Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Salah satu tugas perawat adalah memberi obat yang aman dan akurat kepada klien. Obat
merupakan alat utama terapi untuk mengobati klien yang memiliki masalah. Walaupun obat
menguntungkan klien dalam banyak hal, namun beberapa obat dapat menimbulkan efek
samping dan apabila pemberian obat tersebut tidak sesuai dengan anjuran yang sebenarnya
maka akan menimbulkan efek yang berbahaya. Dan seorang perawat juga memiliki tanggung
jawab dalam memahami kerja obat dan efek samping yang ditimbulkan oleh obat yang telah
diberikan, memberikan obat dengan tepat, memantau respon klien, dan membantu klien untuk
menggunakannya dengan benar dan berdasarkan pengetahuan. Oleh karena itu, ini akan
membahas salah satu rute pemberian obat, yaitu pemberian obat secara parenteral,
memberikan obat pada pasien dengan menginjeksinya ke dalam tubuh.
B. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian injeksi
2. Untuk mengetahui jenis-jenis injeksi
3. Untuk mengetahui bagaimana melakukan injeksi
4. Untuk mengetahui menyiapkan obat injeksi dari ampul atau vial

C. KEGUNAAN PENGAMAT
Tentang pemberian obat melalui injeksi,yang mencakup pengertian injeksi, jenis-jenis
injeksi, melakukan injeksi dan menyiapkan obat injeksi dari ampul atau vial.
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN INJEKSI
Injeksi adalah sediaan steril berupa larutan, emulsi atau suspensi atau serbuk yang harus
dilarutkan atau disuspensikan lebih dahulu sebelum digunakan, yang disuntikkan secara merobek
jaringan ke dalam kulit atau melalui kulit atau selaput lendir.Pemberian injeksi merupakan
prosedur invasif yang harus dilakukan dengan menggunakan teknik steril.
Istilah injeksi berarti adalah mendorong sejumlah cairan obat ke dalam tubuh menggunakan
jarum suntik.Cara injeksi yang biasa digunakan oleh dokter,perawat atau pun bidan adalah
IM(otot atau intramuscullar), IV(pembuluh darah atau intravena) dan juga SC(jaringan lemak
dibawah kulit atau subcutan), ID(lapisan diantara kulit atau intradermal).

B. TUJUAN INJEKSI
Pada umumnya Injeksi dilakukan dengan tujuan untuk mempercepat proses penyerapan
(absorbsi) obat untuk mendapatkan efek obat yang cepat.

Sebelum pelaksanaan berikut yang perlu dipersiapkan:

 kapas alkohol
 Disposable syiringe yang sesuai(1cc, 3cc, 5cc,atau 10cc)
 Sarung tangan karet disposable
 Manset turniquit(sabuk untuk mempermudah menemukan vena)
 Plaster jika diperlukan
C. MACAM-MACAM DAN CARA INJEKSI

1. SUNTIKAN INTRAVENA (IV)

Pengertian : Memasukkan cairan obat langsung kedalam pembuluh darah vena


waktu cepat sehingga obat langsung masuk dalam sistem sirkulasi darah.

Tujuan :

1. Memasukkan obat secara cepat


2. Mempercepat penyerapan obat
3. untuk memperoleh reaksi obata yang cepat diabsorpsi dari pada dengan
injeksi perenteral lain
4. Untuk menghindari terjadinya kerusakan jaringan
5. Untuk memasukkan obet dalam jumlah yang lebih besar

Lokasi yang digunkan untuk penyuntikan :


