A Literature Studies
ABSTRACT
The conceptual framework is an important part of a research. However, there is still a lot of
research, especially among students who ignore it. Indeed the conceptual framework has a
strategic position and role in research. This article discusses about the conceptual
framework in qualitative research. Specifically, it is aimed at providing understanding and
practical guidance for students who will and / or are preparing research plans for their final
assignments. This article consists of four main section / part. The first section discusses the
understanding of research and research frameworks. The second section discusses the
conceptual framework in qualitative research. The third section discusses how to develop /
arrange a conceptual framework for qualitative research. The final chapter is a conclusion.
Keywords: framework, conceptual framework, and qualitative research
ABSTRAK
Kerangka konseptual merupakan bagian penting dari sebuah penelitian, tetapi masih banyak
penelitian, khususnya di kalangan mahasiswa, yang mengabaikannya. Sesungguhnya
kerangka kerja konseptual memiliki kedudukan dan peran strategis dalam penelitian. Artikel
ini membahas tentang kerangka konseptual dalam penelitian kualitatif, secara khusus
ditujukan untuk memberikan pemahaman dan panduan praktis bagi mahasiswa yang akan
dan/atau sedang menyusun rencana penelitian untuk tugas akhir studinya. Artikel ini terdiri
dari empat bagian pokok. Bagian pertama membahas tentang pengertian penelitian dan
kerangka kerja penelitian. Bagian kedua membahas tentang kerangka konseptual dalam
penelitian kualitatif. Bagian ketiga membahas tentang cara menyusun kerangka kerja
konseptual penelitian kualitatif. Bagian akhir merupakan kesimpulan.
Kata kunci: kerangka kerja, kerangka konseptual, dan penelitian kualitatif
98
290), keaslian, kredibilitas, keakuratan, dan mengkategorisasi dan menggambarkan
keterwakilan dokumen yang dipilih (Bowen, konsep terkait dan memetakan relasi
2009: 33). diantara konsep tersebut. Peneliti kualitatif
menggunakan teori relevan dan penelitian
4.6. Elemen-elemen Kerangka
empiris untuk mengorganisasikan kerangka
Konseptual Penelitian
konseptual, menyempurnakan atau
Kerangka filosofi atau paradigma
mengkualifikasi kontradiksi (Miles and
menyediakan panduan bagi pendekatan
Huberman, 1994:22).
penelitian (Mertens, 2012:255). Oleh
Terdapat kesalahpahaman jika
karena itu seorang peneliti harus memiliki
penelitian kualitatif tidak memerlukan teori.
pemahaman mendalam tentang suatu
Sulit dibayangkan jika sebuah penelitian
konsep dengan mengidentifikasi asumsi
tidak memiliki kerangka teoretis atau
yang menjadi dasar penelitiannya
konseptual (Merriam, 1998:45). Kerangka
(Neuman, 2007:28).
teori berasal dari konsep, istilah, definisi,
Pilihan metodologi penelitian harus
model, dan teori dari suatu literatur dan
sesuai dengan ontologi dan epistemologi
orientasi keilmuan tertentu (Merriam,
(Guba and Lincoln, 1994: 109). Asumsi
1998:46).
metodologi berhubungan dengan proses
Teori adalah seperangkat konstruk,
membangun dan menilai kerangka
definisi, dan proposisi saling terkait yang
konseptual (Jabareen, 2009:51).
mempresentasikan pandangan sistematis
4.6.1. Teori sebagai elemen kerangka melalui relasi tertentu di antara variabel
konseptual dengan tujuan menjelaskan dan
Kerangka konseptual diperlukan memprediksi fenomena (kerlinger, 1986:9)
ketika teori yang ada tidak aplikatif atau atau seperangkat konsep terkait yang
kurang memadai dalam menciptakan membentuk pandangan sistematis guna
struktur penelitian (Adom, Hussein and menjelaskan atau memprediksi fenomana.
