena keterampilan iini sangat globalsasi adalah berpikir kritis. berbagai permasalahn personal maupun
diperlukan untuk bersaing dalam Tuntutan berpikir kritis daalm sunia social dalam kehidupannya.
kehidupan di abad 21. pensisikan tertuang dalam tujuan
kurikulum 2013.
Tujuan Menganalisis keterampilan berpikir kritis Untuk mengetahui kemampuan Untuk mendeskripsikan kemampuan
Penelitian siswa Madrasah Aliyah Negeri di berpikirkritis siswa kelas VIII-D SMP siswa dalam konstruk pemikiran kritis.
Kabupaten Magetan Negeri 1 Gambut pada materi kuadrat
berdasarkan aspek kemampuan
berpikir kritis memberikan penjelasan
dasar, membangun keterampilan
dasar, memberikan penjelasan lanjut
dan menyimpulkan.
Materi Persamaan Kuadrat
Jenis Deskriptif Deskriptif
Penelitian
Pendekatan Kualitatif
penelitian
Subjek Seluruh siswa kelas VIII-D SMP Negeri Siswa kelas VIII A SMPN 1 Delanggu
Penelitian 1 Gambut Kabupaten Klaten tahun pelajaran
2016/2017 yang berjumlah 26 siswa.
Metode Kuantitatif
Penelitian
Jenis Data Kuantitatif
Sampel penelitian dipilih secara purposive
sampling.
Partisipan dipilih secara random.
Prosedur 13. Melakukan kegiatan pendahuluan 7. Tahap pra-lapangan
Penelitian 14. Menyusun tes soal berpikir kritis Yaitu, meminta ijin kepada
15. Mengumpulkan data pihak sekolah dan menyusun
16. Mengolah data instrument penelitian.
17. Menganalisis data 8. Tahap pekerjaan lapangan
18. Menarik kesimpulan Yaitu, memberikan tes
kemampuan berpikir kritis
kepada siswa kelas VIII-D SMP
Negeri 1 Gambut.
9. Tahap analisis data
Yaitu, menganalisi hasil tes
kemampun berpikir kritis
siswa.
Instrumen 5. Tes kemampuan berpikir kritis 5. Soal tes kemampuan berpikir 5. Tes kemampuan berpikir kritis
penelitian 6. Rubrik penilaian tes (indikator kritis 6. Rubrik penilaian tes (indikator
menurut Facione) 6. Rubric penilaian tes (indikator menurut Ennis)
menurut Ennis)
Indikator Facione, yaitu : 4 aspek pertama kemampuan berpikir
yang 13. Interpretasi kritis menurut Ennis, yaitu:
digunakan 14. Analisis 9. Memberikan penjelasan dasar
15. Evaluasi (basic clarification)
16. Inferensi 10. Membangun keterampilan
17. Eksplanasi dasar (the bases or a decision )
18. Pengaturan diri 11. Memberikan penjelasan lanjut
(advanced clarification)
12. Menyimpulkan (inference)
Hasil dan Hasil rata-rata persentase keterampilan Berdasarkan jawaban siswa terhadap Kemampuan berpikir kritis siswa
Pembahasan berpikir kritis siswa sebesar 52.28% permasalahan, siswa yang mampu tergolong rendah. Hal ini dibuktikan
tergolong kurang. mencapai nilai KKM hanya 14% (4 dengan persentase rata-rata ketegori
Berikut uraian persentase berdasarkan siswa dari 28 siswa). jawaban benar (B) yang hanya 40,46%.
indikator yang digunakan: Berikut uraian persentase berdasarkan Hal ini disebabkan karena siswa belum
13. Interpretasi 48.80%, kurang indikator yang digunakan: terbiasa disajikan pembelajaran aktif
14. Analisis 45.98% , sangat kurang yang memaksimalkan potensi berpikir
15. Evaluasi 53.39% , sangat kurang 9. Memberikan penjelasan dasar. siswa.
16. Inferensi/kesimpulan 55.09% , Sebanyak 46% siswa dapat
kurang memberikan penjelasan dasar.