1. Pada lengan (vena mediana cubiti / vena cephalica )
2. Pada tungkai (vena saphenosus)
3. Pada leher (vena jugularis) khusus pada anak
4. Pada kepala (vena frontalis, atau vena temporalis) khusus pada anak
Sudut injeksi intravena : 15-30 º
Spuit yang dipakai : spuit 2-5 ml dengan ukuran 21-25, panjang jarum 1-2 inci.
Bahaya Pemberian Injeksi :
1. Pasien alergi terhadap obat (misalnya mengigil, urticaria, shock, collaps dll)
2. Pada bekas suntikan dapat terjadi apses, nekrose atau hematoma
3. Dapat menimbulkan kelumpuhan
Keuntungan dan Kerugian :
1. Keuntungan :
Tidak mengalami tahap absorbsi, maka kadar obat dalam darah diperoleh secara
cepat, tepat dan dapat disesuaikam langsung dengan respon penderita. Larutan tertentu
yang iriatif hanya dapat diberikan dengan cara ini karena dinding pembuluh darah
relative tidak sensitive dan bila di suntikkan perlahan – lahan obat segera di encerkan
oleh darah.

2. Kerugian :
Efek toksik mudah terjadi karena keadaan obat yang tinggi segera mencapai darah dan
jaringan. Disamping itu, obat yang di suntikkan tidak dapat di tarik kembali. Obat
dalam larutan minyak yang mengendapkan konstituen darah dan yang menyebakan
hemolisis

Prosedur Tindakan :
a. Pemberian Obat Melalui Intravena ( Secara Langsung )
Persiapan alat :
1. buku catatan pemberian obat atau kartu obat
2. kapas alkohol
3. sarung tangan
4. obat yang sesuai
5. spuit 2ml – 5 ml
6. bak spuit
7. baki obat
8. plester
9. perlak pengalas
10. karet pembendung ( tourniquet )
11. kasa steril ( bila perlu )
Prosedur Kerja :
1. Cuci tangan
2. Siapkan obat dengan prinsip enam benar
3. Indentifikasi klien
4. Beri tahu klien dan jelaskan prosedur yang akan diberikan
5. Atur klien pada posisi yang nyaman
6. Pasang perlak pengalas
7. Bebaskan lengan klien dari baju atau kemeja
8. Letakkan karet pembendung ( torniquet )
9. Pilih area penususkan yang bebas dari tangda kekakuan, peradangan atau
rasa gatal. Menghindari gangguan absorpsi obat atau cidera dan nyeri yang
berlebihan
10. Pakai sarung tangan
11. Bersihkan area penusukan dengan menggunakan kapas alkohol , dengan
gerakan sirkuler dari arah dalah keluar dengan diameter sekitar 5 cm.
Tunggu sampai kering. Metodr oni dilakukan untuk membuang sekresi
dari kulit yang mengandung mikroorganisme
12. Pegang kapas alkohol dengan jari - jari tengah pada tangan non dominan
13. Buka tutup jarum
14. Tarik kulit kebawah kurang lebih 2,5 cm dibawah area penususkan dengan
tangan
15. non dominan. Membuat kulit lebih kencang dan vena tidak befrgeser,
memudahkan
16. penusukan
17. Pegang jarum pada posisi 300 sejajar vena yang akn ditusuk perlahan pasti
18. Rendahkan posisi jarum sejajar kulit dan teruskan jarum kedalam vena
19. Lakukan aspirasi dengan tangan nono dominan menahan barel dari spuit
dan tangan
20. dominan menarik plunger
21. Observasi adanya draah dalam spuit
22. Jika ada darah, lepaskan terniquet dan masukkan obat perlahan – lahan
23. Keluarkan jarum dengan sudut yang sama seperti saat dimasukkkan (300) ,
sambil
24. melakukan penekanan dengan menggunakan kapas alkohol pada area
penusukan
25. Tutup area penusukkan dengan menggunakan kassa steril yang diberi
betadin
26. Kembalikan posisi klien
27. Buang peralatan yang sudah tidak diperlukan
28. Buka sarung tangan
29. Cuci tangan
30. Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan
b.Pemberian Obat Melalui Infus ( Secara Tidak Langsung )
Pemberian Obat Melalui infus ( secara tidak langsung ) ada dua
cara, yaitu :
1) Pemberian obat melalui wadah intravena.
Memberikan obat intravena melalui wadah merupakan pemberian
obat dengan menambahkan atau memasukkan obat ke dalam wadah cairan
intravena. Tujuannya : untuk meminimalkan efek samping dan
mempertahankan kadar terapeutik dalam darah.
Persiapan Alat dan Bahan :
1. Spuit dan jarum sesuai dengan ukuran
2. Obat dalam tempatnya
3. Wadah cairan ( kantong atau botol )
4. Kapas alcohol.
Prosedur Kerja :
1. Cuci tangan
2. Jelaskan pada pasien mengenai prosedur yang akan dilakukan.
3. Periksa identitas pasien, kemudian ambil obat dan masukkan ke dalam
spuit.
4. Cari tempat penyuntikan obat pada daerah kantong.
5. Lakukan desinfeksi dengan kapas alkohol dan stop aliran.
6. Lakukan penyuntikan dengan memasukan jarum spuit hingga menembus
bagian tengah dan masukkan obat berlahan – lahan ke dalam kantong atau
wadah cairan.
7. Setelah selesai, tarik spuit dan campur larutan dengan membalikan
kantong cairan secara perlahan – lahan dari satu ujung ke ujung lain.
8. Perikasa kecepatan infus
9. Cuci tangan
10. catat reaksi pemberian, tanggal, waktu, dan dosis pemberian obat.