Agyem, 2018:439). Kerangka konseptual teori menggambarkan elemen-elemen dan
dibangun melalui elemen-elemen relasi elemen satu dengan elemen lain.
pembentuknya. Elemen pembentuk Karena sebuah teori menggambarkan
kerangka konseptual mencakup: teori, konsep yang membentuknya dan relasi
konsep, deskripsi, dan bagan. konsep satu dengan konsep lainnya (Lieher
Teori dan empiris sebagai and Smith, 1999:8).
masukan penting bagi penyusunan Teori memiliki tiga karakteristik
kerangka konseptual (Miles and Huberman, utama, yakni: (a) seperangkat proposisi
1994:22). Dalam hal ini, peneliti perlu yang saling terkait, konsep dan definisi
yang mempresentasikan sudut pandang suatu teori atau formulasi pengalaman
sistematis; (b) relasi khusus antar konsep; mental kompleks (Chinn and Kramer,
dan (c) menjelaskan dan/atau membuat 1999:252).
prediksi tentang kejadian peristiwa Konsep mengandung asumsi
berdasar relasi tertentu (Imenda, bawaan. Konsep dan teori dibangun
2014:188). berdasarkan asumsi tentang sifat manusia,
Aplikasi teori dalam penelitian realitas sosial, atau fenomena tertentu.
kualitatif mencakup tiga hal pokok, yakni: Untuk memperdalam pemahaman peneliti
(1) teori dari paradigma dan metode perlu mengidentifikasi asumsi terhadap
penelitian, (2) bangunan teori sebagai hasil konsep yang menjadi dasarnya (Neuman,
pengumpulan data, dan (3) teori sebagai 2007:28) atau seperangkat konsep terkait
kerangka kerja untuk memandu penelitian yang digunakannya (Imenda, 2014:189).
(Collins and Stockton, 2018:4). Sedangkan
teori dalam kerangka konseptual diperlukan 4.6.3. Langkah-langkah Penyusunan
oleh peneliti karena: (1) menyediakan lensa Kerangka Konseptual
dalam melihat permasalahan dan isu-isu Tahap Pertama: Tinjauan pustaka
sosial yang kompleks, (2) memfokuskan Semua penelitian empirik, apakah
aspek-aspek data yang berbeda, (3) dengan metode kuantitatif, metode kualitatif
melakukan analisis (Reeves, Albert, Kuper, ataupun metode gabungan, selalu berkait
and Hodges, 2008:631), dan (4) menjadi dengan pustaka atau konsep yang
struktur menyeluruh atau kerangka dalam mendukung penelitian, berkait dengan
memahami pengamatannya (Yamauchi, tujuan penelitian, dan berkait dengan
Ponte, Ratliffe, Traynor, 2017:11). penelitian terdahulu (Rocco and Plakhotnik,
2009:120).
4.6.2. Konsep sebagai elemen Tinjauan pustaka memiliki peran
kerangka konseptual penting dalam penyusunan kerangka
Konsep adalah blok bangunan dari konseptual, demikian juga sebaliknya
teori. Konsep memiliki dua bagian, yakni kerangka konseptual memiliki peran
sebuah simbol kata atau istilah dan sebuah penting dalam menentukan tinjauan
definisi. Sebuah konsep adalah adalah pustaka. Tinjauan pustaka dilakukan untuk
suatu gagasan yang diekspresikan melalui mengembangkan kerangka konseptual
simbol atau kata (Neuman, 2007:26) atau atau menggali topik penelitian (Merriam
representasi citra atau simbol dari suatu and Simpson, 2000:10). Sebaliknya
gagasan abstrak (Lieher and Smith, kerangka konseptual digunakan untuk
1999:7) atau komponen teori yang menentukan tinjauan pustaka (Rocco and
menyampaikan gagasan abstrak dalam Plakhotnik, 2009:122).
10
0
Kerangka konseptual Tahap Kedua: Penyusunan kerangka
menghubungkan berbagai konsep dan konseptual
berfungsi sebagai dorongan untuk Metode penyusunan kerangka
perumusan teori. Konsep-konsep yang konseptul ini mengacu pada pemikiran
digunakan dalam kerangka penelitian Yoseph Jabareen. Menyusun kerangka
berasal dari berbagai pustaka (teori) konseptual dari berbagai bidang ilmu
relevan yang kemudian disintesiskan oleh merupakan suatu proses teorisasi
peneliti (Bowen, 2006:3-4). (Jabareen, 2009: 52).
