Anda di halaman 1dari 25

SISTEM KEMUDI,REM & SUSPENSI

ALAT BANTU REM

Disusun oleh:

Nanda Ardian Prasetyanto (16504241006)


Afrid Cahyo Dewanto (16504241023)
Yoga Widiaprianto (16504241026)

PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena berkat rahmat dan karunianya
kami dapat menyelesaikan makalah tentang sistem transmisi synkronmes ini guna
memenuhi salah satu tugas kelompok matakuliah Sistem Pemindah Tenaga.
Tak lupa saya ucapkan terima kasih kepada rekan-rekan yang telah memberi dukungan
untuk penyusunan makalah ini. Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini
terdapat kekurangan-kekurangan dan jauh dari apa yang saya harapkan. Untuk itu, saya
berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan di masa yang akan datang,
mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa sarana yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya sendiri maupun orang
yang membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata
yang kurang berkenan dan saya memohon kritik dan saran yang membangun demi
perbaikan di masa depan.

Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Sistem Rem berfungsi untuk mengurangi kecepatan (memperlambat) dan


menghentikan kendaraan serta memberikan kemungkinan dapat memparkir
kendaraan di tempat yang menurun.
Prinsip kerja rem yaitu pengereman terjadi karena gesekan antara ban dan jalan,
gesekan akan bertambah sesuai dengan pembagian beban pada ban. Saat melakukan
pengereman roda depan lebih dahulu melakukan pengereman dan disusul roda
belakang, ini di karenakan saat dilakukan pengereman maka titik pusat gravitasi
kendaraan akan pindah kedepan disebabkan adanya gaya ineretia dan karena adanya
beban yang menyatu pada bagian depan. Dan pada pengertian lain rem dapat
diartikan Tenaga gerak putar roda diubah oleh proses gesekan menjadi tenaga panas
dan tenaga panas itu segera dibuang ke udara luar. Pengereman dilakukan dengan
cara menekan sepatu rem yang tidak berputar terhadap tromol (break drum) yang
berputar bersama roda sehingga menghasilkan gesekan dan kendaraan melambat
untuk berhenti.
Pada sistem pengereman mobil kita mengenal sistem rem hidrolik yang
memanfaatkan fluida untuk melakukan transfer energi. Sistem ini akan
memungkinkan seluruh rem aktif dalam satu kontrol pedal, sehingga gaya
penekananpun akan berlangsung berat. Untuk itulah pada rem dilengkapi dengan
booster rem dan system tambahan lainya.

2. Rumusan Masalah
a. Apa pengertian Sistem tambahan rem
b. Apa saja Komponen-komponen pada Sistem tambahan rem
c. Bagaimana prinsip dan cara kerja sistem tambahan rem
d. Tipe- tipe system tambahan rem
e. Apa saja Troubleshoting yang sering dialami
3. Tujuan Penulisan
a. Supaya pembaca mengetahui tentang Sistem Tambahan Rem
b. Mengetahui konsep Sistem tambahan rem
c. Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sistem Kemudi, Rem dan Suspensi

4. Metode Penulisan

Metode yang dipakai dalam karya tulis ini yaitu metode yang dilakukan dengan
mempelajari dan mengumpulkan data dari pustaka yang berhubungan dengan alat, baik
berupa buku maupun informasi di internet dan juga menggunakan metode diskusi.
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian Booster Rem dan alat bantu tambahan rem