2) Pemberian obat melalui selang intravena.


Persiapan Alat dan Bahan :
1. Spuit dan jarum yang sesui dengan ukuran
2. Obat dalam tempatnya
3. Selang intra vena
4. Kapas alkohol
Prosedur Kerja :
1. Cuci tangan
2. Jelaskan pada pasien mengenai yang akan dilakukan.
3. Periksa identitas pasien, kemudian ambil obat dan masukan ke dalam
spuit.
4. Cari tempat penyuntikan obat pada daerah selang intravena.
5. Lakukan desinfeksi dengan kapas alkohol dan setop aliran.
6. Lakukan penyuntikan denagn memasukan jarum spuit hinnga
menembus bagian tengah dan masukan obat secara perlahan – lahan ke
dalam selang intravena.Setelah selesai, tarik spuit.
7. Periksa kecepatan infus dan observasi reaksi obat
8. Cuci tangan
9. Catat obat yang telah di berikan dan dosisnya

2 . SUNTIKAN INTRA CUTAN (IC)


Prinsipnya memasukan obat kedalam jaringan kulit
Merupakan pemberian obat melalui jaringan intrakutan ini dilakukan di bawah dermis
atau epidermis
Lokasi injeksi intracutan: pada lengan bawah bagian dalam,dada atas dan punggung
dibawah skapula. Lengan kiri umumnya digunakan untuk penapisan TBC dan lengan
kanan digunakan untuk semua pemeriksaan lain.
Tujuan: untuk mengetahui sensitivitas tubuh terhadap obat yang disuntikan agar
menghindarkan pasien dari efek alergi obat (dengan skin test), menentukan diagnosa
terhadap penyakit tertentu (misalnya tuberculin tes).
Peralatan : siring tuberkulin yang dikalibrasi dalam puluhan dan ratusan ml dan jarum
berukuran ¼ – ½ inci, 26 atau 27 gauge. Dosis yang diberikan secara intradermal kecil,
biasanya kurang dari 0,5 ml.
Sudut:10 – 15 derajat.
Spuit yang dipakai : spuit 1 ml dengan ukuran 25, 26, atau 27, panjang jarum ¼ - 5/8 inci.

Contoh Obat Injeksi Intracutan

1. Vaksin Bacillus Calmette Guerrin (BCG) 0,05 ml


2. 0,1 ATS atau ADS + 0,9 NaCl untuk menetralisir endotoksin dari kuman tetanus atau
difteri.
3. Adrenalin 1%.
4. 0,1 ml vaksin sel diploid manusia (pasteur mariex) untuk vaksin rabies.
5. Ekstrak allergen.

Teknik Pemberian Injeksi Intracutan

1. Alat dan bahan

Alat dan bahan yang dibutuhkan pada saat akan melakukan pemberian injeksi
intracutan adalah sebagai berikut :

1. Vial atau ampul obat yang tepat.


2. Spuit steril 1 ml (spuit teberkulin) dan jarum berukuran 25 – 27 yang panjangnya
sampai inci.
3. Kapas alkohol.
4. Kassa segi empat steril berukuran 5×5 cm (pilihan).
5. Sarung tangan non steril (sesuai protokol institusi).
6. Plester (pilihan).
7. Persiapan

Persiapan yang dibutuhkan pada saat akan melakukan pemberian injeksi intracutan
adalah sebagai berikut :

1. Cek catatan pemberian obat. Periksa label obat dan bandingkan dengan catatan
pemberian obat secara cermat untuk memastikan bahwa obat yang benar sedang
disiapkan.
2. Baca label pada obat

Prosedur pemberian obat melalui injeksi intracutan adalah sebagai berikut :

1. Cuci tangan dan observasi prosedur infeksi lainnya yang sesuai (misalnya sarung
tangan bersih).
2. Persiapkan obat dari ampul atau vial untuk proses penarikan obat.
3. Persiapan klien. Periksa gelang pengenal klien. Hal ini memastikan bahwa obat
diberikan kepada klien yang benar.
4. Jelaskan kepada klien bahwa obat akan menimbulkan gelembung kecil seperti
lepuhan. Klien akan merasa sedikit tusukan saat jarum menusuk kulit. Beberapa obat
diabsorbsi secara lambat melalui kapiler hingga kedalam sirkulasiumum dan
gelembung akan menghilang secara bertahap. Obat lain tetap berada di area
penyuntikan dan bereaksi dengan jaringan tubuh untuk menghasilkan kemerahan dan
indurasi (pengerasan), yang perlu diinterprestasikan dalam waktu tertentu (misal
dalam 24 atau 48 jam). Reaksi ini juga akan menghilang secara bertahap. Informasi
akan memfasilitasi penerimaan dan kepatuhan melakukan terapi.
5. Berikan privasi klien.
6. Pilih dan bersihkan lokasi injeksi :
a. Pilih lokasi injeksi (misal pada lengan bawah sekitar satu tangan diatas
pergelangan tangan dan tiga atau empat jari dibawah ruang antekubital).
b. Hindari menggunakan lokasi yang mengalami nyeri tekan, inflamasi, atau
bengkak dan terdapat lesi.
c. Pasang sarung tangan sesuai kebijakan institusi
d. Bersihkan kulit pada lokasi dengan menggunakan gerakan sirkular yang kuat,
dimulai dari bagian tengah dan memutar ke luar. Biarkan area mengering secara
keseluruhan.
7. Siapkan spuit untuk injeksi :
a. Buka tutup jarum saat menunggu antiseptik mengering.
b. Keluarkan setiap gelombang udara yang ada dalam spuit. Gelembung kecil yang
melekat pada plunger tidak menimbulkan masalah. Sedikit udara tidak akan
membahayakan jaringan.
c. Pegang spuit pada tangan dominan, pegang diantara ibu jari telunjuk. Pegang jarum
hampir sejajar dengan permukaan kulit, dengan bevel jarum menghadap keatas.
Kemungkinan obat yang masuk kedalam jaringan subkutaneus meningkat saat
menggunakan sudut lebih besar dari 15º atau dengan bevel menghadap ke bawah
8. Injeksikan cairan :
a. Dengan tangan non dominan, tarik kulit pada lokasi yang akan diinjeksikan
sampai teregang. Sebagai contoh, jika menggunakan lengan bawah dorsal, dengan
perlahan tarik hingga meregangkan kulit bagian ventral. Kulit yang meregang
memudahkan jarum masuk dan menimbulkan lebih sedikit ketidaknyamanan.
b. Masukkan ujung jarum cukup jauh untuk menempatkan bevel melewati epidermis
hingga dermis. Garis bentuk bevel harus dapat terlihat dibawah lapisan kulit.
c. Stabilkan spuit dan jarum, injeksikan obat secara hati – hati dan perlahan sehingga
menghasilkan gelembung kecil (area kulit yang sedikit menojol seperti lepuhan)
pada kulit. Hal ini memverifikasi bahwa obat telah masuk kedalam lapisan dermis.
d. Tarik segera jarum pada sudut yang sama saat dimasukkan. Pasang plester jika
diindikasikan.
e. Jangan memijat area penusukan. Pemijatan dapat menyebarkan obat kedalam
jaringan atau keluar melalui lubang penusukan jarum.
f. Buang spuit dan jarum dengan cara yang aman. Jangan menutup jarum dengan
tangan untuk mencegah cedera karena tusukan jarum.
g. Lepaskan sarung tangan.Lingkari area penusukan dengan tinta untuk
mengobservasi kemerahan atau indurasi (pengerasan) sesuai kebijakan institusi.
9. Dokumentasikan semua informasi yang relevan.
Catat bahan uji yang digunakan, waktu pelaksanaan, dosis obat, rute injeksi, lokasi
injeksi, dan pengkajian keperawatan.

