Anda di halaman 1dari 16

A CONCEPTUAL FRAMEWORK FOR QUALITATIVE RESEARCH:

A Literature Studies

ABSTRACT
The conceptual framework is an important part of a research. However, there is still a lot of
research, especially among students who ignore it. Indeed the conceptual framework has a
strategic position and role in research. This article discusses about the conceptual
framework in qualitative research. Specifically, it is aimed at providing understanding and
practical guidance for students who will and / or are preparing research plans for their final
assignments. This article consists of four main section / part. The first section discusses the
understanding of research and research frameworks. The second section discusses the
conceptual framework in qualitative research. The third section discusses how to develop /
arrange a conceptual framework for qualitative research. The final chapter is a conclusion.
Keywords: framework, conceptual framework, and qualitative research

ABSTRAK
Kerangka konseptual merupakan bagian penting dari sebuah penelitian, tetapi masih banyak
penelitian, khususnya di kalangan mahasiswa, yang mengabaikannya. Sesungguhnya
kerangka kerja konseptual memiliki kedudukan dan peran strategis dalam penelitian. Artikel
ini membahas tentang kerangka konseptual dalam penelitian kualitatif, secara khusus
ditujukan untuk memberikan pemahaman dan panduan praktis bagi mahasiswa yang akan
dan/atau sedang menyusun rencana penelitian untuk tugas akhir studinya. Artikel ini terdiri
dari empat bagian pokok. Bagian pertama membahas tentang pengertian penelitian dan
kerangka kerja penelitian. Bagian kedua membahas tentang kerangka konseptual dalam
penelitian kualitatif. Bagian ketiga membahas tentang cara menyusun kerangka kerja
konseptual penelitian kualitatif. Bagian akhir merupakan kesimpulan.
Kata kunci: kerangka kerja, kerangka konseptual, dan penelitian kualitatif

1. PENDAHULUAN ꟷ juga dilakukan melalui penelitian, yakni


Perguruan tinggi seni memiliki dua penelitian artistik, untuk menghasilkan
model tugas akhir untuk memfasilitasi karya seni dan laporan deskripsi karya atau
penyelesaian studi mahasiswa, yakni portofolio (Guntur, 2016). Model mana
berbasis karya ilmiah dan berbasis karya yang dipilih bergantung pada minat
seni. Model pertama dilakukan melalui mahasiswa dan persyaratan lain yang
penelitian untuk jenjang sarjana dalam ditetapkan oleh perguruan tinggi.
bentuk skripsi, jenjang magister dalam Penelitian untuk tugas akhir
bentuk tesis, dan jenjang doktoral dalam mahasiswa biasanya didampingi oleh
bentuk disertasi. Model kedua ꟷ karya seni dosen pembimbing untuk jenjang sarjana
dan magister dan tim promotor untuk sebuah penelitian?”, atau “bagaimana
jenjang doktoral. Pembimbing atau tim penerapan kerangka konseptual dalam
promotor bertindak sebagai konsultan atau penelitian?” Sebaliknya, dosen pembimbing
supervisor dalam memfasilitasi rencana, skripsi, tesis, dan/atau disertasi hampir
pelaksanaan, dan hasil penelitian. selalu menanyakan kepada mahasiswa
Kehadiran pembimbing dan tim promotor bimbingannya tentang “apa kerangka
diharapkan dapat mempercepat konseptual penelitian saudara?”
penyelesaian tepat waktu dan Ketiadaan kerangka konseptual
meningkatkan mutu penelitian skripsi, tesis, dalam proposal penelitian seringkali
dan doktor. menjadi faktor penghambat laju
Pada beberapa kasus penyelesaian studi dan mutu penelitian
menunjukkan bahwa tugas akhir penelitian mahasiswa. Ketiadaan kerangka
mahasiswa di lingkungan perguruan tinggi konseptual penelitian berakibat penolakan
seni tidak dapat selesai tepat waktu. Selain oleh dosen pembimbing yang berujung
itu kualitas penelitian juga masih perlu pada penundaan ujian kelayakan proposal
ditingkatkan. Dasar-dasar penelitian yang penelitian, ujian kelayakan hasil penelitian,
disediakan matakuliah metode penelitian dan ujian akhir hasil penelitian mahasiswa.
dan diseminasi pemikiran melalui Kerangka konseptual penelitian tidak hanya
matakuliah seminar belum sepenuhnya berpengaruh terhadap masa penyelesaian
berkontribusi terhadap persoalan penelitian studi, tetapi yang jauh lebih penting lagi
yang dihadapi mahasiswa. Pengalaman adalah kualitas penelitian.
penulis dalam membimbing, menelaah, Berdasar pemikiran di atas, maka
serta menguji hasil penelitian mahasiswa timbul pertanyaan “apa kerangka
menunjukkan bahwa mahasiswa sebagai konseptual penelitian?”, “mengapa
besar belum memahami kedudukan dan kerangka konseptual harus ada dalam
peran kerangka kerja konseptual dalam penelitian?”, “bagaimana menyusun
penelitiannya. kerangka konseptual?”.
Kerangka kerja konseptual, yang Artikel ini tidak dimaksudkan untuk
selanjutnya disebut kerangka konseptual, mengatasi seluruh problematika penelitian,
masih dianggap sebagai sumber melainkan sebagai upaya membantu
permasalahan dalam penelitian mengatasi salah satu permasalahan dalam
mahasiswa. Mahasiswa dalam berbagai penelitian yang dihadapi mahasiswa,
kesempatan menanyakan tentang “apa khususnya terkait kerangka konseptual.
kerangka konseptual?”, “mengapa Meski demikian bukan berarti
kerangka konseptual harus ada dalam permasalahan ini tidak dianggap penting.
Justru sebaliknya, kerangka konseptual bahwa betapa sulit dibayangkan jika
memiliki kedudukan sentral dalam penelitian kualitatif tanpa kerangka teoretis
penelitian, baik dalam penyusunan atau kerangka konseptual. Terlepas dari
rencana, pelaksanaan, dan temuan yang apakah dinyatakan secara eksplisit atau
diharapkan sebagai hasil penelitian. implisit, kerangka tersebut memiliki peran
penting karena membimbing pelaksanaan
2. TINJAUAN PUSTAKA
penelitian. Kerangka penelitian adalah
Kerangka konseptual penelitian
struktur, perancah, dan kerangka
telah lama menjadi perhatian dan
penelitian.
pemikiran para sarjana. Melalui berbagai
Jonathan H. Turner (2001) dalam
publikasi, khususnya buku yang telah
Handbook of Sociological Theory
diterbitkan, kita mengetahui tentang
menyatakan bahwa kerangka konseptual
pengertian, kedudukan, dan peran
dapat digunakan untuk memfasilitasi dan
kerangka konseptual dalam penelitian.
menjembatani pergerakan orang dan
Berikut adalah tinjauan tentang kerangka
struktur sosial, memahami kehidupan
konseptual yang telah dirumuskan oleh
sosial, menentukan variasi struktur sosial
para sarjana.
dan variasi pribadi sosial dan hubungan
Miles dan Huberman (1994) dalam
diantara berbagai variasi tersebut.
Qualitative Data Analysis menyatakan
Klaus Krippendorff (2004) dalam
bahwa meski kerangka konseptual sangat
Content Analysis: An Introduction to Its
berguna dalam menentukan pengumpulan
Methodology menyatakan bahwa kerangka
data, menentukan mana yang penting dan
konseptual merupakan tujuan dan proses
tidak. Kerangka konseptual terkait dengan
analisis konten. Kerangka konseptual
konseptualisasi penelitian.
menyediakan tiga tujuan, yakni preskriptif,
Anselm L. Strauss dan Juliet M.
analisis, dan metodologis. Tujuan
Corbin (1998) dalam Basics of Qualitative
preskriptif untuk memandu konseptualisasi
Research: Techniques and Procedures for
dan desain penelitian serta praktik analisis
Developing Grounded Theory menyatakan
konten. Tujuan analitis untuk memfasilitasi
bahwa kerangka konseptual penting dalam
penyelidikan kritis dan perbandingan
pengumpulan dan analisis data bagi setiap
analisis konten. Tujuan metodologis untuk
anggota penelitian kelompok, bahkan
menunjukkan kriteria kinerja dan standar
kerangka konseptual juga digunakan untuk
kehati-hatian yang diterapkan peneliti
mengembangkan teori.
dalam mengevaluasi analisis konten yang
S. B. Merriam (1998) dalam
sedang berlangsung.
Qualitative Research and Case Study
Kathleen deMarris dan Stephen D.
Applications in Education menyatakan
Lapan (2004) dalam Foundation for John W. Creswell (2009) dalam
Research: Methods of Inquiry in Education Research Design: Qualitative, Quantitative,
and the Social Sciences menyatakan and Mixed Methods Approaches
bahwa kerangka konseptual merupakan menyebutkan bahwa dalam penelitian
bagian awal dari proses penelitian. Bahkan, kuantitatif sekalipun kerangka konseptual
bagi peneliti yang berpengalaman tetap diperlukan. Menurutnya, kerangka
sekalipun kerangka konseptual penting konseptual menjadi komponen utama untuk
karena mendasari seluruh proses menyatakan tujuan kuantitatif. Pernyataan
penelitian. Tinjauan pustaka yang tujuan kuantitatif meliputi variabel penelitian
dilakukan peneliti tidak hanya semata-mata dan keterhubungannya, partisipan, dan
digunakan untuk memetakan topik lokasi penelitian. pernyataan tujuan ini
penelitian, tetapi juga menjadi fondasi memberikan penekanan pada pentingnya
dalam menyusun kerangka konseptual. teori yang digunakan dalam penelitian.
Zina O’Leary (2004) dalam The Biggs and Karlsson, Ed. (2011)
Essential Guide to Doing Research The Routledge Companion to Research in
menyatakan bahwa kerangka konseptual the Arts menyatakan bahwa kerangka
merupakan bagian integral antara apa yang konseptual memainkan peran penting
diteliti dan temuan penelitian. Terdapat dalam proses penelitian berbasis praktik.
hubungan saling terkait antara kerangka Lebih lanjut dinyatakan bahwa kerangka
konseptual, pertanyaan penelitian, dan konseptual memberikan informasi dan
bukti temuan penelitian. Kerangka memandu pembuatan dan evaluasi artefak.
konseptual menjadi bagian penting dari
validitas dan autentisitas penelitian. 3. METODE
Bridget Somekh dan Cathy Lewin Penelitian ini merupakan penelitian
(2005) dalam Research Methods in the kualitatif dengan pendekatan kepustakaan
Social Sciences menyamakan kerangka (library research method). Penelitian
konseptual dengan paradigma. kepustakaan dilakukan dengan cara
Menurutnya, paradigma tidak lebih dari mengidentifikasi dan menempatkan
kerangka konseptual yang menyediakan berbagai sumber yang menyediakan
model yang melaluinya memunculkan informasi aktual atau opini pribadi/ahli
tradisi penelitian ilmiah yang koheren. tentang suatu pertanyaan penelitian
Dalam hal ini digunakan untuk membangun (George, 2008:6).
