Anda di halaman 1dari 11

KONTROL STEREO DAN PEMBENTUKAN CINCIN

A. Kontrol Stereo pada Sistem Asiklis.


Reaksi pada molekul asiklis dapat menghasilkan diastereomer dan
pengertian “pengontrolan stereokimia”, yang biasanya digunakan untuk suatu
usaha menghasilkan satu diastereomer sebagai produk utama dari reaksi.
Usaha – usaha untuk mengontrol stereokimia yang penting meliputi:
1. Selektivitas markonikov atau anti markonikov
2. Retensi atau inversi konfigurasi
3. Selektivitas cis-trans
4. Selektivitas syn-anti
5. Pengaruh khelasi heteroatom.
Selektivitas Markonikov/Anti Markonikov
Reaksi khas yang menggambarkan adisi markonikov adalah reaksi HBr
dengan 2-metil 2-butena yang menghasilkan 2-bromo 2-metil butana. Reaksi
adisi anti markonikov yang khas adalah adisi boran pada alkena, yang
menghasilkan alkohol pimer, setelah oksidasi terhadap intermediet alkil boran.
Jika reaksi menghasilkan karbokation, maka orientasi Markonikov pasti
dihasilkan. Jika diinginkan adisi anti-Markonikov, maka pengubahan pada
mekanisme reaksi harus terjadi. Reaksi adisi lain yang berlangsung dengan
orientasi anti-Markonikov adalah adisi HBr pada alkena dengan adanya
peroksida. Reaksi ini menghasilkan radikal karbon yang diperoleh mula-mula
dari adisi radikal brom pada alkena. Radikal brom dibentuk berdasarkan
pemecahan hormolitik dari peroksida yang ditambahkan, kemudian diikuti
reaksi dengan HBr. Radikal yang terbentuk distabilkan oleh efek elektronik tiga
gugus alkil daripada alternatif radikal primer. Reaksi dengan HBr menghasilkan
bromida primer dan menghasilkan radikal brom yang lain pada langkah
propagasi rantai. Karena brom pertama-tama megadisi alkena yang
menghasilkan radikal tersier yang lebih stabil,maka hidrogen ditransfer pada
radikal tersebut. Ini merupakan reaksi berlawanan regioselektivitas
keseluruhan terhadap adisi selektif pada reaksi kationik.
Reaksi radikal ini berlangsung dengan baik hanya untuk adisi HBr dan
tidak untuk HCl atau HI. Reaksi adisi tipe radikal akan berlangsung dengan
bentuk anti–Markonikov. Pada umumnya, reaksi adisi kation dan radikal
menghasilkan intermediet reaktif, dan produk adisi ditentukan oleh stabilisasi
relatif dari intermediet. Pengotrolan adisi Markonikov vs anti-Markonikov dapat
diprediksi dengan pengontrolan jalur mekanistik adisi.
Reaksi HBr dengan 2-metil-2-butena yang menghasilkan 2-bromo-2-metil-
butana.
Retensi vs Inversi Konfigurasi
Contoh sederhana untuk menginversi pusat stereokimia adalah
mengkonversi gugus fungsi menjadi gugus fungsi lainnya. Proses ini biasanya
melibatkan alkohol atau substrat amina. Jika alkohol dikonversi menjadi
turunan dengan ikatan C – O lemah serta adanya kecenderungan yang besar
untuk terjadinya penggantian ,maka tipe SN2 menjadi mungkin dengan inversi
pusat stereogenik tersebut. Contoh sederhana proses ini adalah konversi (S)-2-
pentanol menjadi tosilat yang sesuai, yang dapat diganti dengan nukleofilik
seperti azida dan ada hasil, dengan kontrol sempurna pusat stereogenik. Ini
merupakan metode efektif untuk menginversi pusat stereo dengan pengikatan
gugus fungsi yang berbeda.
Metode lain selain reaksi Mitsonobu juga dapat dipeoleh untuk
menghasilkan stereokimia. Gugus amino dapat diubah menjadi gugus fungsi
yang lain. Konversi yang menarik adalah transformasi NH2 → Br, dengan hasil
retensi konfigurasi secara sempurna. Reaksi asam amino dengan Natium Nitrit
(Na2NO2) dan Kalium Bromida (KBr) menghasilkan asam α-bromo, dengan
retensi konfigurasi secara sempurna. Reaksi ini diamati pertama kali oleh
Walden. Reaksi ini diambil dari sintesis tienamisin, antibiotik karbapenam, yang
dilakukan oleh Salzmann.
Metode lain untuk mengkonversi atau mengontrol stereokimia ditunjukkan
pada konversi D-manitol menjadi (R)-ephiklorohidrin atau (S)-ephiklorohidrin.
Kontrol stereokimia diperoleh dengan memanipulasi perbedaan-perbedaan
pada reaktivitas.
Contoh pengontrolan konfigurasi pusat khiral adalah konversi alkohol sekunder
khiral menjadi klorida sekunder yang sesuai dengan tionil klorida