3 . SUNTIKAN INTRAMUSKULAR (IM)


• Pengertian :Merupakan cara memasukkan obat ke dalam jaringan otot.
• Tujuan : pemberian obat dengan absorbsi lebih cepat dibandingkan dengan subcutan,
dan mampu menyerap dalam dosis yang besar.
• Sudut : 90 º
• Spuit yang dipakai : spuit 2-5 ml dengan ukuran 21-25, panjang jarum 1-2 inci (atau
tergantung pada kebutuhan dan ketebalan otot, jenis obat, dan usia klien).

Obat-obatan yang sering dipakai dalam metode ini: Suntik kb, macam2 vaksin, codein
dan metoclopramide.
Lokasi :
1. Pada daerah legan atas (deltoid)
 jumlah obat yang ideal paling kecil (antara 0,5-1 ml).
 Jarum disuntikkan kurang lebih 2,5 cm tepat di bawah tonjolan acromion.
 Organ penting yang mungkin terkena adalah a.brachialis atau n.radialis
2. Pada daerah dorsogluteal (gluteus maximus)
 Hati-hati terhadap n.sciatus dan glutea superior
 Volume suntikan ideal antara 2-4 ml.Minta pasien berbaring ke samping
dengan lutut sedikit fleksi.

3. Pada daerah ventrogluteal (gluteus medius)


 Suntikkan jarum di tengah-tengah huruf V itu, maka jarum akan menembus m.
gluteus medius.
 Volume ideal antara 1-4 ml.
4. Pada daerah bagian luar (vastus lateralis)
 Pada orang dewasa, m. vastus lateralis terletak pada sepertiga tengah paha
bagian luar.
 Volume injeksi ideal antara 1-5 ml (untuk bayi antara 1-3 ml).