kerangka konseptual yang digunakan untuk Adapun proses penelitian
memandu menyusun pertanyaan dan dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:
metode penelitian. (1) memilih topik umum, (2)
membayangkan pemecahan masalah, (3)
94
curah-pendapat (brainstorming) tentang membahas topik tentang metode penelitian
topik, (4) mengembangkan rencana atau secara umum dan kerangka konseptual
strategi penelitian, (5) mencocokkan secara khusus. Sepuluh sumber buku
perangkat rujukan dan mencari basis data, metode penelitian membahas tentang:
(6) mengidentifikasi dan memperoleh filsafat penelitian, pendekatan penelitian,
sumber, (7) mengevaluasi sumber sesuai manajemen penelitian, ensiklopedia,
pertanyaan penelitian, (8) memiliki metode penelitian, panduan penelitian,
wawasan berdasar refleksi, dan (9) teori, paradigma penelitian, dan penelitian
menyusun pernyataan berdasarkan kepustakaan. Sepuluh sumber yang
wawasan (George, 2008:16). berasal dari artikel ilmiah membahas
Berdasar pemikiran Mary W. tentang: kegunaan kerangka konseptual,
George tersebut, sekurang-kurangnya kerangka teoretis, kerangkakerja penelitian,
terdapat tiga hal pokok dalam penelitian penulisan, paradigma, pendekatan, dan
kepustakaan, yakni: menemukan, sumber, tinjauan pustaka.
dan piranti. Menemukan yang dimaksud Masing-masing dari sumber
dalam hal ini adalah menemukan fakta ditinjau, dievaluasi (Bowen, 2009:27-28),
tentang, mengidentifikasi keberadaan dari, dan dianalisis terkait dengan: (1) penelitian,
menempatkan, memperoleh, atau (2) pengertian kerangka konseptual, (3)
beberapa tindakan tersebut sekaligus. peran kerangka konseptual bagi peneliti,
Sumber yang dimaksud adalah bukti (4) peran kerangka konseptual bagi
jawaban penelitian yang berasal dari
penelitian, dan (5) penyusunan kerangka
observasi atau opini. Piranti yang dimaksud
konseptual.
adalah segala sumber pengetahuan.
Dalam hal ini mencakup kamus, 4. PEMBAHASAN
ensiklopedia, kalalog buku dan bahan lain 4.1. Penelitian
baik cetak maupun elektronik (George, Banyak pengertian tentang
2008:19-20). penelitian. Penelitian adalah investigasi
Dalam penelitian ini informasi atau penyelidikan yang sistematis,
aktual tentang kerangka konseptual terkontrol, empiris, dan kritis tentang
diidentifikasi melalui sumber yang berasal fenomena sosial atau alam, dibimbing oleh
dari buku dan artikel ilmiah baik dari para teori dan hipotesis tentang relasi di antara
ahli atau sarjana. Sumber yang membahas fenomena itu (De Vos et.al., 2005:41).
kerangka konseptual berasal dari 10 judul Penelitian kualitatif adalah jenis
buku dan 10 judul. artikel ilmiah. Masing- penelitian yang hasil temuannya tidak
masing sumber yang di dalamnya dicapai melalui prosedur statistik atau
sarana manipulasi lainnya, melainkan
merujuk pada kehidupan orang, yang berbeda (Gray and Malins, 2004:19).
pengalaman hidup, perilaku, emosi, dan
perasaan termasuk juga fungsi organisasi, 4.3. Asumsi-asumsi Penelitian Kualitatif
gerakan sosial, fenomena budaya, dan Asumsi ontologi adalah studi tentang
interaksi antar negara (Strauss and Corbin, “dunia seperti apa yang kita teliti, dengan
1998:10-11). Penelitian kualitatif sangat sifat eksistensi, dengan struktur realitas
relevan untuk mengkaji relasi sosial, yakni seperti apa” (Cortty, 2003:10), “apa yang
adanya pluralitas dunia kehidupan. ada di sana yang dapat diketahui?” atau
Pluralitas ini memerlukan sensitivitas baru “apa bentuk dan sifat realitas?” dan “apa
untuk mengkaji isu-isu empiris (Flick, yang dapat diketahui tentangnya” (Guba
2010:12). dan Lincoln 1989:83; Guba dan Lincoln,
1995:108).
4.2. Paradigma Penelitian Kualitatif Asumsi epistemologi adalah “suatu
Paradigma memiliki kedudukan dan cara memahami dan menjelaskan
peran sangat penting dalam setiap bagaimana kita mengetahui tentang apa
penelitian. Paradigma adalah seluruh yang kita ketahui” (Crotty, 2003:3), ”sifat
konstelasi keyakinan, nilai, teknik, dan dan bentuk pengetahuan” (Cohen, Manion,
lainnya yang dibagi bersama oleh anggota and Morrison, 2007:7), “sifat relasi antara
dari suatu komunitas (Kuhn, 1970:115); yang mengetahui (the knower)dan apa
sudut pandang (Patton, 1990:37); yang dapat diketahui (the known)” (Guba
bagaimana dunia itu dipandang atau dan Lincoln, 1994:108).
dikonsepsikan (Burrell and Morgan, Asumsi metodologi adalah tentang
1979:24). “bagaimana peneliti dapat menemukan
Penelitian yang baik memerlukan apapun yang diyakini dapat diketahui?”
asumsi paradigma dan kerangka yang Metodologi berkait dengan mengapa, apa,
eksplisit dalam penelitian yang dari mana, kapan, dan bagaimana data
mempengaruhi pelaksanaan penelitian dikumpulkan dan dianalisis (Guba dan
(Creswell, 2007:15). Seorang peneliti Lincoln, 1994:108). Metodologi merujuk
memerlukan paradigma, karena melaluinya pada suatu prinsip teoretis atau prinsip
akan membimbing investigasi atau membangun aplikasi seperangkat metode
penelitian (Guba and Lincoln, 1994:105). atau teori praktik metodis (Harrington,
Paradigma sebagai sistem keyakinan (Ed.), 2005:4-5), strategi atau rencana
dasar berbasis pada asumsi ontologis, aksi atau desain dibalik metode tertentu
epistemologis, dan metodologis (Guba and yang dipilih dan yang digunakan serta
Lincoln, 1994:107). Asumsi tersebut terkait dengan pilihan dan penggunaan
membentuk basis paradigma penelitian metode tersebut terhadap hasil yang
96
diinginkan (Crotty, 2003:3). membangun koherensi teoretis, (3)
mengorganisasikan rencana dan
4.4. Metode dan Langkah Penyusunan
implementasi penelitian, dan (4)
Kerangka Konseptual Penelitian
mengkerangkakan simpulan konseptual
Kerangka penelitian sangat penting (Berman, 2013:3).