Tinjauan pustaka dalam kerangka Teks yang dipilih untuk analisis
konseptual memiliki lima fungsi, yakni: (1) kerangka konseptual harus
membangun fondasi, (2) memperkaya merepresentasikan relevansi fenomena
pengetahuan, (3) mengkonseptualisasikan dan literatur multidisiplin yang fokus pada
penelitian, (4) menilai rancangan dan fenomena yang diteliti secara efektif. Hal
instrumen penelitian, dan (5) menyediakan penting lainnya adalah bahwa teks harus
titik rujukan bagi interpretasi temuan merepresentasikan praktik terkait dengan
(Rocco and Plakhotnik, 2009:122). Dalam fenomena. Oleh karena itu teks harus
membangun fondasi peneliti memerlukan berasal dari beragam jenis, seperti buku,
hasil-hasil karya terdahulu untuk artikel, koran, esay, wawancara, dan
menunjukkan keterkaitan, menggambarkan praktik. Tiga aspek penting yang perlu
kecenderungan, dan menyediakan diperhatikan oleh peneliti dalam menyusun
ringkasan dari suatu konsep, teori, atau kerangka konseptual, yakni: konsep,
literatur. Untuk memperkaya pengetahuan karakter penelitian, dan sumber data
peneliti menggunakan pustaka atau terpilih (Jabareen, 2009: 52 dan 57).
literatur untuk mempresentasikan Seperti telah disampaikan sebelumnya
pengetahuan dan kesenjangan yang ada bahwa konsep adalah gagasan (Neuman,
dengan apa yang akan diteliti. 2007:26) atau gagasan abstrak (Lieher and
Mengkonseptualisasi penelitian adalah Smith, 1999:7) atau seperangkat konsep
menggambarkan hipotesis dan proposisi terkait (Imenda, 2014:189) sebagai
penelitian terdahulu, menetapkan istilah, komponen teori (Chinn and Kramer,
dan menjelaskan asumsi dan limitasi karya 1999:252) atau blok bangunan dari teori
relevan yang dikutip untuk membangun (Neuman, 2007:28). Dalam hal ini peneliti
alasan penelitian. Temuan penelitian dapat perlu menetapkan dan mendefinisikan
dikomparasikan dengan dan berimplikasi konsep-konsep yang relevan dengan
terkait dengan penelitian terdahulu (Rocco penelitiannya.
and Plakhotnik, 2009:123). Setiap konsep memiliki karakter
atau asumsi bawaan (Neuman, 2007:28). yang fokus pada fenomena yang disasar.
Konsep-konsep yang digunakan peneliti Pengumpulan data harus komprehensif
dalam menyusun kerangka konseptualnya dan utuh serta mampu memfasilitasi
sesuai dengan asumsi ontologi, pemetaan secara holistik dan valid
epistemologi, dan metodologinya. Dalam (Jabareen, 2009: 53).
hal ini peneliti menetapkan dan Kedua, membaca dan
mendefinisikan konsep secara ontologis, mengkategorisasi data terpilih. Membaca
epistemologis, dan metodologis (Jabareen, dan mengkategorisasi data baik melalui
2009:57). disiplin maupun skala kepentingan dan
Sumber data terpilih adalah bagian kuasa masing-masing disiplin. Proses ini
penting dalam penyusunan kerangka memaksimalkan efektivitas penelitian dan
konseptual. Peneliti perlu memetakan menjamin representasi efektif masing-
sumber data terpilih mana yang digunakan masing disiplin (Jabareen, 2009:54).
sebagai rujukan. Sumber data terpilih Ketiga, mengidentifikasi dan
berasal dari teori dan pengalaman empiris memberi nama konsep. Membaca dan
merupakan rujukan penting dalam membaca ulang data terpilih dan
penyusunan kerangka konseptual (Miles menemukan konsep.
and Huberman, 1994:22). Teori dan Keempat, dekonstruksi dan
pengalaman empiris apa yang digunakan kategorisasi konsep. Mendekonstruksi
peneliti dalam menyusun kerangka masing-masing konsep, mengidentifikasi
konseptual menentukan bagaimana atribut, karakteristik, asumsi, dan peran
konsep-konsep didefinisikan dan apa utamanya, dan mengorganisasi dan
asumsi filosofi yang dijadikan landasannya mengkategorisasi konsep sesuai dengan
(Jabareen, 2009:57). fitur dan ontologi, epistemologi, dan peran
Berikut adalah langkah praktis metodologinya. Hal yang penting dari fase
penyusunan kerangka konseptual. ini adalah nama, deksripsi, dan
Pertama, memetakan sumber data kategorisasi masing-masing konsep sesuai
terpilih. Memetakan spektrum literatur dengan peran ontologi, epistemologi, atau
multidisiplin sesuai dengan fenomena yang metodologinya, serta menghadirkan
dipermasalahkan. Proses ini mencakup rujukan untuk masing-masing konsep
identifikasi jenis teks dan sumber data (Jabareen, 2009:54).