Selektivitas cis-trans
Kontrol pada geometri cis-trans telah ditunjukkan pada reduksi alkuna
engan hidrogenasi katalitik atau dengan logam alkali. Katalis Lindlar
memungkinkan terjadinya reduksi secara selektif terhadap alkuna menjadi cis-
alkena. Keadaan yang berlawanan, reaksi alkuna dengan logam alkali akan
menghasilkan trans-alkena. Sekali lagi, pengertian utama terhadap perbedaan
dua mekanisme reaksi tersebut memungkinkan pengontrolan geometri cis-trans
produk akhir.

Katalis Lindlar memungkinkan terjadinya reduksi secara selektif terhadap


alkuna menjadi cis-alkena.

Selektivitas syn-anti
Reaksi enolat yang dibicarakan sebelumnya merupakan contoh yang baik
tentag kemampuan untuk mempengaruhi atau mengontrol distereoselektivitas,
dengan mengubah basa atau kondisi reaksi lain. Produk-produk akhir dari
serangkaian reaksi ini adalah syn diastereomer dan anti diastereomer. Rekasi
lain di mana syn dan anti diastereomer dapat dibentuk, tetapi satu yang
perdominan, yaitu pada contoh konversi alkena menjadi 1,2-diol. Metode untuk
menghasilkan diol secara stereoselektif dimulai dengan epoksida, yang dibentuk
dengan mengoksidasi alkena yang dibuka menjadi diol dengan hidroksida (atau
dangan nukleofil oksigen lain). Pada contoh ini, syn diol dibentuk melalui
pelepasan nukleofil hidroksida dari sisi belakang ke karbon yang kurang
terhalang.
Hasil yang diperoleh adalah syn-diol. Dalam beberapa hal,mungkin
mengontrol pembukaan cincin epoksida,terutama terhadap molekul
siklis,seperti pada reaksi 1-fenilsikloheksena oksida dengan hidroksida.
Metode untuk menghasilkan diol secara streoselektif dimulai dengan epoksida
yang dibentuk dengan mengoksidasi alkena yang dibuka menjadi diol dengan
hidroksida

Khelasi Heteroatom
Salah satu faktor utama untuk mengontrol distereoselektivitas adalah
pengaruh khelat gugus-gugus heteroatom tetangga (pengaruh gugus tetangga).
Keadaan ini dapat ditunjukkan pada reaksi alkohol alilik khiral dengan asam
peroksi. Koordinasi dengan oksigen dan pelepasa oksigen elektrofilik dari sisi
tersebut menghasilkan alkohol epoksi.
Epoksidasi asimetris Sharples memanfaatkan selektivitas yang timbul
dari koordinasi dengan alkohol alilik oleh penambahan agen khiral untuk
mengontrol selektivitas.pengikatan alkohol alilik pada logam adalah penting
untuk pelepasan oksigen elektrofilik dan juga untuk pengontrolan orientasi
alkena relatif terhadap agen epoksidsi.
Kecenderungan terjadinya khelat heteroatom tegantug pada pereaksi
yang digunakan. Zink borohidrida mengadakan koordinasi yang sangat kuat
dengan heteroatom, tetapi litium aluminium hidrida menunjukan selektivitas
yang kurang.hal ini disebabkan oleh koordinasi yang lemah dengan heteroatom.

Salah satu faktor utama untuk mengontrol diastereoselektivitas adalah


pengaruh khelat gugus-gugus heteroatom tetangga.