dalam setiap bidang penelitian (Lester, Dalam berbagai pendekatan
2005:458), karena merupakan struktur penelitian kualitatif, para peneliti
yang memandu peneliti terkait dengan menggunakan kerangka interpretif dan
pertanyaan, metode untuk mengukur dan teoretis untuk membentuk konten
menganalisis variabel penelitian (Liehr and penelitian. Penelitian yang baik
Smith, 1999:13), menjadi dasar memahami membutuhkan asumsi, paradigma, dan
pola sebab akibat atau korelasi kerangka penelitian secara eksplisit dan
interkoneksi berbagai peristiwa, ide, mempengaruhi pelaksanaan penelitian
pengamatan, konsep, pengetahuan, (Creswell,2007:15).
interpretasi, dan komponen pengalaman
lainnya (Svinicki, 2010:5). 4.5. Kedudukan dan Peran Kerangka
Terdapat tiga jenis kerangka Konseptual
penelitian, yakni: (1) kerangka teoretis, (2) 4.5.1. Pengertian Kerangka Konseptual
kerangka praktis, dan (3) kerangka Kerangka konseptual adalah
konseptual. Kerangka teoretis disusun jejaring, yakni konsep saling terkait yang
berdasar teori formal. Kerangka praktis bersama-sama memberikan pemahaman
disusun berdasar akumulasi pengetahuan komprehensif tentang suatu fenomena
praktis praktisi. Kerangka konseptual atau beberapa fenomena (Jabareen,
disusun berdasar konsep tertentu dan 2009:51) atau seperangkat gagasan
bermakna untuk mengantisipasi relasi (teori) yang saling terkait tentang
konsep satu dengan konsep lainnya bagaimana suatu fenomena berfungsi
(Lester, 2005:458-459). atau terkait dengan bagian-bagiannya
Kerangka penelitian memiliki empat (Svinicki, 2010:5) atau suatu sistem
fungsi, yakni: (1) sebagai struktur dalam konsep, asumsi, ekspektasi, keyakinan,
mengkonseptualisasikan dan merancang dan teori-teori yang mendukung dan
penelitian; (2) memahami seperangkat menginformasikan penelitian (Yamauchi,
data; (3) mentransendensikan akal sehat; Ponte, Ratliffe, Traynor, 2017:11) atau
dan (4) memahami lebih mendalam teori tentatif tentang fenomena apa yang
(Lester, 2005:458) atau untuk: (1) sedang dan mengapa terjadi (Maxwell,
merumuskan permasalahan penelitian, (2) 2013:25) atau cara melihat permasalahan
secara terintegrasi atau suatu hasil akhir
dari berbagai konsep atau seperangkat penelitian. Peneliti memiliki kebebasan
konsep terkait (Imenda, 2014:189) atau dalam mengadopsi kerangka yang ada,
model terhadap relasi diantara variabel tetapi harus memodifikasinya agar sesuai
yang menyiratkan suatu perspektif teoretis dengan sifat konteks penelitiannya
tertentu untuk menggambarkan fenomena demikian juga sifat pertanyaan
(Yamauchi, Ponte, Ratliffe, Traynor, penelitiannya (Adom, Hussein and Agyem,
2017:11). 2018:439). Kerangka konseptual disusun
oleh dan menjadi tugas peneliti dalam
4.5.2. Kerangka Konseptual bagi
merepresentasikan sudut pandangnya
Peneliti dan Penelitian
tentang dunia agar orang lain dapat
Kerangka penelitian bermanfaat bagi
menanggapinya secara akurat dan
peneliti. Pertama, kerangka berguna untuk
menyeluruh (Patton, 2002:21).
mengkhususkan siapa dan apa yang akan
Kerangka konseptual menawarkan
diteliti. Dalam hal ini kerangka membantu
banyak keuntungan bagi peneliti. Karena
memfokuskan penelitian. Kedua, kerangka
membantu peneliti dalam mengidentifikasi
mengasumsikan beberapa keterhubungan.
dan mengkonstruksikan sudut pandangnya
Keterhubungan secara logis atau
tentang fenomena yang diteliti. Cara
mencerminkan temuan empiris. Kerangka
bagaimana peneliti mempresentasikan
membantu peneliti dalam mengumpulkan
pemecahan masalah yang telah ditentukan.
informasi secara selektif (Miles and
Mengaksentuasi pemikiran mengapa topik
Huberman, 1994:19).
penelitian layak diteliti, asumsi peneliti,
Mengapa kerangka konseptual selalu
pendekatan penelitian. Kerangka
menjadi isue penting dalam penelitian?
konseptual digunakan peneliti bilamana
Karena kerangka konseptual adalah titik
teori yang ada tidak aplikatif atau kurang
pandang, titik pijak, dan jiwa dari setiap
memadai dalam menciptakan struktur
penelitian (Imenda, 2014:185). Setiap
penelitian (Adom, Hussein and Agyem,
orang memiliki kerangka konseptual
2018:439). Kerangka konseptual
tentang bagaimana realitas bekerja yang
menentukan bagaimana peneliti
melaluinya dapat digunakan membuat
merumuskan permasalahan penelitian,
prediksi tentang bagaimana hubungan satu
bagaimana melaksanakan penelitian, dan
hal dengan hal lain dan apa yang akan
apa makna yang dilekatkan pada data yang
terjadi ketika keduanya berinterseksi
diperoleh dari penelitian (Imenda,
(Svinicki, 2010:5).