lainnya, seperti data empirik dan praktik Kelima, mengintegrasi konsep.
yang ada. Tinjauan teks multidisiplin secara Mengintegrasikan dan mengelompokkan
ekstensif dan wawancara dengan praktisi, konsep-konsep bersama yang memiliki
spesialis, dan sarjana dari berbagai disiplin kesamaan ke dalam satu konsep baru.
10
2
Mereduksi sejumlah konsep secara drastis Tahap Ketiga: Penyajian kerangka
dan memanipulasikannya ke dalam konseptual
sejumlah konsep yang masuk akal. Penyajian grafis/diagram. Terkait
Keenam, mensintesiskan dan dengan kerangka konseptual Miles dan
meresintesiskan. Mensintesiskan konsep- Huberman menyarankan beberapa hal.
konsep ke dalam suatu kerangka Pertama, kerangka konseptual sebaiknya
konseptual. Dalam hal ini peneliti dituntut disusun dalam bentuk grafis, ketimbang
keterbukaan, toleransi, dan fleksibilitanya dalam bentuk teks (Miles and Huberman,
dengan proses teorisasi dan munculnya 1994:22).
teori baru. Proses ini iteratif dan sintesis Biasanya kerangka konseptual
berulang hingga peneliti memahami disusun melalui diagram untuk
kerangka teoretis yang masuk akal. Peneliti menjelaskan konstruk atau variabel dari
harus mengetahui bagaimana membangun topik penelitian dan keterkaitannya
kerangka konseptualnya (Jabareen, ditunjukkan melalui penggunaan tanda
2009:54). panah.
Ketujuh, memvalidasi kerangka Penyajian deskripsi. Kerangka
konseptual. Validasi kerangka konseptual konseptual juga harus diekspresikan
terkait dengan pertanyaannya apakah secara tertulis agar lebih mudah dipahami.
kerangka yang diajukan dan konsep- Artinya, setelah peneliti membuat diagram,
konsepnya masuk akal, bukan hanya bagi maka peneliti harus menjelaskan relasi
peneliti tetapi juga ilmuwan dan praktisi diantaranya dan bagaimana
lain. Apakah kerangka menghadirkan teori kelengkapannya membantu menjawab
yang masuk akal bagi ilmuwan yang permasalahan utama penelitian (Adom,
meneliti fenomana dari disiplin yang Hussein and Agyem, 2018:439).
berbeda? Penempatan. Kerangka konseptual
Kedelapan, memikirkan kembali menjadi bagian penting dari rencana atau
kerangka konseptual. Sebuah teori atau proposal penelitian. Kerangka konseptual
kerangka teori merepresentasikan disajikan dalam bentuk diagram dan
fenomena multidisiplin akan selalu dinamis disertai penjelasan ditempatkan pada
dan dapat direvisi sesuai dengan bagian akhir dari sub bagian tinjauan
pemahaman, komentar, literatur baru, dll. pustaka. Atau, ditempatkan pada sub
Kerangka adalah multidiplin, teori harus bagian terpisah pada metode penelitian.
masuk akal terhadap disiplin dan perspektif
teoretis tentang fenomena tertentu dalam 6. SIMPULAN
penelitian (Jabareen, 2009:55). Kerangka konseptual adalah
jejaring, yakni konsep saling terkait yang
bersama-sama memberikan pemahaman hal dengan hal lain dan apa yang akan
komprehensif tentang suatu fenomena atau terjadi ketika keduanya berinterseksi.
