LP Sol
LP Sol
Idiopatik
Tumor otak
Penekananjaringanotak Bertambahnyamassa
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. CT Scan : Memberi informasi spesifik mengenal jumlah, ukuran,
kepadatan, jejas tumor, dan meluasnya edema serebral sekunder serta
member informasi tentang sistem vaskuler
2. MRI :Membantu dalam mendeteksi jejas yang kecil dan tumor didalam
batang otak dan daerah hiposisis, dimana tulang menggangu dalam
gambaran yang menggunakan CT Scan
3. Biopsistereotaktik : Dapat mendiagnosa kedudukan tumor yang dalam
dan untuk memberi dasar pengobatan serta informasi prognosisi
4. Angiografi : Memberi gambaran pembuluh darah serebal dan letak tumor
5. Elektroensefalografi( EEG ) : Mendeteksi gelombang otak abnormal.
G. PENATALAKSANAAN
Metode umum untuk penatalaksanaan tumor otak meliputi:
1. Pembedahan
o Pembedahan intracranial biasanya dilakukan untuk seluruh tipe kondisi
patologi dari otak untuk mengurangi TIK dan mengangkat tumor.
o Pembedahan ini dilakukan melalui pembukaan tengkorak, yang disebut
dengan Craniotomy.
o Perawatan pre operasi pada pasien yang dilakukan pembedahan
intracranial adalah:
a. Mengkaji keadaan neurologi dan psikologi pasien
b. Memberi dukungan pasien dan keluarga untuk mengurangi perasaan-
perasaan takut yang dialami.
c. Memberitahu prosedur tindakan yang akan dilakukan untuk
meyakinkan pasien dan mengurangi perasaan takut.
d. Menyiapkan lokasi pembedahan, yaitu: kepala dengan menggunakan
shampo antiseptik dan mencukur daerah kepala.
o Menyiapkan keluarga untuk penampilan pasien yang dilakukan
pembedahan, meliputi :
a. Balutan kepala.
b. Edema dan ecchymosis yang biasanya terjadi dimuka.
c. Menurunnya status mental sementara.
Perawatan post operasi, meliputi :
2. Radioterapi
Biasanya merupakan kombinasi dari terapi lainnya tapi tidak jarang pula
merupakan therapi tunggal. Adapun efek samping : kerusakan kulit di
sekitarnya, kelelahan, nyeri karena inflamasi pada nervus atau otot pectoralis,
radang tenggorkan.
3. Chemoterapi
Kemoterapi dilakukan dalam berbagai cara, termasuk secara sistemik,
intracranial atau dengan memasukkan polimer yang membawa agen
kemoterapi secara langsung ke jaringan tumor. Masalah utama dengan
komplikasi depresi sum-sum tulang, paru, dan hepar tetap merupakan factor
penyulit utama dalam kemoterapi. Sawar darah otak juga mempersulit
pemberian agen kemoterapi. Penelitian sawar darah otak dengan manitol
hiperosmotik member hasil yang mengecewakan, penelitian mengenai
penggunaan dexametason untuk menutup sawar darah otak dan efek obat
antiepilepsi pada metabolism obat kemoterapi masih terus dilakukan dan
mulai memberikan hasil.
4. Manipulasi hormonal.
Biasanya dengan obat golongan tamoxifen untuk tumor yang sudah
bermetastase.
5. Terapi Steroid
Steroid secara dramatis mengurangi edema sekeliling tumor intrakranial,
namun tidak berefek langsung terhada tumor.Pemilihan terapi ditentukan
dengan tipe dan letak dari tumor. Suatu kombinasi metode sering dilakukan.
H. KOMPLIKASI
1. Gangguan fungsi neurologis
2. Gangguan kognitif
3. Gangguan tidur dan mood
4. Disfungsi seksual
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN SOL
A. Pengkajian
1. Anamnesis
a. Identitas klien : nama, usia, jenis kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan,
agama, suku bangsa, tgl MRS, askes, dst.
b. Keluhan utama : nyeri kepala disertai penurunan kesadaran.
c. Riwayat penyakit sekarang : demam, anoreksi dan malaise peninggian
tekanan intrakranial serta gejala nerologik fokal.
d. Riwayat penyakit dahulu : pernah, atau tidak menderita infeksi telinga
(otitis media, mastoiditis) atau infeksi paru – paru (bronkiektaksis, abses
paru, empiema), jantung (endokarditis), organ pelvis, gigi dan kulit).
2. Pemeriksaan fisik
- Keadaan umum
- Pola fungsi kesehatan
a. Aktivitas / istirahat
Gejala : malaise
Tanda : Ataksia, masalah berjalan, kelumpuhan, gerakan involunter.
b. Sirkulasi
Gejala : adanya riwayat kardiopatologi, seperti endokarditis
Tanda : TD : meningkat
N : menurun (berhubungan dengan peningkatan TIK dan pengaruh pada
vasomotor).
c. Eliminasi
Gejala : -
Tanda : adanya inkonteninsia dan atau retensi.
d. Nutrisi
Gejala : kehilangan nafsu makan, disfagia (pada periode akut)
Tanda : anoreksia, muntah, turgor kulit jelek, membran mukosa kering.
e. Hygiene
Gejala : -
Tanda : ketergantungan terhadap semua kebutuhan, perawatan diri
(pada periode akut).
f. Neurosensori
Gejala : sakit kepala, parestesia, timbul kejang, gangguan penglihatan.
Tanda : penurunan status mental dan kesadaran. Kehilangan memori,
sulit dalam keputusan, afasia, mata : pupil unisokor (peningkatan TIK),
nistagmus, kejang umum lokal.
g. Nyeri / kenyamanan
Gejala : sakit kepala mungkin akan diperburuk oleh ketegangan, leher /
pungung kaku.
Tanda : tampak terus terjaga, menangis / mengeluh.
h. Pernapasan
Gejala : adanya riwayat infeksi sinus atau paru
Tanda : peningkatan kerja pernapasan (episode awal). Perubahan mental
(letargi sampai koma) dan gelisah
i. Keamanan
Gejala : adanya riwayat ISPA / infeksi lain meliputi : mastoiditis,
telingatengah, sinus abses gigi, infeksi pelvis, abdomen atau kulit, fungsi
lumbal, pembedahan, fraktur pada tengkorak / cedera kepala.
5. Evaluasi
Evaluasi sumatif disesuaikan dengan tujuan dan kriteria hasil yang telah
disusun di dalam intervensi untuk mengetahui masalah pasien telah teratasi
ataupun tidak, sehingga dapat ditentukan rencana selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA