Anda di halaman 1dari 1

Tatalaksana & Edukasi Stevens-Johnson Syndrome

Sindrom Stevens-Johnson (SSJ) dan Nekrolisis Epidermal Toksik (NET) adalah penyakit yang
mengancam nyawa yang membutuhkan tatalaksana yang optimal berupa deteks idini dan penghentian
segera obat tersangka, serta perawatan suportif di rumah sakit. Sangat disayangkan untuk merawat
pasien SSJ-NET di ruang perawatan khusus.

Perawatan suportif mencakup mempertahankan keseimbangan cairan elektrolit, suhu


lingkungan yang optimal 28-30℃, nutrisi sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan asupan makanan,
perawatan kulit secara aseptik tanpa debridement, perawatan mata dan mukosa mulut. Berbagai terapi
spesifik telah dipakai untuk mengatasi penyakit ini, namun belum diperoleh hasil yang jelas karena
sulitnya mengadakan uji klinis untuk penyakit yang jarang ini. Penggunaan kortikosteroid sistemik
sampai saat ini, hasilnya masih sangat beragam, sehingga penggunaannya belum dianjurkan. Kebijakan
yang dipakai di ruang rawat Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin RSCM adalah menggunakan
kortikosteroid sistemik untuk setiap kasus SSJ-NET, dengan hasil yang cukup baik dengan angka
kematian pada periode 2010-2013 sebesar 10,5%.

IVIg, siklosporin A, siklofosfamid, plasmaferesis dan hemodialisis juga telah digunakan di


berbagai negara dengan hasil yang bervariasi.

- Edukasi
Pasien disarankan untuk tidak menggunakan obat yang memicu terjadinya SSJ, dan berhati-
hati dalam membeli dan mengonsumsi obat-obatan tanpa indikasi medikasi yang jelas. Setiap
penggunaan obat disarankan untuk dilakukan tes sensitivitas terutama penggunaan obat
intravena dan intramuskular karena dapat berbahaya mengakibatkan reaksi alergi obat
anafilaktik dan SSJ yang dapat mengancam nyawa pasien.
Menjelaskan kemungkinan komplikasi yang mungkin menyertai setelah proses
penyembuhan, contohnya skar pada mata dan gangguan penglihatan, skar pada kulit, gangguan
pigmentasi dan gangguan pertumbuhan kuku.

Referensi:
Effendi EH. Sindrom Stevens-Johnson dan Nekrolisis Epidermal Toksik. In: Sri Linuwih SW Munaidi.
Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. 7th edition. Cetakan pertama. Jakarta: Badan Penerbit Fakultas
Kedokteran Indonesia; 2015.

Anda mungkin juga menyukai