17. Eksplanasi/penjelasan 46.48% 10. Membangun keterampilan
sangat kurang dasar
18. Pengaturan diri 63.94% , cukup Sebanyak 39% siswa dapat
membangun keterampilan
dasar.
11. Menyimpulkan
Sebanyak 14% siswa dapat
menyimpulan dengan baik.
12. Memberikan penjelasan lanjut
Sebanyak 7% siswa dapat
memberikan penjelasan lanjut.
Simpulan Kemampuan berpikir kritis siswa masih
tergolong rendah.
Saran untuk Agar memperhatikan isi permasalahan
peneliti lain dan bahasa yang digunakan pada tes

Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Madrasah Aliyah Negeri di Kabupaten Magetan

Jurnal 1 Jurnal 2 Jurnal 3


Judul Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Siswa Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Kemampuan Berpikir Kritis Siswa dalam
dalam Menyelesaikan Masalah Mtematika Siswa SMP Kelas IX pada Materi Pembelajaran Matematika dengan
dengan Teori Schoenfeld pada Kelas VIIIA Kesebangunan Menggunakan Model JUCAMA di
Materi Bangun Datar Prisma SMPN 1 Sekolah Menengah Pertama
Wedung Semester Genap Tahun Ajaran
2015/2016
Pengarang Dewi Setyaningrum Dwi Hidayanti1, A. R. As’ari2, Tjang Normaya Karim
Daniel C3 Pendidikan Matematika FKIP Universitas
1
Universitas Negeri Malang Lambung Mangkurat
2
Universitas Negeri Malang
3
Universitas Negeri Malang
Tahun 2016 2015
Konferensi Nasional Penelitian Jurnal Pendidikan, Volume 3, Nomor 1,
Matematika dan Pembelajarannya April 2015, hlmn 92-104
(KNPMP I)
Universitas Muhammadiyah Surakarta,
12 Maret 2016
Halaman: 276-285
Latar Tujuan pedidikan sekarang ini adalah Kompetensi penting yang harus Kemampuan berpikir kritis sangat
Belakang untuk mempersiapkan anak didik yang siap dimiliki setiap individu pada era penting dimiliki, karena dengan memiliki
bersaing di era globalisasi. Kemampuan globalsasi adalah berpikir kritis. kemampuann berpikir kritis dapat
berpikir kritis merupakan salah satu fokus Tuntutan berpikir kritis daalm sunia membantu kita dalam berpikir secara
pendidikan. Kemampuan berpikir kritis pensisikan tertuang dalam tujuan rasional dalam mengatasi permasalahan
sangat berperan dalam menyelesaikan kurikulum 2013. yang tengah kita hadapi dan mencari
masalah kehidupan siswa nantinya. Mata serta mengembangkan altenatif
pelajaran matematika memungkinkan pemecahan bagi permasalahan tersebut.
untuk melatih dan mengembangkan Salah satu upaya untuk membekali siswa
kemampuan berpikir kritis karena dengan kemampuan berpikir kritis
matematika memiliki struktur dengan adalah melalui penerapan model
keterkaitan yang kuat dan jelas satu Jucama (pengajuan dan pemecahan
dengan yang lainnya serta berpola pikir masalah) yang menuntut siswa untuk
yang konsisten. Namun kebiasaan bepikir memecahkan masalah sekaligus
kritis ini belum ditadisikan di sekolah- mengajukan masalah sehingga siswa
sekolah. Hal ini didukung dengan benar-benar berperan sebagai seorang
banyaknya penelitian yang menunjukkkan pemikir kritis.
rendahnya kemampuan berpikir kritis
siswa.
Tujuan Menganalisis kemampuan berpikir kritis Untuk mengetahui kemampuan 1. Mengetahui kemampuan
Penelitian siswa dalam menyelesaikan masalah berpikirkritis siswa kelas VIII-D SMP berpikir kritis siswa
matematika dengan teori Schoenfeld. Negeri 1 Gambut pada materi kuadrat 2. Mengetahui respon siswa
berdasarkan aspek kemampuan terhadap penerapan model
berpikir kritis memberikan penjelasan JUcama dalam pembelajaran
dasar, membangun keterampilan matematika
dasar, memberikan penjelasan lanjut 3. Mengetahui hubungan antara
dan menyimpulkan. kemampuan berpikir kritis
dengan respon siswa terhadap
model Jucama.