Pada sistem pengereman pada kendaraan-kendaraan sekarang ini sudah


dilengkapi dengan komponen tambahan yaitu boster rem. Boster rem berfungsi
untuk membantu memperingan pengemudi saat menginjak pedal rem. Dengan
adanya boster rem pada sistem rem maka saat menginjak pedal rem tidak
memerlukan banyak energi, berbeda dengan sistem rem yang tidak dilengkapi
dengan boster rem, yang mana saat pengemudi menginjak pedal rem akan
memerlukan energi yang lebih banyak.
Boster rem bekerja pada saat mesin hidup, ketika mesin mati boster rem
tidak bekerja sehingga saat mesin mati gaya yang dibutuhkan untuk menginjak
rem akan sama dengan kendaraan yang tidak menggunakan boster rem.
Booster rem dapat dipasang menjadi satu dengan master silinder (tipe
integral) atau dapat juga dipasangkan secara terpisah dari master silinder itu
sendiri. Tipe integral ini banyak digunakan pada kendaraan penumpang dan truk
kecil.
Booster rem mempunyai diaphram (membran) yang bekerja dengan
adanya perbedaan tekanan antara tekanan atsmosfir dan kevakuman yang
dihasilkan dalam intake manifold. Master silinder dihubungkan dengan pedal dan
membran untuk memperoleh daya pengereman yang besar dari langkah pedal yang
minimum.
Untuk kendaraan berjenis diesel, boster remnya diganti dengan pompa
vakum karena kevakuman yang terjadi pada intake manifold pada mesin diesel
tidak cukup kuat.
Booster body dibagi menjadi bagian depan (ruang tekanan tetap/constant
pressure chamber) dan bagian belakang (rung tekanan variasi/variable pressure
chamber), dan masing masing ruang dibatasi dengan membran dan piston boster.
Mekanisme katup pengontrol (Control valve mechanism) berfungsi untuk
mengatur tekanan didalam ruang tekan variasi. Termasuk katup udara (air valve),
katup vacum (vacuum valve). katup pengontrol dan sebagainya yang berhubungan
dengan pedal rem melalui batang penggerak katup (valve operating rod).
Selain booster rem ada alat bantu tambahan lain yang digunakan pada
kendaraan besar seperti bus atau truk. Alat bantu pengeremanya adalah retarder
yang berfungsi sebagai penahan poros output transmisi untuk membantu
pengereman. Beban kendaraan yang berat maka akan susah juga penghentianya
tanpa adanya alat bantu tambahan pengereman. Retarder bekerja gengan prinsip
menahan putaran transmisi
Retarder adalah alat bantu pegereman non friksi/non kontak untuk
meningkatkan fungsi dari sistem pengereman utama. Perangkat ini biasanya
digunakan pada kendaraan berat seperti Bus dan Truck. Sistem pengereman yang
berbasis gesekan rentan terhadap pemudara rem (aus) ketika digunakan secara
terus menerus, yang dapat berbahaya. Misalnya jika truk atau bus yang menurun
di turunan panjang. Oleh sebab itu, kendaraan berat sering dilengkapi dengan
sistem tambahan yang tidak berbasis gesekan untuk membantu pengereman
sehingga tingkat keausan rem konvensional berumur panjang & safety lebih
terjaga. Fungsi Retarder ini adalah untuk memperlambat kendaraan, atau
mempertahankan kecepatan stabil pada turuan sehingga Sebagai gesekan pada rem
bisa dikuranggi, terutama pada kecepatan yang lebih tinggi.

Penyempurnaan retarder selanjutnya pabrikan mengembangkan intarder,


retarder pun dirasakan belum cukup. Salah satu kelemahan retarder adalah
kemampuan pengeremannya dirasakan belum memadai. Pada umumnya
kemampuan pengereman retarder berkisar 60-80%, walaupun ada produsen yang
mengklaim kemampuan pengereman retarder yang diproduksinya mencapai 90%,
namun hal ini dirasakan belum cukup. Sebagai informasi, angka kemampuan
pengereman ini sangat mungkin berkurang dengan meningkatnya temperatur
fluida (oli) yang menjadi medium pengereman. Hal lainnya, harga retarder ini
relatif mahal, sehingga hanya cocok diaplikasikan untuk truk-truk dengan brand
premium atau alat berat
Bagian utama dari Intarder adalah step-up gear, sebuah gear yang
berukuran lebih besar dari pinion gear yang terpasang pada bagian ujung dari
propeller shaft. Step-up gear ini terpasang pada sebuah stator berupa vane. Stator
ini terpasang pada sebuah rotor yang juga berupa vane yang bisa berputar. Baik
stator maupun rotor terpasang di dalam sebuah chamber atau housing. Sebuah
hydraulic pump dan heat exchanger melengkapi fungsi Intarder

2. Komponen – komponen Alat bantu rem


a. Komponen booster rem

1. Karet diafragma
2. Katup udara
3. Katup vakum
4. Tuas pendorong
5. Katup pengontrol vakum
6. Tuas rekasi
7. Torak boster
8. Tuas pendorong
9. Saluran vakum
10. Katup satu arah
b. Komponen Intarder

Unit transmisi dan intarder

Step up gear

stator
rotor

Hidrolik control unit

pompa

On-Board electronics
Heat exchanger

c. Komponen Exhaust Brake


3. Prinsip dan cara kerja Booster rem
a. Prinsip kerja boster rem
Bila vakum bekerja pada kedua sisi piston, maka piston akan terdorong ke
kanan oleh pegas. Bila tekanan atmosfir masuk ke ruang A, maka piston
bergerak ke kiri menekan pegas karena adanya perbedaan tekanan,
menyebabkan batang piston menekan piston master silinder.