5. Pada daerah paha bagian depan (Rectus Femoris)


 Volume injeksi ideal antara 1-5 ml (untuk bayi antara 1-3 ml).
 Lokasi ini jarang digunakan, namun biasanya sangat penting untuk melakukan
auto-injection, misalnya pasien dengan riwayat alergi berat biasanya
menggunakan tempat ini untuk menyuntikkan steroid injeksi yang mereka
bawa kemana-mana.
PROSEDUR TINDAKAN
1. Siapkan obat yang akan disuntikkan, masukkan ke dalam syringe.
2. pastikan identitas pasien. Anda tidak mau menyuntikkan obat ke pasien yang salah.
3. Posisikan pasien dalam posisi yang nyaman
4. Tentukan lokasi penyuntikan yang benar sesuai dengan petunjuk di atas. Bersihkan
kulit di atasnya dengan alkohol atau cairan desinfektan lain.
5. Pegang syringe dengan tangan dominan Anda (gunakan ibu jari dan jari telunjuk).
6. Gunakan tangan non-dominan untuk mengencangkan kulit di sekitar lokasi suntikan.
7. Masukkan jarum sehingga menembus otot yang dicari.
8. Lakukan aspirasi.Bila tidak ada darah, lanjutkan. Bila ada darah, cabut jarum, ulangi
prosedur.
9. Masukkan obat dengan perlahan (1 ml per 10 detik) sampai dosis yang diinginkan
tercapai.
10. Setelah usai, tarik jarum syringe. Tergantung jenis obat yang dimasukkan, ada
beberapa obat yang memerlukan pemijatan ringan untuk membantu penyerapan,
namun ada pula yang tidak. Pahami secara menyeluruh obat yang Anda suntikkan,
atau silahkan baca rekomendasi dari pabrik pembuat obat.
11. Pisahkan jarum dari syringe. Buang keduanya di tempat sampah khusus sampah
medis.
12. Periksa lokasi suntikan sekali lagi untuk memastikan bahwa tidak ada perdarahan,
pembengkakan, atau reaksi-reaksi lain yang terjadi.
13. Catat dalam rekam medis pasien jenis obat yang dimasukkan, jumlahnya, dan waktu
pemberian.

4 . SUNTIKAN SUBCUTAN (SC)


Pengertian: pemberian obat melalui suntikan ke area bawah kulit yaitu pada jaringan
konektif atau lemak di bawah dermis
Tujuan : Pemberian obat subcutan ialah untuk memasukkan sejumlah toksin atau obat
kepada jaringan subcuta di bawah kulit untuk proses di absorbsi .
Jenis obat yang lazim diberikan secara SC :
1. Vaksin
2. Obat-obatan pre operasi
3. Narkotik
4. Insulin
5. Heparin
Sudut : 45 derajat
Spuit dipakai : spuit 2 ml dengan ukuran 25, panjang jarum 5/8 – ½ inci.
3 lokasi umum untuk SC adalah:
1. Perut bawah (abdomen posterior)
2. Area scapula pada punggung atas
3. Paha atas(Paha anterior)
4. Daerah ventrogluteal dan dorsogluteal bagian atas
Pemberian obat melalui subkutan ini umumnya dilakukan dalam program pemberian
insulin yang digunakan untuk mengontrol kadar gula darah.
Pada pemakaian injeksi subkutan untuk jangka waktu yang lama, maka injeksi perlu
direncanakan untuk diberikan secara rotasi pada area yang berbeda,hanya boleh
dilakukan untuk obat yang tidak iritatif terhadap jaringan.
Persiapan dan Prosedur Tindakan :

Persiapan Peralatan

1. Buku catatan pemberian obat


2. Kapas alkohol
3. Sarung tangan sekali pakai
4. Obat yg sesuai
5. Spuit 2 ml dengan ukuran 25, panjang jarum 5/8 hingga ½ inci
6. Bak spuit
7. Plester
8. Baki obat
9. Bengkok
10. Kasa steril

Prosedur Tindakan ;

1. Cuci tangan
2. siapkan obat sesuai dengan prinsip 10benar
3. identifikasi identitas klien
4. beri tahu klien prosedur tindakan yang akan segera dilakukan
5. atur klien pada posisi yg nyaman
6. memilih lokasi penusukan
7. gunakan sarung tangan
8. bersihkan lokasi penusukan dengan kapas alkohol
9. pegang kapas alkohol dengan jari tengah pada tangan yang non dominan
10. buka tutup jarum menggunakan tehnik one hand
11. tarik kulit & jaringan lemak dengan ibu jari & jari tangan non dominan dengan
ujung jarum menghadap ke atas & menggunakan tangan dominan,masukkan
jarum dengan sudut 45º atau 90º .
12. lepaskan tarikan tangan non dominan
13. tarik plunger & observasi adanya darah pada spuit.
14. seandainya tidak ada darah,masukan obat perlahan-lahan.apabila ada darah tarik
kembali jarum dari kulit tekan lokasi penusukan selama 2menit,& observasi
adanya memar, apabila butuh berikan plester,siapkan obat yangbaru.
15. cabut jarum dengan sudut yg sama disaat jarum di masukan,sambil melakukan
penekanan dengan menggunakan kapas alkohol yang telah di desikfetan pada
lokasi penusukan.
16. bila ada perdarahan,tekan lokasi itu bersama memanfaatkan kasa steril hingga
perdarahan mogok.
17. kembalikan posisi klien
18. buang alat yg telah tidak dipakai
19. buka sarung tangan