Materi Bangun datar prisma Persamaan Kuadrat Garis dan sudutr
Jenis Deskriptif Deskriptif
Penelitian
Pendekatan Kualitatif
Penelitian
Subjek Seluruh siswa kelas VIII-D SMP Negeri Siswa kelas VII A (kelas unggulan) SMP
Penelitian 1 Gambut Negeri 13 Banjarmasin tahun pelajaran
2014/2015 yang berjumlah 30 oang (13
siswa laki-laki dan 17 siswa perempuan)
Metode Deskriptif kualitatif Kuantitatif Deskriptif
Penelitian
Jenis Data Kualitatif Kuantitatif
Sampel penelitian dipilih secara purposive
sampling.
Kelas yang dipilih adalah kelas VIIIA yang
terdiri dari 24 siswa yang kemudian
setelah diberikan tes kemampuan
pemecahan masalah menurut schoenfeld
dipilih 3 tipe siswa, diantaranya 1 siswa
berkemampuan tinggi, 1 siswa
berkemampuan sedang, dan 1 siswa
berkemampuan rendah.
Prosedur Oleh karena permasalahan dalam 10. Tahap pra-lapangan Penelitian tentang pembelajaran
Penelitian penelitian ini belum jelas, maka alur Yaitu, meminta ijin kepada matematika dengan model Jucama ini
penelitian ini akan dimulai dari peneliti pihak sekolah dan menyusun dilaksanakan sebanyak 7 pertemuan
memasuki sekolah kemudian melakukan instrument penelitian. yang terdiri dari 6 pertemuan untuk
observasi, dan wawancara untuk 11. Tahap pekerjaan lapangan pelaksanaan pembelajaran dan 1
mendapatkan informasi terkait data-data Yaitu, memberikan tes pertemuan untuk tes kemampuan
apa saja yang dibutuhkan dan diperlukan kemampuan berpikir kritis berpikir kritis siswa.
dalam penelitian. kepada siswa kelas VIII-D SMP Sintaks model pembelajaran Jucama:
Negeri 1 Gambut. 1. Mempersiapkan siswa dan
12. Tahap analisis data menyampaikan tujuan
Yaitu, menganalisi hasil tes 2. Mengorientasikan siswa pada
kemampun berpikir kritis masalah melalui pemecahan
siswa. atau pengajuan masalah dan
mengorganisasokan siswa untuk
belajar.
3. Membimbing penyelesaian.
secara individual dan kelompok.
4. Menyajikan hasil penyelesaian
pemecahan dan pengajuan
masalah.
5. Memeriksa pemahaman dan
memberikan umpan balik
sebagai evaluasi.