B. Kontrol Stereo Pada Sistem Siklis


Cara untuk mengontrol regiokimia Markonikov dan anti-Markonikov,
dan retensi atau inversi konfigurasi, pada dasarnya sama seperti pada sistem
asiklis. Sukar untuk memisahkan pengaruh regiokimia (cara adisi) dan
pengaruh retensi dibandingkan inversi dan isomerisasi cis-trans pada molekul-
molekul siklis. Adisi pada ikatan π tersubtitusi menghasilkan isomer-isomer
geometri, dan pada sebagian besar sistem siklis akan mengontrol konfigurasi
absolut pusat khiral yang dikaitkan dengan isomer-isomer cis-trans dan/atau
dengan pembentukan diastereomer. Pengertian syn dan anti tidak mempunyai
arti pada sistem siklis.

Selektivitas Markonikov/Anti-Markonikov
Masalah-masalah yang berkaitan dengan adisi secara regioselektif pada
molekul-molekul siklis pada dasarnya sama seperti pada molekul-molekul
asiklis. Sebagai contoh, reaksi HBr dengan metilsiklopentena merupakan
regioselektivitas yang tinggi untuk produk Markonikov yang menghasilkan
tersierbromida, 1-bromo-1-metilsiklopentana.
Namun demikian, hidroborasi metilsiklopentena menghasilkan produk
utama anti Markonikov karena untuk adisi dibutuhkan keadaan transisi empat
pusat. Adisi boran dan oksidasi menghasilkan campuran alkohol dengan
perbandingan 86 : 14, dimana yang lebih menguntungkan adalah produk yang
kuran tersubtitusi.

Reaksi Hbr dengan metilsiklopentena merupakan regioselektivitas yang tinggi


untuk produk Markovnikov yang menghasilkan tersier bromida, 1-bromo-1-
metilsiklopentena.

Aturan Bredt
Reaksi lain di mana regioselektivitas bersifat penting adalah
pembentukan ikatan rangkap pada reaksi eliminasi. Regiokontrol pada eliminasi
diperoleh dengan pengikatan basa pada molekul (basa internal untuk eliminasi
syn) atau dengan pengikatan basa pada molekul seperti pada reaksi biomolekul
(basa eksernal untuk eliminasi anti). Penambahan pada halida dengan kalium-t-
butoksida dalam t-butanol menghasilkan antieliminasi, dan membentuk alkena
yang lebih banyak tersubtitusi. Hal ini disebabkan sifat termodinamika reaksi
dan persyaratan elektronik bahwa kedudukan gugus pergi anti terhadap
hidrogen yang dilepaskan. Efek yang sama terjadi pada halida siklis seperti cis-
2-1- metilsiklopentana, yang bila direaksikan dengan basa menghasilkan
metilsiklopentana.

Perbedaan utama di sini adalah ketidakmampuan cincin berotasi di


sekitar ikatan karbon-karbon, tetapi produk yang dihasilkan adalah alkena
yang lebih banyak tersubtitusi. Untuk syn dan anti eliminasi keduanya,
hidrogen-β dan gugus pergi adalah sudah ditentukan oleh regiokimia halida.
Syn-eliminasi melibatkan basa yag terikat secara intramolekul, diikuti
pelepasan hidrogen-β yang mempunyai kedudukan syn terhadap gugus pergi.
Adanya penghalang pada keadaan syn ini mengakibatkan pendekatan dan
pelepasan hidrogen-β pada kedudukan yang kurang tersubtitusi, yang secara
energetik lebih menguntungkan.
Pembentukan produk alkena memerlukan penahanan kedudukan
“kepala jembatan (bridgehead)” menjadi konformasiplanar, disebabkan
pembentukan geometri planar karbon sp2. Energi keadaan transisi yang
dibutuhkan untuk mengeliminasi – menjadi karbon kepala jembatan dalam
sistem kecil – sangat tinggi, dan sistem bisiklis kecil tidak dapat
mengakomodasi kenaikan yang besar dalam tegangan ini. Pengamatan
menunjukkan bahwa ikatan rangkap dua karbon – karbon tidak dapat dibentuk
pada atom – atom kepala jembatan dalam cincin – cincin bisiklis kecil dan
keadaan seperti ini pada awalnya disebut aturan Bredt. Pernyataan yang
dikemukakan oleh Bredt adalah “dalam sistem keluarga kamfena dan pinena
serta senyawa – senyawa yang sekerabat, karbon – karbon kepal jembatan (a
dan b) tidak dapat dilibatkan pada ikatan rangkap dua karbon – karbon.