beberapa fenomena atau seperangkat Kerangka konseptual disusun oleh
gagasan (teori) yang saling terkait atau dan menjadi tugas peneliti dalam
suatu sistem konsep, asumsi, ekspektasi, merepresentasikan sudut pandangnya
keyakinan, dan teori-teori yang mendukung tentang dunia agar orang lain dapat
dan menginformasikan penelitian atau teori menanggapinya secara akurat dan
tentatif tentang fenomena apa yang sedang menyeluruh. Kerangka konseptual
dan mengapa terjadi atau cara melihat menawarkan banyak keuntungan bagi
permasalahan secara terintegrasi atau peneliti. Karena membantu peneliti dalam
suatu hasil akhir dari berbagai konsep atau mengidentifikasi dan mengkonstruksikan
seperangkat konsep terkait atau model sudut pandangnya tentang fenomena yang
terhadap relasi diantara variabel yang diteliti. Cara bagaimana peneliti
menyiratkan suatu perspektif teoretis mempresentasikan pemecahan masalah
tertentu untuk menggambarkan fenomena. yang telah ditentukan. Mengaksentuasi
Kerangka penelitian sangat penting pemikiran mengapa topik penelitian layak
dalam setiap bidang penelitian, karena: (1) diteliti, asumsi peneliti, pendekatan
sebagai struktur dalam penelitian. Kerangka konseptual digunakan
mengkonseptualisasikan dan merancang peneliti bilamana teori yang ada tidak
penelitian; (2) memahami seperangkat aplikatif atau kurang memadai dalam
data; (3) mentransendensikan akal sehat; menciptakan struktur penelitian. Kerangka
dan (4) memahami lebih mendalam; (5) konseptual terkait dengan data, analisis,
merumuskan permasalahan penelitian; (6) keaslian, kredibilitas, keakuratan, dan
membangun koherensi teoretis; (7) keterwakilan dokumen yang dipilih.
mengorganisasikan rencana dan Kerangka konseptual diperlukan
implementasi penelitian; dan (8) ketika teori yang ada tidak aplikatif atau
mengkerangkakan simpulan konseptual. kurang memadai dalam menciptakan
Kerangka konseptual selalu struktur penelitian. Kerangka konseptual
menjadi isue penting dalam penelitian dibangun melalui elemen-elemen
karena merupakan titik pandang, titik pijak, pembentuknya. Elemen pembentuk
dan jiwa dari setiap penelitian. Setiap kerangka konseptual mencakup: teori,
peneliti memiliki kerangka konseptual konsep, deskripsi, dan bagan.
tentang bagaimana realitas bekerja yang Kerangka konseptual
melaluinya dapat digunakan membuat menghubungkan berbagai konsep dan
prediksi tentang bagaimana hubungan satu berfungsi sebagai dorongan untuk
10
4
perumusan teori. Konsep-konsep yang London, Thousand Oaks, New Delhi,
digunakan dalam kerangka penelitian Singapore: Sage Publications Ltd.
berasal dari berbagai pustaka (teori) George, M. W. 2008. The Elements of
Library Research: What Every
relevan yang kemudian disintesiskan oleh Student Needs To Know, Princeton
peneliti. and Oxford: Princeton University
Press.
Kerangka konseptual sebaiknya
Guba, E. G. and Lincoln, Y. S. 1994.
disusun dalam bentuk grafis dilengkapi “Competing Paradigms in Qualitative
dengan penjelasan konstruk atau variabel Research”. In Denzin, N.K. and
Lincoln. (Eds.). Handbook of
dari topik penelitian dan keterkaitannya Qualitative Research. Thousand
ditunjukkan melalui penggunaan tanda Oaks: Sage Publication. (pp: 105-
117)
panah. Kerangka konseptual harus
Guntur. 2016. Metode Penelitian Artistik.
diekspresikan secara tertulis agar lebih Surakarta: ISI Press.
mudah dipahami. Kerangka konseptual
Krippendor, K. 2004. Content Analysis: An
menjadi bagian penting dari rencana atau Introduction to Its Methodology.
Thousand Oaks, London, New Delhi:
proposal penelitian. Kerangka konseptual
Sage Publications.
yang disajikan dalam bentuk diagram dan
Kuhn, T. S. 1970. The Structure of
penjelasan ditempatkan pada bagian akhir Scientific Revolutions. 2nd ed.
Chicago: University of Chicago
dari sub bagian tinjauan pustaka.
Press.
Merriam, S. B. 1998. Qualitative Research
7. DAFTAR ACUAN
and Case Study Applications in
Buku: Education. San Francisco: Jossey-
Bass.