Instrumen 1. Observasi 7. Soal tes kemampuan berpikir 1. Soal tes (uraian yang terdiri dari
penelitian 2. Wawancara kritis 3 soal)
3. Lembar tertulis 8. Rubric penilaian tes (indikator 2. Angket
menurut Ennis)
Indikator 5 langkah pemecahan masalah menurut 4 aspek pertama kemampuan berpikir Indikator adaptasi Facione:
yang Schoenfeld yang terdiri dari 12 sub kritis menurut Ennis, yaitu: 1. Menginterpretasi
digunakan indikator berpikir kritis: 13. Memberikan penjelasan dasar 2. Menganalisis
1. Langkah Reading (basic clarification) 3. Mengevaluasi
Memberikan penjelasan dasar 14. Membangun keterampilan 4. Menginferensi
a. Mengidentifikasi atau dasar (the bases or a decision )
memformulasikan suaru 15. Memberikan penjelasan lanjut
masalah (advanced clarification)
b. Menginterpretasikan 16. Menyimpulkan (inference)
pernyataan
2. Langkah Analysis
Membangun keterampilan
dasar/menganalisa
c. Menginterpretasikan
pernyataan
d. Menggeneralisasi
e. Berhipotesis
3. Exploration
Menyimpulkan
f. Membuat dan mengkaji nilai-
nilai hasil pertimbangan
g. Menyeimbangkan,
menimbang, dan memutuskan
4. Implementation
Strategi dan taktik
h. Memutuskan hal-hal yang
akan dilakukan
i. Memutuskan suatu tindakan
j. Memonitor implementasi
5. Verification
Penyelidikan lebih lanjut
k. Me-review
l. Merumuskan alternatigf-
alternatif untuk solusi
Hasil dan Berdasarkan indikator Schoenfeld, Berdasarkan jawaban siswa terhadap Hasil penelitian menunjukkan bahwa:
Pembahasan diperoleh bahwa: permasalahan, siswa yang mampu 1. Kemampuan berpikir kritis yang
a. Siswa berkemampuan tinggi mencapai nilai KKM hanya 14% (4 dicapai siswa secra keseluruhan
memenuhi semua indikator. siswa dari 28 siswa). berada pada kategori tinggi.
b. Siswa berkemampuan sedang Berikut uraian persentase berdasarkan 2. Siswa memberikan respon
memenuhi 7 dari 12 sub indikator. indikator yang digunakan: setuju terhadap pelaksanaan
c. Siswa berkemampuan rendah model Jucama
memenuhi 5 dari 12 sub indikator. 13. Memberikan penjelasan dasar. 3. Terdapat hubungan yang sangat
Sebanyak 46% siswa dapat kuat antara kemampuan
memberikan penjelasan dasar. berpikir kritis dengan respon
14. Membangun keterampilan siswa terhadapmodel Jucama.
dasar
Sebanyak 39% siswa dapat
membangun keterampilan
dasar.
15. Menyimpulkan
Sebanyak 14% siswa dapat
menyimpulan dengan baik.
16. Memberikan penjelasan lanjut
Sebanyak 7% siswa dapat
memberikan penjelasan lanjut.
Simpulan Kemampuan berpikir kritis siswa masih
tergolong rendah.
Saran untuk Agar memperhatikan isi permasalahan
peneliti lain dan bahasa yang digunakan pada tes
Ljjljl

Kjljlk

Jurnal 1 Jurnal 2 Jurnal 3


Judul Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Analisis Kemampuan Berpikir Kritis Kemampuan Berpikir Kritis Siswa dalam
Matematika Siswa dengan Menggunakan Siswa SMP Kelas IX pada Materi Pembelajaran Matematika dengan
Graded Response Models di SMA Negeri 1 Kesebangunan Menggunakan Model JUCAMA di
Sakti Sekolah Menengah Pertama
Pengarang Junaidi Dwi Hidayanti1, A. R. As’ari2, Tjang Normaya Karim
Prodi Pendidikan Matematika FKIP Daniel C3 Pendidikan Matematika FKIP Universitas
1
Universitas Jabal Ghafur Sigli Universitas Negeri Malang Lambung Mangkurat
2
Universitas Negeri Malang
3
Universitas Negeri Malang
Tahun 2017 2016 2015
Volume 4, Nomor1. April 2017 Konferensi Nasional Penelitian Jurnal Pendidikan, Volume 3, Nomor 1,
Halaman: 14-25 Matematika dan Pembelajarannya April 2015, hlmn 92-104
(KNPMP I)
Universitas Muhammadiyah Surakarta,
12 Maret 2016
Halaman: 276-285
Latar Tujuan pedidikan sekarang ini adalah Kompetensi penting yang harus Kemampuan berpikir kritis sangat
Belakang untuk mempersiapkan anak didik yang siap dimiliki setiap individu pada era penting dimiliki, karena dengan memiliki
bersaing di era globalisasi. Kemampuan globalsasi adalah berpikir kritis. kemampuann berpikir kritis dapat
berpikir kritis merupakan salah satu fokus Tuntutan berpikir kritis daalm sunia membantu kita dalam berpikir secara
pendidikan. Kemampuan berpikir kritis pensisikan tertuang dalam tujuan rasional dalam mengatasi permasalahan
sangat berperan dalam menyelesaikan kurikulum 2013. yang tengah kita hadapi dan mencari
masalah kehidupan siswa nantinya. Mata serta mengembangkan altenatif
pelajaran matematika memungkinkan pemecahan bagi permasalahan tersebut.