Retensi vs invarsi (kontrol diastereo)


Reaksi molekuler siklis yang melibatkan pembentukan pusat-pusat
khiral mirip seperti yang terjadi pada system asiklik. Reaksi asida (NaN3)
dengan cis - 4 –t-butil-1-bromo-sikloheksana. Menghasilkan azida, dengan
inversi konvigurasi penuh Melalui jalur reaksi SN2.contoh:

Perbedaan utama antara system siklis dan system ansiklis adalah


ketidakmampuan sistem siklis mengalami rotasi disekitar ikatan karbon-karbon
yang menghasilkan perbedaan konfigurasi.

Menurut perhitungan yang dilakukan oleh Corey, bentuk ekuatorial


adalah bentuk yang dominan (dengan perbandingannya adalah <99,9 : <1 yaitu
6,88 : 6,89),jika azida di gunakan sebagai nukleofil ,maka penggantian bromida
berdasarkan SN2 melauli peningkatan pada sisi belakang akan sulit
terjadi,karena sudut pendekatan nukleofil terhalangi.

Isomer-isomer cis-trans (diastereoselektivitas)


Pada system siklis ,pengontrolan geometric cis-trans merupakan
persoalan diastereoseletivitas.konformasi cicin,kemampuan kekonformasian
pada keadaan transisi,dan stabilitas produk akhir,merupakan hal yang penting
untuk mengkontrol dan memprediksi stereokimia. Contoh: Reduksi 4-t-
butilsilkoheksanon menunjukan kemantapan yang ditandai pelapisan hibrida
melalui jalur a (perbandingan a : b = 91 : 9), selama reaksi dengan LiAlH4 yang
menghasilkan trans-alkohol)

Para ahli kimia yang melakukan sintesis tidak selalu dipaksa untuk
menerima stereokimia tersebut.paling tidak ada dua pilihan :
1. Mengubah jalur sintesis untuk menghasilkan intermediet yang
menguntukan yang dapat menghasilkan steriokimia yang
diinginkan,dan
2. Mengubah pusat sterio pada produk akhir.
Terdapat banyak cara yang ada untuk emeriksa stereokimia relative
pada pusat khiral yang tidak sesuai dengan sasaran yang diinginkan.Dengan
memanfaatkan perbedaan-perbedaan seperti itu pada stabilitas produk
,memungkinkan kita untuk dapat mengubah populasi diastereomer.

C. Pengaruh Khelasi dan Gugus Tetangga


Pengaruh gugus sederhana yang di pengaruhi pelepasan “oksigen” ke
ikatan rangkap dua alcohol telah dikemikakan oleh Henberst dan Sharless. Ini
merupakan pengaruh untuk reaksi asiklis.Epoksidasi senyawa 6.100
berlangsung melalui koordinasi asam peroksi dengan alcohol. Pelepasan
berbeda dengan epoksidasi alitik asetat yang terutma menghasilkan pelepasan
oksigen elektofilik dari muka yang kurang berpenghalang.
Pengaruh gugus seperti ini disebabkan oleh pengaruh khelasi subtituen
heteroatom dengan pereakai. Pengaruh gugus tetangga dapat menjadi jelas dan
dapat digunakan untuk mengarahkan steroekimia dari suatu reaksi.Contoh
lain : Reaksi oksetana dengan diametil alumenium N-mitel-analin yang
merupakan reaksi eleminasi,menghasilkan 99% (E)-alkena.