2014:185). Kerangka konseptual terkait
Kerangka konseptual selalu
dengan data (Strauss and Corbin,
dikonstruksikan oleh peneliti yang
1991:213), analisis (Krippendorff, 2004:
mencerminkan pemikiran seluruh proses

98
290), keaslian, kredibilitas, keakuratan, dan mengkategorisasi dan menggambarkan
keterwakilan dokumen yang dipilih (Bowen, konsep terkait dan memetakan relasi
2009: 33). diantara konsep tersebut. Peneliti kualitatif
menggunakan teori relevan dan penelitian
4.6. Elemen-elemen Kerangka
empiris untuk mengorganisasikan kerangka
Konseptual Penelitian
konseptual, menyempurnakan atau
Kerangka filosofi atau paradigma
mengkualifikasi kontradiksi (Miles and
menyediakan panduan bagi pendekatan
Huberman, 1994:22).
penelitian (Mertens, 2012:255). Oleh
Terdapat kesalahpahaman jika
karena itu seorang peneliti harus memiliki
penelitian kualitatif tidak memerlukan teori.
pemahaman mendalam tentang suatu
Sulit dibayangkan jika sebuah penelitian
konsep dengan mengidentifikasi asumsi
tidak memiliki kerangka teoretis atau
yang menjadi dasar penelitiannya
konseptual (Merriam, 1998:45). Kerangka
(Neuman, 2007:28).
teori berasal dari konsep, istilah, definisi,
Pilihan metodologi penelitian harus
model, dan teori dari suatu literatur dan
sesuai dengan ontologi dan epistemologi
orientasi keilmuan tertentu (Merriam,
(Guba and Lincoln, 1994: 109). Asumsi
1998:46).
metodologi berhubungan dengan proses
Teori adalah seperangkat konstruk,
membangun dan menilai kerangka
definisi, dan proposisi saling terkait yang
konseptual (Jabareen, 2009:51).
mempresentasikan pandangan sistematis
4.6.1. Teori sebagai elemen kerangka melalui relasi tertentu di antara variabel
konseptual dengan tujuan menjelaskan dan
Kerangka konseptual diperlukan memprediksi fenomena (kerlinger, 1986:9)
ketika teori yang ada tidak aplikatif atau atau seperangkat konsep terkait yang
kurang memadai dalam menciptakan membentuk pandangan sistematis guna
struktur penelitian (Adom, Hussein and menjelaskan atau memprediksi fenomana.
Agyem, 2018:439). Kerangka konseptual teori menggambarkan elemen-elemen dan
dibangun melalui elemen-elemen relasi elemen satu dengan elemen lain.
pembentuknya. Elemen pembentuk Karena sebuah teori menggambarkan
kerangka konseptual mencakup: teori, konsep yang membentuknya dan relasi
konsep, deskripsi, dan bagan. konsep satu dengan konsep lainnya (Lieher
Teori dan empiris sebagai and Smith, 1999:8).
masukan penting bagi penyusunan Teori memiliki tiga karakteristik
kerangka konseptual (Miles and Huberman, utama, yakni: (a) seperangkat proposisi
1994:22). Dalam hal ini, peneliti perlu yang saling terkait, konsep dan definisi
yang mempresentasikan sudut pandang suatu teori atau formulasi pengalaman
sistematis; (b) relasi khusus antar konsep; mental kompleks (Chinn and Kramer,
dan (c) menjelaskan dan/atau membuat 1999:252).
prediksi tentang kejadian peristiwa Konsep mengandung asumsi
berdasar relasi tertentu (Imenda, bawaan. Konsep dan teori dibangun
2014:188). berdasarkan asumsi tentang sifat manusia,
Aplikasi teori dalam penelitian realitas sosial, atau fenomena tertentu.
kualitatif mencakup tiga hal pokok, yakni: Untuk memperdalam pemahaman peneliti
(1) teori dari paradigma dan metode perlu mengidentifikasi asumsi terhadap
penelitian, (2) bangunan teori sebagai hasil konsep yang menjadi dasarnya (Neuman,
pengumpulan data, dan (3) teori sebagai 2007:28) atau seperangkat konsep terkait
kerangka kerja untuk memandu penelitian yang digunakannya (Imenda, 2014:189).
(Collins and Stockton, 2018:4). Sedangkan
teori dalam kerangka konseptual diperlukan 4.6.3. Langkah-langkah Penyusunan
oleh peneliti karena: (1) menyediakan lensa Kerangka Konseptual
dalam melihat permasalahan dan isu-isu Tahap Pertama: Tinjauan pustaka
sosial yang kompleks, (2) memfokuskan Semua penelitian empirik, apakah
aspek-aspek data yang berbeda, (3) dengan metode kuantitatif, metode kualitatif
melakukan analisis (Reeves, Albert, Kuper, ataupun metode gabungan, selalu berkait
and Hodges, 2008:631), dan (4) menjadi dengan pustaka atau konsep yang
struktur menyeluruh atau kerangka dalam mendukung penelitian, berkait dengan
memahami pengamatannya (Yamauchi, tujuan penelitian, dan berkait dengan
Ponte, Ratliffe, Traynor, 2017:11). penelitian terdahulu (Rocco and Plakhotnik,
2009:120).
4.6.2. Konsep sebagai elemen Tinjauan pustaka memiliki peran
kerangka konseptual penting dalam penyusunan kerangka
Konsep adalah blok bangunan dari konseptual, demikian juga sebaliknya
teori. Konsep memiliki dua bagian, yakni kerangka konseptual memiliki peran
sebuah simbol kata atau istilah dan sebuah penting dalam menentukan tinjauan
definisi. Sebuah konsep adalah adalah pustaka. Tinjauan pustaka dilakukan untuk
suatu gagasan yang diekspresikan melalui mengembangkan kerangka konseptual
simbol atau kata (Neuman, 2007:26) atau atau menggali topik penelitian (Merriam
representasi citra atau simbol dari suatu and Simpson, 2000:10). Sebaliknya
gagasan abstrak (Lieher and Smith, kerangka konseptual digunakan untuk
1999:7) atau komponen teori yang menentukan tinjauan pustaka (Rocco and
menyampaikan gagasan abstrak dalam Plakhotnik, 2009:122).