untuk melatih dan mengembangkan Salah satu upaya untuk membekali siswa
kemampuan berpikir kritis karena dengan kemampuan berpikir kritis
matematika memiliki struktur dengan adalah melalui penerapan model
keterkaitan yang kuat dan jelas satu Jucama (pengajuan dan pemecahan
dengan yang lainnya serta berpola pikir masalah) yang menuntut siswa untuk
yang konsisten. Namun kebiasaan bepikir memecahkan masalah sekaligus
kritis ini belum ditadisikan di sekolah- mengajukan masalah sehingga siswa
sekolah. Hal ini didukung dengan benar-benar berperan sebagai seorang
banyaknya penelitian yang menunjukkkan pemikir kritis.
rendahnya kemampuan berpikir kritis
siswa.
Tujuan Untuk mengetahui tingkat kemampuan Untuk mengetahui kemampuan 4. Mengetahui kemampuan
Penelitian berpikir kritis matematika siswa dengan berpikirkritis siswa kelas VIII-D SMP berpikir kritis siswa
menggunakan Graded Response Models. Negeri 1 Gambut pada materi kuadrat 5. Mengetahui respon siswa
berdasarkan aspek kemampuan terhadap penerapan model
berpikir kritis memberikan penjelasan JUcama dalam pembelajaran
dasar, membangun keterampilan matematika
dasar, memberikan penjelasan lanjut 6. Mengetahui hubungan antara
dan menyimpulkan. kemampuan berpikir kritis
dengan respon siswa terhadap
model Jucama.
Materi Bangun datar prisma Persamaan Kuadrat Garis dan sudutr
Jenis Deskriptif Deskriptif
Penelitian
Pendekatan Kualitatif
Penelitian
Subjek Seluruh siswa kelas VIII-D SMP Negeri Siswa kelas VII A (kelas unggulan) SMP
Penelitian 1 Gambut Negeri 13 Banjarmasin tahun pelajaran
2014/2015 yang berjumlah 30 oang (13
siswa laki-laki dan 17 siswa perempuan)
Metode Deskriptif kualitatif Kuantitatif Deskriptif
Penelitian
Jenis Data Kualitatif Kuantitatif
Sampel penelitian dipilih secara purposive
sampling.
Kelas yang dipilih adalah kelas VIIIA yang
terdiri dari 24 siswa yang kemudian
setelah diberikan tes kemampuan
pemecahan masalah menurut schoenfeld
dipilih 3 tipe siswa, diantaranya 1 siswa
berkemampuan tinggi, 1 siswa
berkemampuan sedang, dan 1 siswa
berkemampuan rendah.
Prosedur Oleh karena permasalahan dalam 13. Tahap pra-lapangan Penelitian tentang pembelajaran
Penelitian penelitian ini belum jelas, maka alur Yaitu, meminta ijin kepada matematika dengan model Jucama ini
penelitian ini akan dimulai dari peneliti pihak sekolah dan menyusun dilaksanakan sebanyak 7 pertemuan
memasuki sekolah kemudian melakukan instrument penelitian. yang terdiri dari 6 pertemuan untuk
observasi, dan wawancara untuk 14. Tahap pekerjaan lapangan pelaksanaan pembelajaran dan 1
mendapatkan informasi terkait data-data Yaitu, memberikan tes pertemuan untuk tes kemampuan
apa saja yang dibutuhkan dan diperlukan kemampuan berpikir kritis berpikir kritis siswa.
dalam penelitian. kepada siswa kelas VIII-D SMP Sintaks model pembelajaran Jucama:
Negeri 1 Gambut. 6. Mempersiapkan siswa dan
15. Tahap analisis data menyampaikan tujuan
Yaitu, menganalisi hasil tes 7. Mengorientasikan siswa pada
kemampun berpikir kritis masalah melalui pemecahan
siswa. atau pengajuan masalah dan
mengorganisasokan siswa untuk
belajar.