Alumenium mengadakan koordinasi dengan oksigen oksetana pada


muka b yang kurang terlarang pada 6.107 dan 6.108,merupakan retomer kunci.
Pada perencanaan reaksi,tidak hanya pengaruh – pengaruh a dan b
hidroksil,alkoksi,dadi pasangan gugus amino yang harus di perhatikan , tetapi
juga pengaruh-pengaruh yang lebih kuat dari pasangan electron bebas yang
berdekatan dengan electron nitrogen,oksigen dan belerang.pengaruh khelasi
tersebut pada kenyataannya dapat merupakan pengarahan steriokimia atau
regiokimia dan penghambat atau penghentian reaksi yang diharapkan.
D. Stereo Kontrol Asiklis Melalui Precursor Siklis
Sistem siklis dapat digunakan untuk memprediksikan gugus
fungsi,sering dengan control regiokimia dan steriokimia.Cincin kemudian
dibuka untuk memperperoleh system asiklis ,dan regioimia dan strereokimia
subtituen telah ditetapkan (ditemukan). Contoh penerapan masalah dilakukan
dengan cara disintesis senyawa organic secara efektif.

Penambahan dan pengaturan gugus fungsi adalah konversi sikloheksanoan


menjadi epoksiteron. Penambahan dengan tosilhidrasin dalam asam asetat akan
menyebabkan terjadinya pemecahan cicin Eschenmoser dan menghasilkan.
Hidrogenasi Lindlar memberikan feromon seks utama dari Doglas fir
Fussockmoth.

E. Reaksi Pementukan Cicin


Pengenalan dari aturan Baldwin untuk penutpan cicin, mempelajari
nukleofil, homolitik, dan proses penutupan cicin kationik, dan mendapatkan
pola reaktifitas yang dapat relativ diprediksi. Pendekatan ini didasarkan pada
persyaratan-persyaratan steriokimia dan sudut pendekatan yang
memungkinkan untuk membawa bersama-sama dua pusat rebktif bila
dihubungkan dengan atom-atom (tether). Baldwin mengklasifikasikan
penutupan cicin menjadi dua kategori : EXO (aliran electron dari reaksi adalah
eksternal terhadap cicin yang akan dibentuk) dan ENDO (aliran elektro didalam
cicin yang akan dibntuk).jika atom yang diikat dinyatakan tet dan cicin yang
akan dihasilkan adalah 6.118.Peningkatan atom pada sp2 disebut TRIG
(membentuk cicin) dan peningkatan hibridisasi pada atom sp disebut DIG(
pembentukan cicin).

Bila kita bicarakan aturan Baldwin, maka yang paling perluh dibicarakan
adalah pertama-tama adalah persyaratan sudut peningkatan untuk membawa
dua ujung raktif molekul bersama-sama.Elliot dan Graham-Richard
menyatakan suatu metode untuk memprediksikan sudut pendekatan yang
cocok,yang haya didasarkan pada substrat.Pengggantian pada karbon sp 3 pada
umumnya melaui peningkatan dari bagian belakang dan gugus yang akan
datang (X) harus mendekati karbon yang mengandung Y [ada sudut yang dekat
dengan 180°.disini sudut ikat sekitar 120°,tetapi selama reaksi,atom sp 3 adalah
tetrahedral ( dengan sudut ikatan sekitar 109°)
Sudut ikat pada ikatan rangkap tiga adalah 180°, karena molekul adalah
linear. Dalam hal in konversi atop sp menjadi atom sp 2 menghasilkan sudut ikat
120° yang merupakan karekteristik alkena.Menggunakan analog yang sama
seprti pada koversi sp2 -sp3 atom harus mendekati ikatan rangkap tiga pada
sudut sekitar 120°.

Contoh siklis endo, konversi sitronelal oleh pengaruh katalisator asam H+


menjadi isopulegol mengalami penggantian exo Y,tetapi menghasilkan Konver

Terdapat dua cara untuk meggambarkan pembentukan cicin. Enolat secara


kinatik akan membentuk cicin melalui pengganti Exo Y menghasilkan Enolat
secara termodinamikal akan menghasilkan konversi,di sebut enol endo-exo-tet
dan konversi.

Enolat pada umumnya mengalami reaksi 5-endo-tring pada oksigen


sedangkan reaksi 6-endo-tring disukai pada karbon.untuk membentuk cicin
lingkar dari lima dari pasangan electron bebas oksigen harus pada kedudukan
yang tepat untuk menggantikan kedudukan brom pada 6.136( produk adalah
tetrahidrofuran).

Keadaan transisi untuk penggantian in di gambarkan pada 6.140. Agar


menghasilkan cicin lingkar-enam,maka orbital-orbital karbon enolat pada 6.138
harus pada sudut ang tepat untuk penggantian.

Anda mungkin juga menyukai