10
0
Kerangka konseptual Tahap Kedua: Penyusunan kerangka
menghubungkan berbagai konsep dan konseptual
berfungsi sebagai dorongan untuk Metode penyusunan kerangka
perumusan teori. Konsep-konsep yang konseptul ini mengacu pada pemikiran
digunakan dalam kerangka penelitian Yoseph Jabareen. Menyusun kerangka
berasal dari berbagai pustaka (teori) konseptual dari berbagai bidang ilmu
relevan yang kemudian disintesiskan oleh merupakan suatu proses teorisasi
peneliti (Bowen, 2006:3-4). (Jabareen, 2009: 52).
Tinjauan pustaka dalam kerangka Teks yang dipilih untuk analisis
konseptual memiliki lima fungsi, yakni: (1) kerangka konseptual harus
membangun fondasi, (2) memperkaya merepresentasikan relevansi fenomena
pengetahuan, (3) mengkonseptualisasikan dan literatur multidisiplin yang fokus pada
penelitian, (4) menilai rancangan dan fenomena yang diteliti secara efektif. Hal
instrumen penelitian, dan (5) menyediakan penting lainnya adalah bahwa teks harus
titik rujukan bagi interpretasi temuan merepresentasikan praktik terkait dengan
(Rocco and Plakhotnik, 2009:122). Dalam fenomena. Oleh karena itu teks harus
membangun fondasi peneliti memerlukan berasal dari beragam jenis, seperti buku,
hasil-hasil karya terdahulu untuk artikel, koran, esay, wawancara, dan
menunjukkan keterkaitan, menggambarkan praktik. Tiga aspek penting yang perlu
kecenderungan, dan menyediakan diperhatikan oleh peneliti dalam menyusun
ringkasan dari suatu konsep, teori, atau kerangka konseptual, yakni: konsep,
literatur. Untuk memperkaya pengetahuan karakter penelitian, dan sumber data
peneliti menggunakan pustaka atau terpilih (Jabareen, 2009: 52 dan 57).
literatur untuk mempresentasikan Seperti telah disampaikan sebelumnya
pengetahuan dan kesenjangan yang ada bahwa konsep adalah gagasan (Neuman,
dengan apa yang akan diteliti. 2007:26) atau gagasan abstrak (Lieher and
Mengkonseptualisasi penelitian adalah Smith, 1999:7) atau seperangkat konsep
menggambarkan hipotesis dan proposisi terkait (Imenda, 2014:189) sebagai
penelitian terdahulu, menetapkan istilah, komponen teori (Chinn and Kramer,
dan menjelaskan asumsi dan limitasi karya 1999:252) atau blok bangunan dari teori
relevan yang dikutip untuk membangun (Neuman, 2007:28). Dalam hal ini peneliti
alasan penelitian. Temuan penelitian dapat perlu menetapkan dan mendefinisikan
dikomparasikan dengan dan berimplikasi konsep-konsep yang relevan dengan
terkait dengan penelitian terdahulu (Rocco penelitiannya.
and Plakhotnik, 2009:123). Setiap konsep memiliki karakter
atau asumsi bawaan (Neuman, 2007:28). yang fokus pada fenomena yang disasar.
Konsep-konsep yang digunakan peneliti Pengumpulan data harus komprehensif
dalam menyusun kerangka konseptualnya dan utuh serta mampu memfasilitasi
sesuai dengan asumsi ontologi, pemetaan secara holistik dan valid
epistemologi, dan metodologinya. Dalam (Jabareen, 2009: 53).
hal ini peneliti menetapkan dan Kedua, membaca dan
mendefinisikan konsep secara ontologis, mengkategorisasi data terpilih. Membaca
epistemologis, dan metodologis (Jabareen, dan mengkategorisasi data baik melalui
2009:57). disiplin maupun skala kepentingan dan
Sumber data terpilih adalah bagian kuasa masing-masing disiplin. Proses ini
penting dalam penyusunan kerangka memaksimalkan efektivitas penelitian dan
konseptual. Peneliti perlu memetakan menjamin representasi efektif masing-
sumber data terpilih mana yang digunakan masing disiplin (Jabareen, 2009:54).
sebagai rujukan. Sumber data terpilih Ketiga, mengidentifikasi dan
berasal dari teori dan pengalaman empiris memberi nama konsep. Membaca dan
merupakan rujukan penting dalam membaca ulang data terpilih dan
penyusunan kerangka konseptual (Miles menemukan konsep.
and Huberman, 1994:22). Teori dan Keempat, dekonstruksi dan
pengalaman empiris apa yang digunakan kategorisasi konsep. Mendekonstruksi
peneliti dalam menyusun kerangka masing-masing konsep, mengidentifikasi
konseptual menentukan bagaimana atribut, karakteristik, asumsi, dan peran
konsep-konsep didefinisikan dan apa utamanya, dan mengorganisasi dan
asumsi filosofi yang dijadikan landasannya mengkategorisasi konsep sesuai dengan
(Jabareen, 2009:57). fitur dan ontologi, epistemologi, dan peran
Berikut adalah langkah praktis metodologinya. Hal yang penting dari fase
penyusunan kerangka konseptual. ini adalah nama, deksripsi, dan
Pertama, memetakan sumber data kategorisasi masing-masing konsep sesuai
terpilih. Memetakan spektrum literatur dengan peran ontologi, epistemologi, atau
multidisiplin sesuai dengan fenomena yang metodologinya, serta menghadirkan
dipermasalahkan. Proses ini mencakup rujukan untuk masing-masing konsep
identifikasi jenis teks dan sumber data (Jabareen, 2009:54).
lainnya, seperti data empirik dan praktik Kelima, mengintegrasi konsep.
yang ada. Tinjauan teks multidisiplin secara Mengintegrasikan dan mengelompokkan
ekstensif dan wawancara dengan praktisi, konsep-konsep bersama yang memiliki
spesialis, dan sarjana dari berbagai disiplin kesamaan ke dalam satu konsep baru.