8. Membimbing penyelesaian.
secara individual dan kelompok.
9. Menyajikan hasil penyelesaian
pemecahan dan pengajuan
masalah.
10. Memeriksa pemahaman dan
memberikan umpan balik
sebagai evaluasi.
Instrumen 4. Observasi 9. Soal tes kemampuan berpikir 3. Soal tes (uraian yang terdiri dari
penelitian 5. Wawancara kritis 3 soal)
6. Lembar tertulis 10. Rubric penilaian tes (indikator 4. Angket
menurut Ennis)
Indikator 5 langkah pemecahan masalah menurut 4 aspek pertama kemampuan berpikir Indikator adaptasi Facione:
yang Schoenfeld yang terdiri dari 12 sub kritis menurut Ennis, yaitu: 5. Menginterpretasi
digunakan indikator berpikir kritis: 17. Memberikan penjelasan dasar 6. Menganalisis
6. Langkah Reading (basic clarification) 7. Mengevaluasi
Memberikan penjelasan dasar 18. Membangun keterampilan 8. Menginferensi
m. Mengidentifikasi atau dasar (the bases or a decision )
memformulasikan suaru 19. Memberikan penjelasan lanjut
masalah (advanced clarification)
n. Menginterpretasikan 20. Menyimpulkan (inference)
pernyataan
7. Langkah Analysis
Membangun keterampilan
dasar/menganalisa
o. Menginterpretasikan
pernyataan
p. Menggeneralisasi
q. Berhipotesis
8. Exploration
Menyimpulkan
r. Membuat dan mengkaji nilai-
nilai hasil pertimbangan
s. Menyeimbangkan,
menimbang, dan memutuskan
9. Implementation
Strategi dan taktik
t. Memutuskan hal-hal yang
akan dilakukan
u. Memutuskan suatu tindakan
v. Memonitor implementasi
10. Verification
Penyelidikan lebih lanjut
w. Me-review
x. Merumuskan alternatigf-
alternatif untuk solusi
Hasil dan Berdasarkan indikator Schoenfeld, Berdasarkan jawaban siswa terhadap Hasil penelitian menunjukkan bahwa:
Pembahasan diperoleh bahwa: permasalahan, siswa yang mampu 4. Kemampuan berpikir kritis yang
d. Siswa berkemampuan tinggi mencapai nilai KKM hanya 14% (4 dicapai siswa secra keseluruhan
memenuhi semua indikator. siswa dari 28 siswa). berada pada kategori tinggi.
e. Siswa berkemampuan sedang Berikut uraian persentase berdasarkan 5. Siswa memberikan respon
memenuhi 7 dari 12 sub indikator. indikator yang digunakan: setuju terhadap pelaksanaan
f. Siswa berkemampuan rendah model Jucama
memenuhi 5 dari 12 sub indikator. 17. Memberikan penjelasan dasar. 6. Terdapat hubungan yang sangat
Sebanyak 46% siswa dapat kuat antara kemampuan
memberikan penjelasan dasar. berpikir kritis dengan respon
18. Membangun keterampilan siswa terhadapmodel Jucama.
dasar
Sebanyak 39% siswa dapat
membangun keterampilan
dasar.
19. Menyimpulkan
Sebanyak 14% siswa dapat
menyimpulan dengan baik.
20. Memberikan penjelasan lanjut
Sebanyak 7% siswa dapat
memberikan penjelasan lanjut.
Simpulan Kemampuan berpikir kritis siswa masih
tergolong rendah.
Saran untuk Agar memperhatikan isi permasalahan
peneliti lain dan bahasa yang digunakan pada tes

Anda mungkin juga menyukai