Selektivitas cis-trans
Kontrol pada geometri cis-trans telah ditunjukkan pada reduksi alkuna
engan hidrogenasi katalitik atau dengan logam alkali. Katalis Lindlar
memungkinkan terjadinya reduksi secara selektif terhadap alkuna menjadi cis-
alkena. Keadaan yang berlawanan, reaksi alkuna dengan logam alkali akan
menghasilkan trans-alkena. Sekali lagi, pengertian utama terhadap perbedaan
dua mekanisme reaksi tersebut memungkinkan pengontrolan geometri cis-trans
produk akhir.
Selektivitas syn-anti
Reaksi enolat yang dibicarakan sebelumnya merupakan contoh yang baik
tentag kemampuan untuk mempengaruhi atau mengontrol distereoselektivitas,
dengan mengubah basa atau kondisi reaksi lain. Produk-produk akhir dari
serangkaian reaksi ini adalah syn diastereomer dan anti diastereomer. Rekasi
lain di mana syn dan anti diastereomer dapat dibentuk, tetapi satu yang
perdominan, yaitu pada contoh konversi alkena menjadi 1,2-diol. Metode untuk
menghasilkan diol secara stereoselektif dimulai dengan epoksida, yang dibentuk
dengan mengoksidasi alkena yang dibuka menjadi diol dengan hidroksida (atau
dangan nukleofil oksigen lain). Pada contoh ini, syn diol dibentuk melalui
pelepasan nukleofil hidroksida dari sisi belakang ke karbon yang kurang
terhalang.
Hasil yang diperoleh adalah syn-diol. Dalam beberapa hal,mungkin
mengontrol pembukaan cincin epoksida,terutama terhadap molekul
siklis,seperti pada reaksi 1-fenilsikloheksena oksida dengan hidroksida.
Metode untuk menghasilkan diol secara streoselektif dimulai dengan epoksida
yang dibentuk dengan mengoksidasi alkena yang dibuka menjadi diol dengan
hidroksida
Khelasi Heteroatom
Salah satu faktor utama untuk mengontrol distereoselektivitas adalah
pengaruh khelat gugus-gugus heteroatom tetangga (pengaruh gugus tetangga).
Keadaan ini dapat ditunjukkan pada reaksi alkohol alilik khiral dengan asam
peroksi. Koordinasi dengan oksigen dan pelepasa oksigen elektrofilik dari sisi
tersebut menghasilkan alkohol epoksi.
Epoksidasi asimetris Sharples memanfaatkan selektivitas yang timbul
dari koordinasi dengan alkohol alilik oleh penambahan agen khiral untuk
mengontrol selektivitas.pengikatan alkohol alilik pada logam adalah penting
untuk pelepasan oksigen elektrofilik dan juga untuk pengontrolan orientasi
alkena relatif terhadap agen epoksidsi.
Kecenderungan terjadinya khelat heteroatom tegantug pada pereaksi
yang digunakan. Zink borohidrida mengadakan koordinasi yang sangat kuat
dengan heteroatom, tetapi litium aluminium hidrida menunjukan selektivitas
yang kurang.hal ini disebabkan oleh koordinasi yang lemah dengan heteroatom.
Selektivitas Markonikov/Anti-Markonikov
Masalah-masalah yang berkaitan dengan adisi secara regioselektif pada
molekul-molekul siklis pada dasarnya sama seperti pada molekul-molekul
asiklis. Sebagai contoh, reaksi HBr dengan metilsiklopentena merupakan
regioselektivitas yang tinggi untuk produk Markonikov yang menghasilkan
tersierbromida, 1-bromo-1-metilsiklopentana.
Namun demikian, hidroborasi metilsiklopentena menghasilkan produk
utama anti Markonikov karena untuk adisi dibutuhkan keadaan transisi empat
pusat. Adisi boran dan oksidasi menghasilkan campuran alkohol dengan
perbandingan 86 : 14, dimana yang lebih menguntungkan adalah produk yang
kuran tersubtitusi.
Aturan Bredt
Reaksi lain di mana regioselektivitas bersifat penting adalah
pembentukan ikatan rangkap pada reaksi eliminasi. Regiokontrol pada eliminasi
diperoleh dengan pengikatan basa pada molekul (basa internal untuk eliminasi
syn) atau dengan pengikatan basa pada molekul seperti pada reaksi biomolekul
(basa eksernal untuk eliminasi anti). Penambahan pada halida dengan kalium-t-
butoksida dalam t-butanol menghasilkan antieliminasi, dan membentuk alkena
yang lebih banyak tersubtitusi. Hal ini disebabkan sifat termodinamika reaksi
dan persyaratan elektronik bahwa kedudukan gugus pergi anti terhadap
hidrogen yang dilepaskan. Efek yang sama terjadi pada halida siklis seperti cis-
2-1- metilsiklopentana, yang bila direaksikan dengan basa menghasilkan
metilsiklopentana.
Para ahli kimia yang melakukan sintesis tidak selalu dipaksa untuk
menerima stereokimia tersebut.paling tidak ada dua pilihan :
1. Mengubah jalur sintesis untuk menghasilkan intermediet yang
menguntukan yang dapat menghasilkan steriokimia yang
diinginkan,dan
2. Mengubah pusat sterio pada produk akhir.
Terdapat banyak cara yang ada untuk emeriksa stereokimia relative
pada pusat khiral yang tidak sesuai dengan sasaran yang diinginkan.Dengan
memanfaatkan perbedaan-perbedaan seperti itu pada stabilitas produk
,memungkinkan kita untuk dapat mengubah populasi diastereomer.
Bila kita bicarakan aturan Baldwin, maka yang paling perluh dibicarakan
adalah pertama-tama adalah persyaratan sudut peningkatan untuk membawa
dua ujung raktif molekul bersama-sama.Elliot dan Graham-Richard
menyatakan suatu metode untuk memprediksikan sudut pendekatan yang
cocok,yang haya didasarkan pada substrat.Pengggantian pada karbon sp 3 pada
umumnya melaui peningkatan dari bagian belakang dan gugus yang akan
datang (X) harus mendekati karbon yang mengandung Y [ada sudut yang dekat
dengan 180°.disini sudut ikat sekitar 120°,tetapi selama reaksi,atom sp 3 adalah
tetrahedral ( dengan sudut ikatan sekitar 109°)
Sudut ikat pada ikatan rangkap tiga adalah 180°, karena molekul adalah
linear. Dalam hal in konversi atop sp menjadi atom sp 2 menghasilkan sudut ikat
120° yang merupakan karekteristik alkena.Menggunakan analog yang sama
seprti pada koversi sp2 -sp3 atom harus mendekati ikatan rangkap tiga pada
sudut sekitar 120°.