10
2
Mereduksi sejumlah konsep secara drastis Tahap Ketiga: Penyajian kerangka
dan memanipulasikannya ke dalam konseptual
sejumlah konsep yang masuk akal. Penyajian grafis/diagram. Terkait
Keenam, mensintesiskan dan dengan kerangka konseptual Miles dan
meresintesiskan. Mensintesiskan konsep- Huberman menyarankan beberapa hal.
konsep ke dalam suatu kerangka Pertama, kerangka konseptual sebaiknya
konseptual. Dalam hal ini peneliti dituntut disusun dalam bentuk grafis, ketimbang
keterbukaan, toleransi, dan fleksibilitanya dalam bentuk teks (Miles and Huberman,
dengan proses teorisasi dan munculnya 1994:22).
teori baru. Proses ini iteratif dan sintesis Biasanya kerangka konseptual
berulang hingga peneliti memahami disusun melalui diagram untuk
kerangka teoretis yang masuk akal. Peneliti menjelaskan konstruk atau variabel dari
harus mengetahui bagaimana membangun topik penelitian dan keterkaitannya
kerangka konseptualnya (Jabareen, ditunjukkan melalui penggunaan tanda
2009:54). panah.
Ketujuh, memvalidasi kerangka Penyajian deskripsi. Kerangka
konseptual. Validasi kerangka konseptual konseptual juga harus diekspresikan
terkait dengan pertanyaannya apakah secara tertulis agar lebih mudah dipahami.
kerangka yang diajukan dan konsep- Artinya, setelah peneliti membuat diagram,
konsepnya masuk akal, bukan hanya bagi maka peneliti harus menjelaskan relasi
peneliti tetapi juga ilmuwan dan praktisi diantaranya dan bagaimana
lain. Apakah kerangka menghadirkan teori kelengkapannya membantu menjawab
yang masuk akal bagi ilmuwan yang permasalahan utama penelitian (Adom,
meneliti fenomana dari disiplin yang Hussein and Agyem, 2018:439).
berbeda? Penempatan. Kerangka konseptual
Kedelapan, memikirkan kembali menjadi bagian penting dari rencana atau
kerangka konseptual. Sebuah teori atau proposal penelitian. Kerangka konseptual
kerangka teori merepresentasikan disajikan dalam bentuk diagram dan
fenomena multidisiplin akan selalu dinamis disertai penjelasan ditempatkan pada
dan dapat direvisi sesuai dengan bagian akhir dari sub bagian tinjauan
pemahaman, komentar, literatur baru, dll. pustaka. Atau, ditempatkan pada sub
Kerangka adalah multidiplin, teori harus bagian terpisah pada metode penelitian.
masuk akal terhadap disiplin dan perspektif
teoretis tentang fenomena tertentu dalam 6. SIMPULAN
penelitian (Jabareen, 2009:55). Kerangka konseptual adalah
jejaring, yakni konsep saling terkait yang
bersama-sama memberikan pemahaman hal dengan hal lain dan apa yang akan
komprehensif tentang suatu fenomena atau terjadi ketika keduanya berinterseksi.
beberapa fenomena atau seperangkat Kerangka konseptual disusun oleh
gagasan (teori) yang saling terkait atau dan menjadi tugas peneliti dalam
suatu sistem konsep, asumsi, ekspektasi, merepresentasikan sudut pandangnya
keyakinan, dan teori-teori yang mendukung tentang dunia agar orang lain dapat
dan menginformasikan penelitian atau teori menanggapinya secara akurat dan
tentatif tentang fenomena apa yang sedang menyeluruh. Kerangka konseptual
dan mengapa terjadi atau cara melihat menawarkan banyak keuntungan bagi
permasalahan secara terintegrasi atau peneliti. Karena membantu peneliti dalam
suatu hasil akhir dari berbagai konsep atau mengidentifikasi dan mengkonstruksikan
seperangkat konsep terkait atau model sudut pandangnya tentang fenomena yang
terhadap relasi diantara variabel yang diteliti. Cara bagaimana peneliti
menyiratkan suatu perspektif teoretis mempresentasikan pemecahan masalah
tertentu untuk menggambarkan fenomena. yang telah ditentukan. Mengaksentuasi
Kerangka penelitian sangat penting pemikiran mengapa topik penelitian layak
dalam setiap bidang penelitian, karena: (1) diteliti, asumsi peneliti, pendekatan
sebagai struktur dalam penelitian. Kerangka konseptual digunakan
mengkonseptualisasikan dan merancang peneliti bilamana teori yang ada tidak
penelitian; (2) memahami seperangkat aplikatif atau kurang memadai dalam
data; (3) mentransendensikan akal sehat; menciptakan struktur penelitian. Kerangka
dan (4) memahami lebih mendalam; (5) konseptual terkait dengan data, analisis,
merumuskan permasalahan penelitian; (6) keaslian, kredibilitas, keakuratan, dan
membangun koherensi teoretis; (7) keterwakilan dokumen yang dipilih.
mengorganisasikan rencana dan Kerangka konseptual diperlukan
implementasi penelitian; dan (8) ketika teori yang ada tidak aplikatif atau
mengkerangkakan simpulan konseptual. kurang memadai dalam menciptakan
Kerangka konseptual selalu struktur penelitian. Kerangka konseptual
menjadi isue penting dalam penelitian dibangun melalui elemen-elemen
karena merupakan titik pandang, titik pijak, pembentuknya. Elemen pembentuk
dan jiwa dari setiap penelitian. Setiap kerangka konseptual mencakup: teori,
peneliti memiliki kerangka konseptual konsep, deskripsi, dan bagan.
tentang bagaimana realitas bekerja yang Kerangka konseptual
melaluinya dapat digunakan membuat menghubungkan berbagai konsep dan
prediksi tentang bagaimana hubungan satu berfungsi sebagai dorongan untuk

10
4
perumusan teori. Konsep-konsep yang London, Thousand Oaks, New Delhi,
digunakan dalam kerangka penelitian Singapore: Sage Publications Ltd.
berasal dari berbagai pustaka (teori) George, M. W. 2008. The Elements of
Library Research: What Every
relevan yang kemudian disintesiskan oleh Student Needs To Know, Princeton
peneliti. and Oxford: Princeton University
Press.