b. konstruksi boster rem


- Bagian dalam booster dihubungkan dengan pompa vakum (diesel) atau
intake manifold (bensin) melalui check valve.
- Check valve berfungsi sebagai katup satu arah yang hanya
memungkinkan
udara mengalir dari booster ke vacuum pump.
- Ruang booster terbagi menjadi dua bagian oleh diapragm yaitu constant
pressure chamber dan variable pressure chamber.
- Pada control valve mechanism terdapat air valve dan vacum valve.
- Valve operating rod dihubungkan ke pedal rem.
c. Prinsip kerja Retarder dan intarder
Sistem pengereman yang berbasis gesekan rentan terhadap pemudara
rem (aus) ketika digunakan secara terus menerus, yang dapat berbahaya.
Misalnya jika truk atau bus yang menurun di turunan panjang. Oleh sebab
itu, kendaraan berat sering dilengkapi dengan sistem tambahan yang tidak
berbasis gesekan untuk membantu pengereman sehingga tingkat keausan
rem konvensional berumur panjang & safety lebih terjaga.
Fungsi Retarder ini adalah untuk memperlambat kendaraan, atau
mempertahankan kecepatan stabil pada turuan sehingga Sebagai gesekan
pada rem bisa dikuranggi, terutama pada kecepatan yang lebih tinggi.
Prinsip kerjanya yaitu dengan menahan rotor dengan tekanan balik fluida
yang dihasilkan dari sirip sirip stator.

d. Prinsip Kerja Exhaust Brake


Prinsipnya Exhaust Brake menciptakan Back-pressure di saluran
pembuangan melalui penambahan katup di saluran pembendung gas buang.
Exhaust Brake bekerja dengan mengurangi kecepatan putaran mesin
dengan menutup saluran pembuangan, hal ini mengakibatkan gas buang
akan terkompresi di exhaust manifold dan ruang silinder. Karena gas
buang termampatkan di saluran buang dan tidak bisa keluar maka putaran
mesin akan terhambat karena piston mendapatkan tekanan balik saat
berusaha mendorong gas sisa pembakaran keluar dari ruang silinder.
Akhirnya mobil kehilangan daya dorongnya dan lajunya pun berkurang.
Ini seperti Engine Brake hanya saja dengan metode yang berbeda.

4. Cara Kerja
a. Cara Kerja Boster Rem / Servo Saat Rem Tidak Aktif

Pada saat boster rem atau servo tidak digunakan, katup udara
dihubungkan ke batang operasi katup dan ditarik ke kanan karena ada pegas
pembalik pada katup udara. Katup kontrol akan didorong ke kiri oleh pegas
katup pengontrol, hal ini menyebabkan katup udara bersentuhan dengan
katup pengontrol. Dan oleh karena itu udara atmosfer yang mengalir melalui
elemen pembersih udara dicegah masuk ke ruang tekanan variabel.

Ketika kondisi boster rem belum digunakan ini, katup hampa udara
dari badan katup akan dipisahkan dari katup pengontrol untuk membuka
jalan antara saluran A dengan saluran B. Dan oleh karena akan selalu ada
hampa udara di dalam ruang tekanan konstan, maka ada juga hampa udara
di ruang tekanan variabel, dan akibatnya piston di dorong ke kanan oleh
pegas diafragma.

b. Cara Kerja Boster Rem / Servo Saat Rem Digunakan


Pada saat pedal rem ditekan, maka batang pengoperasian katup akan
mendorong katup udara, sehingga mengakibatkan katup udara bergerak ke
kiri. Katup pengontrol yang didorong untuk melawan katup udara oleh pegas
katup pengontrol juga ikut bergerak ke kiri sampai dengan katup pengontrol
berhubungan dengan katup hampa udara. Hal ini menutup bukaan antara
saluran A dan saluran B.
Dan ketika katup udara bergerak lebih jauh lagi ke kiri, maka katup
udara juga menjauhi katup pengontrol. Dan kondisi tersebut mengakibatkan
udara atmosfer masuk ke ruang tekanan variabel melalui saluran B (setelah
melewati elemen pembersih udara).