Biggs, B. and Karlsson. H. (Ed.). 2011. The
Routledge Companion to Research Merriam, S. B. and Simpson, E. L. (Eds.).
in the Arts, London and New York: 2000. A Guide to Research for
Routledge. Educators and Trainers of Adults.
(Updated 2nd, Edition). Malabar, FL:
Chinn, P.L. and Kramer, M.K. (Eds.). 1999.
Krieger.
Theory and Nursing: A Systematic
Approach. 5th Edition. St Louis: Miles, M. B. and Huberman, A. M. (Eds.).
Mosby. (1994). Qualitative Data Analysis.
Second Edition. Thousand Oaks, CA:
Crotty, M. 2003. The Foundations of Social
Sage Publication.
Research: Meaning and Perspective
in the Research Process. 3rd ed. Neuman, W. L. 2007. Basics of Social
London: Sage Publication. Research: Qualitative and
Quantitative Approaches, Boston:
deMarris, K. and Lapan, S. D. (Eds.). 2004.
Pearson Education, Inc.
Foundation for Research: Methods of
Inquiry in Education and the Social O’Leary, Z. 2004. The Essential Guide to
Sciences. Mahwah, New Jersey, Doing Research. London, Thousand
London: Lawrence Erlbaum Oaks, New Delhi: Sage Publications.
Associate Publhisers.
Patton, M. 1990. Qualitative Evaluation and
Flick, U. 2010. An Introduction to Research Methods. Sage: Newbury
Qualitative Research. Fourth Edition. Park.
Somekh, B. and Lewin, C. (Eds.) 2005. Liehr, P. and Smith, M. J. 1999. “Middle
Research Methods in The Social range theory: Spinning research and
Sciences, London, Thousand Oaks, practice to create knowledge for the
New Delhi: Sage Publications. new millennium.” Advances in
Strauss, A. L. and Corbin, J. M. (Eds.). Nursing Science, 21(4), 81-91.
1998. Basics of Qualitative DOI: 10.1097/00012272-199906000-
Research: Techniques and 00011.
Procedures for Developing Grounded Lofland, J. H. 1974. "Styles of Reporting
Theory, Thousand Oaks, London, Qualitative Field Research,"
New Delhi: Sage Publications. American Sociologist, 9(3), 101-111.
Turner, J. H. (Ed.). 2001. Handbook of Mertens, D. M. 2012. “What Comes First?
Sociological Theory, New York: The Paradigm or the Approach?”.
Springer. Journal of Mixed Methods Research,
6(4), 255–257. DOI:
Jurnal Ilmiah: 10.1177/1558689812461574.
Berman, J. 2013. “Utility of a conceptual Reeves, S., Albert, M., Kuper, A., and
framework within doctoral study: A Hodges, B. D. 2008. “Qualitative
researcher’s reflections”. Issues in Research: Why use theories in
Educational Research, 23(1), 1-18. qualitative research?”. The British
http://www.iier.org.au/iier23/berman.p Medical Journal (BMJ). 337, 631-
df. 634. DOI:10.1136/bmj.a949.
Bowen, G. A. 2006. “Grounded Theory and Rocco, T. S. and Plakhotnik, M. S. 2009.
Sensitizing Concepts”. International “Literature Reviews, Conceptual
Journal of Qualitative Methods”, 5(3), Frameworks, and Theoretical
12-23. DOI: Frameworks: Terms, Functions, and
10.1177/160940690600500304. Distinctions”. Human Resource
Bowen, G. A. 2009. “Document Analysis as Development Review, 8(1), 120-130.
a Qualitative Research Method”. DOI: 10.1177/1534484309332617.
Qualitative Research Journal, 9(2),
27-40. DOI:10.3316/QRJ0902027.
Collins, C. S. and Stockton, C. M. 2018.
“The Central Role of Theory in
Qualitative Research”. International
Journal of Qualitative Methods.
17(1), 1–10. DOI:
10.1177/1609406918797475.
Jabareen, Y. “Building a Conceptual
Framework: Philosophy, Definitions,
and Procedure”. International Journal
of Qualitative Methods, 8(4), 2009:
49-62. DOI:
10.1177/160940690900800406
Lester, Jr. Frank K. 2005. “On the
theoretical, conceptual, and
philosophical foundations for
research in mathematics education”.
ZDM, 37(6), 457-467.
DOI:10.1007/BF02655854.
10
6