Kerangka konseptual sebaiknya
Guba, E. G. and Lincoln, Y. S. 1994.
disusun dalam bentuk grafis dilengkapi “Competing Paradigms in Qualitative
dengan penjelasan konstruk atau variabel Research”. In Denzin, N.K. and
Lincoln. (Eds.). Handbook of
dari topik penelitian dan keterkaitannya Qualitative Research. Thousand
ditunjukkan melalui penggunaan tanda Oaks: Sage Publication. (pp: 105-
117)
panah. Kerangka konseptual harus
Guntur. 2016. Metode Penelitian Artistik.
diekspresikan secara tertulis agar lebih Surakarta: ISI Press.
mudah dipahami. Kerangka konseptual
Krippendor, K. 2004. Content Analysis: An
menjadi bagian penting dari rencana atau Introduction to Its Methodology.
Thousand Oaks, London, New Delhi:
proposal penelitian. Kerangka konseptual
Sage Publications.
yang disajikan dalam bentuk diagram dan
Kuhn, T. S. 1970. The Structure of
penjelasan ditempatkan pada bagian akhir Scientific Revolutions. 2nd ed.
Chicago: University of Chicago
dari sub bagian tinjauan pustaka.
Press.
Merriam, S. B. 1998. Qualitative Research
7. DAFTAR ACUAN
and Case Study Applications in
Buku: Education. San Francisco: Jossey-
Bass.
Biggs, B. and Karlsson. H. (Ed.). 2011. The
Routledge Companion to Research Merriam, S. B. and Simpson, E. L. (Eds.).
in the Arts, London and New York: 2000. A Guide to Research for
Routledge. Educators and Trainers of Adults.
(Updated 2nd, Edition). Malabar, FL:
Chinn, P.L. and Kramer, M.K. (Eds.). 1999.
Krieger.
Theory and Nursing: A Systematic
Approach. 5th Edition. St Louis: Miles, M. B. and Huberman, A. M. (Eds.).
Mosby. (1994). Qualitative Data Analysis.
Second Edition. Thousand Oaks, CA:
Crotty, M. 2003. The Foundations of Social
Sage Publication.
Research: Meaning and Perspective
in the Research Process. 3rd ed. Neuman, W. L. 2007. Basics of Social
London: Sage Publication. Research: Qualitative and
Quantitative Approaches, Boston:
deMarris, K. and Lapan, S. D. (Eds.). 2004.
Pearson Education, Inc.
Foundation for Research: Methods of
Inquiry in Education and the Social O’Leary, Z. 2004. The Essential Guide to
Sciences. Mahwah, New Jersey, Doing Research. London, Thousand
London: Lawrence Erlbaum Oaks, New Delhi: Sage Publications.
Associate Publhisers.
Patton, M. 1990. Qualitative Evaluation and
Flick, U. 2010. An Introduction to Research Methods. Sage: Newbury
Qualitative Research. Fourth Edition. Park.
Somekh, B. and Lewin, C. (Eds.) 2005. Liehr, P. and Smith, M. J. 1999. “Middle
Research Methods in The Social range theory: Spinning research and
Sciences, London, Thousand Oaks, practice to create knowledge for the
New Delhi: Sage Publications. new millennium.” Advances in
Strauss, A. L. and Corbin, J. M. (Eds.). Nursing Science, 21(4), 81-91.
1998. Basics of Qualitative DOI: 10.1097/00012272-199906000-
Research: Techniques and 00011.
Procedures for Developing Grounded Lofland, J. H. 1974. "Styles of Reporting
Theory, Thousand Oaks, London, Qualitative Field Research,"
New Delhi: Sage Publications. American Sociologist, 9(3), 101-111.
Turner, J. H. (Ed.). 2001. Handbook of Mertens, D. M. 2012. “What Comes First?
Sociological Theory, New York: The Paradigm or the Approach?”.
Springer. Journal of Mixed Methods Research,
6(4), 255–257. DOI:
Jurnal Ilmiah: 10.1177/1558689812461574.
Berman, J. 2013. “Utility of a conceptual Reeves, S., Albert, M., Kuper, A., and
framework within doctoral study: A Hodges, B. D. 2008. “Qualitative
researcher’s reflections”. Issues in Research: Why use theories in
Educational Research, 23(1), 1-18. qualitative research?”. The British
http://www.iier.org.au/iier23/berman.p Medical Journal (BMJ). 337, 631-
df. 634. DOI:10.1136/bmj.a949.
Bowen, G. A. 2006. “Grounded Theory and Rocco, T. S. and Plakhotnik, M. S. 2009.
Sensitizing Concepts”. International “Literature Reviews, Conceptual
Journal of Qualitative Methods”, 5(3), Frameworks, and Theoretical
12-23. DOI: Frameworks: Terms, Functions, and
10.1177/160940690600500304. Distinctions”. Human Resource
Bowen, G. A. 2009. “Document Analysis as Development Review, 8(1), 120-130.
a Qualitative Research Method”. DOI: 10.1177/1534484309332617.
Qualitative Research Journal, 9(2),
27-40. DOI:10.3316/QRJ0902027.
Collins, C. S. and Stockton, C. M. 2018.
“The Central Role of Theory in
Qualitative Research”. International
Journal of Qualitative Methods.
17(1), 1–10. DOI:
10.1177/1609406918797475.
Jabareen, Y. “Building a Conceptual
Framework: Philosophy, Definitions,
and Procedure”. International Journal
of Qualitative Methods, 8(4), 2009:
49-62. DOI:
10.1177/160940690900800406
Lester, Jr. Frank K. 2005. “On the
theoretical, conceptual, and
philosophical foundations for
research in mathematics education”.
ZDM, 37(6), 457-467.
DOI:10.1007/BF02655854.

10
6

Anda mungkin juga menyukai