Adanya perbedaan tekanan antara ruang tekanan variabel dengan


ruang tekanan konstan membuat piston bergerak ke kiri, hal ini akan
menyebabkan cakram reaksi (reaction disk) menggerakkan batang
pendorong booster ke kiri dan juga menambah tekanan tenaga pengereman.
c. Cara Kerja Boster Rem / Servo Saat Pedal Rem Ditekan Setengah
Jika pedal rem ditekan setengah, maka batang pengoperasian katup
dan katup udara akan berhenti bergerak namun piston akan tetap bergerak
ke kiri sehingga ada perbedaan tekanan. Katup pengontrol tetap
dihubungkan dengan dengan katup hampa udara oleh pegas katup
pengontrol. Namun katup pengontrol akan bergerak bersama dengan piston.

Karena katup pengontrol bergerak ke kiri dan berhubungan dengan


katup udara, maka udara atmosfir akan dapat dicegah untuk masuk ke ruang
tekanan variabel, sehingga piston akan bergerak dan mempertahankan
tenaga pengereman yang sedang dilakukan.

d. Cara Kerja Boster Rem / Servo Saat Pedal Rem Ditekan Penuh
Jika pedal rem ditekan maksimal, maka katup udara akan bergerak
seluruhnya untuk menjauh dari katup pengontrol. Pada saat ini ruang tekanan
variabel diisi seluruhnya dengan udara atmosfer. Perbedaan tekanan antara
ruang tekanan varibel dan ruang tekanan konstan juga dibuat maksimum, hal
tersebut akan membuat efek dorong maksimum pada piston.
Bahkan ketika tenaga tamabahan diberikan pada pedal rem, maka efek
dorong pada piston tidak akan berubah, dan tenaga tambahan tersebut akan
disalurkan pada tongkat pendorong boster dan akan dikirimkan sebagaimana
adanya ke silinder utama.

e. Cara Kerja Boster Rem / Servo Saat Tidak Hampa Udara


Jika brake boster gagal memberikan kevakuman karena sebab apapun,
maka tidak akan ada perbedaan tekanan antara ruang tekanan variabel dengan
ruang tekanan konstan, hal ini karena kedua ruang tekanan tersebut diisi oleh
udara atmosfer. Saat boster rem ada pada posisi OFF, maka piston akan
dikembalikan ke kanan oleh pegas diafragma. Namun ketka pedal rem
ditekan, batang pengoperasian katup akan bergerak ke kiri dan mendorong
katup udara, tongkat pendorong boster, dan cakram reaksi. Hal ini
menyebabkan silinder utama piston akan memberikan tenaga pengereman.
Dan saat yang sama, katup udara akan mendorong kunci stopper katup
yang dimasukkan ke badan katup. Dan oleh karena itu, piston akan mengatasi
pegas diafragma dan bergerak ke kiri. Dengan demikian rem akan tetap
berfungsi bahkan ketika tidak ada hampa udara yang diberikan oleh boster
rem.
f. Cara kerja retarder
Ketika pedal rem ditekan, tidak hanya rem roda saja yang bekerja.rem
tambahan seperti retarde ikut bekerja untuk membantu mengereman dari
putaran output transmisi. Ketika pedal rem tertekan oli retarder akan terpompa
ke ruang stator, adanya sudu sudu yang berbalikan dari arah alirang yang
dihasilkan putaran rotor maka rotor akan tertahan dari aliran oli akibat aliran
balik stator. Maka putaran akan tertahan dan akan memperlambat laji
kendaraan
g. Cara kkerja Exhaust Brake

Cara kerja dari exhaust brake ini sangat sederhana yakni cukup dengan
menekan sebuah tombol atau switch exhaust brake, maka secara otomatis
exhaust brake seketika itu akan berfungsi, syarat mutlak agar exhaust
brake ini berfungsi adalah kendaraan / truk melaju pada kecepatan tinggi
dan pedal kopling maupun pedal gas dalam keadaan tidak diinjak, sebab
pada kedua pedal ini biasanya terdapat tombol swicth aktivasi. Bila salah
satu pedal masih diinjak maka exhaust brake tidak akan berfungsi. Dan
ketika kita menekan switch exaust brake inilah maka sensor pengatur
valve akan menutup saluran gas buang kendaraan, dengan begitu udara
sisa pembakaran tidak bisa pergi kemana mana sehingga tertahan didalam
ruang mesin, yang selanjutnya akan menahan pergerakan piston.
5. Tipe-tipe boster rem
a. Boster rem tipe vakum
Pada boster rem tipe vakum bekerja dengan memanfaatkan kevakuman
pada intake manifold untuk membantu meringankan pengemudi saat
menginjak pedal rem.