Tahap Terminasi

1. Melakukan evaluasi dari hasil tindakan yang telah dilakukan


2. Melakukan kontrak untuk kegiatan/tindakan yang akan datang
3. Berpamitan dengan klien
4. Membereskan/merapihkan alat-alat yang telah digunakan ketika tindakan
5. Mencuci tangan
6. Mencatat/mendokumentasikan kegiatan dalam lembar catatan
BAB III

PENUTUP

Simpulan

Dalam pemberian obat injeksi dilakukan dengan sediaan steril berupa larutan, emulsi
atau suspensi atau serbuk yang harus dilarutkan atau disuspensikan lebih dahulu
sebelum digunakan, yang disuntikkan dengan cara menusuk jaringan ke dalam otot
atau melalui kulit. Dan setiap rute injeksi dilakukan berdasarkan tipe jaringan yang
akan diinjeksi obat. Karakteristik jaringan memengaruhi absorpsi obat dan awitan
kerja obat.Dan obat dapat diberikan dengan berbagai cara disesuaikan dengan kondisi
pasien, diantaranya : Injeksi Subkutan (SC), Injeksi Intramuskular (IM), Injeksi
Intradermal (ID), Injeksi Intravena (IV).

Saran

Walaupun obat menguntungkan klien, namun ada beberapa obat dapat menimbulkan
efek samping dan apabila pemberian obat tersebut tidak sesuai dengan anjuran yang
sebenarnya maka akan menimbulkan efek yang berbahaya. Hal ini tentunya dapat
menimbulkan kerugian bahkan akibatnya bisa fatal. Oleh karena itu, kita sebagai
perawat kiranya harus melaksanakan tugas kita dengan sebaik-baiknya tanpa
menimbulkan masalah-masalah yang dapat merugikan diri kita sendiri maupun orang
lain
` REFERENSI
Beyea SC, Nicholl LH (1995) Administration of medications via the intramuscular route: anintegrative review of
the literature and research-based protocol for the procedure.Applied Nursing Research. 5, 1, 23-33.
Burden M (1994) A practical guide to insulin injections. Nursing Standard. 8, 29, 25-29. Campbell J (1995)
Injections. Professional Nurse.10, 7, 455-458.
Chaplin G et al (1985) How safe is the air bubble technique for IM injections? Not very say these experts.
Nursing. 15, 9, 59. Cockshott WP et al (1982) Intramuscular or intralipomatous injections. New England Journal
of Medicine. 307, 6, 356-358.
Covington TP, Trattler MR (1997) Learn how to zero in on the safest site for an intramuscular injection. Nursing.
January, 62-63. Dann TC (1969) Routine skin preparation before injection. An unnecessary procedure. Lancet. ii,
96-98.
Katsma D, Smith G (1997) Analysis of needle path during intramuscular injection. NursingResearch. 46, 5, 288-
292.
Keen MF (1986) Comparison of Intramuscular injection techniques to reduce site discomfort and lesions. Nursing
Research. 35, 4, 207-210.
Koivisto VA, Felig P (1978) Is skin preparation necessary before insulin injection? Lancet. i,
1072-1073.
MacGabhann L (1998) A comparison of two injection techniques. Nursing Standard. 12, 37, 39-41.
Peragallo-Dittko V (1997) Rethinking subcutaneous injection technique. American Journal of Nursing. 97, 5, 71-
72.

Anda mungkin juga menyukai