Boter rem tipe vakum didalamnya terdapat diafragma, ada dua jenis
boster rem tipe vakum ini yaitu boster rem dengan diafragma tunggal dan
boster rem tipe vakum dengan diafragma ganda.

Cara kerja kedua boster rem tersebut sama, tapi pada boster rem tipe
vakum dengan diafragma ganda memiliki ukuran diameter diafragma yang
lebih kecil dibandingkan dengan diameter diafragma pada boster rem tipe
vakum dengan diafragma tunggal.

Boster rem tipe vakum ini dipasang diantara push rod pedal rem dan push
rod master silinder, serta boster rem vakum ini menerima kevakuman dari
intake manifold melalui selang dan katup satu arah (vacuum check ball valve/
one way check valve). Katup ini akan mempertahankan tekanan kevakuman
di dalam boster pada saat mesin dimatikan agar boster rem memiliki
kevakuman cadangan untuk 2 sampai 3 kali pengereman.
b. Boster rem tipe hidrolis (tekanan)
Boster rem tipe hidrolis digunakan pada kendaraan yang umunnya
kendaraan tersebut tidak memungkinkan menggunakan boster rem tipe vakum,
seperti :

Ruangan sangat sempit sehingga tidak memungkinkan untuk


menempatkan boster rem tipe vakum.

Tidak tersedianya kevakuman yang konstan pada intake manifold di


kendaraan, contohnya pada mesin diesel yang menggunakan turbo charger.

Kendaraan yang membutuhkan gaya pengereman yang lebih besar,


sehingga penggunaan boster rem tipe vakum tidak memungkinkan.

c. Cara kerja dari boster rem tipe hidrolis ini memanfaatkan tekanan hidrolik
untuk membantu meringankan pengemudi saat menginjak pedal rem. Tekanan
hidrolik ini didapatkan dari pompa.
Pompa yang digunakan pada boster tipe hidrolis ini menggunakan atau
memanfaatkan pompa pada power steering hidrolik.

6. Troubleshoting yang Sering Dialaimi


a. Mengatasi Kerusakan Booster Rem

Untuk mengatasi kerusakan pada booster rem, tentunya anda harus


membawanya ke bengkel. Namun tentunya ini akan membuat anda
mengeluarkan biaya yang banyak. Untuk menghematnya, anda dapat
memperbaiki booster rem anda sendiri di rumah. Berikut ini langkah-langkah
yang tepat untuk memperbaiki booster rem mobil anda tanpa perlu
mengeluarkan biaya yang besar.

1) Pertama kali tentunya anda harus memeriksa terlebih dahulu kondisi


dari booster rem mobil anda sebelum memulai perbaikan. Untuk
memeriksanya, anda dapat melakukan tiga cara berikut ini. Cara
pertama adalah periksa perubaahan pada stasioner mesin, bila karet
membrannya mengalami kebocoran maka akan terlihat stasioner mesin
menjadi naik. Cara kedua yang dapat anda lakukan adalah memeriksa
kevakuman dari manifold yang menuju boster. Untuk memeriksanya
anda dapat melepas selang yang ada pada tabung booster, sebelum
melepas selang pastikan bila anda mencabut klem nya terlebih dahulu.
Bila ada kevakuman maka selang tersebut tidak buntu, namun jika
komponen tidak bisa menghisap maka dapat dipastikan jika karet
membran mengalami kebocoran. Cara ketiga untuk memeriksa kondisi
booster rem anda adalah dengan memeriksa kebocoran baik dari selang
vakum ataupun tabung booster. Karet booster yang sobek tentunya akan
menyebabkan suara bising.
2) Setelah dilakukan pemeriksaan secara menyeluruh, maka anda dapat
memastikan bila masalah terjadi pada karet booster. Untuk
memperbaikinya, maka anda dapat melepas terlebih dahulu master rem
yang menempel pada tabung booster sehingga tidak mengganggu proses
perbaikan.
3) Setelah itu, anda dapat melepaskan booster dari bodi serta pedal rem.
4) Untuk melepasnya, anda dapat menggunakan obeng. Namun untuk
melepasnya anda perlu hati-hati agar jangan sampai mengenai bagian
karet membran booster.
5) Setelah itu, anda dapat memeriksa apakah kondisi karet membran dalam
keadaan sobek atau tidak. Jika iya, karet membran yang sobek dapat
menyebabkan membran tidak dapat ditarik oleh manifold sehingga
menyebabkan tidak adanya tarikan dari kevakuman manifold. Untuk
karet yang sobek ini, anda perlu menambalnya sehingga karet dapat
tertutupi lagi.
6) Setelah selesai menambal, anda dapat memasangkan kembali
komponen-komponen yang anda lepas sebelumnya ke tempat semula.
7) Kemudian lakukan uji kendaraan untuk memastikan jika kondisinya
sudah benar.

Kebocoran yang terjadi pada booster rem tentunya akan menyebabkan


mobil menjadi susah lansam (stationer). Hal ini dikarenakan daya vakum
yang ada pada booster rem didapatkan dari manifol ini yang merupakan
saluran bahan bakar. Gejala yang sering terjadi pada saat booster rem
mengalami kebocoran adalah dengan adanya bunyi desis dari dalam rem
mobil. Banyak hal yang dapat menyebabkan kebocoran pada booster rem.
Kebocoran ini biasanya terjadi pada seal karet yang terdapat di servo booster
rem mobil.

7. Penyebab Kerusakan Booster Rem

Berikut ini beberapa penyebab kebocoran pada booster rem serta cara
mengatasinya.
a. Bagian karet booster akan mengalami kebocoran ketika kondisinya sobek.
Untuk memastikan kerusakan ini, anda dapat membongkar bagian booster rem
mobil anda.
b. Jika terjadi kebocoran pada seal servo bagian belakang, biasanya akan timbul
suara mendesis dari bagian tersebut. Untuk mengatasinya, anda harus
membongkarnya karena bagian seal ini berada di dalam.
c. Kerusakan juga biasa terjadi pada sambungan antara rumah booster bagian
depan dan belakang. Hal ini biasanya dikarenakan tidak pernah dibuka sama
sekali ataupun tidak pas atau tidak rata pada saat pemasangannya. Pada bagian
ini terdapat lingkar luar karet yang dijepit dengan dua bagian.
d. Tempat dudukan selang vacum servo juga dapat menjadi penyebab kebocoran
pada booster rem. Biasanya dikarenakan bagian ini sudah kendur sehingga
mudah untuk bocor. Bila bagian ini mengalami kerusakan, anda cukup
menggantinya dengan yang baru. Anda juga tidak perlu untuk membongkarnya
karena bagian seal ini mudah untuk dilepas. Anda cukup membuka penahannya
dan kemudian mencongkel bagian luar untuk mengetahui kebocoran. Bila anda
menginjak pedal rem pada saat keadaan master rem terbuka dan kemudian
terdapat udara yang keluar, maka dipastikan bagian tersebut mengalami
kebocoran.
e. Booster rem memang memiliki fungsi yang cukup penting di dalam sebuah
kendaraan mobil, tanpa adanya booster rem maka anda perlu untuk menekan
pedal rem lebih kuat dikarenakan sistem pengereman menjadi lebih keras.
Tentunya dengan fungsi tersebut, kondisi booster rem perlu diperhatikan agar
jangan sampai rusak dan mengganggu anda ketika mengendarai mobil. Tidak
hanya dapat mengalami kebocoran saja, banyak kerusakan lainnya yang bisa
mengenai booster rem anda. Sehingga akan lebih baik bila anda mengetahui
lebih awal gejala-gejala kerusakan yang terjadi pada booster rem. Berikut ini
beberapa gejala booster rem yang mengalami kerusakan.
f. Gejala yang sering terjadi adalah kondisi pedal rem yang keras ketika anda
menginjaknya sehingga sistem pengereman kendaraan menjadi kurang
maksimal.
g. Adanya bunyi desis udara pada saat mesin mobil dinyalakan, baik pada saat
rem sedang diinjak ataupun tidak. Biasanya ini terjadi ketika booster rem
mengalami kebocoran.
h. Mesin kendaraan menjadi susah langsan. Biasanya ini terjadi karena kebocoran
booster ataupun kebocoran pada intake manifold.

Banyak hal yang dapat menyebabkan gejala-gejala diatas pada kendaraan anda,
seperti:

1) Kebocoran pada selang vakum booster


2) Kondisi booster rem yang sedang rusak
3) Adanya kotoran yang menumpuk sehingga terjadi penyumbatan pada selang
vakum booster
4) Adanya kebocoran pada karet seal booster rem
5) Bagian tabung angin terisi dengan oli karena pentil blower mengalami
kerusakan (terjadi pada mobil bermesin diesel)
6) Blower vakum yang ada pada dinamo pengisian mengalami kerusakan (
terjadi pada mobil bermesin diesel)

Anda mungkin juga menyukai